Anda di halaman 1dari 62

MODUL ETIKA DAN FILSAFAT KIMIA

KELOMPOK
ANNISA RAHMADHANI
ELA SUCIA
SUNARTI SIREGAR
DION GUSTI ANANDA
SEPTIANI YUSRO
SALSABILA
TEGAR
PLASIDUS VIPAR ZONES LAI’A

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS MIPA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
PEKANBARU
2021
Defenisi Filsafat

Secara etimologi istilah filsafat berasal dari bahasa Arab,


yaitu falsafah. Ada pula yang berpendapat bahwa istilah tersebut
berasal dari bahasa Inggris “psilosophy”. Kedua istilah tersebut
berakar kepada bahasa Yunani yaitu “philosophia”. Istilah tersebut
memiliki dua unsur asasi, yaitu: “philein” dan “shopia”. Philien
berarti cinta, sedangkan sophia berarti kebijaksanaan.

Secara umum

Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau


sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mcngenai
kehidupan yang dicita-citakan.Filsafat juga diartikan sebagai suatu
sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala
sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan
menyeluruh dengan segala hubungan.

Pudjo Sumedi AS., Drs.,M.Ed. dan Mustakim, S.Pd.,MM,

Istilah dari filsafat berasal bahasa Yunani : ”philosophia”.


Seiring perkembangan jaman akhirnya dikenal juga dalam berbagai
bahasa, seperti : ”philosophic” dalam kebudayaan bangsa Jerman,
Belanda, dan Perancis; “philosophy” dalam bahasa Inggris;
“philosophia” dalam bahasa Latin; dan “falsafah” dalam bahasa
Arab.

Al Farabi

1|M o d ul Fils afa t Ki mia


Filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) tentang alam maujud
bagaimana hakikat yang sebenarnya.

Plato ( 428 -348 SM )

Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang


ada. Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai
pengetahuan kebenaran yang asli.

Aristoteles ( 384 – 322 SM)

Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas


segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali.
Tugas penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat

2|M o d ul Fils afa t Ki mia


dengan ilmu. Filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) yang meliputi
kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika,
logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.

Cicero ( 106 – 43 SM )

Filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “the mother of


all the arts“ ia juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni
kehidupan).

Johann Gotlich Fickte (1762-1814 )

Filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu),


yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan
sesuatu bidang atau jenis kenyataan. Filsafat memperkatakan

3|M o d ul Fils afa t Ki mia


seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari
seluruh kenyataan.

Paul Nartorp (1854 – 1924 )

Filsafat sebagai Grunwissenschat (ilmu dasar) yang hendak


menentukan kesatuan pengetahuan manusia dengan menunjukan
dasar akhir yang sama, yang memikul sekaliannya.

Imanuel Kant ( 1724 – 1804 )

4|M o d ul Fils afa t Ki mia


Filsafat adalah ilmu pengetahuan yange menjadi pokok dan
pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat
persoalan.

Apakah yang dapat kita kerjakan ? (jawabannya Metafisika)

Apakah yang seharusnya kita kerjakan? (jawabannya Etika)

Sampai dimanakah harapan kita ? (jawabannya Agama)

Apakah yang dinamakan manusia ? (jawabannya Antropologi )

Notonegoro

Filsafat menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya dari


sudut intinya yang mutlak, yang tetap tidak berubah, yang disebut
hakekat.

Driyakarya

Filsafat sebagai perenungan yang sedalam-dalamnya


tentang sebab-sebabnya ada dan berbuat, perenungan tentang
kenyataan yang sedalam-dalamnya sampai “mengapa yang
penghabisan“.

Sidi Gazalba

5|M o d ul Fils afa t Ki mia


Berfilsafat ialah mencari kebenaran dari kebenaran untuk
kebenaran, tentang segala sesuatu yang di masalahkan, dengan
berfikir radikal, sistematik dan universal.

Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepecayaan terhadap


kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis.
Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap
kepercayaan dan sikap yang dijunjung tinggi; Filsafat adalah suatu
usaha untuk memperoleh suatu pandangan keseluruhan; Filsafat
adalah analisis logis dari bahasa dan penjelasan tentang arti kata dan
pengertian (konsep); Filsafat adalah kumpulan masalah yang
mendapat perhatian manusia dan yang dicirikan jawabannya oleh
para ahli filsafat.

Hasbullah Bakry

Ilmu Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu


dengan mendalam mengenai Ke-Tuhanan, alam semesta dan
manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang
bagaimana sikap manusia itu sebenarnya setelah mencapai
pengetahuan itu.

Prof. Mr. Mumahamd Yamin

6|M o d ul Fils afa t Ki mia


Filsafat ialah pemusatan pikiran, sehingga manusia
menemui kepribadiannya seraya didalam kepribadiannya itu
dialaminya kesungguhan.

Prof.Dr. Ismaun, M.Pd.

Filsafat ialah usaha pemikiran dan renungan manusia


dengan akal dan qalbunya secara sungguh-sungguh, yakni secara
kritis sistematis, fundamentalis, universal, integral dan radikal untuk
mencapai dan menemukan kebenaran yang hakiki (pengetahuan,
dan kearifan atau kebenaran yang sejati.

Bertrand Russel

Filsafat adalah sesuatu yang berada di tengah-tengah


antara teologi dan sains. Sebagaimana teologi, filsafat berisikan
pemikiran-pemikiran mengenai masalah-masalah yang
pengetahuan definitif tentangnya, sampai sebegitu jauh, tidak bisa
dipastikan; namun, seperti sains, filsafat lebih menarik perhatian
akal manusia daripada otoritas tradisi maupun otoritas wahyu.

7|M o d ul Fils afa t Ki mia


LANDASAN BERFIKIR FILSAFAT

Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang


sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran atau
rasio. Hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat adalah 1)
Keheranan; 2) Kesangsian; 3) Kesadaran akan keterbatasan karena
merasa dirinya sangat kecil, sering menderita, dan sering mengalami
kegagalan. Hal ini mendorong pemikiran bahwa di luar manusia yang
terbatas, pasti ada sesuatu yang tidak terbatas.

Dalam kehidupan, adakalanya kita dapat menggolongkan manusia


kedalam beberapa jenis berdasarkan pengetahuannya, yaitu:

 Orang yang mengetahui tentang apa yang diketahuinya;

 Orang yang mengetahui tentang apa yang tidak


diketahuinya;

 Orang yang tidak mengetahui tentang apa yang


diketahuinya;

 Orang yang tidak mengetahui tentang apa yang tidak


diketahuinya.

Orang dapat memperoleh pengetahuan yang benar apabila


orang tersebut termasuk golongan 1) dan sekaligus 2) yaitu Orang
yang mengetahui tentang apa yang diketahuinya sekaligus Orang
yang mengetahui apa yang tidak diketahuinya. Dengan demikian
maka filsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah kita ketahui
dan apa yang belum kita ketahui. Pengetahuan diperoleh dari rasa
ingin tahu, kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu dan filsafat
dimulai dari kedua-duanya.

Tidak semua orang mampu berfilsafat, orang yang akan


mampu berfilsafat apabila memiliki sifat rendah hati, karena
memahami bahwa tidak semuanya akan dapat diketahui dan merasa
dirinya kecil dibandingkan dengan kebesaran alam semesta. Filsuf

8|M o d ul Fils afa t Ki mia


Faust mengatakan : ”Nah disinilah aku, si bodoh yang malang, tak
lebih pandai dari sebelumnya”. Socrates menyadari kebodohannya
dan berkata “yang saya ketahui adalah bahwa saya tak tahu apa-
apa”. Sifat selanjutnya adalah bersedia untuk mengoreksi diri dan
berani berterus terang terhadap seberapa jauh kebenaran yang
sudah dijangkaunya. Ilmu merupakan pengetahuan yang kita alami
sejak bangku sekolah dasar sampai pendidikan lanjutan dan
perguruan tinggi. Berfilsafat tentang ilmu berarti kita berterus
terang kepada diri sendiri mengenai:

Apakah yang sebenarnya yang saya ketahui tentang ilmu?;

Apakah ciri-ciri yang hakiki tentang ilmu dibanding dengan yang


bukan ilmu?;

Bagaimanakah saya tahu bahwa ilmu yang saya ketahui memang


benar?;

Kriteria apa untuk menentukan kebenaran?;

Mengapa kita harus mempelajari ilmu?;

Apakah kegunaan ilmu itu?.

Befilsafat adalah merenung, orang berfilsafat diibaratkan


seperti seseorang di malam hari yang cerah memandang ke langit
melihat bintang-bintang yang bertaburan dan merenungkan hakekat
dirinya dalam lingkungan alam semesta. Hamlet berkata “Ah
Horaito, masih banyak lagi di langit dan di bumi, selain yang terjaring
dalam filsafatmu”. Inilah karakteristik berpikir filsafat yang pertama
yaitu “menyeluruh”.

Seorang yang picik akan merasa sudah memiliki ilmu yang


sangat tinggi dan memandang oang lain lebih rendah, atau
meremehkan pengetahuan orang lain, bahkan meremehkan moral,
agama, dan estetika. Orang yang berfilsafat seolah-olah memandang
langit sembari merenungkan bahwa betapa kecil dirinya

9|M o d ul Fils afa t Ki mia


dibandingkan seisi alam semesta, bahwa betapa diatas langit masih
ada langit, dan akhirnya dia menyadari kekerdilan dan
kebodohannya. Seperti Socrates yang berkata ”Ternyata saya tak
tahu apa-apa”. Selanjutnya Socrates berpikir filsafati yakni dia tidak
percaya bahwa ilmu yang sudah dimilikinya itu benar dan bertanya-
tanya mengenai apakah kriteria untuk menyatakan kebenaran?,
apakah kriteria yang digunakan tersebut sudah benar?, dan apakah
hakekat kebenaran itu sendiri?. Socrates berpikir tentang ilmu
secara mendalam dan ini merupakan karakteristik berpikir filsafat
yang kedua yaitu “mendasar”.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut berputar-putar dan


melingkar yang seharusnya mempunyai titik awal dan titik akhir.
Namun bagaimana menentukan titik awal?. Akhirnya untuk
menentukan titik awal, kita hanya bisa berspekulasi. Inilah
karakteristik berpikir filsafat yang ketiga yaitu “spekulatif”.

Akhirnya kita menyadari bahwa semua pengetahuan yang


sekarang ada dimulai dari spekulasi. Dari serangkaian spekulasi kita
dapat memilih buah pikiran yang dapat diandalkan yang merupakan
titik awal dari penjelajahan pengetahuan. Dengan demikian
lengkaplah 3 karakter berpikir filsafat yaitu meneyeluruh, mendasar
dan spekulatif.

Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani “philosophia” dari


kata “philos” artinya cinta dan “Sophia” artinya pengetahuan yang
bijaksana. Kemunculan filsafat pada abad ke 5 SM merupakan
pendobrakan terhadap jaman mitos pada masa itu.

Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan


dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep
mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-
eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan
mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu,
memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi

10 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah
proses dialektika.

Filsafat juga berarti pengetahuan dan penyelidikan dengan


akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal dan
hukumnya filsafat artinya pengetahuan metodis, sistematis dan
koheren (bertalian) tentang seluruh kenyataan. Filsafat adalah
berfikir secara mendalam,sistematik, radikal dan universal dalam
mencari kebenaran, inti atau hakikat tentang segala sesuatu yang
ada.

Berfilsafat berarti mempertanyakan dasar dan asal usul dari


segala-galanya, ataupun induk dari segala pengetahuan. Berfilsafat
didorong untuk mengetahui apa yang telah kita ketahui dan apa
yang belum kita ketahui dalam kemestaan yang seakan tak terbatas.
Berfilsafat berarti berendah diri, mengoreksi diri, dan keberanian
berterus terang.

SEJARAH PERKEMBANGAN FILSAFAT ILMU KIMIA

• Filosofi kimia mempertimbangkan metodologi dan asumsi


yang mendasari ilmu kimia. Hal ini dieksplorasi oleh filsuf,
kimiawan, filsuf dan tim ahli kimia. Untuk sebagian besar
sejarah, filsafat ilmu telah didominasi oleh filsafat fisika,
namun pertanyaan filosofis yang muncul dari kimia telah
menerima perhatian yang meningkat sejak paruh kedua
abad ke-20.

• Meskipun abad ke 17 membawa perpecahan fundamental


dalam fundamental ilmu pengetahuan matematika dan
eksperimental serta banyak filsuf terkenal yang cenderung
ke arah tradisi matematika, diskusi filosofis tentang kimia
tidak berhenti pada saat itu. Kant, dalam karya anumerta
menulis secara ekstensif tentang kimia. Seperti yang
dilakukan oleh Hegel, Scheling dan khususnya Engels
“dialektika materialisme”, yang kemudian mengilhami

11 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
generasi filsul abad ke-20 di negara negara komunis untuk
merefleksikan kimia.

• Ahli kimia abad ke-19 dan ke-20 Leibig, Duhem, Ostwald


dan Polanyi terlibat dalam persoalan filosofis meskipun
pengaruh mereka memudar saat filsafat ilmu
memantapkan dirinya sebagai cabang yang tergantung
pada filsafat abad 20.

• Negara yang berbahasa Jerman dan Inggris, filsafat ilmu


secara profesional berfokus pada tradisi matematika,
dengan topik favorit statistik, logika matematika, teori
relaivitas, dan mekanika kuantum.

• Di Perancis, dua orang filsuf kimia yang terkenal yaitu Emile


Mayerson dan Gaston Bachelard yang paling berpengaruh
dalam membentuk epistemologice dan filsafat ilmu
Perancis.

• Khun seorang ahli kimia yang mengembangkan teorinya


tentang paradigma pada model revolusi kimia.

HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN SAINS

Filsafat dikatakan sebagai mother of science. Dalam


perkembangannya filsafat melahirkan cabang-cabang ilmu, yang
berkembang menjadi ranting-ranting ilmu, sub-ranting ilmu.

Filsafat mempunyai dua pengertian:

Pertama filsafat sebagai produk: mengandung arti filsafat


sebagai jenis ilmu pengetahuan, konsep-konsep, teori, sistem aliran
yang nerupakan hasil proses berfilsafat.

Kedua filsafat sebagai suatu proses, dalam hal ini filsafat


diartikan sebagai bentuk aktivitas berfisafat sebagai proses

12 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
pemecahan masalah dengan menggunakan cara dan metode
tertentu.

Hubungan ilmu pengetahuan (sains) dengan filsafat. Sains


atau ilmu pengetahuan pada zaman klasik tak terpisah dengan
filsafat. Pengetahuan yang kita punya saat ini adalah bawaan dari
alam. Proses berfikir sama dengan proses mengingat apa-apa yang
pernah dilihat oleh manusia di alam idea dahulu. Pengetahuan
manusia bersifat apriori (mendahului pengalaman). Ilmu
pengetahuan mengisi filsafat dengan sejumlah besar materi yang
faktual dan deskriptif, yang sangat perlu dalam pembinaan suatu
filsafat. Banyak ilmuan yang juga filsuf. Para filsuf terlatih di dalam
motede ilmiah, dan sering pula menuntut minat khusus dalam
beberapa ilmu.

Pada awalnya filsafat sains lebih berupa metodologi atau


telaah tentang tata kerja atau metode dalam berbagai sains serta
pertanggungjawabanya secara rasional. Pada akhirnya kita memang
melihat adanya sebuah hubungan antara filsafat dengan sains.
Keduanya memiliki spirit dan tujuan yang sama yaitu jujur dan selalu
mencari kebenaran. Dalam pencarian kebenaran ini sains
menentukan kebenarannya dengan ada tidak adanya dengan
langkah-langkah dan batas-batas tertentu, yaitu dengan metode
ilmiah. Tetapi penyelidikan pikiran manusia yang selalu ingin tahu,
melewati batas-batas ini dan menuntut perembesan terhadap
wilayah yang berada di balik bidang sains, dengan demikian lalu
filsafat muncul

Filsafat adalah ilmu pengetahuan dengan objek material


adalah: yang “Ada” mencakup manusia, alam,Tuhan (anthropos,
cosmos, Theos) beserta problematika di dalamnya, sedangkan objek
formal filsafat adalah menelaah objek materialnya secara mendalam
sampai ditemukan hakekat/intisari permasalahan. Tidak semua
kegiatan berpikir itu adalah suatu aktivitas berfilsafat. Kegiatan
berpikir secara kefilsafatan (dalam arti sebagai) ilmu memiliki ciri-ciri

13 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
sebagai berikut: Kritis Radikal-Konseptual-Koheren-
RasionalSpekulatif-Sistematis-Komprehensif-BebasUniversal filsafat
telah berkembang menjadi ilmu-ilmu khusus, di dalam filsafat sendiri
mempunyai cabangcabang yang terus berkembang sesuaia dengan
perkembangan permasalahan yang dihadapi. Cabang filsafat yang
pokok adalah: Ontologi-Epistemologi-Metodologi-Logika-Etika-
Estetika. Cabang-Cabang filsafat ini merupakan lingkaran pertama,
selanjutnya masih adal lingkaran ke dua seperti: filsafat sosial,
filsafat politik, filsafat kukum, filsafat ekonomi, filsafat agama, dan
lingkaran ke tiga seperti: filsafat ilmu, filsafat kebudayaan, filsafat
bahasa, filsafat lingkungan.

Pengertian ilmu kimia

• Chemistry is the study of the composition, structure,


properties, and interctions of matter. Menurut pengertian
tersebut, berarti ilmu kimia mempelajari tentang susunan,
struktur, sifat, perubahan serta energi yang menyertai
perubahan suatu materi. Misalkan kita membahas “air”,
maka secara sederhana yang dipelajari oleh ilmu kimia
tentang air adalah mengenai:

• Bagaimana atom-atom hidrogen dan oksigen tersusun


dalam sebuah molekul air dengan membentuk struktur
molekul karena kita mengetahui rumus molekul air adalah
H2O.

• Bagaimana sifat-sifat air dihubungkan dengan susunan dan


struktur tersebut. Air dapat mengalami perubahan wujud
tertentu Serta Seberapa besar energi yang dihasilkan atau
diserap pada perubahan tersebut.

Kimia adalah ilmu yang mempelajari struktur dan


transformasi materi.Ketika Aristoteles membangun ladang pada

14 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
abad ke 4 SM, pegangan konseptualnya tentang sifat materi yang
disesuaikan untuk mengakomodasi berbagai fenomena yang relatif
sederhana diamati.Pada abad ke-21, kimia telah menjadi disiplin
ilmu terbesar, memproduksi lebih dari setengah juta publikasi mulai
dari penyelidikan empiris langsung untuk bekerja teoritis
substansial.Namun, kepentingan khusus dalam isu-isu konseptual
yang timbul dalam bidang kimia, selanjutnya Filsafat Kimia, adalah
tambahan yang relatif baru untuk filsafat ilmu.

Adapun bagian yang terpenting dari ilmu kimia adalah


mempelajari reaksi kimia, perubahan yang terjadi bila senyawa kimia
berinteraksi membentuk suatu senyawa baru yang berbeda. Reaksi
kimia merupakan suatu hal yang menakjubkan untuk diteliti dan
merupakan bagian yang menyenangkan dari ilmu kimia untuk
memperhatikan terjadinya reaksi kimia.

Hubungan Antara Filsafat dengan ilmu kimia

Setiap jenis pengetahuan selalu mempunyai ciri-ciri yang


spesifik mengenai apa (ontologi), bagaimana (epistemologi) dan
untuk apa (aksiologi) pengetahuan tersebut disusun. Ketiga landasan
ini saling berkaitan; ontologi ilmu terkait dengan epistemologi ilmu,
epistemologi ilmu terkait dengan aksiologi ilmu. Secara detail, tidak
mungkin bahasan epistemologi terlepas sama sekali dari ontologi
dan aksiologi. Apalagi bahasan yang didasarkan model berpikir
sistematik, justru ketiganya harus senantiasa dikaitkan.

Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa hakekat ilmu


kimia adalah bahwa benda itu bisa mengalami perubahan bentuk
maupun susunan partikel. Setelah kita mengetahui bahwa wujud itu
bisa berubah dari bentuk satu ke wujud yang lain, kita harus
mengetahui bahwa perubahan itu akan membawa manfaat atau
tidak. Maksudnya apakah wilayah ontologi dan epistemologi sudah
terpenuhi, tetapi belum tentu pada wilayah aksiologi. Untuk itu

15 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
wilayah aksiologi menjadi penting untuk dikaji bagi ilmuan kimia.
Artinya adanya hubungan filsafat dengan ilmu, khususnya ilmu
kimia.

Aksiologi ilmu meliputi nilai-nilai (values) yang bersifat


normatif dalam pemberian makna terhadap kebenaran atau
kenyataan sebagaimana dalam kehidupan kita yang menjelajahi
berbagai hal.

Sesungguhnya ilmu kimia sangat dekat dengan kehidupan


jika setiap orang memahami kimia secara menyeluruh dan
mendalaminya. Namun, timbulnya persepsi buruk masyarakat
terhadap kimia sebetulnya karena manusia terlalu acuh tak acuh
dengan wilayah aksiologi kimia itu sendiri. Seolah-olah tugas
manusia telah selesai di tataran epistemologi dan ontologi saja,
padahal wilayah aksiologilah yang paling menentukan apakah ilmu
kimia itu membawa manfaat. Padahal ilmu kimia tidak bisa lepas dari
nilai, begitu juga dengan ilmu-ilmu yang lain. Semua tidak bisa lepas
dari nilai, karena yang manusia temukan pasti mempunyai tujuan
tersendiri.

Contohnya para pedagang yang menambahkan bahan-


bahan kimia pada makanan yang seharusnya bahan-bahan kimia
tersebut bukan sebagai bahan tambahan dalam makanan atau tidak
boleh dikonsumsi. Namun cara tersebut dianggap mampu
mendapatkan keuntungan yang lebih. Disinilah letak kesalahan
pemahaman masyarakat. Hal ini tentunya akan berhubungan
dengan filsafah dalam hal akisologi tersendiri. Contoh lain dalam
bidang militer, kimia seolah menjadi landasan untuk menciptakan
senjata yang paling menakutkan, efisien dan berdaya guna yang
hebat.

Jika setiap manusia menemukan ilmu dengan memandang


wilayah aksiologi, maka ilmu tersebut akan memiliki nilai yang tinggi.
Contoh terapan ilmu kimia yang memandang wilayah aksiologi yaitu

16 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
mengenai peluruhan atom yang dapat dimanfaatkan oleh manusia
untuk tujuan tertentu. Peluruhan atom telah diketahui oleh
ilmuwan, bahwa dalam proses peluruhan atau fisi sebuah unsur akan
disertai pelepasan energi beberapa elektron yang tentunya dapat
dimanfaatkan, misalkan untuk pembangkit listrik tenaga nuklir.

Contoh lain yang lebih sederhana misalnya memanfaatkan


limbah-limbah menjadi suatu hal yang bermanfaat bagi masyarakat.
Pada pabrik “Sidomuncul” mengolah limbah-limbah hasil produksi
menjadi suatu pupuk cair yang bisa memberi keuntungan bagi pabrik
sendiri maupun masyarakat. Dengan demikian diperlukannya
filsafah dan khususnya ilmu kimia menjadi satu-kesatuan yang
terhubung baik.

Jadi wilayah aksiologi ini berhubungan dengan hati nurani


manusia dan agama yang berbicara. Akan tetapi, jika mengacu pada
proses timbulnya ilmu kimia bahwa bermacam-macam wujud yang
ada ini pada dasarnya berasal dari wujud tunggal, dalam Islam
adalah bahwa segala yang ada itu berasal dari wujud Allah, sudah
selayaknya jika kehadiran ilmu kimia ini ditarik lagi ke wujud tunggal
tersebut yaitu digunakan untuk menyenangkan sesama makhluk
Tuhan.

Filsafat sebagai fasilitator ilmu kimia hanyalah sebatas


untuk mengungkap isi yang terkandung dalam wilayah kimia serta
mencari gejala-gejala ilmiah yang ada dialam semesta ini yang
akhirnya dimasukkan ke wilayah ilmu kimia. Tanpa filsafat yang
mengungkap mengenai sesuatu yang tersembunyi ditubuh alam
semesta ini maka perkembangan ilmu, khususnya kimia, hanya akan
mengalami stagnansi, kemandekan. Maka, berfilsafat merupakan
syarat dasar bagi kemajuan sebuah ilmu pengetahuan dalam hal ini
khususnya ilmu kimia dan agama menjadi penuntun ke mana ilmu
pengetahuan akan dibawa. Ketika filsafat, ilmu sains dan ilmu kimia
saling berkontribusi dengan baik, maka ilmu kimia itu sendiri akan
terus berkembang dan bermanfaat bagi banyak masyarakat.

17 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
Meskipun secara historis antara ilmu dan filsafat pernah
merupakan suatu kesatuan, namun dalam perkembangannya
mengalami divergensi, dimana dominasi ilmu lebih kuat
mempengaruhi pemikiran manusia, kondisi ini mendorong pada
upaya untuk memposisikan ke duanya secara tepat sesuai dengan
batas wilayahnya masing-masing, bukan untuk mengisolasinya
melainkan untuk lebih jernih melihat hubungan keduanya dalam
konteks lebih memahami khazanah intelektual manusia

Adapun persamaan (lebih tepatnya persesuaian) antara


ilmu dan filsafat adalah bahwa keduanya menggunakan berpikir
reflektif dalam upaya menghadapi/memahami fakta-fakta dunia dan
kehidupan, terhadap hal-hal tersebut baik filsafat maupun ilmu
bersikap kritis, berpikiran terbuka serta sangat konsen pada
kebenaran, di samping perhatiannya pada pengetahuan yang
terorganisir dan sistematis.

