Anda di halaman 1dari 2

C.

DOKTRIN ATAU PAHAM TEOLOGI MUR’JIAH

Menurut Harun Nasution, paham teologi Murji’ah Berpendapat bahwa Orang yang
melakukan dosa besar tidak dapat ditetapkan hukumnya di dunia dan Penyelesaian hukumnya
ditunda sampai hari perhitungan di akhirat nanti.
Kaum Murji'ah juga berpendapat bahwa mereka itu tetap orang mukmin. Alasannya
adalah bahwa walaupun mereka itu telah berbuat dosa besar, namun mereka masih tetap
mengakui bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul-Nya. Dengan kata
lain orang serupa itu tetap mengucapkan dua kalimat syahadat yang menjadi dasar utama dari
iman. Oleh karena itu orang yang melakukan dosa besar menurut pandangan golongan ini
tetap mukmin, dan bukan kafir.
Paham Murji’ah yang ekstrim sangat berbahaya apabila diikuti oleh umat Islam,
karena ajarannya dapat merusakkan akhlak dan moral serta mendatangkan bencana dan
malapetaka bagi masyarakat. Perbedaan pemikiran antara golongan Khawarij dan Murji’ah
ialah kaum Khawarij menekankan pemikiran mereka pada masalah orang Islam yang menjadi
kafir. Sedangkan Murji’ah menekankan pemikiran mereka pada masalah orang Islam yang
karena perbuatannya, ia masih tetap dianggap sebagai orang yang mukmin

D. SUB-SUB SEKTE DALAM MURJIAH

1. Golongan Murji'ah yang Moderat

Golongan ini berpendapat bahwa orang yang melakukan dosa besar itu tidak menjadi
kafir karenanya, dan tidak kekal dalam neraka. Orang tersebut akan dihukum dalam neraka
sesuai dengan besarnya dosa yang ia kerjakan. Bahkan apabila Tuhan mengampuni dosanya
itu ada kemungkinan ia tidak masuk neraka sama sekali. Jadi menurut golongan ini, orang
Islam yang melakukan dosa besar itu masih tetap mukmin. Tokoh-tokoh yang termasuk
dalam golongan Murji'ah moderat ini antara lain: al-Hasan Ibn Muhammad Ibn Ali Ibn Abi
Thalib, Abu Hanifah, Abu Yusuf, dan beberapa ahli Hadits

2. Golongan murji’ah yang ekstrim

Dalam golongan murjiah yang ekstrim dibagi menjadi lima yaitu :

b .Golongan Al-Jahmiah.

Golongan ini berpendapat bahwa orang Islam yang Sejarah dan Pokok Pikiran Aliran-
aliran percaya kepada Tuhan dan kemudian ia menyatakan kufur kepada Tuhan secara lisan,
maka orang tersebut tidak menjadi kafir karenanya, sebab iman itu tempatnya dalam hati,
bukan di lidah atau di tempat lain dari tubuh manusia. Bahkan apabila orang tersebut
melakukan penyembahan terhadap patung atau berhala, atau menyatakan percaya pada
trinitas, kemudian orang tersebut meninggal dunia, maka orang tersebut dalam pandangan
Allah masih tetap sebagai seorang mukmin yang sempurna imannya.

b. Golongan Al-Salihiah.

Golongan ini berpendapat bahwa iman adalah mengetahui Tuhan, sedangkan kufr
adalah tidak mengetahui Tuhan. Menurut mereka, shalat itu tidak merupakan ibadat kepada
Tuhan, karena yang disebut ibadat itu ialah beriman kepada Tuhan, dalam arti mengetahui
Tuhan.

c. Golongan Yunusiyah.

Golongan ini berpendapat bahwa yang disebut iman itu hanyalah mengetahui Tuhan.
Karena itu mereka berkesimpulan bahwa melakukan perbuatan maksiat atau pekerjaan-
pekerjaan jahat itu tidak me-rusakkan iman seseorang.

d. Golongan Al-Ubaidiyah.

Golongan ini berpendapat bahwa jika seseorang meninggal dunia dalam keadaan
beriman, maka dosa-dosa dari perbuatan-perbuatan jahat mereka tidak akan merugikan
mereka. Tidak merusakkan iman seseorang, dan demikian pula sebaliknya,
perbuatanperbuatan baik yang dilakukan oleh seseorang musyrik (tidak beriman), tidak akan
mengubah kedudukannya sebagai orang yang musyrik. 1

1
Hasan Basri, 2006, ilmu kalam (sejarah dan pokok pikiran aliran aliran), 26-29 hlm, (Bandung: Azkia pustaka
utama)

Anda mungkin juga menyukai