Anda di halaman 1dari 7

H.

Aliran-alian ilmu Kalam

Aliran Khawarij
Khawarij adalah suatu nama yang mungkin diberikan oleh kalangan lapangan di sana karena tidak mau
menerima arbitrase dalam pertempuran siffin yang terjadi wantara Ali dan Mu‟awiyah dalam upaya
penyelesaian persengketaan antara keduanya tentang masalah khalifah.Khawarij berasal dari kata
kharaja, artinya ialah keluar, dan yang dimaksudkan disini ialah mereka yang keluar dari barisan Ali
sebagai diterimanya arbitse oleh Ali. Tetapi sebagaian orang berpendapat bahwa nama itu diberikan
kepada mereka, karena mereka keluar dari rumah-rumah mereka dengan maksud berjihad di jalan Allah.
Hal ini di dasarkan pada QS An-Nisa: 100. Berdasarkan ayat tersebut, maka kaum khawarij memandang
kaum khawarij memandang diri mereka sebagai orang yang meninggalkan rumah atau kampung
halamannya untuk berjihad. Bila di masa Rasulullah kafir hanya untuk mereka yang tidak memeluk Islam
tapi kaum Khawarij memperluas pengertiannya dengan memasukkan orang-orang yang telah masuk
Islam. Yakni orang Islam yang bila ia menghukum, maka yang digunakan bukanlah hukum Allah.Ajaran
Khawarij bermula dari masalah pandangan mereka tentang kufur. Kufur (orang-orang kafir), berarti tidak
percaya. Lawannya adalah iman (orang yang dikatakan mukmin) berarti percaya. Di masa Rasulullah
kedua kata itu termanifestasi secara tajam sekali, yakni orang yang telah percaya kepada Allah yang
disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW dan orang-orang yang tidak percaya kepada Allah tersebut.
Dengan kata lain, mukmin adalah orang yang telah memeluk agama Islam sedangkan kafir adalah orang
yang belum memeluk agama Islam.Bila pada masa Rasulullah term kafir hanya dipakai untuk mereka
yang belum memeluk Islam, kaum Khawarij memperluas makna kafir dengan memasukkan orang yang
telah beragama Islam ke dalamnya. Yakni orang Islam yang bila ia menghukum, maka yang
digunakannya bukanlah hukum Allah. Secara umum, konsep mereka tentang iman bukan pembenaran
dalam hati semata-mata. Pembenaran hati (al-tasdiq bi al-qabl) menurut mereka, mestilah
disempurnakan dengan menjalankan perintah agama. Seseorang yang telah memercayai bahwa tiada
Tuhan melainkan Allah dan Muhammad itu utusan Allah, tapi ia tidak melakukan kewajiban agama,
berarti imannya tidak benar, maka ia akan menjadi kafir.Pengikut Khawarij terdiri dari suku Arab Badui
yang masih sederhana cara berpikirnya. Jadi sikap keagamaan mereka sangat ekstrem dan sulit
menerima perbedaan pendapat. Mereka menganggap orang yang berada di luar kelompoknya adalah
kafir dan halal dibunuh. Sikap picik dan ekstrem ini pula yang membuat mereka terpecah menjadi
beberapa sekte.Berbeda dengan kelompok Sunni dan Syi‟ah, mereka tidak mengakui hakhak istimewa
orang atau kelompok tertentu untuk menduduki jabatan khalifah. Khawarij tidak memandang kepala
negara sebagai orang yang sempurna. Ia adalah manusia biasa juga yang tidak luput dari kesalahan dan
dosa. Karenanya, mereka menggunakan mekanisme syura untuk mengontrol pelaksanaan tugas-tugas
pemerintahan. Kalau ternyata kepala negara menyimpang dari semestinya, dia dapat diberhentikan atau
dibunuh.
Tokoh-tokoh Dalam Aliran Khawarij: Urwah bin Hudair, Mustarid bin Sa'ad, Hausarah al-Asadi, Quraib
bin Maruah, Nafi' bin al-Azraq, dan 'Abdullah bin Basyir.
Doktrin-Doktrin Khawarij
 Khalifah harus dipilih bebas seluruh umat Islam
 Khalifah tidak harus berasal dari keturunan Arab
 Dapat dipilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap adil
dan menjalankan syariat Islam. Ia dijatuhkan bahkan dibunuh apabila
melakukan kedzaliman.(M. Yunan Yusuf, Alam Pikiran Islam Pemikiran Kalam, (Jakarta: Kencana, 20)

