Anda di halaman 1dari 30

Hakikat Filsafat

1. www.themegallery.com LOGO OLEH : TRI ASTARI


(8146182041) HAKEKAT FILSAFAT
2. PENGERTIAN FILSAFAT ARTI KATA Secara etimologi filsafat
dari kata Philosophia, (bahasa Yunani) phile/ philos berarti
cinta atau sahabat, sophia/ sophos yang berarti kebijaksanaan
atau kebenaran. Berdasarkan asal usul philosophia (Latin)
berarti cinta kepada kebijaksanaan atau sahabat kebijaksanaan
Dengan kata lain, filsafat adalah mencintai hal-hal yang bersifat
bijaksana. Karena istilah philosophia dalam bahasa Indonesia
identik dengan istilah filsafat, maka untuk orangnya, yaitu
orang yang mencintai kebijaksanaan disebut filsuf. LOGO
3. PENGERTIAN FILSAFAT MENURUT BEBERAPA AHLI: 1.Plato:
Pengetahuan tentang segala yang ada (ilmu pengetahuan yang
berminat mencapai kebenaran yang asli). 2.Aristoteles: ilmu
pengetahuan yang meliputi kebenaran, yang di dalamnya
terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika,
ekonomi, politik, dan estetika (filsafat menyelidiki sebab dan
asas segala benda). 3.Marcus Tullius Cicero: Pengetahuan
tentang sesuatu yang maha agung dan usaha-usaha untuk
mencapainya. 4.Al Farabi: ilmu pengetahuan tentang alam dan
bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya. 5.Hasbullah
Bakry: ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam
mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia, sehingga
dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana
hakikatnya sejauh yang dapat dicapai oleh akal manusia, dan
bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai
pengetahuan itu. 6.Poedjawijatna: ilmu yang berusaha untuk
mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu
berdasarkan pikiran belaka. LOGO
4. LOGO INTINYA PENGERTIAN FILSAFAT ilmu yang
menggambarkan usaha manusia untuk mencari dan
menemukan kebenaran atau kenyataan baik yang mengenai
diri sendiri maupun segala sesuatu yang dijadikan objeknya.

5. OBYEK FILSAFAT ADA DUA : 1. Objek material filsafat: segala


sesuatu yang menjadi masalah filsafat , segala sesuatu yang
dimasalahkan oleh atau dalam filsafat. 2. Objek formal filsafat:
usaha mencari keterangan secara radikal (sedalam-dalamnya
sampai keakarnya) tentang LOGO obyek materi filsafat.
6. CIRI-CIRI FILSAFAT 1. Sifat komprehensif (menyeluruh):
Seseorang ilmuwan tidak akan pernah puas jika hanya
mengenal ilmu hanya dari segi pandang ilmu itu sendiri. 2. Sifat
mendasar (radikal) : Sifat yang tidak saja begitu percaya bahwa
ilmu itu benar. 3. Spekulatif : Apa yang diselidiki filsafat
didasarkan pada dugaan-dugaan yang masuk akal dan tidak
berdasarkan bukti empiris. 4. Sistematis : Dalam menjawab
suatu permasalahan, digunakan pendapat-pendapat sebagai
wujud dari proses berpikir filsafat. 5. Bebas : Setiap manusia
adalah hasil pemikiran yang bebas. LOGO .
7. AJARAN-AJARAN FILSAFAT 1. Materialisme : Bahwa kenyatan
yang sebenarnya adalah alam semesta badaniah. 2. Idealisme :
Bahwa hakikat kenyataan dunia adalah ide yang sifatnya rohani
atau intelegesi. 3. Realisme : Bahwa dunia batin/rohani dan
dunia materi murupakan hakitat yang asli dan abadi. 4.
Pragmatisme : Aliran paham dalam filsafat yang tidak bersikap
mutlak (absolut) tidak doktriner tetapi relatif tergantung
kepada kemampuan minusia. LOGO
8. CABANG-CABANG FILSAFAT LOGO 1. Metafisika (Bersifat
Fisik) 2. Epistemologi (Teori Pengetahuan) 3. Logika 4. Etika
(Filsafat Moral) 5. Estetika (Filsafat Seni)
9. ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT LOGO TIGA ALIRAN DALAM
BERBAGAI PERSOALAN-PERSOALAN: 1.Aliran-Aliran Filsafat
dalam Persoalan Keberadaan (Ontologi Ilmu) 2.Aliran-Aliran
Filsafat dalam Persoalan Pengetahuan (Epistemologi Ilmu)
3.Aliran-Aliran Filsafat dalam Persoalan Nilai- Nilai (Aksiologi
Ilmu)
10. ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN YANG BERKEMBANG
SAAT INI : 1. Filsafat Pendidikan Idealisme : memandang bahwa

realitas akhir adalah roh, bukan materi, bukan fisik. 2. Filsafat


Pendidikan Realisme : filsafat yang memandang realitas secara
dualitis. 3. Filsafat Pendidikan Materialisme : hakikat realisme
adalah materi, bukan rohani, spiritual atau supernatural. 4.
Pendidikan Pragmatisme : manusia dapat mengetahui apa yang
manusia alami. 5. Filsafat Pendidikan Eksistensialisme :
memfokuskan pada pengalaman-pengalaman individu LOGO
11. ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN 6. Filsafat Pendidikan
Progresivisme : pengetahuan yang benar pada masa kini
mungkin tidak benar di masa mendatang. LOGO 7. Filsafat
Pendidikan Esensialisme : suatu filsafat pendidikan konservatif
yang pada mulanya dirumuskan sebagai suatu kritik pada
trend-trend progresif di sekolah-sekolah. 8. Filsafat Pendidikan
Perenialisme : memandang situasi dunia dewasa ini penuh
kekacauan, ketidakpastian, dan ketidakteraturan, terutama
dalam kehidupan moral, intelektual dan sosio kultual. 9. Filsafat
Pendidikan Rekonstruksionisme : didasarkan atas suatu
anggapan bahwa kaum progresif hanya memikirkan dan
melibatkan diri dengan masalah-masalah masyarakat yang ada
sekarang.
12. MANFAAT FILSAFAT 1. Sebagai dasar dalam bertindak. 2.
Sebagai dasar dalam mengambil keputusan. 3. Untuk
mengurangi salah paham dan konflik. 4. Untuk bersiap siaga
menghadapi situasi dunia yang selalu berubah. LOGO
13. TOKOH FILSAFAT LOGO AL - GHAZALI Seorang ulama besar
yang pemikirannya sangat berpengaruh terhadap Islam dan
filsafat Dunia Timur. Beliau adalah seorang sufi sekaligus
seorang teolog yang mendapat julukan Hujjah al- Islam.
Pemikiran Al- Ghazali begitu beragam dan banyak, mulai dari
pikiran beliau dalam bidang teologi (kalam), tasawuf, dan
filsafat. Menurutnya ilmu merupakan sumber kebutuhan bagi
setiap manusia, karena tanpa ilmu manusia akan bodoh dan
tidak mengetahui arah hidup dalam prikehidupan. Sebagai
seorang ilmuwan besar, Al- Ghazali berupaya membuat sebuah

karya-karya tulis yang bersifat memotivasi seseorang untuk


selalu menggali ilmu pengetahuan, khususnya ilmu agama.
14. www.themegallery.com LOGO
http://www.slideshare.net/AstariAdja/hakikat-filsafat
Astari Adja Published on Nov 3, 2014
menjelaskan tentang hakikat filsafat

PENGERTIAN, SUBJEK/ OBJEK DAN PENTINGNYA FILSAFAT


August 26, 2012 at 8:53pm
BAB I
RINGKASAN MATERI
A. Pengertian Filsafat

1. Defenisi Filsafat
Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu dari kata
philos dan Shopia. Philos artinya cinta yang sangat
mendalan, dan sophia artinya kearifan atau kebijakan. Jadi arti
filsafat secara hrfiah adalah cinta yang sangat mendalam
terhadapat kearifan atau kebijakan. Filsafat dapat diartikan
sebagai suatu pendirian hidup (individu) dan dapat juga disebut
pandangan hidup (masyarakat). Pada bagian lain Harold Tisus
mengemukakan makna filsafat yaitu :
1. Filsafat adalah suatu sikap tentang hidup dan alam semesta
2. Filsafat adalah suatu metode berpikir rekflektif dan penelitian
penalaran
3. Filsafat adalah suatu perangkat masalah-masalah
4. Filsafat adalah seperangkat teori dan sistem berpikir
Berfilsafat merupakan salah satu kegiatan/ pemikiran manusia
memiliki peran yang penting dalam menentukan dan
menemukan eksistensinya. Berfilsafat berarti berpikir, tetapi
tidak semua berpikir dapat dikategorikan berfilsafat. Berpikir
yang dikategorikan berfilsafat adalah apabila berpikir tersebut
mengandung tiga ciri yaitu radikan, sistematis dan universal.
Untuk ini filsafat menghendaki lah pikir yang sadar, yang
berarti teliti dan teratur. Berarti bahwa manusia menugaskan
pikirnya untuk bekerja sesuai dengan aturan dan hukum-hukum
yang ada, berusaha menyerap semua yang bersal dari alam,
baik yang berasal dari dalam dirinya atau diluarnya.
2. Subjek/ Objek Filsafat
Berfikir merupakan subjek dari filsafat akan tetapi tidak semua
berfikir berarti berfilsafat. Subjek filsafat adalah seseorang
yang berfikir/ memikirkan hakekat sesuatu dengan sungguh
dan mendalam.
Objek filsafat, objek itu dapat berwujud suatu barang atau
dapat juga subjek itu sendiri contohnya si aku berfikir tentang

diriku sendiri maka objeknya adalah subjek itu sendiri. Objek


filsafat dapat dibedakan atas 2 hal :
1. Objek material adalah segala sesuatu atau realita, ada yang
harus ada dan ada yang tidak harus ada
2. Objek formal adalah bersifat mengasaskan atau berprinsi
dan oleh karena mengasas, maka filsafat itu mengkonstatis
prinsip-prinsip kebenaran dan tidak kebenaran

3. Pentingnya Filsafat Bagi Manusia


Pentingnya filsafat dapat kita pada penjelasan berikut :
1) Dengan berfilsafat kita lebih menjadi manusia, lebih
mendidik dan membangun diri sendiri
2) Dari pelajaran filsafat kita diharapkan menjadi orang yang
dapat berpikir sendiri
3) Memberikan dasar-dasar pengetahuan kita, memberikan
padangan yang sintesis pula sehingga seluruh pengetahuan
kita merupakan kesatuan
4) Hidup kita dipimpin oleh pengetahuan kita. Sebab itu
mengetahuikebenaran-kebenaran yang terdasar berarti
mengetahui dasar-dasar hidup kita sendiri
5) Khususnya bagi seorang pendidik, filsafat mempunyai
kepentingan istimewa karena filsafatlah memberikan dasardasar dari ilmu-ilmu pengetahuan lainnya yang mengenai
manusia seperti misalnya : ilmu mendidik, sosiologi, ilmu jiwa
dan sebagainya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definis Filsafat
Adapun defenisi filsafat menurut para ilmuwan yaitu :

1. Plato (427-347 M) Filsafat tidak lah lahir dari pengetahuan


tentang segala yang ada
2. Aristoteles (384-322 M) Filsafat itu menyelidiki sebab dan
asas segala benda
3. Al-Kindi (800-870) Filsafat merupakan pengetahuan benar
mengenai hakikat segala yang ada sejauh mungkin bagi m
anusia
4. AL-Farabi (872-950) Filsafat itu adalah ilmu pengetahuan
tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikatnya
yang sebenarnya
5. Ibnu Sina (980-1037) hal pertama yang dihadapi seorang
filsuf adalah bahw ayang ada berebeda-beda, terdapat ada
yang hanya mungkin ada
6. Immanuel Kant (1724-1804) filsafat itu ilmu pokok dan
pangkal segala pengetahuan yangi dalamnya mencakup empat
persoalan, yaitu :
1. Apakah yang dapat kita ketahui? (dijawab oleh metafisika)
2. Apakah yang boleh kita kerjakan? (dijawab oleh etika)
3. Sampai dimanakah pengharapan kita? (dijawab oleh agama)
4. Apakah yang dinamakan manusia? (dijawab oleh
anthroposlogi)
7. Prof Drs. Hasbullah Bakry, S.H filsafat ialah ilmu yang
menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai keTuhanan, alam semesta dan manusia, sehingga dapat
menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya
sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap
manusia seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.
8. Prof. Dr. N Driyarkara S. J filsafat adalah pikiran manusia
yang radikal artinya dengan mengesampingkan pendirianpendirian dan pendapat-pendapat yang diterima saja

mencoba memperlihatkan pandangan yang merupakan akar


dari lain-lain pandangan dan sikap praktis.
9. Ciceor Filsafat sebagai seni kehidupan
10. Rene Descartes filsafat merupakan kumpulan segala
pengetahuan, dimana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok
penyelidikannya
11. Francis Bacon filsafat merupakan induk agung dari ilmuilmu dan filsafat menangani semua pengetahuan sebagai
bidangnya
12. John Dewey filsafat haruslah dipandang sebagai suatu
pengungakap mengenai perjuangan manusia secara terus
meners dalam upaya melakukan penyesuaian berbagai tradisi
yang membentuk budi manusia terhadap kecenderungankecenderungan ilmiah dan cita-cita politi yang baru dan tidak
sejalan dengan wewenang yang diakui.

Berfilsafat merupakan salah satu kegiatna pemikiran manusia


memiliki peran yang penting dalam menentukan dan
menmukan eksistensinya. Dalam kegiatan ini manusia akan
berusaha untuk mencapai kearifan dan kebajikan. Kearifan
merupakan buah yang dihasilkan filsfar dari usaha mencapai
hubungan-hubungan antara berbagai pengetahuan, dan
menentukan implikasinya baik secara yang tersurat maupun
yang tersirat dalam kehidupan.
Berfilsafat berarti berpikir, tetapi tidak semua berpikir dapat
dikategorikan berfilsafat. Berpikir yang dikategorikan berfilsafat
adalah apabila berpikir tersebut mengandung 3 ciri, yaitu
radikan, sistematis dan universal. Seperti yang dijelaskan oleh
Sidi Gazalba (1973:43) :
Berpikir radikan, sampai ke akar-akarnya, tidak tanggungtanggung, sampai pada konsekuensi yang terakhir. Berpikir itu
tidak separuh-paruh, tidak berhenti di jalan, tetapi terus sampai
ke ujungnya. Berpikir sistemati adalah berpikir logis yang

bergerak selangkah demi selangkah dengan penuh kesadaran


dengan urutan yang bertanggung jawab dan saling hubungan
yang teratur. Berpikir universal tidak berpikir khusus, yang
hanya terbatas kepada bagian-bagian tertentu, melainkan
mencakup keseluruhan.

Berdasarkan pada tingkatberfikir kita terlihat bahwa filsafat


merupakan suatu uapya untuk mampu melakukan kajian
secara mendasar sehingga dengan kajian yang mendasar
tersebut dimungkinkan untuk dapat putusan tentang suatu
secara bijaksana. Manusia selalu berpikir akan sesuatu yang
sudah menjadi pengetahuannya, yang aman apengetahuan
tentang sesuatu yang maha agung dan bagaimana usahausaha untuk mencapainya. Dengan ini manusia selalu berusaha
untuk bertujuan menyelidiki hakekat yang sebenarnya. Karena
filsafat merupakna ilmu pokok dan pangkal segala
pengetahuan yang maan terdapat dalam persoalan-persoalan
yang terjadi dalam keseharian kita sebagai manusia.
Sesuai dengan makna filsafat, berfilsafat adalah berfiki dan
sampai kepada spikulasi. Untuk itu filsafat menghindari oleh fiki
dan sadar, yang berarti teliti dan teratur. Dimna manusia
menegaskan pikiranya untuk bekerja sesuai dengan aturan dan
hukum-hukum yang ada, berusaha menyerap semua yang
bersala dari alam, baik yang bersal dari dalam dirinya atau di
luarnya
Dapat disimpulkan bahwa berfilsafat merupakan kegiatan
berpikir manusia yang berusaha untuk mencapai kebijakan dan
kearifan. Filsafat berusaha menuangkan dan membuat garis
besar dari masalah-masalah dan peristiwa yang pelik dari
pengalaman umat manusia.

B. Subjek/ Objek Filsafat

Subjek filsfat adalah seseroang yagn berfikir/ memikirkan


hakekat sesuatu dengan sungguh-sungguh dan mendalam.
Seperti halnya pengetahuan, Maka filsafatpun (sudut
pandangannya) ada beberapa objek yang dikaji oleh filsafat
a. Obyek material yaitu segala sesuatu yang realitas
1. Ada yang harus ada, disebut dengan absoluth/ mutlak yaitu
Tuhan Pencipta
2. Ada yang tidak harus ada, disebut dengan yang tidak
mutlak, ada yang relatif (nisby), bersifat tidak kekal yaitu ada
yang diciptakan oleh ada yang mutlak (Tuhan Pencipta alam
semesta)
b. Obyek Formal/ Sudut pandangan
Filsafat itu dapat dikatakan bersifat non-pragmentaris, karena
filsafat mencari pengertian realitas secara luas dan mendalam.
Sebagai konsekuensi pemikiran ini, maka seluruh pengalamanpengalaman manusia dalam semua instansi yaitu etika,
estetika, teknik, ekonomi, sosial, budaya, religius dan lain-lain
haruslah dibawa kepada filsafat dalam pengertian realita.
Menurut Prof Dr. M. J. Langeveld : bahwa hakikat filsafat itu
berpangkal pada pemikiran keseluruhan sarwa sekalian scara
radikan dan menurut sistem.
1. Maka keseluruhan sarwa sekalian itu ada. Ia adalah pokok
dari yang dipikirkan orang dalam filsafat
2. Ada pula pikiran itu sendiri yang terhadap dalam filsafat
sebagai alat untuk memikirkan pokoknya
3. Pemikiran itupun adalah bahagian daripada keseluruhan, jadi
dua kali ia teradapat dalam filsafat, sebagai alat dan sebagai
keseluruhan sarwa sekalian
Menurut Mr. D. C Mulder menulis sebagai berikut :
Tiap-tiap manusia yang mulai berpikir tentang diri sendiri dan
tentang tempatnya dalam dunia, akan mengahdapi beberapa

persoalan yang begitu penting sehingga persoalan-persoalan


itu boleh diberi nama persoalan-persolan pokok.
Louis Kattsoff mengatakan lapangan kerja filsafat itu bukan
main luasnya yaitu meliputisegala pengetahuan manusia serta
segala sesuatu apa saja yang ingin diketahui manusia.

Dr. A. C Ewing mengatakan bahwa kebenaran, materi, budi,


hubungan materi dan budi, ruang dan waktu, sebab,
kemerdekaan, monisme lawan fluarlisme dan tuhan adalah
termasuk pertanyaan-pertanyaan poko filsafat

C. Pentingnya Filsafat Bagi Manusia


Filsafat mencoba memadukan hasil-hasil dari berbagai sains
yang berbeda ke dalam suatu pandangan dunia yang konsisten.
Filosof cenderung untuk tidak menjadi spesialis, seperti
ilmuwan. Ia menganalisis benda-benda atau masalah dengan
suatu pandangan yang menyeluruh. Filsafat tertarik terahdap
aspek-aspek kualitatif segala sesuatu, terutama berkaitan
dengan makna dan nilai-nilainya. Filsafat menolak untuk
mengabaikan setiap aspek yang otentik dari pengalaman
manusia.
Kita sangat memerlukan suatu ilmu yang sifatnya memberikan
pengarahan/ ilmu pengarahan. Dengan ilmu tersebut, manusia
akan dibekali suatu kebijaksanaan yang di dalamnya memuat
nilai-nilai kehidupan yang sangat diperlukan oleh umat
manusia. Hanya ilmu filsafatlah yang dapat diharapkan mampu
memberi manusia suatu integrasi dalam membantu
mendekatkan manusia pada nilai-nilai kehidupan untuk
mengenai mana yan gpantas kita tolak, man ayang pantas kita
tujui, mana yang pantas kita ambil sehinga dapat memberikan
makna kehidupan. Ada beberapa pentingnya filsafat bagi
manusia yaitu :

1. Dengan belajar filsafat diharapkan akan dapatmenambah


ilmu pengetahuan, karena dengan bertambahnya ilmu akan
bertambah pula cakrawala pemikiran dan pangangan yang
semakin luas
2. Dasar semua tindakan. Sesungguhnya filsafat di dalamnya
memuat ide-ide itulah yang akan membawa mansuia ke arah
suatu kemampuan utnuk merentang kesadarannya dalam
segala tindakannya sehingga manusia kaan dapat lebih hidup,
lebih tanggap terhadap diri dan lingkungan, lebih sadar
terhadap diri dan lingkungan
3. Dengan adanya perkembangan ilmu pengethauan dan
teknologi kita semakin ditentang dengan kemajuan teknologi
beserta dampak negatifnya, perubahan demikian cepatnya,
pergeseran tata nilai, dan akhirnya kita akan semakin jauh dari
tata nilai dan moral

BAB III
KESIMPULAN
Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu dari kata
philos dan Shopia. Philos artinya cinta yang sangat
mendalan, dan sophia artinya kearifan atau kebijakan. Jadi arti
filsafat secara hrfiah adalah cinta yang sangat mendalam
terhadapat kearifan atau kebijakan. Filsafat dapat diartikan
sebagai suatu pendirian hidup (individu) dan dapat juga disebut
pandangan hidup (masyarakat). Berfilsafat merupakan salah
satu kegiatan/ pemikiran manusia memiliki peran yang penting
dalam menentukan dan menemukan eksistensinya. Berfilsafat
berarti berpikir, tetapi tidak semua berpikir dapat dikategorikan
berfilsafat. Berpikir yang dikategorikan berfilsafat adalah
apabila berpikir tersebut mengandung tiga ciri yaitu radikan,
sistematis dan universal. Untuk ini filsafat menghendakilah pikir
yang sadar, yang berarti teliti dan teratur. Berarti bahwa
manusia menugaskan pikirnya untuk bekerja sesuai dengan
aturan dan hukum-hukum yang ada, berusaha menyerap

semua yang bersal dari alam, baik yang berasal dari dalam
dirinya atau diluarnya.
Berfikir merupakan subjek dari filsafat akan tetapi tidak semua
berfikir berarti berfilsafat. Subjek filsafat adalah seseorang
yang berfikir/ memikirkan hakekat sesuatu dengan sungguh
dan mendalam. Objek filsafat, objek itu dapat berwujud suatu
barang atau dapat juga subjek itu sendiri contohnya si aku
berfikir tentang diriku sendiri maka objeknya adalah subjek itu
sendiri. Objek filsafat dapat dibedakan atas 2 hal :
- Objek material adalah segala sesuatu atau realita, ada yang
harus ada dan ada yang tidak harus ada
- Objek formal adalah bersifat mengasaskan atau berprinsi dan
oleh karena mengasas, maka filsafat itu mengkonstatis prinsipprinsip kebenaran dan tidak kebenaran
Pentingnya filsafat dapat kita pada penjelasan berikut :
- Dengan berfilsafat kita lebih menjadi manusia, lebih mendidik
dan membangun diri sendiri
- Dari pelajaran filsafat kita diharapkan menjadi orang yang
dapat berpikir sendiri
- Memberikan dasar-dasar pengetahuan kita, memberikan
padangan yang sintesis pula sehingga seluruh pengetahuan
kita merupakan kesatuan
- Hidup kita dipimpin oleh pengetahuan kita. Sebab itu
mengetahuikebenaran-kebenaran yang terdasar berarti
mengetahui dasar-dasar hidup kita sendiri
- Khususnya bagi seorang pendidik, filsafat mempunyai
kepentingan istimewa karena filsafatlah memberikan dasardasar dari ilmu-ilmu pengetahuan lainnya yang mengenai
manusia seperti misalnya : ilmu mendidik, sosiologi, ilmu jiwa
dan sebagainya.
https://www.facebook.com/notes/chessmaster-andi/pengertiansubjek-objek-dan-pentingnya-filsafat/399869676741452/

Selasa, 18 September 2012


HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN FILSAFAT PENDIDIKAN, AGAMA
DAN KEBUDAYAAN
A. Hubungan Filsafat dengan Agama
Agama merupakan pernyataan pengharapan manusia dalam
dunia yang besar atau jagat raya, karena ada jalan hidup yang
benar yang perlu ditemukan. Manusia menjadi penganutnya
yang setia terhadap agama karena manurus keyakinannya
agama telah memberikan sesuatu yang sangat berharga bagi
hidupnya yang tidak mungkin dapat diuji dengan pengalaman
maupun oleh akal sepert halnya menguji kebenaran sains dan
filsafat karena agama lebih banyak menyangkut perasaan dan
keyakinan.
Agama merupakan sesuatu yang ada, karena keberadaanya
itulah makanya agama dikatakan pengkajian filsafat. Landasan

agama atau tauhid meurupakan landasan utama yang perlu


diperhatikan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk
keselamatan di dunia dan menjadi bekal di akhirat nanti.
Misalnya dalam melaksanakan proses pendidikan dan
pembelajran bagi anak didik, dimana landasan tauhid dan
spritual keagaaan ini menyangkut dengan hakikat menusia
sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Oleh karena itu pendidikan dan
pembelajaran yang harus dilakukan harus mengacu pada
pembentukan kepribadian anak didik yang sesuai dengan nilainilai aqidah dan spritual kegamaan yaitu menurut ajaran
agama islam. Pandangan filsafat menurut agama islam
tertuang semua pada Al-quran yang dijadikan seabgai
pegangan dan pedoman hidup bagi orang-orang yang beriman.
Karena dia yakin bahwa semuanya. Baik hidup, mati, kapan,
dan dimanapun ia berada adalah kekuasaan dan kehendak
yang maha kuasa yaitu Allah SWT.
Beberapa pendapat para ahli tentang hubungan filsafat dengan
agama, yaitu:
a)
Ada yang mengatakan filsafat dan berpangkal dari wahyu
dari Tuhan konsekuensinya adalah filsafat bukanlah suatu ilmu
yang berdiri sendiri, yang otonom, tidak berdasarkan kodrat
akal budi manusia, melainkan sama sekali tergantung dari dan
ditentukan isinya oleh agama. Eksitensi filsafat menjadi filsafat
agama, dibagi menjadi dua macam yaitu:
1)
filsafat agama yang pada umumnya adalah hasil
pemikiran dasar-dasar agama yang bersifat analitis rasional
dan kritis, tapi bebas dari ajaran-ajaran agama.
2)
filsafat suatu agama atau theology membahas dasardasar yang terdalam tentang suatu agama tertentu, misal
theology islam, pembasannya tidak mempersalahkan
kebenaran agamanya karena sepenuhnya diterima sebagai
kebenaran.
b)
Ada yang mengatakan yang ada pada kita, yaitu hanya
akal budi manusia saja, sedangkan agama dan kepercayaan
mereka dianggap kolot. Untuk pendapat ini ada aliran filsafat
rationalisme dengan tokoh-tokohnya:

Rene Descartes yang terkenal dengan ucapanya Cogito

ergo sum; jepense doncje suis; sive existo artinya saya berfikir
karena itu saya ada.

Benedictus ce Spinoza. Hanya ada satu substansi yang


meliputi segala sesuatu yang dinamakannya dues sive
substantie atau dues sive natura yang memiliki dua macam
bentuk, yang satu memiliki tanda kekuasaan, yang lain
memiliki tanda kesadaran.

Gottfried Wilhelm Leibnitz. Terkenal dengan ajarannya


monade, bahwa yang merupakan kekuatan adalah gaya atau
kekuatan.
c)
Menurut filsuf Bertrand Russell: Antara agama (theologi)
dan ilmu pengetahuan terletak suatu daerah yang tak bertuan.
Daerah ini diserang baik oleh agama (theology) maupun oleh
ilmu pengetahuan. Daerah tak bertuan ini adalah filsafat.
Dimana dapat dikatakan hubungan filsafat dengan agama
diantaranya adalah setiap orang diharapkan merenung dalam
hikmah untuk menjadi proses pendidikan dan usaha-usaha
pendidkan suatu bangsa guna mempersiapkan generasi muda
dan warga negara agar beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Dan menjadi warga negara sadar dan insaf
tentang hidup serta mempunyai tauladan yang dapat dijadikan
perinsip dan keyakinan.
B. Hubungan Filsafat dengan Filsafat Pendidikan
Hubungan antara filsafat dan filsafat pendidikan sangatlah
penting sebab ia menjadi dasar, arah dan pedoman suatu
sistem pendidikan. Menurut Jalaludin & Idi (2007: 32) filsafat
pendidikan merupakan aktivitas pemikiran teratur yang
menjadikan filsafat sebagai medianya untuk menyusun proses
pendidikan, menyelaraskan dan mengharmoniskan serta
menerangkan nilai-nilai dan tujuan yang ingin di capai. Menurut
Jalaludin & Idi (2007: 32) hubungan fungsional antara filsafat
dan teori pendidikan adalah:
1.
Filsafat merupakan suatu cara pendekatan yang dipakai
untuk memecahkan problematika pendidikan dan menyusun
teori-teori pendidikan.

2.
Filsafat berfungsi memberi arah terhadap teori pendidikan
yang memiliki relevansi dengan kehidupan yang nyata.
3.
Filsafat, dalam hal ini fisafat pendidikan, mempunyai
fungsi untuk memberikan petunjuk dan arah dalam
pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan.
Pandangan filsafat pendidikan sama pernaannya dengan
landasan filosofis yang menjiwai seluruh kebijaksanaan
pelaksanaan pendidikan. Antara filsafat dan pendidikan
terdapat kaitan yang sangat erat. Filsafat mencoba
merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat,
sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan citra tersebut.
Formula tentang hakekat dan martabat manusa serta
masyarakat terutama di Indonesia dilandasi oleh filsafat yagn
dianus bangsa Indonesia dilandasi oleh fislafat yang dianut
bangsa Indonesia yaitu Pancasila. Pancasila merupakan sumber
dari segala gagasan mengenai wujud manusia dan masyarakat
yang dianggap baik, sumber dari agama sumber yang menadi
pangkal serta muara dari setiap keputusan dan tindakan dalam
pendidikan dan pembelajaran.
Filsafat mengadakan tinjauan yang luas mengenai realita, maka
dikupaslah antara lain pandangan dunia dan pandangan hidup.
Konsep-konsep mengenai ini dapat menjadi landasan
penyusunan konsep tujuan dan metodologi pendidik.
Disamping itu, pengalaman pendidik dalam menuntut
pertumbuhan dan perkembangan anak akan berhubungan dan
berkenaan dengan realita. Semuanya itu dapat disampaikan
kepada filsafat untuk dijadikan bahan-bahan pertimbangan dan
tinjauan untuk memperkembangkan diri. Hubungan filsafat
dengan filsafat pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.
Filsafat mempuyai objek lebih luas, sifatnya universal.
Sedangkan filsafat pendidikan objeknya terbatas dalam dunia
filsafat pendidikan saja
2.
Filsafat hendak memberikan pengetahuan/ pendiidkan
atau pemahaman yang lebih mendalam dan menunjukkan
sebab-sebab, tetapi yang tak begitu mendalam
3.
Filsafat memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan

yang khusus, mempersatukan dan mengkoordinasikannya


4.
Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat
pendidikan tetapi sudut pandangannya berlainan.
Dalam menerapkan filsafat pendidikan, seorang guru sebagai
pendidik dia mengharapkan dan mempunyai hak bahwa ahliahli filsafat pendidikan menunjukkan dirinya pada masalah
pendiidkan pada umumnya serta bagaimana masalah itu
mengganggu pada penyekolahan yang menyangkut masalah
perumusan tujuan, kurkulum, organisasi sekolah dan
sebagainya. Dan para pendidik juga mengahrapkan dari ahli
filsafat pendiidkan suatu klasifikasi dari uraian lebih lanjut dari
konsep, argumen dirinya literatur pendidikan terutama dalam
kotraversi pendidikan sistem-sistem, pengujian kopetensi
minimal dan kesamaan kesepakatan pendidikan.
Brubacher (1950) mengemukakan tentang hubungan antara
filsafat dengan filsafat pendidikan, dalam hal ini pendidikan
bahwa filsafat tidak hanya melahirkan sains atau pengetahuan
baru, melainkan juga melahirkan filsafat pendidikan. Filsafat
merupakan kegiatan berpikir manusia yang berusaha untuk
mencapai kebijakan dan kearifan. Sedangkan filsafat
pendidikan merupakan ilmu yang pada hakekantya jawaban
dari pertanyaan-pertanyaan yagn timbul dalam lapangan
pendidkan. Oleh karena bersifat filosofis, dengan sendirinya
filsafat pendidikan ini hakekatnya adalah penerapan dari suatu
analisa filosofis terhadap lapangan pendidikan.
Jadi, antara filsafat pendidikan dan pendidikan terdapat suatu
hubungan yang erat sekali dan tak terpisahkan. Filsafat
pendidikan mempunyai peranan yang amat penting dalam
sistem pendidikan karena filsafat merupakan pemberi arah dan
pedoman dasar bagi usaha-usaha perbaikan, meningkatkan
kemajuan dan landasan kokoh bagi tegaknya sistem
pendidikan.
C. Hubungan Filsafat dengan Kebudayaan
Pada dasarnya kebudayaan adalah semua ciptaan manusia
yang berlangsung dalam kehidupan. Pendidikan dan kehidupan
adalah suatu hubungan antara proses dengan isi, yaitu
pendidikan adalah proses pengoperan kebudayaan dalam arti

membudayakan manusia aspek lain dari fungsi pendidikan


adalah mengolah kebudayaan itu menjadi sikap mental,
tingkah laku, bahkan menjadi kepribadian anak didik. Jadi
hubungan pendidikan dengan kebudayaan adalah terdapat
hubungan nilai demokrasi. Dimana fungsi pendidikan sebagai
pengoper kebudayaan mempunyai tujuan yang lebih utama
yaitu untuk membina kepribadian manusia agar lebih kreatif
dan produktif yakni mampu menciptakan kebudayaan.
Perlu disadari bahwa manusia sebagai pribadi, masyarakat,
bangsa dan negara hidup dalam suatu sosial budaya. Maka
membutuhkan pewarisan dan pengambangan sosial budaya
yang dilakukan melalui pendidikan. Agar pendidikan berjalan
dengan baik. Maka membutuhkan filosofis dan ilmiah berbagai
sifat normatif dan pedoman pelaksanaannya. Karena
pendidikan harus secara fungsamental yang berazas filosofis
yang menjamin tujuan untuk meningkatkan perkembangan
sosial budaya, martabat bangsawan, kewibawaan dan kejayaan
negara.
Pentingnya kebudayaan untuk mengembangkan suatu
pendidikan dalam budaya nasional mengupayakan,
melestarikan dan mengembangkan nilai budaya-budaya dan
pranata sosial dalam menunjang proses pengembangan dan
pembangunan nasional serta melestarikan nilai-nilai luruh
budaya bangsa. Merencanakan kegairahan masyarakat untuk
menumbuhkan kreaktivtas ke arah pembaharuan dalam usaha
pendidikan yang tanpa kepribadian bangsa.
Pengertian kebudayaan dari beberapa ahli :
1.
Taylor, budaya adalah suatu keseluruhan komplek yang
meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,
keilmuan, hukum, adat istiadat dan kemampuan yang lain serta
kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota
masyarakat
2.
Linton, kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi
tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang
dipelajari, dimana unsur pembentuknya didukung dan
diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya.
3.
Kotjaraningrat, mengartikan bahwa kebudayaan adalah

keseluruhan sistem gagasan, milik dari manusia dengan belajar


4.
Herkovits, kebudayaan adalah bagian dari lingkungan
hiup yang diciptakan oleh manusia
Kebudayaan mempunyai fungsi yang besar bagi manusia dan
masyarkat, berbagai macam kekuatan harus dihadapi seperti
kekuatan alam dan kekuatan lain. Selain itu manusia dan
masyarakat memerlukan kepuasan baik secara spritual
maupun materil. Manusia merupakan makhluk yang berbudaya,
melalui akalnya manusia danpat mengembangkan kebudyaan.
Begitu pula manusia hidup dan tergantung apa kebudayaan
sebagai hasil ciptaanya. Kebudayaan memberikan aturan bagi
manusia dalam mengolah lingkungan dengan teknologi hasil
ciptaannya. Dan kebudayaan juga diharapkan dengan
pendidikan yang akan mengembangkan dan membangkitkan
budaya-budaya dulu, agar dia tidak punah dan terjaga untuk
selamanya. Oleh karena itu, dengan adanya filsfat, kita dapat
mengetahui tentang hasil karya manusia yang akan
menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama
dalam melindungi manusia terhadal alam lingkungannya.
Sehingga kebudayaan memiliki peran :
1.
suatu hubungan pedoman antar manusia atau
kelompoknya
2.
wadah untuk menyalurkan perasan dan kemampuan lain
3.
sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan
manusia
4.
pembeda manusia dengan binatang
5.
petunjuk-petunjuk tentang bagaimana harus bertindak
dan berperilaku dalam pergaulan
6.
pengaturan agar manusia dapat mengerti bagaimana
seharusnya bertindak, berbuat, menentukan sikapnya jika
berhubungan dengan orang lain
7.
sebagai modal dasar pembangunan
Kebudayaan masyarakat tersebut sebagian besar dipenuhi oleh
kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri. Hasil
karya masyarakat melahirkan teknologi atau kebudayan
kebendaan yang mempunyai kegunaan utama dalam
melindungi masyarakat terhadap lingkungan di dalamnya.

Diposkan oleh Fikri Nurul di 08.20


http://admpddkanunp.blogspot.co.id/2012/09/hubungan-filsafatdengan-filsafat.html
Rabu, 26 Maret 2014
FILSAFAT PENDIDIKAN, HUBUNGAN FILSAFAT
FILSAFAT PENDIDIKAN

Istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani : philosophia.


Seiring perkembangan jaman akhirnya dikenal juga dalam
berbagai bahasa, seperti : philosophic dalam kebudayaan
bangsa Jerman, Belanda, dan Perancis; philosophy dalam
bahasa Inggris; philosophia dalam bahasa Latin; dan
falsafah dalam bahasa Arab.
Secara etimologi, istilah filsafat berasal dari bahasa Arab, yaitu
falsafah atau juga dari bahasa Yunani yaitu philosophia
philien : cinta dan sophia : kebijaksanaan. Jadi bisa dipahami
bahwa filsafat berarti cinta kebijaksanaan.Seorang filsuf adalah
pencari kebijaksanaan, pecinta kebijaksanaan dalam arti
hakikat.
Pengertian filsafat secara terminologi sangat beragam. Para
filsuf merumuskan pengertian filsafat sesuai dengan
kecenderungan pemikiran kefilsafatan yang
dimilikinya. Seorang Plato mengatakan bahwa : Filsafat adalah
pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran
yang asli.Murid Plato, Aristoteles, berpendapat kalau filsafat
adalah ilmu ( pengetahuan ) yang meliputi kebenaran yang
terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika,
etika, ekonomi, politik, dan estetika . Al Farabi yang
berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu (pengetahuan)
tentang alam maujud bagaimana hakikat yang sebenarnya
A.

Pengertian Filsafat Menurut Para Ahli

a.
Plato ( 428 -348 SM ) : Filsafat tidak lain dari
pengetahuan tentang segala yang ada.
b.
Aristoteles ( (384 322 SM) : Bahwa kewajiban filsafat
adalah menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan
demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan
tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu.
c.
Cicero ( (106 43 SM ) : filsafat adalah sebagai ibu dari
semua seni ( the mother of all the arts ia juga
mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni kehidupan )
d.
Johann Gotlich Fickte (1762-1814 ) : filsafat sebagai
Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu , yakni ilmu umum,
yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu
bidang atau jenis kenyataan. Filsafat memperkatakan seluruh
bidang dan seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari seluruh
kenyataan.
e.
Paul Nartorp (1854 1924 ) : filsafat sebagai
Grunwissenschat (ilmu dasar hendak menentukan kesatuan
pengetahuan manusia dengan menunjukan dasar akhir yang
sama, yang memikul sekaliannya .
f.
Imanuel Kant ( 1724 1804 ) : Filsafat adalah ilmu
pengetahuan yange menjadi pokok dan pangkal dari segala
pengetahuan yang didalamnya tercakup empat
persoalan. Apakah yang dapat kita kerjakan ? (jawabannya
metafisika ) Apakah yang seharusnya kita kerjakan
(jawabannya Etika ) Sampai dimanakah harapan kita ?
(jawabannya Agama ) Apakah yang dinamakan manusia ?
(jawabannya Antropologi )
g.
Notonegoro: Filsafat menelaah hal-hal yang dijadikan
objeknya dari sudut intinya yang mutlak, yang tetap tidak
berubah , yang disebut hakekat.
h.
Driyakarya : filsafat sebagai perenungan yang sedalamdalamnya tentang sebab-sebabnya ada dan berbuat,

perenungan tentang kenyataan yang sedalam-dalamnya


sampai mengapa yang penghabisan .
i.
Sidi Gazalba: Berfilsafat ialah mencari kebenaran dari
kebenaran untuk kebenaran , tentang segala sesuatu yang di
masalahkan, dengan berfikir radikal, sistematik dan universal.
j.
Harold H. Titus (1979 ): (1) Filsafat adalah sekumpulan
sikap dan kepecayaan terhadap kehidupan dan alam yang
biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat adalah suatu
proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap
yang dijunjung tinggi; (2) Filsafat adalah suatu usaha untuk
memperoleh suatu pandangan keseluruhan; (3) Filsafat adalah
analisis logis dari bahasa dan penjelasan tentang arti kata dan
pengertian ( konsep ); Filsafat adalah kumpulan masalah yang
mendapat perhatian manusia dan yang dicirikan jawabannya
oleh para ahli filsafat.
Dari semua pengertian filsafat secara terminologis di atas,
dapat ditegaskan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan
yang menyelidiki dan memikirkan segala sesuatunya secara
mendalam dan sungguh-sungguh, serta radikal sehingga
mencapai hakikat segala sesuatu tersebut.

B.

Subjek/ Obyek Filsafat Pendidikan

Subjek filsfat adalah seseroang yang berfikir/ memikirkan


hakekat sesuatu dengan sungguh-sungguh dan mendalam.
Seperti halnya pengetahuan, Maka filsafatpun (sudut
pandangannya) ada beberapa objek yang dikaji oleh filsafat
a.

Obyek material yaitu segala sesuatu yang realitas

1. Ada yang harus ada, disebut dengan absoluth/ mutlak yaitu


Tuhan Pencipta
2. Ada yang tidak harus ada, disebut dengan yang tidak
mutlak, ada yang relatif (nisby), bersifat tidak kekal yaitu ada

yang diciptakan oleh ada yang mutlak (Tuhan Pencipta alam


semesta)
b.

Obyek Formal/ Sudut pandangan

Filsafat itu dapat dikatakan bersifat non-pragmentaris, karena


filsafat mencari pengertian realitas secara luas dan mendalam.
Sebagai konsekuensi pemikiran ini, maka seluruh pengalamanpengalaman manusia dalam semua instansi yaitu etika,
estetika, teknik, ekonomi, sosial, budaya, religius dan lain-lain
haruslah dibawa kepada filsafat dalam pengertian realita.
Menurut Prof Dr. M. J. Langeveld : bahwa hakikat filsafat itu
berpangkal pada pemikiran keseluruhan sarwa sekalian scara
radikan dan menurut sistem.
1. Maka keseluruhan sarwa sekalian itu ada. Ia adalah pokok
dari yang dipikirkan orang dalam filsafat
2. Ada pula pikiran itu sendiri yang terhadap dalam filsafat
sebagai alat untuk memikirkan pokoknya
3. Pemikiran itupun adalah bahagian daripada keseluruhan, jadi
dua kali ia teradapat dalam filsafat, sebagai alat dan sebagai
keseluruhan sarwa sekalian
Menurut Mr. D. C Mulder menulis sebagai berikut :
Tiap-tiap manusia yang mulai berpikir tentang diri sendiri dan
tentang tempatnya dalam dunia, akan mengahdapi beberapa
persoalan yang begitu penting sehingga persoalan-persoalan
itu boleh diberi nama persoalan-persolan pokok.
Louis Kattsoff mengatakan lapangan kerja filsafat itu bukan
main luasnya yaitu meliputisegala pengetahuan manusia serta
segala sesuatu apa saja yang ingin diketahui manusia. Dr. A. C
Ewing mengatakan bahwa kebenaran, materi, budi, hubungan
materi dan budi, ruang dan waktu, sebab, kemerdekaan,
monisme lawan fluarlisme dan tuhan adalah termasuk
pertanyaan-pertanyaan pokok filsafat.

HUBUNGAN FILSAFAT

A.

Hubungan Filsafat Dengan Agama

Menurut Hocking (1946), agama merupakan obat dari kesulitan


dan kekhawatiran yang dihadapi manusia, sekurang-kurangnya
meringankan manusia dari kesulitan. Agama merupakan
pernyataan pengharapan manusia dalam dunia yang besar
atau jagat raya, karena ada jalan hidup yang benar yang perlu
ditemukan. Agama menjadi suatu lembaga yang bersemangat
untuk memperoleh kehidupan yang baik dan merenungkannya
sebagai suatu tuntutan kosmis,. Menusia menjadi penganutnya
yang setia terhadap agama karena manurus keyakinannya
agama telah memberikan sesuatu yang sangat berharga bagi
hidupnya yang tidak mungkin dapat diuji dengan pengalaman
maupun oleh akal sepert halnya menguji kebenaran sains dan
filsafat karena agama lebih banyak menyangkut perasaan dan
keyakinan.
Agama merupakan sesuatu yang ada, karena keberadaanya
itulah makanya agama dikatakan pengkajian filsafat. Landasan
agama atau tauhid meurpkan landasan utama yang perlu
diperhatikan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk
keselamatan di dnia dan menjadi bekal di akhirat nanti.
Misalnya dalam melaksanakan proses pendidikan dan
pembelajran bagi anak didi, dimna alandasan tauhi dan spritual
keagaaamini menyangkut dengan hakikat menusi asebagai
makhluk ciptaan Tuhan. Oleh karena itu pendidikan dan
pemblajarna yang harus dilakukan harus mengacu pada
pembentukan kepribadian anak didik yang sesuai dengan nilainilai aqidan dan spritual kegaman yaitu menurut ajaran agama
islam. Pandangan filsafat menurut agama islam tertung
semuanga pada Al-quran yang dijadikan seabgaipegangan dan
pedoman hidup bagi orang-orang yang beriman. Karena dia

yakin bahwa semuanya. Baik hidup, mati, kapan, dan


dimanapun ia berada adalah kekuasaan dan kehendak yang
maha kuasa yaitu Allah SWT.
Filsafat merupakan pertolongan yang sangat penting pula
pengaruhnya terhadap seluruh sikap dan pandangan orang,
karena filsafat justru hendak memberikan dasar-dasar yang
terdalam mengenai hakikat manusia dan dunia. Ada beberapa
hal yang penting dalam agama yaitu : menyakini adanya Tuhan
yang menciptakan semua yang ada dilangit dan dibumi dan
mengatur semua kehidupan manusia, adanya kebajikan, sifat
buruk dan baik dan lain sebagainya,juga diselidi oleh filsafat
karena itu meurpakan atau mungkin ada secara umum
kebenaran dalam agama didasarkan pada wahtu atau firmanfirman Allah, sedangkan kebenaran dalam filsafat didasarkan
pada pikiran belaka, agama telah mengaskan bahwa agama itu
untuk orang-orang yang berakal dan berilmu pengetahuan.
Maksudnya adalah dalam agama terutama gama islam adanya
aturan-aturan yang ditetapkan Allah, dimnaa aturah Allah
adalah wajib, sunat, haram, makhru dan mubah. Jadi agama
dan pendidikan merupakan dual yang saling berhubungan dan
saling berkaitan, maksudnya adalah didalam agama ada
aturan-aturan yang harus dipatuhi sedangkan dalam
pendidikan juga ada aturan yang harus dipatuhi dan semua
atuaran baik agama maupun pendiidkan dijalankan dan
diterapkan oleh manusia.
Dimana dapat dikatakan hubungan filsafat dengan agama
diantaranya : setiap orang diharapkan merenung dalamhikmah
untuk menjadi prosesn pendidikan dan usaha-usaha pendidkan
suatu bangsa guna mempersiapkan generasi muda dan warga
negara agar beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Dan menjadi warga negara sadar dan insaf tentang hidup
serta mempunyai tauladan yang dapat dijadikan perinsip dan
keyakinan.
B.

Hubungan Filsafat Dengan Filsafat Pendidikan

Pandangan filsafat pendidikan sama pernaannya dengan


landasan filosofis yang menjiwai seluruk kebijaksanaan
pelaksanaan pendidikan. Antara filsafat dan pendidikan
terdapat kaitan yang sangat erat. Filsafat mencoba
merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat,
sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan citra tersebut.
Formula tentang hakekat dan martabat manusa serta
masyarakat erutama di Indonesia dilandasi oleh filsafat yagn
dianus bangsa Indonesia dilandasi oleh fislafat yagn dianus
bangsa Indonesia yaitu Pancasila. Pancasila merupakan sumber
dari segala gagasan mengenai wujud manusia dan masyarakat
yang dianggap baik, sumber dari egama sumber yang menadi
pangkal serta muara dari setiap keputusan dan tindakan dalam
pendidikan dan pembelajaran.
Filsafat mengadakan tinjauan yang luas mengani realita, maka
dikupaslan antara lain pandangan dunia dan pandangan hidup.
Konsep-konsep mengenai ini dapat menjadi landasan
penyusunan konsep tujuan dan metodologi pendidik.
Disamping itu, pengalaman pendidik dalam menuntut
pertumbuhan danperkembangan anak akan berhubungan dan
berkenalan dengan realita. Semuanya itu dapat disampaikan
kepada flsafat untuk dijadikan bahan-bahan pertimbangan dan
tinjauan untuk memperkembangkan diri. Hubungan filsafat
dengan filsafat pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Filsafat mempuyai objek lebih luas, sifatnya universal.
Sedangkan filsafat pendidikan objeknya terbatas dalam dunia
filsafat pendidikan saja
2. Filsafat hendak memberikan pengetahuan/ pendiidkan atau
pemahaman yang lebih mendalam dan menunjukkan sebabsebab, tetapi yang tak begitu mendalam
3. Filsafat memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan yang
khusus, mempersatukan dan mengkoordinasikannya
4. Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat
pendidikan tetapi sudut pandangannya berlainan

Dalam menerapkan filsafat pendidikan, seoran guru sebagai


pendidik dia mengharapkan dan mempunyai hak bahwa ahliahli filsafat pendidikan menunjukkan dirinya pda masalah
pendiidkan pad aumumnya serta bagaimna amasalah itu
mengganggu pada penyekolhan yang menyangkut masalah
perumusan tujuan, kurkulum, organisasi sekolah dan
sebagainya. Dan para pendidik juga mengahrapkan dari ahli
filsafat pendiidkan suatu klasifikasi dari uraian lebih lanjut dari
konsep, argumen dirinya literatur pendidikan terutam adalam
kotraversi pendidikan sistem-sistem, pengjuian kopetensi
minimal dan kesamaan kesepakatan pendidikan.
Brubacher (1950) mengemukakan tentang hubungan antara
filsafat dengan filsafat pendidikan, dalam hal ini pendidikan :
bahwa filsafat tidak hanya melahirkan sains atau pengetahuan
baru, melainkan juga melahirkan filsafat pendidikan. Filsafat
merupakan kegiatan berpikir manusia yang berusaha
untukmencapai kebijakan dankearifan. Sedangkan filsafat
pendidikan merupakan ilmu ayng pad ahakekantya jawab dari
pertanyaa-pertanyaan yagn timbul dalam lapangan pendidkan.
Oleh karen aberisfat filosofis, dengan sendirinya filsafat
pendidikan ini hakekatnya adalah penerapan dari suatu analisa
filosofis terhadap lapangan pendidikan.
C.

Hubungan Filsafat Dengan Kebudayaan

Perlu disadari bahwa manusia sebagai pribadi, masyarakat,


bangsa dan negara hidup dalam suatu sosial budaya. Maka
membutuhkan pewarisan dan pengambangan sosial budaya
yang dilakkan melalui pendidikan. Agar pendidikan berjalan
dengan baik. Maka membutuhkan filosofis dan ilmiah berbagai
sifat normatif dan pedoman pelaksanaannya. Karena
pendidikan harus secara fungsamental yang berazas filosofis
yang menjamin tujuan untuk meningkatkan perkembangan
sosial budaya, marbtabat bangsawa, kewibawaan dan kejayaan
negara.
Pentingnya kebudayaan untuk mengembangkan suatu
pendidikan dalam budaya nasional mengupayakan,

melestarikan dan mengembangkan nilai budaya-budaya dan


pranata sosial dalam menunjang proses pengembangan
danpembangunan nasional serta melestarikan nilai-nilai luruh
budaya bangsa. Merencanakan kegairahan masyarakat untuk
menumbuhkan kreaktivtas ke arah pembaharuan dalam usaha
pendidikan yang tanpa kepribadian bangsa.
Pengertian kebudayaan dari beberapa ahli :
1. Taylor, budaya adalah suatu keseluruhan komplek yang
meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,
keilmuan, hukum, adat istiadan dan kemampuan yang lain
serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota
masyarakat
2. Linton, kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi
tingkah laku yang dipelajri dan tingkah laku yang dipelajari,
dimana unsur pembentuknya didukung dan diteruskan oleh
anggota masyarakat lainnya.
3. Kotjaraningrat, mengartikan bahwa kebudayaan adalah
keseluruhan sistem gagasan, milik dari manusia dengan belajar
4. Herkovits, kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hiup
yang dicptakan oleh manusia
Kebudayaan mempunyai fungsi yang besari bagi mnausia dan
masyarkat, berbagai macam kekuatan harus dihapi sepert
kekuatan alam dan kekuatan lain. Selain itu manusia dan
masyarakat memerlukan kepuasan baik secara spritual
maupun materil. Manusia merupakan makhluk yang berbudaya,
melalui akalnya manusia danpat mengembangkan kebudyaan.
Begitu pula manusia hidup dan tergantung apa kebudayaan
sebagai hasil ciptaanya. Kebudayaan memberikan aturan bagi
manusia dalam mengolah lingkungan dengan teknologi hasil
ciptaannya. Dan kebudayaan juga diharakan dengan
pendidikan yang akan mengembangkan dan membangkitkan
budaya-budaya dulu, agar dia tidak punah dan terjaga untuk
selamanya. Oleh karena itu, dengan adanya filsfat, kita dapat
mengetahui tentang hasil karya manusia yang akan

menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama


dalam melindungi manusia terhadal alam lingkungannya.
Sehingga kebudayaan memiliki peran :
1. suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknya
2. wadah untuk menyalurkan perasan dan kemampuan lain
3. sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
4. pembeda manusia dengan binatan
5. petunjuk-petunjuk tentang bagaimana harus bertindak dan
berperilaku dalam pergaulan
6. pengaturan agar manusia dapat mengerti bagaimnaa
seharusnya bertindak, berbuat, menentukan sikapnya jikga
berhubungan dengan orang lain
7. sebagai modal dasar pembangunan

Kebudayaan masyarkat tersebut sebagian besar dipenuhi oleh


kebudayan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri. Hasil
karya masyarakat melahirkan teknologi atau kebudayan
kebendaan yang mempunyai kegunaan utama dlaam
melindungi masyarakt terhadap lingkungan di dalamnya.
Diposkan oleh gusnanda amalia di 23.01

Anda mungkin juga menyukai