Anda di halaman 1dari 4

Muhammad Faza Rifda

23101050041
PSI : Konsep ketuhanan menurut golongan Murji’ah
1. Pengertian
Kata Murji’ah berasal dari kata bahasa Arab arja’a, yarji’u, yang berarti
menunda atau menangguhkan. Aliran ini disebut Murji’ah karena dalam
prinsipnya mereka menunda penyelesaian persoalan konflik politik antara Ali
bin Abi Thalib, Mu’awiyah bin Abi Su- fyan dan Khawarij ke hari perhitungan
di akhirat nanti. Karena itu mereka tidak ingin mengeluarkan pendapat tentang
siapa yang benar dan siapa yang dianggap kafir diantara ketiga golongan yang
tengah bertikai tersebut.
Alasannya, keimanan merupakan keyakinan hati seseorang dan tidak berkaitan
den- gan perkataan ataupun perbuatan. Selama seseorang masih memiliki
keimanan didalam hatinya, apapun perbuatan atau perkataannya, maka ia tetap
dapat disebut seorang mukmin, bukan kafir.
Murji’ah mengacu kepada segolongan sahabat Nabi SAW, antara lain Abdullah
bin Umar, Sa’ad bin Abi Waqqas, dan Imran bin Husin yang tidak mau meli-
batkan diri dalam pertentangan politik antara Utsman bin Affan (khalifah ke-3;
w. 656) dan Ali bin Abi Thalib (khalifah ke-4; w. 661).
2. Doktrin ajaran
Doktrin-doktrin Ajaran pokok Murji’ah Pada dasarnya bersumber dari gagasan
doktrin irja atau ar-Ja’a yang diaplikasikan dalam banyak persoalan, baik
persolan politik maupun persoalan teologis. Di bidang politik doktrin Irja’ di
implementasikan dengan sikap politik netral atau non blok yang hampir
diekpresikan dengan sikap diam, maka sebabnya, kelompok Murji’ah dikenal
pula sebagai the queietisisi (kelompok bungkam)
Dalam Perspektif Murji’ah orang Islam yang berbuat dosa besar tidaklah
menjadi, kafir, melainkan tetap mukmin persoalan dosa besarnya diserahkan
kepada Tuhan dalam keputusannya kelak di hari perhitungan. Kalaulah dosa
besarnya itu diampuni Tuhan maka jelas ia akan masuk surga. Akan tetapi
misalnya tidak diampuni Tuhan maka harapan bagi orang/pelaku dosa besar
untuk diberi ampun oleh Tuhan sehingga seterusnya dapat masuk surga.
Dasar argument dari pandangan teologis kaum Murji’ah ini ialah dengan satu
asumsi bahwa orang islam yang melakukan dosa besar masih mengucapkan dua
kalimah syahadah. Maka mereka ini yakin orang serupa ini masih iman dan
bukan kafir atau musyrik. Oleh karena itu inti ajaran yang paling luas
dibicarakan dikalangan Murji’ah antara lain: iman, kufur, dan dosa besar, yang
dalam tahap perkembangan lebih lanjut berkaitan pula dengan persoalan-
persoalan teologis yang lain.
Berkaitan dengan doktrin teologi Murji’ah W. Montgomery dalam Rosihan
(2000- 59) yang merinci sebagai berikut:
a. Penangguhan keputusan terhadap Ali dan Muawiyah hingga
memutuskannya di akhirat kelak.
b. Penangguhan Ali untuk menduduki rangking ke empat dalam peringkat
al- Khalifah ar-Rasyidin.
c. Pemberian harapan (giving of hope) terhadap orang muslim yang berdosa
besar untuk memperoleh ampunan dan rahmat dari Allah.
d. Doktrin-doktrin Murji’ah menyerupai pengajaran (mazhab) para skeptic
dan empiris dari kalangan helenis.
3. Golongan-golongan aliran Murji’ah
Sementara itu, Muhammad Imarah menyebukan 12 sekte Murji’ah yaitu:

a. Al- Jahmiyah, pengikut Jaham bin Ahofwan. H Ash-Salihiyah pengikut Abu


Musa Ash-Shalahi
c. Al-Yunusiyah pengikut Yunus As-Samry
d. As- Samaryah, pengikut Abu Same dan Yunus
e. Asy-Syaubaniyah, pengikut Abu Syauban.
f. Al-ghailaniyah, pengikut Abu Marwan Al-Ghailan bin Marwan Ad-Dimisqu
g. An-Najriyah, pengikut al-Husain bin Muhammad bin Syabib
h. Al-Hanafiyah, pengikut Abu Hanifah an-Nu’maaan.
I. Asy-Syabibyah, pengikut Muhammad bin Syabib
j. Al-Mu’aziyah, pengikut Muadz ath-Thauni.
k. Al-Murisiyah, pengikut Basr al-Murisy,
l. Al-Karimiyah, pengikut Muhammad bin Karam As-Sijiztany.
Menurut Harun Nasutuion, aliran Murji’ah, terbagi menjadi 2, yakni “golongan
moderat” dan “golongan ekstrim”.
1. Golongan Murji’ah moderat berpendapat bahwa orang yang
berdosa besar bukanlah kafir dan tidak kekal dalam neraka, tetapi
akan di hukum sesuai dengan besar kecilnya dosa
2. Golongan Murji’ah ekstrim, yaitu pengikut Jaham Ibnu Sofwan,
berpendapat bahwa orang Islam yang percaya kepada Tuhan
kemudian menyatakan kekufuran secara lisan, tidaklah menjadi
kafir, karena iman dan kufur tempatnya dalam Golongan ekstrim
dalam Murji’ah terbagi menjadi empat kelompok, yaitu :
a. Al-Jahmiyah, kelompok Jahmbin Syafwan danp arapengikutnya,
berpandangan bahwa orang yang percaya kepada Tuhan kemudian
menyatakan kekufuran secara lisan, tidaklah menjadi kafir karena
iman dan kufur itu bertempat di dalam hati bukan pada bagian lain
dalam tubuh.
b. Shalihiyah, kelompok Abu Hasan Ash Shalihi, berpendapat bahwa
iman adalah mengetahui Tuhan, sedangkan kufur tidak tahu Tuhan.
Sholat bukan merupakan ibadah kepada Allah, demikian pula
zakat, puasa dan haji bukanlah ibadah.
c. Yumusiah dan Ubaidiyah, kelompok ini memberikan pernyataan
bahwa melakukan maksiat atau perbuatan jahat tidaklah merusak
iman seseorang. Mati dalam iman, dosa-dosa dan perbuatan jahat
yang dikerjakan tidaklah merugikan orang yang bersangkutan.
Dalam hal ini Muqatil bin Sulaiman berpendapat bahwa perbuatan
jahat, banyak atau sedikit tidak merusak iman seseorang sebagai
musyrik.
d. Hasaniyah, kelompok ini adalah kelompok orang-orang yang
mengatakan hal seperti; “saya tahu Tuhan melarang makan babi,
tetapi saya tidak tahu apakah babi yang diharamkan itu adalah
kambing ini”, maka orang tersebut tetap mukmin.
4. Tokoh-tokoh aliran Murji’ah
Adapun Tokoh-tokoh dalam Aliran Al-Murji’ah sebagai berikut:
1. Abu Hasan ash-Shalihi
2. Yunus bin an-Namiri
3. Ubaid al-Muktaib
4. Ghailan ad-Dimaryq
5. Bisyar al-Marisi
6. Muhammad hin Karram
Sumber;
1. https://jonedu.org/index.php/joe/article/view/1807/1483
2. https://an-nur.ac.id/aliran-murjiah-pengertian-doktrin-dan-sekte/
3. MURJI’AH DALAM PERSPEKTIF THEOLOGIS Oleh: Sariah (Dosen
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska Riau).pdf e-Journal UIN
Suska https://ejournal.uin-suska.ac.id › ...PDF
4. AL-KHWARIJ DAN ALI-MURJI’AH ( SEJARAH MUNCUL DAN
POKOK AJARANNYA).pdf
https://e-journal.iai-al-azhaar.ac.id/index.php/teknoaulama/article/
download/469/365/800
Golongan liberal islam yang memberikan kelonggaran kepada pelaku dosa
walaupun melakukan dosa besar tidak akan sampai dihukum i kafir, yg dalam
kondisi extreme bahkan menganggap orang yg menyatakan dirinya kufur tidak
dihukum i kafir, mereka menganggap bahwa iman adalah hal yg berada di hati
dan hanya Allah SWT yang mengetahui nya.

Anda mungkin juga menyukai