Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH AQIDAH AKHLAK KHAWARIJ

Di Susun Oleh : Adywinata Anwar Ahmad Rais Fajar Anugerah Ismail Al-Jamily (01) (02) (03) (04)

PENDAHULUAN

Setiap orang yang ingin mengetahui seluk beluk agamanyasecara mendalam, perlu mempelajari teologi yang terdapatdalam agamanya. Mempelajari teologi akan memberikan kepadaseseorang keyakinan yang didasarkan pada landasan yang kuat,yang tidak mudah diombang-ambingkan oleh perubahan zaman. Teologi dalam Islam dikenal dengan nama Ilmu Aqaidatau Ilmu Tauhid. Dinamakan demikian karena dalam Islamkeyakinan tentang ke-Maha Esaan Tuhan adalah termasuk ajaranyang sangat penting. Teologi Islam disebut juga Ilmu Kalam. Dinamakandemikian, karena masalah kalam atau firman Tuhan, yaitu Al-Quran,pernah menjadi polemic yang menimbulkan pertentangan-pertentangan keras dikalangan umat Islam,terutama dalam abad 9 sampai 10 Masehi yang membawakepada penganiayaan-penganiayaan bahkan pembunuhan-pembunuhan terhadap sesama muslim pada waktu itu. Dalam Islam sebenarnya terdapat lebih dari satu aliranteologi. Ada aliran yang bersifat liberal, ada yang bersifattradisional dan ada pula yang bersifat tengah-tengah antaraliberal dan tradisional. Hal ini mungkin ada hikmahnya. Orangyang bersifat tradisional dalam pemikirannya, mungkin lebihsesuai dan dapat menerima paham-paham dari ajaran teologitradisional. Sedangkan orang yang bersifat liberal dalampemikirannya, mungkin lebih sesuai dan dapat menerimapaham-paham dari ajaran teologi liberal. Dalam soal pahamjabariyah (fatalism) dan paham qadariyah (free will) misalnya,orang yang bersifat liberal dalam pemukimannya, tentu tidakdapat menerima paham jabariyah (fatalisme).

PEMBAHASAN A. Arti Kata Khawarij Sebagaimana anda ketahui dalam sejarah Islam, bahwakaum khawarij pada mulanya adalah pengikut-pengikut Ali binAbi Thalib, tetapi kemudaian mereka meninggalkanbarisannya, karena tidak setujudengan sikap Ali bin AbiThalib yang menerima tahkim (arbitrase) sebagai jalanuntuk menyelesaikan persengketaannya dengan Muawiyahibnu Abi Sufyan. Nama Khawarij berasal dari kata kharaja yang berarti:keluar. Nama tersebut diberikan kepada mereka karenamereka menyatakan diri keluar dari barisan Ali dalampersengketaannya dengan Muawiyah.

1.

Khawarij Dalam perkembangan selanjutnya, Khawarij ini menjadi kelompok sempalan yang sangat ditakuti karena sering berperilaku yang tidak disukai masyarakat pada waktu itu. Beberapa tokoh utamanya adalah Abdullah bin Wahhab ar-Rasyidi, Urwah bin bin Hudair, Mustarid bin Saad, Hausarah al-Asadi, Quraib bin Maruah, Nafi bin al-Azraq, Abdullah bin Basyir, dan Abdurrahman bin Muljam. Secara umum, ajaran-ajaran poko Khawarij ini, yaitu sebagai berikut.

a. Kaum muslimin yang melakukan dosa besar adalah kafir. b. Kaum muslimin yang terlibat dalm perang Jamal , yakni perang antara Aisyah, Thalhah, dan Zubair melawan Ali bin Abi Thalib dan pelaku arbitrase (termasuk yang menerima dan membenarkannya) dihukumi kafir. c. Khalifah harus dipilih rakyat serta tidak harus dari keturunan Nabi Muhammad saw. Dan tidak harus keturunan Quraisy. Jadi, seorang muslim dari golongan manapun dapat menjadi khalifah asal mampu memimpin dengan benar. Dalam perkembangannya, Khawarij terpecah ke dalam beberapa golongan antara lain, a. Golongan Mukhakkimah Yaitu berpendapat bahwa orang islam yang mengerjakan dosa besar adalah golongan kafir. b. Golongan Azariqah Yaitu yang mengartikan kafir sama dengan musyrik. Menurut golongan Azariqah, yang menjadi musyrik bukan hanya golongan Islam yang dosa besar, melainkan juga orang Islam yang tidak sepaham dengan mereka. Jadi , orang Islam yang tidak menganut ajaran Azariqah bukanlah orang Islam, dan mereka tidak segan-segan membunuhnya. c. Golongan Najdah Yaitu golongan yang lebih moderat dibandingkan Azariqah. Mereka berpendapat, orang Islam yang tidaksepaham bukanlah kafir atau musyrik, tetapi berdosa. Namun, dalam pandangan mereka, apabila dosa kecil karena tidak menganut mazhab Khawarij itu dikerjakan terus menerus akan membuat pelakunya menjadi musyrik. d. Golongan Surfiah Yaitu golongan yang membagi dosa besar menjadi dua golongan yaitu dosa yang ad hukumannya di dunia ( Zina, mencuri, dan lain-lain) dan dosa yang tidak ada hukumannya di dunia (meninggalkan salt, puasa, dll). Golongan dosa yang pertama tidak membuat orang menjadi kafir, tetapi yang membuat dosa besar golongan kedua adalah kafir. e. Golongan Ibadiah Yaitu golongan paling moderat dalam golongan Khawarij. Mereka tidak memandang orang Islam yang tidak sepaham dengan mereka musyrik dan tidak pula mukmin. Mereka membagi kafir menjadi dua bagian, yaitu kafir al-nimah (orang yang tidak bersyukur atas nikmat-nikmat yang diberikan Allah) dan kafir al-millah (orang yang keluar dari agama).

Khawarij terbagi menjadi delapan besar firqah, dan dari delapan firqah besar tersebut masih terbagi lagi dalam firqah-firqah kecil yang jumlahnya sangat banyak. Pepercahan inilah yang membuat Khawarij menjadi lemah dan mudah sekali dipatahkan dalam berbagai pertempuran menghadapi kekuatan militer Bani Umayyah.

Khawarij menganggap perlu pembentukan Republik Demokrasi Arab, mereka menganggap pemerintahan Bani Umayyah sama seperti pemerintahan kaum Aristokrat Barat.

Sekalipun Khawarij telah beberapa kali memerangi Ali dan melepaskan diri dari kelompok Ali, dari mulut mereka masih terdengar kata-kata haq. Iman Al Mushannif misalnya, pada akhir hayatnya mengatakan,Janganlah kalian memerangi Khawarij sesudah aku mati. Tidaklah sama orang yang mencari kebenaran kemudian dia salah, dengan mencari kebathilan lalu ia dapatkan. Amirul mukminin mengatakan, bahwa Khawarij lebih mulia daripada Bani Umayyah dalam tujuannya, karena Bani Umayyah telah merampas khalifah tanpa hak, kemudian mereka menjadikannya hak warisan. Hal ini merupakan prinsip yang bertentangan dengan Islam secara nash dan jiwanya. Adapun Khawarij adalah sekelompok manusia yang membela kebenaran aqidah agama, mengimaninya dengan sungguh-sungguh, sekalipun salah dalam menempuh jalan yang dirintisnya.

Khalifah yang adil Umar bin Abdul Azis, menguatkan pendapat khalifah keempat yakni Ali, dalam menilai Khawarij dan berbaik sangka kepada mereka, Aku telah memahami bahwa kalian tidak menyimpang dari jalan hanya untuk keduniaan, namun yang kalian cari adalah kebahagian di akhirat, hanya saja kalian menempuh jalan yang salah.

Sebetulnya, yang merusak citra Khawarij adalah sikap mereka yang begitu mudah menumpahkan darah, terlebih lagi darah umat Islam yang menentang atau berbeda dengan pemikiran mereka. Dalam pandangan mereka darah orang Islam yang menyalahi pemikiran mereka lebih murah dibanding darah non-Muslim.

Salah satu pemimpin besar mereka saat ini telah divonis 15 tahun penjara. Walaupun di balik jeruji, namun pemikirannya tidak bisa terkungkung karena pemikiran rusak Khawarij telah menyebar ke mana-mana khususnya di kalangan para pemuda. Benarlah kata Nabi shallallahu alaihi wa sallam,

Akan keluar pada akhir zaman suatu kaum, umurnya masih muda, sedikit ilmunya, mereka mengatakan dari sebaik-baik manusia. Iman mereka tidak melebihi kerongkongannya. Mereka terlepas dari agama mereka seperti terlepasnya anak panah dari busurnya. (Muttafaqun alaih).
Walaupun Khawarij berkelompok-kelompok dan bercabang-cabang, mereka tetap berpandangan sama

PENUTUP Peristiwa Tahkim yang justru merugikan pihak Ali , mengakibatkan banyak pengikut Ali telah ingkar yang kemudian hari disebut kaum Khawarij. Oleh karena itu umat Islam pada saat itu terbagi menjadi 3 golongan : 1. Bani Umayah dan penduduknya dipimpin oleh Mu awiyyah. 2. Syiah atau pendukung Ali, yaitu golongan yang mendukung Khalifah Ali. 3. Khawarij yang menjadi lawan kedua aprtai tersebut. Kaum khawarij elalu berusaha untuk merebut masa islam dari pengikut Ali, Muawiyah dan Amir. Sebab mereka yakin bahwa ketiga pemimpin ini adalah merupakan sumber dari pergolakan. Pergolakan tekad mereka adalah membunuh ketiga tokoh tersebut. Pada tanggal 20 amadhan 40 H(660 M), salah seorang Khawarij telah berhasil membunuh Ali di masjid Kuffah, yang berarti pula mengakhiri massa pemerintahan Khulafaurrosyidin.

Anda mungkin juga menyukai