Sementara itu perbedaan filsafat dengan ilmu lebih


berkaitan dengan titik tekan, dimana ilmu mengkaji bidang yang
terbatas, ilmu lebih bersifat analitis dan deskriptif dalam
pendekatannya, ilmu menggunakan observasi, eksperimen dan
klasifikasi data pengalaman indra serta berupaya untuk menemukan
hukum-hukum atas gejala-gejala tersebut, sedangkan filsafat
berupaya mengkaji pengalaman secara menyeluruh sehingga lebih
bersifat inklusif dan mencakup hal- hal umum dalam berbagai bidang
pengalaman manusia, filsafat lebih bersifat sintetis dan kalaupun
analitis maka analisanya memasuki dimensi kehidupan secara
menyeluruh dan utuh, filsafat lebih tertarik pada pertanyaan kenapa
dan bagaimana dalam mempertanyakan masalah hubungan antara
fakta khusus dengan skema masalah yang lebih luas, filsafat juga
mengkaji hubungan antara temuan-temuan ilmu dengan klaim
agama, moral serta seni

Filsafat mempunyai batasan yang lebih luas dan


menyeluruh ketimbang ilmu, ini berarti bahwa apa yang sudah tidak

18 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
bisa dijawab oleh ilmu, maka filsafat berupaya mencari jawabannya,
bahkan ilmu itu sendiri bisa dipertanyakan atau dijadikan objek
kajian filsafat (Filsafat Ilmu),

filsafat dan ilmu mempunyai kesamaan dalam menghadapi


objek kajiannya yakni berpikir reflektif dan sistematis, meski dengan
titik tekan pendekatan yang berbeda.

Ilmu mengkaji hal-hal yang bersifat empiris dan dapat


dibuktikan, filsafat mencoba mencari jawaban terhadap masalah-
masalah yang tidak bisa dijawab oleh Ilmu dan jawabannya bersifat
spekulatif

19 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
Ciri dan Permasalahan Filsafat

Ciri Filsafat

Filsafat mempunyai ciri dan sifat dalam permasalahan filsafat,


diantaranya yaitu:

a)Tidak menyakut fakta. Pertanyaan-pertanyaan kefilsafatan tidak


merupakan pertanyaan tentang hal-hal yang bersifat faktual.

b)Menyakut keputusan-keputusan tentang nilai. Pertanyaan-


pertanyaan atau persoalan filsafat merupakan pertanyaan-
pertanyaan yang berhubungan dengan keputusan-keputusan
tentang nilai-nilai. Dalam kaitan ini dapat kita rumuskan bahwa
filsafat bukanlah memikirkan tentang fakta-fakta, akan tetapi suatu
aktivitas untuk mencapai kebijaksanaan.

c) Pertanyaan filsafat bersifat kritis. Salah satu tugas utama seorang


filsuf adalah mengkaji dan menilai asumsi-asumsi mengungkapkan
makna asumsi-asumsi dan menentukan batas-batas aplikasinya.
Dengan demikian untuk sebagian filsafat merupakan suatu kegiatan
terhadap konsep-konsep dan makna-makna yang dalam suatu segi
tertentu biasa diterima secara tanpa koreksi lebih lanjut.

d)Pertanyaan kefilsafatan bersifat spekulatif. Pertanyaan-


pertanyaan kefilsafatan melampaui batas-batas pengetahuan yang
telah mapan. Para filsuf berusaha untuk menduga kemungkinan-
kemungkinan yang akan terjadi yang berada di luar pengetahuan
saat ini.

e)Pertanyaan kefilsafatan bersifat sinoptik atau wholistik, dengan


pertanyaan seperti ini berarti filsafat memandang suatu masalah
secara integral. Permikiran kefilsafatan berusaha menyatupadukan
dan menggeneralisasi segi-segi dari benda-benda atau hal-hal
tertentu.

20 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
Adapun beberapa ciri-ciri filsafat diantaranya :
1.Menyeluruh
Menyeluruh berarti filsafat ber pemikiran yang luas serta tidak
membatasi adanya sudut pandang dari manapun.
2.Mendasar
Mendasar berarti filsafat ber fikiran bukan hanya membahas
pengertian/ mengupas dasarnya saja namun lebih dari
itu. Pembahasan mendasar mencakup penelitian lebih dalam
3.Spekulatif
Spekulatif berarti filsafat merupakan hasil dimana dapat
menjadi bahan/objek pembahasan selanjutnya
Adapun tujuan belajar filsafat yaitu :

1. Berfikir kritis yaitu pemikiran yanh masuk akal juga


reflektif, sehingga dapat mengkaji beberapa persoalan secara
mendalam tidak langsung mempercayai namun, dibutuhkan
argumentasi
2. Berfikir Logis yaitu berfikir secara logika, rasional dan masuk
akal, sehingga berfikir logis yaitu penalaran yang masuk akal.

Peranan Filsafat ilmu ada 3, yaitu :

1.Pendobrak
Filsafat ilmu sebagai pendobrak fikiran manusia terdahulu, yang
mana fikirannya terpenjara dari fikiran fikiran tahayyul. Sehingga
adanya filsafat ilmu, sebagai pendobrak, sebagai pintu bagi
masyarakat terdahulu.
2.Pembebas
Filsafat ilmu sebagai pembebas sifat masyarakat yang masih
tepenjara dan terperangkap oleh kepercayaan yang

21 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
diyakini. Sehingga adanya filsafat sebagai pembebas sifat yang tidak
bisa berfikir rasional.

3.Pembimbing
Filsafat sebagai pembimbing adanya pemikiran manusia serta
meluruskan pendapat dan pandangan persepsi manusia.

Ciri-ciri filsafat

Menurut Clarence I. Lewis seorang ahli logika mengatakan


bahwa filsafat itu sesungguhnya suatu proses refleksi dari
bekerjanya akal. Sedangkan sisi yang terkandung dalam proses
refleksi adalah berbagai kegiatan atau problema kehidupan
manusia. Kegiatan atau problem tersebut terdapat beberapa ciri
yang dapat mencapai derajat pemikiran filsafat yaitu:

1. Sangat umum dan universal

Pemikiran filsafat mempunyai kecenderungan sangat


umum dan tingkat keumumannya sangat tinggi. Karena pemikiran
filsafat tidak bersangkutan dengan obyek-obyek khusus, akan tetapi
bersangkutan dengan konsep-konsep yang sifatnya umum. Misalnya
tentang manusi, tentang keadilan , tentang kebebasan dan lainnya.

2. Tidak faktual

Pengertian tidak factual kata lainnya adalah spekulatif, yang


artinya filsafat membuat dugaan-dugaan yang masuk akal mengenai
sesuatu dengan tidak berdasarkan ada bukti. Hal ini sebagai sesuatu
hal yang melampaui batas dari fakta-fakta pengetahuan ilmiah.

3. Bersangkutan dengan nilai

C.J. Ducasse mengatakan bahwa filsafat merupakan usaha


untuk mencari pengetahuan, berupa fakta-fakta yang disebut
penilaian. Yang dibicarakan dalam penilaian adalah tentang yang

22 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
baik dan yang buruk, yang susila dan asusila dan akhirnya filsafat
sebagai suatu usaha untuk mempertahankan nilai.

4. Berkaitan dengan arti

di atas telah dikemukakan bahwa nilai selalu dipertahankan


dan dicari. Sesuatu yang bernilai tentu di dalamnya penuh dengan
arti. Agar upaya para filosof dalam mengungkapkan ide-idenya agar
syarat dengan arti, maka para filosof harus dapat menciptakan
kalimat-kalimat yang logis dan bahasa yang tepat(ilmiah),
kesemuanya itu berguna untuk menghindari adanya kesalahan.

5. Implikatif

Pemikira filsafat yang baik dan terpilih selalu mengandun


implikasi (akibat logis), dan dari implikasi tersebut diharapkan akan
mampu melahirkan pemikiran baru, sehingga akan terjadi proses
pemikiran yang dinamis: dari tesis ke anti tesis kemudian sintesis,
dan seterusnya….sehingga tiada habis-habisnya. Pola pemikiran
yang implikatif (dialektis) akan dapat menyuburkan intelektual.

Ciri-ciri Persoalan Filsafat

Persoalan fisafat berbeda dari persoalan non-filsafat dilihat


dari materi dan ruang lingkupnya. Ciri – ciri persoalan filsafat sebagai
berikut :

1. Bersifat sangat umum

Artinya persoalan kefilsafatan tidak bersangkutan dengan


objek khusus tetapi berkaitan dengan ide-ide besar. Dengan kata
lain persolan filsafat tidak hanya fokus pada satu masalah saja tetapi
bersifat menyeluruh atau global.

23 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
2. Tidak menyangkut fakta

Artinya lebih bersifat spekulatif. Persoalan-persoalan


kefilsafatan merupakan persoalan yang bersifat abstrak dan tidak
dapat dilihat langsung dengan mata sehingga pertanyaan-
pertanyaan kefilsafatan tidak merupakan pertanyaan tentang hal-
hal yang bersifat faktual.

Contohnya ilmuwan memikirkan peristiwa alam yang


berupa hujan, tetapi dalam filsafat akan memikirkan kekuatan atau
tenaga apa yang dapat menimbulkan hujan atau apakah tenaga atau
kekuatan itu berwujud materi atau bukan materi. Pemikiran inilah
yang bersifat spekulatif.

3. Bersangkutan dengan nilai-nilai

Pertanyaan-pertanyaan atau persoalan filsafat merupakan


pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan keputusan-
keputusan tentang nilai-nilai. Dalam kaitan ini dapat kita rumuskan
bahwa filsafat bukanlah memikirkan tentang fakta-fakta, akan tetapi
suatu aktivitas untuk mencapai kebijaksanaan. Misalnya pertanyaan
“Apakah Tuhan itu?”

Diantaranya nilai moral, estetis, agama, dan sosial;


sehingga tidak dapat langusng dijawab secara gamblang. Hali ini
dapat berfungsi untuk menilai sebuah tindakan, memberikan
bimbingan, dan mengadakan pilihan.

4. Bersifat kritis

Artinya filasafat merupakan analisis secara kritis terhadap


konsep-konsep dan arti-arti yang biasanya diterima begitu saja oleh
suatu ilmu tanpa pemeriksaan secara kritis. Salah satu tugas filsafat
adalah memeriksa dan menilai asumsi-asumsi tersebut. Dengan
demikian untuk sebagian filsafat merupakan suatu kegiatan
terhadap konsep-konsep dan makna-makna yang dalam suatu segi
tertentu biasa diterima secara tanpa koreksi lebih lanjut.

24 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
5. Bersifat sinoptik

Artinya persoalan filsafat mencakup struktur kenyataan


secara keseluruhan. Dengan pertanyaan seperti ini berarti filsafat
memandang suatu masalah secara integral. Permikiran kefilsafatan
berusaha menyatupadukan dan menggeneralisasi segi-segi dari
benda-benda atau hal-hal tertentu.

6. Bersifat imflikatif

Artinya jika persoalan kefilsafatan sudah di jawab maka


akan memunculkan persoalan baru yang saling berhubungan.
Jawabannya mengandung akibat lebih jauh yang menyentuh
kepentingan-kepentingan manusia.

Permasalahan Filsafat

Dalam filsafat terdapat objek-objek ilmu yang akan


dijadikan objek. Ada dua objek yang terdapat dalam filsafat
ilmu, objek material dan objek formal.

1.Objek material sendiri yaitu objek yang dijadikan sasaran


penhelidikan. Mengapa demikian, dalam konteksnya saja
material, sudah sangat jelas bahwa didalam nya merupakan bahan
acuan penyelidikan filsafat ilmu. Objek material dibagi menjadi 3,
a. Thinkable yaitu sesuatu yang bisa difikirkan, dan dirasakan oleh
panca indera. Misalnya saja, benda-benda langit seperti
matahari, bulan, dll. Hal itu dapat difikirkan oleh kita, sebab nyata
adanya, dan terlihat jelas oleh panca indera sehingga dalam hal ini
dinyatakan sebagai sesuatu yang bisa difikirkan.
b. Unthink able yaitu Sesuatu yang belum kita fikirkan, namu bisa
saja menjadi fikiran orang lain. Misalnya saja rasa lapar, terkadang
seseorang lapar, namun saya tidak. Saya tidak merasakannya
namun, bisa saja suatu saat nanti itulah hal yang saya fikirkan. Jadi

25 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
disini, apa yang menjadi fikiran orang lain belum tentu menjadi
fikiran saya, dan bisa saja saya fikirkan lain waktu.
c. Anthought able yaitu sesuatu yang tidak bisa difikirkan oleh
seseorang. Misalnya saja Tuhan, bagaimanapun Tuhan tidak bisa
difikirkan, karena melalui penglihatan indra tidak dapat dijangkau
dan tidak mungkin bisa.

