Dosen Pengampu :
Disusun Oleh:
Kelompok 1
Itvah Usnul Khotimah (208210044)
Shalawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW
dan para sahabat dari dulu, sekarang hingga ahir zaman. Dalam kesempatan ini kami
mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada ibu Elis Muslimah Nuraida, M.Pd yang
telah memberikan ilmu dan bimbingannya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini, makalah yang merupakan tugas dan kewajiban kami sebagai mahasiswa. sangat
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT, kami berserah diri. Semoga makalah ini dapat menambah
wawasan dan memberi manfaat bagi semua. Amin, Ya Rabal ‘Alamiin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................iii
BAB I............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................1
A.Latar Belakang Masalah.......................................................................................................................1
B. Rumusan masalah...............................................................................................................................1
C. Tujuan Masalah...................................................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................2
A. Definisi dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan...................................................................................2
B. Cabang-cabang Filsafat........................................................................................................................5
C. Filsafat umum dan Filsafat Khusus......................................................................................................6
D.Hubungan Filsafat dan Ilmu pengetahuan………………………………………………………………………………………..8
BAB III..........................................................................................................................................................9
PENUTUP...................................................................................................................................................10
A.Kesimpulan.........................................................................................................................................10
B.Saran..................................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Konsep dasar filsafat adalah kedudukan, fokus, cakupan, tujuan dan fungsi serta kaitannya
dengan implementasi kehidupan sehari-hari. Berikutnya dibahas pula tentang definisi, ruang
lingkup, ciri-ciri serta manfaat. Pembahasan filsafatmencakup sistematika, permasalahan,
keragaman pendekatan dan paradigma (pola pikir) dalam pengkajian dan pengembangan ilmu
dan dimensi ontologis, epistomologis dan aksiologis. Selanjutnya dikaji mengenai makna,
implikasi dan implementasi filsafat sebagai landasan dalam rangka pengembangan keilmuan dan
kependidikan dengan penggunaan alternatif metodologi penelitian, baik pendekatan kuantitatif
dan kualitatif, maupun perpaduan kedua-duanya.
Filsafat telah merubah pola pemikiran bangsa Yunani dan umat manusia dari pandangan
mitosentris menjadi logosentris. Perubahan pola pikir tersebut membawa perubahan yang cukup
besar dengan ditemukannya hukum-hukum alam dan teori-teori ilmiah yang menjelaskan
bagaimana perubahan-perubahan itu terjadi, baik yang berkaitan dengan makro kosmos maupun
mikrokosmos. Dari sinilah lahir ilmu-ilmu pengetahuan yang selanjutnya berkembang menjadi
lebih terspesialisasi dalam bentuk yang lebih kecil dan sekaligus semakin aplikatif dan terasa
manfaatnya. Filsafat sebagai induk dari segala ilmu membangun kerangka berfikir dengan
meletakkan tiga dasar utama, yaitu ontologi, epistimologi dan axiologi.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertan dan ruang lingkup filsafat pendidikan?
2. Apa saja cabang-cabang filsafat?
3. Bagaimana filsafat umum dan filsafat khusus dalam konsep filsafat pendidikan?
4. Apa hubungan antara filsafat dan ilmu pengetahuan?
5. Bagaimana kesalahpahaman peran dan fungsi filsafat?
C. Tujuan Masalah
1. Mendeskripsikan pengertian dan ruang lingkup filsafat pendidikan
2. Mendeskripsikan cabang-cabang Filsafat
3. Mendeskripsikan hubungan antara filsafat dan ilmu pengtahuan
4. Mendeskripsikan filsafat umum dan filsafat khusus dalam konsep filsafat pendidikan
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Filsafat
Pengertian filsafat secara bahasa (etimologi). Filsafat berasal dari beberapa bahasa, yaitu
bahasa Inggris dan Yunani. Filsafat dalam bahasa Inggris, yaitu philosophy, sedangkan dalam
bahasa Yunani, filsafat merupakan gabungan dua kata, yaitu philein yang berarti cinta atau
philos yang berarti mencintai, menghormati, menikmati, dan sophia atau sofein yang artinya
kehikmatan, kebenaran, kebaikan, kebijaksanaan, atau kejernihan. Secara etimologi, berfilsafat
atau filsafat berarti mencintai, menikmati kebijaksanaan atau kebenaran
2
mendefinisikan filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran,
seperti ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika etika, ekonomi, politik, dan estetika.
