Anda di halaman 1dari 5

ISI RESUME

FILSAFAT Filsafat berasal dari kata Yunani philosophia. Akar katanya philos (philia: cinta, sahabat) dan sophia (kebijaksanaan, pengetahuan). Jadi, philosophia berarti mencintai kebijaksanaan atau pengetahuan. Beberapa ilmuan berbeda dalam mengartikan filsafat, diantaranya: (1) Beerling: Filsafat adalah pemikiran-pemikiran bebas, diilhami oleh rasio, mengenai segala sesuatu yang timbul dari pengalaman-pengalaman. (2) Bertrand Russell: Filsafat tidak lebih dari suatu usaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan terakhir, tidak secara dogmatis atau dangkal. Namun filsafat secara umum adalah suatu ilmu yang berusaha menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran. Filsafat mencakup pertanyaan-pertanyaan mengenai makna, kebenaran dan

hubungan logis diantara ide-ide dasar (keyakinan, asumsi dan konsep). Filsafat adalah berpikir secara kritis, yaitu mengerti, memahami, mengartikan, menilai, mengkritik data-data dan fakta-fakta yang dihasilkan. Berpikir filosofis berarti kekritisan seseorang dalam berpikir (dalam

berfilosofis). Berpikir filosofis juga harus bersifat tuntas/menyeluruh dan mendasar. Filsafat boleh juga disebut sebagai suatu usaha untuk berpikir secara menyeluruh, suatu cara berpikir yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya atau suatu pertanyaan akan sesuatu yang membutuhkan suatu jawaban. Jadi, filsafat itu berusaha mencari jawaban atas sesuatu hal sampai pada tingkat yang sangat mendasar, sampai ke akar-akarnya tentang fenomena/gejala di sekitar. Filsafat: Ilmu Tentang Hakikat. Filsafat diawali dengan rasa keingintahuan yang tinggi. Rasa ingin tahu (Curiosity). Keingintahuan tersebut yang kemudian memunculkan

sebuah pengetahuan (knowledge), pengalaman spontan (experience) dan munculnya ilmu pengetahuan (science).

FILSUF Filsuf adalah orang yang suka berfilsafat. Bagi para filsuf

keberadaan/penjelmaan tidak mungkin berdiri sendiri sebagai sebuah ketunggalan, melainkan keberadaan/penjelmaan merupakan kumpulan gejala (phenomena) yang merangsang keingintahuannya untuk bertanya lebih lanjut mengenai apa dan bagaimana. Para filsuf memiliki pendirian yang kuat, yaitu: tidak begitu saja menyerah terhadap sesuatu kenyataan, mereka yakin manusia sebagai makhluk berbudaya dan beradab mampu menilai dan memikirkan setiap gejala/peristiwa di seantero alam. Para filsuf berprinsip: tidak pernah berhenti berpikir, berinovasi dan berelaborasi (never stop thinking, innovating and elaborating).

FILSAFAT ILMU Filsafat ilmu adalah menelusuri dan menyelidiki sedalam-dalamnya dan seluas mungkin segala sesuatu mengenai ilmu, terutama hakekatnya, tanpa melupakan metodenya. Filsafat ilmu: hakikat berpikir tentang keilmuan. Ilmu tentang ilmu (Science about science). Untuk mempelajari filsafat ilmu perlu mengetahui 3 pengetahuan dasar, yaitu: 1. The why Mencari tahu sebab atas segala sesuatu yang terjadi melalui: Pertanyaan-pertanyaan esensial Cara berpikir kritis, menerobos sampai ke akar-akarnya

Mencari

jawabannya

sampai

ke

tingkat

paling

dasar

hingga

mendapatkan hal-hal baru (inovasi). 2. The what (mengenai konsep-konsep filsafat ilmu) 3. The how (mengenai bagaimana yang anda rasakan dan laksanakan)

ILMU Keingintahuan manusia terhadap kenyataan yang ditemuinya (sebagai pembuka berbagai kemungkinan) merupakan kemampuan manusia yang paling mendasari perkembangan pengetahuannya, melalui berbagai

pengalaman dan permenungannya. Pengetahuan yang diperoleh manusia tidak pernah selesai/tuntas karena alam semesta ini merupakan kenyataan yang selalu terbuka untuk penjelajahan lebih lanjut (dipelajari). Jadi, ilmu dapat dikatakan sebagai aktivitas pemikiran manusia sehingga menghasilkan pengetahuan/kebenaran. Walau ilmu menghasilkan pengetahuan, tetapi tidak semua pengetahuan berasal dari ilmu.

HAKIKAT DAN SUMBER PENGETAHUAN Pengetahuan lahir sejak manusia itu ada, sejak manusia berpikir, sejak manusia berinteraksi dengan alam. Contoh pencarian pengetahuan, salah satunya adalah penemuan teori heliocentris oleh Copernicus yang

menggugurkan teori sebelumnya, yaitu teori geocentris oleh Claudio Ptolomeus tentang tata surya. Copernicus dengan teori heliocentris menyatakan bahwa matahari merupakan pusat tata surya yang diedari oleh bumi serta planet lainnya. Sedangkan teori geocentris menyatakan bahwa bumi merupakan pusat tata surya yang diedari oleh matahari serta planet lainnya.

BEBAS NILAI DAN TIDAK BEBAS NILAI

Dalam filsafat terdapat dua pandangan menenai ilmu, yaitu ilmu bebas nilai (konsep) dan ilmu tidak bebas nilai (tataran praktek/realitas). Ilmu bebas nilai mengemukakan bahwa antara ilmu dan nilai tidak ada kaitannya, keduanya berdiri sendiri. Sedangkan ilmu tidak bebas nilai, ilmu itu selalu terkait dengan nilai-nilai. Perkembangan ilmu selalu memperhatikan aspek nilai yang berlaku, seperti nilai ekonomis, sosial, religius dan nilai yang lainnya.

ILMU DAN TEKNOLOGI Ilmu tidak selalu bergerak secara cepat seperti teknologi. Dalam ilmu, teori baru tidak selalu menghapuskan teori lama dan teori lama pun bisa dihidupkan kembali. Sedangkan teknologi merupakan lompatan dan

terobosan, selalu updating.

PEROLEHAN KEBENARAN Kebenaran dapat diperoleh dengan tidak sengaja. Selain itu dapat diperoleh juga melalui kitab suci, melalui orang berpengaruh, melalui ilmuan/cerdik pandai dan melalui metode ilmiah. Kebenaran dapat diungkap dengan metode ilmiah dan tidak ilmiah. Dengan metode ilmiah berarti kebenaran tersebut dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Dengan tidak ilmiah berarti kebenaran tersebut gagal dipertanggungjawabkan secara ilmiah, gagal ditangkap oleh panca indera dan rasio sehingga perlu dikaji di luar ilmiah. Metode ilmiah itu terbatas karena masih dipengaruhi oleh rasio dan panca indera, seperti emosi, persepsi, keterbatasan dan lingkungan. Meskipun terbatas, metode ilmiah telah menjadi perangkat yang dapat dipertanggungjawabkan. Metode ilmiah ialah prosedur untuk mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu.

PEROLEHAN PENGETAHUAN Pengetahuan dapat diperoleh dengan cara: penalaran induktif (khusus ke umum) dan penalaran deduktif (umum ke khusus). Pengetahuan dapat menjadi ilmu/pengetahuan ilmiah jika memenuhi syarat, yaitu: dasar pembenaran, intersubjektif dan sistematis. Dasar diarahkan pembenaran; untuk mengharuskan derajat seluruh kepastian cara kerja ilmiah

memperoleh

setinggi-tingginya.

Pemahaman yang akan diuji dalam suatu cara kerja ilmiah harus dibenarkan secara a priori (hasil tangkapan empiric panca indera/pikir) dan a posteriori (sudah teruji menggunakan metode ilmiah). Intersubjektif; pengetahuan yang telah diperoleh tersebut harus mengalami verifikasi oleh subjek-subjek lain agar pengetahuan itu lebih teruji, terjamin keabsahan dan kebenarannya. Sistematis; pengetahuan ilmiah mengharuskan bersifat sistematis, karena terdapat sistem di dalam susunan suatu pengetahuan ilmiah dan di dalam cara memperoleh pengetahuan ilmiah tersebut (proses dan metode).

PENALARAN FILOSOFIS Penalaran filosofis berarti pencarian kebenaran secara menyeluruh (holistik, komprehensif), mengakar/mendasar (radikal), meragukan (skeptik), kritis dan analitis.

Anda mungkin juga menyukai