Anda di halaman 1dari 9

ALIRAN SYIAH

Syiah adalah salah satu aliran dalam Islam yang meyakini Ali bin Abi Talib dan
keturunannya sebagai pemimpin Islam setelah Nabi saw. wafat. Para penulis sejarah
Islam berbeda pendapat mengenai awal mula golongan syiah. Sebagian
menganggap Syiah lahir setelah Nabi Muhammad saw. wafat, yaitu pada suatu
perebutan kekuasaan antara kaum Muhajirin dan Anshar.

Pendapat yang palingpopular tentang lahirnya golongan Syiah adalh setelah


gagalnya perundingan antara Ali bin Abi Talib a Muawiyah bin Abi Sufyan di Siffin.
Perundingan ini diakhiri dengan tahkim atau arbitrasi. Akibat kegagalan itu,
sejumlah pasukan Ali memberontak terhadap kepemimpinannya dan keluar dari
pasukan Ali. Mereka itu disebut golongan Khawarij atau orang-orang yang keluar,
sedangkan sebagian besar pasukan yang tetap setia kepada Ali disebut Syiah atau
pengikut Ali.

Beberapa sekte aliran Syiah, di antaranya adalah sebagai berikut :

Sekte Kaisaniyah

Kaisiniyah adalah sekte Syiah yang mempercayai Muhammad bin Hanafiah sebagai
pemimpin setelah Husein bin Ali wafat. nama Kaisaniyah diambil dari nama seorang
budak Ali yang bernama Kaisan.

Sekte Zaidiah

Sekte ini mempercayai kepemimpinan Zaid bin Ali bin Husein Zainal Abidin sebagai
pemimpin setelah Husein Bin Ali wafat. dalam Syiah Zaidiyah, seseorang dapat
diangkat sebagai imam apabila memenuhi lima kriteria. Kelima kriteria itu adalah
keturunan Fatimah binti Muhammad saw. berpengatuhan luas tentang agama,
hidupnya hanya untuk beribadah, berjihad di jalan Allah dengan mengangkat
senjata, dan berani. Selain itu sekte ini mengakui kekhalifahan Abu Bakar dan Umar
bin Khattab.

Sekte Imamiyah

Sekte ini adalah golongan yang meyakini bahwa Nabi Muhammad saw. telah
menunjuk Ali bin Abi Thalib menjadinpemimpin atau imam sebagai pengganti beliau
dengan petunjuk yang jelas dan tegas. Oleh karena itu, sekte ini tidak mengakui
kepemimpinan Abu Bakar, Umar, dan Usman. Sekte Imamiyah pecah menjadi
beberapa golongan. Golongan terbesar adalah golongan Isna Asyariyah ata Syiah
Duabelas. Golongan kedua terbesar adalah golongan Ismailiyah.

ALIRAN KHAWARIJ

Khawarij berarti orang-orang yang keluar barisan Ali bin Abi Thalib. Golongan ini
menganggap diri mereka sebagai orang-orang yang keluar dari rumah dan sematamata untuk berjuang di jalan Allah. Meskipun pada awalnya khawarij muncul karena
persoalan politik, tetapi dalam teapi dalam perkembangannya golongan ini banyak
berbicara masalah teologis. Alasan mendaar yang membuat golongan ini keluar dari
barisan Ali adalh ketidak setujuan mereka terhadap arbitrasi atau tahkim yang
dijalankan Ali dalam menyelesaikan masalah dengan Muawiyah.

Menurut keyakinan Khawarij, semua masalah antara Ali dan Muawiyah harus
diselesaikan dengan merujuk kepada hokum-hukum Allah yang tertuang dalam
Surah al-Maidah Ayat 44 yang artinya, Barangsiapa tidak memutuskan dengan apa
yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang kafir. Berdasarkan ayat ini,
Ali, Muawiyah dan orang-orang yang menyetujui tahkim telah menjadi kafir karena
mereka dalam memutuskan perkara tidak merujuk Al-Quran.

Dalam aliran Khawarij terdapat enam sekte penting, yaitu al-Muhakkimah, alAzariqah, an-Najdat, al-Ajaridah, asy-Syufriyah dan al-Ibadiyah.

LEBIH SIMPLENYA ALIRAN KHAWARIJ INI ADALAH ALIRAN YG GAMPANG


MENGKAFIRKAN ORANG

ALIRAN MURJIAH

Aliran ini disebut juga Murjiah karena dalam prinsipnya mereka menunda persoalan
konflik antara Ali bin Abi Thalib, Muawiyah bin Abi Sufyan, dan kaum Khawarij pada
hari perhitungan kelak. Oleh karena itu, mereka tidak ingin smengeluarkan
pendapat entang siapa syang benar dan dan siapa yang kafir di antara ketiga
kelompok yang bertikai itu.

Dalam perkembangannya, aliran initernyata tidak dapat melepaskan diri dari


persoalan teologis yang muncul pada waktu itu.ketika itu terjadi perdebatan
mengenainhukum orang yang berdosa besar. Kaum Murjiah berpendapat bahwa
orang yang berdosa besar tidak dapat dikatakan kafir selama ia tetap mengakui
Allah sebagai Tuhannya dan Nabi Muhammad saw. sebagai rasul. Pendapat ini
merupakan lawan dari pendapat kaum Khawarij yang menyatakan bahwa orang
Islam yang berdosa besar hukumnya kafir.

Dalam perjalanan sejarahnya, aliran ini aliran ini terpecah menjadi dua kelompok,
yaitu kelompok moderat dan kelompok ekstrem. Tokoh-tokoh kelompok moderat
adalah Hasan bin Muhammad bin Ali bin Abi Thalib, Abu Hanifah dan Abu Yusuf.
Kelompok ekstrem terbagu dalam beberapa kelompok, diantaranya adalah alJahamiyah, as-Salihiyah, al-Yunusiyah, al-Ubaidiyah, al-Gailaniyah, as-Saubariyah, alMarisiyah dan al-Karamiyah.

ALIRAN QODARIYAH

Nama Qadariyah berasal dari pengertian bahwa manusia mempunyai qudrah atau
kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya dan bukan nberasal dari pengertian
bahwa manusia terpaksa tunduk pada qadar Allah. Dalam sejarah perkembangan
teologi Islam, tidak diketahui secara pasti kapan aliran ini muncul.

Pendiri aliran ini adalah Mabad al-Juhani dan Gailan ad-Dimasyqi. Aliran ini
mempunyai pendapat bahwa manusia berkuasa atas perbuatan-perbuatan baik
ataupun jahat. Selain itu, menurut aliran ini manusia mempunyai kemerdekaan atas
tingkah lakunya. Ia berbuat baik ataupun jahat atas kehendaknya sendiri. Degan
demikian, menurut aliran ini manusia diciptakan Allah mempunyai kebebasan untuk
mengatur jalan hidupnyatanpa campur tangan Allah. Oleh karena itu, jika manusia

diberi ganjaran yang baik berupa surga atau disiksa di neraka, semua itu adalah
pilihan mereka sendiri.

ALIRAN JABARIYAH

Nama Jabariyah berasal dari kata jabara yang mengandung sarti memaksa.
Smenurut al-Syahrastani, Jabariyah berarti menghilangkan perbuatan dari hamba
secara hakikat dan menyandarkan perbuatamn tersebut kepada Allah.

Dalam sejarah tercatat bahwa orang yang pertama kali mengemukakan paham
Jabariyah di kalangan umat Islam adalh al-Jaad Ibnu Dirham. Pandanganpandangan Jaad ini, kemudian disebarluaskan oleh para pngikutnya, seperti Jahm
bin Safwan. Manusia menurut aliran Jabariyah adalah sangat lemah, tidak berdaya,
serta terikat dengan kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan. Manusia tidak
mempunyai kehendak dan kemauan bebas, sebagaimana dimiliki soleh paham
qadariyah. Seluruh tindakan dan perbuatan manusia tidak boleh lepas dari aturan,
scenario, dan kehendak Allah. Segala akibat baik baik dan buruk yang diterima oleh
manusia dalam perjalanan hidupnya adalah merupakan ketentuan Allah. Akan
tetapi, ada kecendrungan bahwa Tuhan bahwa Tuhan lebih memperlihatkan sikapNya yang mutlak, absolute, dan berbuat sekehenak-Nya. Hal ini dapat menimbulkan
paham seolah-olah Tuhan tidak adil. Misalnya, Tuhan menyiksa orang yang berbuat
dosa yang dilakukan orang itu terjadi atas kehendak-Nya.

Baik aliran Qadariyah maupun Jabariyah tampaknya memperlihatkan paham yang


saling bertentangan sekalipun mereka sama-sama berpegang pada Al-Quran. Hal
ini memperlihatkan betapa terbukanya kemungkinan terjadinay perbedaan
pendapat dalm Islam.

ALIRAN MUTAZILAH

Aliran ini muncul sebagai reaksi atas pertentangan antar aliran Khawarij dan aliran
Murjiah mengenai persoalan orang mukmin yang berdosa besar. Menghadapi dua
pendapat ini, Wasil bin Ata yang ketika itu menjadi murid Hasan al-Basri, seorang
ulama terkenal di Basra, mendahuli gurunya dalam mengeluarkan pendapat. Wasil
mengatakan bahwa orang mukmin yang berdosa besar menempati posisi antara
mukmin dan kafir. Tegasnya, orang itu bukan mukmin dan bukan kafir

Aliran Mutazilah merupakan golongan yang membawa persoalan-persoalan teologi


yang lebih mandalam dan bersifat filosofis. Dalam pembahasannya mereka banyak
memakai akal sehingga mendapat nama kaum rasionalis Islam

Setelah menyatakan pendapat itu, Wasil bi Ata meninggalkan perguruan Hasan alBasri, lalu membentuk kelompok sendiri. Kelompok ini dikenal dengan Muktazillah.
Pada awal perkembangannya aliran ini tidak mendapat simpati umat Islam karena
ajaran Muktazillah sulit dipahami oleh beberapa kelompok masyarakat. Hal itu
disebabkan ajarannya bersifat rasional dan filosofis. Alas an lain adalah aliran
Muktaszillah dinilai tidak berpegang teguh pada sunnah Rasulullah SAW dan para
sahabat. Aliran baru ini memperoleh dukungan pada masa pemerintahan Khalifah
al-Makmun, penguasa Bani Abbasiyah.

Aliran Muktazillah mempunyai lima dokterin yang dikenal dengan al-usul alkhamsah. Berikut ini kelima doktrin aliran Muktazillah.

At-Taauhid (Tauhid)

Ajaran pertama aliran ini berarti meyakini sepenuhnya bahwa hanya Allah SWT.
Konsep tauhid menurut mereka adalah paling murni sehingga mereka senang
disebut pembela tauhid (ahl al-Tauhid).

Ad-Adl

Menurut aliaran Muktazillah pemahaman keadilan Tuhan mempunyai pengertian


bahwa Tuhan wajib berlaku adil dan mustahil Dia berbuat zalim kepada hamba-Nya.
Mereka berpendapat bahwa tuhan wajib berbuat yang terbaik bagi manusia.
Misalnya, tidak memberi beban terlalu berat, mengirimkan nabi dan rasul, serta
memberi daya manusia agar dapat mewujudkan keinginannya.

Al-Wad wa al-Waid (Janji dan Ancaman).

Menurut Muktazillah, Tuhan wajib menepati janji-Nya memasukkan orang mukmin


ke dalam sorga. Begitu juga menempati ancaman-Nya mencampakkan orang kafir
serta orang yang berdosa besar ke dalam neraka.

Al-Manzilah bain al-Manzilatain (posisi di Antara Dua Posisi).

Pemahaman ini merupakan ajaran dasar pertama yang lahir di kalangan


Muktazillah. Pemahaman ini yang menyatakan posisi orang Islam yang berbuat
dosa besar. Orang jika melakukan dosa besar, ia tidak lagi sebagai orang mukmin,
tetapi ia juga tidak kafir. Kedudukannya sebagai orang fasik. Jika meninggal
sebelum bertobat, ia dimasukkan ke neraka selama-lamanya. Akan tetapi,
sikasanya lebih ringan daripada orang kafir.

Amar Maruf Nahi Munkar (Perintah Mengerjakan Kebajikan dan Melarang


Kemungkaran).

Dalam prinsip Muktazillah, setiap muslim wajib menegakkan yang maruf dan
menjauhi yang mungkar. Bahkan dalam sejarah, mereka pernah memaksakan
ajarannya kepada kelompok lain. Orang yang menentang akan dihukum.

AHLU SUNNAH WAL JAMAAH

Adapun ungkapan Ahlussunah (sering juga disebut sunni) dapat dibedakan menjadi
dua pengertian, yaitu umum dan khusus. Sunni dalam pengertian umum adalah
lawan kelompok syiah. Dalam pengertian ini, Mutazilah-sebagaimana juga
Asyariayah-masul dalam barisan sunni. Sunni dalam pengertian khusus adalah
mahzhab yang berada dalam barisan Asyariyah dan merupakan lawan Mutazilah.

Secara etimologis, istilah Ahlus Sunnah Wal Jamaah berarti golongan yang
senantiasa mengikuti jejak hidup Rasulallah Saw. dan jalan hidup para sahabatnya.
Atau, golongan yang berpegang teguh pada sunnah Rasul dan Sunnah para
sahabat, lebih khusus lagi, sahabat yang empat, yaitu Abu Bakar As-Siddiq, Umar
bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.

Ahlus Sunnah adalah mereka yang mengikuti sunnah Nabi shallallahu alaihi wa
sallam dan sunnah shahabatnya radhiyallahu anhum. Al-Imam Ibnul Jauzi
menyatakan tidak diragukan bahwa Ahli Naqli dan Atsar pengikut atsar Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam dan atsar para shahabatnya, mereka itu Ahlus Sunnah.

Kata Ahlus-Sunnah mempunyai dua makna. Pertama, mengikuti sunah-sunah dan


atsar-atsar yang datangnya dari Rasulullah shallallu alaihi wa sallam dan para
shahabat radhiyallahu anhum, menekuninya, memisahkan yang shahih dari yang
cacat dan melaksanakan apa yang diwajibkan dari perkataan dan perbuatan dalam
masalah aqidah dan ahkam.

Kedua, lebih khusus dari makna pertama, yaitu yang dijelaskan oleh sebagian
ulama di mana mereka menamakan kitab mereka dengan nama As-Sunnah, seperti
Abu Ashim, Al-Imam Ahmad bin Hanbal, Al-Imam Abdullah bin Ahmad bin Hanbal,
Al-Khalal dan lain-lain. Mereka maksudkan (As-Sunnah) itu itiqad shahih yang
ditetapkan dengan nash dan ijma.

Kedua makna itu menjelaskan kepada kita bahwa madzhab Ahlus Sunnah itu
kelanjutan dari apa yang pernah dilakukan Rasulullah shallallahu alaih wa sallam
dan para shahabat radhiyallahu anhum. Adapun penamaan Ahlus Sunnah adalah
sesudah terjadinya fitnah ketika awal munculnya firqah-firqah.

Ada beberapa riwayat hadits tentang firqah atau millah ( golongan atau aliran) yang
kemudian dijadikan landasan bagi firqah ahlussunnah waljamaah. Sedikitnya ada 6
riwayat hadits tentang firqah/millah yang semuanya sanadnya dapat dijadikan
hujjah karena tidak ada yang dloif tetapi hadits shahih dan hasan. Dari hadits yang
kesimpulannya menjelaskan bahwa umat Rasulullah akan menjadi 73 firqah, semua
di nearka kecuali satu yang di surga. itulah yang disebut firqah yang selamat (
). Dari beberpa riwayat itu ada yang secara tegas menyebutkan; (
)ahlussunnah waljamaah. ataub aljamaah. ( Tetapi yang paling
banyak dengan kalimat; maa ana alaihi wa ashhabi ( ) . baiklah
penulis kutipkan sebagian hadits tentang firqah atau millah:.

Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitabnya Al-Ghunyah li Thalibi Thariq Al-Haqq,
Juz 1, Hal 80 mendefinasikan ASWAJA sebagai berikut;

yang dimaksudkan dengan sunnah adalah apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW
(meliputi ucapan,perilaku serta ketetapan Baginda). Sedangkan yang dimaksudkan
dengan pengertian jemaah adalah sesuatu yang telah disepakati oleh para sahabat
Nabi SAW pada masa Khulafa Al-Rasyidin yang empat yang telah diberi hidayah
oleh Allah SWT.

