Anda di halaman 1dari 8

taqwa perspektif

al-qura’n dan hadist


KELOMPOK 9
 ADELA DWI GUSTINA
 ITVAH USNUL KHOTIMAH

2
PENGERTIAN TAQWA
Takwa secara bahasa berasal dari kata dasarnya adalah -‫اـتـَّ َقى‬
‫يـــتَّ ِق ْى‬ yang
َ artinya mencari perlindungan. Sedangkan secara
istilah, bertakwa artinya adalah membuat penghalang antara
diri kita dengan sesuatu yang kita takuti. Bertakwa kepada
Allah artinya adalah menjadikan penghalang antara diri kita
dengan murka dan adzabNya. Menurut Baydhowi taqwa adalah
menjaga, merawat atau memelihara. Yakni sebutan bagi
siapapun yang melindungi dan mencegah dirinya dari apa yang
membahayakannya di Akhirat. Taqwa menurut Baydhowi
memiliki tiga tingkatan. Pertama, adalah melindungi diri dari
azab yang kekal di akhirat, yakni dengan menghindari
perbuatan syirik. Kedua, melindungi diri dari segala perbuatan
yang dapat mengotorinya, hingga perbuatan-perbuatan yang
kecil. Ketiga, adalah memisahkan keburukan dari kebenaran. 3
Dalam surat Al-Baqarah ayat 117 Allah SWT menjelaskan ciri-ciri orang bertaqwa yang secara
umum dapat dikelompokan menjadi lima indikator ketaqwaan yaitu:
 Beriman kepada Allah SWT, para malaikat, kitab-
kitab, dan para nabi. Indikator taqwa yang pertama
 Mendirikan sholat dan
menunaikan zakat. Indikator
adalah memelihara fitrah iman.
taqwa yang ketiga adalah
 Mengeluarkan harta yang dicintai kepada karib memelihara ibadah formal.
kerabat, anak yatim, orang-orang miskin yang dalam  Menepati janji. Indikator taqwa
perjalanan, orang yang minta-minta dana, orang yang keempat adalah memelihara
yang tidak memiliki kemampuan untuk kehormatan atau kesucian diri.
memerdekakakn hamba sahaja. Indikator yang  Sabar saat kepayahan, kesusahan
kedua adalah mencintai sesame umat manusia yang dan pada waktu jihad. Indikator
diwijudkan melalui kesanggupan mengorbankan yang kelima adalah memiliki
harta. semangat perjuangan.
Kwalifikasi Taqwa dalam Al-Qur’an
 Taqwa Sebagai Refleksi dari Iman, Islam dan  Taqwa dalam Arti Furqan (Pembeda)
Ihsan
Bila mengamati dari ayat-ayat al-Qur’an, dapat
Kebiasaan baik dan kepatuhan (al birru) ini disimpulkan bahwa terklasifikasi kedalam dua
merefleksikan kepercayaanya kepada Allah, golongan; haq (benar) dan batil (salah).
malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan hari apa saja yang diperbolehkan Allah, itulah yang
akhir (Iman), ketundukannya untuk menjalankan disebut haq, dan apa saja yang menjadi larangannya
ibadah (Islam) dan kerelaannya untuk senantiasa adalah batil.
berbuat kebajikan (Ihsan).
 Taqwa dalam Arti Tunduk dan Patuh

 Taqwa dalam Arti Takut Serta Waspada Kepatuhan dan ketundukan manusia kepada Allah ini
mengharuskan manusia untuk menjalankan syariat Islam
Sikap waspada, takut dan kehati-hatian menjadikan yang diturunkan secara komprehensif dan universal
manusia senantiasa mencari cara untuk melindungi tanpa menambahnya atau mengurangi Ini dikarenakan,
dirinya dari azab dan hukuman Allah baik secara semua aturan itu telah diatur sedemikian lengkapnya
terang-terangan maupun tersembunyi. Adapun cara dalam al-Qur’an. Sebagai contoh, dalam bentuk
untuk melindungi diri dari azab Allah adalah dengan hubungan antar sesama manusia (Hablum minannas), al-
Qur’an mengatur sistem perdagangan yang bersih, dan
menjauhi apa yang menjadi laranganNya dan
jujur, menjauhi riba ataupun perbuatan curang dalam
mengikuti apa yang menjadi perintahNya. takaran dan timbangan.  5
Kwalifikasi taqwa dalam Hadist

⊹ ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ َما َع ْن َرسُو ِل‬ِ ‫بن ُجنَا َدةَ َوَأبِي َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن ُم َعا ِذ ب ِْن َجبَ ٍل َر‬ ِ ‫ب‬ ِ ‫َع ْن َأبِ ْي َذرٍّ ُج ْن ُد‬
َ َ‫ َوَأ ْتبِ ِع ال َّسيَِّئة‬،‫ت‬
ِ ِ‫ َو َخال‬،‫الح َسنَةَ تَ ْم ُحهَا‬
‫ق‬ ِ َّ‫ (ات‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل‬
َ ‫ق هللاَ َح ْيثُ َما ُك ْن‬ َ ِ‫هللا‬
َ ‫ َح َس ٌن‬:‫خ‬
‫ص ِح ْي ٌح‬ ِ ‫ْض النُّ َس‬
ِ ‫ َوفِي بَع‬.‫ْث َح َس ٌن‬ ٌ ‫ َح ِدي‬:‫ق َح َس ٍن) َر َواهُ التِّرْ ِم ِذي َوقَا َل‬ ٍ ُ‫اس بِ ُخل‬
َ َّ‫الن‬.

⊹ “Diriwayatkan dari Abu Dzar Jundub bin Junadah Al-Ghifari dan Abu
Abdirrahman Muadz bin Jabal Al-Anshari bahwasannya Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: ‘Bertakwalah kepada Allah
dimanapun engkau berada dan ikutilah keburukan dengan kebaikan niscaya
kebaikan akan menghapuskan keburukan sebelumnya dan pergaulilah
manusia dengan pergaulan yang baik.'” (HR. Tirmidzi dan beliau mengatakan
hadits hasan dan dalam sebagian cetakan sunan Tirmidzi disebutkan hasan
shahih)

6
⊹ Sebuah hadits diatas mengandung tiga potongan:

1. potongan yang pertama terkait dengan hubungan kita


kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,

2. bagaimana kita mengobati diri kita sendiri, terkait


dengan hubungan kita dengan diri kita sendiri,

3. terkait dengan hubungan kita dengan sesama manusia.

7
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai