Anda di halaman 1dari 13

Aqidah

Wasathiyah dan
Aliran Aqidah
Islam
Dosen Pengampu : Dr. H. Munawir, M.Ag ‫مرحبا‬
Achmad Safiruddin (11020120038)
Fitria Surya Madina (11020120059)
Harunda Tryavrilia. S (11020120060)
Pengertian Aqidah Wasitiyah
Menurut Ibnu Taimiyah dalam buku “aqidah al- Wasithiyah” aqidah diartikan
sebagai sebuah perkara yang perlu dibenarkan dalam hati, dengannya jiwa menjadi
tenang sehingga jiwa menjadi yakin dan mantap. Akibatnya jiwa tidak dipengaruhi
oleh keraguan dan salah sangka.

Sementara, Wasatiyah merupakan ajaran islam yang mengarahkan umatnya agar


adil, seimbang, bermaslahat dan proposional. Kata “Wasatiyah" sendiri berasal dari
kata Arab “wasat”, yaitu "tengah". Konsep al-wasatiyyah dalam akidah
menitikberatkan seluruh lapisan masyarakat, sebab penting dalam menjaga
keharmonian masyarakat dalam mendapatkan aqidah yang benar tanpa kesan ifrat
dan tafrit dalam soal keimanan.
Al-Aqidah Al-Wasithiyah Ibnu Taimiyah

Dalam kitabnya ini Taimiyah membentuknya sangat ringkas tetapi mampu mencakup
hampir semua permasalahan keyakinan (i’tiqad) dan dasar-dasar keimanan (ushul iman) .
Latar belakang Taimiyah dalam penyusunan kitab ini adalah atas permintaan dari hakim
agung (Qadhi) negeri Wasith Irak. Oleh karena itulah kitab dinamakan Al-Aqidah Al-
Wasithiyah.
Beberapa Topik yang menjadi pembahasan kitab
Aqidah Al-Wasithiyah antara lain yakni tentang:

Pengertian dari Ahlus

01. 04.
Pembahasan mengenai Iman,
Sunnah Wal Jama’ah Tauhid, Sahabat, dan Syafa’at di
Hari Kiamat.

Pembahasan mengenai Serta pembahasan-

02. Nama-nama dan sifat-sifat


dari Allah
05. pembahasan lain mengenai
akidah dari Ahlus sunnah wa Al-
Jama'ah.

03.
Pembahasan mengenai Al-Quran, bahwa Al-Qur'an itu
merupakan ucapan Allah bukannya ciptaan Allah.
Aliran-Aliran Aqidah Islam
Aliran Khawarij
Ukwah bin Udayyah yang dikenal sebagai aliran Khawarij. Dalam aliran ini merupakan penentuan
bagaimana posisi orang beriman tetapi melakukan dosa besar memiliki keyakinan bahwa jika
seseorang tidak berhasil membuktikan imannya dalam bentuk menghindari dari perbuatan dosa
maka dapat diterapkan hukum kafir dan dapat dibunuh.

Aliran Murji’ah
Al-Hasan bin Ali Abi Thalib, Abu Hanifah, Abu Yusuf dan beberapa ahli hadist kemudian dikenal
dengan sebutan Murji’ah. Menurut kelompok ini orang Islam yang berdosa besar masih dikatakan
beriman. Dalam hal ini, Imam Abu Hanifah memberi definisi iman sebagai pengakuan dan
pengetahuan tentang Tuhan, Rasul-rasulnya dan tentang semua apa yang datang dari Tuhan dalam
keseluruhan dan tidak dalam rincian. Iman tidak mempunyai sifat bertambah atau berkurang dan
tidak ada perbedaan antara manusia dalam hal iman (Sabli, 2015).
Aliran Aliran
Mu’tazilah Jabariyyah
Pada asalnya golongan jama’ah ini tumbuh Yaitu faham keterpaksaan (manusia).
sebagai kaum netral politik, khususnya dalam Menurut faham ini manusia tidak memiliki
artian sikap yang lunak dalam menengahi keberdayaan dalam menghadapi ketentuan
pertentangan antara ali bin abi thalib dan Tuhan dan kehendakNya yang mutlak.
lawan-lawannya, terutama dengan
Mu’awiyah, Aisyah, dan Abdullah ibnu Zubair. Paham ini meyakini bahwa perbuatan
Menurut pandangan Mu’tazialh, pelaku dosa manusia diciptakan Tuhan dalam diri manusia.
besar tidak dapat dikatakan sebagai mukmin Manusia tidak mempunyai kemauan,
secara mutlak. Hal ini karena keimanan kemampuan dan daya untuk mewujudkan
menuntut adanya kepatuhan kepada tuhan, perbuatannya. Semua sudah diatur oleh Allah
tidak cukup hanya pengakuan dan SWT.
pembenaran. Berdosa besar bukanlah
kepatuhan melainkan kedurhakaan.
Aliran Aliran
Qodariyah Syi’ah
Aliran ini merupakan aliran yang percaya Aliran ini berasal dari sebagian kaum muslim
bahwa segala tindakan manusia tidak yang dalam bidang spiritual dan
diintervensi oleh Tuhan. Dalam pendapatnya keagamaannya selalu merujuk pada
tiap-tiap orang adalah pencipta bagi segala keturunan Nabi Muhammad SAW (Zuhri,
perbuatannya, dia dapat berbuat sesuatu 2013).
atau meninggalkannya atas kehendaknya
sendiri (Zuhri, 2013). Syi’ah adalah golongan yang menyanjung dan
memuji Sayyidina Ali secara berlebih-lebihan,
Dapat disimpulkan bahwa paham Qodariyah karena mereka beranggapan bahwa Ali yang
dipakai untuk nama suatu aliran yang lebih berhak menjadi khalifah pengganti Nabi
memberi penekanan bahwa manusia Muhammad SAW.
mempunyai kemerdekaan dan kebebasan
dalam menentukan perjalanan hidupnya.
Aliran Ahl al-Sunnah
Wal Jama’ah
Tokoh aliran ini adalah Imam Abu Al-Hasan Al-Asy’ary dan Imam Abu Mansur
Al-Maturidy. Pada dasarnya aturan esensial berpikir ini terdiri dari tiga
komponen. Pertama adalah pengakuan bahwa masing-masing lapisan realitas
memiliki logika berfikir yang sesuai dengan kodrat sendiri. Kedua adalah
pengakuan bahwa kebenaran dari lapisan lain dapat diterima melalui
keyakinan atas dasar otoritas aturan berikir dan unsur ketiga adalah
pengakuan bahwa lapisan realitas tersebut merupakan kesatuan dasar Tuhan
yang diterima dalam Islam. Jadi aliran ini tidak menetapkan hukum kafir bagi
pelaku dosa besar.
Awal Fitnah
Dalam Umat
Islam
Awal fitnah dan Sumbu perpecahan yang
pertama kali muncul adalah i’tiqad dan
pemikiran. Periode ini berlangsung pada
berakhirnya masa Khalifah Ustman dan awal
dari masa Khalifah Ali (Mahmudi, 2019).

Permasalahan Berawal dari hasutan-hasutan Ibnu


Saba’, membuat makar tersembunyi atas kaum
muslimin. Permasalahan ini bermula ketika awal
terbunuhnya Khalifah Usman oleh orang yang
membenci masa kepemimpinan beliau.
Awal Fitnah Dalam Umat Islam
Pada masa itu terjadilah perselisihan hebat
antara diangkatnya Ali Bin Abi thalib sebagai
khalifah dan pihak kerabat Usman Bin Affan
yang meminta penuntutan atas kematian
Khalifah Ustman yang dipimpin oleh
Mu’awwiyah. Akibatnya Meletuslah perang
Shiffin antara kubu Mu’awwiyah dan Ali Bin Abi
Thalib. Pada saat itu jugalah golongan Khawarij
masuk sebagai penengah pada awalnya, namun
memiliki siasat tersendiri dalam memecah belah
kaum muslimin yang dilanda ketegangan
tersebut. sehingga munculah cikal bakal
golongan Syi’ah dan Khawarij.
Awal Fitnah Dalam Umat Islam
Kelompok yang pertama kali muncul yang memisahkan diri dari imam kazum muslimin yakni
adalah kelompok Khawarij. Benih-benih Khawarij ini sebenarnya berasal dari aqidah Saba’iyah.
Saba’iyah ini terpecah menjadi dua kelompok utama yakni Khawarij dan Syi’ah.

Baik Khawarij maupun Syi’ah mencul pada peristiwa fitnah atas


diri Amirul Mukminin Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘anhu.
Fitnah ini diprakarsai oleh Abdullah bin Saba’ melalui ide,
keyakinan dan gerakannya. Dari situlah munculah aqidah sesat,
yaitu aqidah Syi’ah dan Khawarij. Ibnu Saba’ dan kroco-kroconya
menabur berbagai benih kebencian terhadap dua kubu tersebut.
Setelah itu membuat siasat seolah-olah antara kelompok-
kelompok itu terjadi permusuhan guna memecah belah umat
sebagaimana yang terjadi pada masa ini.
Tantangan Sains Modern
Maraknya penyimpangan Aqidah Islam salah satunya terjadi
karena di dunia keilmuan membahas sesuatu yang di luar
pandangan ulama yang ditafsirkan sendiri padahal pemahaman
keilmuannya tidak memumpuni. permasalahan yang menyimpang
dari aqidah Islam didasari akibat pembodohan ajaran Islam
(Harahap et al., 2020). Sehingga munculah aktivitas yang
dilakukan oleh sekelompok atau oknum tertentu yang mencoba
melakukan pembodohan dan ajaran sesat terhadap masyarakat
sehingga timbulah kesesatan lagi menyesatkan. Di luar dari
penyimpangan aqidah Islam tersebut, minimnya ilmu agama tak
terhitung jumlahnya dalam melakukan penyimpangan terhadap
aqidah, sehingga turun temurun kesesatan tersebut di atas
maraknya perkembangan sains yang semakin modern kini.
Terima
Kasih!
CREDITS: This presentation template was created
by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai