Anda di halaman 1dari 12

OLEH KELOMPOK 5;

RIZA MUHAIMIN: 220101010209


NUR HELMIATI: 220101010401

1
Sub Materi
A. pengertian ilmu kalam
B. masalah antar kalam dan perbandingan aliran kalam
1. iman dan kufur
2. kebebasan manusia dan kehendak mutlak tuhan
3. akal dan wahyu

Sub-cp Mata Kuliah


mahasiswa dapat memahami, menjelaskan tentang masalah yang
ada pada aliran kalam dan perbandingan antar aliran kalam

Indikator
mahasiswa mampu:
menjelaskan masalah yang terjadi di aliran kalam
memahami perbandingan antar aliran kalam

Tahap Pembelajaran
1. ‫ ( يكتب‬menulis )
2. ‫ ( تحليل‬menganalisis)
3. ‫ ( يشارك‬berbagi )
4. ‫ ( جادل‬berargumen)

2
‫َر ِض ْي ُت اللِه َر ّبا َو اِإل ْس اَل ِم ِد ْي ًن ا َو ُم َحَّم ٍد َن ّي ا َوَرُس ْو اًل‬
‫ِب‬ ‫ِب‬ ‫ِب‬ ‫ِب‬
‫َف‬
‫َر ِّب ِز ْد ِنْي ِع ْل ًم ا َو اْر ُز ْق ِن ْي ْه ًم ا‬
artinya:
"Kami ridho Allah SWT sebagai Tuhanku, Islam sebagai
agamaku, dan Nabi Muhammad sebagai Nabi dan Rasulku. Ya
Allah, tambahkanlah kepadaku ilmu dan berikanlah aku
pengertian yang baik".

‫) يكتب‬Menulis(
Pengertian Ilmu Kalam
Bacalah informasi berikut ini dengan seksama!
Ilmu kalam disebut dengan Ilmu Ushuluddin dikarenakan ilmu ini membahas tentang
dasar-dasar dari agama, disebut Ilmu Tauhid karena ilmu ini membahas keesaan Allah
SWT.
Selanjutnya disebut dengan Al-Fiqh Al-Akbar karena didalamnya membahas tentang hal-
hal yang berkaitan dengan istilah keyakinan atau pokok agama atau ilmu tauhid serta ada
yang berkaitan dengan masalah muamalah. Dan disebut dengan Teologi Islam adalah
istilah lain yang berasal dari Bahasa Inggris, William L. Reese(I. 1921 M) mengartikannya
dengan diskursus atau pemikiran tentang Tuhan. Dan mengutip dari Wiliam
Ockham(1278-1347),Rese menekankan bahwa teologi merupakan disiplin ilmu yang
berbicara tentang kebenaran wahyu serta indefendensi filsafat dan ilmu pengetahuan.
Sementara menurut Gove teologi merupakan penjelasan tentang keimanan, perbuatan,
dan pengalaman agama secara rasional.

Masalah antar Kalam dan Perbandingan


Antar Aliran Kalam
1. Iman dan Kufur
Iman berasal dari kata bahasa Arab yang artinya yakin tanpa ragu maka dasar Islam
yaitu iman berarti meyakini akan adanya Tuhan tanpa adanya keraguan, sekalipun
tuhan tidak dapat kita lihat menggunakan mata namun keberadaannya memang
benar adanya. Sedangkan pengertian iman secara istilah dibenarkan dengan hati
diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan tindakan. Maka dapat disimpulkan
bahwa iman kepada tuhan adalah membenarkan dengan hati bahwa tuhan itu ada
dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaan, lalu diikrarkan menggunakan
lisan serta dibuktikan dengan perbuatan maka dapat dikatakan iman yang sempurna
apabila memenuhi tiga kriteria diatas. Karena tiga kriteria tersebut merupakan satu
kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.
Kata kufur jika diungkapkan dengan kata kerja dalam Alquran bukan menunjuk
pada orang ini yang membuat para ulama berselisih pendapat karena dalam
Alquran,

