PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Luth, Thohir dkk, Buku Daras Pendidikan Agama Islam di Universitas Brawijaya, (Malang: Pusat Pembinaan
Agama (PPA) Universitas Brawijaya, 2015), hlm 93
2
Faridl, Mutiara Akhlak Rasulullah SAW, (Bandung: Mizania, 2006), hlm 24-25
2
membentuk sikap mental seseorang untuk mematuhi syariat Allah, dan hal ini timbul dalam diri
seseorang, bukan dari luar.
Menurut Afif Abdulullah Al Fahah Thabbarah, Taqwa adalah seorang memelihara dirinya
dari segala sesuatu yang mengundang kemarahan Allah dan dari segala sesuatu yang
mendatangkan mudharat baik dirinya maupun orang lain.
Taqwa mengandung pengertian yang berbeda-beda di kalangan ulama, namun semuanya
bermuara pada satu pengertian yaitu seorang hamba melindungi dirinya karena takut akan
kemurkaan Allah dan juga siksa-Nya. Hal itu dilakukan dengan melaksanakan yang
diperintahkan dan menjauhi yang dilarang-Nya.Orang yang memiliki sikap mental demikian
itulah yang digelari Allah sebagai orang bertaqwa.
Taqwa merupakan derajat tertinggi dari keimanan seseorang, dimana individu tersebut
mampu benar-benar melaksanakan segala perintah dari Allah SWT sesulit apapun itu, dapat
benar-benar menjauhi segala larangan Allah SWT semudah apapun itu, dan itu semua dilakukan
secara konsisten atau tidak berubah-ubah semata-mata hanya karena takut akan siksa ataupun
murka dari Allah SWT kelak.
Proses terbentuknya taqwa dapat melalui beberapa cara, seperti melalui contoh yang
diberikan baik oleh orangtua maupun orang-orang di sekitar, sehingga akan tergugah atau
terbiasa, lalu berekeinginan untuk melakukan hal yang telah dicontohkan, atau dapat pula
melalui pendidikan agama islam di sekolah maupun di perguruan tinggi yang nantinya akan
disampaikan secara jelas tentang keimanan dan ketaqwaan oleh para pengajar pendidikan
agama islam tersebut.
Ciri-ciri orang bertaqwa menurut al-Quran yaitu terdapat pada surah al-Baqarah: 2-4
yang berbunyi :
( )
( )
( )
Kitab (al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan
menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dan mereka yang
beriman kepada Kitab (al-Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah
diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. (QS al-Baqarah:
2-4)
3
Tim Dosen PAI, Buku Daras Pendidikan Agama Islam Universitas Brawijaya, (Malang: Pusat Pembinaan
Agama Universitas Brawijaya, 2015), hlm. 94-95
3
Implementasi iman kepada Allah menurut Abdul Majid adalah:
1) Ikhlas dalam melaksanakan ibadah, baik ibadah Itiqodiyah, qouliyah maupun ibadah
praktis. Adapun yang meliputi ibadah Itiqodiyah adalah yakin bahwa Laa Ilaha Illallah,
cinta kepada Allah, takut kepada Allah SWT dengan mengharap rahmatNya.Ibadah
qouliyah meliputi mengucap kalimat syahadat, istighfar, doa, dll. Sedangkan ibadah
praktis meliputi rukun islam dan amalan-amalan lain yang disukai Allah SWT.
2) Iman secara konsekuen yaitu tidak hanya di lisan saja seseorang mengaku iman akan
tetapi dia harus konsekuen dengan aturan iman itu sendiri misal membenarkan semua
yang datang dari Allah SWT, menunsiksn kewajiban, amar maruf nahi munkar, dll.
Iman Kepada Malaikat-malaikat Nya
Iman kepada malaikat Allah adalah pembenaran bahwa malaikat itu ada, dan diciptakan dari
cahaya, bahwa mereka mempunyai tugas masing-masing terhadap hamba Allah.
Implementasi iman kepada Malaikat :
Sebagai contoh, ketika mengimani Malaikat Jibril yang bertugas menyampaikan wahyu Allah
swt, maka wujudnya dengan mengimani, memahami dan mengamalkan Al-Quran. Oleh
karena itu, kita harus mengetahui tugas masing-masing malaikat dan membenarkan bahwa
malaikat itu ada.
Iman Kepada Kitab-Kitab Nya
Iman kepada kitab Allah adalah meyakini bahwa itu adalah wahyu yang diberikan kepada
rasulnya, dan dia adalah petunjuk untuk mengetahui antara yang baik dan yang buruk, serta
yakin bahwa Allah benar-benar memfirmankan. Ada empat kitab suci yang kita imani yaitu :
a. Taurat, diwahyukan kepada Nabi Musa As; b. Zabur, diwahyukan kepada Nabi Daud As;
c. Injil, diwahyukan kepada Nabi Isa As; d. Al-Quran, diwahyukan kepada Nabi
Muhammad SAW. Sehingga kita selain mengetahui empat kitab dan siapa Nabi yang
menerimanya kita juga harus meyakini bahwa Al-Quran menghimpun seluruh kandungan
kitab-kitab terdahulunya, Sehingga Al-Quran adalah kitab yang paling sempurna dan yang
menjadi pedoman hidup kita sampai hari kiamat nanti.
Iman Kepada Rasul-Rasul Allah
Iman kepada rasulnya adalah marifat kepada nabi dan rasulnya yang ditutup oleh nabi
Muhammad SAW, meyakini bahwa mereka adalah utusanNya dan menjadi pembimbing kea
rah kebaikan. Bahwa mereka adalah manusia biasa yang mendapat keistimewaan dari Allah
yaitu berupa wahyu dan mujizat. Dan bukan hanya meyakini akan tetapi kita juga harus
membenarkan dengan kita menjalankan segala apa yang disunahkan kepada kita. Menjadikan
mereka sebagai suri tauladan dalam menjalani kehidupan di dunia.
Iman Kepada Hari Akhir
Iman kepada hari kiamat hakikatnya yaitu marifat dengan adanya hari akhir beserta di
dalamnya tanda-tandanya yang tadinya belum telihat atau belum terjadi, serta kejadian setelah
kematian yaitu adanya hari kebangkitan, adanya siksa kubur dan kehidupansetelah adanya
surge dan neraka. Sehingga kita menjadi sadar bahwa dunia adalah bukan menjadi tujuan
hidup manusia.
Iman Kepada ketentuan Allah
Iman kepada takdir Allah hakikatnya adalah marifat dengan keputusan yang ada baik dalam
penciptaan maupun cara mengaturnya dan yakin bahwa segala sesuatu yang belum dan sudah
terjadi adalah keputusannya tidak ada yang dapat mengetahui kecuali ilmu orang sejajar
dengan ilmu Allah. Karena memang seseorang tidak akan pernah mengetahui kecuali sesuatu
hal dengan tepat kecuali jika orang tersebut mengetahui ilmunya. Misal seorang yang bodoh
tentang ilmu kedokteran dia akan menentang seorang dokter yang membedah perut
pasiennya. Akan tetapi kjika ia tahu bahwa dokter adalah ahlinya maka dia akan menentang
mengakui ketidakmengertiannya.Hal ini sama dengan sikap seorang mukmin yang mengakui
kemahasempurnaan Allah. Maka jika suatu peristiwa menimpa dirinya dia yakin bahwa akan
4
ada hikmahnya. Namun jika dia belum mendapat makna dari balik peristiwa maka dia akan
mengakui ketidakmengertiannya akan ilmu Allah dan tidak akan menentangnya.
Dari pengertian iman dan hakikatnya di atas kita dapat mengimplementasikan rukun iman
yang enam itu selain dengan kayakinan dalam hati kita yaitu dengan menjalankan segala
perintah yang diberikan Allah dan menjauhi semua larangannya dengan berpedoman al Quran
yang dijelaskan dalam sunnah. Pasrah dengan keputusanNya dan ridlo dengan takdirnya.
Akidah Islam sebagai keyakinan akan membentuk perilaku bahkan akan mempengaruhi
kehidupan seorang muslim. Abu Ala Al Maududi menyebutkan bahwa tanda orang yang
beriman adalah sebagai berikut:
4
Wahyuddin dkk, Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi, (Surabaya: PT. Gramedia Widhasarana
Indonesia, 2009), hlm. 37-39
5
Iman sangat berpengaruh dan bermanfaat dalam kehidupan manusia. Iman bukan
hanya sekedar kepercayaan yang berada dalam hati manusia, tetapi dapat menjadi
kekuatan yang mendorong dan membentuk sikap dan perilaku hidup islami. Apabila
tanda-tanda yang telah disebutkan di atas dapat ditemukan dalam diri setiap umat
muslim, maka akan terwujud kehidupan yang aman, tenteram, damai dan sejahtera.
2.5. Implikasi Iman dalam Kehidupan
Iman mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan manusia
sehingga ada bebarapa pokok manfaat dan pengauh iman pada kehidupan manusia:5
Iman melenyapkan kepercayaan pada kekuasaan benda
Pegangan orang yang beriman adalah Surat al Fatihah : 1-7 karena dalam kandungan surat
tersebut memberikan pengertian bahwa jika Allah telah memberi pertolongan tidak ada
satupun kekuatan yang mampu untuk mencegahnya. Dan sebaliknya, jika Allah
menimpakan suatu bencana, maka tidak ada satupun kekuatan yang sanggup untuk
menahannya. Itu semua untuk menghilangkan kepercayaan pada kufarat, takhyul ataupun
jampi-jampi.
