Anda di halaman 1dari 8

Mata Kuliah : Ilmu Kalam

Prodi : KPI/PAI/HES
Semester : I (Satu)
Dosen : Dr. H. Abubakar Sidik, MAg
Materi : Materi ke-2

Setelah selesai perkuliahan ini, mahasiswa dapat menyebutkan


a. Pengerti Iman dan dalil-dalilnya
b. Pengerti Kufur dan dalil-dalilnya
c. Pengerti Fasiq dan dalil-dalilnya
d. Pengerti Murtad dan dalil-dalilnya

Pengantar

Dalam ilmu kalam, terjadi perbincangan sengit terutama menyangkut apakah seseorang
dianggap beriman atau kafir setelah dia melakukan dosa besar. Perbincangan ini melahirkan
dua aliran pokok, yaitu Murji’ah dan Khawarij. Aliran yang lain merupakan sintesa dari dua
aliran tersebut.
Sebelum masuk ke masalah tersebut, mahasiswa harus dibekali dengan makna-makna dasar
dari permasalahan yang menjadi bahan pertentangan itu. Ini agar mahasiswa dapat berpikir
sistematis dan solutif.

A. Iman (Mu’min)
1. Secara bahasa iman diambil dari kata amana ( ُ‫ )َأمْ ن‬yang berarti aman, tenangnya
hati, tidak takut. Ada juga yang menyebutnya dengan kalimat tauhid, atau
keadilan, atau akal. Makna akal lebih pas karena akal bisa menghasilkan
pengetahuan dan keyakinan tauhid.
Iman terkadang digunakan untuk nama syariat yang dibawa Nabi Muhammad, dan
sebutan bagi orang-orang yang masuk dalam lingkaran syariat Allah dan Rasulnya.
1

2. Iman menuntut tiga hal : Meyakinkan dengan hati, menyebutkan dengan lisan, dan
berbuat dengan anggota badan. Sedangkan Nabi menegaskan Iman dengan 6
rukun. 2
3. Iman secara bahasa adalah tashdiq, sedangkan menurut syara’ yaitu membenarkan
dengan hati terhadap apa yang diketahuinya dibawa oleh Rasul dari Allah SWT. 3
4. Iman menurut ulama ilmu tauhid didefinisikan sebagai suatu keyakinan yang
dibenarkan dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan diamalkan dengan anggota
badan4
5. Abdul Majid al-Zindany menggambarkan iman bahwa iman yang benar dan
diterima adalah keyakinan tanpa keraguan, yaitu perbuatan ideal dalam jihad
dengan harta dan jiwa di jalan Allah (al-Hujuraat:15) 5. Iman itu keyakinan yang
kuat dan perbuatan sebagai manfestasi keimanan itu. Keyakinan tanpa disertai
perbuatan, bukanlah iman. Sebab, Iblis pun punya keyakinan kepada Allah
1
Al-Rajib Ashfahani, mufradat alfadz al-Quran, hal 89-91
2I
Ibid.
3
Muhammad Idrus Qaim al-Din bin Badr al-Din al-Buthuny, Tanqiyat al-Qulub fi Ma’rifat ‘Allam al-
Guyub, Wizarah Syuun Diniyah al-Indonesiah, 2009, hal 52
4
Taufik Rahman, Tauhid Ilmu Kalam, Pustaka Setia, Bandung, Hal 33
5
Abdul Majid al-Zindany, al-Iman, al-Maktabah al-Tujariyah, Mekah, hal 14
sehingga dia memintanya kepada Allah (Shad:79) tapi dia disebut kafir karena
sombong (al-Baqarah:34)6
6. Dalam pembahasan ilmu kalam/ilmu tauhid, konsep iman terbagi menjadi tiga
golongan7
6.1. Iman sebagai tashdiq di dalam hati akan wujud Allah dan keberadaan Nabi
atau Rasu Allah. Jika seseorang sudah tashdiq (membenarkan/meyakini)
akan adanya Allah, ia sudah disebut telah beriman, sekalipun perbuatannya
belum sesuai dengan tuntutan ajaran agamanya. Konsep iman ini banyak
dianut oleh Mazhab Murji’ah, sebagian penganut Jahamiyah, dan
sebahagian kecil Asy’ariyah.
6.2. Iman sebagai tashdiq dalam hati dan diucapkan dalam lisan. Dengan
demikian seseorang dapat digolongkan beriman apabila ia mempercayai
dalam hatinya akan keberadaan Allah dan mengikrarkan (mengucapkan)
kepercayaan itu dengan lidah. Antara keimanan dan perbuatan manusia
tidak ada hubungan. Yang terpenting dalam iman adalah tashdiq dan ikrar.
Konsep keimanan ini dianut oleh sebahagian pemgikut Mahmudiyah
6.3. Iman sebagai tashdiq di dalam hati, ikrar dengan lisan, dan dibuktikan
dengan perbuatan, Antara iman dan perbuatan ada keterkaitan karena
keimanan seseorang ditentukan pula oleh perbuatannya. Konsep keimanan
semacam ini dianut oleh Mu’tazilah, Khawarij, dan lain-lain.
7. Iman bisa bertambah dan bisa berkurang tapi, kata pendapat lain tidak bisa
bertambah dan tidak bisa berkurang. Bertambahnya iman ketika amalnya
bertambah demikian juga sebaliknya.8
8. Menurut Abu Hanifah an-Nu’man, iman ahli langit tidak bertambah tidak berkurang.
Tetapi, imannya orang Mu’min bisa bertambah bisa berkurang 9 Orang mu’min sama
dalam hal iman dan keyakinannya, tetapi saling mengungguli dalam amal.
9. Orang yang beriman disebut Mu’min. ‫آمن يؤمن إيمانا فهو مؤمن‬
10. Wahbah Zuhayly10 memberi penjelasan bahwa tidak setiap Islam itu iman, tetapi
setiap iman itu Islam, karena orang yang iman kepada Allah telah berserah diri dan
takluk kepada Allah. Iman itu bathin (jeroan) sedangkan islam itu lahir (luaran).
Tapi, kadang iman dimaknai islam dan islam dimaksudkan iman. Sesuai firman
Allah pada al-Hujurat 14
‫ت ااْل َ ْع َرابُ ٰا َمنَّا ۗ قُلْ لَّ ْم تُْؤ ِمنُوْ ا َو ٰل ِك ْن قُوْ لُ ْٓوا اَ ْسلَ ْمنَا‬
ِ َ‫قَال‬
Orang-orang Arab Badui berkata, “Kami telah beriman.” Katakanlah
(kepada mereka), “Kamu belum beriman, tetapi katakanlah ‘Kami telah
tunduk (Islam),
11. Menurut Qadariyah dan Khawarij11, islam itu iman, setiap mu’min itu muslim, dan
setiap muslim itu mu’min, sesuai firman Allah dalam Ali Imran:19
‫اِ َّن ال ِّد ْينَ ِع ْن َد هّٰللا ِ ااْل ِ ْساَل ُم‬
Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam

B. Kufr (Kafir)

6
Ibid, hal 15
7
Taufik Rahman, hal 34
8
Ibid, hal 35
9
Abu Hanifah al-Nu’man, Al-Fiqh al-Akbar, https://shamela.ws/book/6388/27
10
Wahbah Zuhayly, Al-tafsir al-Munir fi al-Aqidah wa Al-Syariah wa al-Manhaj, Dar al-Fikr, Jilid 1, hal
345
11
Ibid, hal 346
1. Al-Kufru (‫ )الكفر‬dalam bahasa berarti menutup sesuatu. Malam disebut kafir karena
menutup orang-orang
2. Kufur nikmat artinya menutup kenikmatan dengan meninggalkan prilaku
syukurnya. Kufur sebagai pengingkaran kenikmatan banyak sekali digunakan.
Artinya kufur itu adalah yang tidak melaksanakan perbuatan yang mencerminkan
ungkapan rasa syukur
3. Yang paling banyak penggunaan kufur adalah dengan makna pengingkaran.
terhadap keesaan Allah, atau syariat, atau kenabian. Jadi Kufur itu orang yang
mengingkari keesaan Allah, atau mengingkari syariat Allah, atau mengingkari
kenabian Muhammad SAW.
4. Orang yang kufur disebut kafir
5. Kafir sering dipertentangkan secara prontal dengan mu’min. Kalau tidak mu’min ya
kafir, kalau tidak kafir ya mu’min.
6. Perbuatan kufur mempunyai berbagai corak 12
6.1. Bertalian dengan masalah ketuhanan, seperti ingkar terhadap keberadaan
Allah (Ali Imran:86)
6.2. Menyifati Allah dengan sifat yang seharusnya tidak ada pada Allah;
menjadikan Rasul sebagai Tuhan, atau menyatakan Allah berjasad,
mempunyai tempat tinggal, Allah tidak berkuasa terhadap makhlukNya,
atau mengatakan Allah tidak berbuat adil di dalam menentukan hukum.

Orang-orang yang termasuk kategori kafir adalah penganut ateisme, kaum


zindik, penyembah berhala, penganut agama majusi, dan agama-agama
lain yang bertuhan banyak, atau yang menjisimkan Tuhan. (Al-
Mu’minun:117)
6.3. Hal-hal yang bertalian dengan masalah kenabian, seperti mengingkari
adanya para nabi, atau tidak percaya dengan apa yang diterima mereka,
membeda-bedakan para nabi, atau beriman kepada sebagian dan
mengingkari yang lain
6.4. Orang yang menganut agama baru atau orang-orang yang mengingkari
Muhammad sebagi nabi pemungkas. (al-Baqarah:89)
6.5. Orang-orang yang mengingkari al-Qur’an sebagai kalamullah (Fushilat:52)
6.6. Orang yang mengingkari hari pertemuan dengan Allah nanti pada hari
akhir, dan orang-orang yang mengikari hari pembalasan sesuai dengan
perbuatan manusia di dunia. (at-Taghabun:7)
6.7. Orang-orang yang tidak mau melaksanakan hukum-hukum Allah, padahal
mereka mampu mengerjakannya (al-Maidah:44)
7. Menurut Imam Ghazali, setiap yang mendustakan Rasul adalah kafir, dan setiap
kafir adalah mendustakan Rasul13
8. Abdul Majid al-Zindany menambahkan bentuk-bentuk kekufuran sebagai berikut 14
8.1. Kafir karena mendustakan Rasul (Fathir:26)
8.2. Kafir karena sombong dan takabur seperti yang diperlihatkan Iblis (Al-
Baqarah (34)
8.3. Kafir karena berpaling, tidak membenarkan dan tidak mendustakan (Al-
Sajdah:22)

12
Taufik Rahman, ibid, h 37-39
13
Abu Hamdi al-Ghazali, Faishal al-Tafriqah, hal 26
14
Abdul Majid Al-Zindany, Ibid, hal 216-217
8.4. Kafir karena keraguan atas apa yang dibawa Rasul sebagai risalah
(Ibrahim:9)
8.5. Kafir karena mengingkari baik sebagian atau keseluruhan (al-naml:14 dan
Al-An’am:33)
C. Fisq (Fasiq)
1. Fasik artinya keluar dari lingkup syara’. Sama dengan Kurma itu sudah fasik, ketika
kurma sudah keluar dari kulitnya.15
2. Fasik bisa terkena dengan dosa yang sedikit dan yang banyak, tetapi lebih dikenal
dengan dosa yang banyak. 16
3. Kebanyak fasik itu disematkan kepada orang yang berpegang teguh dan
melaksanakan syariat, kemudian menanggalkan dan meninggalkan semuanya atau
sebahagiannya. Kalau kafir asli disebut fasik, itu karena menanggalkan hukum yang
secara akal jadi kewajiban dan secara fitrah jadi keharusan 17
4. Berikut beberapa ayat Al-Qur’an tentang Fasik
4.1. Al-Baqarah: 59
َ‫فَبَ َّد َل الَّ ِذ ْينَ ظَلَ ُموْ ا قَوْ اًل َغي َْر الَّ ِذيْ قِ ْي َل لَهُ ْم فَا َ ْنزَ ْلنَ ا َعلَى الَّ ِذ ْينَ ظَلَ ُم وْ ا ِرجْ ًزا ِّمن‬
َ‫ال َّس َم ۤا ِء بِ َما َكانُوْ ا يَ ْف ُسقُوْ ن‬
Lalu orang-orang yang zalim mengganti perintah dengan (perintah lain)
yang tidak diperintahkan kepada mereka. Maka Kami turunkan
malapetaka dari langit kepada orang-orang yang zalim itu, karena
mereka (selalu) berbuat fasik

4.2. Al-Maidah:3
ُ‫ت َعلَ ْي ُك ُم ْال َم ْيتَةُ َوال َّد ُم َولَحْ ُم ْال ِخ ْن ِزي ِْر َو َمٓا اُ ِه َّل لِ َغ ْي ِر هّٰللا ِ بِ ٖه َو ْال ُم ْنخَ نِقَ ةُ َو ْال َموْ قُ وْ َذة‬ ْ ‫ُح ِّر َم‬
‫ب َواَ ْن تَ ْستَ ْق ِس ُموْ ا‬ ِ ‫ص‬ ُ ُّ‫َو ْال ُمتَ َر ِّديَةُ َوالنَّ ِطي َْحةُ َو َمٓا اَ َك َل ال َّسبُ ُع اِاَّل َما َذ َّك ْيتُ ْم َو َما ُذبِ َح َعلَى الن‬
ۗ
‫اخ َش وْ ۗ ِن اَ ْليَ وْ َم‬
ْ ‫س الَّ ِذ ْينَ َكفَ رُوْ ا ِم ْن ِد ْينِ ُك ْم فَاَل ت َْخ َش وْ هُ ْم َو‬ ٌ ‫بِ ااْل َ ْزاَل ۗ ِم ٰذلِ ُك ْم فِ ْس‬
َ ‫قۗ اَ ْليَ وْ َم يَ ِٕى‬
‫اض طُ َّر فِ ْي‬ ْ ‫ْت لَ ُك ُم ااْل ِ ْس اَل َم ِد ْينً ۗا فَ َم ِن‬ ُ ‫ضي‬ ِ ‫ت َعلَ ْي ُك ْم نِ ْع َمتِ ْي َو َر‬ ُ ‫ت لَ ُك ْم ِد ْينَ ُك ْم َواَ ْت َم ْم‬ُ ‫اَ ْك َم ْل‬
‫هّٰللا‬
ِ ‫ف اِّل ِ ْث ۙ ٍم فَاِ َّن َ َغفُوْ ٌر َّر‬
ٌ‫حيْم‬ ٍ ِ‫ص ٍة َغي َْر ُمتَ َجان‬ َ ‫َم ْخ َم‬
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan
(daging) hewan yang disembelih bukan atas (nama) Allah, yang tercekik,
yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang
buas, kecuali yang sempat kamu sembelih. Dan (diharamkan pula) yang
disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan pula) mengundi nasib
dengan azlam (anak panah), (karena) itu suatu perbuatan fasik. Pada
hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan)
agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi
takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu
untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai
Islam sebagai agamamu. Tetapi barangsiapa terpaksa karena lapar,
bukan karena ingin berbuat dosa, maka sungguh, Allah Maha
Pengampun, Maha Penyayang

4.3. Al-An’am:49

15
Rajib Al-Ashfahani, hal 636
16
ibid
17
Ibid
َ‫َوالَّ ِذ ْينَ َك َّذبُوْ ا بِ ٰا ٰيتِنَا يَ َم ُّسهُ ُم ْال َع َذابُ بِ َما َكانُوْ ا يَ ْف ُسقُوْ ن‬
Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami akan ditimpa azab
karena mereka selalu berbuat fasik (berbuat dosa)

4.4. Al-An’am:121
‫الش ٰي ِط ْينَ لَيُوْ ُح وْ نَ اِ ٰلٓى اَوْ لِيَ ۤا ِٕى ِه ْم‬ ۗ ٌ ‫َواَل تَْأ ُكلُوْ ا ِم َّما لَ ْم ي ُْذ َك ِر ا ْس ُم هّٰللا ِ َعلَ ْي ِه َواِنَّهٗ لَفِ ْس‬
َّ ‫ق َواِ َّن‬
َ‫لِيُ َجا ِدلُوْ ُك ْم َۚواِ ْن اَطَ ْعتُ ُموْ هُ ْم اِنَّ ُك ْم لَ ُم ْش ِر ُكوْ ن‬
Dan janganlah kamu memakan dari apa (daging hewan) yang (ketika
disembelih) tidak disebut nama Allah, perbuatan itu benar-benar suatu
kefasikan. Sesungguhnya setan-setan akan membisikkan kepada kawan-
kawannya agar mereka membantah kamu. Dan jika kamu menuruti
mereka, tentu kamu telah menjadi orang musyrik

4.5. Al-An’am:145
‫َد ًم ا‬ ْ‫َّط َع ُم هٗ ٓ آِاَّل اَ ْن يَّ ُك وْ نَ َم ْيتَ ةً اَو‬ْ ‫ي ُم َح َّر ًم ا ع َٰلى طَ ا ِع ٍم ي‬
َّ َ‫قُ لْ ٓاَّل اَ ِج ُد فِ ْي َم ٓا اُوْ ِح َي اِل‬
‫هّٰللا‬
‫َّواَل‬ ٍ َ‫َّم ْسفُوْ حًا اَوْ لَحْ َم ِخ ْن ِزي ٍْر فَاِنَّهٗ ِرجْ سٌ اَوْ فِ ْسقًا اُ ِه َّل لِ َغي ِْر ِ بِ ٖ ۚه فَ َم ِن اضْ طُ َّر َغ ْي َر ب‬
‫اغ‬
‫ك َغفُوْ ٌر َّر ِح ْي ٌم‬
َ َّ‫عَا ٍد فَاِ َّن َرب‬
Katakanlah, “Tidak kudapati di dalam apa yang diwahyukan kepadaku,
sesuatu yang diharamkan memakannya bagi yang ingin memakannya,
kecuali daging hewan yang mati (bangkai), darah yang mengalir, daging
babi – karena semua itu kotor – atau hewan yang disembelih bukan atas
(nama) Allah. Tetapi barangsiapa terpaksa bukan karena menginginkan
dan tidak melebihi (batas darurat) maka sungguh, Tuhanmu Maha
Pengampun, Maha Penyayang

4.6. Al-A’raf:163
‫ت اِ ْذ تَ ْأتِ ْي ِه ْم ِح ْيتَ انُهُ ْم‬
ِ ‫الس ْب‬َّ ‫ض َرةَ ْالبَحْ ۘ ِر اِ ْذ يَ ْع ُدوْ نَ فِى‬ ِ ‫َت َحا‬ ْ ‫َو ْسـَٔ ْلهُ ْم َع ِن ْالقَرْ يَ ِة الَّتِ ْي َكان‬
ٰ ‫ْأ‬ ۙ
َ‫يَوْ َم َس ْبتِ ِه ْم ُش َّرعًا َّويَوْ َم اَل يَ ْسبِتُوْ نَ اَل تَ تِ ْي ِه ْم ۛ َكذلِكَ ۛنَ ْبلُوْ هُ ْم بِ َما َكانُوْ ا يَ ْف ُسقُوْ ن‬
Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat
laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, (yaitu) ketika
datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka
terapung-apung di permukaan air, padahal pada hari-hari yang bukan
Sabat ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami
menguji mereka disebabkan mereka berlaku fasik

4.7. Al-A’raf:165
ٍ ۢ ‫الس ۤوْ ِء َواَ َخ ْذنَا الَّ ِذ ْينَ ظَلَ ُم وْ ا بِ َع َذا‬
‫ب‬ ُّ ‫فَلَ َّما نَسُوْ ا َم ا ُذ ِّكرُوْ ا بِ ٖ ٓه اَ ْن َج ْينَ ا الَّ ِذ ْينَ يَ ْنهَ وْ نَ ع َِن‬
َ‫س بِ َما َكانُوْ ا يَ ْف ُسقُوْ ن‬
ٍ ۢ ‫بَـِٔ ْي‬
Maka setelah mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka,
Kami selamatkan orang-orang yang melarang orang berbuat jahat dan
Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras,
disebabkan mereka selalu berbuat fasik

4.8. Yunus : 33
َ‫ك َعلَى الَّ ِذ ْينَ فَ َسقُ ْٓوا اَنَّهُ ْم اَل يُْؤ ِمنُوْ ن‬ ْ َّ‫َك ٰذلِكَ َحق‬
ُ ‫ت َكلِ َم‬
َ ِّ‫ت َرب‬
Demikianlah telah tetap (hukuman) Tuhanmu terhadap orang-orang yang
fasik, karena sesungguhnya mereka tidak beriman
4.9. Al-Isra : 16
‫ق َعلَ ْيهَا ْالقَوْ ُل فَ َد َّمرْ ٰنهَا تَ ْد ِم ْيرًا‬
َّ ‫ك قَرْ يَةً اَ َمرْ نَا ُم ْت َرفِ ْيهَا فَفَ َسقُوْ ا فِ ْيهَا فَ َح‬
َ ِ‫َواِ َذٓا اَ َر ْدنَٓا اَ ْن نُّ ْهل‬
Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami
perintahkan kepada orang yang hidup mewah di negeri itu (agar menaati
Allah), tetapi bila mereka melakukan kedurhakaan di dalam (negeri) itu,
maka sepantasnya berlakulah terhadapnya perkataan (hukuman Kami),
kemudian Kami binasakan sama sekali (negeri itu)

4.10. Al-Kahfi : 50
ۤ
َ ‫ْس َك انَ ِمنَ ْال ِجنِّ فَفَ َس‬
‫ق ع َْن اَ ْم ِر َرب ٖ ِّۗه‬ ْ ‫َواِ ْذ قُ ْلنَ ا لِ ْل َم ٰل ِٕى َك ِة‬
َ ۗ ‫اس ُج ُدوْ ا اِل ٰ َد َم فَ َس َجد ُْٓوا آِاَّل اِ ْبلِي‬
ٰ ‫اَفَتَتَّخ ُذوْ نَهٗ و ُذرِّ يَّتَهٗ ٓ اَوْ لي ۤاء م ْن ُدوْ ني وهُم لَ ُكم َعد ۗ ٌُّو بْئس ل‬
‫لظّلِ ِم ْينَ بَ َد ًل‬ِ َ ِ ْ ْ َ ْ ِ ِ َ َِ َ ِ
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah
kamu kepada Adam!” Maka mereka pun sujud kecuali Iblis. Dia adalah
dari (golongan) jin, maka dia mendurhakai perintah Tuhannya. Pantaskah
kamu menjadikan dia dan keturunannya sebagai pemimpin selain Aku,
padahal mereka adalah musuhmu? Sangat buruklah (Iblis itu) sebagai
pengganti (Allah) bagi orang yang zalim

4.11. Al-Ankabut : 34
َ‫اِنَّا ُم ْن ِزلُوْ نَ ع َٰلٓى اَ ْه ِل ٰه ِذ ِه ْالقَرْ يَ ِة ِرجْ ًزا ِّمنَ ال َّس َم ۤا ِء بِ َما َكانُوْ ا يَ ْف ُسقُوْ ن‬
Sesungguhnya Kami akan menurunkan azab dari langit kepada penduduk
kota ini karena mereka berbuat fasik

4.12. As-Sajdah : 20
‫َواَ َّما الَّ ِذ ْينَ فَ َسقُوْ ا فَ َمْأ ٰوىهُ ُم النَّا ُر ُكلَّ َم ٓا اَ َراد ُْٓوا اَ ْن ي َّْخ ُر ُج وْ ا ِم ْنهَ ٓا اُ ِع ْي ُدوْ ا فِ ْيهَ ا َوقِ ْي َل لَهُ ْم‬
َ‫ار الَّ ِذيْ ُك ْنتُ ْم بِ ٖه تُ َك ِّذبُوْ ن‬ َ ‫ُذوْ قُوْ ا َع َذ‬
ِ َّ‫اب الن‬
Dan adapun orang-orang yang fasik (kafir), maka tempat kediaman
mereka adalah neraka. Setiap kali mereka hendak keluar darinya, mereka
dikembalikan (lagi) ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka,
“Rasakanlah azab neraka yang dahulu kamu dustakan.”

4.13. Al-Ahqaf : 20
‫اس تَ ْمتَ ْعتُ ْم بِهَ ۚا‬ْ ‫ار اَ ْذهَ ْبتُ ْم طَيِّ ٰبتِ ُك ْم فِ ْي َحيَ اتِ ُك ُم ال ُّد ْنيَا َو‬
ِ ۗ َّ‫َويَوْ َم يُ ْع َرضُ الَّ ِذ ْينَ َكفَ رُوْ ا َعلَى الن‬
‫ق َوبِ َم ا ُك ْنتُ ْم‬ ِّ ‫ض بِ َغ ْي ِر ْال َح‬ِ ْ‫اب ْالهُ وْ ِن بِ َم ا ُك ْنتُ ْم ت َْس تَ ْكبِرُوْ نَ فِى ااْل َر‬ َ ‫فَ ْاليَوْ َم تُجْ َزوْ نَ َع َذ‬
َ‫تَ ْف ُسقُوْ ن‬
Dan (ingatlah) pada hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke neraka
(seraya dikatakan kepada mereka), “Kamu telah menghabiskan (rezeki)
yang baik untuk kehidupan duniamu dan kamu telah bersenang-senang
(menikmati)nya; maka pada hari ini kamu dibalas dengan azab yang
menghinakan karena kamu sombong di bumi tanpa mengindahkan
kebenaran dan karena kamu berbuat durhaka (tidak taat kepada Allah).”

D. Al-Riddah (Murtad)

1. Riddah secara bahasa berasal dari ‫ ر ّد‬berarti kembali, pulang, balik. Bentuk lainnya
‫ تردّد‬yang berarti ragu. Riddah berarti mengubah sesuatu18
18
Abdullah Ahmad Qadiry, Al-Riddah ‘an al-Islam wa Khataruha ‘ala al-‘Alam al-Islamy, Maktabah
Thayyibah, Madinah, 1985, Hal 13
2. Menurut istilah riddah adalah kembalinya Muslim dari Islam ke agama asalnya 19.
Orangnya disebut Murtad.

3. Murtad adalah orang yang meninggalkan agama Islam dalam keadaan berakal,
atas pilihannya, bukan atas paksaan, atau mengingkari ajaran agama yang
diketahuinya, atau berbuat yang berlawanan dengan Islam20

4. Al-Zindany menguraikan beberapa jenis yang bisa menimbulkan riddah, yaitu 21


4.1. Riddah i’tikad (keyakinan)
4.1.1. Mensekutukan Allah atau meniadakan sifat Allah, atau mendustakan
para Malaikat, atau tidak percaya kepada Kiamat, Qadar
4.1.2. Tidak meyakini Qur’an atau menyalahkan Qur’an seluruhnya atau
sebahagian
4.1.3. Orang yang menggap Rasul berdusta, atau menghalalkan sesuatu yang
dinyatakan dan disepakati haramnya
4.2. Riddah aqwal (perkataan)
4.2.1. Menyatakan keluar
4.2.2. Menghina Qur’an, Rasul atau salah satu Nabi
4.2.3. Mengajak ke agama lain dan memusuhi Islam
4.3. Riddah af’al (perbuatan)
4.3.1. Seperti membuang atau melemparkan Al-Qur’an (atau buku hadits
Qudsi) ke tempat kotor yang tidak semestinya
4.3.2. Sujud menyembah berhala atau patung atau sejenisnya
4.3.3. Kabur ke negara yang memerangi kaum Muslimin dengan pilihannya,
dan ikut memerangi kaum Muslimin
4.3.4. Memerangi syariat Islam dan menggantikannya dengan syariat lain atau
hukum lain karena menganggap syariat Islam cacat.

5. Diantara ayat Al-Qur’an yang menjelaskan riddah antara lain Surat Al-Baqarah :
217
ٰۤ ُ ٰۤ ُ
َ‫ول ِٕىك‬ ‫ت اَ ْع َمالُهُ ْم فِى ال ُّد ْنيَا َوااْل ٰ ِخ َر ِة ۚ َوا‬
ْ َ‫ك َحبِط‬
َ ‫ول ِٕى‬ ْ ‫َو َم ْن يَّرْ تَ ِد ْد ِم ْن ُك ْم ع َْن ِد ْينِ ٖه فَيَ ُم‬
‫ت َوهُ َو َكافِ ٌر فَا‬
َ‫ار هُ ْم فِ ْيهَا ٰخلِ ُدوْ ن‬ ِ ۚ َّ‫اَصْ ٰحبُ الن‬
Mereka tidak akan berhenti memerangi kamu sampai kamu murtad (keluar) dari
agamamu, jika mereka sanggup. Barangsiapa murtad di antara kamu dari
agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itu sia-sia amalnya di
dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di
dalamnya

Silakan dibaca lagi buku-buku berikut atau buku sejenis lainnya

1. Abdullah Ahmad Qadiry, Al-Riddah ‘an al-Islam wa Khataruha ‘ala al-‘Alam al-Islamy,
Maktabah Thayyibah, Madinah, 1985.
2. Abdul Majid al-Zindany, al-Iman, al-Maktabah al-Tujariyah, Mekah
3. Abu Hanifah al-Nu’man, Al-Fiqh al-Akbar, https://shamela.ws/book/6388/27
19
Ibid, hal 14
20
Abdul Majid Al-Zindany, Ibid, hal 220
21
Ibid, hal 221-224
4. Al-Rajib Ashfahani, mufradat alfadz al-Quran
5. Muhammad Idrus Qaim al-Din bin Badr al-Din al-Buthuny, Tanqiyat al-Qulub fi
Ma’rifat ‘Allam al-Guyub, Wizarah Syuun Diniyah al-Indonesia, 2000
6. Taufik Rahman, Tauhid Ilmu Kalam, Pustaka Setia, Bandung
7. Wahbah Zuhayly, Al-tafsir al-Munir fi al-Aqidah wa Al-Syariah wa al-Manhaj, Dar al-
Fikr, Jilid 1

Anda mungkin juga menyukai