Dalam sebuah hadis dari Abu Hurairah RA, Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda,

Akan terpecah umat Yahudi kepada 71 golongan, Dan terpecah umat Nasrani
kepada 72 golongan, Dan akan terpecah umatku menjadi 73 golongan. Semuanya
akan dimasukkan keneraka kecuali satu. Berkata para sahabat : Wahai Rasulullah,
Siapakah mereka wahai Rasulullah ?. Rasulullah menjawab : Mereka yang mengikuti
aku dan para sahabatku. (HR Abu Daud,At-Tirmizi, dan Ibn Majah)

Dari pengertian hadits diatas dapat difahami dan disipulkan sebagai berikut:
Penganut suatu agama sejak sebelum Nabi Muhammad (Bani Israil) sudah banyak
yang menyimpang dari ajaran aslinya, sehingga terjadi banyak interpretasi yang
kemudian terakumulasi menjadi firqah-firqah.

Umat Nabi Muhammad juga akan menjadi beberpa firqah. Namun berapa
jumlahnya? Bilangan 73 apakah sebagai angka pasti atau menunjukkan banyak,
sebagaimana kebiasaan budaya arab waktu itu?.

Bermacam-macam firqah itu masih diakui oleh Nabi Muhammad SAW sebagai
umatnya, berarti apapun nama firqah mereka dan apaun produk pemikiran dan
pendapat mereka asal masih mengakui Allah sebagai Tuhan, Muhammad sebagi
Nabi dan kabah sebagai kiblatnya tetap diakui muslim. Tidak boleh di cap sebagai
kafir. lahu ma lana wa alaihi ma alainaa.

Pengertian semua di nereka kecuali satu, yaitu mereka yang tidak persis sesuai
dengan sunnah Nabi dan para sahabatnya akan masuk neraka dahulu tapi tidak
kekal didalmnya yang nantinya akan diangkat ke surga kalau masih ada secuil iman
dalam hatinya. Sedangkan yang satu akan langsung ke surga tanpa mampir di
neraka dahulu.

( kelompok yang selamat) adalah mereka yang mengikuti sesuai apa yang
dicontohkan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya ( ) yang
mungkin berada di berbagai tempat, masa dan jamaah. tidak harus satu
organisasi, satu negara, satu masa atau satu partai dan golongan.

Istilah ahlu sunnah dan jamaah ini timbul sebagai reaksi terhadap paham-paham
gilongan Muktazilah, yang telah dikembangkan dari tahun 100 H atau 718 M.
Dengan perlahan-lahan paham Muktazilah tersebut memberi pengaruh kuat dalam
masyarakat Islam. Pengaruh ini mencapai puncaknya pada zaman khalifah-khalifah
Bani Abbas, yaitu Al-Makmun, Al-Muktasim, dan Al-Wasiq (813 M-847 M). Pada masa
Al-Makmun, yakni tahun 827 M bahkan aliran Muktazilah diakui sebagai mazhab
resmi yang dianut negara.

Ajaran yang ditonjolkan ialah paham bahwa Al-Quran tidak bersifat qadim, tetapi
baru dan diciptakan. Menurut mereka yang qadim hanyalah Allah. Kalau ada lebih
dari satu zat yang qadim, berarti kita telah menyekutukan Allah. Menurut mereka
Al-Quran adalah makhluk yang diciptakan Allah. Sebagai konsekuensi sikap khalifah
terhadap mazhab ini, semua calon pegawai dan hakim harus menjalani tes
keserasian dan kesetiaan pada ajaran mazhab.

Mazhab ahlu sunnah wal jaamaah muncul atas keberanian dan usaha Abul Hasan
Al-Asyari. Ajaran teologi barunya kemudian dikenal dengan nama Sunah wal
Jamaah. Untuk selanjutnya Ahli Sunah wal jamaah selalu dikaitkan pada kelompok
pahan teologi Asyariyah ataupun Maturidiyah.

Asyariyah banyak menggunakan istilah Ahlus Sunnah wal Jamaah ini. Kebanyakan
di kalangan mereka mengatakan bahwa madzhab salaf Ahlus Sunnah wa Jamaah
adalah apa yang dikatakan oleh Abul Hasan Al-Asyari dan Abu Manshur Al-Maturidi.
Sebagian dari mereka mengatakan Ahlus Sunnah wal Jamaah itu Asyariyah,
Maturidiyah,dan Madzhab Salaf.

Anda mungkin juga menyukai