3
kata kufur menjadi tiga bagian yang pertama dalam bentuk kata kerja kaffar jamaknya
kafaru ditemukan dalam AlQuran surah Ibrahim ayat 7 dan dalam bentuk jamak
ditemukan dalam AlQuran pada surah al-baqarah ayat 6. Sama halnya kata cover
dalam bahasa Inggris yang maksudnya adalah sebagai penutup buku. Maka dalam
bahasa Arab jika kata kafir dan kufar digabungkan akan menjadi kata kuffar seperti
yang disebutkan pada surah ke 48 ayat ke 29. Maka apabila disebut dalam kalimat
kafir maka itu menunjuk kepada orang yang tidak beriman, Kata kafir tersebut dalam
bahasa Arab dimaksudkan atau berarti adalah sesuatu yang terhalang, Jadi
maksudnya orang kafir adalah orang yang hatinya terhalang enggan membenarkan
akan iman kepada Allah subhanahu wa ta'ala.
a. Aliran Al-khawarij
Dalam pandangan kaum khawarij tentang iman bahwasanya iman bukan hanya diakui
dengan hati dan lisan namun harus juga secara perbuatan. Kaum khawarij
berpendapat orang yang tidak melaksanakan rukun Islam maka digolongkan sebagai
orang kafir, dapat disimpulkan bahwa apabila ada seorang mukmin yang sengaja
melakukan dosa besar ataupun kecil maka orang tersebut masuk ke dalam golongan
orang kafir, dan golongan orang kafir tersebut wajib diperangi serta boleh dibunuh
dan hartanya boleh dirampas dan menjadi harta gonimah dan di hukumi kekal di
neraka. Kaum khawarij mengambil semboyan sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-
Maidah[5]:44.
‫و من لم يحكم بمآ أنزل هللا فأؤلئك هم الكفرون‬

Artinya:
“Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka
mereka itu adalah orang-orang kafir".

Melihat dari ayat diatas aliran khawarij kemudian mempersoalkan siapa yang kafir
dan siapa yang bukan kafir. Aliran khawarij ini termasuk pada aliran yang sangat
ekstrem dalam pandangannya bahwa dalam memutuskan pendapat tidak
sembarangan sayyidina Utsman pada aliran khawarij ini beliau dianggap kafir karena
kesalahan beliau pada akhir jabatan saat menjadi khalifah. Dan mereka mengkafirkan
Ali dan muawiyah dan semua orang yang menerima dengan hukum dan hakim dari
kedua kubu yaitu kubu ali adalah abu muhsan Ashari dan dari pihak muawiyah adalah
Ammar bin as dan mereka mengkafirkan Aisyah dan dan tentara perang dari kubu
Aisyah karena mereka memerangi ali.
b. Aliran Murji’ah
Pada pandangan murji'ah iman cukup dibenarkan dengan hati dan tidak menganggap
bahwa iman harus dinampakkan dengan perbuatan maka dapat disimpulkan bahwa
menurut pandangan murji'ah siapapun yang berlaku kufur namun di hatinya masih
ada iman maka mereka disebut golongan orang yang beriman.

4
Sebagian dari mereka berkata bahwa iman hanya cukup itikadkan dengan hati
sekalipun lisannya terang-terangan berkata bahwa dia adalah kafir dan
menyembah berhala atau memeluk agama Yahudi atau Nasrani dan jika mereka
mati atas keadaan itu maksudnya dengan beriman di hati namun tidak secara
perbuatan maka mereka masuk ke dalam golongan orang yang mukmin. Maka
aliran ini sangat bertentangan dengan aliran murji'ah. Aliran murji'ah mereka
sangat melebih-lebihkan dalam menempatkan mana janji Allah dan memberikan
harapan ampunan pada pelaku maksiat.
c. Aliran Mu’tazilah
Menurut aliran mu'tazilah bahwa apabila seorang mukmin berbuat maksiat dan
melakukan dosa besar dia tidak disebut mukmin dan tidak disebut juga dalam
golongan orang-orang kafir namun mereka berada ditengah di antara keduanya.
Dan apabila seorang mukmin yang melakukan dosa besar tadi atau maksiat dia
mati atau meninggalkan dunia dengan setelah tobat maka berhak mendapatkan
balasan di akhirat nanti dan apabila mereka meninggal tanpa bertaubat maka
mereka masuk golongan ahli neraka dan mereka akan kekal di dalamnya namun
mereka akan mendapat azab yang lebih ringan dari azabnya orang yang benar-
benar kafir.
d. Ahlusunnah waljama’ah
Iman menurut pandangan ahlussunnah wal jamaah adalah seorang hamba yang
membenarkan iman dengan hati dan mengikrarkan dengan lisan. Dan mereka
berpendapat bahwa iman yang sempurna adalah hamba yang membenarkan
dengan hati mengikrarkan dengan lisan dan menampakkan keimanannya dengan
perbuatan-perbuatan yang mencirikan sebuah keimanan. Mereka berpendapat
bahwa seorang mukmin yang melakukan dosa besar dan meninggal sebelum
bertobat maka orang tersebut masih digolongkan kepada orang yang mukmin.