2. Objek Formal

Objek formal adalah suatu sudut pandang seseorang untuk


menelaah objek materialnya. Dalam penelitiannya lebih mendalam
sehingga mendapati objek yang ingin diamati. Jadi objek formal ini
bagaimana membahas objek materialnya sampai hakikatnya

OBJEK MATERIAL DAN OBJEK FORMAL FILSAFAT

Objek material filsafat adalah segala sesuatu yang


berwujud, yaitu segala sesuatu yang ada dan mungkin ada, baik
materi konkret, fisik, maupun yang material abstrak, psikis.
Termasuk pula pengertian abstrak-logis, konsepsional, spiritual,
nilai-nilai. Dengan demikian obyek filsafat tak terbatas, yakni segala
sesuatu yang ada dan yang mungkin ada. Objek material filsafat
adalah segala yang ada. Segala yang ada mencakup ada yang tampak
dan ada yang tidak tampak. Objek material yang sama dapat dikaji
oleh banyak ilmu lain. Ada yang tampak adalah dunia empiris,
sedangkan ada yang tidak tampak adalah alam metafisika. Sebagian
filosof membagi objek material filsafat atas tiga bagian, yaitu yang
ada dalam alam empiris, yang ada dalam pikiran dan yang ada dalam
kemungkinan.

Objek Material filsafat ilmu adalah pengetahuan itu sendiri,


yaitu pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dengan
metode ilmiah tertentu, sehingga dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya secara umum. Dalam gejala ini jelas ada tiga hal
menonjol, yaitu manusia, dunia, dan akhirat. Objek material filsafat
(segala sesuatu yang menjadi masalah filsafat) setidaknya ada 3

26 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
persoalan pokok, 1) Hakikat Tuhan, 2) Hakikat Alam, 3) Hakikat
Manusia. Maka ada filsafat tentang manusia (antropologi), filsafat
tentang alam (kosmologi), dan filsafat tentang akhirat (teologi –
filsafat ketuhanan dalam konteks hidup beriman dapat dengan
mudah diganti dengan kata Tuhan). Antropologi, kosmologi dan
teologi sekalipun kelihatan terpisah akan tetapi saling berkaitan
juga, sebab pembicaraan tentang yang satu pastilah tidak dapat
dilepaskan dari yang lain.

Ada beberapa pengertian objek material filsafat, yaitu:

 Segala bentuk pemikiran manusia tentang sesuatu yang ada


dan mungkin ada;
 Segala persoalan pokok yang dihadapi manusia saat dia
berpikir tentang dirinya dan tempatnya di dunia;
 Segala pengetahuan manusia serta apa yang ingin diketahui
manusia.

Dalam hal ini permasalahan yang dikaji oleh filsafat meliputi:

 Logika ( benar dan salah )


 Etika ( baik dan buruk )
 Estetika ( indah dan jelek )
 Metafisika (zat dan pikiran )
 Politik ( organisasi pemerintahan yang ideal).

Sedangkan objek formal filsafat ilmu adalah sudut pandang


dari mana sang subjek menelaah objek materialnya. Misalnya
objeknya “manusia” yang dapat ditinjau dari berbagai sudut
pandang, di antaranya psikologi, antropologi, sosiologi, dan
sebagainya. Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat ilmu
pengetahuan, artinya filsafat ilmu lebih menaruh perhatian
terhadap problem mendasar ilmu pengetahuan, seperti apa hakikat
ilmu pengetahuan, bagaimana cara memperoleh kebenaran ilmiah
dan apa fungsi ilmu itu bagi manusia. Problem inilah yang di

27 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
bicarakan dalam landasan pengembangan ilmu pengetahuan yakni
landasan ontologis, epistemologis dan aksiologis. Objek formal
filsafat ilmu merupakan sudut pandangan yang ditujukan pada
bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan itu, atau
sudut dari mana objek material itu di sorot.

METODE FILSAFAT

Metode dan filsafat mempunyai hubungan erat, karena


secara tidak langsung filsafat membutuhkan metode untuk
mempermudah dalam berfilsafat. Untuk mempelajari filsafat ada
tiga macam metode: 1) metode sistematis, 2) metode historis, dan
3) metode kritis menggunakan filsafat/pemikiran lain.

Menggunakan metode sistematis, berarti seseorang


menghadapi dan mempelajari karya filsafat. Misalnya mula-mula ia
menghadapi teori pengetahuan yang terdiri atas beberapa cabang
filsafat, setelah itu ia mempelajari teori hakikat yang merupakan
cabang lain. Kemudian ia mempelajari teori nilai atau filsafat tatkala
membahas setiap cabang atau cabang itu, aliran-aliran akan
terbahas. Dengan belajar filsafat melalui metode ini perhatiannya
terpusat pada isi filsafat, bukan pada tokoh atau pun periode.

Adapun metode historis digunakan apabila seseorang


mempelajari filsafat dengan cara mengikuti sejarah, terutama
sejarah pemikiran. Metode ini dapat dilakukan dengan
membicarakan tokoh demi tokoh menurut kedudukannya dalam
sejarah, misalnya dimulai dari membicarakan filsafat Thales beserta
riwayat hidupnya, pokok ajarannya dalam teori pengetahuan, teori
hakikat, maupun dalam teori nilai. Lantas setelah mengetahui Thales
dari mulai pemikiranya, dilanjutkan lagi membicarakan tokoh
selanjutnya, misalnya Heraklitus, Pramendes, Sokrates, Demokritus,
Plato, dan tokoh-tokoh lainnya.

Metode kritis digunakan oleh orang yang mempelajari


filsafat tingkat intensif. Pengguna metode ini haruslah sedikit-

28 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
banyak telah memiliki pengetahuan filsafat, langkah pertama
dengan memahami isi ajaran, kemudian mengajukan kritiknya. Kritik
itu dapat menggunakan pendapatnya sendiri atau pun orang lain.

CABANG-CABANG FILSAFAT

Pokok permasalahan yang dikaji filsafat mencakup tiga segi,


yakni apa yang disebut benar dan apa yang disebut salah (logika),
mana yang dianggap baik dan mana yang dianggap buruk (etika),
serta apa yang termasuk indah dan apa yang termasuk jelek
(estetika). Ketiga cabang ini kemudian bertambah lagi, pertama teori
tentang ada: tentang hakikat keberadaan zat, tetang hakikat pikiran
serta kaitan antara zat dan pikiran (metafisika), dan kedua kajian
mengenai organisasi sosial atau pemerintahan yang ideal (politik).
Kelima cabang utama ini berkembang lagi menjadi cabang filsafat
yang lebih spesifik mencakup:

 Epistemologi (filsafat pengetahuan)


 Etika (filsafat moral)
 Estetika (filsafat seni)
 Metafisika
 Politik (filsafat pemerintahan)
 Filsafat agama
 Filsafat ilmu
 Filsafat pendidikan
 Filsafat hukum
 Filsafat sejarah
 Filsafat matematika

MANFAAT DAN PENERAPAN FILSAFAT

Tujuan filsafat adalah mencari hakikat kebenaran sesuatu,


baik dalam logika (kebenaran berpikir), etika (berperilaku), maupun
metafisika (hakikat keaslian). Oleh karena itu, dengan berfilsafat,

29 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
seseorang akan lebih menjadi manusia, karena terus melakukan
perenungan akan menganalisa hakikat jasmani dan hakikat rohani
manusia dalam kehidupan di dunia agar bertindak bijaksana. Dengan
berfilsafat seseorang dapat memaknai makna hakikat hidup
manusia, baik dalam lingkup pribadi maupun sosial.

Kebiasaan menganalisis segala sesuatu dalam hidup seperti


yang diajarkan dalam metode berfilsafat, akan menjadikan
seseorang cerdas, kritis, sistematis, dan objektif dalam melihat dan
memecahkan beragam problema kehidupan, sehingga mampu
meraih kualitas, keunggulan dan kebahagiaan hidup.

Belajar filsafat akan melatih seseorang untuk mampu


meningkatkan kualitas berfikir secara mandiri, mampu membangun
pribadi yang berkarakter, tidak mudah terpengaruh oleh faktor
eksternal, tetapi disisi lain masih mampu mengakui harkat martabat
orang lain, mengakui keberagaman dan keunggulan orang lain.
Dengan berfilsafat manusia selalu dilatih, dididik untuk berpikir
secara universal, multidimensional, komprehensif, dan mendalam.

Belajar filsafat akan memberikan dasar-dasar semua bidang


kajian pengetahuan, memberikan pandangan yang sintesis atau
pemahaman atas hakikat kesatuan semua pengetahuan dan
kehidupan manusia lebih dipimpin oleh pengetahuan yang baik.

Berfilsafat ialah berusaha menemukan kebenaran tentang


segala sesuatu dengan menggunakan pemikiran secara serius. Plato
menghendaki kepala negara seharusnya seorang filsuf. Belajar
filsafat merupakan salah satu bentuk latihan untuk memperoleh
kemampuan memecahkan masalah secara serius, menemukan akar
persoalan yang terdalam, menemukan sebab terakhir satu
penampakan. Filsafat memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk
melihat dan memecahkan persoalan-persoalan dalam hidup sehari-
hari, memberikan pandangan yang luas, merupakan sarana latihan
untuk berpikir sendiri, memberikan dasar-dasar untuk hidup kita

30 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
sendiri (terutama dalam etika) maupun untuk ilmu-ilmu
pengetahuan dan lainnya, seperti sosiologi, Ilmu jiwa, ilmu
mendidik, dan sebagainya.

Manfaatnya filsafat adalah sebagai alat mencari kebenaran


dari gejala fenomena yang ada, mempertahankan, menunjang dan
melawan/berdiri netral terhadap pandangan filsafat lainnya.
Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan
pandangan dunia. Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang
berguna dalam kehidupan. Menjadi sumber inspirasi dan pedoman
untuk kehidupan. Menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk
kehidupan dalam berbagai aspek kehidupan itu sendiri, seperti
ekonomi, politik, hukum dll.

Jadi untuk memahami landasan filosofik dalam memahami


berbagai konsep dan teori suatu disiplin ilmu dan membekali
kemampuan untuk membangun teori ilmiah. Selanjutnya dikatakan
pula bahwa filsafat ilmu tumbuh dalam 2 fungsi, yaitu:
Sebagai confirmatory theories yaitu berupaya mendeskripsikan
relasi normatif antara hipotesis dengan evidensi dan theory of
explanation yakni berupa menjelaskan berbagai fenomena kecil
ataupun besar sederhana.

Apabila dijabarkan, berikut ini manfaat atau kegunaan dari filsafat


secara umum:

1. Diperoleh pengertian yang mendalam tentang manusia dan dunia

2. Diperoleh kemampuan untuk menganalisis secara terbuka dan


kritis tentang berbagai gejala dari bermacam pandangan

3. Diperoleh dasar metode dan wawasan yang lebih mendalam serta


kritis dalam melaksanakan studi pada ilmu-ilmu khusus

4. Diperoleh kenikmatan yang tinggi dalam berfilsafat (Plato)

31 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
5. Dengan berfilsafat manusia berpikir dan karena berpikir maka
manusia ada. Menurut Rene Descartes : karena berpikir maka saya
ada (cogito ergo sum)

6. Diperoleh kesadaran akan kepentingan yang memberi semangat


kepada seluruh usaha peradaban (Alfred North Whitehead)

7. Filsafat merupakan sumber penyelidikan berdasarkan eksistensi


tentang manusia (Maurice Marleau Ponty).

Kegunaan filsafat secara khusus ( dalam lingkungan sosial budaya


Indonesia menurut Franz Magnis Suseno), meliputi:

1. Menghadapi tantangan modernisasi melalui perubahan


pandangan hidup, nilai-nilai dan norma filsafat agar dapat bersikap
terbuka dan kritis;

2. Filsafat merupakan sarana yang baik untuk menggali kebudayaan,


tradisi, dan filsafat Indonesia serta untuk mengimplementasikannya;

3. Kritik yang membangun terhadap berbagai ketidakadilan sosial


dan pelanggaran hak asasi manusia;

4. Merupakan dasar yang paling luas dan kritis dalam kehidupan


intelektual di lingkungan akademis;

5. Menyediakan dasar dan sarana bagi peningkatan hubungan antar


umat beragama berdasarkan Pancasila..

