Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehidupan masyarakat yang modern dengan arus globalisasi yang
cenderung pada materialism-hedonistik sering mendewa-dewakan harta,
kedudukan dan kemewahan tanpa menghiraukan norma-norma agama,
dipengaruhi beberapa faktor, baik eksternal maupun internal dalam diri manusia
itu sendiri, sehingga manusia sering kehilangan pedoman hidup.
Islam sebagai agama mempunyai dua dimensi yaitu aqidah atau keyakinan
dan sesuatu yang diamalkan atau amaliyah. Amal perbuatan tersebut merupakan
perpanjangan dan implementasi dari aqidah itu. Islam adalah agama yang
bersumber dari Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW
yang berintikan keimanan dan perbuatan. Keimanan dalam islam merupakan dasar
atau pondasi yang diatasnya berdiri syariat-syariat islam. Keimanan kita kepada
Allah SWT harus terus menerus dipupuk agar semakin kokoh dan kuat, karena
ketika keimanan kita terkikis akan menyeret kita kepada kufur. Kekufuran apabila
tertanam dalam jiwa manusia akan menjerumuskan kepada perbuatan yang
menyimpang yaitu syrik dan nifaq. Iman, kufur dan nifaq termasuk hal yang dapat
membatalkan tauhid seseorang setidaknya mengurangu kesempurnaan keimanan
seseorang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian iman ?
2. Apa pengertian kufur ?
3. Apa pengertian nifaq ?
4. Apa pengertian syirik ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Iman
1. Pengertian Iman
Pengertian iman menurut, etimologi berarti pembenaran hati. Secara
terminologi iman berarti pengakuan dengan lisan, dan pengamalan dengan
anggota badan.
Pengertian iman dari bahasa arab yang artinya percaya. Sedangkan
menurut istilah, pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan
dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan). Dengan demikian,
pengertian iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah
itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaanNya.
Al Qur-an mendefinisikan iman dengan ayat-ayat yang sangat jelas
tentang ciri-ciri orang-orang beriman. Jika kita cermati ayat-ayat ini selalu
menghubungkan iman sebagai aktifitas hati dengan amal saleh (kerja yang
baik atau amalan produktif) sebagai aktifitas.
Orang-orang yang memiliki kecintaan kepada Allah dan Kitab Suci-
Nya sehingga selalu membaca Al Qur-an, mengkaji kandungannya, dan
mengamalkan isinya. Mereka juga menunaikan rukun Islam: menegakkan
syahadat, mendirikan sholat, berzakat, dan lain-lain.1
Jadi seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang beriman)
sempurna apabila memenuhi unsur yang ada dalam definisi iman di atas.
Apabila seseorang mengakui dalam hatinya tentang keberadaan Allah, tetaapi
tidak diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan, maka
orang tersebut tidak dapat dikatakaan sebagai mukmin yang sempurna, sebab
unsur-unsur keimanan tersebut merupakan suatu kesatuan yang uruh dan tidak
dapat dipisahkan.
Firman Allah yang artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila
disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-
1
Siti Muhayati, “Iman Kepada Allah dan Perhatian Orang Tua Terhadap Budaya
Nyontek Anak Usia Sekolah Dasar” (Jakarta: Bumi Aksara, 1996). Hal. 129

2
ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah
mereka bertawakkal. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang
menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.” (Al-
Anfaal: 2-3)
2. Dalil-dalil tentang iman
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang
yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak
ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka
pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (Al Hujarat: 15)
Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari
Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman
kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya.
(Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun
(dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami
dengar dan kami taat." (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami
dan kepada Engkaulah tempat kembali." (Al Baqarah: 285)
B. Kufur
1. Pengertian Kufur
Kata kufur dalam pengertian bahasa Arab berarti menyembunyikan atau
menutup. Sedangkan menurut syari’at adalah menolak kebenaran dan berbuat
kufur karena kebodohannya. Adapun pengertian kufur yang hakiki adalah
keluar dan menyimpang dari landasan Iman. Orang yang melakukan
kekufuran, tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya disebut Kafir.
Al-Kufr secara bahasa berarti penutup. Sedang menurut deinisi syar’i
berarti tidak beriman kepada Allah dan rasul-Nya, baik dengan
mendustakannya ataupun tidak.
Persoalan persoalan kufur timbul dalam sejarah bermula dari tuduhan
kufurnya perbuatan sahabat-sahabat yang menerima arbitrasi sebagai
penyelesaian perang Siffin. Selanjutnya persoalan hukum kafir ini bukan lagi
hanya orang yang tidak menentukan hukum dengan al-Quran, tetapi juga orang
yang melakukan dosa besar, yaitu murtakibal-kabair. Kufur bisa terjadi karena
beberapa sebab, antara lain:

3
a. Mendustakan atau tidak mempercayai sesuatu yang harus diyakini dalam
syariat
b. Ragu terhadap sesuatu yang jelas dalam syariat
c. Berpaling dari agama Allah
d. Kemunafikan yakni menyembunyikan kekafiran dan menampakkan
keislaman
e. Somboong terhadap perintah Allah seperti yang dilakukan iblis
f. Tidak mau mengikrarkan kebenaran agama Allah bahkan dibarengi dengan
memeranginya, padahal hatinya yakin kalau itu benar.
2. Macam-Macam Kufur
Kufur dibagi menjadi dua macam, yaitu:2
a. Kufur akbar (kufur besar)
Kufur akbar dapat mengeluarkan pelaku dari agama islam..
Terkadang kufur besar terjadi dengan ucapan atau perbuatan yang
sangat bertolak belakang dengan iman seperti mencela Allah dan
Rasul-Nya atau menginjak Al Qur`an dalam keadaan tahu kalau itu
adalah Al Qur`an dan tidak terpaksa.
Kufur jenis ini terbagi menjadi lima, yaitu:
1) Kufrut Takdziib (Kafir karena mendustakan) dalilnya ialah firman Allah
Ta’ala QS Al-Ankabuut: 68.
2) Kufrul Ibaa’ wal Istikbaar Ma’at Tashdiiq (kafir karena menolak dan
sombong, tapi disertai dengan pembenaran) dalilnya adalah QS Al-
Baqarah: 34.
3) Kufrusy Syakk (kafir karena ragu) dalilnya adalah firman Allah QS Al-
Kahfi:35-38.
4) Kufrul I’radh (kafir karena berpaling) dalilnya ialah firman Allah QS Al-
Ahqaf: 3.
5) Kufrun Nifaaq (kafir karena nifak) dalilnya adalah QS Al-Munafiqun: 3.
b. Kufur ashghar (kufur kecil)
Kufur yang tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama Islam,
dan ia adalah kufur amali. Kufur amali ialah dosa yang disebutkan didalam
2
Ahzami Sami’un Jazuli, Kehidupan dalam Pandangan al-Qur’an, (Jakarta: Gema
Insani, 2000). Hal. 268

4
Al-Qur‟an dan As-Sunnah sebagai dosa dosa kufur, tetapi tidak mencapai
derajat kufur besar. yang termasuk kedalam kufur ashghar di antaranya
yaitu, kufur nikmat Allah, membunuh, dan bersumpah selain nama Allah.
Beberapa ayat al-Quran yang menjelaskan tentang kufur:
“Dan barang siapa tidak memutuskan perkara dengan hukum yang
diturunkan Alloh, maka mereka adalah orang-orang kafir.” (QS. Al
Maaidah: 44)
“Dan orang-orang kafir berperang di jalan thoghut.” (QS. An
Nisaa’: 76).
“Dialah yang menciptakan kalian lalu diantara kalian ada yang
kafir dan ada yang mu’min.” (QS. At Taghoobun: 2)
C. Nifaq
1. Pengertian Nifaq
Secara bahasa, kata nifak berasal dari kata nafiqa; lobang tempat keluar
hewan sejenis tikus (yarbu’) dari sarangnya, jika hendak ditangkap dari satu
lobang maka ia akan berlari ke lobang lainnya dan keluar darinya. Ada yang
berpendapat, berasal dari kata an-nafaq, lobang terowongan yang digunakan
untuk bersembunyi. Sedangkan menurut syar’i, makna nifaq ialah
menampakkan keislaman dan kebaikan serta menyembunyikan kekafiran dan
keburukan.
Secara gramatikal bahasa Arab, kata nifaq merupakan mashdar (kata
jadian) dari tsulatsi mazid biharfin wahid, yaitu naafaqa, yunaafiqu,
munaafaqah, dan nifaaq yang berarti memasukkan sesuatu dengan
mengeluarkan yang lain. Sedangkan kata munafiq adalah kata sifat atau isim
fa’il dari kata naafaqa yang menunjukkan orang yang menyandang sifat
tersebut. Sedangkan kata munafiq adalah kata sifat atau isim fa’il dari kata
naafaqa yang menunjukkan orang yang menyandang sifat tersebut.
Berdasarkan pengertian kebahasan di atas, maka orang munafik adalah orang
yang menampakkan kebaikan pada satu sisi dan menyembunyikan keburukan
pada sisi lain, atau melaksanakan ajaran agama pada satu sisi dan
menyembunyikan kekufuran pada sisi lain.

