Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

ALIRAN – ALIRAN TEOLOGI DALAM ISLAM


PENDAHULUAN

Teologi merupakan ilmu yang mempelajari segala sesuatu berkaitan dengan keyakinan
beragama. Teologi meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan. Para teolog
berupaya menggunakan analisis dan argument-argumen rasional untuk mendiskusikan,
menafsirkan, dan mengajar dalam salah satu bidang dari topik-topik agama. Teologi dalam islam
juga disebut ilmu tauhid yakni ilmu yang membahas tentang wujud allah, sifat sifat wajib dan
boleh serta yang wajib ditiadakan bagi-NYA. Teologi digunakan para teolog untuk memahami
tradisi keagamaanya sendiri atau pun tradisi keagamaan lainnya. Juga untuk perbandingan antara
berbagai tradisi atau dengan maksud untuk melestarikan atau memperbarui suatu tradisi tertentu,
untuk menolong penyebaran suatu tradisi.Mengkaji aliran-aliran Kalam/teologi pada dasarnya
merupakan sebuah cara untuk memahami kerangka berpikir dan proses pengambilan keputusan
para ulama teologi dalam menyelesaikan persoalan-persoalan.
PEMBAHASAN

A. Sejarah Pertumbuhan Aliran – aliran Teologi dalam Islam

Awal mula tumbuhnya aliran – aliran dalam Islam adalah karena masalah
politik yang terus meningkat menjadi persoalan teologi. Hal ini sebenarnya sudah
terjadi pada saat wafatnya nabi Muhammad saw yaitu mengenai permasalahan
siapakah yang nantinya pantas menjadi pengganti beliau, dan masalah ini
mencapai puncaknya pada masa pemerintahan khalifah Ali Ibn Thalib tepatnya
pada saat perang Shiffin. Perang Shiffin adalah peperangan antara khalifah Ali dan
Mu’awiyah (gubernur propinsi Syam atau Syria), terjadi pada bulan Shafar tahun
37H/658M.
Sebenarnya kemenangan sudah ada pada pihak khalifah Ali, akan tetapi
dengan kelicikkan dan taktik perpolitikkan para tokoh Mu’awiyah terutama Amr
Ibn al - As maka disepakati untuk diadakannya proses arbitrasi guna
menyelesaikan masalah peperangan ini. Sebagai pengantara diangkat dua orang :
Amr Ibn al – As dari pihak Mu’awiyah dan Abu Musa al – Asy’ari dari pihak Ali.
Dalam pertemuan mereka, kelicikkan Amr mengalahkan perasaan takwa Abu
Musa. Sejarah mengatakan antara keduanya terjadi permufakatan untuk
menjatuhkan kedua pemuka yang bertentangan, Ali dan Mu’awiyah. Tradisi
menyebut bahwa Abu Musa al – Asy’ari, sebagai yang tertua, terlebih dahulu
berdiri mengumumkan kepada orang ramai putusan menjatuhkan ke dua pemuka
yang bertentangan itu. Berlainan dengan apa yang telah disetujui, Amr Ibn al – As,
mengumumkan hanya menyetujui penjatuhan Ali yang telah di umumkan al –
Asy’ari, tetapi menolak penjatuhan Mu’awiyah.

Dengan kejadian ini maka tentunya sangat merugikan bagi pihak khalifah
Ali, karena secara tidak langsung terdapat penyerahan jabatan khalifah dari
khalifah Ali kepada Mu’awiyah. Hal ini memicu protes yang sangat keras dari
sebagian barisan Ali sendiri mengenai diadakannya proses arbitrasi tersebut.
Mereka berpendapat bahwa putusan hanya datang dari Allah dengan kembali pada
hukum – hukum yang ada dalam al – Qur’an, La Hukma Illa Lillah (tidak ada
hukum selain hukum Allah). Sehingga mereka memandang Ali Ibn Thalib telah
berbuat salah, oleh karena itu mereka keluar dari barisannya Ali, dan golongan
inilah yang nantinya disebut al – Khawarij (orang – orang yang keluar atau
memisahkan diri) .Pada saat itulah awal mula terjadinya pertumbuhan aliran –
aliran teologi dalam Islam. Golongan khawarij tidak hanya memandang Ali,
Mu’awiyah, Amr Ibn al – As, Abu Musa al – Asy’ari telah berbuat salah saja
tetapi mereka telah kafir, karena al – Qur’an mengatakan :

“ Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka
mereka itu adalah orang-orang yang kafir”.
Akan tetapi pada perkembangannya mereka tidak hanya mengkafirkan
orang yang tidak menentukan hukum dengan al – Qur’an saja, tetapi orang yang
berbuat dosa besar (murtakib al – kaba’ir) juga dipandang telah kafir.Persoalan
orang yang berbuat dosa inilah kemudian yang memicu tumbuhnya aliran – aliran
teologi lain. Pertama, aliran Khawarij yang mengatakan bahwa orang berdosa
besar adalah kafir. Kedua, aliran Murji’ah yang menegaskan bahwa orang yang
berbuat dosa besar tetap masih mukmin dan bukan kafir, adapun soal dosa yang
telah dilakukan terserah kepada Allah swt untuk mengampuni atau tidak. Ketiga,
aliran Mu’tazilah yang berpendapat bahwa orang yang berbuat dosa besar itu
bukanlah kafir tetapi bukan pula mukmin (al – manzilah bain al – manzilitain).
Keempat, aliran Qadariah yang berpanutan bahwa manusia itu mempunyai
kemerdekaan dalam kehendak dan perbuatannya. Kelima, aliran Jabariah
beri’tikad sebaliknya dari aliran Qadariah yaitu manusia tidak mempunyai
kemerdekaan dalam kehendak dan perbuatannya.

B. Macam Macam Aliran Teologi Dalam Islam.

1. Aliran Khawarij
Asal-usul KhawarijyaituNama khawarij diambil dari kata asal kharaja artinya telah
keluar. Maksudnya ialah orang-orang yang keluar dari barisan Ali bin Abi Thalib
karena tidak setuju terhadap sikapnya yang mau menerima perdamaian dalam
penyelesaian sengketa kekhalifahan dengan Muawiyah bin Abi Sofyan.
2. Aliran Murji’ah

Nama Murji’ah diambil dari kata Arja’a yang berarti menangguhkan atau
mengakhirkan. Maksudnya mereka menangguhkan persoalan golongan-golongan
umat Islam yang berselisih dan yang telah banyak mengalirkan darah sampai hari
pembalasan nanti dan mereka tidak menentukan hukumnya bagi setiap yang
berselisih.

3. Aliran Syi’ah

Asal-usul Syi’ah dan ahlul bait yaitu Kata Syi’ah menurut Ibnu Khaldun berarti As
shahbu wal Ittibaa’u yang artinya pengikut atau partai. Menurut istilah Syi’ah
adalah suatu golongan umat Islam yang memberikan kedudukan istimewa kepada
keturunan Nabi Muhammad SAW dan menempatkan Ali bin Abi Thalib serta
Ahlul Bait pada derajat yang lebih utama daripada sahabat Nabi yang lain, mereka
mencintai Ali dan keturunannya dengan sepenuh hati dan disertai sikap dan
tindakan yang nyata.
4. Aliran Qadariah dan Jabariah

kaum Qadariah berpendapat bahwa manusia mempunyai kebebasan dan


kemerdekaan dalam menentukan perjalanan hidupnya dengan demikian nama
Qadariah berasal dari pengertian bahwa manusia mempunyai qudrah atau
kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya, dan bukan berasal dari pengertian
bahwa manusia terpaksa tunduk pada qadar Tuhan. Paham Qadariah pertama kali
dipelopori oleh Ma’bad al Juhani dan Ghailan al Dimasyqi. Menurut Ghailan,
manusia berkuasa atas perbuatannya, manusia sendirilah yang melakukan
perbuatan baik maupun jahat atas kemauan dan dayanya sendiri.
Paham Jabariah dipelopori oleh Al Ja’d Ibn Dirham, tetapi yang menyiarkannya
adalah Jahm Ibn Safwan. Menurut Jahm, manusia tidak mempunyai kekuasaan
untuk berbuat apa-apa, tidak mempunyai daya, tidak mempunya kehendak sendiri
dan tidak mempunyai pilihan, manusia dalam melakukan perbuatannya hanya
dipaksa. Tuhanlah yang menciptakan perbuatan dalam diri manusia.
Tokoh Jabariah yang lain yaitu Al Husain Ibn Muhammad Al Najjar yang bersifat
lebih moderat. Menurutnya, Tuhanlah yang menciptakan perbuatan manusia,
tetapi manusia mempunyai bagian dalam perwujudan perbuatan itu. Tenaga yang
diciptakan dalam diri manusia mempunyai efek untuk mewujudkan perbuatannya.
Paham yang sama diberikan oleh Dirar Ibn ‘Amr

5. Aliran Ahlussunnah Wal Jama’ah

Banyak kalangan yang menentang aliran Mu’tazilah, terutama di kalangan rakyat


biasa yang tidak dapat menyelami ajaran-ajaran Mu’tazilah yang bersifat rasional
itu. Rakyat biasa, dengan pemikiran yang sederhana, ingin ajaran yang sederhana
pula. Kaum Mu’tazilah dalam sejarah memang merupakan golongan minoritas,
dan dikenal sebagai golongan yang tidak kuat berpegang pada hadits.
Mungkin inilah yang menimbulkan term ahli sunnah dan jama’ah, yaitu golongan
yang berpegang teguh pada sunnah dan merupakan golongan mayoritas. Yang
dimaksud dengan ahli sunnah wal jama’ah dalam ilmu kalam adalah aliran
Asy’ariah dan Maturidiah yang menentang ajaran-ajaran Mu’tazilah.
PENUTUP

Perpecahan umat islam menjadi beberapa aliran secara umum dapat disebabkan
oleh Masalah perpolitikan mengenai pengangkatan khalifah dan Masalah
pengkafiran seseorang yang telah berbuat dosa besar. Berbagai macam aliran –
aliran teologi tersebut adalah sebagai berikut Aliran Khawarij, Aliran Murji’ah,
Aliran Qadariah dan Jabariah dan Aliran Ahlussunnah Wal Jama’ah

DAFTAR PUSTAKA

https://mzainiblog.blogspot.com/2017/03/aliran-aliran-teologi-dalam-islam-
tokoh.html

Anda mungkin juga menyukai