Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Zaman telah berubah, segala sesuatu menjadi lebih mudah saat ini. Masyarakat di
berbagai penjuru dunia telah memasuki suatu era baru, era dimana segala urusan duniawi
semakin dipermudah, Era ini disebut dengan era globalisasi. Zaman modern yang serba mudah
ini telah membawa dampak terhadap perkembangan kehidupan manusia, tidak terkecuali umat
muslim di seluruh dunia. Umat muslim pada zaman modern ini semakin mementingkan urusan
duniawi dibandingkan urusan agama. Itu terlihat jelas dengan banyaknya penyimpangan-
penyimpangan yang dilakukan umat muslim yang telah melanggar Aqidah. Banyak pula
muncul paham-paham tentang Islam yang radikal yang membunuh sesama manusia dengan
mengatasnamakan jihad agar mendapatkan surga pada akhirnya. Padahal, seharusnya kemajuan
teknologi dan informasi ini dapat dimanfaatkan umat muslim untuk menjadi lebih baik dan
untuk bangkit lagi menuju masa-masa kejayaan islam seperti dahulu kala.
Oleh karena itu sangat diperlukan adanya pendidikan agama islam bagi umat muslim baik
dari umur yang masih dini hingga dewasa. Pendidikan agama islam tersebut dapat diberikan
dengan banyak cara, seperti melalui pendidikan di sekolah ataupun dengan berdakwah. Adanya
pendidikan agama islam tersebut dapat dijadikan sebagai tameng dari pengaruh-pengaruh buruk
dari luar. Umat muslim akan mengerti tentang hal yang dianjurkan dan diperbolehkan menurut
pandangan agama islam, maupun tentang hal yang dilarang oleh ajaran islam itu sendiri. Pada
akhirnya umat muslim akan dapat benar-benar menjadi umat yang taat dan taqwa dalam arti
yang sebenar-benarnya taqwa, sehingga tidak akan ada lagi konflik ataupun gerakan-gerakan
islam yang berbau radikal.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari iman dan taqwa?
2. Bagaimana tanda-tanda orang beriman?
3. Bagaimana implikasi iman dalam kehidupan?
4. Bagaimana korelasi iman dan taqwa?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari iman dan taqwa.
2. Untuk mengetahui tanda-tanda orang beriman.
3. Untuk mengetahui implikasi iman dalam kehidupan.
4. Untuk mengetahui korelasi iman dan taqwa.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Iman


Secara harfiyah, iman adalah percaya (membenarkan), yakin terhadap sesuatu, pengertian
secara harfiyah ini memungkinkan kita untuk mempercayai yang haq maupun yang bathil atau
dapat dikatakan kita mempercayai mana kebenaran dan yang mana kesesatan atau perbuatan
maksiat.
Secara terminologis, iman juga dapat dipahami berdasarkan Sabda Rasulullah SAW yang
diriwayatkan oleh ibnu maja yaitu, Iman didefinisikan dengan diyakini didalam hati (tashdiqun
bil qalbi), diikrarkan dengan lisan (qaulun bil lisaan) dan diwujudkan dengan amal perbuatan
kita ( amalun bil arkan)1 sehingga dalam sabda rasul ini dapat disimpulkan iman merupakan
kesatuan antara hati, ucapan dan tingkah laku atau perbuatan.
Lalu dalam sabda Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Muslim atau yang lebih kita kenal
dengan Rukun Iman , yakni iman adalah percaya kepada Allah, kepada malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya dan percaya pada hari akhir serta percaya kepada qadar
(ketentuan) yang baik maupun yang buruk.
Iman, dalam bahasa Arab, secara harfiah berarti ketenangan dan kepercayaan. Kosakata
al-imn, terambil tiga kosakata lain, yaitu al-amn (keselamatan), al-amnah (menepati janji),
dan al-amn (keamanan). Dengan demikian, Allah dengan kebijaksanaan-Nya hendak
menanamkan dalam hati orang yang beriman rasa aman dan ketenangan jiwa yang tampak pada
sikap dan perbuatannya. Iman sendiri adalah pernyataan syahdah (persaksian bahwa tiada
Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah) dalam relung jiwa. la juga
diumumkan kepada khalayak ramai dengan ucapan dan tindakan. Berbagai aliran dalam
pemikiran Islam memiliki ukuran yang berbeda dalam menetapkan keberadaan iman dalam diri
seseorang. Terkadang iman diukur dan amal perbuatan saja. Karena itu, barang siapa yang
mengingkari ajaran-ajaran Al-Quran dengan sengaja dan terang-terangan, ia telah keluar dari
Islam (menurut Khawarij dan Mutazilah).Terkadang iman juga diukur dengan ucapan dan
perbuatan lisan yang dinyatakan di depan Tuhan dan khalayak ramai (menurut jjanafiyyah dan
Maturidiyyah) dan terkadang dengan kata-kata dan perbuatan bersama-sama (menurut
Hanbaliyyah). Juga, ada kalanya iman diukur dengan pembenaran dan keyakinan dalam kalbu
(menurut Asyariyyah). Imam AI-Ghazalidengan memadukan ketiga unsur iman: penegasan
hati, ucapan, dan tindakanmengatakan, Kalbu merupakan poros tempat beredarnya iman.
Ucapan lisan adalah syarat iman kecuali dalam keadaan yang tidak memungkinkan. Dan amal-
amal ketaatan yang dilakukan dengan semangat imanlah yang paling Iengkap dan sempurna.2
Sehingga dapat di tarik kesimpulan, secara sempurna pengertian iman adalah
membenarkan (mempercayai) Allah dan segala apa yang datang dari pada-Nya sebagai wahyu
melalui rasul-rasul-Nya dengan kalbu, mengikrarkan dengan lisan dan mengerjakan dengan
perbuatan.

