Anda di halaman 1dari 3

Resume Khawarij dan Demokrasi Ekstrem dalam Islam

Nama: Fatwa Azmi Syahriza (III – D)


NIM: 19110195
Secara bahasa berasal dari kata ‫ خرج‬,‫ خروجا‬,‫ )مخرجا و‬keluar, tempat/jalan keluar).Juga
bermakna ‫)طلع‬pergi) atau ‫)غ ادر‬meninggalkan). Di dalam al-Mu’jam al-Wasith disebutkan
Khawarij secara bahasa berasal dari jama’ ‫)خارجي‬orang yang keluar), ‫)البارز الخارج‬yang keluar
untuk bertarung) dan ‫)الخروج‬keluar), dan dia adalah lawan dari ‫)الدخول‬masuk).
Khawarij merupakan salah satu sekte/aliran yang cukup terkenal di dalam sejarah
Islam. Kemunculan Khawarij memang sangat fenomenal dan cukup berbeda daripada yang
lainnya. Ekstrem, keras, dan radikal merupakan beberapa sifat yang tergambar dalam sekte
tersebut. Bukan hanya itu, bahkan Khawarij sering kali dianggap kejam terutama ketika
membunuh sepupu Nabi SAW dan khalifah keempat di dalam Khulafa al-Rasyidin, Ali bin
Abi Thalib RA. Bukannya tak beralasan, Khawarij beranggapan bahwa Ali bin Abi Thalib
RA keluar dari hukum Allah SWT serta dianggap kafir.
Kelompok Khawarij pada awalnya adalah bagian dari pasukan Ali bin Abi Thalib
dalam memerangi pemberontakan yang dilakukan oleh Mu’awiyah. Namun ketika terjadi
tahkim (arbitrase), pasukan tersebut keluar dari Ali. Dalam bukunya Amir al-Najjar (1994)
dinyatakan bahwa akibat dari arbitrase tersebut menimbulkan perpecahan di pihak Ali,
dengan munculnya Khawarij sebagai lawan Syi’ah yang mendukung keputusan Ali untuk
menerima tawaran damai itu.
Harun Nasution menulis bahwa kaum Khawarij pada umumnya terdiri dari orang-orang
Arab Badawi. Hidup di padang pasir yang tandus membuat mereka bersifat sederhana dalam
cara hidup dan pemikiran, tetapi keras hati serta berani, dan bersikap merdeka, mereka tetap
bersikap bengis, suka kekerasan dan tak gentar mati. Sebagai orang Badawi mereka tetap
jauh dari ilmu pengetahuan. Ajaran-ajaran Islam sebagaimana terdapat dalam Al-Qur’an dan
Hadits, mereka artikan menurut lafaznya dan haus dilaksanakan sepenuhnya. Oleh karena itu
iman dan paham mereka merupakan iman dan paham orang sederhana dalam pemikiran lagi
sempit akal serta fanatic.
Seperti yang disinggung sebelumnya dalam pendahuluan bahwa Khawarij lahir dari
komponen paling berpangaruh dalam khilafah Ali ra. Yaitu dari tubuh militer pimpinan Ali
ra. sendiri. Pada saat kondisi politik yang makin tidak terkendali dan dirasa sulit untuk
mereda dengan prinsip masingmasing. Maka kubu Mu’awiyah ra. yang merasa akan
dikalahkan dalam perang syiffin menawarkan untuk mengakhiri perang saudara itu dengan
“Tahkim dibawah Al-Qur’an”.
Semula Ali ra. Tidak menyetujui tawaran ini, dengan prinsip bahwa kakuatan hukum
kekhilafahannya sudah jelas dan tidak dapat dipungkiri. Namun sebagian kecil dari kelompok
militer pimpinannya memaksa Ali ra. menerima ajakan kubu Mu’awiyah ra. Kelompok ini
terbukti dapat mempengaruhi pendirian Ali ra. Bahkan saat keputusan yang diambil Ali ra.
Untuk mengutus Abdullah bin Abbas ra. menghadapi utusan kubu lawannya Amar bin al-Ash
dalam tahkim, Ali ra. malah mengalah pada nama Abu Musa al-Asy’ary yang diajukan
kelompok itu menggantikan Abdullah bin Abbas ra. Anehnya, kelompok ini yang
sebelumnya memaksa Ali ra. untuk menyetujui tawaran kubu Mu’awiyah ra.
Untuk mengakhiri perseteruannya dengan jalan Tahkim. Pada akhirnya setelah Tahkim
berlalu dengan hasil pengangkatan Mu’awiyah ra. sebagai khilafah menggantikan Ali ra.
Mereka kemudian menilai dengan sepihak bahwa genjatan senjata dengan cara Tahkim tidak
dapat dibenarkan dan illegal dalam hukum Islam. Artinya menurut mereka, semua kelompok
bahkan setiap individu yang telah mengikuti proses itu telah melanggar ketentuan syara’,
karena telah melanggar prinsip dasar bahwa setiap keputusan berada pada kekuasaan Tuhan
(lâ hukma illa lillâh). Dan sesuai dengan pokok-pokok pemikiran mereka bahwa setiap yang
berdosa maka ia telah kafir, maka mereka menilai bahwa setiap individu yang telah melangar
prinsip tersebut telah kafir, termasuk Ali ra. Sehingga Mereka memaksanya untuk bertobat
