Anda di halaman 1dari 2

1.

Iman dan kufur


a. Alkhawarij
Dalam pandangan kaum khawarij tentang iman bahwasanya iman bukan
hanya diakui dengan hati dan lisan namun harus juga secara perbuatan. Kaum
khawarij berpendapat orang yang tidak melaksanakan rukun Islam maka
digolongkan sebagai orang kafir, dapat disimpulkan bahwa apabila ada seorang
mukmin yang sengaja melakukan dosa besar ataupun kecil maka orang tersebut
masuk ke dalam golongan orang kafir, dan golongan orang kafir tersebut wajib
diperangi serta boleh dibunuh dan hartanya boleh dirampas dan menjadi harta
gonimah dan di hukumi kekal di neraka.

b. Murji’ah
Pada pandangan murji'ah iman cukup dibenarkan dengan hati dan tidak
menganggap bahwa iman harus dinampakkan dengan perbuatan maka dapat
disimpulkan bahwa menurut pandangan murji'ah siapapun yang berlaku kufur
namun di hatinya masih ada iman maka mereka disebut golongan orang yang
beriman. Sebagian dari mereka berkata bahwa iman hanya cukup itikadkan
dengan hati sekalipun lisannya terang-terangan berkata bahwa dia adalah kafir dan
menyembah berhala atau memeluk agama Yahudi atau Nasrani dan jika mereka
mati atas keadaan itu maksudnya dengan beriman di hati namun tidak secara
perbuatan maka mereka masuk ke dalam golongan orang yang mukmin. Maka
aliran ini sangat bertentangan dengan aliran murji'ah
c. Mu’tazilah
Menurut aliran mu'tazilah bahwa apabila seorang mukmin berbuat maksiat dan
melakukan dosa besar dia tidak disebut mukmin dan tidak disebut juga dalam
golongan orang-orang kafir namun mereka berada di tengah di antara keduanya.
Dan apabila seorang mukmin yang melakukan dosa besar tadi atau maksiat dia
mati atau meninggalkan dunia dengan setelah tobat maka berhak mendapatkan
balasan di akhirat nanti dan apabila mereka meninggal tanpa bertaubat maka
mereka masuk golongan ahli neraka dan mereka akan kekal di dalamnya namun
mereka akan mendapat azab yang lebih ringan dari azabnya orang yang benar-
benar kafir.
d. Ahlusunnah waljama’ah
Iman menurut pandangan ahlussunnah wal jamaah adalah seorang hamba yang
membenarkan iman dengan hati dan mengikrarkan dengan lisan. Dan mereka
berpendapat bahwa iman yang sempurna adalah hamba yang membenarkan
dengan hati mengikrarkan dengan lisan dan menampakkan keimanannya dengan
perbuatan-perbuatan yang mencirikan sebuah keimanan. Mereka berpendapat
bahwa seorang mukmin yang melakukan dosa besar dan meninggal sebelum
bertobat maka orang tersebut masih digolongkan kepada orang yang mukmin.
Maka menurut aliran ahlussunnah wal jamaah yang bisa membuat orang kafir
bukanlah dosa besar melainkan mengingkari Allah dan rasulnya dan apa yang
telah disampaikan oleh Rasul. Dan apabila seorang mukmin yang melakukan dosa
besar dan mati tanpa melakukan tobat maka dia tetap digolongkan pada orang
yang beriman namun mereka digolongkan sebagai orang yang munafik dan
urusannya akan diserahkan kepada Allah apabila Tuhan menghendaki
mengampuni maka diampunilah dan apabila Tuhan menghendaki menghadap
maka di azab lah. Mengenai ampunan atas orang tersebut maka ada tiga jalan bisa
jadi orang tersebut mendapat ampunan karena rahmat Allah bisa juga atas jalan
syafaat Rasulullah bisa juga dia akan mendapat ampunan setelah setelah dia
diazab dulu atas dosa-dosa yang telah ia perbuat kemudian dia masuk surga
dengan rahmatnya Allah. Tidak boleh orang yang berdosa besar itu kekal di
neraka dengan hadis nabi ‫ شفاعتي الهل الكبائر من امتي‬saat ku bagi orang yang berlaku
dosa besar dari umatku, dan perkataan nabi shallallahu alaihi wasallam, ‫يخرج من‬
‫ النار من كان في قلبه مثقال ذره من ايمان‬akan keluar dari neraka orang atau hamba yang di
hatinya ada sebutir kecil iman.

Anda mungkin juga menyukai