Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu kalam sebagaimana diketahui membahas ajaran-ajaran dasar dari suatu
agama. Didalam ilmu kalam itu terdapat sub bahasan tentang perbandingan antara
aliran serta ajaran-ajarannya. Dari perbandingan antar aliran ini kita dapat
mengetahu, menelaah, membandingkan antar aliran satu dengan aliran lainnya
sehingga kita memahami maksud dari segala polemik pomelik yang ada.
Persoalan ilmu kalam yang pertama kali muncul adalah persoalan siapa
yang kafir dan siapa yang bukan kafir, dalam artian siapa yang telah keluar dari
islam dan siapa yang masih tetap islam.persoalan ini kemudian menjadi
perbincangan aliran-aliran kalam dengan konotasi yang lebih umum yakni setatus
pelaku dosa pesar.
Selain itu persoalan yang juga timbul dalam teologi islam adalah masalah
iman dan kufur. Persoalan itu muncul pertama kali oleh kaum khawarij tetkala
mengecap kafir sejumlah tokoh nabi SAW yang dipandang telah berbuat dosa besar
seperti Ali bin Abi thalib, Muawwiyyah Bin Abi Shafyan, Abu Musa Al-Asy’ariya
dan lain-lainya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Iman dan kufur?
2. Bagaimana pendapat aliran dalam ilmu kalam tentang iman dan kufur?
3. Bagaimana pendapat aliran-aliran kalam tentang pelaku dosa besar?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian iman dan kufur
2. Untuk mengetahui pendapat aliran-aliran dalam ilmu kalam tentang iman dan
kufur
3. Untuk mengetahui pendapat aliran-aliran dalam ilmu kalam tentang pelaku
dosa besar

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Iman Dan Kufur


1. Pengertian Iman
Secara etimologis kata Iman berasal dari kata aamana-yu’minu-iimanan
yang artinya percaya. Percaya adalah suatu pengakuan atau keyakinan
seseorang terhadap sesuatu, Ia mengakui dan meyakini suatu kebenaran itu
secara benar dan mengakui kesalahan secara benar pula. Mengakui dan
meyakini sesuatu itu benar artinya meyakini bahwa sesuatu itu sebagai kebenran
yang harus diyakini dan tidak diragukan kebenarannya.
Sedangkan orang-orang yang beriman di sebut mu’min. Allah SWT
Berfirman dalam QS. Yusuf : 17 :
Yang artinya : Dan kamu sekali-kali tidak akan membenarkan kami,
walaupun kami orang-orang yang benar.
Dari ayat di atas makna mukmin yakni orang yang membenarkan.
Adapun makna iman dari segi istilah ialah pembenaran atau pengakuan
hati dengan penuh yakni tanpa ragu-ragu akan segala apa yang di bawah oleh
nabi muhammad SAW yang diketahui dengan jelas sebagai ajaran agama yang
berasal dari wahyu Allah.
Dalam sebuah hadist di definisikan tentang iman :

ْ َ ْ ‫ع َم ٌل ِبا‬
ِ ‫الر َك‬
‫ان‬ َ ‫ان َو‬
ِ ‫س‬ ِ ‫ان َم ْع ِرفَ ٍة ِباْلَ ْقل‬
َ ‫ب َو قَ ْو ٌل ِب ِلل‬ ُ ‫اْ ِال ْي َم‬
)‫(رواه ابن ماجه‬
Artinya : Iman adalah meyakini dengan hati, menetapkan dengan lidah
dan melaksanakan dengan anggota.

2. Pengertian Kufur
Kufur dari segi lughat, “kufur” artinya menutupi. Orang yang bersifat
“kufur” disebut kafir, yaitu orang yang menutupi hatinya dari hidayah Allah
SWT. Firman Allah dalam surah An-Nisa/4 ayat 136 :
Artinya : “ barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, maka sesungguhnya
orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.

