Anda di halaman 1dari 19

Tugas Kelompok 1 Dosen Pengampu

FILSAFAT UMUM Widodo, M. Pd

FILSAFAT

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1
AHMAD IRFAI (12040111301)
ATHIFAH ZAKIYAH ZULMI (12040121273)
MUHAMMAD RIZKI ARI AMANDA (12040111589)

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut Nama Allah SWT, Puji syukur alhamdulillah penulis


mengucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, karunia
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Filsafat Umum”
Penulis makalah ini digunakan untuk memenuhi tugas mata kuliah
FILSAFAT UMUM yang dibimbing oleh Widodo, M. Pd. Penulis berharap dengan
adanya makalah ini kami bisa termotivasi untuk lebih dalam mempelajari mengenai
FILSAFAT
Oleh karena itu, Penulis sadar dalam makalah ini masih terdapat kekurangan
dan kesalahan, penulis mohon maaf dan meminta kepada Bapak dosen, kiranya sudi
memberikan kritik dan saran untuk perbaikan selanjutnya. Sekian dari kami semoga
tugas ini sesuai dengan apa yang diharapkan dan dapat bermanfaat bagi yang
membacanya.

Pekanbaru, Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................2
A. Definisi Filsafat...........................................................................2
B. Karakteristik Filsafat...................................................................4
C. Obyek Metode Filsafat................................................................5
D. Ruang Lingkup Filsafat...............................................................10
E. Pembagian Filsafat......................................................................11
BAB II PENUTUP.................................................................................14
A. Kesimpulan .................................................................................14
B. Saran............................................................................................15
Daftar Pustaka.......................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita mungkin sering mendengar
katafilsafat. Lalu apakah kita sudah mengetahui pengertian dari filsafat
tersebut?Banyak juga orang yang belum mengetahui makna sesungguhnya
dari filsafat padahal filsafat adalah ilmu yang penting karena filsafat adalah
induk dari segalailmu pengetahuan. Selain itu banyak pula yang belum
mengetahui ruang lingkupdari filsafat. Sesungguhnya ruang lingkup filsafat
saling berhubungan dengan pengertian filsafat itu sendiri.Maka dari itu kami
menyusun makalah ini untuk memberi penjelasansedikit tentang Definisi
Filsafat, Karakteristik, Obyek Metode, Ruang Lingkup dan Pembagian
Filsafat. Selain itu, makalah ini juga ditujukan sebagai tugas matakuliah
Filsafat Umum.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu filsafat ?
2. Apa saja karakteristik filsafat ?
3. Apa saja obyek metode filsafat ?
4. Apa saja ruang lingkup filsafat ?
5. Bagaimana pembagian filsafat ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi filsafat
2. Untuk mengetahui karakteristik filsafat
3. Untuk mengetahui obyek metode filsafat
4. Untuk mengetahui ruang lingkup filsafat
5. Untuk mengetahui pembagian filsafat

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Filsafat
Perkataan Inggris philosophy yang berarti filsafat berasal dari kata
Yunani “philosophia” yang lazim diterjemahkan sebagai cinta kearifan.
Akar katanya ialah philos (philia, cinta) dan sophia (kearifan). Menurut
pengertiannya yang semula dari zaman Yunani Kuno itu filsafat berarti
cinta kearifan. Namun, cakupan pengertian sophia yang semula itu
ternyata luas sekali. Dahulu sophia tidak hanya berarti kearifan saja,
melainkan meliputi pula kebenaran pertama, pengetahuan luas, kebajikan
intelektual, pertimbangan sehat sampai kepandaian pengrajin dan bahkan
kecerdikkan dalam memutuskan soal-soal praktis (The Liang Gie, 1999).
Banyak pengertian-pengertian atau definisi-definisi tentang filsafat
yang telah dikemukakan oleh para filsuf. Menurut Merriam-Webster
(dalam Soeparmo, 1984), secara harafiah filsafat berarti cinta
kebijaksanaan. Maksud sebenarnya adalah pengetahuan tentang
kenyataan-kenyataan yang paling umum dan kaidah-kaidah realitas serta
hakekat manusia dalam segala aspek perilakunya seperti: logika, etika,
estetika dan teori pengetahuan.
Menurut Surajiyo (2010:1) secara etimologi kata filsafat, yangg dalam
bhs Arab dikenal dengan istilah falsafah dan dalam Bahasa Inggris di
kenal dengan istilah philoshophy adalah dari Bahasa Yunani philoshophia
terdiri atas kata philein yang berarti cinta (love) dan shopia yang berarti
kebijaksanaan (wisdom), sehingga secara etimologi istilah filsafat berarti
cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam arti yang sedalam-dalamnya.
Dengan demikian, seorang filsuf adalah pecinta atau pencari
kebijaksanaan.

2
Secara terminologi, menurut Surajiyo (2010: 4) filsafat adalah ilmu
pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam
dengan menggunakan akal sampai pada hakikatnya. Filsafat bukan
mempersoalkan gejala-gejala atau fenomena, tetapi yang dicari adalah
hakikat dari sesuatu fenomena. Hakikat adalah suatu prinsip yang
menyatakan “sesuatu” adalah “sesuatu” itu adanya. Filsafat mengkaji
sesuatu yang ada dan yang mungkin ada secara mendalam dan
menyeluruh. Jadi filsafat merupakan induk segala ilmu.
Susanto (2011: 6) menyatakan bahwa menurut Istilah, filsafat adalah
ilmu pengetahuan yang berupaya mengkaji tentang masalah-masalah yang
muncul dan berkenaan dengan segala sesuatu, baik yang sifatnya materi
maupun immateri secara sungguh-sungguh guna menemukan hakikat
sesuatu yang sebenarnya, mencari prinsip-prinsip kebenaran, serta berpikir
secara rasional-logis, mendalam dan bebas, sehingga dapat dimanfaatkan
untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan
manusia.
Kalau menurut tradisi filsafati dari zaman Yunani Kuno, orang yang
pertama memakai istilah philosophia dan philosophos ialah Pytagoras
(592-497 S.M.), yakni seorang ahli matematika yang kini lebih terkenal
dengan dalilnya dalam geometri yang menetapkan a2 + b2 = c2. Pytagoras
menganggap dirinya “philosophos” (pencinta kearifan). Baginya kearifan
yang sesungguhnya hanyalah dimiliki semata-mata oleh Tuhan.
Selanjutnya, orang yang oleh para penulis sejarah filsafat diakui sebagai
Bapak Filsafat ialah Thales (640-546 S.M.). Ia merupakan seorang Filsuf
yang mendirikan aliran filsafat alam semesta atau kosmos dalam perkataan
Yunani. Menurut aliran filsafat kosmos, filsafat adalah suatu penelaahan
terhadap alam semesta untuk mengetahui asal mulanya, unsur-unsurnya
dan kaidah-kaidahnya (The Liang Gie, 1999).

3
Menurut sejarah kelahiran istilahnya, filsafat terwujud sebagai sikap
yang ditauladankan oleh Socrates. Yaitu sikap seorang yang cinta
kebijaksanaan yang mendorong pikiran seseorang untuk terus menerus
maju dan mencari kepuasan pikiran, tidak merasa dirinya ahli, tidak
menyerah kepada kemalasan, terus menerus mengembangkan
penalarannya untuk mendapatkan kebenaran (Soeparmo, 1984).
Timbulnya filsafat karena manusia merasa kagum dan merasa heran. Pada
tahap awalnya kekaguman atau keheranan itu terarah pada gejala-gejala
alam. Dalam perkembangan lebih lanjut, karena persoalan manusia makin
kompleks, maka tidak semuanya dapat dijawab oleh filsafat secara
memuaskan. Jawaban yang diperoleh menurut Koento Wibisono dkk.
(1997), dengan melakukan refleksi yaitu berpikir tentang pikirannya
sendiri. Dengan demikian, tidak semua persoalan itu harus persoalan
filsafat.

B. Karakteristik Filsafat
Filasat meliputi tentang hakikat semua yang ada secara radikal,
universal, dan sistematis. Berfilsafat adalah berfikir, namun tidak semua
berfikir adalah berfilsafat. Berfikir filsafat mempunyai karakteristik atau
ciri-ciri khusus. Bermacam-macam buku menjelaskan ciri-ciri berfikir
filsafat dengan bermacam-macam pula. Di sini kami akan menjelaskan
beberapa saja, seperti berikut.
1. Radikal
Berfilsafat berarti berfikir radikal. Filsuf adalah pemikir yang radikal.
Karena berfikir secara radikal, ia tidak akan pernah berhenti hanya
pada suatu wujud realitas tertentu. Keradikalan berfikirnya itu akan
senantiasa mengobarkan hasratnya untuk menemukan realitas seluruh
kenyataan, berarti dirinya sendiri sebagai suatu realitas telah termasuk
ke dalamnya sehingga ia pun berupaya untuk mencapai akar

4
pengetahuan tentang dirinya sendiri. Telah jelas bahwa artinya berfikir
radikal bisa diartikan berfikir sampai ke akar-akarnya, tidak tanggung-
tanggung, sampai kepada konsekuensinya yang terakhir. Berfikir itu
tidak setengah-setengah, tidak berhenti di jalan tetap terus sampai ke
ujungnya.
Berfikir radikal tidak berarti hendak mengubah, membuang atau
menjungkirbalikkkan segala sesuatu, melainkan dalam arti sebenarnya,
yaitu berfikir secara mendalam. Untuk mencapai akar persoalan yang
dipermasalahkan. Berfikir radikal justru hendak memperjelas realitas.
2. Integral
Integral yang berarti mempunyai kecenderungan untuk memperoleh
pengetahuan yang utuh sebagai suatu keseluruha atau filsafat
memandang objeknya secara integral.
3. Sistematis
Sistematis disini artinya susunan dan urutan (hierarki), juga kaitan
suatu masalah dengan materi atau masalah lain yang terdapat pada
filsafat.

C. Obyek Metode Filsafat


1. Pengertian Objek Filsafat
Objek adalah sesuatu yang merupakan bahwa dari suatu penelitian
atau pembentukan pengetahuan. Setiap ilmu pengetahuan pasti
mempunyai objek,yang dibedakan menjadi dua,yaitu objek material dan
objek formal.
Isi filsafat ditentukan oleh objek apa yang dipIkirkan. Objek yang
dipikirkan oleh filsafat ialah segala yang ada dan mungkin ada. ”Objek
filsafat itu bukan main luasnya”, tulis Louis Katt Soff, yaitu meliputi
segala pengetahuan manusia serta segala sesuatu yang ingin diketahui
manusia. Oleh karena itu manusia memiliki pikiran atau akal yang aktif,

5
maka manusia sesuai dengan tabiatnya, cenderung untuk mengetahui
segala sesuatu yang ada dan mungkin ada menurut akal piirannya. Jadi
objek filsafat ialah mencari keterangan sedalam-dalamnya.
Para ahli menerangkan bahwa objek filsafat itu dibedakan menjadi
dua, yaitu objek material dan formal. Objek material ini banyak yang sama
dengan objek material sains. Sains memiliki objek material yang empiris.
Filsafat menyelidiki objek filsafat itu juga tetapi bukan bagian yang
empiris melainkan bagian yang abstrak. Sedang objek formal filsafat tiada
lain ialah mencari keterangan yang sedalam-dalamnya tentang objek
materi filsafat (yakni segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada).
Dari uraian yang tertera diatas, maka jelaslah bahwa:
a. Objek material filsafat ialah sarwa-yang-ada yang pada garis besarnya
dapat dibagi atas tiga persoalan pokok, yakni:
1) Hakekat Tuhan
2) Hakekat Alam, dan
3) Hakekat Manusia.

Objek Material adalah objek yang di jadikan sasaran menyelidiki oleh


suatu ilmu, atau objek yang yang di pelajari oleh ilmu itu. Objek
material filsafat illmu adalah pengetahuan itu sendiri, yaitu
pengetahuan yang telah di susun secara sistematis dengan metode
ilmiah tertentu, sehingga dapat di pertanggung jawabkan kebenarannya
secara umum. Objek material dari filsafat ad beberapa istilah dari pada
cendikiawan, namun semua itu sebenarnya tidak ad yang bertentangan,

1) Mohammad Noor Syam berpendapat, ‘Parah ahli membedakan


bahwa objek filsafat itu atas objek material dan objek material
filsafat; segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada.
2) Podjawijatna berpendapat, objek material filsafat adalah ada
dan yang mungkin ada

6
3) Oemar Amir Hoesain berpendapat, masalah lapangan
penyelidikan filsafat adalah karena manusia memiliki
kecenderungan hendak berfikir tentang segala sesuatu dalam
alam semesta, terhadap segala yang ada dan mungkin ada.
4) H.A Dardiri berpendapat, objek material itu adalah segala
sesuatu yang ada, baik yang ada dalam pikiran, ada dalam
kenyataan maupunada dalamkemungkinan.
5) Abbas Hamami M. Berpendapat filsafat objek materil itu
adalah ada yang mengatakan, alam semesta, semua keberadaan,
masalah hidup, masalah manusia,masalah tuhan dan lainnya.
Karena untuk menjadikan satu pendapat tentang tumpuan yang
berbeda akhirnya dikatakan bahwa segala sesuatu yang adalah
yang merupakan objek materil.

Setelah meneropong dari beberapa pendapat ahli diatas dapat ditarik


suatu kesimpulan bahwa objek material dari filsafat sangat luas
mencakup segala sesuatu yang ada.

b. Objek formal filsafat ialah usaha mencari keterangan secara radikal


(sedalam-dalamnya sampai ke akhirya) tentang objek materi filsafat
(sarwa-yang-ada). Objek formal adalah sudut pandang dari mana sang
subjek menelaah objek materialnya.Objek formal filsafat ilmu adalah
hakikat (esensi) ilmu pengetahuan artinya filsafat ilmu lebihmenaruh
perhatian terhadap problem mendasar ilmu pengetahuan, seperti apa
hakikat ilmupengetahuan, bagaimana cara memperoleh kebenaran
ilmiah dan apa fingsi ilmu itu bagimanusia. Problem inilah yang di
bicarakan dalam landasan pengembangan ilmu pengetahuanyakni
landasan ontologis, epistemologis dan aksiologi.

Penyelidikan dan pembagian filsafat menurut objeknya

7
Dalam buku Filsafat Agama: Titik Temu Akal dengan Wahyu
karangan Dr. H. Hamzah Ya’qub dikatakan bahwa objek filsafat ialah
mencari keterangan sedalam-dalamnya. Di sinilah diketahui bahwa
sesuatu yang ada atau yang berwujud inilah yang menjadi penyelidikan
dan menjadi pembagian filsafat menurut objeknya ialah :
a. Ada Umum
Adalah menyelidiki apa yang ditinjau secara umum. Dalam
realitanya terdapat bermacam-macam yang kesemuanya mungkin
adanya. Dalam bahasa Erops, Ada Umum ini disebut “Ontologia”
yang berasal dari kata Yunani “Onontos” yang berarti ada dan dalam
bahasa arab sering menggunakan Untulugia dan ilmu kainat.
b. Ada Mutlak
Adalah sesuatu yang secara mutlak yakni zat yang wajib
adanya, tidak tergantung kepada apa dan siapapun juga. Adanya tidak
berpermulaan dan tidak berpenghabisan dan harus terus ada, karena
adanya dengan pasti. Ia merupakan asal segala sesuatu. Ini disebut
Tuhan. Dalam bahasa Yunani disebut “Theodicea” dan dalam bahasa
arab “Ilah atau Allah.
c. Comologia
Yaitu filsafat yang mencari hakikat alam, dipelajari apakah
sebenarnya alam dan bagaimanakah hubungannya dengan Ada
Mutlak. Cosmologia ini ialah filsafat alam yang menerangkan bahwa
adanya alam adalah tidak mutlak, alam dan isinya adanya itu karena
dimungkinkan Allah. Ada tidak mutlak, mungkin ada dan mungkin
lenyap sewaktu-waktu pada suatu masa.
d. Antropologia
Antropolgia (Filsafat Manusia), karena manusia termasuk ada
yang tidak mutlak, maka juga menjadi objek pembahasan. Apakah
manusia itu sebenarnya, apakah kemampuan-kemampuannya dan

8
apakah pendorong tindakannya. Semua ini diselidiki dan dibahas
dalam Antropolgia.
e. Etika
Adalah filsafat yang menyelidiki tingkah laku manusia.
Betapakah tingkah laku manusia yang dipandang baik dan buruk serta
tingkah laku manusia mana yang membedakannya dengan lain-lain
makhluk.
f. Logika
Logika ialah filsafat akal budi dan biasanya juga disebut
mantiq. Akal budi adalah yang terpenting dalam penyelidikan
manusia untuk mengetahui kebenaran. Tanpa kepastian tentang
logika, maka semua penyelidikan tidak mempunyai kekuatan dasar.
Tegasnya tanpa akal budi maka tidak akan ada penyelidikan. Oleh
karena itu, dipersoalkan apakah manusia mempunyai akal budi dan
dapatkah akal budi itu mencari kebenaran

2. Pengertian Metode Filsafat


Istilah metode berasal dari kata Yunani, methodeuo yang berarti
mengikuti jejak atau mengusut, menyelidiki dan meneliti yang berasal
dari kata methodos dari akar kata meta (dengan) dan hodos (jalan). Dalam
hubungan dengan suatu upaya yang bersifat ilmiah, metode berarti cara
kerja yang teratur dan sistematis yang digunakan untuk memahami suatu
objek yang dipermasalahkan, yang merupakan sasaran dari bidang ilmu
tertentu. Metode yang benar dan tepat akan menjamin kebenaran yang
diraih.
Oleh karena itu, setiap cabang ilmu pengetahuan harus
mengembangkan metodologi yang sesuai dengan objek studi ilmu
pengetahuan itu sendiri. Ini merupakan suatu keharusan karena
sesungguhnya tidak ada satu metode yang cocok digunakan bagi semua

9
bidang ilmu pengetahuan. Filsafat pun memiliki metode sendiri, namun
harus ditegaskan pula bahwa filsafat sesungguhnya tidak memiliki
metode tunggal yang digunakan oleh semua filsuf sejak zaman purba
hingga sekarang ini. Dapat dikatakan bahwa jumlah filsafat adalah
sebanyak jumlah filsufnya. Sangat banyak metode filsafat yang
digunakan oleh para filsuf dari dahulu sampai sekarang ini.

D. Ruang Lingkup Filsafat


Muzayyin Arifin mengatakan bahwa mempelajari filsafat pendidikan
islam berarti memasuki arena pemikiran yang mendasar, sistematik, logis,
dan menyeluruh (universal) tentang pendidikan, yang tidak hanya dilatar
belakangi oleh pengetahuan agama islam saja, melainkan menuntut kita
untuk mempelajari ilmu-ilmu lain yang relevan. Pendapat ini
memberipetunjuk bahwa ruang lingkup filsafat pendidikan islam adalah
masalah-masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan, seperti
masalah tujuan pendidikan, masalah guru, kurikulum, metode, dan
lingkungan. Bagaimanakah semua masalah tersebut disusun, tentu saja
harus ada pemikiran yang melatar belakangi tersebut yaitu filsafat
pendidikan islam. Dalam hubungan dengan ruang lingkup filsafat
pendidikan islam ini Muzayyin Arifin lebih lanjut mengatakan bahwa
ruang lingkup pemikirannya bukan hanya mengenai hal-hal yang bersifat
teknis operasional pendidikan, melainkan menyangkut segala hal yang
mendasari serta mewarnai corak sistem pemikiran yang disebut filsafat itu.
Dengan demikian, secara umum ruang lingkup pembahasan filsafat
pendidikan islam adalah pemikiran yang serba mendalam, mendasar,
sistematis, terpadu logis, menyeluruh atau universal mengenai konsep-
konsep yang berkaitan dengan pendidikan atas dasar ajaran islam. konsep-
konsep tersebut dari perumusan tujuan pendidikan, kurikulum, guru,
metode, lingukungan, dst.

10
Ruanglingkup Kajian Filsafat Agama Menurut Haru Nasution ada dua
bentuk kajian filsafat agama pertama, membahas dasar-dasar agama secara
analitis dan kritis dengan maksud untuk menyatakan kebenaran suatau
ajaran agama atau minimal untuk menjelaskan bahwa ajaran agama
bukanlah sesuatu yang mustahil dan bertentangan dengan logika. Kedua,
memikirkan dasar-dasar agama secara analitis dan kritis tanpa terikat pada
ajaran agama tertentu dan tanpa terikat pula untuk membenarkan ajaran
agama tertentu. Menurut Aslam Hadi juga mengidentifikasi ada dua
bentuk kajian filsafat tentang agama. Pertama, filsafat agama
membicarakan kepercayaan atau kebenaran agama. Hal ini terjadi
terutama pada abad pertengahan dan pada filsafat Islam serta filsafat India
tetapi tidak lagi dibicarakan pada filsafat saat ini. Kedua, filsafat agama
merupakan kajian terthadap hal-hal fundamental dari agama, inilah yang
dikaji dalam filsafat agama dewasa ini. Filsafat agama pada pokoknya
adalah pemikaran filsafat tentang agama, sama halnya filsafat seni adalah
pemikiran filsafat tentang seni.

E. Pembagian Filsafat
1. Pembagian filsafat menurut bagan induktif
a. Metafisika
1) Metafisika fundamental, yaitu kritikan
2) Metafisika sistematis, yaitu ontology (bersifat konkrit) dan
theodyca
b. Filsafat tentang :
1) Alam, yaitu kosmologia
2) Manusia, yaitu anthropologia

c. Filsafat rasional-logika
1) Logika umum/formal, yaitu logika

11
2) Logika khusus/material, yaitu filsafat tentang ilmu
pengetahuan.

d. Filsafat praktis atau tentang kebudayaan


1) Filsafat praktis (tentang keseluruhan kegiatan manusia)
a) Filsafat etika, yaitu etika umum dan etika khusus
b) Filsafat tentang agama
2) Filsafat kebudayaan (tentang perbuatan lahiriah manusia)
a) Bagian umum : filsafat kebudayaan
b) Bagian khusus : filsafat tentang bahasa, kesenian, hukum,
pendidikan, manusia, dan lain-lain.
2. Pembagian filsafat menurut bagan deduktif
a. Pengetahuan adalah kesadaran akan hal sesuatu, kesadaran akan
diri kita sendiri.
b. Pengakuan bahwa aku ini ada. Karena andaikata aku tak ada
bagaimanakah aku dapat berdiri di alun-alun dan sadar akan diriku
sendiri.
c. Pengakuan bahwa kodrat saya adalah sadar akan diriku sendiri,
mengerti akan diriku sendiri, ini adalah aspek rohani. Tetapi
berdiri di suatu tempat adalah aspek jasmani.
d. Pengakuan dunia yang ku injak itu yaitu di alun-alun.
e. Penilaian perbuatan ini, artinya dalam kenyataan setiap perbuatan
itu apakah baik atau tidak baik, sesuai dengan kodrat saya atau
tidak sesuai dengan kodrat saya.
f. Dan mengenai perbuatan ini saya yakin harus memberikan
pertanggungjawaban terhadap suara batin saya sebagai suatu
kekuasaan yang berada di dalam maupun di atas yang akhirnya
terhadap Tuhan.

12
Dalam eksistensinya yang baru filsafat mempunyai beberapa bagian atau
cabang yaitu :
1. Logika, filsafat tentang pikiran dan cara berpikir benar atau salah.
2. Metafisika, filsafat tentang hakikat yang ada di balik fisika dan hakikat
yang bersifat transcendental yaitu di luar atau di atas jangkauan
pengalaman manusia.
3. Etika, filsafat tentang pola tingkah laku yang baik dan yang buruk.
4. Estetika, filsafat tentang pola cita rasa atau kreasi yang indah dan yang
jelek.
5. Epistimologi, filsafat tentang ilmu pengetahuan.
6. Filsafat-filsafat khususnya lainnya, yaitu filsafat bahasa, filsafat
kesenian, filsafat teknik, filsafat ekonomi, filsafat sejarah, filsafat
hukum, filsafat manusia, filsafat pendidikan, filsafat agama, filsafat
pekerjaan sosial dan sebagainya.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Filsafat juga merupakan studi tentang seluruh fenomena kehidupan
dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar.
Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan
percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis,
mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat
untuk solusi tertentu. Karakteristik dari filsafat terbagi atas 3 yaitu Radikal
(berfikir secara mendalam), Integral (menyeluruh) dan Sistematis (susunan
dan terstruktur). Objek filsafat adalah sesuatu yang merupakan bahwa dari
suatu penelitian atau pembentukan pengetahuan. Setiap ilmu pengetahuan
pasti mempunyai objek,yang dibedakan menjadi dua,yaitu objek material dan
objek formal sedangkan metode filsafat berarti cara kerja yang teratur dan
sistematis yang digunakan untuk memahami suatu objek yang
dipermasalahkan, yang merupakan sasaran dari bidang ilmu tertentu.
Ruanglingkup Kajian Filsafat Agama Menurut Haru Nasution ada dua bentuk
kajian filsafat agama pertama, membahas dasar-dasar agama secara analitis
dan kritis dengan maksud untuk menyatakan kebenaran suatau ajaran agama
atau minimal untuk menjelaskan bahwa ajaran agama bukanlah sesuatu yang
mustahil dan bertentangan dengan logika. Kedua, memikirkan dasar-dasar
agama secara analitis dan kritis tanpa terikat pada ajaran agama tertentu dan
tanpa terikat pula untuk membenarkan ajaran agama tertentu. Pembagian
filsafat terbagi atas 2 yaitu pembagian filsafat menurut bagan induktif dan
bagan deduktif.

14
B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat saya susun. Sebagai mahasiswa kita
harus mengembangkan ilmu yang kita peroleh dan mencari kebenaran ilmu itu
semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, akhir kata saya menyadari bahwa
makalah ini bukanlah proses akhir, tetapi merupakan langkah awal yang
masih banyak memerlukan perbaikan. Karena itu saya sangat mengharapkan
tanggapan, saran dan kritik yang membangun demi sempurnanya makalah
saya yang selanjutnya. atas perhatiannya kami sampaikan terimakasih.

15
DAFTAR PUSTAKA

Amsal, Bakhtiar. 2008. Filsafat Ilmu (Edisi Revisi). PT Raja Grafindo Persada :
Jakarta

Frondizi, Resieri. 2001. Pengantar Filsafat Nilai. Pustaka Pelajar : Yogyakarta

Gandhi, Teguh Wangsa. 2011. Filsafat Pendidikan : Madzab-Madzab Filsafat


Pendidikan. Ar-Ruzz Media : Yogyakarta

Jalaluddin & Idi, Abdullah. 2007. Filsafat Pendidikan : Manusia, Filsafat dan
Pendidikan. Ar-Ruzz Media Grup : Yogyakarta

Juhaya S Praja, Aliran-Aliran Filsafat Dan Etika. Kencana : Jakarta

Salmiawati. 2012. Filsafat pendidikan Islam. Citapustaka Media Perintis: Bandung.


Sudarto. 1997. Metodologi Penelitian Filsafat. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta

Ya’qub, H. 1991. Filsafat Agama. Pedoman Ilmu Jaya : Jakarta

16

Anda mungkin juga menyukai