2.2. Pengertian Taqwa


Pengertian taqwa, berdasarkan asal maknanya dalam bahasa Arab, berarti meletakkan diri
di dalam tempat perlindungan yang rapi. Bisa juga berarti meletakkan sesuatu dalam tempat
yang terjaga agar tidak rusak.
Sedangkan menurut para pakar, taqwa adalah suatu daya atau potensi yang ada di dalam
jiwa yang mampu secara aktif mencegah seseorang dalam melakukan larangan Allah dan
mendorongnya untuk melaksanakan perintah-Nya. Kemampuan ini demikian kuatnya sehingga

1
Luth, Thohir dkk, Buku Daras Pendidikan Agama Islam di Universitas Brawijaya, (Malang: Pusat Pembinaan
Agama (PPA) Universitas Brawijaya, 2015), hlm 93

2
Faridl, Mutiara Akhlak Rasulullah SAW, (Bandung: Mizania, 2006), hlm 24-25

2
membentuk sikap mental seseorang untuk mematuhi syariat Allah, dan hal ini timbul dalam diri
seseorang, bukan dari luar.
Menurut Afif Abdulullah Al Fahah Thabbarah, Taqwa adalah seorang memelihara dirinya
dari segala sesuatu yang mengundang kemarahan Allah dan dari segala sesuatu yang
mendatangkan mudharat baik dirinya maupun orang lain.
Taqwa mengandung pengertian yang berbeda-beda di kalangan ulama, namun semuanya
bermuara pada satu pengertian yaitu seorang hamba melindungi dirinya karena takut akan
kemurkaan Allah dan juga siksa-Nya. Hal itu dilakukan dengan melaksanakan yang
diperintahkan dan menjauhi yang dilarang-Nya.Orang yang memiliki sikap mental demikian
itulah yang digelari Allah sebagai orang bertaqwa.
Taqwa merupakan derajat tertinggi dari keimanan seseorang, dimana individu tersebut
mampu benar-benar melaksanakan segala perintah dari Allah SWT sesulit apapun itu, dapat
benar-benar menjauhi segala larangan Allah SWT semudah apapun itu, dan itu semua dilakukan
secara konsisten atau tidak berubah-ubah semata-mata hanya karena takut akan siksa ataupun
murka dari Allah SWT kelak.
Proses terbentuknya taqwa dapat melalui beberapa cara, seperti melalui contoh yang
diberikan baik oleh orangtua maupun orang-orang di sekitar, sehingga akan tergugah atau
terbiasa, lalu berekeinginan untuk melakukan hal yang telah dicontohkan, atau dapat pula
melalui pendidikan agama islam di sekolah maupun di perguruan tinggi yang nantinya akan
disampaikan secara jelas tentang keimanan dan ketaqwaan oleh para pengajar pendidikan
agama islam tersebut.
Ciri-ciri orang bertaqwa menurut al-Quran yaitu terdapat pada surah al-Baqarah: 2-4
yang berbunyi :


( )


( )


( )
Kitab (al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan
menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dan mereka yang
beriman kepada Kitab (al-Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah
diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. (QS al-Baqarah:
2-4)

2.3. Substansi Iman


Dalam sabda Rasulullah , beliau menyebutkan bahwa iman adalah percaya kepada Allah,
para malaikat-Nya, kitab-kitab suci Nya, rasul-rasul Nya, Hari Kebangkitan, dan kepastian dari
Tuhan, yang baik atau yang buruk, yang kita kenal sebagai Rukun Iman berikut implementasi
dari Rukun Iman tersebut:3

Iman kepada Allah


pembenaran atas adanya Allah yang Maha Pencipta, mengetahui yang ghaib, Rabb segala
sesuatu, bahwa tiada Ilah yang patut disembah kecuali Dia dan dengan asma dan sifatNya.
Iman kepada Allah juga merupakan bentuk konsekuensi setelah mengucapkan kalimat tauhid

3
Tim Dosen PAI, Buku Daras Pendidikan Agama Islam Universitas Brawijaya, (Malang: Pusat Pembinaan
Agama Universitas Brawijaya, 2015), hlm. 94-95

3
Implementasi iman kepada Allah menurut Abdul Majid adalah:
1) Ikhlas dalam melaksanakan ibadah, baik ibadah Itiqodiyah, qouliyah maupun ibadah
praktis. Adapun yang meliputi ibadah Itiqodiyah adalah yakin bahwa Laa Ilaha Illallah,
cinta kepada Allah, takut kepada Allah SWT dengan mengharap rahmatNya.Ibadah
qouliyah meliputi mengucap kalimat syahadat, istighfar, doa, dll. Sedangkan ibadah
praktis meliputi rukun islam dan amalan-amalan lain yang disukai Allah SWT.
2) Iman secara konsekuen yaitu tidak hanya di lisan saja seseorang mengaku iman akan
tetapi dia harus konsekuen dengan aturan iman itu sendiri misal membenarkan semua
yang datang dari Allah SWT, menunsiksn kewajiban, amar maruf nahi munkar, dll.
Iman Kepada Malaikat-malaikat Nya
Iman kepada malaikat Allah adalah pembenaran bahwa malaikat itu ada, dan diciptakan dari
cahaya, bahwa mereka mempunyai tugas masing-masing terhadap hamba Allah.
Implementasi iman kepada Malaikat :
Sebagai contoh, ketika mengimani Malaikat Jibril yang bertugas menyampaikan wahyu Allah
swt, maka wujudnya dengan mengimani, memahami dan mengamalkan Al-Quran. Oleh
karena itu, kita harus mengetahui tugas masing-masing malaikat dan membenarkan bahwa
malaikat itu ada.
Iman Kepada Kitab-Kitab Nya
Iman kepada kitab Allah adalah meyakini bahwa itu adalah wahyu yang diberikan kepada
rasulnya, dan dia adalah petunjuk untuk mengetahui antara yang baik dan yang buruk, serta
yakin bahwa Allah benar-benar memfirmankan. Ada empat kitab suci yang kita imani yaitu :
a. Taurat, diwahyukan kepada Nabi Musa As; b. Zabur, diwahyukan kepada Nabi Daud As;
c. Injil, diwahyukan kepada Nabi Isa As; d. Al-Quran, diwahyukan kepada Nabi
Muhammad SAW. Sehingga kita selain mengetahui empat kitab dan siapa Nabi yang
menerimanya kita juga harus meyakini bahwa Al-Quran menghimpun seluruh kandungan
kitab-kitab terdahulunya, Sehingga Al-Quran adalah kitab yang paling sempurna dan yang
menjadi pedoman hidup kita sampai hari kiamat nanti.
Iman Kepada Rasul-Rasul Allah
Iman kepada rasulnya adalah marifat kepada nabi dan rasulnya yang ditutup oleh nabi
Muhammad SAW, meyakini bahwa mereka adalah utusanNya dan menjadi pembimbing kea
rah kebaikan. Bahwa mereka adalah manusia biasa yang mendapat keistimewaan dari Allah
yaitu berupa wahyu dan mujizat. Dan bukan hanya meyakini akan tetapi kita juga harus
membenarkan dengan kita menjalankan segala apa yang disunahkan kepada kita. Menjadikan
mereka sebagai suri tauladan dalam menjalani kehidupan di dunia.
Iman Kepada Hari Akhir
Iman kepada hari kiamat hakikatnya yaitu marifat dengan adanya hari akhir beserta di
dalamnya tanda-tandanya yang tadinya belum telihat atau belum terjadi, serta kejadian setelah
kematian yaitu adanya hari kebangkitan, adanya siksa kubur dan kehidupansetelah adanya
surge dan neraka. Sehingga kita menjadi sadar bahwa dunia adalah bukan menjadi tujuan
hidup manusia.
Iman Kepada ketentuan Allah
Iman kepada takdir Allah hakikatnya adalah marifat dengan keputusan yang ada baik dalam
penciptaan maupun cara mengaturnya dan yakin bahwa segala sesuatu yang belum dan sudah
terjadi adalah keputusannya tidak ada yang dapat mengetahui kecuali ilmu orang sejajar
dengan ilmu Allah. Karena memang seseorang tidak akan pernah mengetahui kecuali sesuatu
hal dengan tepat kecuali jika orang tersebut mengetahui ilmunya. Misal seorang yang bodoh
tentang ilmu kedokteran dia akan menentang seorang dokter yang membedah perut
pasiennya. Akan tetapi kjika ia tahu bahwa dokter adalah ahlinya maka dia akan menentang
mengakui ketidakmengertiannya.Hal ini sama dengan sikap seorang mukmin yang mengakui
kemahasempurnaan Allah. Maka jika suatu peristiwa menimpa dirinya dia yakin bahwa akan

4
ada hikmahnya. Namun jika dia belum mendapat makna dari balik peristiwa maka dia akan
mengakui ketidakmengertiannya akan ilmu Allah dan tidak akan menentangnya.
Dari pengertian iman dan hakikatnya di atas kita dapat mengimplementasikan rukun iman
yang enam itu selain dengan kayakinan dalam hati kita yaitu dengan menjalankan segala
perintah yang diberikan Allah dan menjauhi semua larangannya dengan berpedoman al Quran
yang dijelaskan dalam sunnah. Pasrah dengan keputusanNya dan ridlo dengan takdirnya.

2.4. Tanda- Tanda Orang Beriman


Di dalam Al-Quran telah banyak menjelaskan tanda-tanda orang yang beriman, seperti:
1. Bergetar hatinya ketika disebut nama Allah. Bergetar hatinya karena rasa dekat dengan
Nya, atau karena takut akan siksa-Nya atau karena sangat bahagia. (QS.Al Anfal: 2)
2. Bertambah keimanannya ketika dibacakan ayat-ayat Allah. Baik ayat Quraniyah (Al-
Quran) maupun ayat Kauniyah (alam semesta), kemudian bergejolak hatinya untuk segera
mewujudkannya atau melaksanakannya.(QS. Al Anfal: 2)
3. Senantiasa bertawakal kepada Allah. Artinya secara lahiriyah mereka bersungguh sungguh
atau berusaha keras dan secara batiniyah dengan banyak berdoa memohon dengan penuh
harap kepada Allah kemudian berhasil dan tidaknya berserah diri kepada Allah. Jika
berhasil ia bersyukur dan tidak menyombongkan diri dan jika gagal ia bersabar (Q.S.Al
Anfal:2 dan At Taubah: 52)
4. Mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rejeki. Mereka rajin dalam menunaikan
shalat, baik wajib maupun sunnah serta menafkahkan sebagian rejekinya untuk kepentingan
kemaslahatan umat di jalan yang diridhai Allah Swt. (QS. Al Anfal: 3).
5. Memelihara amanah dan menepati janji, seorang mukmin tidak akan mudah berkhianat atas
amanah yang telah dipikulnya. Akan tetapi, akan senantiasa memegang amanah dan
menepati janjinya. (QS. Al Mukminun: 6)
6. Berjihad di jalan Allah dan gemar menolong. Bersungguh-sungguh dalam menegakkan
ajaran Allah baik dengan harta benda maupun jiwa yang dimilikinya. (Q.S. Al Anfal:74)
7. Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan (Q.S. Al
Muminun: 3,5). Perkataan yang bermanfaat atau yang lebih baik dalah yang berstandar
ilmu Allah, yaitu Al-Quran dan menurut Sunnah Rasulullah.
8. Tidak meninggalkan pertemuan sebelum meminta izin (An Nur:62). Sikap seperti itu
merupakan salah satu sikap hidup seorang mukmin, orang yang berpandangan dengan
ajaran Allah dan menurut Sunnah Rasul.4

Akidah Islam sebagai keyakinan akan membentuk perilaku bahkan akan mempengaruhi
kehidupan seorang muslim. Abu Ala Al Maududi menyebutkan bahwa tanda orang yang
beriman adalah sebagai berikut:

1. Menjauhkan diri dari pandangan yang sempit dan picik.


2. Mempunyai kepercayaan terhadap diri sendiri.
3. Mempunyai sifat rendah hati dan khidmat.
4. Senantiasa jujur, adil dan amanah.
5. Tidak bersifat murung dan putus asa dalam menghadapi setiap persoalan dan situasi dalam
hidup.
6. Mempunyai pendirian teguh, sabar, tabah, dan optimis.
7. Mempunyai sifat satria, semangat, berani, tidak gentar menghadapi resiko bahkan tidak
takut terhadap maut.
8. Mempunyai sifat hidup damai dan ridha.
9. Patuh, taat, disiplin menjalankan peraturan agama.

4
Wahyuddin dkk, Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi, (Surabaya: PT. Gramedia Widhasarana
Indonesia, 2009), hlm. 37-39

5
Iman sangat berpengaruh dan bermanfaat dalam kehidupan manusia. Iman bukan
hanya sekedar kepercayaan yang berada dalam hati manusia, tetapi dapat menjadi
kekuatan yang mendorong dan membentuk sikap dan perilaku hidup islami. Apabila
tanda-tanda yang telah disebutkan di atas dapat ditemukan dalam diri setiap umat
muslim, maka akan terwujud kehidupan yang aman, tenteram, damai dan sejahtera.
2.5. Implikasi Iman dalam Kehidupan
Iman mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan manusia
sehingga ada bebarapa pokok manfaat dan pengauh iman pada kehidupan manusia:5
Iman melenyapkan kepercayaan pada kekuasaan benda
Pegangan orang yang beriman adalah Surat al Fatihah : 1-7 karena dalam kandungan surat
tersebut memberikan pengertian bahwa jika Allah telah memberi pertolongan tidak ada
satupun kekuatan yang mampu untuk mencegahnya. Dan sebaliknya, jika Allah
menimpakan suatu bencana, maka tidak ada satupun kekuatan yang sanggup untuk
menahannya. Itu semua untuk menghilangkan kepercayaan pada kufarat, takhyul ataupun
jampi-jampi.
Iman menanamkan semangat berani menghadapi maut.
Pegangan orang beriman dalam persoalan hidup dan mati terdapat dalam Al Quraan Surat
Al-Nisa : 78 Takut akan menghadapi maut membuat seseorang menjadi pengecut sehingga
tidak berani mengungkapkan kebenaran atau mengambil resiko karena dimana pun engkau
berada kematian akan mendapatkan mu kendatipun kamu berada dalam benteng yang tinggi
lagi kokoh
Iman menanamkan self help dalam kehidupan
Pegangan orang beriman dalam hal ini ialah firman Allah dalam Surat Hud :6
Rezeki dan mata pencaharian sangat diperlukan dalam kehidupan manusia sehingga,
terkadang banyak orang yang terlena dengan melakukan kemaksiatan dalam memperoleh
penghasilan. Sebagai orang yang beriman kita harus berusaha dengan usaha yang baik, dan
diridhoi oleh Allah karena sesungguhnya Allah mengetahui apapun yang kita lakukan dan
akan merubah derajat suatu kaumnya apabila berusaha.
Iman memberikan ketentraman jiwa
Pegangan orang beriman dalam hal ini terdapat dalam surah al-Radu : 28
Manusia terkadang dilanda resah dan duka cita namun, dalam hati orang yang beriman
mempunyai keseimbangan sehingga hatinya tentram dan jiwanya senang.
Iman mewujudkan kehidupan yang baik
Hal ini dijelaskan dalam Surah Al-Nahl : 97, ini merupakan janji Allah bahwa barang siapa
yang mengerjakan amal shaleh baik itu laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman maka akan diberikan kehidupan yang baik dan akan diberikan balasan yang lebih
baik daripada apa yang mereka kerjakan.
Iman melahirkan sikap ikhlas dan konsekuan
Pegangan hal ini terdapat dalam surah Al-Anam : 162, Iman memberi pengaruh untuk
selalu berbuat ikhlas dan tanpa pamrih dan orang beriman senantiasa konsekuen dengan apa
yang diikrarkan-nya, baik dengan lidahnya maupun dengan hatinya.

2.6. Korelasi antara Keimanan dan Ketaqwaan


Korelasi antara keimanan dan ketaqwaan berarti menjelaskan tentang apa
hubungan antara iman dan taqwa itu sendiri. Antara iman dan taqwa sangatlah saling
5
Wahyuddin dkk, Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi, (Surabaya: PT. Gramedia Widhasarana
Indonesia, 2009), hlm. 106-109

6
terkait, dimana iman itu artinya mempercayai atau meyakini tentang ajaran dari Allah
SWT yaitu ajaran islam, maka wujud nyata dari meyakini itu adalah dengan di praktek-
kan dalam kehidupan sehari-hari, seperti shalat tepat waktu, berbicara yang sopan
santun, melaksanakan ibadah puasa, melaksanakan ibadah haji maupun umrah dan juga
menjauhi segala hal yang dilarang dalam ajaran Islam. Kegiatan tersebut dilaksanakan
secara berkesinambungan tanpa terputus-putus, jika telah dilaksanakan secara konsisten
maka itulah yang dikatakan sebagai muslim yang bertaqwa dalam arti yang sebenar-
benarnya.
Dalam ayat al-Quran dijelaskan pula korelasi antara iman dan taqwa yaitu :



()




)(



)(

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu)
orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-
orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-
orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atu menganiaya dirinya sendiri, mereka ingat
akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat
mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu,
sedang mereka mengetahui. (QS Ali Imran: 133-135)

Ayat di atas menunjukkan bahwa Allah telah menyiapkan sesuatu yang baik (surga)
sebagai balasan bagi umatnya yang mau beriman dan bertaqwa dan Allah sangat menyukai
orang-orang yang mau bersegera dalam bertaubat jika telah melakukan dosa sekecil apapun itu,
karena hanya Allah yang dapat mengampuni dosa-dosa dari umatnya.

2.7. Imtaq Membimbing IPTEK


Pada zaman kehidupan dimana ilmu dan pengetahuan berkembang secara pesat ini, ada
banyak aspek kehidupan yang telah berubah, baik berubah menjadi lebih baik atau menjadi
lebih buruk. Salah satu aspek yang berubah menjadi lebih baik adalah dimana telah banyak
ditemukannya alat-alat canggih yang dapat membantu kehidupan manusia agar menjadi lebih
praktis dan efisien, namun dibalik itu semua banyak terdapat penyalahgunaan dari ilmu
pengetahuan yang tumbuh pesat tersebut. Salah satunya adalah dengan terjadinya Perang Dunia
II. Pada peristiwa tersebut telah terjadi pembunuhan dan penjajahan terhadap kaum-kaum
tertentu di berbagai belahan dunia. Yang sangat terkenal adalah pada peristiwa Hiroshima dan
Nagasaki. Kedua kota di Jepang tersebut telah dijatuhi bom oleh pasukan sekutu yang
menyebabkan kedua kota tersebut hancur dan menyebabkan kematian masal di kota tersebut.
Penyalahgunaan itulah salah satu dampak dari tidak dikendalikannya laju ilmu pengetahuann
oleh iman dan taqwa. Itu menyebabkan terjadinya bencana kemanusiaan dimana-mana.

