Anda di halaman 1dari 11

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kesungguhan dalam menemukan sesuatu kebenaran melahirkan keyakinan tersendiri. Tetapi disini harus saling melengkapi artinya untuk menemukan sesuatu yang benar-benar sesungguhnya dilihat dari berbagai sisi maksudnya dari mulai akal, serta wahyu. Hal ini terutama ilmuselalu exis bahkan merupakan salh satu alat untuk pencarian pengetahuan atau sesuatu. Begitu juga filsapat yang has dalam pencarian hakikat sesuatu. Hanya juga agama dijadikan modal sekaligus pondamentalis dalam mendapatkan kebenaran.

B. Rumusan Masalah 1. 2. 3. 4. Definisi Filsafat Definisi Ilmu Definisi Agama Hubungan Ilmu, Filsafat dan Agama

C. Tujuan Agar bisa menemukan sesuatu yang sebenarnya dilihat dari berbagai bentuk ilmu, filsapa dan agama.

BAB II PEMBAHASAN

A. Filsafat Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan. Ciri-ciri berfikir filosfi : 1. Berfikir dengan menggunakan disiplin berpikir yang tinggi. 2. Berfikir secara sistematis. 3. Menyusun suatu skema konsepsi, dan 4. Menyeluruh. Empat persoalan yang ingin dipecahkan oleh filsafat ialah : 1. Apakah sebenarnya hakikat hidup itu? Pertanyaan ini dipelajari oleh Metafisika 2. Apakah yang dapat saya ketahui? Permasalahan ini dikupas oleh Epistemologi. 3. Apakah manusia itu? Masalah ini dibahas olen Atropologi Filsafat. Beberapa ajaran filsafat yang telah mengisi dan tersimpan dalam khasanah ilmu adalah:

1. Materialisme, yang berpendapat bahwa kenyatan yang sebenarnya adalah alam semesta badaniah. Aliran ini tidak mengakui adanya kenyataan spiritual. Aliran materialisme memiliki dua variasi yaitu materialisme dialektik dan materialisme humanistis. 2. Idealisme yang berpendapat bahwa hakikat kenyataan dunia adalah ide yang sifatnya rohani atau intelegesi. Variasi aliran ini adalah idealisme subjektif dan idealisme objektif. 3. Realisme. Aliran ini berpendapat bahwa dunia batin/rohani dan dunia materi murupakan hakitat yang asli dan abadi. 4. Pragmatisme merupakan aliran paham dalam filsafat yang tidak bersikap mutlak (absolut) tidak doktriner tetapi relatif tergantung kepada kemampuan minusia. Manfaat filsafat dalam kehidupan adalah : 1. Sebagai dasar dalam bertindak. 2. Sebagai dasar dalam mengambil keputusan. 3. Untuk mengurangi salah paham dan konflik. 4. Untuk bersiap siaga menghadapi situasi dunia yang selalu berubah.

B. Beberapa Definisi Filsafat Karena luasnya ruang lingkup tentang pembahasan ilmu filsafat, maka banyak para ahli filsafat memberikan definisinya berbeda-beda dibawah ini :

1. Plato (427 SM 347 SM ) seorang filsuf Yunani, mengatakan filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada (ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli). 2. Aristoteles (382 SM-322SM), mengatakan filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebanaran, yang didalamnya terkandung ilmu-ilmu metafiisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik & etetika (filsafat menyelidiki sebab & asas segala benda). 3. Marcus Tullius Cicero (106SM 43SM), filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan usaha-usaha untuk mencapainya. 4. Al-Farabi (wafad 950M), mengatakan filsafat adalah pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakekat yang sebenarnya. 5. Immanuel Kanz, mengatakan filsafat itu poko & pangkal sesegala sesuatu yang mencakup didalamnya persoalan, yaitu: pengharapan kita 6. Prof. Dr. Fuad Hasan, filsafat adalah suatu ikhtiar untuk berfikir radikal artinya dari radiksnya suatu gejala dari akarnya suatu hal yang hendak dimasalahkan. Metafisika : yang dapat kita ketahui Etika : yang boleh kita kerjakan Antropologi : sampai dimana

7. Drs.H.Hasbullah Bakry, ilmu filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta & manusia, sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakekatnya sejauh yang dapat dicapai oleh akal manusia, dari ilmu pengetahuan biasa : Filsafat adalah ilmu istimewa yang mencoba menjawab masalah-

masalah yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa karena masalah-masalah tersebut diluar jangkau ilmu pengetahuan biasa. Filsafat adalah hasil daya upaya manusia dengan akal budinya untuk

memahami atau mendalami secara radikal & integral serta sistematis hakikat sarwa yang ada, yaitu : o o o Hakikat tuhan Hakikat alam Hakikat manusia, serta sikap manusia sebagai konsekuensi.

C. Definisi Ilmu Menurut The Liang Gie mengutip Paul Fredman daari buku The Princiles of Scientific Research memberi batasan ilmu pengetahuan sebagai berikut : Ilmu adalah suatu bentuk aktivitas manusia yang dengan melakukannya umat manusia memperoleh suatu pengetahuan dan pemahaman yang senantiasa lebih lengkap dan lebih cermat tentang alam dimasa lampau, sekarang dan

kemudian hari, serta suatu kemampuan yang meningkat untuk menyesuaikan dirinya pada dan mengubah lingkungannya serta mengubah sifat-sifatnya sendiri.

D. Definisi Agama 1) Agama berarti mengabdikan diri, jadi yang penting ialah hidup secara beragama sesuai dengan aturan-aturan agama itu. 2) Agama menuntut pengetahuan untuk beribadat yang terutama merupakan hubungan manusia dengan Tuhan. 3) Agama dapat dikiaskan dengan 'enjoyment' atau rasa cinta seseorang, rasa pengabdian (dedication) atau 'contentment'. 4) Agama banyak berhubungan dengan hati. 5) Agama dapat diumpamakan sebagai air sungai yang terjun dari bendungan dengan gemuruhnya. 6) Agama, oleh pemeluk-pemeluknya, akan dipertahankan dengan habis-habisan, sebab mereka telah terikat dn mengabdikan diri. 7) Agama, di samping memenuhi pemeluknya dengan semangat dan perasaan pengabdian diri, juga mempunyai efek yang menenangkan jiwa pemeluknya. 8) Filsafat penting dalam mempelajari agama. Demikianlah antara lain perbedaan yang terdapat dalam filsafat dan agama menurut Dr. H. Rosjidi.

E. Filsafat Pengetahuan Islam Untuk mendapat pengertian yang tepat mengenai Filsafat Pengetahuan Islam maka kita harus menggunakan beberapa pendekatan yang tepat. Dua macam pendekatan yang digunakan disini adalah 1. Genetivus subyektivus yaitu yang menempatkan Islam sebagai subyek ( subyek disini dijadikan titik tolak berpikir). Dari titik tolak ini Filsafat Pengetahuan akan dijadikan sebagai bahan kajian. 2. Pendekatan yang kedua, secara genetivus obyektivus, yaitu menempatkan Filsafat Pengetahuan sebagai subyek ( sebagai titik tolak berpikir ) yang membicarakan Islam sebagai obyek kajian. Dengan demikian Filsafat Pengetahuan Islam dapat dirumuskan sebagai berikut : Filsafat Pengetahuan Islam adalah usaha manusia untuk menelaah masalah-masalah obyektuivitas. Metodelogi, sumber serta validitas pengetahuan secara mendalam dengan menggunakn subyek Islam sebagi tolak berpikir. Rumusan sederhana diatas membawa konsekuensi bahwa Filsafat

Pengetahuan Islam membahas masalah-masalah yang juga dibahas epistemologi pada umumnya. Kenyataan ini disatu pihak dapat diterima, dalam arti global, Filsafat Pengetahuan Islam membahas masalah-masalah epistemologi pada umumnya. Tetapi dilain pihak, dalam arti khusus, Filsafat Pengetahuan Islam menyangkut pembicaraan mengenai wahyu dan ilham sebagai sumber pengetahuan dalam Islam. Sumber yang dimaksudkan perlu dijelaskan sebagai berikut : wahyu merupakan sumber pertama (primer) bagi Nabi / rasul untuk

memperoleh pengetahuan, sedangkan bagi manusia wahyu merupakan sumber sekunder. Ilham dapat menjadi sumber primer pengetahuan manusia karena dapat diterima oleh setiap manusia yang diberi anugerah Allah.

BAB III PENUTUP

A.

Kesimpulan Ilmu, filsafat serta agama mempunyai hubungan yang kuat terkait pada

manusia, karena ke tiga tersebut adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan pada manusia, yakni ketiga tersebut ada potensinya pada manusia yaitu, akal, rasa dan keyakinan. Sehingga dengan ketiga tersebut manusia dapat merasakan dan meraih sesuatu ykepuasan dari hidupnya yakni kebahagiaan dan tujuannya.

Ilmu mendasar pada akal, filsapat mendasar pada otoritas akal murni secara radikal pada kenyataan dan agama mendasar pada wahyu.

Prof. Nasroen, S.H., menerangkan bahwa filsafat yang sejati haruslah berdasar pada agama karena filsapat terkandung dalam agama. Bila filsafat tidak terkandung pada agama maka filsapat itu akan memuat kebenaran objektif karena segala sesuatunya dengan pikiran akal. Sedangkan kemampuan akal itu terbatas, dan tidak mungkin untuk menerima pada hal-hal yang gaib.

B.

Saran

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas rahmat yang diberikan Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Filsafat, Ilmu, Agama dan Filsafat Pengetahuan Islam tepat pada waktunya. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu penulis dalam membuat makalah ini dan teman-teman yang telah memberi motivasi dan dorongan serta semua pihak yang berkaitan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan baik dan tepat pada waktunya. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang. Bengkulu, November 2011

Penyusun

9 i

DAFTAR ISI

i HALAMAN JUDUL ....................................................................................... KATA PENGANTAR...................................................................................... DAFATR ISI.................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN A. B. C. Latar Belakang.............................................................. Tujuan .......................................................................... Rumusan Masalah......................................................... 1 1 1 i ii

BAB II PEMBAHASAN A...........................................................................................................Filsafat .............................................................................................................. a Definisi Filsafat ................................................................................. Ilmu....................................................................................................... Agama................................................................................................... Pengetahuan Islam................................................................................ BAB III PENUTUP 2 3 5 6 6 B............................................................................................................Beberap C............................................................................................................Definisi D...........................................................................................................Definisi E............................................................................................................Filsafat

10

A. Kesimpulan........................................................................................... B. Kritik dan Saran ................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

8 8 iii

DAFTAR PUSTAKA ii Akrabi Shofie, Pendidikan Agama Islam, Gunung Pesagi. Bandar Lampung 2006 Syadali Ahmad Mudzakir, Filsafat Umum, Pustaka Setia, Bandung 199 Suriasumantri Jujun S. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Pustaka Sianr Harapan, Jakarta 2005 MH, Amin Jaiz, Pokok-pokok Ajaran Islam, Korpri Unit PT. Asuransi Jasa Indonesia Jakarta, 1980 http://yudhim.blogspot.com/2008/01/hubungan-ilmu-pengetahuan-filsafat-dan.html

11

Anda mungkin juga menyukai