Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MAKNA, OBJEK KAJIAN, DAN MANFAAT


MEMPELAJARI FILSAFAT UMUM

Disusun untuk memenuhi tugas pada Mata Kuliah Filsafat Umum

Disusun oleh:

Rezky Dioma Putra : 2122313

Windi Listriani : 2122334

Faradila Fitria R : 2122324

Dosen Pengampu:

Fathin Fauhatun, M. Ag

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA


ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU


KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SJECH M.


DJAMIL DJAMBEK

BUKITTINGGI
2022/2023

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis bersyukur kehadirat Allah SWT atas limpahan


rahmat dan hidayah-Nya, sehingga makalah kelompok ini dapat
terselesaikan sesuai waktu yang ditentukan. Penulisan makalah ini dibuat
sebagai media pembelajaran dalam rangka memenuhi Mata Kuliah Filsafat
Umum. Penulis menyadari dalam menyelesaikan tugas makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang


telah memberikan motivasi dan saran dalam proses pembuatan makalah ini.
Demikian makalah ini kami buat dan semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca pada umumnya dan bagi kami khususnya. Aamiin ya robbal
alamiin.

Bukittinggi, 07 Maret 2023


Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................2

DAFTAR ISI.................................................................................................3

BAB I.............................................................................................................4

PENDAHULUAN.........................................................................................4

A. Latar Belakang..................................................................................4

B. Rumusan Masalah.............................................................................4

C. Tujuan Penulisan...............................................................................4

BAB II............................................................................................................5

PEMBAHASAN............................................................................................5

A. Makna Filsafat Umum..........................................................................5

B. Objek Kajian Filsafat Umum...............................................................6

C. Manfaat Mempelajari Filsafat.............................................................7

D. Karakteristik Berfikir Filsafat.............................................................8

BAB III........................................................................................................11

PENUTUP...................................................................................................11

A. Kesimpulan.......................................................................................11

B. Saran.................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Filsafat adalah “induk ilmu pengetahuan”. Di Miletos, Asia


kecil tempat perantauan orang Yunani, yang merupakan tempat awal
munculnya filsafat. Jejak sejarah awal filsafat ini mula-mula ditandai
oleh munculnya tokoh-tokoh pemikir besar pada zamannya, seperti
Thales, Anaximandros dan Anaximanes. Thales adalah orang
pertama yang mempersoalkan substansi terdalam dari segala sesuatu.
Dan hal ini, kemudian muncul pengertian tentang kebenaran yang
hakiki.
Ilmu filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu
dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta, dan manusia,
sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana
hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana
sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.

B. Rumusan Masalah

1. Apa makna dari Filsafat Umum?


2. Apa saja objek kajian Filsafat Umum?
3. Apa manfaat mempelajari Filsafat Umum?
4. Apa saja karakteristik berfikir Filsafat?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui makna dari Filsafat Umum


2. Untuk mengetahui objek kajian Filsafat Umum
3. Untuk mengetahui manfaat mempelajari Filsafat Umum
4. Untuk mengetahui karakteristik berfikir Filsafat
BAB II

PEMBAHASAN

A. Makna Filsafat Umum

Dalam Bahasa Arab, filsafat berasal dari kata falsafah (filsafat),


dan falsafa-yufalsifu-falsafatan- tafalsafa yang berarti mempelajari
ilmu filsafat, atau learning philosofi.1 Pandangan lain, filsafat
dimaknai sebagai "kebijaksanaan" atau alhikmah. Jadi filsafat
merupakan kebijaksanaan dalam melihat, menilai, dan juga
mengambil sesuatu berdasarkan ilmu pengetahuan yang ilmiah,
objektif, empiris dan berlaku universal. Filsafat juga diambil dari
bahasa Yunani, philosophia, yang berarti cinta kebijaksanaan,
kebenaran, atau pecinta kebijaksanaan. Orang yang cinta kebenaran
berdasarkan ilmu pengetahuan, maka secara sederhana ia sudah
berfilsafat.
Filsafat merupakan teori tentang kebenaran, ilmu yang
berintikan logika, etika, dan estetika. Filosof merupakan ahli filsafat,
filosofi adalah filsafat, sementara filosofis merupakan cara berpikir
secara filsafat.2 Kata filsafat, juga terdiri atas kata philein yang
berarti cinta (love), sementara sophia kebijaksanaan (wisdom).
Secara etimologis, filsafat berarti berarti cinta kebijaksanaan (love of
wisdom) dalam arti sedalam-dalamnya.
Untuk mengetahui bagaimanakah para filsuf dan ahli filsafat
atau pemikir mendefinisikan apa itu filsafat. Beberapa di antaranya
adalah sebagai berikut.
 Plato (427–347 SM), “Filsafat tidak lain adalah
pengetahuan tentang segala hal.”

1
Firdaus Al-hisyam dan Rudy Hariyono. 2006. Kamus Lengkap 3 Bahasa (Arab-Indonesia-
Inggris). Surabaya: Gitamedia Press. Him. 508.
2
Widodo WS. (tt). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jombang: Lintas Media. Hlm. 128.
 Aristoteles (384–322), “Filsafat itu menyelidiki sebab dan
asas segala benda.”
 Al-Kindi (800–870), “Kegiatan manusia yang bertingkat
tertinggi adalah filsafat yang merupakan pengetahuan benar
mengenai hakikat segala yang ada sejauh mungkin bagi
manusia. Bagi filsafat yang paling mulia adalah filsafat
pertama, yaitu pengetahuan kebenaran pertama yang
merupakan sebab dari segala kebenaran….”

Jadi, dalam pengertian itu, filsafat dipahami sebagai apa yang


ada dalam pikiran seseorang yang membuatnya menganggap apa
yang penting sebagai nilai hidupnya. Pengertian mengenai filsafat
sangatlah kompleks. Istilah "filsafat" juga digunakan untuk melihat
cara berpikir apa pun dalam diri manusia. Setiap manusia pada
dasarnya dianggap memiliki filsafat atau berfilsafat (entah
filsafatnya benar atau salah). Jadi, pengertian filsafat menjadi
dinamis.

B. Objek Kajian Filsafat Umum


Menurut mohammad abid (2010) Mengemukakan ilmu filsafat
juga memiliki objek kajian yaitu objek material dan objek formal.
Objek material adalah sesuatu hal yang dijadikan sasaran pemikiran,
sesuatu hal yang diselidiki, dan dikupas sebagai bahan pembicaraan.3

a. Objek Material Filsafat


Objek material dari filsafat, yaitu:
1. Bersifat sangat umum, artinya persoalan kefilsafatan tidak
terkait dengan objek-objek khusus. Sebagian besar masalah
kefilsafatan dengan ide-ide yang besar, misalnya filsafat
tidak menanyakan berapa harta yang anda sedekahkan dalam
satu bulan, akan tetapi filsafat menanyakan apa keadilan itu.

3
Ulum, Miftahul, et al. "EPISTEMOLOGI; ILMU HADITS DAN ILMU HUKUM ISLAM."
(2020).
2. Tidak menyangkut fakta, persoalan filsafat lebih bersifat
spekulatif. Persoalan-persoalan yang dihadapi dapat
melampaui pengetahuan ilmiah.
3. Filsafat menyangkut nilai-nilai (values), artinya persoalan-
persoalan kefilsafatan berkaitan dengan penilaian baik nilai
moral, estetis, agama, dan sosial. Nilai dalam pengertian ini
adalah suatu kualitas abstrak yang yang terdapat pada
sesuatu hal.

b. Objek Formal Filsafat

Objek formal filsafat yaitu sudut pandang yang menyeluruh,


secara umum sehingga dapat menemukan hakikat dari objek
materialnya. Inilah yang membedakan antara filsafat dengan
ilmu-ilmu lainnya terletak dalam objek material dan objek
formalnya. Kalau dalam ilmu-ilmu lain objek materialnya
membatasi diri sehingga pada filsafat tidak membatasi diri.
Adapun pada objek formalnya membahas objek materialnya itu
sampai ke hakikat.

C. Manfaat Mempelajari Filsafat

Filsafat membantu kita memahami bahwa sesuatu tidak selalu


tampak seperti apa adanya. Filsafat membantu kita mengerti
tentang diri kita sendiri dan dunia kita, karena filsafat mengajarkan
bagaimana kita bergulat dengan pertanyaan-pertanyaan mendasar.
Filsafat membuat kita lebih kritis. Filsafat mengajarkan pada kita
bahwa apa yang mungkin kita terima begitu saja ternyata salah
atau menyesatkan—atau hanya merupakan sebagian dari
kebenaran.4

Filsafat mengembangkan kemampuan kita dalam menalar


secara jelas membedakan argumen yang baik dan yang buruk
menyampaikan pendapat (lesan dan tertulis) secara jelas melihat

4
Nadila, Irva. "FILSAFAT HUKUM MENGAJARKAN KEMANFAATAN HUKUM." (2023).
sesuatu melalui kacamata yang lebih luas melihat dan
mempertimbangkan pendapat dan pandangan yang berbeda.
Dengan mempelajari karya-karya para pemikir besar, para filsuf
dalam sejarah dan tradisi filsafat, kita akan melihat betapa besar
sesungguhnya pengaruh filsafat terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan, agama, pemerintahan, pendidikan dan karya seni.

Kadang ini memang bisa mendorong kita menolak pendapat-


pendapat yang telah ditanamkan pada kita, tetapi filsafat juga
Filsafat memberi bekal dan kemampulan pada kita untuk
memperhatikan pandangan kita sendiri dan pandangan orang lain
dengan kritis Kemampuan berfikir secara jernih, menalar secara
logis, dan mengajukan dan menilai argumen, menolak asumsi yang
diterima begitu saja, dan pencarian akan prinsip-prinsip pemikiran
dan tindakan yang koheren—semuanya ini merupakan ciri dari
hasil latihan dalam ilmu filsafat.

D. Karakteristik Berfikir Filsafat


Ciri-ciri berpikir secara kefilsafatan menurut Ali Mudhofir
adalah sebagai berikut:5
1. Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara radikal. Radikal
berasal dari bahasa Yunani, Radix artinya akar. Berpikir secara
radikal adalah berpikir sampai ke akar-akarnya, berpikir sampai
kepada hakikat, esensi atau sampai ke substansi yang dipikirkan.
Manusia yang berfilsafat dengan akalnya berusaha untuk
menangkap pengetahuan hakiki, yaitu pengetahuan yang
mendasari segala pengetahuan indrawi.

5
Supadjar, Damardjati, et al. "Landasan Pengembangan Filsafat Pancasila." Jurnal Filsafat
1.1 (1996): 53-62.
2. Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara universal (umum).
Berpikir secara universal adalah berpikir tentang hal-hal serta
proses-proses yang bersifat umum, dalam arti tidak memikirkan
hal-hal yang parsial. Filsafat bersangkutan dengan pengalaman
umum dari umat manusia. Dengan jalan penelusuran yang
radikal itu filsafat berusaha sampai pada berbagai kesimpulan
yang universal (umum)
3. Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara konseptual. Konsep
di sini adalah hasil generalisasi dari pengalaman tentang ha-hal
serta proses- proses individual. Dengan ciri yang konseptual ini,
berpikir secara kefilsafatan melampaui batas pengalaman hidup
sehari-hari. d. Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara
koheren dan konsisten.
4. Koheren artinya sesuai dengan kaidah-kaidah berpikir (logis),
Konsisten artinya tidak mengandung kontradiksi.
5. Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara sistematik.
Sistematik berasala dari kata sistem. Sisten di sini adalah
kebulatan dari sejumlah unsur yang saling berhubungan menurut
tata pengaturan untuk mencapai sesuatu maksud atau
menunaikan sesuatu peranan tertentu. Dalam mengemukakan
jawaban terhadap sesuatu masalah. Pendapat pendapat yang
merupakan uraian kefilsafatan harus saling berhubungan secara
teratur dan terkandung adanya maksud atau tujuan tertentu.
6. Berpikir secara kefilsafatan dicirikan secara konperehensif.
Konperehensif adalah mencakup secara menyeluruh. Berpikir
secara kefilsafatan. Berpikir secara kefilsafatan berusaha untuk
menjelaskan alam semesta secara keseluruhan.
7. Berpikir secara ketilsafatan dicirikan secara bebas. Sampai
batas-batas yang luas makasetiap filsafat boleh dikatakan
merupakan suatu hasil dari pemikiran yang bebas. Bebas dari
segala prasangka sosial, historis, kultural ataupun religius.
8. Berpikir secara kefilsafatan dicirikan dengan pemikiran yang
bertanggungjawab. Seseorang yang berfilsafat adalah orang yang
berpikir sambil bertanggungjawab. Pertanggungjawaban yang
pertama adalah terhadap hati nuraninya sendiri. Di sini
tampaklah hubungan antara kebebasan berpikir dalam filsafat
dengan etika yang melandasinya. Fase berikutnya adalah cara
bagaimana ia merumuskan berbagai pemikirannya agar dapat
dikomunikasikan pada orang lain.
Berfikir secara Kritis, artinya: tanggap terhadap persoalan
yang berkembang dan yang diketahuinya atau bahkan
mendatanginya. Berpikir kritis adalah sebuah skill kognitif yang
memungkinkan seseorang untuk menginvestigasi sebuah situasi,
masalah, pertanyaan, atau fenomena untuk bisa membuat sebuah
penilaian atau keputusan. Berpikir ktitis adalah sebuah hasil dari
salah satu bagian otak manusia yang sangat berkembang, yaitu the
cerebral cortex, bagian luar dari bagian otak manusia yang terluas,
the cerebrum (otak depan).
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Dalam Bahasa Arab, filsafat berasal dari kata falsafah (filsafat), dan
falsafa-yufalsifu-falsafatan- tafalsafa yang berarti mempelajari ilmu
filsafat, atau learning philosofi
filsafat dimaknai sebagai "kebijaksanaan" atau alhikmah. Jadi
filsafat merupakan kebijaksanaan dalam melihat, menilai, dan juga
mengambil sesuatu berdasarkan ilmu pengetahuan yang ilmiah,
objektif, empiris dan berlaku universal.
Kata filsafat, juga terdiri atas kata philein yang berarti cinta (love),
sementara sophia kebijaksanaan (wisdom). Secara etimologis,
filsafat berarti berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam
arti sedalam-dalamnya.
Menurut mohammad abid (2010) Mengemukakan ilmu filsafat juga
memiliki objek kajian yaitu objek material dan objek formal.
Filsafat membantu kita mengerti tentang diri kita sendiri dan dunia
kita, karena filsafat mengajarkan bagaimana kita bergulat dengan
pertanyaan-pertanyaan mendasar.

B. Saran

Demikianlah makalah yang dapat kami susun. Sebagai mahasiswa


kita harus mengembangkan ilmu yang kita peroleh dan mencari
kebenaran ilmu itu semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, akhir
kata kami menyadari bahwa makalah ini bukanlah proses akhir,
tetapi merupakan langkah awal yang masih banyak memerlukan
perbaikan. Karena itu saya sangat mengharapkan tanggapan, saran
dan kritik yang membangun demi sempurnanya makalah kami yang
selanjutnya. atas perhatiannya kami sampaikan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

(Maftukhin, 2012)
(Latif, 2014)

Firdaus Al-hisyam dan Rudy Hariyono. (2006). Kamus Lengkap 3 Bahasa


(Arab-Indonesia-Inggris). Surabaya: Gitamedia Press. Him. 508.
Widodo WS. (tt). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jombang: Lintas
Media. Hlm. 128.
Ulum, Miftahul, et al. "EPISTEMOLOGI; ILMU HADITS DAN ILMU
HUKUM ISLAM." (2020).
Nadila, Irva. "FILSAFAT HUKUM MENGAJARKAN KEMANFAATAN
HUKUM." (2023).
Supadjar, Damardjati, et al. "Landasan Pengembangan Filsafat Pancasila."
Jurnal Filsafat 1.1 (1996): 53-62.

Anda mungkin juga menyukai