Demikian pula dengan kehidupan modern saat ini yang ditandai dengan semakin pesatnya
laju perkembangan teknologi informasi, komunikasi dan transportasi, sehingga hubungan
antarnegara maupun antar benua semakin mudah. Dengan adanya kemudahan di berbagai lini

7
kehidupan tersebut, banyak dijumpai perubahan-perubahan norma dan gaya hidup dari
masyarakat dunia. Ada beberapa dampak negatif yang ditimbulkan di antaranya:6

1. Terciptanya Gaya Hidup Materialistik


Gaya hidup materialistic adalah gaya hidup yang berorientasi pada penumpukan materi.
Gaya hidup ini mementingkan dari jumlah materi yang dimiliki. Ukuran dari baik buruk
seseorang hanya dilihat melalui harta yang dimilikinya. Sikap hidup seperti inilah yang
melahirkan banyaknya tindak korupsi. Masyarakat zaman sekarang berusaha untuk meraih
materi sebanyak-banyaknya dengan segala cara walaupun cara itu merupakan perbuatan
dosa sekalipun.
2. Lenyapnya Sikap Hidup Taawun
Pada abad globalisasi ini, manusia cenderung bersikap individualistis dan lebih
mementingkan egonya terhadap sesamanya. Sikap hidup tolong-menolong yang merupakan
sifat dasar manusia telah mengalami penipisan dan bahkan berangsur-angsur menghilang.
3. Makin Kuatnya Sikap Eksploitisme
Sikap hidup eksploitisme adalah sikap hidup manusia yang suka memeras, menghisap
kepada pihak yang lemah. Ini dibuktikan dengan banyaknya praktek-praktek penjajahan
ekonomi yang tersusun secara sistematis, teratur dan terkoordinasi.
4. Merajalelanya Sikap Hidup Holiganistik di Kalangan Remaja
Sikap hidup holiganistik adalah sikap hidup liar, urakan ganas dan sadis yang dilakukan
oleh para remaja, sikap hidup seperti ini adalah cerminan dari tidak dipegangnya ajaran-
ajaran dalam agama itu sendiri.
5. Makin Suburnya Kompetisi Perbuatan Laghow (Sia-Sia)
Pada abad globalisasi ini, manusia cenderung untuk berlomba-lomba untuk memenangkan
segala aspek kehidupan baik dari hal sepele atau bahkan sampai hal-hal yang berbau
maksiat. Dapat di ambil contoh pada kehidupan remaja yang berlomba-lomba untuk
membeli minuman beralkohol dengan harga yang paling mahal.
Gaya kehidupan seperti di atas tersebut lebih banyak disebabkan gairah manusia atau
nafsu manusia itu sendiri. Ketaatan terhadap ajaran agama mulai luntur dan berangsur-angsur
menghilang.
Oleh karena itu dibutuhkan adanya pembelajaran tentang agama baik melalui dunia
pendidikan maupun melalui kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang berguna untuk kembali
memunculkan keimanan dan ketaqwaan masyarakat dalam melaksanakan setiap kegiatan dalam
kehidupannya. Dengan adanaya sikap iman dan taqwa maka kecenderungan manusia untuk
berbuat maksiat akan semakin berkurang.

6
Wahyuddin dkk, Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi, (Surabaya: PT. Gramedia Widhasarana
Indonesia, 2009), hlm. 113-116

8
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1. Iman merupakan kesatuan antara hati, ucapan dan tingkah laku atau perbuatan. Terdapat 6
Rukun Iman, yakni iman adalah percaya kepada Allah, kepada malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya dan percaya pada hari akhir serta percaya kepada qadar
(ketentuan) yang baik maupun yang buruk.Taqwa menurut Bahasa yaitu memelihara diri
dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-perintah-Nya; dan menjauhi segala
larangan-larangan-Nya; tidak dapat diartikan dengan takut saja. Taqwa menurut istilah yaitu
mentaati perintah dari Allah SWT, menjauhi segala larangannya dan menjaga diri agar
terhindar dari api neraka atau murka Allah SWT.
2. Terdapat 6 wujud dari iman yang biasa disebut sebagai rukun iman, yaitu iman kepada
Allah SWT, iman kepada malaikat Allah, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada
Rasul Allah, iman kepada hari akhir, dan iman kepada takdir baik maupun takdir buruk.
Keenam hal tersebut harus dapat diimplementasikan ke dalam kehidupan setiap umat
muslim.
3. Setiap orang yang beriman pasti memiliki tanda-tanda dalam dirinya, seperti senantiasa
bertawakal pada Allah, selalu mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya,
amanah, dan lain sebagainya. Apabila tanda-tanda tersebut dapat ditemukan pada diri setiap
umat muslim maka akan terciptalah kehidupan yang aman, damai, tenteram, dan sejahtera.
4. Implikasi Iman dalam Kehidupan Sehari-hari, Iman memiliki banyak manfaat dan pengaruh
yang amat besar dalam kehidupan manusia antara lain ; iman dapat melenyapkan
kepercayaan terhadap kekuasaan benda, menanamkan semangat berani akan maut,
menanamkan sikap self help, memberikan ketenangan jiwa, mewujudkan kehidupan yang
baik, melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen dan mencegah penyakit.
5. Korelasi iman dan taqwa yaitu pada penerapan dalam kehidupan sehari-hari dari
keyakinannya terhadap ajaran Agama Islam yang akan dilaksanakan atau diterapkan secara
konsisten dalam kegiatan sehari-hari sehingga pada akhirnya akan mendapatkan derajat
yang tinggi di sisi Allah SWT kelak.
6. Imtaq membimbing IPTEK, didunia yang modern ini perkembangan teknologi dan
informasi sangatlah cepat dan semua orang dapat dengan mudah mengaksesnya namun,
perkembangan ilmu pengetahuan di zaman yang modern ini memberikan beberapa efek
negatif seperti; Terciptanya Gaya Hidup Materialistik, Lenyapnya Sikap Hidup Taawun,
Makin Kuatnya Sikap Eksploitisme, Merajalelanya Sikap Hidup Holiganistik di Kalangan
Remaja, Makin Suburnya Kompetisi Perbuatan Laghow (Sia-Sia). Sehingga, dibutuhkanlah
Imtaq yang menjadi pegangan untuk kita orang yang beriman untu tetap lurus dijalan Allah,
dan menjalankan segala perintahnya walaupun di dunia yang modern ini memiliki beberapa
efek negative. Sehingga, dapat disimpulkan Imtaq ini sebagai pelindung atau benteng bagi
kita orang mukmin dalam menghadapi dunia yang modern ini.

3.2. Saran
Menyadari bahwa penyusun masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penyusun akan
berusaha untuk lebih fokus dan detail dalam menjelaskan makalah di atas dengan sumber-
sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggungjawabkan.
Penyusun bersedia menerima kritik dan saran dalam bentuk apapun dari pembaca yang
sifatnya positif dan membangun, agar makalah ini menjadi lebih baik kedepannya. Penyusun
akan menerima kritik dan saran tersebut sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki
makalah ini di kemudian hari. Semoga makalah berikutnya dapat penyusun selesaikan dengan
hasil yang lebih baik lagi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Sudirman. 2015. Management of Student Development (Perspektif Al-Quran dan As-
Sunnah). Riau: Indragiri.

Luth, Thohir dkk. 2015. Buku Daras Pendidikan Agama Islam di Universitas Brawijaya. Malang:
Pusat Pembinaan Agama (PPA) Universitas Brawijaya.

Almath, Muhammad Faiz. 2008. 1100 Hadist Terpilih Sinar Ajaran Muhammad. Depok: Gema
Insani.

Wahyuddin dkk. 2009. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi.Surabaya: PT. Gramedia
Widhasarana Indonesia.

Faridl. 2006. Mutiara Akhlak Rasulullah SAW. Bandung: Mizania.

Abdullah bin Abdil Hamid Al-Atsari. 2006. Intisari Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Jakarta:
Pustaka Imam As-Syafii.

http://www.risalahislam.com/2014/06/Pengertian-Takwa-Menurut-Bahasa-Istilah.html

https://www.facebook.com/notes/al-quran-is-my-inspiration/surat-002-al-baqarah-ayat-1-
5/187629841398/

http://saifuddinasm.com/2013/10/09/ali-imran133-136-berpacu-meraih-maghfirah-2/

10

Anda mungkin juga menyukai