atas dosanya itu sebagaimana mereka telah bertobat karena ikut andil dalam proses Tahkim
Diakui atau tidak atas kebenaran gerakan politik kaum Khawarij dan aliran pada masa
awal yang telah memposisikan dari sebagai gerakan oposan (oposisi) terhadap pemerintahan
yang sah, maupun gerakan keagamaannya yang memunculkan nuansa teologi di kalangan
umat Islam masa awal. Mereka telah memberikan konstribusi penting bagi cara berpikir
(rethinking) umat Islam sesudah mereka maupun sekarang, dalam meyelesaikan berbagai
masalah agama maupun umat Islam itu sendiri. Yang terpenting dari itu semua adalah
konstribusinya di bidang pemikiran dunia Islam (the most important contributions to muslim
thinking on religious matters).
Dr. Muhammad as-Shalabi menyebutkan, sejarah telah mencatat bahwa setiap
kelompok sesat pasti mempunyai sifat tersendiri, begitu pula kelompok Khawarij, beliau
menyebutkan ada delapan sifat utama pada kelompok ini, sifat-sifat tersebut adalah;
1. Ghuluw terhadap agama
2. Jahil terhadap agama
3. Tidak taat terhadap imam yang sah
4. Mengkafirkan para pelaku dosa besar dan menghalalkan darah serta harta kaum
muslimin
5. Melampaui batas terhadap sunnah nabi Muhammad saw
6. Mudah mencela dan menyesetkan orang lain
7. Berburuk sangka terhadap orang lain
8. Bersifat keras terhadap orang muslim
Akibat perbedaan pendapat di antara tokoh-tokohnya, Khawarij terpecah menjadi
beberapa sekte, antara lain:
• Sekte Muhakkimah, yang merupakan sekte pertama, yakni golongan yang
memisahkan diri dari 'Ali bin Abi Thalib.
• Sekte Azariqoh yang lebih radikal, sebab orang yang tidak sepaham dengan mereka
dibunuh.
• Sekte Najdat yang merupakan pecahan dari sekte Azariqoh.
• Sekte al-Ajaridah yang dipimpin 'Abd Karim bin Ajrad, yang dalam
perkembangannya terpecah menjadi beberapa kelompok kecil seperti Syu'aibiyyah,
Hamziyyah, Hazimiyyah, Maimuniyyah, dll.
Aliran Khawarij adalah sebagai sebuah pelopor dan pendobrak akan kefakuman dalam
hal berfikir umat Islam. Selama itu umat Islam, hanya bersifat sami’na wa atha’na, baik
masalah teologi maupun politik, tapi kaum Khawarij mengawali untuk membuka pintu
demokratis di kalangan umat Islam. Walaupun mereka sangat ekstrim, tapi itu adalah sebagai
sebuah tanggung jawab (sense of belong) terhadap kemurnian akan keimanan umat Islam.
Para ulama telah melakukan upaya membendung politisasi ayat yang melahirkan sikap
intoleran dan destruktif ini. Mereka menyusun berbagai argumen dan destruktif ini. Mereka
menyusun berbagai argumen dan pemahaman teologis yang juga bersumber dari al-Qur’an
dan hadits untuk melawan tindakan kekerasan atas nama agama ini. Paham keagamaan
tekstual puritan yang radikal dan intoleran ini terus menggerogoti pemikiran dan kesadaran
umat Islam. Seperti virus dan racun menggerogoti saya tahan tubuh. Seperti halnya melawan
virus dan racun dalam tubuh, maka untuk melawan pemahaman tekstual puritan yang
intoleran dan penuh kekerasan diperlukan daya tahan diri yang kokoh melalui penanaman
ideologi Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Hal ini bisa dilakukan dengan cara mensosialir
secara massif pemahaman keagamaan yang toleran, manusiawi dan penuh kedamaian
Walaupun disinyalir bahwa aliran/kaum Khawarij ini telah tiada (musnah), tapi ajaran-
ajaran dan doktrinnya masih tetap eksis dan dipakai oleh sekelompok umat Islam sekarang
ini, dengan sebuta Khawarij modern. Ini terbukti dengan julukan, yang diberikan kepada
umat Islam sekarang-sekaran ini, yaitu Islam teroris. Karena di media masa maupun
elektronik, hampir semua, pelaku terorisme adalah orang-orang yang memeluk dan mengaku
beragama Islam.
Dalam konteks masyarakat Indonesia yang plural, tindakan deteksi dini dan
memberangus virus ini merupakan keniscayaan. Karena virus radikal dan intoleran yang
penuh dengan tindakan kekerasan ini tidak saja mengancam kebhinnekaan tetapi juga
kemanusiaan. Tindakan tegas perlu dilakukan sebelum bangsa ini hancur terjebak konflik
yang tidak terkendali.

Anda mungkin juga menyukai