Manfaat lainnya dalam kaitannya terhadap ilmu:

1. Agar tidak terjebak dalam bahaya arogansi intelektual;

2. Kritis terhadap aktivitas ilmu / keilmuan;

3. Merefleksikan, menguji, mengkritik asumsi dan metode ilmu terus


menerus sehingga ilmuwan tetap berada dalam koridor yang benar;

32 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
4. Mempertanggungjawabkan metode keilmuwan secara logis dan
rasional;

5. Memecahkan masalah keilmuwan secara cerdas dan valid;

6. Berfikir sintesis aplikatif (lintas ilmu kontekstual);

PENERAPAN FILSAFAT

Penerapan filsafat dalam sisi humanisme yaitu


mengembangkan manusia dari segi keterampilan dan praktek hidup,
sedangkan dari sisi aspek akademik yaitu menekankan nilai kognitif
dan ilmu murninya. Keduanya merupakan aspek penting yang tidak
dapat dipisahkan karena berperan untuk terus menganalisa dan
mengkritisi aspek akademik dan humanis demi sebuah pendidikan
yang utuh dan seimbang.

PERANAN FILSAFAT

Pendobrak: Berabad-abad manusia tertawan dalam penjara


tradisi, kebiasaan, dan mistik. Dengan filsafat, manusia mendobrak
penjara tersebut dan menyadarkan bahwa kehidupan dalam penjara
adalah kehidupan yang tidak benar.

2. Pembebas: Filsafat bukan hanya mendobrak penjara


tersebut, tetapi juga berhasil membawa keluar manusia
dari penjara tersebut dan meninggalkan kebodohan,
kepicikan, ketidakteraturan, kesesatan berpikir serta
menuju ke dunia rasionalitas yang bebas dari hal-hal yang
mengekang akal budi manusia

3. Pembimbing: Filsafat kemudian membimbing manusia


untuk berpikir rasional, luas, mendalam, sistematis,
integral, dan koheren.

4. Pendidikan:Dalam pendidikan Filsafat berperan untuk terus


menganalisa dan mengkritisi aspek akademik (menekankan

33 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
nilai kognitif dan ilmu murni) dan humanis
(mengembangkan manusia dari segi ketrampilan dan
praktik hidup) demi sebuah pendidikan yang utuh dan
seimbang.

34 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
Pokok Pokok Filsafat Dan Isu Isu Kimia

Landasan Filsafat Ilmu: Ontologi, Epistemologi Dan Aksiologi

Filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat


pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu
(pengetahuan ilmiah). Ilmu merupakan cabang ilmu pengetahuan
yang mempunyai ciri-ciri tertentu. Meskipun secara metodologis
ilmu tidak membedakan antara ilmu-ilmu alam dengan ilmu-ilmu
sosial, namun karena permasalahan-permasalahan teknis yang
bersifat khas, maka filsafat ilmu ini sering dibagi menjadi filsafat
ilmu-ilmu alam atau ilmu-ilmu sosial. Pembagian ini lebih merupakan
pembatasan masing-masing bidang yang ditelaah, yakni ilmu-ilmu
alam atau ilmu-ilmu sosial, dan tidak mencirikan cabang filsafat yang
bersifat otonom. Ilmu memang berbeda dari pengetahuan-
pengetahuan secara filsafat, namun tidak terdapat perbedaan yang
prinsipil antara ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial, di mana
keduanya mempunyai ciri-ciri keilmuan yang sama.

Filsafat ilmu merupakan telaahan secara filsafat yang ingin


menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu seperti:
Objek apa yang ditelaah ilmu? Bagaimana wujud yang hakiki dari
obyek tersebut? Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan
daya tangkap manusia (seperti berpikir, merasa dan mengindera)
yang membuahkan pengetahuan? Bagaimana proses yang
memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu?
Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar
kita mendapatkan pengetahuan yang benar? Apa yang disebut
kebenaran itu sendiri? Apakah kriterianya? Cara atau sarana apa
yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa
ilmu? Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu

dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan


tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan objek
yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana kaitan

35 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode
ilmiah dengan norma-norma moral atau profesional?.

Jika disimpulkan berbagai macam pertanyaan di atas maka


yang pertama adalah persoalan-persoalan yang berkaitan dengan
masalah ontologis. Kedua, masuk dalam wilayah kajian
epistemologis. Sedangkan yang ketiga adalah problem aksiologis.
Semua disiplin ilmu pasti mempunyai tiga landasan ini.

Filsafat ilmu diperlukan kehadirannya di tengah


perkembangan IPTEK yang ditandai semakin menajamnya
spesialisasi ilmu pengetahuan. Sebab dengan mempelajari filsafat
ilmu, maka para ilmuwan akan menyadari keterbatasan dirinya dan
tidak terperangkap ke dalam sikap arogansi intelektual. Hal yang
lebih diperlukan adalah sikap keterbukaan diri dikalangan ilmuwan,
sehingga mereka dapat saling menyapa dan mengarahkan seluruh
potensi keilmuan yang dimilikinya untuk kepentingan umat
manusia.1

PEMBAGIAN FILSAFAT

Aliran/Mahzab Filsafat

 Aliran Natural Phylosophi, yang menghargai alam dan


wujud setinggi-tingginya dan menganggap bahwa alam
bersifat abadi;
 Aliran Ketuhanan, mengakui zat-zat yang metafisik;
 Aliran Mistik, menganjurkan manusia jangan hanya
menjangkau alam inderawi tetapi juga alam non inderawi
agar sempurna;
 Aliran Kemanusiaan, menghargai manusia setinggi mungkin
karena kesanggupan manusia memperoleh pengetahuan.
 Berikut ini beberapa pembagian filsafat menurut beberapa
para ahli :

36 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
 Alcuinus, salah seorang tokoh “Filsafat Scholastik” pada
zaman abad pertengahan membagi filsafat sebagai berikut
:
 Bagian fisika yang menyelidiki apakah sebab-sebabnya
sesuatu itu ada.
 Bagian etika yang menentukan tata hidup.
 Bagian logika yang mencari dasar-dasar untuk mengerti.
 Al-Kindi ahli pikir dalam filsafat islam membagi filsafat
menjadi tiga bagian yaitu :
 Ilmu fisika, tingkatan terendah;
 Ilmu matematika, tingkatan tengah;
 Ilmu ketuhanan, tingkatan tertinggi.
 Al-Farabi dan Ibnu Sina membagi dua bagian yaitu filsafat
teori dan filsafat praktek.
 Prof. DR. M. J. Langeveld membagi filsafat dalam tiga
lingkungan masalah, yaitu :
 Lingkungan masalah-masalah keadaan (metafisika,
manusia dan lain-lain);
 Lingkungan masalah-masalah pengetahuan (teori
pengetahuan, teori kebenaran, logika);
 Lingkungan masalah-masalah nilai (teori nilai, etika,
estetika, yang bernilai berdasarkan religi).
 Prof. Alburey Castell membagi filsafat ke dalam enam
bagian sebagai berikut :
 Masalah theologies;
 Masalah metafisika;
 Masalah epistimologi;
 Masalah etika;
 Masalah politik;
 Masalah sejarah.
 H.De Vos membagi filsafat ke dalam sembilan golongan
sebagai berikut :
 Logika;

37 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
 Metafisika;
 Ajaran tentang ilmu pengetahuan;
 Filsafat alam;
 Filsafat kebudayaan;
 Filsafat sejarah;
 Etika;
 Estetika;
 Plato membedakan filsafat atas tiga bagian sebagai berikut
:
 Dialetika, tentang ide-ide atau pengertian-pengertian
umum;
 Fisika, tentang dunia materil;
 Etika, tentang kebaikan.
 Aristoteles membagi 4 cabang yaitu :
 Logika;
 filsafat teoritis;
 filsafat praktis;
 filsafat peotika;

Filsafat ilmu sebagai cabang khusus filsafat yang


membicarakan tentang sejarah perkembangan ilmu. Metode-
metode ilmiah, sikap etis yang harus dikembangkan para ilmuwan
secara umum mengandung tujuan-tujuan sebagai berikut:

Pertama, filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran


ilmiah, sehingga orang menjadi kritis terhadap kegiatan ilmiah.
Seorang ilmuwan harus memiliki sikap kritis terhadap bidang
ilmunya sendiri, sehingga dapat menghindarkan diri dari sikap
solipsistik, menganggap bahwa hanya pendapatnya yang paling
benar.

Kedua, filsafat ilmu merupakan usaha merefleksi, menguji,


mengkritik asumsi dan metode keilmuwan. Kecenderungan yang
terjadi dikalangan para ilmuwan modern adalah menerapkan suatu

38 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
metode ilmiah tanpa memperhatikan struktur ilmu pengetahuan itu
sendiri. Satu sikap yang diperlukan di sini adalah menerapkan
metode ilmiah yang sesuai atau cocok dengan struktur ilmu
pengetahuan, bukan sebaliknya. Metode hanya sarana berpikir,
bukan merupakan hakikat ilmu pengetahuan

Ketiga, filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap


metode keilmuan. Setiap metode ilmiah yang dikembangkan harus
dapat dipertanggungjawabkan secara logis-rasional, agar dapat
dipahami dan dipergunakan secara umum. Semakin luas
penerimaan dan penggunaan metode ilmiah, maka semakin valid
metode tersebut, pembahasan dalam hal ini dibicarakan dalam
metodologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang cara-cara untuk
memperoleh kebenaran

Adapun implikasi filsafat ilmu terhadap perkembangan ilmu


pengetahuan a. Bagi seorang ilmuwan diperlukan pengetahuan
dasar yang memadai tentang ilmu, baik ilmu alam maupun ilmu
sosial, supaya para ilmuwan memiliki landasan berpijak yang kuat.
Hal ini berarti ilmuwan sosial perlu mempelajari ilmu-ilmu kealaman
secara garis besar, demikian pula seorang ahli ilmu kealaman perlu
memahami dan mengetahui secara garis besar tentang ilmu-ilmu
sosial. Sehingga antara ilmu yang satu dengan lainnya saling
menyapa, bahkan dimungkinkan terjalinnya kerja sama yang
harmonis untuk memecahkan persoalan-persoalan kemanusiaan. b.
Menyadarkan seorang ilmuwan agar tidak terjebak ke dalam pola
pikir “menara gading”, yakni hanya berpikir murni dalam bidangnya
tanpa mengaitkannya dengan kenyataan yang ada di luar dirinya.
Padahal setiap aktivitas keilmuan nyaris tidak dapat dilepaskan dari
konteks kehidupan sosial-kemasyarakatan.

Ziman (1980) dalam karangannya “What is Science?”


menelaah bermacam-macam definisi ilmu pengetahuan. Dari
sejumlah definisi mengenai ilmu pengetahuan yang ditelaahnya
dikatakan bahwa definisi berikut ini dipandang lebih tepat dan paling

39 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
digemari oleh banyak filosof. “Ilmu pengetahuan adalah kebenaran
yang diperoleh melalui kesimpulan logis dari pengamatan empiris,
(berpikir logis dan berpikir induktif). Definisi ini biasanya didasarkan
pada asas induksi, yaitu bahwa apa yang kelihatannya telah terjadi
beberapa kali hampir pasti selalu terjadi dan dapat dipakai sebagai
fakta dasar atau hukum yang memungkinkan dibangunnya suatu
struktur teori yang kuat. Pentingnya pemikiran spekulatif diakui,
dengan pengandaian bahwa ia dikendalikan oleh kesesuaian dengan
fakta. Hasil analisis Ziman. Tujuan dari ilmu pengetahuan bukan
sekedar untuk memperoleh informasi dan menyampaikan
pandangan-pandangan yang tidak saling bertentangan, tetapi
bahwa ilmu pengetahuan harus bersifat umum untuk mencapai
suatu kesepakatan pendapat yang rasional mengenai bidang yang
mungkin sangat luas.

Shaharir Muhammad Zain dalam bukunya Pengenalan


Sejarah dan Falsafah Sains (1987:6), mengemukakan beberapa
definisi tentang sains, salah satu diantaranya yang dinilai populer
adalah bahwa sains merupakan “analisis phenomenon secara
bersistem, logik, dan obyektif dengan kaedah khusus yang menjadi
alat untuk mewujudkan pengetahuan yang benar”. Yang dimaksud
dengan phenomenon adalah peristiwa yang beratribut yang dapat
ditunjukkan secara obyektif. Sesuai dengan itu maka hal-hal alam
gaib tidak dapat diamati, dan karena itu sains bukan untuk mengkaji
phenomenon yang gaib. Tentu ini bertentangan dengan sains Islam,
karena menurut sains Islam setiap gejala di alam nyata ini
merupakan “ayat” kepada adanya yang gaib yang berdasarkan
kepada tauhid, kewujudan Allah swt.

Filsafat dalam Ilmu Pengetahuan

Cornellius Benjamin (dalam Runes: Dictionary of


Philosophy, 1975:55). Filafat Ilmu ialah cabang filsafat yang
merupakan telaah yang sitematis mengenai sifat dasar ilmu,
khususnya metode-metodenya, konsep-konsepnya, dan

40 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
prasangkaprasangkanya, serta letaknya dalam kerangka umum dan
cabang-cabang pengetahuan intellektual.

The Liang Gie (Pengantar Filsafat Ilmu, 1977:61). Filsafat


Ilmu ialah segenab pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan
mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun
hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia.
Landasan dari ilmu itu mencakup konsep-konsep pangkal, anggapan-
anggapan dasar, asas-asas permulaan, strukturstruktur teoritis dan
ukuran-ukuran kebenaran ilmiah. Filsafat ilmu merupakan suatu
bidang pengetahuan campuran yang eksistensi dan pemekarannya
bergantung pada hubungan timbal balik dan saling pengaruh antara
filsafat dan ilmu. Jujun Suriasumatri (Filsafat Ilmu: Sebuah
Pengantar, 1996:33) Filsafat ilmu adalah bagian filsafat epistemologi
yang secara spesifik mengkaji hakekat ilmu (pengetahuan ilmiah),
yang ingin menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai hakekat
ilmu, baik yang mengenai pertanyaan ontologis, maupun pertanyaan
epistemologis dan axiologis tentang ilmu.

Ruang Lingkup Filsafat Ilmu Pengetahuan

Menurut Popkin and Stroll (Philosophy Made Simple, 1959)


ruang lingkup epistemologi meliputi:

1. Teori pengetahuan, yaitu tentang hakekat, dasar, dan luas


pengetahuan

2. Teori kebenaran

3. Teori ketepatan berpikir atau Logika

Arthur Pap (An Introduction to the Philosophy of Science,


1967:vii) membagi filsafat ilmu itu atas dua macam, yaitu:

1. Filsafat ilmu yang umum (philosophy of science in general),


yaitu filsafat ilmu yang membahas konsep dan metode yang
terdapat dalam semua ilmu.

41 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
2. Filsafat ilmu-ilmu khusus (philosophy of spesific science),
misalnya filsafat fisika dan filsafat psikologi, filsafat hukum,
filsafat pendidikan, dll. Setiap filsafat ilmu khusus itu
membahas konsep-konsep yang khusus berlaku dalam
lingkungan masing-masing ilmu.

The Liang Gie (1997:83), membagi masalah yang dibahas


dalam filsafat ilmu ke dalam 6 kelompok, yaitu : 1. Masalah
etimologis tentang ilmu 2. Masalah metafisis tentang ilmu 3.
Masalah metodologis tentang ilmu 4. Masalah logis tentang ilmu 5.
Masalah etis tentang ilmu 6. Masalah estetis tentang ilmu.

42 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
Meta Teori Kimia dan Etika

Metatheory atau metatheory adalah teori yang subjeknya


adalah beberapa teori. Semua bidang penelitian berbagi beberapa
teori, terlepas dari apakah ini eksplisit atau benar. Dalam pengertian
yang lebih terbatas dan spesifik, dalam matematika dan logika
matematika , metatheory berarti teori matematika tentang teori
matematika lain . Berikut ini adalah contoh dari pernyataan meta-
teoretis oleh Stephen Hawking:

Setiap teori fisik selalu bersifat sementara, dalam arti hanya


teori; kamu tidak pernah bisa membuktikannya. Tidak peduli berapa
kali hasil percobaan setuju dengan beberapa teori, Anda tidak
pernah dapat yakin bahwa kali berikutnya hasilnya tidak akan
bertentangan dengan teori. Di sisi lain, Anda dapat membantah teori
dengan menemukan bahkan pengamatan tunggal yang tidak setuju
dengan prediksi teori.

Penyelidikan meta-teoretis umumnya merupakan bagian


dari filsafat sains . Juga metatori adalah objek yang menjadi
perhatian pada area di mana teori individu dikandung.

Filsafat kimia mempertimbangkan metodologi dan asumsi


yang mendasari ilmu kimia . Ini dieksplorasi oleh filsuf, ahli kimia,
dan tim filsuf-kimia. Untuk sebagian besar sejarahnya, filsafat
ilmu telah didominasi oleh filsafat fisika , tetapi pertanyaan-
pertanyaan filosofis yang muncul dari kimia telah mendapat
perhatian yang meningkat sejak bagian akhir abad ke-20.

Masalah filosofis terkait adalah apakah kimia adalah studi


tentang zat atau reaksi. [3] Atom, bahkan dalam bentuk padat,
berada dalam gerakan abadi dan dalam kondisi yang tepat banyak
bahan kimia bereaksi secara spontan untuk membentuk produk
baru. Berbagai variabel lingkungan berkontribusi terhadap sifat
suatu zat, termasuk suhu dan tekanan, kedekatan dengan molekul
lain dan keberadaan medan magnet. [3] [4] [5] Seperti yang dikatakan

43 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
Schummer, "Para filsuf zat mendefinisikan reaksi kimia dengan
perubahan zat-zat tertentu, sedangkan para filsuf proses
mendefinisikan zat dengan reaksi kimia khasnya." [3]

Filsuf kimia membahas masalah simetri dan kiralitas di


alam. Molekul organik (berbasis karbon ) adalah molekul yang
paling sering kiral. Asam amino , asam nukleat dan gula , yang
semuanya ditemukan secara eksklusif sebagai enansiomer tunggal
dalam organisme, adalah unit kimia dasar kehidupan . Ahli
kimia , ahli biokimia , dan ahli biologi sama-sama memperdebatkan
asal mula dari homochirality ini. Para filsuf memperdebatkan fakta-
fakta mengenai asal usul fenomena ini, yaitu apakah ia muncul
secara kontingen, di tengah lingkungan ras yang tak bernyawa atau
jika proses lain berperan. Beberapa berspekulasi bahwa jawaban
hanya dapat ditemukan dibandingkan dengan kehidupan di luar
bumi , jika pernah ditemukan. Para filsuf lain mempertanyakan
apakah ada bias terhadap asumsi alam sebagai simetris, sehingga
menyebabkan perlawanan terhadap bukti yang
bertentangan. [ rujukan? ]

Salah satu masalah paling topikal adalah menentukan


sejauh mana fisika, khususnya mekanika kuantum, menjelaskan
fenomena kimia. Dapatkah kimia, pada kenyataannya, direduksi
menjadi fisika seperti yang telah diasumsikan oleh banyak orang,
atau adakah kesenjangan yang tidak dapat dijelaskan? Beberapa
penulis, misalnya, Roald Hoffmann , [6] baru-baru ini menyarankan
bahwa sejumlah kesulitan ada dalam program reduksionis dengan
konsep-konsep seperti aromatisitas, pH, reaktivitas, nukleofilisitas,
misalnya. Filsuf sains terkemuka, Karl Popper , antara lain,
meramalkannya.

Beberapa filsuf dan ilmuwan telah memfokuskan pada


filsafat kimia dalam beberapa tahun terakhir, terutama,
filsuf Belanda Jaap van Brakel, yang menulis The Philosophy of
Chemistry pada tahun 2000, dan filsuf-kimiawan

44 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
kelahiran Malta Eric Scerri , editor jurnal "Yayasan" of Chemistry
"dan penulis Filsafat Sains Normatif dan Deskriptif dan Peran Kimia
dalam Filsafat Kimia , 2004, di antara artikel-artikel lainnya. Scerri
secara khusus tertarik pada dasar-dasar filosofis dari tabel periodik ,
dan bagaimana fisika dan kimia bersilangan dalam kaitannya
dengannya, yang menurutnya bukan semata-mata masalah sains,
tetapi juga filsafat.

Meskipun dalam bidang sains lainnya, siswa dari metode ini


umumnya bukan praktisi di lapangan, dalam kimia (khususnya dalam
kimia organik sintetik) metode intelektual dan yayasan filosofis
sering dieksplorasi oleh peneliti dengan program penelitian
aktif. Elias James Corey mengembangkan konsep " retrosintesis "
menerbitkan karya mani "Logika sintesis kimia" yang
mendekonstruksi proses pemikiran ini dan berspekulasi pada
sintesis berbantuan komputer. Ahli kimia lain seperti KC
Nicolaou (penulis bersama Classics in Total Synthesis ) mengikuti
jejaknya.

Meta-etika sebagai suatu jalan menuju konsepsi atas benar


atau tidaknya suatu tindakan atau peristiwa. Dalam meta-etika,
tindakan atau peristiwa yang dibahas dipelajari berdasarkan hal itu
sendiri dan dampak yang dibuatnya.

Sebagai contoh,"Seorang anak menendang bola hingga


kaca jendela pecah." Secara meta-etis, baik-buruknya tindakan
tersebut harus dilihat menurut sudut pandang yang netral. Pertama,
dari sudut pandang si anak, bukanlah suatu kesalahan apabila ia
menendang bola ketika sedang bermain, karena memang
dunianya(dunia anak-anak) memang salah satunya adalah bermain,
apalagi ia tidak sengaja melakukannya. Akan tetapi kalau dilihat dari
pihak pemilik jendela, tentu ia akan mendefinisikan hal ini sebagai
kesalahan yang telah dibuat oleh si anak. Si pemilik jendela
berasumsi demikian karena ia merasa dirinya telah dirugikan.

45 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
Bagaimanapun juga hal-hal seperti ini tidak akan pernah menemui
kejelasannya hingga salah satu pihak terpaksa kalah atau mungkin
masalah menjadi berlarut-larut. Mungkin juga kedua pihak dapat
saling memberi maklum. Menyikapi persoalan-persoalan yang
semacam inilah, maka meta-etika dijadikan bekal awal dalam
mempertimbangkan suatu masalah, sebelum penetapan hasil
pertimbangan dibuat.

Etika adalah cabang dari filsafat yang membicarakan


tentang nilai baikburuk. Etika disebut juga Filsafat Moral. Etika
membicarakan tentang pertimbanganpertimbangan tentang
tindakan-tindakan baik buruk, susila tidak susila dalam hubungan
antar manusia.

Etika dari bahasa Yunani ethos yang berarti watak


kesusilaan atau adat. Sedangkan moral dari kata mores yang berarti
cara hidup atau adat. Ada perbedaan antara etika dan moral. Moral
lebih tertuju pada suatu tindakan atau perbuatan yang sedang
dinilai, bisa juga berarti sistem ajaran tentang nilai baik buruk.
Sedangkan etika adalah adalah pengkajian secara mendalam
tentang sistem nilai yang ada, Jadi etika sebagai suatu ilmu adalah
cabang dari filsafat yang membahas sistem nilai (moral) yang
berlaku.

Moral itu adalah ajaran system nilai baik-buruk yang


diterima sebagaimana adanya, tetapi etika adalah kajian tentang
moral yang bersifat kritis dan rasional. Dalam perspektif ilmu, istilah
ajaran moral Jawa berbeda dengan Etika Jawa dalam hal cakupan
pembahasannya. Banyak pendapat tentang etika, dalam tulisan ini
sengaja hanya dikutip sedikit pendapat yang memadai.

46 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
Meta teori kimia

Taksonomi

Meneliti kelompok teori terkait, temuan pertama mungkin


untuk mengidentifikasi kelas teori, sehingga
menentukan taksonomi teori.

Psikologi

Penggunaan metatheory untuk "menyediakan sumber


konsep yang kaya dari mana teori dan metode muncul".

Penelitian sosial

Ditemukan untuk "jarang dibahas oleh para sarjana


manajemen dan peneliti" (Tsoukas, 1994) dan hampir semuanya
diabaikan (Fleetwood, 2007b).

Objek analisis dalam sub-bidang manajemen studi:


argumen yang mendukung kesesuaian epistemologis penelitian
kasus, dan pemeriksaan ontologis dan epistemologis atau perspektif
realis postmodernis (misalnya, Jones & Bos, 2007; Westwood &
Clegg, 2003). Refleksi pada teori termasuk Academy of Management
Review 1989 dan 1999 untuk membangun teori dan meningkatkan ''
dan 'pengujian teori' (Langley, 1999; Poole & Van de Ven, 1989;
Tsang & Kwan, 1999; Van de Ven, 1989; Weick, 1989; misalnya,
Weick, 1999; Whetten, 1989) dan sebuah forum tentang "teori apa
yang bukan" (DiMaggio, 1995; Sutton & Staw, 1995; Weick, 1995)
dan Astley's (1985) kertas dalam Triwulan Ilmu Administrasi.