Khalifah sebelum Ali adalah sah, tetapi setelah tahun ke tujuh Ustman dianggap menyeleweng. Dan
khalifah Ali adalah sah tetapi setelah terjadi arbitrase (tahkim), ia dianggap menyeleweng.

 Muawiyah dan Amr bin Ash serta Abu Musa Al-Asy‟ari juga dianggap menyeleweng dan telah menjadi
kafir.
 Pasukan perang jamal yang melawan Ali kafir.
 Seseorang yang berdosa besar tidak lagi disebut muslim sehingga harus dibunuh dan seseorang
muslim dianggap kafir apabila ia tidak mau membunuh muslim lainnya yang telah dianggap kafir.

 Setiap Muslim harus berhijrah dan bergabung dengan golongan mereka.


 Seseorang harus menghindar dari pemimpin yang menyeleweng.
 Orang yang baik harus masuk surge dan orang yang jahat masuk ke neraka.
 Qur‟an adalah makhluk
 Manusia bebas memutuskan perbuatannya bukan dari tuhan.

b. Aliran Syiah
Syiah dalam bahasa Arab artinya ialah pihak, puak, golongan, kelompok atau pengikut sahabat atau
penolong. Pengertian itu kemudian bergeser mempunyai pengertian tertentu. Setiap kali orang
menyebut syiah, maka asosiasi pikiran orang tertuju kepada syiah-ali, yaitu kelompok masyarakat yang
amat memihak Ali dan dan memuliakannya beserta keturunannya. Kelompok tersebut lambat laun
membangun dirinya sebagai aliran dalam Islam. Adapun ahl al-bait adalah “family rumah nabi”. Menurut
syiah yang dinamakan ahl bait itu adalah Fatimah, suaminya Ali, Hasan dan Husein anak (Muchotob
Hamzah, Pengantar Studi Aswaja An-Nahdliyah, (Yogyakarta: LKiS, 20),kandungnya, menantu dan cucu-
cucu Nabi, sedang isteri-isteri nabi tidak termasuk Ahl alBait.Asal-Usul Syiah dan Perkembangan Syiah
Sejak jaman Rasulullah serta khalifah Abu Bakar dan Umar bin Khatab, belum pernah ditemukan adanya
satu golongan politik atau golongan agama yang memiliki banyak pengikut, memiliki karakter dan
identitas khusus dan memiliki target yang jelas. Golongan itu baru muncul pada masa Khalifah Utsman.
Merek adalah orang-orang yang setia pada Ali, yang menganggap bahwa kekhalifahan Ali berdasarkan
Nash Al-quran dan wasiat dari Rasulullah SAW, baik yang disampaikan secara jelas maupun samar.
Menurut mereka seharusnya tampuk kepemimpinan diduduki oleh Ali dan keturunannya, serta tidak
boleh lepas darinya.Para ulama masih berbeda pendapat mengenai asal-usul Syi‟ah dan
perkembangannya. Menurut Prof. Walhus, akidah Syi‟ah banyak terpengaruh oleh ajaran Yahudi, bukan
persia karena mengingat pendirinya adalah Abdullah bin Saba‟ yang berasal dari Yahudi. Sementara
pendapat Prof. Dawzi cenderung pada pendapat yang menyatakan bahwa pendiri Islam adalah orang
Persia, karena orang Arab bebas memeluk agama.Menurut Prof. Ahmad Amin, Syiah sudah muncul
sebelum orang-orang Persia masuk Islam, tetapi masih belum ekstrim seperti sekarang. Mereka hanya
berpendapat bahwa Ali lebih utama dari sahabat lainnya. Kemudian pemahaman Syiah ini berkembang
seiring perkembangan zaman dan adanya kasus pembunuhan-pembunuhan yang mengatas namakan
Syiah.
Tokoh-tokoh Aliran Syiah: Jalaludin Rakhmat, Haidar Bagir, Haddad
Alwi, Nashr bin Muzahim, Ahmad bin Muhammad bin Isa Al-Asy‟ari.

Doktrin-doktrin Syiah

 Kepala negara diangkat dengan persetujuan rakyat melalui lembaga ahl al-hall wa al-‘aqd.
 Kepala negara atau imam berkuasa seumur hidup, bahkan mereka meyakini kekuasaan imam mereka
ketika ghaibdan baru pada akhir jaman kembali kepada mereka.

 Kepala negara (imam) sebagai pemegang kekuasaan agama dan politik berdasarkan petunjuk Allah dan
wasiat Nabi.

 Kepala negara memegang otoritas sangat tinggi14


c. Aliran Jabbariyah

Kata Jabariyah berasal dari kata jabara yang berarti memaksa dan mengharuskannya melaksanakan
sesuatu atau secara harfiah dari lafadz aljabr yang berarti paksaan. Kalau dikatakan Allah mempunyai
sifat Aljabbar (dalam bentuk mubalaghah), itu artinya Allah Maha Memaksa. Selanjutnya kata jabara
setelah ditarik menjadi jabariyah memiliki arti suatu aliran. Lebih lanjut Asy- Syahratsan menegaskan
bahwa paham Al jabr berarti menghilangkan perbuatan manusia dalam arti yang sesungguhnya dan
menyandarkannya kepada Allah, Dengan kata lain manusia mengerjakan perbuatannya dalam keadaan
terpaksa.Secara istilah, jabbariyah berarti menyandarkan perbuatan manusia kepada Allah SWT.
Jabariyyah menurut mutakallimin adalah sebutan untuk mahzab al-kalam yang menafikkan perbuatan
manusia secara hakiki dan menisbatkan kepada Allah SWT semata. (Nurcholish Madjij, Fiqh Siyasah,
(Jakarta: Kencana, 2014)Menurut Harun Nasution, jabariyah adalah paham yang menyebutkan bahwa
segala perbuatan manusia telah ditentukan dari semula oleh Qada dan Qadar Allah. Maksudnya adalah
bahwa setiap perbuatan yang dikerjakan oleh manusia tidak berdasarkan kehendak manusia, tapi
diciptakan oleh Tuhan dan dengan kehendaknya, disini manusia tidak mempunya kebebasan dalam
berbuat, karena tidak memiliki kemampuan. Ada yang mengistilahkan bahwa jabariyah adalah aliran
manusia menjadi wayang dan tuhan sebagai dalangnya.17
Asal-usul Jabariyah

Aliran Jabbariyah ini sebenarnya sudah ada di kalangan bangsa Aeab sebelum Islam. Sejarah mencatat
bahwa orang yang pertama kali menampilkan paham jabbariyah di kalangan umat Islam adalah Al-Ja‟d
Ibn Dirham.18Pandangan-pandangan Ja'ad bin Dirham ini kemudian disebar luaskan oleh pengikutnya,
seperti Jahm bin Shafwan dari Khurasan. Dalam sejarah teologi Islam, Jahm tercatat sebagai tokoh yang
mendirikan aliran jahmiyyah dalam kalangan Murji’ah. Ia adalah sekretaris Surai bin Al hariz dan selalu
menemaninya dalam gerakan melawan kekuasaan bani Umayyah. Namun dalam perkembangannya
paham Jabariyyah juga dikembangkan oleh tokoh lainnya diantaranya Al Husain bin Muhammad An-
Najjar dan Ja‟ad bin Dirrar. Paham Jabariyah ini diduga telah ada sejak sebelum agama Islam datang
kemasyarakat Arab. Kehidupan bangsa Arab yang diliputi oleh Gurun Pasir Sahara telah memberi
pengaruh besar dalam ke dalam cara hidup mereka. Dan dihadapkan alam yang begitu ganas, alam yang
indah tetapi kejam, menyebabkan jiwa merasa dekat dengan Dzat Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Dengan suasana alam yanga demikian menyebabkan mereka tidak punya daya dan kesanggupan apa-
apa, melainkan semata-mata patuh, tunduk dan pasrah kepada kehendak Tuhan, dan dalam al-Qur'an
sendiri banyak memuat ayat-ayat yang membawa kepada timbulnya paham Jabariyah. "Allah
menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat" {QS AshShaffat: 96} .Selain ayat-ayat Al Quran diatas,
benih-benih paham al-jabar juga dapat dilihat dalam beberapa peristiwa sejarah: Suatu ketika Nabi
menjumpai sahabatnya yang sedang bertengkar dalam masalah takdir Tuhan, Nabi melarang mereka
memperdebatkan persoalan tersebut, agar terhindar dari kekeliruan penafsiran tentang ayat-ayat tuhan
mengenai takdir.Adanya paham jabar telah mengemukakan ke permukaan pada masa bani umayyah
yang tumbuh berkembang di Syria.Di samping adanya bibit pengaruh faham jabar yang telah muncul
dari pemahaman terhadap ajaran Islam itu sendiri, ada sebuah pandangan mengatakan bahwa aliran
jabar muncul karena adanya pengaruh dari pemikiran asing, yaitu pengaruh agama yahudi bermadzhab
Qurra dan agama Kristen bermadzhab Yacobit.20
Tokoh-tokoh Aliran Jabbariyah: Al-Ja‟ad bin Dirham, Jahm bin
Sofwan, Adh-Dhirar, Husain bin Muhammad al-Najjar.
Doktrin-doktrin jabbariyah

 Manusia mengerjakan perbuatan dalam keadaan terpaksa Kalam Tuhan adalah makhluk
 Tuhan tidak dapat dilihat di akhirat

 Surga Neraka tidak kekal21


d. Aliran Qaddariyah

Qadariyah berasal dari kata “qodara” yang artinya memutuskan dan kemampuan dan memiliki
kekuatan, sedangkan sebagai aliran dalam ilmu kalam. Qadariyah adalah nama yang dipakai untuk salah
satu aliran yang memberikan penekanan terhadap kebebasan dan kekuatan manusia dalam
menghasilkan perbuatan-perbuatannya. Dalam paham Qadariyah manusia dipandang mempunyai
Qudrat atau kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya, dan bukan berasal dari pengertian bahwa
manusia terpaksa tunduk kepada Qadar atau pada Tuhan.Adapun menurut pengertian terminologi
Qodariyyah adalah suatu aliran yang mempercayai bahwa segala tindakan manusia tidak diintervensi
oleh Tuhan. Aliran ini juga berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi segala
perbuatannya, ia dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya atas kehendak sendiri. Berdasarkan
pengertian tersebut, qodariyyah merupakan nama suatu aliran yang memberikan suatu penekanan atas
kebebasan dan kekuatan manusia dalam mewujudkan perbuatannya. Harun Nasution menegaskan
bahwa kaum qodariyyah berasal dari pengertian bahwa manusia mempunyai qodrat atau kekuatan
untuk melaksanakan kehendaknya, akan tetapi bukan berarti manusia terpaksa tunduk paada qodrat
Tuhan. Kata qadar dipergunakan untuk menamakan orang yang mengakui qadar digunakan untuk
kebaikan dan keburukan pada hakekatnya kepada Allah.