2
Adapun pengertian kufur yang di ambil dari Ensiklopedi Islam, yaitu:
Al-Kufr (tertutup) atau tersembunyi, mengalami perluasan makna menjadi
“ingkar” atau tidak percaya, ketidakpercayaan kepada Tuhan.
B. Perbandingan antar aliran tentang iman, kufur
1. Aliran Khawarij
Aliran ini berpendapat bahwa iman bukan sekedar pengakuan hati
(tashdiq bilqolbu) terhadap keesaan Allah, tetapi amalpun merupakan unsur dari
iman. Mereka memandang amal sebagai unsur integral dari iman sehingga
menurut mereka, menurut mereka seseorang yang bersalah karena dosa besar,
ia bukan saja sebagai orang yang berdosa tapi juga seorang kafir, sekalipun ia
tetap meyakini keesaan Allah SWT manusia tanpa sebab yang sah, memakan
harta anak yatim dan dosa-dosa besar lainnya bukanlagi mu’min, ia telah kafir.
Iman dalam pandangan khawarij, tidak semata-mata percaya kepada
Allah SWT. Akan tetapi mengerjakan segala perintah kewajiban agama juga
merupakan bagian dari keimanan. Siapapun yang nyatakan dirinya iman kepada
Allah dan Muhammad adalah rosulnya Allah, tetapi tidak melaksanakan
kewajiban agama, bahkan melakuna perbuatan dosa, oleh khawarij dipandang
kafir. Dan iman menurut mereka pula dapat bertambah dan berkurang, bahkan
hilang sama sekali karena pengaruh amal yang dibuat.
2. Aliran murjiah
Golongan murjiah moderat berpendapat bahwa iman itu terdiri dari
tashdiq bilqolbu dan iqrar billisan. Pembenaran dalam hati saja tidak cukup.
Demikian juga pengakuan dengan lidah, tidak dapat dikatakan iman. Kedua
unsur itu merupakan juzu’ iman yang tidak dapat dipishkan.
Konsep kafir menurut mereka hanya dapat terhadap orang yang tidak
menganut paham tashdiq dan iqrar. Golongan ini kelihatan sangat berbeda
dengan khawarij. Kalua khawarij mementingkan perbutan dari an iman
sedangkan murjiah lebih mementingkan iman dari perbuatan.
Berbeda dengan kaum khawarij, kaum murjiah berpendapat bahwa
orang yang melalukan dosa besar tetap mu’min. Adapun dosa besar yang
mereka lakukan ditunda penyelesaiannya pada hari kiamat. Golongan ini pun
berpendapat bahwa seseorang tidak menjadi melakukan dosa besar bahwa
menyatakan kekufurannya secara lisan. Antara keduanya tidak saling
mempengaruhi.
3
3. Aliran mu’tazilah
Persoalan iman dan kafir merupakan persoalan yang mendorong Lahirnya
golongan al-mu’tazilah. Menurut golongan ini , iman bukan hanya Tashdiq
dalam arti menerima sebagai sesuatu yang benar apa yang di Sampaikan orang
lain, tetapi iman adalah pelaksanaan kewajiban-kewajiban kepada Allah SWT.
Dengan demikian, golongan al-mu’tazilah tidak sependapat dengan Al-
murjiah yang menekankan iman kepada tashdiq al-mu’tazilah Sependapat
dengan al-khawarij yang memandang amal berperan dalam Menentukan
mu’min atau kafirnya seseorang.
Istilah kafir, menurut golongan al-mu’tazilah ditunjukan kepada orang
Yang berhak menerima siksa berat di neraka. Karena amal bagi mereka
merupakan unsur iman, ia dapat Mempengaruhi iman. Dalam arti dapat
bertambah dan berkurang. Semakin banyak amal kebaikan yang dilakukan
seseorang semakin Sempurna imanya. sebaliknya, semakin berkurang amal
semakin Berkurang imanya.
4. Aliran asy’ariyah
Golongan ini berpendapat bahwa iman adalah tashdiq, sebab Tashdiq
merupakan hakikat dari ma’rifah. Siapa yang mengetahui itu Benar, ia akan
membenarkan hatinya. Tashdiq menurut asy’ariyah Merupakan pengakuan
dalam hati yang mengandung ma’rifah terhadap Allah (qaulun bi al-nafs ya
tadhmmanu ma’rifatullah) seseorang yang Menuturkan kekafiranya dengan
lidah dalam keadaan terpaksa, sedangkan Hatinya tetap membenarkan tuhan
dan rasulnya, ia tetap di pandang Mu’min.
Iman dapat bertambah dan berkurang bertambah dan berkurangnya iman
Terletak pada keadaan pengakuan hati seseorang terhadap Allah dan Rasulnya
sebagaimna di katakan dalam al- qur’an surat al-anfal ayat 2
Artinya :naa Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan
ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada
Tuhanlah mereka bertawakkal.
Ayat di atas adanya perubahan iman seseorang, kalau iman itu tidak
Bertambah dan berkurang, niscaya tidak ada perbedaan iman antara orang Yang
melakukan maksiat dan yang melakukan kebaikan.

4
5. Aliran maturidiyah
Dan Dalam masalah iman, aliran maturidiyah samarkand berpendapat
bahwa Iman adalah tashdiq bilqolbu bukan semata mata iqrar bil lisa
menurutnya, Iman tidak cukup hanya dengan perkataan, sementara hati tidak
beriman Apa yang di ucapkan dengan lisan dalam bentuk pernyataan iman
menjadi Seseorang kafir atau murtad. Hal ini karena tuhan menjanjikan akan
Memberikan balasan kepada manusia sesuai dengan perbuatanya.kekal di
neraka adalah balasan orang yang berbuat sirik

C. Pendapat aliran-aliran kalam tentang pelaku dosa besar


Pengertian dosa adalah dampak pelanggaran ajaran agama yang dilakukan
dengan sengaja, sadar dan tidak ada paksaan atau dapat dikatakan dosa adalah buah
dari tidak menjalankan perintah allah dan tidak menjauhi larangan-Nya.
Para ulama membagi dosa menjadi dua yaitu dosa kecil dan dosa besar.
Dosa kecil yaitu sesuatu pelanggaran yang dilakukan oleh seseorang tanpa
menyadarinya sedangkan dosa besar sesuatu pelanggaran yang dilakukan oleh
seseorang dengan sadar padahal itu sudah dilarang oleh Allah SWT.
1. Menurut aliran khawarij
Pada umumnya, yang menonjol dari aliran khawarij adalah watak
Ekstrimitas dalam memutuskan persoalan-persoalan kalam. Tidak heran kalau
aliran ini memiliki pandangan ekstrim pula tentang status Dosa besar.
Artinya : Sungguh, Kami yang menurunkan Kitab Taurat; di dalamnya
(ada) petunjuk dan cahaya. Yang dengan Kitab itu para nabi yang berserah diri
kepada Allah memberi putusan atas perkara orang Yahudi, demikian juga para
ulama dan pendeta-pendeta mereka, sebab mereka diperintahkan memelihara
kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah
takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu jual
ayat-ayat-Ku dengan harga murah. Barang siapa tidak memutuskan dengan
apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang kafir.
Semua dosa besar(murtiabb al-kabiiah), menurut semua subsekte
Khawkaarij , kecuali najdah adalah kafir dan akan di siksa selamanya .
Pandangan pelaku dosa besar oleh subsekte khawarij.
1) Azariqah, merupakan subsekte khawarij yang sangat ektrim, mereka
Mereka menggunakan istilah yang lebih mengerikan dari kafir, yaitu

5
Musyrik. Mereka memandang siapa saja yang tidak mau bergabung Dengan
barisan mereka atau yang tidak sepaham dengan mereka.NAdapun dosa
besar dalam pandangan mereka telah beralih status Keimananya menjadi
kafir millah, dan berarti ia telah keluar dari islam,Mereka kekal di neraka
bersama orang-orang kafir lainya.
2) Najdah, subsekte ini hampir sama dengan azariqah, merka Menganggap
musyrik kepada siapapun yang secara continue, mengerjakan Dosa kecil.
Seperti halnya dosa besar jika tidak di lakukan secara terus Menerus maka
pelakunya tidak di pandang musyrik, tetapi hanya kafir.
3) An najdat,juga berpendapat bahwasanya orang yang berdosa besar Menjadi
kafir dan kekal di dalam neraka hanyalah orang islam yang tidak Sepaham
dengan golonganya. Adapun pengikutnya, jika mengerjakan dosa Besar
tetap mendapatkan siksaan di neraka, tetapi pada akhirnya akan Masuk
surga juga.
4) Al-muhakimat, menurut subsekte ini ali, muawiyah, keduanya
Pengantarnya(amr bin Al-ash dan abu musa al-asy’ari) dan semua orang
Yang menyetujui arbitase adalah bersalah dan menjadi kafir. Hukum Kafir
inipun mereka luaskan artinya sehingga termasuk orang yang berbuat Dosa
besar, dan dosa besar lainya menyebabkan pelakunya telah keluar Dari
islam.
5) As-surfiah, subsekte ini membagi dosa besar dalam dua bagian yaitu :
a. Dosa yang ada sanksinya di dunia, seperti pembunuh dan berzinah.Pada
kategori ini pelakunya tidak di pandang kafir.
b. Dosa yang tidak ada sanksinya di dunia, seperti meninggalkan shalat dan
puasa. Dan pada kategori ini pelakunya di pandang kafir.
2. Menurut Aliran Murji’ah
Secara garis besar, Murji’ah dapat dikategorikan dalam dua kategori
yaitu ekstrim dan moderat. Murji’ah ekstrim berpandangan bahwasanya pelaku
dosa besar tidak akan di siksa di neraka. Adapun Murji’ah moderat ialah
mereka yang berpendapat bahwa pelaku dosa besar tidaklah menjadi kafir.
Meskipun disiksa dineraka, ia tidak kekal didalamnya, bergantung pada ukuran
dosa yang dilakukannya.