Dalam matematika

Diperkenalkan dalam filsafat abad ke-20 sebagai hasil


karya ahli matematika Jerman David Hilbert , yang pada tahun 1905
menerbitkan proposal untuk
bukti konsistensi dan kelengkapan matematika, menciptakan

47 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
bidang metamathematics . Harapannya untuk keberhasilan
pembuktian ini pupus oleh karya Kurt Gödel , yang pada tahun 1931,
menggunakan teoremaketidaklengkapannya untuk
membuktikan tujuan konsistensi dan kelengkapan ini menjadi tidak
mungkin tercapai. Namun demikian, programnya dari masalah
matematika yang belum terpecahkan, yang darinya tumbuh
proposal metamathematical ini, terus mempengaruhi arah
matematika selama sisa abad ke-20.

Studi metatheory menjadi luas selama sisa abad itu dengan


penerapannya di bidang lain, terutama linguistik ilmiah dan
konsep metalanguage .

Sebuah metatheorem didefinisikan sebagai: "pernyataan


tentang teorema. Biasanya memberikan kriteria untuk
mendapatkan teorema baru dari yang lama, baik dengan mengubah
objeknya sesuai dengan aturan" yang dikenal sebagai
hukum dualitas atau prinsip dualitas atau dengan mentransfernya
ke area lain (dari teori kategori ke teori grup) atau ke konteks lain
dalam area yang sama (dari transformasi linear ke matriks).

Etika dalam Ilmu pengetahuan

Etika dan ilmu, pada dasarnya memiliki relasi dalam


kedirian masing-masing. Etika merupakan cabang aksiologi yang
pada pokoknya membicarakan masalah predikat-predikat nilai
“betul” (“right”) dan “salah” (“wrong”) dalam arti “susila” (“moral”)
dan “tidak susila” (“immoral”). Menurut Robert C. Solomon etika
adalah bagian filsafat yang meliputi hidup baik, menjadi orang baik,
dan menginginkan hal-hal yang baik dalam hidup. Kata “etika”
menunjuk pada disiplin ilmu yang mempelajari nilai-nilai dan
pembenarannya, serta nilai-nilai hidup kita yang sesungguhnya dan
hukum-hukum tingkah laku kita.

Etika, seringkali berfungsi sebagai sesuatu yang membatasi.


Membatasi dalam hal ini memiliki tujuan agar tidak terjadi deviasi

48 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
nilai dalam sistem masyarakat. Sebenarnya pembenaran atau
penyalahan tindakan mempunyai sifat relatif. Karena etika memiliki
nilai subyektivitas, mencakup pandangan dan pemikiran individu
yang terkadang dianggap ‘berbeda’ dengan kaum mayoritas yang
memiliki regulasi dan penataan yang telah dikukuhkan. Etika adalah
ilmu yang reflektif dan kritis. Norma-norma dan pandangan moral
dengan sendirinya sudah terdapat dalam masyarakat[11]. Hal ini
yang akan menciptakan bumping antara yang sudah tertanam dan
yang baru datang.

Pada hakikatnya, etika mengandung sebuah


pilihan. Kebebasan untuk memilih apa yang akan dilakukan,
dijadikan dasar, atau hal-hal lain yang bersifat ‘harus dipilih’. Di
sinilah ilmu dan etika membuat problematika. Ilmu yang saat ini
semakin berkembang, terkadang mengabaikan nilai-nilai yang telah
tertanam. Namun bila dipikirkan secara lebih mendalam, ilmu yang
dalam perkembangannya dikekang oleh nilai-nilai, seakan tidak
memiliki kebebasan untuk maju. Menurut Aristoteles, jika
sebelumnya sudah dipatok apakah bermanfaat atau tidak, ilmu tidak
akan berkembang.

Dengan adanya berbagai problem inilah, maka pada


paragrap-paragrap di bawah ini akan dideskripiskan bagaimana
sesunguhnya relasi antara ilmu dan etika tersebut.

Menurut Bacon, hakikat pengetahuan yang sebenarnya


adalah pengetahuan yang diterima orang melalui persentuhan
indrawi dengan dunia fakta. Persentuhan ini biasanya disebut
pengalaman. Bacon berpendapat, pengalaman dari hasil
pengamatan yang bersifat partikular akan menemukan pengetahuan
yang benar, dan oleh karena itu ia yakin bahwa pengalaman adalah
sumber pengetahuan sejati.

Menurut Bacon, hakikat pengetahuan yang sebenarnya


adalah pengetahuan yang diterima orang melalui persentuhan

49 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
indrawi dengan dunia fakta. Persentuhan ini biasanya disebut
pengalaman. Bacon berpendapat, pengalaman dari hasil
pengamatan yang bersifat partikular akan menemukan pengetahuan
yang benar, dan oleh karena itu ia yakin bahwa pengalaman adalah
sumber pengetahuan sejati.

Untuk memperoleh pengetahuan yang benar, menurut


Bacon haruslah dilakukan dengan cara-cara benar, yaitu: (1) Alam
diwawancarai; (2) Menggunakan metode yang benar, dan; /(3)
Bersikap pasif terhadap bahan-bahan yang disajikan alam, artinya
orang harus menghindarkan dirinya untuk mengemukakan
prasangka terlebih dahulu.

Hal ini dipandang perlu, untuk mencegah timbulnya


gambaran-gambaran yang keliru.Tiga tahapan untuk memperoleh
pengetahuan di atas harus dilakukan secara sistematis, dimulai
dengan mengamati (mewawancarai) alam semesta tanpa prasangka,
kemudian menetapkan fakta berdasarkan percobaan berkali-kali
dengan cara yang bervariasi. Setelah fakta-fakta ditetapkan,
kemudian fakta tersebut diikhtisarkan. Tahap selanjutnya dari
proses pengenalan fakta adalah pengenalan hukum-nya,
menemukan bentuk universal dari sifat-sifatnya yang partikular. Lalu
disusun kembali sehingga menemukan pengetahuan benar.

Sesungguhnya ilmu kimia sangat dekat dengan kehidupan


jika setiap orang memahami kimia secara menyeluruh dan
mendalaminya. Namun, timbulnya persepsi buruk masyarakat
terhadap kimia sebetulnya karena manusia terlalu acuh tak acuh
dengan wilayah aksiologi kimia itu sendiri. Seolah-olah tugas
manusia telah selesai di tataran epistemologi dan ontologi saja,
padahal wilayah aksiologilah yang paling menentukan apakah ilmu
kimia itu membawa manfaat. Padahal ilmu kimia tidak bisa lepas dari
nilai, begitu juga dengan ilmu-ilmu yang lain. Semua tidak bisa lepas
dari nilai, karena yang manusia temukan pasti mempunyai tujuan
tersendiri.

50 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
Contohnya para pedagang yang menambahkan bahan-
bahan kimia pada makanan yang seharusnya bahan-bahan kimia
tersebut bukan sebagai bahan tambahan dalam makanan atau tidak
boleh dikonsumsi. Namun cara tersebut dianggap mampu
mendapatkan keuntungan yang lebih. Disinilah letak kesalahan
pemahaman masyarakat. Hal ini tentunya akan berhubungan
dengan filsafah dalam hal akisologi tersendiri. Contoh lain dalam
bidang militer, kimia seolah menjadi landasan untuk menciptakan
senjata yang paling menakutkan, efisien dan berdaya guna yang
hebat.

Penelitian kimia telah menimbulkan dampak positif yang


signifikan pada dunia di sekitar kita. Akan tetapi, aspek penemuan
menguntungkan tersebut juga dapat digunakan untuk tujuan
negatif, yang telah menyebabkan penggunaan istilah “penggunaan
ganda” untuk menggambarkan penelitian tersebut. Karena
kenyataan ini, para ilmuwan memiliki dua tantangan abadi:
menyadari dan tetap menyadari potensi penggunaan ganda karya
mereka, dan bertanggung jawab dan tetap bertanggung jawab atas
masalah penelitian penggunaan ganda yang dilakukan oleh diri
mereka sendiri dan kolega mereka. Untuk membantu praktisi kimia
mengatasi tantangan kedua, 30 ilmuwan dari 18 negara menghadiri
lokakarya di Kuala Lumpur pada April 2016 untuk menyusun secara
bersama-sama konsep Kode Etik Ahli Kimia Global (Global Chemists’
Code of Ethics - GCCE) yang dapat ditindaklanjuti dan dipandu oleh
ketentuan yang diuraikan dalam Panduan Etika Den Haag dan
Perangkat Bantu Pedoman Perilaku. Pada akhir lokakarya ini, peserta
secara sukarela mengadopsi kode etik ini dan ditugaskan untuk
membagikan kode etik ini kepada kolega mereka ketika mereka
kembali ke negara mereka masing-masing.

Untuk membantu menentukan kategori yang dicakup


dalam kode etik ini, masukan dari profesional kimia di lima negara
dikumpulkan seputar situasi sehari-hari yang mereka hadapi ketika
dilema etika mungkin timbul. Setelah lokakarya itu, peserta diberi

51 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
materi berikut ini: • Salinan resmi GCCE, • Pembukaan ini yang berisi
panduan untuk membantu dalam mengadaptasikan pelaksanaan
GCCE di negara asal atau organisasi peserta, • Panduan Etika Den
Haag, • Perangkat Bantu Pedoman Perilaku, dan • Menanamkan
Etika ke dalam Pengembangan Insinyur

Menurut K. Bertens, etika itu berarti ilmu tentang apa yang


biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.14 Dalam Kamus
Umum bahasa Indonesia yang lama oleh Poerwadarminta, etika
dijelaskan sebagai ilmu pengetahuan tentang asas-asa akhlak
(moral).15 Sedangkan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang
baru terbitan Departemen Pendidikan & Kebudayaan Republik
Indonesia, etika dijelaskan dengan membedakan tiga arti:

1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang
hak dan kewajiban moral (Akhlak);

2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;

3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan


atau masyarakat.

4. Dari pengertian di atas, jelas memberikan arti etika itu


adalah merupakan ilmu. Etika dimengerti sebagai ilmu
tentang filsafat moral, tidak mengenai fakta, tetapi tentang
nilai-nilai, tidak mengenai tindakan manusia, tetapi tentang
idenya. Adanya asas-asas dan nilai-nilai tentang yang
dianggap baik dan buruk yang begitu saja diterima 13 Ibid.
Hlm. 2-3. 14 K. Bertens. Loc. Cit. 15 Ibid. Hlm. 15. 16 Ibid
dalam suatu masyarakat. Dalam perkembangannya etika
menjadi bahan refleksi bagi suatu penelitian sistematis dan
metodis. Skema di atas menyajikan hubungan antara etika
dan ilmu, di mana berawal dari perilaku manusia yang pada
hakekatnya etika dan moral itu memiliki pengertian atau
pemahaman yang sama. Kedua istilah ini mengandung arti
perilaku yang baik dari seseorang atau sekelompok orang

52 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
sebagai pedoman dari tuntutan hati nurani orang yang
bersangkutan dan masyarakat demi untuk terciptanya rasa
kemanusiaan, kejujuran dan keadilan dalam kehidupan
antar individu dan masyarakat.

5. Etika yang menjunjung tinggi tegaknya nilai-nilai


kemanusiaan, kejujuran dan keadilan, sehingga menjadi
sumber pijakan berperilaku yang benar. Etika (akhlak)
berujung pada masalah perilaku tersebut, maka ketika ia
melakukan sesuatu aktivitas dalam kehidupannya akan
menunjukkan sikap sebagai cermin etika yang
diberlakukannya.

6. Menurut Imam Ghazali, akhlak (etika) adalah keadaan yang


bersifat batin di mana dari sana lahir perbuatan dengan
tanpa berfikir dan tanpa dihitung resikonya (al
khuluquhaitun rasikhotun tashduru’antha al afal bi
suhulatin wa yusrin min ghoiri hajatin fikrin wa
ruwaiyyatin).17 Sedangkan ilmu akhlak adalah ilmu yang
berbicara tentang baik dan buruk dari suatu perbuatan.
Ketika berbicara tentang nilai baik buruk maka munculah
persoalan tentang konsep baik buruk.

Hubungan Etika Dengan Ilmu

Paham yang menyatakan bahwa ilmu itu bebas nilai,


menggunakan pertimbangan yang didasarkan atas nilai dari yang
diwakili oleh ilmu yang bersangkutan. Begitu pula etika sebagai
bagian dari filsafat merupakan ilmu pengetahuan tentang nilai-nilai
moral manusia. Ilmu sebagai daya tarik bagi hasrat ingin tahu
manusia yang tanpa henti dan kebenaran, sehingga perlu
diperhatikan etika sebagai efek tambahan dari ilmu setelah
diterapkan dalam masyarakat

Manusia pada dasarnya ditbiati oleh akal, maka manusia


memiliki ilmu (logos). dengan ilmunya itu segala aktivitas

53 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
kehidupannya dilandasi dengan ilmu yang didasari oleh akal.
Kemudian diuaskan menjadi memperhatikan, menyimak,
mengumpulkan makna, menyimpan dalam batin, berhenti untuk
menyadari.22 Disini bertemu antara logos dengan ethos (etika),
berarti adanya penghentian, rumah, tempat, tanggal, endapan sikap.

Ilmu bukanlah tujuan tetapi sarana untuk mencapai hasrat


akan kebenaran itu berimpit dengan etika bagi sesame manusia dan
tanggung jawab secara agama. Sebenarnya ilmuwan dalam gerak
kerjanya tidak perlu memperhitungkan adanya dua faktor, yaitu ilmu
dan tanggung jawab. Karena yang kedua itu melekat dengan yang
pertama. Dengan tanggung jawab itu berarti ilmuwan mempunyai
etika dalam keilmuannya itu. Ilmu yang melekat dengan
keberadaban manusia yang terbatas, maka dengan ilmu hasrat
keingin tahuan manusia yang terdapat di dalam dirinya merupakan
petunjuk mengenai kebenaran yang transeden di luar jangkauan
manusia.

54 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
Hakekat dan Landasan Ilmu Kimia

Pengertian, Konsep dan Karateristiknya

Hakikat ilmu kimia adalah cabang ilmu yang mempelajari


perubahan materi. Mencoba mengingat istilah kimia pertamakali
digaungkan sudah sejak tahun 700-778 yang lalu. Siapa yang mengira
jika ilmu kimia diambil dari bahasa arab, yaitu dari kata al – kimia
yang bermakna perubahan materi.

Tokoh kimia pada waktu itu adalah Jabir ibnu Hayyan.


Beliau merupakan ilmuwan muslim yang mengembangkan ilmu
kimia. Dari beliaulah, kita mulai mengenal tentang perubahan
materi, susunan, sifat, struktur, perubahan energi dan lain
sebagainya. Akhirnya perubahan bentuk materi inilah yang akam
membentuk komponen pembentuk materi dan membuat
perbandingan baru.

Hakikat Ilmu Kimia

Menurut KBBI, kata hakikat memiliki arti intisari atau dasar,


kenyataan yang sebenarnya. Sehingga jika dikaitkan dengan ilmu
kimia, apa sih inti dari ilmu kimia itu?

Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang


perubahan materi. Sehingga hakikat ilmu kimia adalah benda dapat
mengalami perubahan bentuk maupun susunan partikelnya menjadi
bentuk lain yang berbeda dengan bentuk dan susunan partikel
asalnya.

Agar lebih paham lagi, berikut adalah materi lebih lengkap tentang
ilmu kimia :

1. Pengertian Ilmu Kimia

55 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
Seperti yang disinggung di atas bahwa secara bahasa kimia
berasal dari bahasa arab “al – kimia” yang memiliki arti perubahan
materi. Kimia juga berasal dari bahasa Yunan “khemia” dengan arti
perubahan materi.

Secara istilah pengertian ilmu kimia adalah sebagai berikut :

Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang susunan,


struktur, sifat, dari skala atom hingga molekul dan perubahan energi
yang menyertai suatu perubahan materi atau zat. Kemudian
menurut Chang (2005: 3) ilmu kimia di definisikan sebagai ilmu yang
mempelajari materi dan perubahannya. Zat-zat yang terlibat dalam
perubahan kimia yaitu unsur dan senyawa. Untuk mengetahui ciri
dari suatu unsur dan senyawa dapat diketahui dari sifat-sifat kimia
dan fisis.

Sifat kimia adalah sifat yang dapat ditunjukan dengan


melalui perubahan kimia sedangkan sifat fisis merupakan sifat yang
dapat diamati tanpa mengubah susunan zatnya.

Jika dibiarkan terjadinya perubahan materi, akan


menimbulkan perubahan materi baru dan perubahan energi baru.
Apabila terjadi perubahan bentuk, maka akan berdampak terjadi
perubahan letak susunan, mengubah deformasi dan sampai dapat
mempengaruhi sifat yang berbeda dengan wujud semula.

Nah tahukah kamu jika dulu ilmu kimia dianggap pemikiran


radikal. Karena para ilmuan beranggapan bahwa atom dan model
atom secara bebas dan belum kelihatan wujudnya. Masih sebatas
dugaan dan imajinasi.

Hingga pada akhirnya, seiring transformasi dan rasa ingin


tahu manusia terhadap atom dan model atom yang sangat tinggi,
akirnya ditemukanlah bahwa pemikiran ini benar-benar ada dan kini
mulai di dalami. Memang di sini ilmu filsafat sangat bermain. Tanpa

56 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
ilmu filsafat, pastinya tidak akan ditemukan pemikiran tentang atom
yang dulu pun juga dianggap khayalan.

2. Konsep Kimia

Pada hakikatnya ilmu kimia memiliki konsep dasar. Dimana


di sana memiliki beberapa istilah yang akan sering dipahami dan
dipelajari. Mulai dari Atom, Unsur, Senyawa, molekul, zat kimia. Lalu
dari masing-masing ulasan di atas, apa sih? Berikut penjelasan
singkatnya.

a. Atom, istilah atom dalam hakikat ilmu kimia adalah materi yang
memiliki muatan positif. Atom terdiri dari proton dan neutron. Atom
juga termasuk satu terkecil yang bisa mempertahankan sifat muatan
positif meskipun ada di area sistem elektron.

b. Unsur, adalah satuan lebih kecil dari atom. Dimana unsur ini
memiliki sekelompok atom yang memiliki proton dan inti proton.
Sedangkan untuk inti proton itu sendiri disebut dengan atom unsur.

c. Ion, barangkali kamu pernah dengar dengan nama Ion. Ion


merupakan spesies muatan atau molekul yang telah kehilangan dan
mendapatkan lebih elektron. di dalam ion ada istilah kation yang
memuat poisif dan memilini anion yang memuat negatif dan dapat
menghasilkan garam netral.

d. Senyawa, Senyawa terbentuk oleh dua atau lebih dari dua unsur.

e. Molekul, molekul merupakan satuan terkecil yang tidak dapat


terpecahkan. Meskipun demikian, senyawa kimia murni yang dimiliki
masih konsisten mempertahakan sifat kimia dan sifat fisik yang
uniknya loh.

f. Zat kimia, zat kimia terdiri dari campuran senyawa-senyawa dan


unsur-unsur. Dimana bisa mudah kita temukan dalam banyak
bentuk, diantarannya adalah air dan biomassa.

57 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
g. Wujud zat lebih menunjukan pada hasil. Dimana wujud zat ini
terbentuk akibat perubahan kimia. Misal dari es batu berubah
menjadi cair, dan berlaku sebaliknya.

h. Reaksi Kimia, yang termasuk dalam reaksi kimia adalah terjadinya


perubahan atau terjadinya transformasi struktur molekul.

3. Karakteristik Kimia

Hakikat ilmu kimia yang tidak kalah penting adalah


karakteristik kimia. Karakteristik secara mudah dapat kita sebut
dengan sifat yang khas dan yang melekat dengan objek itu sendiri.
Memang mengetahui ciri atau karakteristik dari ilmu kimiapun juga
sulit. Itu sebabnya ilmu kimia menjadi mata pelajaran yang cukup
memusingkan. Kecuali bagi kamu yang memang memiliki rasa
senang dan ketertarikan ini.

Nah, hakikat ilmu kimia memiliki beberapa karakteristik


menurut Kean dan Middlecamp (1985), yang menyebutkan bahwa
ilmu kimia memiliki sifat abstrak, ilmu kimia juga penyederhaan dari
yang sebenarnya, sifatnya berkembang, dsb. Jika poin-poin tersebut
dipaparkan, tidak akan cukup saya tulis di sini.

Namun ada satu hal yang pasti. Kamu harus memetakan


dan memfokuskan akan mempelajari kimia dari segi apanya terlebih
dahulu. Adapun alasan ilmu kimia ini sulit dipalajari karena di sini
kamu menemukan banyak istilah yang sulit dihafalkan dan sulit
dipahami. Selain itu juga hakikat ilmu kimia memiliki banyak konsep
dan materi yang sifatnya menguras konsentrasi. Belum lagi saat
mempelajari molekul, atom, ion dan dan istilah lain. DI tambah
proses perhitungan dan rumus-rumus yang begitu ribet.

Karakteristik Hakikat Ilmu Kimia

Karakteristik ilmu kimia setidaknya memiliki beberapa


catatan. Diatnarannya sebagai ilmu pengetahuan alam. Dimana ilmu
ini dibutuhkan contoh konkrit yang telah ada di sekitar kita. Tidak

58 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
hanya itu, hakikat ilmu kimia memiliki karakteristik lain bahwa ilmu
ini adalah metode ilmiah yang memiliki rangkaian proses ilmiah demi
memperoleh konsep, hukum, aturan dan prinsip ilmiah.

Seperti yang telah kamu pahami bahwa saat mempelajari


kimia, kamu akan menemukan bahan kajian kimia yang sifatnya
abstrak bukan? Karena banyak sesuatu yang abstrak, maka seorang
pendidik kimia pun dituntut untuk bisa menganalogikan secara tepat
agar lebih mudah dipahami oleh peserta didik.

Karakteristik buku kimia adalah dapat mengkaji hitungan


yang erat kaitannya dengan fakta, hukum, dan aturan. Adapun
karakteristik lain, missalnya ilmu kimia sebagai konsep ilmu yang
memiliki urutan paling sederhana dan mendasar menjadi sangat
kompleks. Jadi butuh dan perlu konsep agar bisa lebih bisa
memahaminya.

Hubungan antara Ilmu Kimia dan Ilmu Lain

Sebagai salah satu ilmu terapan, Kimia masih


membutuhkan ilmu-ilmu pendukung lainnya. Adapun hubungan
antara ilmu Kimia dan ilmu lainnya adalah sebagai berikut.

1. Bidang kedokteran

Ilmu Kimia digunakan untuk mendiagnosa suatu penyakit, teknologi


rekayasa genetika, dan radiologi.

2. Bidang farmasi

Di bidang farmasi, ilmu Kimia dijadikan dasar dalam pembuatan


obat.

3. Bidang kriminologi

Ilmu Kimia juga berperan di bidang kriminologi, lho. Contoh


kegunaan Kimia di bidang kriminologi adalah untuk proses visum,
pemeriksaan urine, dan sebagainya.

59 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
Sebagai salah satu ilmu terapan, Kimia masih membutuhkan ilmu-
ilmu pendukung lainnya. Adapun hubungan antara ilmu Kimia dan
ilmu lainnya adalah sebagai berikut.

1. Bidang kedokteran

Ilmu Kimia digunakan untuk mendiagnosa suatu penyakit, teknologi


rekayasa genetika, dan radiologi.

2. Bidang farmasi

Di bidang farmasi, ilmu Kimia dijadikan dasar dalam pembuatan


obat.

3. Bidang kriminologi

Ilmu Kimia juga berperan di bidang kriminologi, lho. Contoh


kegunaan Kimia di bidang kriminologi adalah untuk proses visum,
pemeriksaan urine, dan sebagainya.

4. Bidang pertanian

Di bidang pertanian, Kimia berfungsi sebagai dasar pembuatan


pupuk, pestisida, dan pemulihan tanaman.

5. Bidang biologi

Kimia ternyata juga berperan di bidang Biologi, lho. Contohnya


untuk mempelajari reaksi-reaksi dalam tubuh makhluk hidup.

6. Bidang seni

Siapa bilang seni itu anti ilmu pengetahuan. Untuk menentukan


keaslian suatu lukisan ternyata dibutuhkan ilmu Kimia.

7. Bidang arkeologi

Peran Kimia di bidang arkeologi adalah untuk menentukan umur fosil


melalui peluruhan inti radioaktif.

60 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a
Manfaat Mempelajari Kimia

Jangan menganggap bahwa ilmu Kimia hanya digunakan


sebagai sarana untuk mendapatkan nilai di sekolah. Lebih dari itu,
banyak manfaat yang bisa Quipperian dapatkan dengan
mempelajari Kimia. Apa saja manfaatnya?

1. Memahami alam beserta prosesnya, sebagai contoh saat


bernapas oksigen akan masuk ke dalam tubuh. Di dalam
tubuh, oksigen akan mengalami proses pembakaran agar
dihasilkan energi.

2. Memahami produk-produk yang berguna dalam kebutuhan


sehari-hari, contohnya detergen, sabun, obat-obatan, dan
sebagainya.

3. Memahami berbagai jenis produk teknologi, contohnya


pesawat terbang, mobil, kulkas, dan sebagainya.

4. Memahami produk Kimia yang dapat menimbulkan


masalah, contohnya DDT, CFC, unsur-unsur radioaktif, dan
merkuri.

5. Memahami bahan-bahan Kimia beracun, contohnya


formalin.

61 | M o d u l F i l s a f a t K i m i a

Anda mungkin juga menyukai