2. Kebebasan Manusia dan Kehendak Mutlak Tuhan


a. Aliran Jabariyah
Jabara adalah asal kata dari jabariyah yang mengandung arti memaksa dan
mengharuskan atas memperbuat sesuatu, Imam syahrasytuni mengartikan kata
aljabar yaitu menolak adanya perbuatan dari manusia dan menyandarkan semua
perbuatan kepada Tuhan yang maha esa. Kaum jabariyah berpendapat dalam
menanggapi persoalan apakah manusia diberi kebebasan dalam mengatur alur
hidupnya ataukah manusia terikat atas kehendak dan kekuasaan mutlak Allah
subhanahu wa ta'ala. Yaitu bahwa hamba tidak memiliki kebebasan untuk
mengatur kemauan dan perbuatannya.
Adapun paham jabariyah diperkenalkan pertama kali oleh Ja’ad bin Dirham dan
Jahm bin Shafwan, kemudan paham ini dikembangkan lagi oleh Al-Husain bin
Muhammad an-Najjar dan Ja’ad bin Dirhar. Paham jabariyah ini kemudian
dikelempokan dalam dua bagian yaitu kelompok ekstrem(al-jabariyah al-Khalisah)
dan moderat(al-jabariyah almutawassithah), diantara para tokoh jabariyah ektrem
yaitu ada Ja’ad bin Dirham dan Jahm bin Shafwan secara umum doktrin mereka
yang sudah banyak di ambil yaitu menjelaskan beberapa point pikiran yaitu antara
lain sebagai berikut.

5
1) Manusia terpaksa oleh Allah dalam segala macam hal
2) Manusia tidak mampu untuk berbuat apa-apa, ia tidak mempunyai kekuatan,
kehendak sendiri dan juga pilihan.
3) Iman dan ma’rifat atau membenarkan dalam hati sedangkan kufur tidak tahu
tentang Tuhan.
4) Allah tidak sifati dengan sifat yang serupa dengan makhluk, Allah hanya disifati
sifat Maha Kuasa, berbuat dan mencipta.
Dapat dilihat dari beberapa pendapat diatas bahwa manusia tidak mempunyai
kekuasaan untuk berbuat apa-apa dan pendapat ini merupakan pendapat yang
berbahaya dikarenakan berimplikasi kepada keterpaksaan taklik.
b. Aliran Qodariyah
Menurut istilah bahasa qadariyah berasal dari bahasa Arab “qadaro” yang
mempunyai beberapa arti yaitu kuasa mampu memuliakan atau mulia ketentuan
atau ukuran dan menyempitkan sedangkan menurut kata istilah qadariyah adalah
kelompok yang menolak ketetapan Allah yakni kelompok yang tidak percaya akan
adanya suatu ketetapan terhadap segala perkara. Menurut aliran ini setiap
manusia adalah pencipta segala perbuatannya dia dapat berbuat segala sesuatu
maupun meninggalkan atas kehendaknya sendiri. Adapun latar belakang dari
munculnya paham qadariyah erat kaitanya dengan masalah perbuatan manusia
yang mempunyai kebebasan dalam menentukan perjalanan hidupnya yang artinya
setiap orang adalah pencipta bagi segala perbuatannya dikarenakan manusia
mempunyai kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya yang bukan berasal dari
pengertian bahwa manusia terpaksa tunduk kepada qadarnya Tuhan.

3. Akal dan Wahyu


Akal secara bahasa merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab tentunya yaitu
‫عقل‬yang memiliki arti mengikat atau menahan. Kata akal bisa dimaknai dengan
sebuah kata benda atau para sufi menyebutnya masdar namun kata ‫عقل‬dalam
bentuk masdar tidak tercantum dalam Alquran akan tetapi kata akal sendiri
terdapat dalam bentuk kata kerja atau fi'il. Kata akola dalam bentuk fi'il terdapat
dalam Alquran sebanyak 49 kali; salah satunya dalam bentuk fi'il mudhori yakilu
dalam surah al-furqan ayat 44. Artinya: “Apakah engkau mengira bahwa
kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami sungguh mereka itu hanyalah
seperti hewan ternak bahkan lebih sesat jalannya”. Imam Al Ghazali
mengungkapkan beberapa pengertian dari akal pertama akan menjadi potensi
bagi manusia agar berbeda dari binatang yang menjadikan manusia mampu
memahami berbagai pengetahuan kedua akal berfungsi sebagai kekuatan insting
yang membuat seorang insan mengetahui akibat dari persoalan yang dihadapinya
sehingga dapat mengendalikan atau menuntun hawa nafsunya.

