Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

FILSAFAT ILMU
(PENGERTIAN FILSAFAT)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Filsafat Ilmu

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Jamili, M.Si.

Disusun Oleh:
AKHIRUDDIN (G2J119020)

PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
UNIVERSITAS HALU OLEO
2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, wr. wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah tentang ‘Pengertian Filsafat’, walaupun masih banyak
kekurangan didalamnya. Dan juga penulis berterima kasih kepada Bapak Prof. Dr.
Jamili, M.Si. Selaku Dosen mata kuliah ‘Filsafat Ilmu’ yang telah memberikan
tugas makalah tentang ‘Pengertian Filsafat’.

       Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai ‘Pengertian Filsafat’. Penulis juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah penulis buat demi perbaikan makalah
ini di waktu yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.

       Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi
penulis sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.
Wassalamualaikum.wr wb.
Kendari, 27 September 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Hal
Sampul......................................................................................................................i
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Statetment of Authorship....................................................................................... iii
Daftar Isi................................................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................2
C. Tujuan ......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Arti Filsafat Secara Harfiah......................................................................3


B. Pengertian Filsafat Secara Bebas..............................................................3
C. Pengertian Ilmu.........................................................................................5
D. Pengertian Filsafat Ilmu............................................................................6
E. Cabang-Cabang Filsafat............................................................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................12
B. Saran.......................................................................................................12

Daftar Pustaka.......................................................................................................13

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada mulanya persoalan – persoalan ilmu pengetahuan adalah diseputar
metode dan substansi yang tidak terpisahkan dari filsafat alam (Jerome R.
Ravertz : 92). Disebut sebagai filsafat alam, karena alam yang dijadikan objek
kajian oleh para filsuf. Pemikir – pemikir itu mendiskusikan asal-usul dan
evolusi alam semesta, bentuk dan zatnya, struktur dan hukum-hukumnya,
dengan istilah-istilah yang seterusnya menjadi dasar perbendaharaan kata
untuk bahasa ilmiah Franz Dahler dan Eka Budianta (dalam Rika Hernita et
al, 2018 : 1).
Pada Perkembangan berikutnya, Filsafat lebih memfokuskan objek
kajiannya, yakni manusia. Pokok permasalahan yang dikaji filsafat mencakup
tiga segi, yakni logika, etika dan estetika. Logika terkait dengan apa yang
benar dan apa yang disebut salah, etika berhubungan dengan mana yang
dianggap baik dan mana yang dianggap buruk, sedangkan estetika mengacu
kepada apa yang disebut indah dan apa yang termasuk jelek (Rika Hernita et
al, 2018: 1).
Dalam perkembangan berikutnya, ketiga segi itu bertambah lagi. Pertama,
teori tentang ada; tentang hakikat keberadaan zat, tentang hakikat pikiran,
serta kaitan antara zat dan pikiran yang semuanya terangkum dalam
metafisika. Kedua, politik : yakni kajian mengenai organisasi sosial /
pemerintahan yang ideal. Selanjutnya cabang-cabang ini berkembang menjadi
cabang- cabang filsafat yang masing-masing mempunyai bidang kajian yang
lebih spesifik lagi. Filsafat ilmu (ilmu pengetahuan-pen) termasuk di antara
cabang – cabang filsafat dimaksud” Jujun S. Suriasumantri (Rika Hernita et
al, 2018: 32)

Memang Filsafat diakui sebagai “induk” ilmu pengetahuan. Pernyataan ini


mengisyaratkan, bahwa ilmu pengetahuan yang terus berkembang menjadi

1
berbagai disiplin itu semuanya bersumber dari filsafat. Namun setelah lepas
dan mandiri, ikatan nilai – nilai etika yang “diamanatkan” oleh “sang induk”
semakin diperlonggar, dan akhirnya dilupakan sama sekali. Kehadiran filsafat
ilmu pengetahuan dapat dinilai sebagai upaya sadar para ilmuan peletak
dasarnya, untuk menyatukan kembali ilmu pengetahuan dengan nilai-nilai
kearifan filsafat sebagai induknya (Rika Hernita et al, 2018: 1).

B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan arti filsafat secara harfiah dan pengertian filsafat secara bebas
2. Menjelaskan pengertian ilmu serta filsafat ilmu
3. Mendeskripsikan tentang cabang – cabang filsafat

C. Tujuan Penulisan
1. Agar mahasiswa dapat menjelaskan arti filsafat secara harfiah dan
pengertian filsafat secara bebas.
2. Agar mahasiswa dapat menjelaskan pengertian ilmu serta filsafat ilmu
3. Agar mahasiswa dapat mendeskripsikan cabang – cabang filsafat

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Arti Filsafat Secara Harfiah
Secara etimologis filsafat berasal dari bahasa Yunani dari kata “philo”
berarti cinta dan” sophia” yang berarti kebenaran, sementara itu menurut I.R.
Pudjawijatna (1963 : 1) “Filo artinya cinta dalam arti yang seluas-luasnya,
yaitu ingin dan karena ingin lalu berusaha mencapai yang diinginkannya itu.
Sofia artinya kebijaksanaan , bijaksana artinya pandai, mengerti dengan
mendalam, jadi menurut namanya saja Filsafat boleh dimaknakan ingin
mengerti dengan mendalam atau cinta dengan kebijaksanaan.
Kecintaan pada kebijaksanaan haruslah dipandang sebagai suatu bentuk
proses, artinya segala upaya pemikiran untuk selalu mencari hal-hal yang
bijaksana, bijaksana di dalamnya mengandung dua makna yaitu baik dan
benar, baik adalah sesuatu yang berdimensi etika, sedangkan benar adalah
sesuatu yang berdimensi rasional, jadi sesuatu yang bijaksana adalah sesuatu
yang etis dan logis. Dengan demikian berfilsafat berarti selalu berusaha untuk
berfikir guna mencapai kebaikan dan kebenaran, berfikir dalam filsafat bukan
sembarang berfikir namun berpikir secara radikal sampai ke akar-akarnya,
oleh karena itu meskipun berfilsafat mengandung kegiatan berfikir, tapi tidak
setiap kegiatan berfikir berarti filsafat atau berfilsafat. Sutan Takdir
Alisjahbana (1981) menyatakan bahwa pekerjaan berfilsafat itu ialah berfikir,
dan hanya manusia yang telah tiba di tingkat berfikir, yang berfilsafat (Uhar
Suharsaputra, 2004: 19-21).

B. Pengertian Filsafat Secara Bebas

1. Filsafat dari Sisi Para Ahli


 Immanuel Kant , Filsafat merupakan pengetahuan yang menjadi pokok
pangkal dari segala pengetahuan, yang di dalamnya tercakup masalah

3
epistemologi (filsafat pengetahuan) yang menjawab persoalan apa yang
dapat kita ketahui.
 Driyarkara, Filsafat adalah permenungan yg sedalam-dalamnya tentang
sebabsebab “ada” dan “berbuat” permenungan tentang kenyataan yang
sedalam-dalamnya, sampai “mengapa” yang “penghabisan”.
 Plato, filsuf besar Yunani mengatakan, filsafat adalah ilmu pengetahuan
yang berusaha mencapai kebenaran yang asli, karena kebenaran mutlak di
tangan Tuhan. Atau dengan singkat dikatakan pengetahuan tentang segala
yang ada.
 Aristoteles, murid Plato mengatakan, filsafat adalah ilmu pengetahuan
yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu matafisika,
logika, retorika, politik, sosial budaya dan estetika.
 Alfarabi (Filsuf besar muslim) mengatakan: Filsafat adalah pengetahuann
tentang yang ada menurut hakikatnya yang sebenarnya.
 Hasbullah Bakry, Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu
dengan mendalam mengenai Ketuhanan, alam semesta, dan manusia
sehingga dapat melahirkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya
sejauh yang dicapai manusia.
2. Filsafat dari Sisi Benda
• Filsafat adalah sekumpulan problem-problem yang langsung dan
mendapat perhatian dari manusia yang dicarikan jawabannya oleh ahli
filsafat.
• Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan
dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis Filsafat sebagai Suatu
Aktifitas.
• Filsafat adalah sebagai suatu proses berpikir untuk memperoleh jawaban-
jawaban dari berbagai problem.
• Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan
diri dari sikap yang sangat kita junjung tinggi.
• Filsafat adalah sebagai analisi logis dari bahasa serta penjelasan tentang
arti kata dan konsep.

4
• Filsafat adalah suatu usaha untuk memperoleh gambaran keseluruhan.

3. Filsafat sebagai Suatu Aktifitas


• Filsafat adalah sebagai suatu proses berpikir untuk memperoleh jawaban-
jawaban dari berbagai problem.
• Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan
diri dari sikap yang sangat kita junjung tinggi.
• Filsafat adalah sebagai analisi logis dari bahasa serta penjelasan tentang
arti kata dan konsep.
• Filsafat adalah suatu usaha untuk memperoleh gambaran keseluruhan
(Agung Suharyanto, 2017: 14-19).

C. Pengertian Ilmu

Ilmu merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab, masdar dari ‘alima –
ya’lamu yang berarti tahu atau mengetahui, sementara itu secara istilah ilmu
diartikan sebagai Idroku syai bi haqiqotih(mengetahui sesuatu secara hakiki).
Dalam bahasa Inggeris Ilmu biasanya dipadankan dengan kata science,
sedang pengetahuan dengan knowledge. Dalam bahasa Indonesia kata
science(berasal dari bahasa lati dari kata Scio, Scire yang berarti tahu)
umumnya diartikan Ilmu tapi sering juga diartikan dengan Ilmu
Pengetahuan, meskipun secara konseptual mengacu pada makna yang sama.
Untuk lebih memahami pengertian Ilmu (science) di bawah ini akan
dikemukakan beberapa pengertian :
 Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara
bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk
menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang (pengetahuan) itu (Kamus
Besar Bahasa Indonesia)
 Science is knowledge arranged in a system, especially obtained by
observation and testing of fact (An English reader’s dictionary)
 Science is a systematized knowledge obtained by study, observation,
experiment” (Webster’s super New School and Office Dictionary)

5
 Science is the complete and consistent description of facts and experience
in the simplest possible term”(Karl Pearson)
 Science is a sistematized knowledge derives from observation, study, and
experimentation carried on in order to determinethe nature or principles
of what being studied” (Ashley Montagu)

 Science is the system of man’s knowledge on nature, society and thought.


It reflect the world in concepts, categories and laws, the correctness and
truth of which are verified by practical experience(V. Avanasyev)
Harsoyo mendefinisikan ilmu dengan melihat pada sudut proses historis dan
pendekatannya yaitu :
 Ilmu merupakan akumulasi pengetahuan yang disistematiskan atau
kesatuan pengetahuan yang terorganisasikan
 Ilmu dapat pula dilihat sebagai suatu pendekatan atau suatu metode
pendekatan terhadap seluruh dunia empiris, yaitu dunia yang terikat oleh
faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati oleh
pancaindra manusia.
Dapatlah ditarik beberapa kesimpulan berkaitan dengan pengertian ilmu yaitu:
 Ilmu adalah sejenis pengetahuan
 Tersusun atau disusun secara sistematis
 Sistimatisasi dilakukan dengan menggunakan metode tertentu
 Pemerolehannya dilakukan dengan cara studi, observasi, eksperimen.
Dengan demikian sesuatu yang bersifat pengetahuan biasa dapat menjadi
suatu pengetahuan ilmiah bila telah disusun secara sistematis serta mempunyai
metode berfikir yang jelas, karena pada dasarnya ilmu yang berkembang
dewasa ini merupakan akumulasi dari pengalaman/pengetahuan manusia yang
terus difikirkan, disistimatisasikan, serta diorganisir sehingga terbentuk
menjadi suatu disiplin yang mempunyai kekhasan dalam objeknya (Uhar
Suharsaputra, 2004 : 44-48).

D. Pengertian Filsafat Ilmu

6
Dilihat dari segi katanya filsafat ilmu dapat dimaknai sebagai filsafat yang
berkaitan dengan atau tentang ilmu. Filsafat ilmu merupakan bagian dari
filsafat pengetahuan secara umum, ini dikarenakan ilmu itu sendiri merupakan
suatu bentuk pengetahuan dengan karakteristik khusus, namun demikian untuk
memahami secara lebih khusus apa yang dimaksud dengan filsafat ilmu, maka
diperlukan pembatasan yang dapat menggambarkan dan memberi makna
khusus tentang istilah tersebut.
Para akhli telah banyak mengemukakan definisi/pengertian filsafat ilmu
dengan sudut pandangnya masing-masing, dan setiap sudut pandang tersebut
amat penting guna pemahaman yang komprehensif tentang makna filsafat
ilmu, berikut ini akan dikemukakan beberapa definisi filsafat ilmu :
 The philosophy of science is a part of philosophy which attempts to do
for science what philosophy in general does for the whole of human
experience (Peter Caws)
 The philosophy of science attemt, first, to elucidate the elements
involved in the process of scientific inquiry-observational procedures,
patterns of argument, methods of representation and calculation,
metaphysical presupposition, and so on, and then to evaluate the grounds of
their validity from the points of view of formal logic, practical methodology
anf metaphysics (Steven R. Toulmin).
 Philosophy of science questions and evaluates the methods of scientific
thinking and tries to determine the value and significance of scientific
enterprise as a whole (L. White Beck)
 Philosophy of science.. that philosophic discipline which is the systematic
study of the nature of science, especially of its methods, its concepts and
presupposition, and its place in the general scheme of intelectual discipline
(A.C. Benyamin)
 Philosophy of science.. the study of the inner logic of scientific theories, and
the relations between experiment and theory, i.e of scientific method
(Michael V. Berry)

7
Pengertian-pengertian di atas menggambarkan variasi pandangan beberapa
akhli tentang makna filsafat ilmu. Peter Caw memberikan makna filsafat ilmu
sebagai bagian dari filsafat yang kegiatannya menelaah ilmu dalam kontek
keseluruhan pengalaman manusia, Steven R. Toulmin memaknai filsafat ilmu
sebagai suatu disiplin yang diarahkan untuk menjelaskan hal-hal yang
berkaitan dengan prosedur penelitian ilmiah, penentuan argumen, dan
anggapan-anggapan metafisik guna menilai dasar-dasar validitas ilmu dari
sudut pandang logika formal, dan metodologi praktis serta metafisika.
Sementara itu White Beck lebih melihat filsafat ilmu sebagai kajian dan
evaluasi terhadap metode ilmiah untuk dapat difahami makna ilmu itu sendiri
secara keseluruhan, masalah kajian atas metode ilmiah juka dikemukakan oleh
Michael V. Berry setelah mengungkapkan dua kajian lainnya yaitu logika teori
ilmiah serta hubungan antara teori dan eksperimen, demikian juga halnya
Benyamin yang memasukan masalah metodologi dalam kajian filsafat ilmu
disamping posisi ilmu itu sendiri dalam konstelasi umum disiplin intelektual
(keilmuan).
Menurut The Liang Gie, filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif
terhadap persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan
ilmu maupun hubungan ilmu dengan segala segi kehidupan manusia.
Pengertian ini sangat umum dan cakupannya luas, hal yang penting untuk
difahami adalah bahwa filsafat ilmu itu merupakan telaah kefilsafatan
terhadap hal-hal yang berkaitan/menyangkut ilmu, dan bukan kajian di dalam
struktur ilmu itu sendiri. Terdapat beberapa istilah dalam pustaka yang
dipadankan dengan Filsafat ilmu seperti : Theory of science, meta science,
methodology, dan science of science, semua istilah tersebut nampaknya
menunjukan perbedaan dalam titik tekan pembahasan, namun semua itu pada
dasarnya tercakup dalam kajian filsafat ilmu .
Sementara itu Gahral Adian mendefinisikan filsafat ilmu sebagai cabang
filsafat yang mencoba mengkaji ilmu pengetahuan (ilmu) dari segi ciri-ciri dan
cara pemerolehannya. Filsafat ilmu selalu mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang mendasar/radikal terhadap ilmu seperti tentang apa ciri-ciri spesifik yang

8
menyebabkan sesuatu disebut ilmu, serta apa bedanya ilmu dengan
pengetahuan biasa, dan bagaimana cara pemerolehan ilmu, pertanyaan -
pertanyaan tersebut dimaksudkan untuk membongkar serta mengkaji asumsi-
asumsi ilmu yang biasanya diterima begitu saja (taken for granted), Dengan
demikian filsafat ilmu merupakan jawaban filsafat atas pertanyaan ilmu atau
filsafat ilmu merupakan upaya penjelasan dan penelaahan secara mendalam
hal-hal yang berkaitan dengan ilmu (Uhar Suharsaputra, 2004: 92-95).

E. Cabang-Cabang Filsafat

Telah kita ketahui bahwa filsafat adalah sebagi induk yang mencakup
semua ilmu khusus.akan tetapi,dalam perkembangan selanjutnya ilmu-ilmu
khusus itu satu demi satu memisahkandiri dari induknya,filsafat Mula-mula
matematika dan fisika melepaskan diri,kemudian di ikuti oleh ilmu-ilmu lain.
Adapun psikologi baru pada akhir-akhir ini melepaskan diri dari
filsafat,bahkan di beberapa institut,psikologi masih terpaut dengan fisafat.
Setelah filsafat di tinggalkan oleh ilmu-ilmu khusus,ternyata ia tidak mati,
tetapi hidup dengan corak baru sebagai “ilmu istimewa“ yang memecahkan
masalah yang tidak terpecahkan oleh ilmu-ilmu khusus.Yang menjadi
pertanyan ialah :apa saja kah yang masih merupakan bagian dari filsafat dalam
coraknya yang baru ini? Persoalan ini membwa kita kepada pembicaraan
tentang cabang-cabang filsafat.
Berikut ini pengetian dari cabang-cabang filsafat yang utama.
Logika adalah cabang filsafat yang menyelidiki lurus tidaknya pemikiran
kita.Laporan dalam logika adalah asas-asas yang ,menentukan pemikiran yang
lurus,tepat,dan sehat. Dengan mempelajari logika diharapkan dapat
menerapkan asas bernalar sehingga dapat menarik kesimpulan dengan tepat.
Epistomologi adalah bagian filsafat yang membicarakan tentang terjadinya
pengetahuan,sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan,batas-batas, sifat,
metode. Adapun filsafat ilmu mempelajari tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah
dan cara bagaimana mendapatkanya. Dengan belajar dan filsafat ilmu
diharapkan dapat membedakan antara pengetahuan dan ilmu serta mengetahui

9
dan menggunakan metode yang tepat dalam memperoleh suati ilmu serta
mengetahui kebenaran suatu ilmu itu ditinjau dari isinya.
Etika adalah cabang filsafat yang membicarakan tingkah laku atau perbuatan
manusia dalam hubunganya dengan baik-buruk. Dengan belajar etika
diharapkan dapat membedaksn istilah yang sering muncul seperti etika, norma,
dan moral. Di samping itu, dapat mengatuhui dan memahami tingkah laku apa
yang baik menurut teori-teori tertentu, dan sikap yang baik sesuatu dengan
kaidah-kaidah etika. Jadi objek material etika adalah tingkah laku atau
perbuatan manusia. Perbuatan yang dilakukan secara sadar dan bebas. Objek
formal etika adalah kebaikan dan keburukan atau bermoral dan tidak bermoral
dari tingkah laku tersebut.
Estetika adalah cabang filsafat yag membicarakan tentang keindahan. Objek
dari estetika adalah pengalaman akan keindahan. Dengan belajar estetika
diharapkan dapat membedakan antara estetika filsafati dan estetika
ilmiah,berbagi teori-teori keindahan,pengertian seni,penggolongan seni,aliran
dalam seni dan teori penciptaan dalam seni.
Metafisika adalah cabang filsafat yang menbicarakan tentang yang ada.
Metafisika membicarakan sesuatu disebalik yang tampak.dengan belajar
netafisika orang justru akan mengenal akan tuhannya,dan mengetahui sebagai
macam aliran yang ada dalam metafisika.persoalan-persoalan metafisis
dibedakan menjadi tiga, yaitu persoalan ontologi,persoalan kosmologi,dan
persoalan antropologi.
Ada tiga cabang filsafat ilmu yaitu secara garis besarnya adalah Ontologi,
Epistimologi, dan Axiologi.
1. Ontologi
Dalam kamus besar bahasa indonesia diterjemahkan makna dari ontologi
itu sendiri yaitu cabang ilmu filsafat yang berhubungan dengan hakikat
hidup. Lebih spesifik dalam kuliah prof noeng menjelaskan bahwa
ontologi itu lebih menjelaskan tentang ada, tentang objek atau esensi
keberadaan sesuatu. Objek yang menjadi kajian dalam ontologi tersebut
adalah realita yang ada dan dalam ontologi adalah studi tentang yang ada

10
yang universal, dengan mencari pemikiran semesta universal. Ontologo
berusaha mencari inti yang termuat dalam setiap kenyataan atau
menjelaskan yang ada dalam setiap bentuknya.
2. Epistimologi
Dalam kamus besar bahasa indonesia diterjemahkan makna dari
epistemology adalah cabang dari ilmu filsafat tentang dasar-dasar dan
batasan-batasan pengtahuan.lebih spesifik dijelaskan bahwa bagaimana
kebenaran didapatkan oleh manusia dalam hai ini cara menangkap
keberadaan sesuatu dan mengetahui adanya.
3. Axiologi
Dalam kamus besar bahasa indonesia diterjemahkn makna dari axiology
tersebut adalah kegunaan ilmu pengetahuan dalam kehidupan manusia
atau kajian tentang nilai khususnya etika. Lebih spesifik makna dari
axiologi itu adalah tentang nilai dari adanya sesuatu tersebut. Axiologi itu
sendiri terdiri dari 2 cabang ilmu lain yaitu estetika dan etika.
a. Estetika berhubungan dengan akal, persepsi dan apresiasikeindahan. Hai
ini luas dan meliputi segala sesuatuyang berhubungan dengan apresiasi
seni dan budaya.
b. Etika berkaitan dengan moralitas dan nilai-nilai. Etika berusaha untuk
memahami dasar moral, perkembangannya dan bagaimana harus diikuti
(Rika Hernita et al, 2018: 8-10).

11
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Seperti telah dikatakan, ilmu filsafat itu sangat luas lapangan


pembahasanya. Ialah mencari hakikat kebenaran dari segala sesuatu, baik dalan
kebenaran berpikir (logika), berperilaku(etika), maupun dalam mencarihakikat
atau keaslian(metafisika). Maka persoalannya menjadi apakah sesuatu itu
hakiki (asli) atau palsu (maya). Dari tinjauan diatas kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa dalam tiap-tiap pembagian sejak zaman Aritoteles hingga
dewasa ini lapangan-lapangan yang paling utama dalam ilmu filsafat selalu
berputar disekitar logika, metafisika,dan etika .

B. SARAN

Filsafat merupakan bidang studi sedemikian luasnya sehingga diperlukan


pembagian yang lebih kecil lagi.Dalam pembagian tersebut tidak ada tata cara
pembagian sehingga terdapat perbedaan,hingga banyak cebang yang muncul
dan di buat dari banyaknya cabang tersebut hendak lah kita dapat menyaring
segala hal yang baik, baik untuk kita sendiri maupun untuk orang lain.

12
DAFTAR PUSTAKA

Dahler, Franz & Eka buadianta. (2000). Pijar peradaban Manusia: Denyut
harapan Evolusi. Jakarta: Kanisius

Hatta, M. (1980). Ilmu dan Agama. Jakarta: Yayasan Idayu.

Hernita, Rika et.all. 2018. Makalah Filsafat Ilmu. Palembang: Universitas PGRI
Palembang.
Jalaluddin, P. D. (2014). Filsafat ilmu pengetahuan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Ravertz, Jerome R. (2004). Sejarah dan Ruang Lingkup Bahasan, Terj. Paut
Pasaribu.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suhartono, S. (2008). Filsafat ilmu pengetahuan : Persoalan Ekksistensi dan


Hakikat ilmu pengetahuan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Suharsaputra, Uhar. 2004. Filsafat Ilmu Jilid I. Jawa Barat: Universitas Kuningan.
Suharyanto, Agung. 2017. Bab Pertama Filsafat. Medan: Universitas Medan
Area.

Sukardi. (2011). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.


Jakarta:Bumi Aksara.

Suparlan, P. (1995). Orang Sakai di Riau : Masyarakat Terasing dalam


Masyarakat Indonesia. Jakarta: Obor Indonesia.

Suriasumantri, Jujun S (Ed). (1984). Ilmu dalam perspektif: Sebuah kumpulan


karangan tentang hakikat ilmu. Jakarta: Gramedia

13

Anda mungkin juga menyukai