Usul Aliran Qadariyah


Sekilas pemahaman Qadariyah ini sangat ideal dan sesuai dengan ajaran Islam. Di samping benar
menurut logika, juga didasarkan pada ayat-ayat alqur‟an dan hadis yang memberikan kebebasan kepada
manusia untuk memilih dan menentukan perbuatannya sendiri. Akan tetapi jika kita mendalami ajaran
Al-quran dan Hadis secara komprehensif serta memerhatikan realitas kehidupan sehari-hari, maka akan
tampak jelas bahwa paham Qadariyah yang tidak mempercayai adanya takdir adalah mengandung
berbagai kelemahan dan telah menyimpang dari ajaran Islam yang benar.Tokoh-tokoh Aliran Qadariyah:
Ma‟bad al-Jauhani dan Ghailan al-Dimasyqi.
Doktrin-doktrin Aliran Qadariyah
 Manusia memiliki kebebasan untuk menentukan tindakannya sendiri
 Dalam memahami takdir aliran Qadariyah terlalu Liberal
 Aliran Qadariyah mengukur keadilan Allah dengan barometer keadilan
manusia
 Paham ini tidak percaya jika ada takdir dari Allah.24
e. Aliran Mu’tazillah
Kata mu‟tazilah berasal dari kata I‟tazala dengan makna yang berarti menjauhkan atau memisahkan diri
dari sesuatu. Kata ini kemudian menjadi nama sebuah aliran di dalam ilmu kalam yang para sarjana
menyebutnya sebagai Mu‟tazillah berdasarkan peristiwa yang terjadi pada Washil ibn Atha (80 H/699
M- 131 H/748 M) dan Amr ibn Ubayd dengan al-Hasan al-Bashri. Dalam majlis pengajian al-Hasan al-
Bashri muncul pertanyaan tentang orang yang berdosa besar bukanlah mu‟min dan juga bukanlah orang
kafir, tetapi berada diantara dua posisi yang istilahnya al Manzillah bayn al-manzilatayn.Dalam uraian di
atas bisa dipahami pemimpian tertua di aliran Mu‟tazillah adalah Washil ibn Atha. Ada kemungkinan
washil ingin mengambil jalan tengah antara khawarij dan murjiah, melainkan berada di dua posisi.
Alasan yang dikemukakan adalah bahwa orang yang berdosa besar itu masih ada imannya tetapi tidak
pula dapat dikatakan mu‟min karena ia telah berdosa besar. Orang yang serupa itu apabila meninggal
dunia maka ia akan kekal di dalam neraka, hanya azabnya saja yang lebih ringan dibandingkan orang
kafir. Itulah pemikiran Washil yang pertama sekali muncul.25
Asal-Usul Aliran Mu’tazillah
Pembina pertama aliran Mu‟tazilah ini adalah Wasil bin Ata‟. Sebagaimana telah dikatakan oleh Al-
Mas‟udi, Wasil bin Ata‟ adalah syaikh Al-Mu‟tazilah wa qadimuha, yaitu kepala Mu‟tazilah yang tertua.
Ia dilahirkan di Madinah pada tahun 81 H dan meninggal di Basrah pada tahun 131 H. Di Madinah ia
berguru pada Hasyim „Abd bin Muhammad bin Hanafiyah kemudian pindah ke Basrah dan belajar pada
Hasan Al-Basri.Kemunculan aliran Mu‟tazilah untuk pertama kalinya pada masa dinasti Umayyah berada
diambang kehancuran, yakni dimasa pemerintahan „Abd AlMalik bin Marwan dan Hisyam bin „Abd Al-
Malik. Dan ketika Dinasti Umayyah jatuh ke tangan abbasiyah, golongan Mu‟tazillah mendapatkan
tempat yang amat baik di dalam pemerintahan. Bahkan di masa peerintahan AlMa‟mun teologi
Mu‟tazillah secara resmi dijadikan ideologi bangsa.Tokoh-tokoh Aliran Mu‟tazillah: Wasil bin Ata‟, Abu
Huzail al-allaf, An-Nazzam, dan Al-Jubba‟i.
Doktrin-doktrin Aliran Mu’tazillah
 Kekuasaan Kepala Negara tidak terbatas Waktunya