6
Adapun kata Wahyu berasal dari bahasa Arab yang memiliki pengertian adalah
suatu apapun yang disampaikan Tuhan kepada para utusannya. Dalam Islam
Wahyu kerap diwujudkan atau lebih sering dikenal dengan Al-quran adapun
definisi Al-quran adalah kalam Allah subhanahu wa ta'ala yang merupakan
mukjizat yang diwahyukan kepada nabi Muhammad dan menjadi petunjuk bagi
pedoman kehidupan umat. Nama Wahyu yang sampaikan kepada Muhammad
shallallahu alaihi wasallam berupa Alquran memiliki pengertian bahwa Wahyu
tersebut berada dan tersimpan di dalam dada manusia karena Alquran berasal
dari kata qiroah yang artinya bacaan dan di dalam kata qiroah tersebut
mengandung makna agar Alquran selalu diingat oleh umat manusia khususnya
yang mukmin.
a. Aliran Mu’tazilah
Dalam masalah akal dan wahyu aliran mu’tazilah cenderung mengedepankan akal,
karna akal adalah sumber pengetahuan menurut mereka sedangkan wahyu adalah
sumber pengetahuan yang datang dari agama. Mereka berpikir secara rasional
dalam memahami ayat-ayat alqur’an .
b. Aliran Asy’ari
Sebaliknya asy’ari cenderung mengedepankan wahyu dari pada akal, wahyu yang
menurut mereka adalah alqur’an dan hadist-hadist nabi sehingga wahyu menjadi
sumber utama bagi pengetahuan. Sedangkan akal hanya berfungsi untuk
memahami bukan sumber dari pengetahuan. Karna akal tidak aka tahu segala hal
kewajiban, kebaikan dan keburukan tanpa turunnya wahyu. Akal hanya dapat
mengetahui Tuhan, akan tetapi wahyu yang mewajibkan ummat mengetahui dan
berterimaksih kepadaNya.
c. Aliran Al maturidiyyah
Dalam hal ini aliran maturidyah sepaham dengan aliran mu’tazilah bahwa insan
dengan akalnya mampu mengetahui keberadaan Tuhan dan kewajiban-
kewajibannya untuk tahu dan berterimakasih kepada Tuhan dan Tuhan memiliki
sifat-sifat dan Tuhan di ketahui bukan karna zat-Nya akan tetapi mengerti dengan
pengetahuan-Nya dan berkuasa bukan dengan zat_Nya.

7
INSTRUKS
1. Tulislah hal-hal penting berupa rangkuman dari informasi
tersebut dan penjelasan yang telah disampaikan!
2. Carilah informasi dari sumber-sumber belajar lainnya terkait
materi yang dibahas dan tulislah hal-hal penting informasi
yang diperoleh!
3. Berikut informasi tambahan yang dapat kamu simak dengan
cara menekan link yang tercantum di bawah ini:

https://youtu.be/2Tn3PxMma
NE

8
Pertanyaan

1. Aliran kalam mu'tazilah memandang iman sebagai...


a. Perbuatan lahiriah
b. Keadaan bathiniah
c. Keputusan Seseorang
d. Hasil takdir Tuhan

2. Aliran Asy'ariyah dan aliran maturidiyah berpendapat bahwa iman dan


kufur adalah...
a. Ditentukan oleh takdir Tuhan
b. Dipengaruhi oleh lingkungan sosial
c. Pilihan seseorang
d. Terkait dengan perbuatan lahiriah

3. Salah satu perbedaan utama antara aliran kalam mu'tazilah dan asy'ariyah/
maturidiyah adalah...
a. pandangan tentang peran akal dalam memahami kebenaran
b. penekanan pada keabsolutan wahyu
c. perspektif tentang otoritas agama
d. penafsiran teks-teks agama secara harfiah

4. Aliran kalam Syiah meyakini bahwa akal dan wahyu adalah...


a. saling bertentangan dan tidak bisa disatukan
b. sama- sama penting dan harus bekerja sama
c. wahyu lebih diutamakan dari akal
d. akal lebih diutamakan daripada wahyu

5. Aliran kalam maturidiyah mengajarkan bahwa kehendak mutlak Tuhan


adalah...
a. mutlak dan tidak terikat oleh apapun
b. terbatas oleh hukum-hukum alam
c. dipengaruhi oleh keputusan manusia
d. Tunduk pada hukum sebab akibat

9
‫( تحليل‬Menganalisis)
Jawablah pertanyaan- pertanyaan berikut ini secara mandiri!