Descartes
mendefinisikan filsafat sebagai kumpulan segala ilmu pengetahuan termasuk
didalamnya Tuhan, alam, dan manusia menjadi pokok penyelidikan
Al-Farabi (wafat 950 M)
filsuf muslim terbesar sebelum Ibnu Sina, mengatakan filsafat adalah ilmu
pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki halikat yang
sebenarnya
Immanuel Kant
filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari segala
pengetahuan yang didalamnya mencakup empat persoalan, yaitu apa yang dapat
diketahui (metafisika), apa yang seharusnya diketahui (etika), sampai dimana
harapan kita (agama), dan apa yang dinamakan dengan manusia (antropologi).
Hasbullah Bakri
merumuskan filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan
mendalam mengenai ketuhanan, alam, semesta alam, dan manusia sehingga dapat
menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hekekat ilmu filsafat dapat dicapai
oleh akal manusia dan bagaimana seharusnya sikap manusia setelah mencapai
pengetahuan itu.
Kattsof
Filsafat adalah hasil pemikiran manusia alam bentuk analisa dan abstraksi dengan
kritis, rasional, komprehensif, mendalam/mendasar dan menyuluh yang di
sampaikan dalaam bentuk yang sistematis
Cicero (106 – 43 SM)
filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “(the mother of all the arts” ia juga
mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni kehidupan).
Dari berbagai pendapat tentang pengertian hasil dari tinjauan manusia mengenai dirinya,
makna alam dan tujuan hidup dengan menggunakan pikiran serta dibantu rasa dan keyakinan
di dalam diri tersebut .
Adapun ruang lingkup filsafat adalah segala sesuatu lapangan pikiran manusia yang amat
luas. Segala sesuatu yang mungkin ada dan benar, benar ada (nyata), baik material konkrit
maupuan nonmaterial abstrak (tidak terlihat). Filsafat sebagai induk ilmu-ilmu lainnya
pengaruhnya masih terasa. Setelah filsafat ditinggalkan oleh ilmu-ilmu lainnya, ternyata filsafat
tidak mati tetapi hidup dengan corak tersendiri yakni sebagai ilmu yang memecahkan masalah
3
yang tidak terpecahkan oleh ilmu-ilmu khusus. Akan tetapi jelaslah bahwa filsafat tidak
termasuk ruangan ilmu pengetahuan yang khusus. Jadi obyek filsafat itu tidak terbatas
Objek pemikiran filsafat yaitu dalam ruang lingkup yang menjangkau permasalahan
kehidupan manusia, alam semesta dan alam sekitarnya adalah juga objek pemikiran filsafat
pendidikan. Filsafat boleh dikatakan suatu ilmu pengetahuan, tetapi obyeknya tidak terbatas, jadi
mengatasi ilmu-ilmu pengetahuan lainnya merupakan bentuk ilmu pengetahuan yang tersendiri,
tingkatan pengetahuan tersendiri. Filsafat itu erat hubungannya dengan pengetahuan biasa, tetapi
mengatasinya karena dilakukan dengan cara ilmiah dan mempertanggungjawabkan jawaban-
jawaban yang diberikannya.
Filsafat Ilmu terutama diarahkan pada komponen komponen yang menjadi tiang penyangga bagi
eksistensi ilmu, yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
1. Ontologi Ilmu
meliputi apa hakikat ilmu itu, apa hakikat kebenaran dan kenyataan yang inheren dengan
pengetahuan ilmiah, yang tidak terlepas dari persepsi filsafat tentang apa dan bagai¬mana (yang)
“Ada” itu (being Sein, het zijn). Paham monisme yang terpecah menjadi idealisme atau
spiritualisme, Paham dua¬lisme, pluralisme dengan berbagai nuansanya, merupakan paham
ontologik yang pada akhimya menentukan pendapat bahkan ke¬yakinan kita masing masing
mengenai apa dan bagaimana (yang) ada sebagaimana manifestasi kebenaran yang kita cari.
2. Epistemologi Ilmu
meliputi sumber, sarana, dan tatacara mengunakan sarana tersebut untuk mencapai
pengetahuan (ilmiah). Perbedaan mengenal pilihan landasan ontologik akan dengan sendirinya
mengakibatkan perbedaan dalam menentukan sarana yang akan kita pilih. Akal (Verstand), akal
budi (Vernunft) pengalaman, atau komunikasi antara akal dan pengalaman, intuisi, merupakan
sarana yang dimaksud dalam epistemologik, sehingga dikenal adanya model model
epistemologik seperti: rasionalisme, empirisme, kritisisme atau rasionalisme kritis, positivisme,
feno¬menologi dengan berbagai variasinya. Ditunjukkan pula bagai¬mana kelebihan dan
kelemahan sesuatu model epistemologik be¬serta tolok ukurnya bagi pengetahuan (ilmiah) itu
seped teori ko¬herensi, korespondesi, pragmatis, dan teori intersubjektif.
3. Aksiologi Ilmu
meliputi nilal-nilal (values) yang bersifat normatif dalam pemberian makna terhadap
kebenaran atau kenyataan sebagaimana kita jumpai dalam kehidupan kita yang menjelajahi
berbagai kawasan, seperti kawasan sosial, kawasansimbolik atau pun fisik-material. Lebih dari
4
itu nilai-nilai juga ditunjukkan oleh aksiologi ini sebagai suatu conditio sine qua non yang wajib
dipatuhi dalam kegiatan kita, baik dalam melakukan penelitian maupun di dalam menerapkan
ilmu.
B. Cabang-cabang Filsafat
Dalam filsafat terdapat cabang-cabang filsafat, diantaranya logika, epistemology, etika, estetika,
dan metafisika.
a. Logika
Logika merupakan cabang filsafat yang menyelidiki lurus tidaknya suatu pemikiran
kita. Lapangan dalam logika adalah asas-asas yang menentukan pemikiran yang lurus,
tepat dan sehat. Dengan mempelajari logika diharapkan seseorang akan dapat
menerapkan asas bernalar sehingga dapat menarik kesimpulan dengan tepat.
b. Epistemologi
c. Etika
Etika adalah cabang filsafat yang membicarakan tingkah laku atau perbuatan manusia
dalam hubungannya dengan baik-buruk. Etika dapat membantu kita mengetahui dan
memahami tingkah laku apa yang baik menurut teori-teori tertentu. Jadi objek
material etika adalah tingkah laku atau perbuatan manusia yang dilakukan secara
sadar dan bebas. Objek formal etika adalah kebaikan dan keburukan.
5
d. Estetika
e. Metafisika
etika: hakikat nilai yang berhubungan dengan baik dan jahat-estetika: nilai yang
berhubungan dengan indah dan buruk..Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi
Negara Pancasila.
2. Filsafat Khusus
Yang objeknya adalah kenyataan salah satu aspek kehidupan manusia yang penting.
Contohnya: hukum, sejarah, seni, ilmu, pendidikan, dan sebagainya.
6
Yang menyelidiki hukum sebagai suatu bentuk yang sangat khas dari pengawasan
sosial dalam sebuah masyarakat ynag terorganisasi berdasarkan politik yang dianut,
bagaimana masyarakat tersebut mempertahankannya, danbagaimana pelaksanaannya
melalui suatu proses yuridis dan administratif.
b. Filsafat sejarah
c. Filsafat seni
d. Filsafat moral
Menyelidiki makna baik, yang berhubungan dengan tujuan hidup, makna kewajiban
yang berhubungan dengan hukum, dan makna kebajikan yang berhubungan dengan
kesetujuan dan ketidak setujuan.
f. Filsafat olahraga
Yang menyelidiki hakikat olahraga aktif yang berkenaan dengan seluk beluk gerak
yang dilakaun dalam olahraga, dan hakikat olahraga pasif atau penghayatan terhadap
pergelaran olahraga.
g. Filsafat religi
Yang menyelidiki religi sebagai hubungan dengan tuhan dan hubungannya dengan
pengalaman lainnya, kebenaran kepercayaan-kepercayaan religius, serta nilai-nilai,
sikap- sikap, perbuatan-perbuatan religius.
h. Filsafat logika
Yang menyelidiki kebenaran, tata bahasa, lingkup dan penyimpangan logika sebagai
seni dan ilmu penalaran.
7
i. Filsafat ilmu
Yang menyelidiki struktur ilmu, yaitu metode dan bentuk pengetahuan ilmiah serta
makna teoretis dan praktis dari ilmu.
j. Filsafat pendidikan
Filsafat dan ilmu pengetahuan memiliki hubungan satu sama lain, bila melihat
realitas hubungan filsafat dan ilmu pengetahuan bahwa semuanya merupakan dari
kegiatan manusia. Kegiatan manusia diartikan dalam sebuah prosesnya dan juga dalam
hasilnya. Bila dilihat dari hasilnya, keduanya merupakan hasil daripada berpikir manusia
secara sadar. Bila dilihat dari segi prosesnya, menunjukkan suatu kegiatan yang berusaha
untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan manusia (untuk memperoleh
kebenaran dan pengetahuan), dengan menggunakan metode-metode atau prosedur-
prosedur tertentu secara sistematis dan kritis.
Filsafat tidak hanya melukiskan sesuatu, melainkan membantu manusia untuk
mengambil keputusan tentang tujuan, nilai dan tentang apa-apa yang harus diperbuat
manusia. Filsafat tidak netral, karena faktor-faktor subjektif memegang peranan yang
penting dalam berfilsafat, ilmu mulai dengan asumsi-asumsi. Filsafat juga mempunyai
asumsi-asumsi dan menyelidiknya atau merenungkannya karena ia meragukan terhadap
asumsi tersebut. Ilmu pengetahuan menggunakan eksperimentasi terkontrol sebagai
metode yang khas. Verifikasi terhadap teori dilakukan dengan jalan mengujinya dalam
praktik berdasarkan penginderaan. Sedangkan filsafat dengan melalui akal pikiran yang
didasarkan kepada semua pengalaman insani, sehingga dengan demikian filsafat dapat
menelaah masalah-masalah yang tidak dapat dicarikan penyelesaiannya oleh ilmu
Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa hubungan filsafat dan ilmu pengetahuan
saling berkaitan karena semuanya merupakan kegiatan manusia. Hubungan keduanya
diibaratkan filsafat sebagai induknya ilmu sedangkan ilmu pengetahuan sebagai anak
filsafat. Mengapa demikian, karena filsafat sifatnya lebih luas atau universal objeknya.
Sedangkan ilmu pengetahuan objeknya terbatas karena hanya di dalam bidang tertentu.
Filsafat dengan ilmu pengetahuan dapat saling bertemu sebab kedua-duanya
menggunakan metode pemikiran reflektif dalam usaha untuk menghadapi fakta-fakta
dunia dan kehidupan. Keduanya menunjukkan sikap kritik, dengan pikiran terbuka dan
kemauan yang tidak memihak, untuk mengetahui hakikat kebenaran. Mereka
berkepentingan untuk mendapatkan pengetahuan yang teratur.
8
E. Kesalahpahaman Peranan dan Fungsi Filsafat
Sampai saat ini istilah filsafat masih sering dipersepsi dan ditetapkan secara tidak
tepat oleh banyak orang terutama kalangan awam seperti yang tercantum dalam buku
karya Muhammad Sidiq, 2002, The Tree of Philosophy, bahwa filsafat dianggap sebagai
mitos dan digunakan secara tidak optimal sebagaimana pengertian dan maksud yang
sebenarnya sehingga aktivas filsafat masih tersisih dari kehidupan sebagian orang.
Filsafat dipersepsi sebagai sesuatu yang tidak mempunyai manfaat praktis karna
sering ditetapkan sebagai pemikiran atau wacana yang terlalu abstrak sehingga ada
kemungkinan untuk tidak dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Setara
dengan berbagai persepsi tersebut filsafat hanya dibicarakan oleh orang-orang khusus dan
merekalah orang-orang yang gagal menjalani kehidupan sehari-hari. Bahkan ada pula
yang berpendapat bahwa filsafat itu membicarakan wacana yang tidak jelas arah dan
tujuannya dan itulah mereka yang tidak mampu berpikir wajar, tepat dan benar. Oleh
karna itu, filsafat dianggap pula sebagai tempat bersembunyi dan menyembunyikan
ketidakmampuan intelektual seseorang sehingga dipersepsi sebagai pembicaraan yang
tidak serius, tidak berujung pangkal bahkan mengada-ada saja. Pendek kata filsafat
dianggap sebagai wacana bodoh.
Selain itu terdapat pula persepsi yang salah namun wajar, dengan
mengatakan bahwa filsafat merupakan masalah atau wacana yang sukar untuk dipikirkan.
Boleh berpendapat seperti itu tetapi sebenarnya itulah filsafat yang merupakan wacana
yang berbeda dengan wacana ilmu pengetahuan. Berbicara soal sukar atau mudah
sebenarnya bukanlah suatu masalah karna sejak kita terjun ke dunia pendidikan (dasar)
atau bahkan sebelum itu kita telah diajarkan cara berpikir dan cara memahami suatu
masalah tertentu. Misalnya di Sekolah Dasar kita diajarkan untuk memahami wujud dari
sesuatu yang ada seperti ukuran panjang dan lebar, berat dan masa dan lain-lain tetapi
jarang atau tidak pernah diajarkan apa yang mendasarinya. Dengan demikian, cara
berpikir secara filsafat tidak sama dengan cara berpikir tertentu sehingga dianggap sukar,
asing atau suatu keanehan. Sebenarnya keanehan itulah yang merupakan bekal untuk
terjun ke cara berpikir secara filsafat.
Kadang kala kesalahpahaman terhadap filsafat terletak pada apa yang
dibicarakannya. Juga terdapat ketidaktepatan lain yang menunjukan pada makna filsafat
dari penggunaan filsafat yaitu pengertian filsafat sebagai dasar dari apa yang ada di balik
sesuatu yang ada. Selain itu ada orang yang menolak ada dan perlunya filsafat. Ada juga
yang berpendapat bahwa berfilsafat hanyalah tanda hakikat manusia karna sejak awal dan
pada dasarnya manusia berpikir. Tanpa sadar berpikir inilah yang membedakan manusia
dari makhluk lainnya.
9
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Filsafat adalah hasil dari tinjauan manusia mengenai dirinya, makna alam dan tujuan
hidup dengan menggunakan pikiran serta dibantu rasa dan keyakinan di dalam diri tersebut.
Sebagai suatu kesatuan, baik dalam memengaruhi atau membantu orang lain, filsafat digunakan
sebagai pedoman dalam memberi makna hidup
B.Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
11
DAFTAR PUSTAKA
Anneke Sato: Dinamika dan
Tantangan Pancasila sebagai
sistem Etika serta Pancasila dan
Ideologi
Nasional
(annekesato2330.blogspot.com)
Dinamika Pancasila Era Orde
Lama, Orde Baru, & Reformasi -
Pustaka Pemikir
https://
www.dosenpendidikan.co.id/
etika-adalah/
https://www.maxmanroe.com/
vid/umum/pengertian-etika.html
12
https://ummaspul.e-journal.id/
Edupsycouns/article/view/1327
http://
septianludy.blogspot.com/
2014/07/pancasila-sebagai-
sistem-etika-part-
2.html#:~:text=Nilai%20dasar
%20yang%20menjadi
%20sumber,nilai%20yang
%20terkandung%20dalam
%20Pancasila.&text=Dalam
%20kajian%20etika%20dikenal
%20tiga,yaitu%20deontologi
%2C%20teleologi%20dan
%20keutamaan
13
11
Anneke Sato: Dinamika dan
Tantangan Pancasila sebagai
sistem Etika serta Pancasila dan
Ideologi
Nasional
(annekesato2330.blogspot.com)
Dinamika Pancasila Era Orde
Lama, Orde Baru, & Reformasi -
Pustaka Pemikir
https://
www.dosenpendidikan.co.id/
etika-adalah/
https://www.maxmanroe.com/
vid/umum/pengertian-etika.html
14
https://ummaspul.e-journal.id/
Edupsycouns/article/view/1327
http://
septianludy.blogspot.com/
2014/07/pancasila-sebagai-
sistem-etika-part-
2.html#:~:text=Nilai%20dasar
%20yang%20menjadi
%20sumber,nilai%20yang
%20terkandung%20dalam
%20Pancasila.&text=Dalam
%20kajian%20etika%20dikenal
%20tiga,yaitu%20deontologi
%2C%20teleologi%2
15