Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. Pokok Bahasan
Pembahasan pada makalah ini mengenai sejarah lahirnya
kaum Murjiah yang muncul pasca kekalifahan keempat setelah
Utsman bin Afan yaitu Ali bin Abi Thalib. Sejarah penting untuk
dikaji, karena didalamnya terdapat banyak hikmah yang dapat kita

B. Urgensi Pembahasan
Melihat kondisi banyaknya paham-paham maupun sekte-sekte
yang terdapat di Indonesia, hal ini sangat urgen di bahas guna
membedakan golongan golongan Mana saja yang baik dan buruk
atau pun sesat maupun tidak sesat.

C. Judul Bahasan :
-

Latar Belakang
Doktrin Pokok Ajaran
Tokoh-tokoh
Relevansinya Dengan Sekarang

BAB II
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Kemunculan Murjiah
Nama Murjiah diambil dari kata irja atau arjaa yang
artinya penundaan, penangguhan, dan pengharapan. Kata arjaa
mengandung arti memberi pengharapan, yaitu kepada pelaku
dosa besar untuk memperoleh pengampunan dan rahmat Allah
SWT. Selain itu, arjaa berarti pula meletakkan dibelakang atau
mengemudikan, yaitu orang yang mengemudikan amal dari
iman. Dengan demikian, Murjiah artinya orang yang menunda
penjelasan kedudukan seseorang yang bersengketa, yaitu Ali dan
Muawiyah, serta para pasukannya pada hari kiamat kelak.1
Timbulnya kaum Murjiah pada mulanya disebabkan oleh
persoalan politik, yaitu persoalan khilafah yang membawa
perpecahan di kalangan umat Islam setelah Usman Ibn Affan
meninggal terbunuh. Seperti terlihat pada kaum Khawarij, yang
pada mulanya adalah pendukung Ali, tetapi kemudian berbalik
arah dan menjadi musuh Ali. Karena adanya perlawanan ini,
orang-orang yang tetap berada pada barisan Ali bertambah keras
dan kuat membelanya dan kemudian pada akhirnya mereka
menjadi satu golongan yang dikenal dengan nama Syiah.
Kaum Khawarij dan Syiah merupakan dua golongan yang
bermusuhan, sama-sama menentang kekuasaan Bani Umayyah,
namun dengan motif yang berbeda. Posisi Khawarij menentang
Dinasti ini, karena memandang mereka menyelewengkan dari
ajaran Islam. Sedangkan Syiah menentang karena memandang
mereka marampas kekuasaan dari Ali dan keturunannya.

1 Abdul Rozak dan Rohison Anwar, Ilmu Kalam, (Bandung: CV. Pustaka
Setia, 2012), cet. ke-2. Hlm. 70-71.

Dalam suasana pertentangan serupa inilah, timbul suatu


golongan baru yang ingin menjadi penengah diantara keduanya,
golongan ini bersifat netral dan tidak mau turut dalam praktik
kafir-mengkafirkan.2
Ada beberapa teori yang berkembang mengenai asal-usul
munculnya aliran Murjian, diantaranya sebagai berikut:
1. Teori pertama barpendapat bahwa gagasan irja atau arjaa
dikembangkan oleh sebagian para sahabat dengan menjamin
kesatuan dan persatuan umat Islam ketika menjadi pertikaian
politik dan untuk menghindari sektarianisme.
2. Teori kedua mengatakan bahwa gagasan

irja

yang

merupakan basis doktrin Murjiah muncul pertama kali


sebagai gerakan politik yang diperlihatkan oleh cucu Ali bin
Abi Thalib, Al-Hasan bin Muhammad Al-Hanafiyah, sekitar
tahun 695. Watt, penggagas teori ini menceritakan bahwa 20
tahun setelah meninggalnya Muawiyah tahun 680, dunia
islam dihadapkan oleh pertikaian sipil, yaitu Al-Mukhtar
membawa paham Syiah ke Kufah dari tahun 685-687.
Sebagai respons dari keadaan ini muncullah gagasan irja
atau penangguhan (postponenment). Gagasan ini tampaknya
baru dipergunakan oleh cucu Ali bin Abi Thalib, Al-Hasan bin
Muhammad Al-Hanafiyah, sekitar tahun 695 dalam sebuah
surat pendeknya yang tampak autentik. Dalam surat itu, AlHasan menunjukkan sikap politiknya dengan mengatakan,
kita mengaku Abu Bakar dan Umar, tetapi menangguhkan
keputusan atas persoalan yang terjadi pada konflik sipil
pertama yang melibatkan Utsman, Ali, dan Zubair (seorang
tokoh pembelot ke Mekah). Dengan politik seperti ini, AlHasan mencoba memperbaiki kondisi umat Islam. Al-Hasan
kemudian mengelak berdampingan dengan kelompok Syiah
revolusioner yang terlampau mengagungkan Ali dan para
2 Harun Nasution, Teologi Islam, (Jakarta: UI Press, 2013), hlm. 24.

pengikutnya, serta menjauhkan diri dari Khawarij yang


menolak mengakui kekhalifahan Muawiyah dengan alasan
bahwa ia adalah keturunan si pendosa Utsman.3
3. Teori ketiga menceritakan bahwa ketika terjadi perseteruan
antara Ali dan Muawiyah, dilakukanlah tahkim (arbitrase)
atas usulan Amr bin Ash, seorang kaki tangan Muawiyah.
Kelompok Ali terpecah menjadi dua kubu, yaitu kelompok
yang pro dan yang kontra. Kelompok kontra akhirnya
menyatakan keluar dari barisan Ali, yaitu kubu Khawarij.
Mereka menilai bahwa tahkim itu bertengan dengan AlQuran,

dalam

pengertian

tidak

bertahkim

berdasarkan

hukum Allah SWT. Maka sebab itu Khawarij berpendapat


bahwa melakukan tahkim termasuk dosa besar dan dihukumi
kafir.

Sementara

itu,

pendapat Khawari

ditentang oleh

sekelompok sahabat yang kemudian disebut Murjiah dengan


mengatakan bahwa pembuat dosa besar tetap mukmin, dan
tidak dihukumi kafir, sementara dosanya diserhkan kepada
Allah SWT., apakah mengampuninya atau tidak.
B. Doktrin-doktrin Pokok Murjiah
Ajaran

poko

Murjiah

pada

mulanya

bersumber

dari

gagasan atau doktrin irja atau arjaa yang diterapkan dalam


banyak persoalan yang dihadapinya, baik persoalan politik
maupun teologis. Seperti yang telah disampaikan sebelumnya,
bahwa aliran Murjiah didalam bidang politik bersifat netral,
artinya bahwa mereka tidak memihak pada satu pihak baik itu
Khawarij

maupun

Syiah.

Mereka

juga

hampir

selalu

mengekspresikan sikap diam, itulah sebabnya kelompok Murjiah


dikenal pula sebagai the queietists (kelompok bungkam).
Sementara itu, dibidang teologi doktrin irja dikembangkan
Murjiah ketika menanggapi persoalan-persoalan teologis yang
sedang terjadi pada saat itu.

Pada perkembangan berikutnya,

3 Abdul Rozak dan Rohison Anwar., hlm. 71.

persoalan-persoalan

yang

ditanggapinya

menjadi

semakin

kompleks, mencakup iman, kufur, dosa besar dan ringan (moral


and

venial

sains),

tauhid,

tafsir

Al-Quran,

eskatologi,

pengampunan atas dosa besar, kemaksuman Nabi, hakikat AlQuran,4 dan lainnya.
Berkaitan

dengan

doktrin-doktrin

teologi

Murjiah,

W.

Montgomery Watt merincinya sebagai berikut.


a. Penangguhan keputusan terhadap Ali dan Muawiyah hingga
Allah memutuskannya di akhirat kelak.
b. Penangguhan Ali untuk menduduki ranking keempat dalam
peringkat Al-Khalifah Ar-Rasyidun.
c. Pemberian harapan (give of hope) terhadap orang muslim
yang berdosa besar untuk memperoleh ampunan dan
rahmat dari Allah SWT.
Masih berkaitan dengan doktrin-doktrin teologi Murjiah,
Harun Nasution membagi menjadi empat ajaran pokok, yaitu:
a. Menunda hukum atas Ali, Muawiyah, Amr bin Ash dan Abu
Musa Al-Asyari yang terlibat tahkim hingga kepada Allah
pada hari kiamat kelak.
b. Menyerahkan keputusan kepada Allah SWT. atas orang
muslim yang berdosa besar.
c. Meletakkan (pentingnya) iman lebih utama dari pada amal.
d. Memberikan pengharapan kepada muslim yang berdosa
besar untuk memperoleh ampunan dan rahmat dari Allah
SWT.
Sedangkan

Abu

Ala

Al-Maududi

(1903-1979)

menyebutkan dua doktrin pokok ajaran Murjiah, yaitu:


a. Iman adalah cukup dengan percaya kepada Allah SWT. dan
Rasul-Nya.

Sedangkan

amal

atau

perbuatan

bukan

merupakan keharusan bagi adanya iman. Artinya bahwa


4 Ibid., 72.

seseorang tetap dianggap mukmin walaupun meninggalkan


apa yang difardukan kepadanya dan melakukan perbuatanperbuatan dosa besar.
b. Dasar keselamatan, adalah iman semata. Maksudnya
adalah selama masih ada iman di dalam hati, setiap
maksiat tidak dapat mendatangkan madharat ataupun
gangguan

atas

seseorang.

Untuk

mendapatkan

pengampunan, manusia cukup menjauhkan diri dari syirik


dan

meniggal

dalam

keadaan

akidah

tauhid. 5

Pada

dasarnya dari masing-masing pendapat diatas adalah


sama.
C. Sekte Sekte Murjian
Kemunculan

sekte-sekte

dalam

kelompok

Murjiah

tampaknya dipicu oleh perbedaan pendapat di kalangan para


Murjiah. Dalam hal ini, terdapat problem yang cukup mendasar
ketika para pengamat menglkasifikasi sekte-sekte Murjiah.6
Pada

umumnya

kaum

Murjiah

terbagi

menjadi

dua

golongan basar, yaitu golongan moderat dan golongan ekstrim.


Golongan moderat berpendapat bahwa orang yang berdosa
besar bukanlah kafir dan tidak kekal dalam neraka, tetapi akan
dihukum dalam neraka sesuai dengan besarnya dosa yang
dilakukannya,

dan

ada

kemungkinan

bahwa

Tuhan

akan

mengampuni dosanya dan oleh karena itu tidak akan masuk


neraka sama sekali. Dalam golongan Murjiah moderat ini
termasuk Al-Hasan Ibn Muhammad, Ali Ibn Abi Thalib, Abu
Hanifah, Abu Yusuf dan beberapa ahli hadis. Jadi bagi golongan
ini orang Islam yang berdosa besar masih tetap mukmin.7
5 Ibid., hlm. 72-73
6 Ibid., 73-74.
7 Harun Nasution, Op., Cit., hlm. 26-27.

Golongan

ekstrim

yang

dimaksud

ialah

al-Jahmiah,

pengikut-pengikut Jahm Ibn Safwan. Menurut golongan ini orang


yang percaya pada Tuhan dan kemudian menyatakan kekufuran
secara lisan tidaklah menjadi kafir, karena iman dan kufr
tempatnya hanyalah dalam hati, bukan dalam bagian lain dari
tubuh manusia, bahkan orang demikian juga tidak menjadi kafir,
sungguhpun ia menyembah berhala, menjalankan ajaran-ajaran
agama Yahudi atau agama kristen yang menyembah salib,
menyatakan pada trinity, dan kemudian mati. Maka orang yang
demikian bagi Allah tetap merupakan seorang mukmin yang
sempurna imannya.8
D. Relevansi Pemikiran Murjiah
Dengan sikap murjiah yang netral serta tidak melegalkan
hukum islam di terapkan di dunia maka dapat kami simpulkan
paham Islam Liberalisme terdapat indikasi murjiah, Dimana
islam Liberal ini mengaku salah satu aliran modern islam. Sikap
mereka

yang

netralnya

kebablasan

hingga

mereka

menyatakan semua agama benar, serta penggunaan hukumhukum islam hanya untuk orang Arab serta bukan merupakan
tujuan (makna Kontekstual) dari hukum yang tertera di dalam AlQuran serta Al-Hadits.
Dengan
paham

netral

serta

tidak

menganggap

pengamalan merupakan bagian terpenting dari ucapan maka hal


ini membuka peluang yang sangat luas untuk setiap orang
maupun golongan yang membenci islam untuk merusak dan
membuat

subhat-syubhat

pada

aqidah

islam

yang

telah

sempurna ini, sebagai salah satu contoh seperti munculnya


sekelompok orang liberal yang benci terhadap islam namun
memakai nama islam seperti yang telah dijelaskan di atas.

8 Ibid., hlm 28.

Anda mungkin juga menyukai