Anda di halaman 1dari 19

“HAKIKAT FILSAFAT , HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN AGAMA”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Umum

Yang Dibina Oleh:

Dr. Murni, M.Pd.

Disusun Oleh:

Julia Makhrami (210203059)

Marlinda (210203119)

Nahla Aqil (210203037)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

2021 / 2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirabbil ‘Alamin, Rasa syukur penulis kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini yang
berjudul “Hakikat Filsafat , Hubungan Filsafat Dengan Agama”. Penulis menyadari bahwa didalam
pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntutan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak terkait yang telah membantu kami dalam
menghadapi berbagai tantangan dalam penyusunan makalah ini. Penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada Ibu Dr. Murni, M.Pd. selaku dosen pembimbing mata kuliah Filsafat Umum.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca umumnya
dan penulis khususnya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Banda Aceh, 18 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..... ................................................................................................

DAFTAR ISI .....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................

A. Latar Belakang .......................................................................................................

B. Rumusan Masalah ...................................................................................................

C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................

D. Manfaat ...................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................

A. Pengertian Filsafat ...................................................................................................


B. Hakikat Filsafat........................................................................................................
C. Hubungan Filsafat Dengan Agama..........................................................................

BAB III PENUTUP ..........................................................................................................

A. Kesimpulan ..............................................................................................................

B. Kritik & Saran ..........................................................................................................

DAFTAR PURTAKA.......................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Filsafat adalah merupakan ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk
memperoleh kebenaran. Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang hakikat. Ilmu pengetahuan
tentang hakikat menanyakan tentang apa hakikat atau sari atau inti atau esensi segala sesuatu.
Filsafat adalah suatu titik penemuan tentang hakikat kebenaran yang sudah ada namun ingin
dikembangkan lebih mendalam tanpa adanya ujung dari kebenaran yang ada karena penyelesaian
masalah dalam filsafat itu bersifat mendalam dan universal.

Filsafat merupakan sikap atau pandangan hidup dan sebuah bidang terapan untuk membantu
individu untuk mengevaluasi keberadaannya dengan cara yang lebih memuaskan. Filsafat
membawa kita kepada pemahaman dan pemahaman membawa kita kepada tindakan yang telah
layak, filsafat perlu pemahaman bagi seseorang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan
karena ia menentukan pikiran dan pengarahan tindakan seseorang untuk mencapai tujuan.

Filsafat membahas segala sesuatu yang ada bahkan yang mungkin ada baik bersifat abstrak
ataupun riil meliputi Tuhan, manusia dan alam semesta. Sehingga untuk faham betul semua
masalah filsafat sangatlah sulit tanpa adanya pemetaan-pemetaan dan mungkin kita hanya bisa
menguasai sebagian dari luasnya ruang lingkup filsafat.

B. Rumusan Masalah
Masalah atau topik pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari filsafat?
2. Apa hakikat dari filsafat ?
3. Bagaimana hubungan filsafat dengan agama?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan topik pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui, memahami dan mengerti pengertian dari filsafat.
2. Untuk mengetahui, memahami dan mengerti tentang hakikat dari filsafat.
3. Untuk mengetahui, memahami dan mengerti tentang bagaimana hubungan filsafat
dengan agama.
D. Manfaat
Diharapkan dengan tersusunnya makalah ini mampu memberikan pengetahuan
mengenai pengertian dan hakikat filsafat , serta hubungan filsafat dengan agama.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat
- Pengertian filsafat secara bahasa (etimologi)

Kata Filsafat berasal dari kata Yunani yaitu Philosophia dan Philosophos.1Dimana philo
bearti cinta (loving) yakni cinta dalam arti yang luas, yaitu ingin, dan karena itu lalu berusaha
mencapai yang diinginkan itu2. Sedangkan Sophia atau Sophos bearti pengetahuan dan kebijakan
(wisdom)3. yakni kebijakan yang artinya pandai, pemikiran yang mendalam 4. Kemudian orang
Arab memindahkan kata Yunani Philopsphia ke dalam bahasa Arab sehingga menjadi falsafa.
Hal ini sesuai dengan tabiat susunan kata-kata Arab dengan pola fa'lala, fa'lalah dan fi'lal.
Karena itu kata benda dari kata kerja falsafa seharusnya falsafah dan filsfat5.

- Pengertian filsafat secara istilah (terminologi)

Banyak ilmuan yang mengutarakan pendapat mereka mengenai definisi Filsafat,


diantaranya Plato (seorang filsuf dan matematikawan Yunani, serta penulis philosophical
dialogues dan pendiri dari Akademi Platonik di Athena, sekolah tingkat tinggi pertama di dunia
barat), beliau menyatakan bahwa filsafat ialah pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran
asli.6

Aristoteles ( seorang filsuf Yunani yang menjadi guru dari Aleksander Agung Serta
murid dari Plato ketika berada di Athena, Aristoteles belajar dari Plato selama 20 tahun.) Beliau
berpendapat bahwa filsafat a dalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang bergabung
di dalamnya metafisika, logika,retorika, ekonomi, politik dan estetika.7

Lain hal nya dengan Al-Farabi (seorang cendekiawan muslim yang ahli di bidang filsafat,
Selain filsafat, ternyata ia juga menguasai berbagai ilmu pengetahuan lainnya seperti, logika,
fisika, ilmu alam, kedokteran, kimia, ilmu perkotaan, ilmu lingkungan, fiqih, ilmu militer, hingga

1
K.Bertens, sejarah filsafat yunani,(Yogyakarta:yayasan kanisius,1984),hal.13
2
Ahmad Tafsir, filsafat umum,(Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2009).hal.9
3
Sirajuddin Zar, filsafat islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo,2004), hal.2
4
Ahmad Tafsir, filsafat umum...,hal.9
5
Harun Nasution, filsafah Agama,(Jakarta : Bulan Bintang,1973),hal.7
6
Ahmad Tafsir, filsafat umum...,hal.10
7
Ibid,.
musik.) Beliau mengatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang alam wujud bagaimana
hakikatnya yang sebenarnya.8

Pythagoras (seorang filsuf Yunani Ionia kuno dan perintis aliran pythagoreanisme, serta orang
yamg mula-mulamenggunakan kata filsafah mendifinisikan filsafat sebagai the love for wisdom.
Menurutnya manusia yang paling tinggi nilainya ialah manusia pencinta kebijakan (lover of
wisdom), sedangkan yang di maksud dengan wisdom adalah kegiatan melakukan perenungan
tentang Tuhan.9

Menurut Abu Bakar Atjeh perbedaan pendapat dalam mendefinisikan filsafat karena
berbedanya konotasi filsafat pada tokoh-tokoh itu karena perbedaan keyakinan hidup yang dianut
mereka. Perbedaan itu juga dapat muncul karena perkembangan filsafat itu sendiri yang
menyebabkan beberapa pengetahuan khusus memisahkan diri dari filsafat. Selain dari pada itu
perbedaan dalam mendefinisikan filsafat karena pengertian filsafat berkembang dari masa ke
masa dan pengertian filsafat itu berbeda antara satu tokoh dari tokoh lainnya kata-kata filsafat itu
telah dipakai untuk menunjukkan bermacam-macam objek yang sesungguhnya berbeda.10

Singkatnya filsafat adalah hasil proses berpikir rasional dalam mencari hakikat sesuatu
secara sistematis menyeluruh atau universal dan mendasar atau radikal. Dimana filsafat ialah
berusaha untuk menyusun suatu sistem pengetahuan yang rasional dalam rangka memahami
segala sesuatu termasuk diri kita sendiri.11 Dalam filsafat penyelidikan terhadap sesuatu tanpa
batas atau dapat dikatakan penyelidikan dilakukan hingga ke dasarnya. Filsafat mempunyai ciri-
ciri sebagai berikut rasional, sistematis universal atau menyeluruh, dan mendasar atau radikal.

B. Hakikat Filsafat
 Tokoh Filsafat
Herodotus dan Aristoteles merupakan merupakan tokoh penting yang menggambarkan
perjalanan dan pemikiran-pemikiran Thales. Thales dari Miletos adalah seorang filsuf yang
mengawali sejarah filsafat Barat pada abad ke-6 SM. Sebelum Thales, pemikiran Yunani
dikuasai cara berpikir mitologis dalam menjelaskan segala sesuatu. Pemikiran Thales dianggap
sebagai kegiatan berfilsafat pertama dan disebut sebagai bapak filsafat. Herodotos adalah

8
Ibid,.
9
Ibid,.hal.10
10
Ibid,.hal.11
11
Sirajuddin Zar,filsafat islam...,hal.4
sejarawan Yunani Kuno yang lahir di Halikarnassos, Karia dan hidup pada abad ke-5 SM.
Aristoteles, adalah seorang filsuf Yunani yang menjadi guru dari Aleksander Agung. Ia menjadi
murid dari Plato ketika berada di Athena. Aristoteles belajar dari Plato selama 20 tahun. Semasa
hidupnya, ia menulis tentang filsafat dan ilmu lainnya yaitu fisika, politik, etika, biologi dan
psikologi.

 Faktor yang Mendorong Timbulnya Filsafat


Faktor yang mendorong timbulnya filsafat ialah adanya rasa takhayul, ketakjuban pada
alam,adanya rasa ingin tahu atau rasa heran hingga orang-orang melakukan sebuah penelitian
hingga ke dasar-dasarnya maka timbullah filsafat dalam pelaksanaan ini.

Misalnya ketika dalam sebuah masyarakat adanya dongeng-dongeng kemudian sebagian


daripada mereka mempercayainya dan sebagian lagi tidak mempercayainya karena tidak ada
bukti yang jelas dan juga tidak masuk akal kemudian para peneliti yang tidak percaya tersebut
melakukan penelitian hingga ke dasar-dasar dongeng tersebut. Dengan ini timbullah filsafat.

Kemudian ketika orang-orang memperhatikan alam memperhatikan keindahan alam


mereka akan merasakan rasa yang takjub mereka juga akan terheran-heran bagaimana ini bisa
terjadi bagaimana alam begitu indahnya oleh karena itu mereka melakukan penelitian mengenai
alam bisa terbentuk tersebut hingga ke dasar-dasarnya usaha yang mereka lakukan ini kemudian
akan menciptakan sebuah hasil maka inilah yang disebut dengan filsafat.

 Cara Mempelajari Filsafat.

1. Sistematis
Menggunakan metode sistematis berarti pelajar menghadapi karya filsafat misalkan mula-
mula pelajar menghadapi teori pengetahuan yang terdiri atas beberapa cabang filsafat setelah itu
ia mempelajari teori hakikat yang merupakan cabang lain kemudian ia mempelajari teori nilai
atau filsafat nilai. Pembagian besar ini dibagi lebih khusus dalam sistematis filsafat nggaklah
membahas setiap cabang atau SUB cabang itu aliran-aliran akan terbatas dengan belajar filsafat
melalui metode ini perhatian kita terpusat pada isi filsafat bukan pada tokoh ataupun pada
periode.12

12
Ahmad Tafsir, filsafat umum...,hal.20
2. Historis

Adapun metode historis digunakan bila para pelajar mempelajari filsafat dengan cara
mengikuti sejarahnya jadi sejarah pikiran ini dapat dilakukan dengan membicarakan tokoh demi
tokoh menurut kedudukannya dalam sejarah.13

3. Kritis

Metode kritis digunakan oleh mereka yang mempelajari filsafat tingkat intensif. Belajar
haruslah sedikit banyak telah memiliki pengetahuan filsafat. Langkah pertama ialah memahami
isi ajaran kemudian mencoba mengajukan kritiknya kritik itu mungkin dalam bentuk menentang,
dapat juga berupa dukungan terhadap ajaran filsafat yang sedang dicari14.

 Faedah Mempelajari Filsafat

Sekurang-kurangnya ada empat macam faedah mempelajari filsafat diantaranya :

1. Agar Terciptanya Terlatih Berpikir Serius.

Berfilsafat ialah berusaha menemukan kebenaran tentang segala sesuatu dengan


menggunakan pemikiran secara serius kemampuan berpikir serius itu mendalam adalah salah
satu cirinya tidak akan dimiliki tanpa melalui latihan. Kemampuan ini akan memberikan
kemampuan pemecahan masalah secara serius kau menemukan akar persoalan yang terdalam
menemukan sebab terakhir suatu penampakan.15

2. Agar Mampu memahami Filsafat

Mengetahui isi filsafat tidak perlu bagi setiap orang. Akan tetapi orang-orang yang ingin
berpartisipasi dalam membangun dunia perlu mengetahui ajaran ajaran filsafat. Dunia dibentuk
oleh dua kekuatan yaitu agama dan atau filsafat. Jika kita tahu filsafatnya, kita akan tahu tentang
manusianya. Yang dimiliki oleh manusia adalah kebudayaan titik yang berdiri di belakang

13
Ibid,.
14
Ibid.,hal.21
15
Ibid.,hal.19
kebudayaan itu adalah agama dan filsafat. Filsafat itu sendiri adalah bagian penting atau inti
kebudayaan titik agama dalam arti tertentu juga merupakan inti kebudayaan.

3. Agar Menjadi Warga Negara yang Baik

Orang yang mempelajari filsafat kamu apalagi bila telah mampu berpikir serius kau akan
mudah menjadi warga negara yang baik. Karena rahasia negara terletak pada filsafat negara itu
filsafat negara di taksonomi ke dalam undang-undang negara undang-undang itulah yang
mengatur warga negara. Memahami isi filsafat negara dapat dilakukan dengan mudah oleh orang
yang telah belajar filsafat

 Karakteristik Filsafat

• Filsafat adalah berpikir secara kritis dan radikal (mendalam).

• Filsafat adalah berpikir dalam bentuknya yang sistematis.

• Filsafat mengahasilkan sesuatu yang runtut atau koheren.

• Filsafat adalah berpikir secara rasional dan konspetual.

• Filsafat bersifat komprehensif.

 Objek Filsafat

Obyek filsafat ada dua, yaitu :

• Objek material filsafat adalah segala sesuatu yang ada, yang meliputi : ada dalam
kenyataan, ada dalam pikiran, dan yang ada dalam kemungkinan,
• Objek formal filsafat adalah hakikat dari segala sesuatu yang ada.

 Sistematika Filsafat

Sebagaimana pengetahuan yang lain, filsafat telah mengalami perkembangan yang


pesat yang ditandai dengan bermacam-macam aliran dan cabang.

• Aliran-aliran Filsafat. Ada beberapa aliran filsafat dinataranya adalah : realisme,


rasionalisme, empirisme, idealisme, materialisme, dan eksistensialisme.

• Cabang-cabang Filsafat. Filsafat memiliki cabang-cabang yang cukup banyak


dinataranya adalah : metafisika, epistemologi, logika, etika, estetika, filsafat sejarah,
filsafat politik.

C. Hubungan Filsafat Dengan Agama

Kata “Filsafat” berasal dari bahasa yunani, Philosophia: kata “philein” artinya
cinta dan kata “philos” artinya pecinta. Cinta itu sendiri memiliki arti hasrat yang besar atau
yang bersungguh-sunggu. Kata “Sophia” memiliki arti kebijaksanaan atau
hikmat.kebijaksanaan itu sendiri memiliki arti kebenaran sejati atau kebenaran yang
sesungguhnya. Jadi, filsafat berarti hasrat atau keinginan yang sungguh akan kebenaran sejati.

Sedangkan “agama (religion)” secara terminologis didefinisikan sebagai satu system


kepercayaan dan perilaku praktis yang didasarkan atas penafsiran dan tanggapan orang atas
sesuatu yang sacral. Sebagai sistem kepercayaan, agama akan memberikan pegangan yang
lebih kokoh tentang satu masa depan yang pasti bagi manusia. Sedangkan sebagai sistem
kemasyarakatan, agama berfungsi memberi beberapa pedoman dasar dan ketentuan pokok
yang harus dipegangi oleh manusia untuk mengatur hubungannya dengan sesama manusia.16

Menurut sejarah lebih dari 300 tahun, filosofi Helen-Roman ingin mengganti agama
masyarakat dengan ajaran yang di anggap lebih rasional. Hal ini terjadi karena mereka

16
Syarif Hidayatullah, Relasi Filsafat dan Agama (perspektif islam), Jurnal Filsafat vol. 40 no. 2, 2016, hal. 131-
133
menganggap bahwa agama hanya menjadi belenggu dan penghalang bagi manusia untuk
memperoleh kebahagiaan.

Kaum Stoa dan Kaum Skeptis mengemukakan berbagai cara untuk memperoleh
kebahgiaan, tetapi semua hal yang telah mereka kemukakan itu tidak mencapai tujuannya.
Senang yang dibuat-buat dengan memikirkan sifat senang tidak menimbulkan kesenangan
yang sebenarnya. Masyarakat pada saat itu selalu diliputi oleh rasa tidak merdeka dibawah
kekuasaan kerajaan roma, ajaran etik tidak dapat menjadi obet, bahkan rasionalisasi filosofi
pun menghadapi kebuntuan. Hingga akhirnya agama kembali bangkit dan dan muncul setelah
beberapa abad terpendam menjadi obat dan penenang bagi jiwa yang terluka17

Pada abad ke-19 filsafat mulai mencari kedamaian dengan agama. Filsafat tidak
mengingkari atau mengurangi wahyu, tetapi penjelasan didalam filsafat tidak berdasarkan
wahyu atau dapat dikatakan, filsafat menyelidiki sendiri suatu hal yang terjadi. Filsafat dan
agama sebenarnya memiliki tujuan dan fungsi yang sama yaitu pencari kebenaran, tetapi
memiliki dasar yang berbeda. Filsafat berlandaskan akal semata sedangkan agama
berdasarkan wahyu ilahi. Agama yang dimaksud disini adalah agama samawi, yaitu agama
yang diwahyukan tuhan kepada nabi dan rasul-Nya.18

Perbedaan mendasar antara agama dan filsafat itu terletak pada sifat nilai
kebenarannya sebagai akibat dari perbedaan sumber pokok masing-masing. Di sisilain,
filsafat memiliki sifat kebenaran yang relative karena berasal dari pemikiran manusia yang
terbatas, sedangkan agama kebenarannya cenderung bersifat mutlaq dan absolut karena
berasa dari zat yan maha sempurna yaitu Tuhan.

Meskipun memiliki perbedaan yang mendasar, tidak menutup kemungkinan bahwa


keduanya tidak memiliki titik singgung, atau bahkan keduanya dapat berkolaborasi dengan
baik dan saling berhubungan. Contohnya dalam memperoleh pengetahuan, filsafat
sesungguhnya bisa menjadi alat yang baik untuk menjelaskan dan memperkokoh kedudukan
agama, sedangkan agama dapat menjadi sumber inspirasi bagi timbulnya pemikiran filosofis
yang kuat dan benar.

17
Atang Abdul Hakim dan Beni Ahmad Saebani, Filsafat Umum dari Metologi Sampai Teofilosofi, (Jawa Barat:
CV Pustaka Setia, 2016) hal. 120-121

18
Rozi, BAB III Filsafat, Agama, dan Islam, diakses dari http://repository.uinib.ac.id/8120/4/BAB%20III%20FR
%20ROZI.pdf, pada tanggal 16 Maret 2022, Pukul 16.26.
hal. 34-35
Filsafat dan agama mempunyai hubungan yang terkait dan reflektif. Alasan adanya
hubungan filsafat dengan agama tertuju pada asumsi yang beranggapan bahwa manusia
adalah makhluk budaya; Pertama, mampu berspekulasi dan berteori filsafat untuk
menentukan kebudayaannya, bahkan sampai sadar dan jujur mengakui kenyataan Tuhan dan
ajaran agama; Kedua, dikatakan bahwa dunia kita ini diciptakan oleh Tuhan sebagai suatu
yang potensial, dapat diperbaiki, diperindah dan diperkaya, sehingga hidup dan penghidupan
ini lebih dapat meningkatkan nilai harganya untuk dihidupi dan dinikmati.19

Ibnu Rusyd berpendapat bahwa agama dan filsafat selalu berhubungan dan tidak ada
dasar yang membuat keduanya bertentangan. Pernyataan ibnu rusyd ini diperkuat dengan
dalil dalam al-qur’an surah al-hasyr: 2 dan surah al-isra’: 84 yang menjelaskan bahwa
manusia dianjurkan untuk berfilsafat dan berpikir secara mendalam. Dari penjelasan ini jelas
dikatakan bahwa seorang muslim diwajibkan untuk berfilsafat dan apabila ada ayat yang
berisi larangan untuk berfilsafat maka, ayat tersebut harus ditafsirkan terlebih dahulu.

Dalam pemikirannya mengenai hubungan antara filsafat dan agama, ada tiga asumsi
yang mendasari pemikiran tersebut, yaitu:

1. Ad-Din Yujibu at-Tafalsuf (Agama mengandalkan dan mendorong untuk berfilsafat).


Pandangan tersebut senada dengan yang dinyatakan Muhammad Yusuf Musa bahwa
Thabi'ah al-Qur'an Tad'u li at-Tafalsuf (Karakter Alquran mengajak untuk berfilsafat).
Terbukti banyaknya ayat yang menganjurkan untuk melakukan tadabbur, perenungan,
pemikiran tentang alam, manusia dan juga Tuhan.
2. Anna as-Syar'a fihi Dhzahirun wa Batinun, yaitu bahwa Syariat itu terdiri dari dua
dimensi, yaitu lahir dan batin. Dimensi lahir itu untuk konsumsi para fuqaha', sedang
dimensi batin itu untuk konsumsi para filusuf.
3. Anna at-Ta'wil Dharuriyyun li al-Khairi as-Syari'ah wal Hikmah aw ad-Din wal
Falsafah. Artinya, ta'wil merupakan suatu keharusan untuk kebaikan bagi syariat dan
filsafat.20

Hubungan akal dan wahyu tidak dapat dipisahkan. Bahkan Allah menyebut dalam Al-
Quran banyak sekali perintah bagi manusia untuk senantiasa berpikir tentang ciptaan Allah.

19
Ibid, hal. 37
20
Sahilah Masarur Fatimah, Hubungan Filsafat dan Agama dalam Perspektif Ibnu Rusyd, Salam; Jurnal Sosial
dan Budaya Syar’I vol. 7 no. 1, 2020, hal. 71-72
Banyak filsuf yang bertambah keimanannya karena menggali pengetahuan alam dengan akal
kemudian membuktikannya dengan wahyu. Bahkan filsuf yang awalnya tak beriman bisa
jadi mengimani Allah dan rasulnya karena apa yang mereka kaji dalam ilmu filsafat
mayoritas relevan dengan apa yang sudah allah katakan dalam Al-Qur’an. Tapi terlepas dari
itu semua, hal-hal yang mempengaruhi iman seseorang tak lepas dari hidayah yang
diberikan oleh Allah SWT.

Dari titik ini agama tampak sebagai hal yang malah menentang filsafat. Pertentangan
ini tampak dalam berbagai ekspresi, yang paling tampak barangkali adalah pertentangan
antara orang yang berpegang teguh pada pikiran spekulatif serta tidak rasional agama dan
para filsuf yang muncul ditengah – tengah meluasnya pemikiran agama. Kita dapat melihat
pertentangan semacam itu pada era munculnya era pencerahan di Eropa, ketika para
agamawan memusuhi para filsuf dan pemikir modern. Misalnya , Copernicus dengan
filsafatnya dan pandangannya tentang alam semesta – bahwa pusat tata surya adalah
matahari – ditentang oleh para agamawan (gereja) yang memegang pandangan lama bahwa
pusat tata surya adalah bumi. Pertentangan ini mengakibatkan Copernicus dibunuh.

Agama dan filsafat sebenarnya memiliki kesamaan, yaitu bahwa keduanya mengejar
suatu hal yang dalam bahasa inggris disebut Ultimate , yaitu hal – hal yang sangat penting
mengenai masalah kehidupan, dan bukan suatu hal yang remeh. Orang yang memegang
filsafat dan agama tentunya sama – sama menjunjung tinggi apa yang dianggapnya penting
dalam kehidupan21.

Menurut David Trueblood dalam bukunya Phylosophy of Religion , perbedaan antara


agama dan filsafat tidak terletak pada bidang keduanya, tetapi dari caranya kita menyelidiki
bidang itu sendiri22. Filsafat berarti berpikir, sedangkan agama berarti mengabdikan diri.
Orang yang belajar filsafat tidak saja mengetahui soal filsafat, tetapi lebih penting adalah
bahwa ia dapat berpikir. Begitu juga dengan orang yang mempelajari agama, tidak hanya
puas dengan pengetahuan agama, tetapi butuh untuk membiasakan dirinya dengan hidup
secara agama.

21
Nurani Soyomukti, Pengantar Filsafat Umum,(Depok,sleman,Yogyakarta),hlm.136.
22
David Trueblood, Phylosophy of Religion(filsafat Agama),(Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1987),hlm.3.
William Temple mengatakan, “Filsafat itu menuntuk pengetahuan untuk memahami,
sedangkan agama adalah menuntut pengetahuan untuk beribadat...pokok dari agama bukan
pengetahuan tentang Tuhan, akan tetapi hubungan antara manusia dan tuhan23.

FILSAFAT AGAMA
- Filsafat berarti berpikir, jadi yang - Agama berarti mengabdikan diri, jadi
penting ia dapat berpikir. yang penting ialah hidup secara
- Menurut William Temple, filsafat beragama sesuai dengan aturan –
adalah menuntut pengetahuan untuk aturan agama itu.
memahami. - Agama menuntut pengetahuan untuk
- C.S.Lewis membedakan “enjoyment” beribadat yang terutama merupakan
dan “contemplation” , misalnya laki – hubungan manusia dengan Tuhan.
laki mencintai perempuan. Rasa cinta - Agama dapat dikiaskan dengan
disebut enjoyment , sedangkan enjoyment atau rasa cinta seseorang,
memikirkan rasa cintanya disebut rasa pengabdian (dedication) atau
contemplation, yaitu pikiran sipecinta contentment.
tentang rasa cintanya itu. - Agama banyak berhubungan dengan
- Filsafat banyak berhubungan dengan hati.
pikiran yang dingin dan tenang. - Agama dapat diumpamakan sebagai
- Filsafat dapat diumpamakan seperti air sungai yang terjun dari bendungan
air telaga yang tenang dan jernih dan dengan gemuruhnya.
dapat dilihat dasarnya. - Agama, oleh pemeluk – pemeluknya,
- Seorang ahli filsafat, jika berhadapan akan dipertahankan dengan habis-
dengan penganut aliran atau paham habisan sebab mereka telah terikat
lain, biasanya bersikap lunak. dan mengabdikan diri.
- Filsafat, walaupun bersifat tenang - Agama, disamping memenuhi
dalam pekerjaannya, sering pemeluknya dengan semangat dan
mengeruhkan pikiran pemeluknya. perasaan pengabdian diri, juga
- Ahli filsafat ingin mencari kelemahan mempunyai efek yang menenangkan

23
Ibid.
dalam tiap – tiap pendirian dan jiwa pemeluknya. Filsafat penting
argumen walaupun argumennya dalam mempelajari agama.
sendiri.

Ketika manusia masih pada taraf hidup yang sederhana dan belum bisa mendapatkan
kepastian tentang gejala alam, filsafat adalah pemikiran spekulatif yang asal kemunculannya
juga dipicu oleh pertanyaan pada dunia dan alam tak bisa dipisahkan dan melekat dengan
pemikiran yang ada pada agama. Filsafat dan agama sebagai jawaban akan pertanyaan –
pertanyaan terhadap dunia kehidupan menyatu dalam sebuah sistem pemikiran yang sering
kali kita kenal sebagai mitos24.

Mitos itu telah dipatahkan ketika syarat-syaratnya sudah muncul dalam masyarakat,
yaitu penemuan – penemua baru dibidang pengetahuan dan teknologi yang mampu menyibak
alam dan menjelaskannya, bahkan mengubah alam untuk kepentingan manusia. Karl Marx
mengatakan, “semua mitologi mengatasi dan mendominasi dan membentuk kekuatan alam
dalam imajinasi dan oleh karena imajinasi; maka mitologi itu akan lenyap bersamaan dengan
penguasaan sejati atas kekuatan-kekuatan alam itu”25

24
Nuraini Soyomukti, Pengantar Filsafat...,(Depok, sleman ,Yogyakarta),hlm.137-138.
25
Alan Woods, Reason and Revolt, (Yogyakarta: IRE Press, 2006).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah pembahasan dibab II telah dikemukakan maka penulis mengambil simpulan
sebagai berikut:

1. Agama adalah sistem nilai atau sistem ajaran yang memberitahu kepada manusia
bagaiamana hidup dengan baik dan tentang arti kehidupan ini.Sementara filsafat
adalah cinta akan kebijaksanaan atau perenungan (refektif) dan sebuah ilmu yang
sistematis.

2. Perbedaan filsafat dan agama yaitu jika filsafat merupakan awal dari keragu-
raguan dan berpikir logis sedangkan agama berasal dari Tuhan yang kebenarannya
mutlak tidak bisa diganggu gugat.sehingga menurut m.quraish shihab, hubungan
antara ilmu pengetahuan termasuk filsafat- tidak mungkin sederajat karena agama
turun dengan kemutlakannya sedangkan filsafat dan ilmu pengetahuan hadir
bersama relativitasnya.

3. Filsafat dan agama saling berhubungan,filsafat adalah metode berpikir yang


dimanfaatkan fungsi-fungsi dan saran berpikir yang dimiliki manusia. Manusia
merenungkan dengan metode filsafat untuk mengetahui apa kekuasaan Tuhan.
Adapun,tujuan dari filsafat berkaitan dengan agama. Filsafat bertujuan cinta akan
kebijaksaan,ketentraman dan mencapai kepuasan batin. Sementara agama tujuan
memahaminya adalah menciptakan ketentraman,harmoni,penyesuaian dan
keselamatan.

B. Kritik & Saran


Sehubungan materi yang sudah dijelaskan di bab sebelumnya maka penulis
menyarankan untuk tidak menempatkan filsafat dan agama secara sembarangan.
filsafat dan agama harus ditempatkan sesuai dengan kaidah sehingga satu sama lain
tidak saling bertentangan atau ada permusuhan diantara filsafat dan agamawan. Maka
dari itu, diharapkan untuk memahami secara luas tentang filsafat dan agama sebelum
menempatkannya terlebih dahulu.
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas ini masih terdapat
banyak kesalahan dan jauh dari kata kesempurnaan, maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini dan
kami akan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
K.Bertens,1984. sejarah filsafat yunani. Yogyakarta : Yayasan kanisius.
Ahmad Tafsir,2009. Filsafat umum. Bandung : PT. remaja Rosdakarya.
Sirajuddin Zar,2004. Filsafat Islam. Jakarta : PT Raja Grafindo.
Harun Nasution,1973. Filsafah Agama. Jakarta : Bulan Bintang.
Syarif Hidayatullah,2016. Relasi filsafat dan agama. Jurnal filsafat.
Atang abdul hakim,Dkk,2016. Filsafat umum dan metologi sampai teofilosofi. Jawa
barat : CV Pustaka setia
Sahilah Masarur Fatimah,2020. Hubungan filsafat dan agama. Jurnal sosial dan
budaya.
Nurani Soyomukti,2011. Pengantar filsafat umum. Depok,sleman,Yogyakarta.
Alan Woods,2006. Reason and revolt. Yogyakarta : IRE Press.
David Trueblood,1987. Phylosophy of Religion(filsafat agama). Jakarta: PT Bulan
Bintang.

Anda mungkin juga menyukai