 Akal yang menetukan perlu tidaknya dibentu negara27


f. Aliran Asy’ariyyah

Asy‟ariyah adalah nama aliran di dalam islam, nama lain dari aliran ini adalah Ahlu Sunnah wal
Jamaah.28 Aliran Asy‟ariyyah adalah aliran teologi yang dinisbahkan kepada pendirinya, yaitu Abu al-
Hasan Ali ibn Islmail alAsy‟ari. Ia dilahirkan di Bashrah, besar dan wafat di Baghdad (260-324 H). Ia
berguru pada Abu Ali al-Jubbai, salah seorang tokoh Mu‟tazillah yang setia selama 40 tahun. Setelah itu
ia keluar dari Mu‟tazillah dan menyusun teologi baru yang berbeda dengan Mu‟tazillah yang kemudian
dikenal dengan sebutan Asy‟ariyyah, yakni aliran atau paham Asy‟ari. Kasus keluarnya Asy‟ari ini
menurut suatu pendapat karena ia bermimpi bertemu dengan Rasulullah yang berkata kepadaya, bahwa
Mu‟tazillah itu salah dan yang benar adalah pendirian al-Hadis.Menurut aliran Asy‟ariyyah, Allah
mempunyai beberapa sifat dan sifatsifat itu bukan zat-Nya dan bukan pula selain zat-Nya, namun ada
pada zatNya. Meskipun penjelasan Asy‟ariyyah itu mengandung kontradiksi, hanya dengan itulah aliran
tersebut dapat melepaskan diri dari paham ta’addud al-qudama (banyaknya yang kadim) setidak-
tidaknya menurut pemikiran mereka.30
Asal Usul Aliran Asy’riyah
Asy‟ariyah dan maturidiyah muncul secara bersama yang dikenal dengan nama aliran Ahl al-Sunnah wal
Jama‟ah yang secara populer disebut dengan Sunni. Pada waktu yang bersamaan Syi‟ah sebagai aliran
memainkan peranannya dalam masyarakat Islam dengan pandangan-pandangan rasional dengan
berpegang teguh pada ajaran Imamah yang sangat memuliakan Ahlu albait.Tidak dipungkiri bahwa sejak
lama kaum muslimin di Indonesia menganut madzhab fiqih Syafi‟iyyah. Secara aqidah, banyak yang
mengikuti paham Asy‟ariyah, secara tasawuf merujuk pada ajaran-ajaran shufi Imam Abu Hamid Al-
Ghazali.32
Tokoh-tokoh Aliran Asy‟riyah: Al-Baqillani, Al-Juwaini dan AlGhazali.
Doktrin-doktrin Aliran Asy’riyah
 Tuhan dan Sifat-sifatnya
 Kebebasan dalam berkehendak
 Akal dan Wahyu dan Kriteria baik dan buruk

Aliran Maturidiyyah
Nama Maturidiyyah diambil dari nama tokoh pertama yang tampil mengajukan pemikiran sendiri. Nama
lengkapnya adalah Abu Mansur Muhammad Ibn Mahmud al-Maturidi. Beliau lahir di Samarkand pada
pertengahan kedua abad kesembilan Masehi kedua abad ke-9 M dan meninggal tahun 944 M.Aliran
Maturidiyyah yang dikatakan tampil sebagai reaksi terhadap pemikiran-pemikiran mu‟tazzilah yang
rasional itu, tidaklah seluruhnya sejalan dengan pemikiran yang yang diberikan oleh al-asy‟ari.
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa pemikiran teologi asy‟ari sangat banyak menggunakan
makna teks nash agama (Quran dan Sunnah), maka Maturidiyyah dengan latar belakang mazhab Habafi
yang dianutnya banyak menggunakan takwil.34
Asal Usul Aliran Maturidiyyah

Tokoh pertama dari aliran Maturidiyah adalah al-Maturidi sendiri. Sebagai pemikir yang tampil dalam
menghadapi pemikiran Muktazilah, almaturidi banyak menyerang pemikiran mu‟tazillah. Namun karena
ia memiliki latar belakang intelektual pandangan-pandangan rasional Abu Hanifahm dicelah-celah
perbedaan itu terdapat pula kesamaan.Murid terpenting dari Al-Maturidi adalah Abu al-Yusuf
Muhammad alBazdawi. Ia dilahirkan pada tahun 421 H dan meninggal pada tahun 439 H. Sebagai
diketahui bahwa nenek Al-Bazdawi adalah murid dari al-Maturidi. Al-Bazwadi sendiri mengetahui ajaran-
ajaran al-Maturidi dari orang tuanya. Agaknya pewarisan paham yang sudah melalui tiga jenjang
terhadap AlBazdawi sendiri tidak urung membuat berbagai perbedaan antara al-bazdawi dengan al-
maturidi.( Yunan Yusuf, Alam Pikiran Islam )
Apalagi bila hal itu dikaitkan dengan kebebasan intelektual di kalangan ulama masa lampau. Inilah
kemudian yang membuat terdapatnya dua cabang aliran dalam Maturidiyyah, yaitu cabang Samarkand
dengan tokoh Maturidi sendiri dan cabang Bukhara dengan tokoh utama al-Bazdawi. 35
Doktrin-Doktrin Aliran Maturidiyah
 Orang Mukmin melakukan dosa besar tetap Mukmin
 Janji dan ancaman tuhan tidak boleh tidak mesti berlaku kelak
h. Aliran Murji’ah
Murjiah berasal dari bahasa Arab irja artinya penundaan atau penangguhan. Karena sekte yang
berkembang pada masa awal islam yang dapat diistilahkan sebagai “orang-orang yang diam”. Mereka
meyakini bahwa dosa besar merupakan imbangan atau pelanggaran terhadap keimanan dan bahwa
hukuman atau dosa tidak berlaku selamanya. Oleh karena itu, ia menunda atau menahan pemutusan
dan penghukuman pelaku dosa di dunia ini. Hal ini mendorong mereka untuk tidak ikut campur masalah
politik. Satu diantara doktrin mereka adalah shalat berjamaah dengan seorang imam yang diragukan
keadilannya adalah sah. Doktrin ini diakui oleh kalangan islam sunni namun tidak untuk kalangan
syiah.36
Asal Usul Aliran Murji’ah
Aliran Murjiah muncul sebagai reaksi dari aliran kharjiyyah yang memandang perbuatan dosa sebagai
quasi absolut dan merupakan sifat penentu, murji‟ah lebih cenderung sebagai reaksi terhadap
kharijiyyah daripada daripada terhadap aliran mayoritas. Sangat kontras dengan aliran kharjiyyah yang
mirip sekali dengan ajaran yang mirip sekali dengan ajaran St. John tentang “dosa yang dihukum
mati”.Aliran Murji‟ah muncul dengan mengusung keyakinan lain mengenai dosa besar. Masalah yang
mulanya hanya bersifat politis akhirnya berkembang menjadi masalah teologis. Lantara dua aliran
tersebut muncul mendahului aliran Mu‟tazillah, maka tidak salah pula jika Wolfson menyebut bahwa
keduanya sebagai aliran pra-Mu‟tazilah dalam teologi islam.38
Doktrin-doktrin Aliran Murji’ah
 Orang Islam yang percaya pada Tuhan dan kemudian menyatakan kekufuran secara lisan tidaklah
menjadi kafir, karena kufur dan iman letaknya di hatiku

 Menurut murjiah ekstrem ini, iman adalah mengetahui Tuhan dan Kufur tidak tahu pada Tuhan.
Sejalan dengan itu shalat bukan merupakan ibadat bagi mereka, karena yang disebut ibadat adalah iman
kepadanya, dalam arti mengetahui Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai