Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH FILSAFAT UMUM

“MANFAAT MEMPELAJARI FILSAFAT UMUM”

Diajukan sebagai tugas mata kuliah FILSAFAT UMUM

Dosen pengampu: Drs. H. Sya’roni Ma’shum, M.M.

Disusun oleh Kelompok 1:

SITI NURAENI (1810631120012)

UKA SUGIRI (1810631120009)

IIS YULISTIANI (1810631120020)

NATASYA SRI MAHARANI (1810631120026)

RIZQI ABDUL MUHAEMIN (1810631120008)

FAKULTAS AGAMA ISLAM

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM III A

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 2019


BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berfikir merupakan hal yang selalu dilakukan oleh manusia, dan berfikir juga
merupakan keistimewaan yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia. Akal yang
diberikan oleh-Nya merupakan suatu pembeda antara kita dengan makhluk lainnya.
Para ilmuan yang terkemuka memberikan definisi tentang ilmu filsafat namun
masing-masing definisi mereka berbeda akan tetapi tidak bertentangan, bahkan saling
mengisi dan saling melengkapi dan terdapat kesamaan yang saling mempertalikan semua
definisi itu. Hal tersebut baik untuk menambah wawasan kita karena dengan mengetahui
pengertian dari para ilmuan sebelum kita.
Filsafat merupakan suatu upaya berfikir yang jelas dan terang tentang seluruh
kenyataan, filsafat dapat mendorong pikiran kita untuk meraih kebenaran yang dapat
membawa manusia kepada pemahaman, dan pemahaman membawa manusia kepada
tindakan yang lebih baik.
Untuk mengetahui dan membuka wawasan rekan-rekan mahasiswa khususnya, kami
penyusun makalah akan membahas sejarah singkat tentang filsafat umum, pengertian filsafat
umum, dan manfaat mempelajari filsafat umum.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada makalah ini sebagai
berikut:
1. Apa pengertian filsafat?
2 Bagaimana manfaat mempelajari filsafat?
C. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan dari makalah ini sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari filsafat.
2. Untuk mengetahui manfaat mempelajari filsafat.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Filsafat
A. Filsafat secara Etimologi
Kata filsafat, yang dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah filsafah dan dalam bahasa
Inggris dikenal dengan istilah philosophy adalah berasal dari bahasa Yunani philosophia. Kata
philosophia terdiri atas kata philein yang berarti cinta (love) dan sophia yang berarti
kebijaksanaan (wisdom), sehingga secara etimologi istilah filsafat berarti cinta kebijaksanaan
(love of wisdom) dalam arti yang sedalam-dalamnya. Dengan demikian, seorang filsuf adalah
pencinta kebijaksanaan. Kata filsafat pertama kali digunakan oleh Pythagoras (582-496 SM).
Arti filsafat pada saat itu belum begitu jelas, kemudian pengertian filsafat itu diperjelas seperti
yang banyak dipakai sekarang ini dan juga digunakan oleh Socrates (470-399 M) dan para
filsuf lainnya.
B. Filsafat secara Terminologi
Secara terminologi dalam arti yang dikandung oleh istilah filsafat. Dikarenakan
batasan dari filsafat itu banyak maka sebagai gambaran perlu diperkenalkan beberapa
batasan.
a. Plato
Plato berpendapat bahwa filsafat adalah pengetahuan yang mencoba untuk mencapai
pengetahuan tentang kebenaran yang asli.
b. Aristoteles
Menurut Aristoteles, filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang
didalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan
estetika (filsafat keindahan).
c. Al Farabi
Filsuf Arab ini mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu (pengetahuan) tentang hakikat
bagaimana alam maujud yang sebenarnya.
d. Hasbullah Bakry
Menurut Bakry, ilmu filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam
mengenai ketuhanan, alam semesta dan juga manusia sehingga dapat menghasilkan
pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan
bagaimana sikap manusia seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.[2]
e. Notonegoro
Notonegoro berpendapat bahwa filsafat itu menelaah hal-hal yang menjadi objeknya dari
sudut intinya yang mutlak dan yang terdalam, yang tetap dan yang tidak berubah, yang
disebut hakikat.
Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan filsafat
sebagai :
a. Pengetahuan dan penyelidikan dengan akal mengenai hakikat segala yang ada, sebab,
dan hukumnya.
b. Teori yang mendasari alam pemikiran atau suatu kegiatan
c. Ilmu yang berintikan logika, estetika, metafisika, dan epistemology.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah suatu studi atau cara
berfikir yang dilakukan secara reflektif atau mendalam untuk menyelidiki fenomena-
fenomena yang terjadi dalam kehidupan dengan menggunakan alasan yang diperoleh dari
pemikiran kritis yang penuh dengan kehati-hatian. Filsafat didalami tidak dengan melakukan
eksperimen-eksperimen, tetapi dengan menggunakan pemikiran yang mendalam untuk
menggungkapkan masalah secara persis, mencari solusi dengan memberi argumen dan alasan
yang tepat.
Pemahaman yang mendorong timbulnya filsafat pada seseorang karena adanya sikap heran
atau takjub yang melahirkan suatu pertanyaan. Pertanyaan itu memerlukan jawaban dan
untuk mencari jawaban tersebut perlu adanya pemikiran-pemikiran yang mendalam untuk
menemukan kebenarannya. Sehingga melahirkan keseriusan untuk melakukan penyelidikan
secara sistimatis. Jadi dengan berfilsafat maka keinginan untuk mengetahui fenomena-
fenomena dapat dimengerti dengan lebih mudah.
C. Manfaat Mempelajari Filsafat
Manfaat mempelajari filsafat ada bermacam-macam. Namun sekurang-kurangnya ada empat
macam faedah, yaitu :
1. Agar terlatih berpikir serius
2. Agar mampu memahami filsafat
3. Agar mungkin menjadi filsafat
4. Agar menjadi warga negara yang baik
5. Tidak menjadi sombong

6. Berfikir Kritis

7. Ilmu Cerdas

8. Mampu Menyelesaikan Masalah


Berfilsafat ialah berusaha menemukan kebenaran tentang segala sesuatu dengan
menggunakan pemikiran secara serius. Kemampuan berpikir serius diperlukan oleh orang
biasa, penting bagi orang-orang penting yang memegang posisi penting dalam membangun
dunia. Plato menghendaki kepala negara seharusnya filosuf. Belajar filsafat merupakan salah
satu bentuk latihan untuk memperoleh kemampuan memecahkan masalah secara serius,
menemukan akar persoalan yang terdalam, menemukan sebab terakhir satu penampakkan.
Dengan uraian di atas jelaslah bagi kita bahwa secara kongkrit manfaat mempelajari filsafat
adalah :
1. Filsafat menolong mendidik, membangun diri kita sendiri; dengan berpikir lebih
mendalam, kita mengalami dan menyadari kerohanian kita. Rahasia hidup yang kita selidiki
justru memaksa kita berpikir,untuk hidup dengan sesadar-sadarnya, dan memberikan isi
kepada hidup kita sendiri.
2. Filsafat memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan memecahkan
persoalan-persoalan dalam hidup sehari-hari. Orang yang hidup secara dangkal saja,tidak
mudah melihat persoalan-persoalan, apalagi melihat pemecahannya. Daalam filsafaat kita di
latih melihat dulu apa yang menjadi persoalan dan ini merupakan syarat mutlak untuk
memacahkaannya.
3. Filsafat memberikan pandangan yang luas, membendung akuisme dan aku-sentrisme
(dalam segala hal yang melihat dan mementingkan kepentingan dan kesenangan si aku ).
4. Filsafat merupakan latihan untuk berpikir sendiri, hingga kita tak hanya ikut-ikutan
saaja, membuntut pada pandangan umum, percaya akan setiap seboyan dalam surat kaabar,
tetapi secara kritis menyelidiki apa yang dikemukakan orang, mempunyai pendapat sendiri,
berdiri sendiri, dengan cita-cita mencari kebenaran.
5. Filsafat memberikan dasar,-dasar, baik untuk hidup kita sendiri (terutama dalam etika)
maupun untuk ilmu-ilmu pengetahuan dan lainnya, seperti sosiologi, Ilmu jiwa, ilmu
mendidik, dan sebagainya.
Tujuan filsafat adalah mencari hakikat dari suatu objek atau gejala secara mendalam,
sedangkan pada ilmu pengetahuan empiris hanya membicarakan gejala-gejala.
Membicarakan gejala untuk masuk kepada hakikat itulah yang menjadi fokus filsafat.Untuk
sampai kepada hakikat harus melalui suatu metode yang khas dari filsafat. Jadi, dalam filsafat
itu harus reflektif, radikal, dan integral. Reflektif di sini berarti manusia menangkap objek
secara intensional, dan sebagai hasil dari proses tersebut adalah keseluruhan nilai dan makna
yang diungkapkan manusia dari objek yang di hadapinya.Filsafat juga bersifat integral yang
berarti mempunyai kecenderungan untuk memperoleh pengetahuan yang utuh sebagai suatu
keseluruhan. Jadi, Filsafat ingin memandang objeknya secara utuh. Filsafat membahas
lapisan terakhir dari segala sesuatu atau membahas yang paling mendasar.
Tujuan filsafat adalah mengambil alih hasil-hasil pengalaman manusia dalam bidang
keagamaan, etika, dan ilmu pengatahuan, kemudian hasil-hasil tersebut di renungkan secara
menyeluruh Dengan cara ini diharapkan dapat diperoleh beberapa kesimpulan umum
tentang sifat-sifat dasar alam semesta, kedudukan manusia di dalamnya serta berbagai
pandangan ke depan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan pada makalah ini sebagai berikut:
1. Kata filsafat, yang dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah falsafah dan dalam bahasa
Inggris dikenal dengan istilah philosophy adalah berasal dari bahasa Yunani philosophia. Kata
philosophia terdiri atas kata philein yang berarti cinta (love) dan sophia yang berarti
kebijaksanaan (wisdom), sehingga secara etimologi istilah filsafat berarti cinta kebijaksanaan
(love of wisdom) dalam arti yang sedalam-dalamnya. Filsafat merupakan usaha untuk
memperoleh pandangan yang menyeluruh, filsafat yang mencoba menggabungkan
kaasimpulan dari berbagai ilmu dan pengalaman manusia menjadi suatu pandangan dunia
yang konsisten.
2. Manfaat adanya Filsafat adalah untuk membantu seseorang untuk terlatih berpikir serius
dan mampu menjadi warga negara yang baik.
B. SARAN
Saran pada makalah ini adalah penulis mengharapkan masukan dari Dosen dan
teman-teman mahasiswa serta para pembaca agar makalah ini dapat berguna untuk
kedepannya karena penulis sadar makalah sangat jauh dari sebuah kata kesempurnaan.

DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiar, Amsal. Filsafat Ilmu .Cet. II; Jakarta: Pt. Rajawali Pers, 2005.
Bambang dan Hambali. Filsafat Untuk Umum. Cet. I; Jakarta: Kencana, 2003.
Hamami, Abba. Filsafat (Suatu Pengantar Logika Formal-Filsafat Pengetahuan). Cet. I;
Yogyakarta: Yayasan Pembinaan Fakultas Filsafat UGM, 1976.
Lasiyo dan Yuwono. Pengantar Ilmu Filsafat .Cet. I; Yogyakarta: Liberty, 1985.
Poedjawijatna. Pembimbing Ke Arah Alam Filsafat. Cet. V; Jakarta: Pembangunan, 1980.
Surajiyo. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. Cet. I ; Jakarta: Bumi Aksara, 2005.
Syadali, Ahmad Dan Mudzakir. Filsafat Umum. Cet II ; Bandung: Pustaka Setia, 2004.
Syam Mohammad. Pengantar Tinjauan Pancasila dari Segi Filsafat. Cet. I; Labotarium
Pancasila IKIP Malang, 1981.

[1] Lasiyo dan Yuwono, Pengantar Ilmu Filsafat (Cet. I; Yogyakarta: Liberty, 1985), h. 1.
[2] Abbas Hamami M, Filsafat (Suatu Pengantar Logika Formal-Filsafat Pengetahuan) (Cet. I;
Yogyakarta: Yayasan Pembinaan Fakultas Filsafat UGM, 1976), h. 2.
[3] Bambang Q-Anees dan Radea Juli A. Hambali, Filsafat Untuk Umum (Cet. I; Jakarta:
Kencana, 2003), h. 1.
[4] Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu (Cet. II; Jakarta: Pt. Rajawali Pers, 2005), h. 6.
[5] Ahmad Syadali Dan Mudzakir, Filsafat Umum (Cet II ; Bandung: Pustaka Setia,2004), h. 28.
[6] Surajiyo, Ilmu Filsafat Suatu Pengantar (Cet. I ; Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 4.
[7] Mohammad Noor Syam, Pengantar Tinjauan Pancasila dari Segi Filsafat (Cet. I; Labotarium
Pancasila IKIP Malang, 1981), h. 12.
[8] Poedjawijatna, Pembimbing Ke Arah Alam Filsafat (Cet. V; Jakarta: Pembangunan, 1980),
h. 8.

Anda mungkin juga menyukai