5
Sedangkan makna nifaq secara terminologi adalah menampakkan Islam
dengan menyembunyikan kekufuran. Kata nifaq merupakan suatu termasuk
yang diperkenalkan oleh al-Qur’an. Oleh karena itu masyarakat Arab tidak
mengetahui makna lain selain makna yang dimaksud oleh al-Qur’an itu sendiri.
Sementara itu, menurut Quraish Shihab, kata munafiq terambil dari kata
nafiqa’, yang bermakna sejenis lubang tikus, semacam terowongan yang
memiliki dua lubang tempat ia keluar masuk. Jika dikejar di sini ia keluar di
sana, demikian pula sebaliknya. Quraish melanjutkan bahwa seperti itu lah
sifat orang-orang munafik, ia masuk dalam kelompok orang-orang yang
beriman dengan pengakuan mereka“saya beriman”, dan masuk pula dalam
kelompok orang-orang yang kufur dengan ucapan “aku seperti kalian.”
Dalil Tentang Nifaq:
“Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang
berpenyakit dalam hatinya berkata: "Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan
kepada kami melainkan tipu daya". (Qs.Al-Ahzab 33:12)
"Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan
sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar
dan melarang berbuat yang ma'ruf dan mereka menggenggamkan tangannya.
Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka.
Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik."
(Qs.At-Taubah 9:67)
2. Macam-Macam Nifaq
Nifaq terbagi menjadi dua macam, yaitu:
a. Nifaq i’tiqadi (nifak keyakinan)
Disebut juga dengan nifaq besar. Yaitu, menampakkan keislaman
dan menyembunyikan kekafiran. Nifaq jenis ini dapat menyebabkan
pelakunya keluar dari agama Islam secara total dan menempatkannya di
neraka yang paling bawah. Allah menyifati pelakunya dengan segala sifat
buruk; kafir, tidak mempunyai iman, tindakan mengolok-olok dan mengejek
Islam dan pemeluknya, serta kecenderungan total kepada musuh-musuh
Islam karena keikutsertaan mereka dalam memusuhi Islam.

6
Seorang munafik akan menampakkan keimanan kepada Allah, para
Malaikat, Kitb-Kitab-Nya, para Rasul-Nya, dan keimanan pada Hari Akhir.
Padahal dalam batinnya ia terlepas dari itu semua dan mendustakannya.
Nifaq jenis ini ada empat macam:
1) Mendustakan rasul atau mendustakan sebagian ajaran yang beliau bawa.
2) Membenci rasul atau membenci sebagian ajaran beliau bawa.
3) Senang jika melihat agama islam kemunduran
4) Tidak senang melihat islam menang
b. Nifaq Amali
Yaitu, melakukan suatu amalan orang-orang munafik dengan masih
menyisakan iman di dalam hati. Nifaq jenis ini tidak sampai menyebabkan
pelakunya keluar dari Islam. Hanya saja ia dapat menghantarkannya pada
hal tersebut. Di dalam diri pelakunya terdapat iman dan nifaq. Semakin
banyak ia mengerjakan amalan (nifaq) ini, itu akan menyebabkannya
menjadi seorang munafiq tulen.3
Dalilnya adalah sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya:
“ada empat sifat, jika semuanya ada dalam diri seseorang maka ia
seorang munafik tulen. Barangsiapa dalam dirinya terdapat salah sifat itu,
berarti dalam dirinya ada satu sifat kemunafikan hingga ia
meninggalkannya, yaitu jika dipercaya ia berkhianat, jika ia berbicara ia
berdusta, jika berbanji ia menyalahinya, dan jika bertikai ia berkata
kotor.” (HR Mutaffaq ‘Alaih).
D. Syrik
1. Pengertian Syirk
Syrik ialah menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal-hal yang
seharusnya ditujukan khusus untuk Allah, seperti berdoa meminta kepada
selain Allah disamping berdoa memohon kepada Allah. Atau, memalingkan
suatu ibadah tertentu seperti dzabh (penyembelihan kurban), bernadzar, doa
dan lain sebagainya kepada selain Allah.
Adapun dari segi syara’, syirik adalah segala sesuatu yang
membatalkan tauhid atau mencemarinya, dari apa saja yang dinamakan syirik

3
Fauzi Saleh, Pilar-Pilar Tauhid, (Banda Aceh: Ar-Raniry Press, 2007). Hal. 82

7
dalam al-Qur’an dan as-Sunnah. Dengan kata lain syirik adalah
mempersekutukan Tuhan dengan menjadikan sesuatu selain diri-Nya sebagai
sembahan, obyek pemujaan atau tempat menggantungkan harapan dan
dambaan.
Allah tidak mengampuni orang musryik yang mati diatas kesyrikan.
Allah Ta’ala berfirman:
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya." (Qs An-Nisa:48)
Selain itu, surga juga diharamkan atas orang musryik. Allah ta’ala
berfirman:
"Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah,
maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah
neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun."
(Qs.Al-Maidah:72)
Kesyrikan itu menghapus amal kebajikan. Allah ta’ala berfiman:
"Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari
mereka amalan yang telah mereka kerjakan." (Qs.Al-An'am : 88)
2. Macam-Macam Syirk
Terdapat dua macam Syirk yaitu:
a. Syirik Besar
Definisi Syirik al-akbar yakni menjadikan sekutu bagi Allah, baik
dalam masalah rububiyah, uluhiyah atau asma dan sifat-Nya. Syirik besar
dapat mengeluarkan pelakunya dari Islam dan menempatkannya kekal di
dalam neraka bila hingga meninggal dunia ia belum bertobat darinya.
Terdapat empat macam Syirk besar, yaitu:
1) Syirkud Da’wah (syirik do’a). Berdo’a memohon kepada selain Allah
disamping memohon kepada Allah.
2) Syirkun Niyyah wal Iradah wal Qashd (syirik niat), yaitu
memperuntukkan dan meniatkan suatu ibadah kepada selain Allah.
3) Syirk Tha’ah (syirik ketaatan); yaitu mentaati selain Allah dalam
bermaksiat kepada-Nya.

8
4) Syirkul Mahabbah (syirik kecintaan); menyamakan kecintaan kepada
selain Allah dengan kecintaan.
b. Syirk Kecil
Syirik kecil tidak sampai mengeluarkan pelakunya dari Islam tapi
dapat mengurangi (nilai) tauhid dan dapat menjadi perantara kepada syirik
besar.
Terdapat dua macam Syirk kecil, yaitu:
1) Syirik Dzahir/al-Jaliy (Syirik yang Nampak); berupa perkataan dan
perbuatan.
2) Syirik Khafiy (Tidak Nampak); yaitu kesyirikan yang terdapat pada
keinginan dan niat, seperti riya (ingin dilihat orang).

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

9
1. Pengertian iman menurut, etimologi berarti pembenaran hati. Secara
terminologi iman berarti pengakuan dengan lisan, dan pengamalan dengan
anggota badan.Pengertian iman menurut Khawarij ialah, beriktikad dalam hati
dan berikrar dengan lidah serta menjauhkan diri dari segala dosa.
2. Kufur secara bahasa berarti menutupi.
3. Menurut syar’i, makna nifaq ialah menampakkan keislaman dan kebaikan serta
menyembunyikan kekafiran dan keburukan.
4. Syrik ialah menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal-hal yang
seharusnya ditujukan khusus untuk Allah.
B. Saran
Kritik yang membangun sangat kami butuhkan baik secara isi maupun
pengeditan agar makalah kedepannya lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Siti Muhayati, “Iman Kepada Allah dan Perhatian Orang Tua Terhadap
Budaya Nyontek Anak Usia Sekolah Dasar” (Jakarta: Bumi Aksara, 1996).

10
Ahzami Sami’un Jazuli, Kehidupan dalam Pandangan al-Qur’an,
(Jakarta: Gema Insani, 2000).
Fauzi Saleh, Pilar-Pilar Tauhid, (Banda Aceh: Ar-Raniry Press, 2007).

11

Anda mungkin juga menyukai