6
3. Menurut Aliran Mu’tazilah
Bila khawarij mengkafirkan pelaku dosa besar dan Murji’ah
memelihara keimanan pelaku dosa besar, Mu’tazilah tidak menentukan status
dan predikan yang pasti bagi pelaku dosa bsar, apakah ia tetap mukmin atau
kafir, kecuali dengan sebutanyang sangat terkenal, yaitu al-manzilah bainal-
manzilatai. Pelaku dosa besar menurut aliran Mu’tazilah, berada diposisi
tengah diantara posisi mukmin dan kafir. Jika pelakunya meninggal dunia dan
belum sempat bertaubat, ia akan dimasukan ke dalam neraka selama-lamanya.
Siksaan yang diterimanyalebih ringan dari pada siksaan orang-orang kafir.
4. Aliran Asy’ariyah
Sebagai wakil ahlu As-sunah, tidak mengkafirkan orang-orangyang
sujud ke Baitullah (ahl Al-Qiblah) walaupun melakukan dosa besar, seperti
berzina dan mencuri. Menurutnya, mereka masih tetap sebagai orang yang
beriman dengan keimanan yang mereka miliki, sekalipun berbuat dosa besar.
Adapun balasan di akhirat kelak bagi pelaku dosa besar, apabila ia meninggal
dan tidak sempat bertaubat, maka menurut Asy’ari, hal itu bergantung pada
kebijakan Tuhan Yang Maha Berkehendak Mutlaq. Jelaslah bahwa Asy’ariyah
sama dengan Murji’ah, khususnya dalam pernyataan yang tidak mengkafirkan
para pelaku dosa besar.
5. Aliran Maturidiyah
Baik Samarkand maupun Bakhara, sepakat menyatakan bahwa pelaku
dosa masih tetap sebagai mukmin karena adanya keimanan dalam dirinya.
Adapun balasan yang diperolehnya kelak di akhirat bergantung pada apa yang
dilakukannya di dunia. Jika ia meninggal tanpa taubat terlebih dahulu,
keputusannya diserahkan sepenuhnya kepada kehendak Allah SWT. Jika
menghendaki pelaku dosar besar diampuni, ia akan memasukan ke neraka,
tetapi tidak kekal di dalamnya. Berpendapat bahwa orang yang berdosa besar
itu tidak kafir dan tidak kekal didalam neraka walaupun ia mati sebelum
bertaubat. Karena Tuhan telah menjanjikan akan memberikan balasan kepada
manusia sesuai dengan perbuatannya. Kekal didalam neraka adalah balasan bagi
orang yang berbuat dosa syirik.

7
6. Aliran Syi’ah Zaidiyah
Bahwa orang yang melakukan dosa besar akan kekal di dalam neraka,
jika ia belum taubat yang sesungguhnya. Dalam hal ini, syiah zaidiyah memang
dekat dengan mu’tazilah. Ini bukan sesuatu yang aneh mengingat Washil bin
Atha’ mempunyai hubungan.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Iman adalah meyakini dengan hati, menetapkan dengan lidah dan
melaksanakan dengan anggota. Sedangkan Kufur dari segi lughat, “kufur” artinya
menutupi. Adapun pengertian kufur yang di ambil dari Ensiklopedi Islam, yaitu:
Al-Kufr (tertutup) atau tersembunyi, mengalami perluasan makna menjadi “ingkar”
atau tidak percaya, ketidakpercayaan kepada Tuhan
Pengertian dosa adalah dampak pelanggaran ajaran agama yang dilakukan
dengan sengaja, sadar dan tidak ada paksaan atau dapat dikatakan dosa adalah buah
dari tidak menjalankan perintah allah dan tidak menjauhi larangan-Nya.
Perbandingan pemikiran teologi tentang iman, kufur dan pelaku dosa dapat
dilihat dari aliran Aliran Khawarij, aliran Murji’ah, aliran Mu’tazilah, Aliran
Asy’ariyyah, dan maturidiyyah yang dibahas pada BAB II.

Anda mungkin juga menyukai