1. Ilmu kalam memiliki beberapa nama diantaranya adalah.......


2. Mengapa ilmu kalam disebut juga ilmu tauhid, jelaskan!
3. Apa pengertian iman dan kufur jelaskan!
4. Bagaimana pandangan kaum khawarij tentang iman?
5. Sebutkan satu ayat yang mengandung kata ‫ عقل‬dalam bentuk fi'il mudhori!

‫( )يشارك‬Berbagi(
Ikuti instruksi berikut!

1. Bentuklah kelompok kecil!


2. Silahkan berbagi dan bandingkan informasi yang telah anda peroleh dengan
teman sekelompo.kmu!
3. Silahkan berbagi dan bandingkan jawaban soal dengan teman sekelompokmu!

‫) جادل‬berargumen (
Ikuti instruksi berikut!

1. Silahkan saling berargumen untuk menentukan jawaban akhir dari soal yang
ditugaskan
2. Silahkan presentasikan jawaban soal didepan kelas!
3. Mahasiswa yang tidak presentasi dipersilahkan untuk memberi tanggapan dan
argumen terhadapa jawaban teman sekelasnya!
4. perhatikan penjelasan dosen mengenai soal yang telah dikerjakan !

10
SIMPULAN

Ilmu kalam biasa disebut dengan beberapa nama, antara lain ilmu ushuluddin,
ilmu tauhid, Al-Fiqh Al-Akbar, dan teologi Islam. Disebut ilmu ushuluddin karena
ilmu ini membahas pokok-pokok agama (ushuluddin). Disebut ilmu tauhid karena
ilmu ini membahas keesaan Allah SWT. Didalamnya dikaji pula tentang asma’
(nama-nama) dan af’al (perbuatanperbuatan) Allah yang wajib, mustahil dan ja’iz,
juga sifat yang wajib, mustahil dan ja’iz bagi Rasul-Nya. Secara objektif, ilmu kalam
sama dengan ilmu tauhid, tetapi argumentasinya lebih dikonsentrasikan pada
penguasaan logika. Adapun perbedaan aliran kalam yang kami dibahas disini
mencakup Iman dan Kufur, Kebebasan Manusia dan Kehendak Tuhan, dan Akal
dan Wahyu. Pada Iman dan Kufur terdapat lima aliran, yaitu : aliran Khawarij,
aliran Murji’ah, aliran Mu’tazilah, aliran Asy’ariah, dan Aliran Maturidiah. Pada
kebebasan manusia dan kehendak mutlak Tuhan terdapat dua aliran yaitu :
Jabariyah dan Qadariyah, dan terakhir pada akal dan wahyu, kami mengambil
perbedaan pada 2 aliran yaitu : Mu’tazilah dan Asy’ariah.

11
Daftar Pustaka

Abbas, N. Al-Asy'ari Misteri perbuatan Manusia dan Takdir Tuhan. Jakarta:


Penerbit Erlangga. 2008.

Al-Asyqar, p. D. Al-Aqidah fi Dhau-il Kitab Was Sunnah: Al-Aqidah Fillah.


Yordania: Dar an-Nafa'is. 2014.

Al-Jauziyah, I. Q. Qadha dan Qadar. Jakarta: Pustaka Azzam.2000.

Asyqar, P. S. Serial Akidah dan Rukun Iman Berdasarkan Al-Qur'an dan


AsSunnah Allah SWT. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Safi'i. 2014.

Dr. H. Nunu Burhanuddin, L. Ilmu Kalam dari Tauhid Menuju Keadilan.


Jakarta:Kencana. 2016.

Hasbi, M. IMAN DAN KUFUR Analisis Perbandingan Aliran-Aliran Teologi


Islam. Jurnal Sekolah Tinggi Agama Islam(STAIN). 2011

Pakatuwo, L. M. (n.d.). Sejarah dan Latar Belakang Lahirnya Ilmu Kalam.


Jurnal staiddimakasar, 2. Prof.Dr. Abdul Razak, M. Ilmu Kalam . Bandung:
PT.Pustaka. 2012.

12

Anda mungkin juga menyukai