Iman menanamkan semangat berani menghadapi maut.
Pegangan orang beriman dalam persoalan hidup dan mati terdapat dalam Al Quraan Surat
Al-Nisa : 78 Takut akan menghadapi maut membuat seseorang menjadi pengecut sehingga
tidak berani mengungkapkan kebenaran atau mengambil resiko karena dimana pun engkau
berada kematian akan mendapatkan mu kendatipun kamu berada dalam benteng yang tinggi
lagi kokoh
Iman menanamkan self help dalam kehidupan
Pegangan orang beriman dalam hal ini ialah firman Allah dalam Surat Hud :6
Rezeki dan mata pencaharian sangat diperlukan dalam kehidupan manusia sehingga,
terkadang banyak orang yang terlena dengan melakukan kemaksiatan dalam memperoleh
penghasilan. Sebagai orang yang beriman kita harus berusaha dengan usaha yang baik, dan
diridhoi oleh Allah karena sesungguhnya Allah mengetahui apapun yang kita lakukan dan
akan merubah derajat suatu kaumnya apabila berusaha.
Iman memberikan ketentraman jiwa
Pegangan orang beriman dalam hal ini terdapat dalam surah al-Radu : 28
Manusia terkadang dilanda resah dan duka cita namun, dalam hati orang yang beriman
mempunyai keseimbangan sehingga hatinya tentram dan jiwanya senang.
Iman mewujudkan kehidupan yang baik
Hal ini dijelaskan dalam Surah Al-Nahl : 97, ini merupakan janji Allah bahwa barang siapa
yang mengerjakan amal shaleh baik itu laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman maka akan diberikan kehidupan yang baik dan akan diberikan balasan yang lebih
baik daripada apa yang mereka kerjakan.
Iman melahirkan sikap ikhlas dan konsekuan
Pegangan hal ini terdapat dalam surah Al-Anam : 162, Iman memberi pengaruh untuk
selalu berbuat ikhlas dan tanpa pamrih dan orang beriman senantiasa konsekuen dengan apa
yang diikrarkan-nya, baik dengan lidahnya maupun dengan hatinya.
6
terkait, dimana iman itu artinya mempercayai atau meyakini tentang ajaran dari Allah
SWT yaitu ajaran islam, maka wujud nyata dari meyakini itu adalah dengan di praktek-
kan dalam kehidupan sehari-hari, seperti shalat tepat waktu, berbicara yang sopan
santun, melaksanakan ibadah puasa, melaksanakan ibadah haji maupun umrah dan juga
menjauhi segala hal yang dilarang dalam ajaran Islam. Kegiatan tersebut dilaksanakan
secara berkesinambungan tanpa terputus-putus, jika telah dilaksanakan secara konsisten
maka itulah yang dikatakan sebagai muslim yang bertaqwa dalam arti yang sebenar-
benarnya.
Dalam ayat al-Quran dijelaskan pula korelasi antara iman dan taqwa yaitu :
()
)(
)(
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu)
orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-
orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-
orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atu menganiaya dirinya sendiri, mereka ingat
akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat
mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu,
sedang mereka mengetahui. (QS Ali Imran: 133-135)
Ayat di atas menunjukkan bahwa Allah telah menyiapkan sesuatu yang baik (surga)
sebagai balasan bagi umatnya yang mau beriman dan bertaqwa dan Allah sangat menyukai
orang-orang yang mau bersegera dalam bertaubat jika telah melakukan dosa sekecil apapun itu,
karena hanya Allah yang dapat mengampuni dosa-dosa dari umatnya.
Demikian pula dengan kehidupan modern saat ini yang ditandai dengan semakin pesatnya
laju perkembangan teknologi informasi, komunikasi dan transportasi, sehingga hubungan
antarnegara maupun antar benua semakin mudah. Dengan adanya kemudahan di berbagai lini
7
kehidupan tersebut, banyak dijumpai perubahan-perubahan norma dan gaya hidup dari
masyarakat dunia. Ada beberapa dampak negatif yang ditimbulkan di antaranya:6
6
Wahyuddin dkk, Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi, (Surabaya: PT. Gramedia Widhasarana
Indonesia, 2009), hlm. 113-116
8
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Iman merupakan kesatuan antara hati, ucapan dan tingkah laku atau perbuatan. Terdapat 6
Rukun Iman, yakni iman adalah percaya kepada Allah, kepada malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya dan percaya pada hari akhir serta percaya kepada qadar
(ketentuan) yang baik maupun yang buruk.Taqwa menurut Bahasa yaitu memelihara diri
dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-perintah-Nya; dan menjauhi segala
larangan-larangan-Nya; tidak dapat diartikan dengan takut saja. Taqwa menurut istilah yaitu
mentaati perintah dari Allah SWT, menjauhi segala larangannya dan menjaga diri agar
terhindar dari api neraka atau murka Allah SWT.
2. Terdapat 6 wujud dari iman yang biasa disebut sebagai rukun iman, yaitu iman kepada
Allah SWT, iman kepada malaikat Allah, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada
Rasul Allah, iman kepada hari akhir, dan iman kepada takdir baik maupun takdir buruk.
Keenam hal tersebut harus dapat diimplementasikan ke dalam kehidupan setiap umat
muslim.
3. Setiap orang yang beriman pasti memiliki tanda-tanda dalam dirinya, seperti senantiasa
bertawakal pada Allah, selalu mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya,
amanah, dan lain sebagainya. Apabila tanda-tanda tersebut dapat ditemukan pada diri setiap
umat muslim maka akan terciptalah kehidupan yang aman, damai, tenteram, dan sejahtera.
4. Implikasi Iman dalam Kehidupan Sehari-hari, Iman memiliki banyak manfaat dan pengaruh
yang amat besar dalam kehidupan manusia antara lain ; iman dapat melenyapkan
kepercayaan terhadap kekuasaan benda, menanamkan semangat berani akan maut,
menanamkan sikap self help, memberikan ketenangan jiwa, mewujudkan kehidupan yang
baik, melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen dan mencegah penyakit.
5. Korelasi iman dan taqwa yaitu pada penerapan dalam kehidupan sehari-hari dari
keyakinannya terhadap ajaran Agama Islam yang akan dilaksanakan atau diterapkan secara
konsisten dalam kegiatan sehari-hari sehingga pada akhirnya akan mendapatkan derajat
yang tinggi di sisi Allah SWT kelak.
6. Imtaq membimbing IPTEK, didunia yang modern ini perkembangan teknologi dan
informasi sangatlah cepat dan semua orang dapat dengan mudah mengaksesnya namun,
perkembangan ilmu pengetahuan di zaman yang modern ini memberikan beberapa efek
negatif seperti; Terciptanya Gaya Hidup Materialistik, Lenyapnya Sikap Hidup Taawun,
Makin Kuatnya Sikap Eksploitisme, Merajalelanya Sikap Hidup Holiganistik di Kalangan
Remaja, Makin Suburnya Kompetisi Perbuatan Laghow (Sia-Sia). Sehingga, dibutuhkanlah
Imtaq yang menjadi pegangan untuk kita orang yang beriman untu tetap lurus dijalan Allah,
dan menjalankan segala perintahnya walaupun di dunia yang modern ini memiliki beberapa
efek negative. Sehingga, dapat disimpulkan Imtaq ini sebagai pelindung atau benteng bagi
kita orang mukmin dalam menghadapi dunia yang modern ini.
3.2. Saran
Menyadari bahwa penyusun masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penyusun akan
berusaha untuk lebih fokus dan detail dalam menjelaskan makalah di atas dengan sumber-
sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggungjawabkan.
Penyusun bersedia menerima kritik dan saran dalam bentuk apapun dari pembaca yang
sifatnya positif dan membangun, agar makalah ini menjadi lebih baik kedepannya. Penyusun
akan menerima kritik dan saran tersebut sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki
makalah ini di kemudian hari. Semoga makalah berikutnya dapat penyusun selesaikan dengan
hasil yang lebih baik lagi.
9
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Sudirman. 2015. Management of Student Development (Perspektif Al-Quran dan As-
Sunnah). Riau: Indragiri.
Luth, Thohir dkk. 2015. Buku Daras Pendidikan Agama Islam di Universitas Brawijaya. Malang:
Pusat Pembinaan Agama (PPA) Universitas Brawijaya.
Almath, Muhammad Faiz. 2008. 1100 Hadist Terpilih Sinar Ajaran Muhammad. Depok: Gema
Insani.
Wahyuddin dkk. 2009. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi.Surabaya: PT. Gramedia
Widhasarana Indonesia.
Abdullah bin Abdil Hamid Al-Atsari. 2006. Intisari Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Jakarta:
Pustaka Imam As-Syafii.
http://www.risalahislam.com/2014/06/Pengertian-Takwa-Menurut-Bahasa-Istilah.html
https://www.facebook.com/notes/al-quran-is-my-inspiration/surat-002-al-baqarah-ayat-1-
5/187629841398/
http://saifuddinasm.com/2013/10/09/ali-imran133-136-berpacu-meraih-maghfirah-2/
10