Menurut pendapat Rapar (1996), ada beberapa sifat dasar filsafat, antara
lain :
Filsafat telah, sedang, dan akan terus berupaya membebaskan manusia dari
kekurangan dan kemiskinan pengetahuan, yang menyebabkan manusia menjadi
picik dan dangkal. Filsafat pun membebaskan manusiadari cara berpikir yang
tidak teratur dan tidak jernih. Filsafat juga membebaskan manusia dari cara
berpikir tidak kritis yang membuat manusia mudah menerima kebenaran-
kebenaran semu yang menyesatkan. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa filsafat
membebaskan manusia dari segala jenis “penjara” yang hendak mempersempit
ruang gerak akal budi manusia.
Dan akhirnya filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir yang tak
utuh dan begitu fragmentaris dengan membimbing manusia untuk berpikir secara
integraldan koheren.
Cabang-cabang Filsafat
Meskipun filsafat bertanya tentang seluruh kenyataan, namun dalam
kenyataannya selalu salah satu segi dari ke-nyataan itulah menjadi titik fokus
penyelidikannya. Filsafat selalu bersifat “filsafat tentang” sesuatu tertentu,
misalnya: filsafat tentang manusia, filsafat tentang alam, filsafat ke-budayaan,
filsafat agama. Semua jenis “filsafat tentang” sesuatu tertentu tersebut dapat
dikembalikan kepada se-puluh cabang filsafat, dan sepuluh cabang ini masih dapat
dikembalikan lagi kepada empat bidang induk, seperti kelihatan dalam skema ini
(Hamersma, 1981, 14-27):
1. Filsafat tentang pengetahuan:
a.epistemologi
b.logika
c.kritik ilmu-ilmu
2.Filsafat tentang keseluruhan kenyataan (metafisiska):
a.metafisika umum (ontologi)
b.metafisiska khusus, terdiri dari:
(1). Teologi metafisik
(2). Antropologi
(3). Kosmologi
3. Filsafat tentang tindakan:
a.etika
b.estetika