Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Konsep Filsafat dan Konsep Filsafat Pendidikan

Diajukan Sebagai Tugas Mata kuliah Filsafat Pendidikan

Dosen Pengampu :

Elis Muslimah Nuraida, M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 1
Itvah Usnul Khotimah (208210044)

Rini Novita (208210030)

Jihatun Ayu Ariya Ningsih (208210022)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI


PRODI TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
2021/2022
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Shalawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW
dan para sahabat dari dulu, sekarang hingga ahir zaman. Dalam kesempatan ini kami
mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada ibu Elis Muslimah Nuraida, M.Pd yang
telah memberikan ilmu dan bimbingannya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini, makalah yang merupakan tugas dan kewajiban kami sebagai mahasiswa. sangat
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT, kami berserah diri. Semoga makalah ini dapat menambah
wawasan dan memberi manfaat bagi semua. Amin, Ya Rabal ‘Alamiin.

Jambi, Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................................................iii
BAB I............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................1
A.Latar Belakang Masalah.......................................................................................................................1
B. Rumusan masalah...............................................................................................................................1
C. Tujuan Masalah...................................................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................2
A. Definisi dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan...................................................................................2
B. Cabang-cabang Filsafat........................................................................................................................5
C. Filsafat umum dan Filsafat Khusus......................................................................................................6
D.Hubungan Filsafat dan Ilmu pengetahuan………………………………………………………………………………………..8

E.Kesalahpahaman peranan dan Fungsi Filsafat…………………………………………………………………………………..9

BAB III..........................................................................................................................................................9
PENUTUP...................................................................................................................................................10
A.Kesimpulan.........................................................................................................................................10
B.Saran..................................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Konsep dasar filsafat adalah kedudukan, fokus, cakupan, tujuan dan fungsi serta kaitannya
dengan implementasi kehidupan sehari-hari. Berikutnya dibahas pula tentang definisi, ruang
lingkup, ciri-ciri serta manfaat. Pembahasan filsafatmencakup sistematika, permasalahan,
keragaman pendekatan dan paradigma (pola pikir) dalam pengkajian dan pengembangan ilmu
dan dimensi ontologis, epistomologis dan aksiologis. Selanjutnya dikaji mengenai makna,
implikasi dan implementasi filsafat sebagai landasan dalam rangka pengembangan keilmuan dan
kependidikan dengan penggunaan alternatif metodologi penelitian, baik pendekatan kuantitatif
dan kualitatif, maupun perpaduan kedua-duanya.

Filsafat telah merubah pola pemikiran bangsa Yunani dan umat manusia dari pandangan
mitosentris menjadi logosentris. Perubahan pola pikir tersebut membawa perubahan yang cukup
besar dengan ditemukannya hukum-hukum alam dan teori-teori ilmiah yang menjelaskan
bagaimana perubahan-perubahan itu terjadi, baik yang berkaitan dengan makro kosmos maupun
mikrokosmos. Dari sinilah lahir ilmu-ilmu pengetahuan yang selanjutnya berkembang menjadi
lebih terspesialisasi dalam bentuk yang lebih kecil dan sekaligus semakin aplikatif dan terasa
manfaatnya. Filsafat sebagai induk dari segala ilmu membangun kerangka berfikir dengan
meletakkan tiga dasar utama, yaitu ontologi, epistimologi dan axiologi.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertan dan ruang lingkup filsafat pendidikan?
2. Apa saja cabang-cabang filsafat?
3. Bagaimana filsafat umum dan filsafat khusus dalam konsep filsafat pendidikan?
4. Apa hubungan antara filsafat dan ilmu pengetahuan?
5. Bagaimana kesalahpahaman peran dan fungsi filsafat?

C. Tujuan Masalah
1. Mendeskripsikan pengertian dan ruang lingkup filsafat pendidikan
2. Mendeskripsikan cabang-cabang Filsafat
3. Mendeskripsikan hubungan antara filsafat dan ilmu pengtahuan
4. Mendeskripsikan filsafat umum dan filsafat khusus dalam konsep filsafat pendidikan
1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan

1. Definisi Filsafat

Pengertian filsafat secara bahasa (etimologi). Filsafat berasal dari beberapa bahasa, yaitu
bahasa Inggris dan Yunani. Filsafat dalam bahasa Inggris, yaitu philosophy, sedangkan dalam
bahasa Yunani, filsafat merupakan gabungan dua kata, yaitu philein yang berarti cinta atau
philos yang berarti mencintai, menghormati, menikmati, dan sophia atau sofein yang artinya
kehikmatan, kebenaran, kebaikan, kebijaksanaan, atau kejernihan. Secara etimologi, berfilsafat
atau filsafat berarti mencintai, menikmati kebijaksanaan atau kebenaran

Langeveld, dalam bukunya “pengantar pada pemikiran filsafat” (1959) menyatakan,


bahwa filsafat adalah suatu perbincangan mengenai segala hal, sarwa sekalian alam secara
sistematis sampai ke akar-akarnya. Apabila dirumuskan kembali, filsafat adalah suatu wacana,
atau perbincangan mengenai segala hal secara sistematis sampai konsekwensi terakhir dengan
tujuan menemukan hakekatnya

Berdasarkan pendapat para ahli:

 Harold H. Titus (1979)


o Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepecayaan terhadap kehidupan dan
alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat adalah suatu proses kritik
atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang dijunjung tinggi
o Filsafat adalah suatu usaha untuk memperoleh suatu pandangan keseluruhan
o Filsafat adalah analisis logis dari bahasa dan penjelasan tentang arti kata dan
pengertian (konsep)
o Filsafat adalah kumpulan masalah yang mendapat perhatian manusia dan yang
dicirikan jawabannya oleh para ahli filsafat.
 Plato
menyatakan filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran
yang murni (asli)
 Aristetoles

2
mendefinisikan filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran,
seperti ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika etika, ekonomi, politik, dan estetika.
 Descartes
mendefinisikan filsafat sebagai kumpulan segala ilmu pengetahuan termasuk
didalamnya Tuhan, alam, dan manusia menjadi pokok penyelidikan
 Al-Farabi (wafat 950 M)
filsuf muslim terbesar sebelum Ibnu Sina, mengatakan filsafat adalah ilmu
pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki halikat yang
sebenarnya
 Immanuel Kant
filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari segala
pengetahuan yang didalamnya mencakup empat persoalan, yaitu apa yang dapat
diketahui (metafisika), apa yang seharusnya diketahui (etika), sampai dimana
harapan kita (agama), dan apa yang dinamakan dengan manusia (antropologi).
 Hasbullah Bakri
merumuskan filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan
mendalam mengenai ketuhanan, alam, semesta alam, dan manusia sehingga dapat
menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hekekat ilmu filsafat dapat dicapai
oleh akal manusia dan bagaimana seharusnya sikap manusia setelah mencapai
pengetahuan itu.
 Kattsof
Filsafat adalah hasil pemikiran manusia alam bentuk analisa dan abstraksi dengan
kritis, rasional, komprehensif, mendalam/mendasar dan menyuluh yang di
sampaikan dalaam bentuk yang sistematis
 Cicero (106 – 43 SM)
filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “(the mother of all the arts” ia juga
mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni kehidupan).

Dari berbagai pendapat tentang pengertian hasil dari tinjauan manusia mengenai dirinya,
makna alam dan tujuan hidup dengan menggunakan pikiran serta dibantu rasa dan keyakinan
di dalam diri tersebut .

2.Ruang Lingkup Filsafat

Adapun ruang lingkup filsafat adalah segala sesuatu lapangan pikiran manusia yang amat
luas. Segala sesuatu yang mungkin ada dan benar, benar ada (nyata), baik material konkrit
maupuan nonmaterial abstrak (tidak terlihat). Filsafat sebagai induk ilmu-ilmu lainnya
pengaruhnya masih terasa. Setelah filsafat ditinggalkan oleh ilmu-ilmu lainnya, ternyata filsafat
tidak mati tetapi hidup dengan corak tersendiri yakni sebagai ilmu yang memecahkan masalah
3
yang tidak terpecahkan oleh ilmu-ilmu khusus. Akan tetapi jelaslah bahwa filsafat tidak
termasuk ruangan ilmu pengetahuan yang khusus. Jadi obyek filsafat itu tidak terbatas

Objek pemikiran filsafat yaitu dalam ruang lingkup yang menjangkau permasalahan
kehidupan manusia, alam semesta dan alam sekitarnya adalah juga objek pemikiran filsafat
pendidikan. Filsafat boleh dikatakan suatu ilmu pengetahuan, tetapi obyeknya tidak terbatas, jadi
mengatasi ilmu-ilmu pengetahuan lainnya merupakan bentuk ilmu pengetahuan yang tersendiri,
tingkatan pengetahuan tersendiri. Filsafat itu erat hubungannya dengan pengetahuan biasa, tetapi
mengatasinya karena dilakukan dengan cara ilmiah dan mempertanggungjawabkan jawaban-
jawaban yang diberikannya.

Filsafat Ilmu terutama diarahkan pada komponen komponen yang menjadi tiang penyangga bagi
eksistensi ilmu, yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi.

1. Ontologi Ilmu

meliputi apa hakikat ilmu itu, apa hakikat kebenaran dan kenyataan yang inheren dengan
pengetahuan ilmiah, yang tidak terlepas dari persepsi filsafat tentang apa dan bagai¬mana (yang)
“Ada” itu (being Sein, het zijn). Paham monisme yang terpecah menjadi idealisme atau
spiritualisme, Paham dua¬lisme, pluralisme dengan berbagai nuansanya, merupakan paham
ontologik yang pada akhimya menentukan pendapat bahkan ke¬yakinan kita masing masing
mengenai apa dan bagaimana (yang) ada sebagaimana manifestasi kebenaran yang kita cari.

2. Epistemologi Ilmu

meliputi sumber, sarana, dan tatacara mengunakan sarana tersebut untuk mencapai
pengetahuan (ilmiah). Perbedaan mengenal pilihan landasan ontologik akan dengan sendirinya
mengakibatkan perbedaan dalam menentukan sarana yang akan kita pilih. Akal (Verstand), akal
budi (Vernunft) pengalaman, atau komunikasi antara akal dan pengalaman, intuisi, merupakan
sarana yang dimaksud dalam epistemologik, sehingga dikenal adanya model model
epistemologik seperti: rasionalisme, empirisme, kritisisme atau rasionalisme kritis, positivisme,
feno¬menologi dengan berbagai variasinya. Ditunjukkan pula bagai¬mana kelebihan dan
kelemahan sesuatu model epistemologik be¬serta tolok ukurnya bagi pengetahuan (ilmiah) itu
seped teori ko¬herensi, korespondesi, pragmatis, dan teori intersubjektif.

3. Aksiologi Ilmu

meliputi nilal-nilal (values) yang bersifat normatif dalam pemberian makna terhadap
kebenaran atau kenyataan sebagaimana kita jumpai dalam kehidupan kita yang menjelajahi
berbagai kawasan, seperti kawasan sosial, kawasansimbolik atau pun fisik-material. Lebih dari

4
itu nilai-nilai juga ditunjukkan oleh aksiologi ini sebagai suatu conditio sine qua non yang wajib
dipatuhi dalam kegiatan kita, baik dalam melakukan penelitian maupun di dalam menerapkan
ilmu.

B. Cabang-cabang Filsafat

 Dalam filsafat terdapat cabang-cabang filsafat, diantaranya logika, epistemology, etika, estetika,
dan metafisika.

a. Logika

Logika merupakan cabang filsafat yang menyelidiki lurus tidaknya suatu pemikiran
kita. Lapangan dalam logika adalah asas-asas yang menentukan pemikiran yang lurus,
tepat dan sehat. Dengan mempelajari logika diharapkan seseorang akan dapat
menerapkan asas bernalar sehingga dapat menarik kesimpulan dengan tepat.

b. Epistemologi

Epistemologi merupakan bagian filsafat yang menerangkan tentang terjadinya


pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan, batas-batas, sifat, metode
dan kesahihan pengetahuan. Contohnya dalam filsafat ilmu yaitu mempelajari tentang
ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan bagaimana cara mendapatkannya. Dengan belajar
epistemologi dan filsafat ilmu diharapkan dapat membedakan antara pengetahuan dan
ilmu serta mengetahui kebenaran suatu ilmu itu ditinjau dari isinya.

c. Etika

Etika adalah cabang filsafat yang membicarakan tingkah laku atau perbuatan manusia
dalam hubungannya dengan baik-buruk. Etika dapat membantu kita mengetahui dan
memahami tingkah laku apa yang baik menurut teori-teori tertentu. Jadi objek
material etika adalah tingkah laku atau perbuatan manusia yang dilakukan secara
sadar dan bebas. Objek formal etika adalah kebaikan dan keburukan.

5
d. Estetika

Estetika merupakan cabang filsafat yang membicarakan tentang keindahan. Objek


dari estetika adalah pengalaman akan keindahan. Dengan belajar estetika diharapkan
dapat membedakan antara estetika filsafat dan estetika ilmiah, teori-teori keindahan,
definisi seni, nilai seni dan teori penciptaan dalam seni.

e. Metafisika

Metafisika merupakan cabang filsafat yang membicarakan tentang yang ada.


Metafisika membicarakan sesuatu dibalik yang tampak.

C. Filsafat Umum dan Filsafat Khusus


1. Filsafat Umum
Filsafat umum atau filsafat murni yang memiliki objek:
a. metafisika, hakikat kenyataannya adalah segala sesuatu, yang termasuk
didalamnya:
 ontologi: hakikat kenyataan secara keseluruhan
 kosmologi: kenyataan tentang alam atau kosmos
 humanologi: kenyataan tentang manusia
 teologi: kenyataan tentang tuhan

b. Epistomologi, hakikat mengetahui kenyataan

c. Logika, hakikat menyusun kesimpulan pengetahuan tentang kenyataan

d. Aksiologi, hakikat yang menilai keadaan, antara lain tentang:

 etika: hakikat nilai yang berhubungan dengan baik dan jahat-estetika: nilai yang
berhubungan dengan indah dan buruk..Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi
Negara Pancasila.
2. Filsafat Khusus
Yang objeknya adalah kenyataan salah satu aspek kehidupan manusia yang penting.
Contohnya: hukum, sejarah, seni, ilmu, pendidikan, dan sebagainya.

Cabang-cabang filsafat khusus adalah:


a. Filsafat hokum

6
Yang menyelidiki hukum sebagai suatu bentuk yang sangat khas dari pengawasan
sosial dalam sebuah masyarakat ynag terorganisasi berdasarkan politik yang dianut,
bagaimana masyarakat tersebut mempertahankannya, danbagaimana pelaksanaannya
melalui suatu proses yuridis dan administratif.

b. Filsafat sejarah

Menyelidiki metafisika sejarah yang berkenaan dengan latar belakang, sebab-sebab


dan hukum-hukum yang mendasar, makna dan motivasi perkembanganmanusia
sebagai makhluk sosial dalam batas-batas kausalias psikofisik, serta logika sejarah
yang berkenaan dengan pemahaman sejarah.

c. Filsafat seni

Yang menyelidiki hakikat nilai-nilai estetis, yaitu nilai-nilaikeindahan yang


terkandung dalam alam dan karya seni dalam segala bentuk dan maknanya.

d. Filsafat moral

Menyelidiki makna baik, yang berhubungan dengan tujuan hidup, makna kewajiban
yang berhubungan dengan hukum, dan makna kebajikan yang berhubungan dengan
kesetujuan dan ketidak setujuan.

e. Filsafat sosial (termasuk politik dan ekonomi)

menyelidiki masalah keberadaan saling berhubungan antara manusia dengan


masyarakat, perangkat nilai-nilai asosiatif yang tertuju pada proses sosial yang
terarah, kekuatan dan kekuasaan negara, pengawasan sosial yang berkenaan dengan
hukum dan hak, kewajian politik, dan keadilan.

f. Filsafat olahraga

Yang menyelidiki hakikat olahraga aktif yang berkenaan dengan seluk beluk gerak
yang dilakaun dalam olahraga, dan hakikat olahraga pasif atau penghayatan terhadap
pergelaran olahraga.

g. Filsafat religi

Yang menyelidiki religi sebagai hubungan dengan tuhan dan hubungannya dengan
pengalaman lainnya, kebenaran kepercayaan-kepercayaan religius, serta nilai-nilai,
sikap- sikap, perbuatan-perbuatan religius.

h. Filsafat logika

Yang menyelidiki kebenaran, tata bahasa, lingkup dan penyimpangan logika sebagai
seni dan ilmu penalaran.

7
i. Filsafat ilmu

Yang menyelidiki struktur ilmu, yaitu metode dan bentuk pengetahuan ilmiah serta
makna teoretis dan praktis dari ilmu.

j. Filsafat pendidikan

Yang menyelidiki hakikat pelaksanaan pendidikan yang bersangkut paut dengan


tujuan, latar belakang, cara, dan hasilnya, serta hakikat ilmu pendidikan, yang
bersangkut paut dengan analisis kritis terhadap struktur dan kegunaanya.

D. Hubungan Filsafat dan Ilmu Pengtahuan

Filsafat dan ilmu pengetahuan memiliki hubungan satu sama lain, bila melihat
realitas hubungan filsafat dan ilmu pengetahuan bahwa semuanya merupakan dari
kegiatan manusia. Kegiatan manusia diartikan dalam sebuah prosesnya dan juga dalam
hasilnya. Bila dilihat dari hasilnya, keduanya merupakan hasil daripada berpikir manusia
secara sadar. Bila dilihat dari segi prosesnya, menunjukkan suatu kegiatan yang berusaha
untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan manusia (untuk memperoleh
kebenaran dan pengetahuan), dengan menggunakan metode-metode atau prosedur-
prosedur tertentu secara sistematis dan kritis.
Filsafat tidak hanya melukiskan sesuatu, melainkan membantu manusia untuk
mengambil keputusan tentang tujuan, nilai dan tentang apa-apa yang harus diperbuat
manusia. Filsafat tidak netral, karena faktor-faktor subjektif memegang peranan yang
penting dalam berfilsafat, ilmu mulai dengan asumsi-asumsi. Filsafat juga mempunyai
asumsi-asumsi dan menyelidiknya atau merenungkannya karena ia meragukan terhadap
asumsi tersebut. Ilmu pengetahuan menggunakan eksperimentasi terkontrol sebagai
metode yang khas. Verifikasi terhadap teori dilakukan dengan jalan mengujinya dalam
praktik berdasarkan penginderaan. Sedangkan filsafat dengan melalui akal pikiran yang
didasarkan kepada semua pengalaman insani, sehingga dengan demikian filsafat dapat
menelaah masalah-masalah yang tidak dapat dicarikan penyelesaiannya oleh ilmu
Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa hubungan filsafat dan ilmu pengetahuan
saling berkaitan karena semuanya merupakan kegiatan manusia. Hubungan keduanya
diibaratkan filsafat sebagai induknya ilmu sedangkan ilmu pengetahuan sebagai anak
filsafat. Mengapa demikian, karena filsafat sifatnya lebih luas atau universal objeknya.
Sedangkan ilmu pengetahuan objeknya terbatas karena hanya di dalam bidang tertentu.
Filsafat dengan ilmu pengetahuan dapat saling bertemu sebab kedua-duanya
menggunakan metode pemikiran reflektif dalam usaha untuk menghadapi fakta-fakta
dunia dan kehidupan. Keduanya menunjukkan sikap kritik, dengan pikiran terbuka dan
kemauan yang tidak memihak, untuk mengetahui hakikat kebenaran. Mereka
berkepentingan untuk mendapatkan pengetahuan yang teratur.

8
E. Kesalahpahaman Peranan dan Fungsi Filsafat

Sampai saat ini istilah filsafat masih sering dipersepsi dan ditetapkan secara tidak
tepat oleh banyak orang terutama kalangan awam seperti yang tercantum dalam buku
karya Muhammad Sidiq, 2002, The Tree of Philosophy, bahwa filsafat dianggap sebagai
mitos dan digunakan secara tidak optimal sebagaimana pengertian dan maksud yang
sebenarnya sehingga aktivas filsafat masih tersisih dari kehidupan sebagian orang.
Filsafat dipersepsi sebagai sesuatu yang tidak mempunyai manfaat praktis karna
sering ditetapkan sebagai pemikiran atau wacana yang terlalu abstrak sehingga ada
kemungkinan untuk tidak dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Setara
dengan berbagai persepsi tersebut filsafat hanya dibicarakan oleh orang-orang khusus dan
merekalah orang-orang yang gagal menjalani kehidupan sehari-hari. Bahkan ada pula
yang berpendapat bahwa filsafat itu membicarakan wacana yang tidak jelas arah dan
tujuannya dan itulah mereka yang tidak mampu berpikir wajar, tepat dan benar. Oleh
karna itu, filsafat dianggap pula sebagai tempat bersembunyi dan menyembunyikan
ketidakmampuan intelektual seseorang sehingga dipersepsi sebagai pembicaraan yang
tidak serius, tidak berujung pangkal bahkan mengada-ada saja. Pendek kata filsafat
dianggap sebagai wacana bodoh.
Selain itu terdapat pula persepsi yang salah namun wajar, dengan
mengatakan bahwa filsafat merupakan masalah atau wacana yang sukar untuk dipikirkan.
Boleh berpendapat seperti itu tetapi sebenarnya itulah filsafat yang merupakan wacana
yang berbeda dengan wacana ilmu pengetahuan. Berbicara soal sukar atau mudah
sebenarnya bukanlah suatu masalah karna sejak kita terjun ke dunia pendidikan (dasar)
atau bahkan sebelum itu kita telah diajarkan cara berpikir dan cara memahami suatu
masalah tertentu. Misalnya di Sekolah Dasar kita diajarkan untuk memahami wujud dari
sesuatu yang ada seperti ukuran panjang dan lebar, berat dan masa dan lain-lain tetapi
jarang atau tidak pernah diajarkan apa yang mendasarinya. Dengan demikian, cara
berpikir secara filsafat tidak sama dengan cara berpikir tertentu sehingga dianggap sukar,
asing atau suatu keanehan. Sebenarnya keanehan itulah yang merupakan bekal untuk
terjun ke cara berpikir secara filsafat.
Kadang kala kesalahpahaman terhadap filsafat terletak pada apa yang
dibicarakannya. Juga terdapat ketidaktepatan lain yang menunjukan pada makna filsafat
dari penggunaan filsafat yaitu pengertian filsafat sebagai dasar dari apa yang ada di balik
sesuatu yang ada. Selain itu ada orang yang menolak ada dan perlunya filsafat. Ada juga
yang berpendapat bahwa berfilsafat hanyalah tanda hakikat manusia karna sejak awal dan
pada dasarnya manusia berpikir. Tanpa sadar berpikir inilah yang membedakan manusia
dari makhluk lainnya.

9
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Filsafat adalah hasil dari tinjauan manusia mengenai dirinya, makna alam dan tujuan
hidup dengan menggunakan pikiran serta dibantu rasa dan keyakinan di dalam diri tersebut.
Sebagai suatu kesatuan, baik dalam memengaruhi atau membantu orang lain, filsafat digunakan
sebagai pedoman dalam memberi makna hidup

B.Saran

Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi


bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya
pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannya dengan
makalah ini. Penulis banyak berharap kepada para pembaca memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

10
DAFTAR PUSTAKA

Trisnaningtyas, Novita.2014. ”Pengertian dan Ruang Lingkup Filsafat”.


https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/05/07/pengertian-dan-ruang-lingkup-filsafat-ilmu-
7/#:~:text=2.2%20Ruang%20lingkup%20filsafat,ilmu%20lainnya%20pengaruhnya%20masih
%20terasa. 29-September-2022 pukul 19.05

Ghonita, Brigita Fatati.2019. ”Cabang-cabang Filsafat”.


https://www.kompasiana.com/irfanefendi/5d945ee70d82304bbc06aa62/cabang-cabang-filsafat.
30-September-2022 pukul 08.35

Zainuddin.2013.”Filsafat Umum”. https://uin-malang.ac.id/r/131101/filsafat-umum.html. 30-


September-2022 pukul 15.42

123.dok.2021.”Pengertian Filsafat, Cabang-cabang Fulsafat Khusus”. https://text-


id.123dok.com/document/7q0grv83z-pengertian-filsafat-cabang-cabang-filsafat-khusus-
adalah.html. 01-Oktober-2022 pukul 10.08

Fadli,Muhammad Rijal.2021.”Hubungan Filsafat fan Ilmu Pengetahuan”. filsafat ilmu


pengetahuan - USD Repository. 02-Oktober-2022 pukul 11.13

Dima,Gerzom.2012.”Berbagai Kesalahan Perspektif Terhadap Filsafat Yang Meliputi Berbagai


Manfaat”. https://www.kompasiana.com/gerzom/55100cdea333110237ba7ebb/berbagai-
kesalahan-perspektif-terhadap-filsafat-yang-meliputi-berbagai-manfaat. 03-Oktober-2022 pukul
09.15

11
DAFTAR PUSTAKA
Anneke Sato: Dinamika dan
Tantangan Pancasila sebagai
sistem Etika serta Pancasila dan
Ideologi
Nasional
(annekesato2330.blogspot.com)
Dinamika Pancasila Era Orde
Lama, Orde Baru, & Reformasi -
Pustaka Pemikir
https://
www.dosenpendidikan.co.id/
etika-adalah/
https://www.maxmanroe.com/
vid/umum/pengertian-etika.html
12
https://ummaspul.e-journal.id/
Edupsycouns/article/view/1327
http://
septianludy.blogspot.com/
2014/07/pancasila-sebagai-
sistem-etika-part-
2.html#:~:text=Nilai%20dasar
%20yang%20menjadi
%20sumber,nilai%20yang
%20terkandung%20dalam
%20Pancasila.&text=Dalam
%20kajian%20etika%20dikenal
%20tiga,yaitu%20deontologi
%2C%20teleologi%20dan
%20keutamaan
13
11
Anneke Sato: Dinamika dan
Tantangan Pancasila sebagai
sistem Etika serta Pancasila dan
Ideologi
Nasional
(annekesato2330.blogspot.com)
Dinamika Pancasila Era Orde
Lama, Orde Baru, & Reformasi -
Pustaka Pemikir
https://
www.dosenpendidikan.co.id/
etika-adalah/
https://www.maxmanroe.com/
vid/umum/pengertian-etika.html

14
https://ummaspul.e-journal.id/
Edupsycouns/article/view/1327
http://
septianludy.blogspot.com/
2014/07/pancasila-sebagai-
sistem-etika-part-
2.html#:~:text=Nilai%20dasar
%20yang%20menjadi
%20sumber,nilai%20yang
%20terkandung%20dalam
%20Pancasila.&text=Dalam
%20kajian%20etika%20dikenal
%20tiga,yaitu%20deontologi
%2C%20teleologi%2

15

Anda mungkin juga menyukai