PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Muhammad Sulthon El Mushonnifin, Surga-neraka, (Nganjuk: Al-muhibbain, 2014), hlm.14.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka makalah ini dapat
merumuskan masalah-masalah sebagai berikut:
1. Sejarah Munculnya Macam Firqoh Dalam Islam ?
2. Pemikiran masing-masing Firqoh ?
C. Tujuan Makalah
Dari rumusan masalah diatas maka tujuan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui Sejarah Munculnya Firqoh.
2. Mengetahui Pemikiran Masing-masing Firqoh.
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3
sebagaimana digambarkan oleh William Montgomery Watt dalam bukunya
yang bertajuk Muhammad Prophet and Statesman, sudah merupakan
komunitas berkumpulnya suku-suku bangsa Arab. Mereka menjalin
persekutuan dengan Muhammad SAW dan masyarakat Madinah dalam
berbagai bentuk. Sepeninggal Nabi SAW inilah timbul persoalan di Madinah,
yaitu siapa pengganti beliau untuk mengepalai negara yang baru lahir itu.
Dari sinilah, mulai bermunculan berbagai pandangan umat Islam. Sejarah
meriwayatkan bahwa Abu Bakar as-Siddiq-lah yang disetujui oleh umat Islam
ketika itu untuk menjadi pengganti Nabi SAW dalam mengepalai Madinah.
Selanjutnya, Abu Bakar digantikan oleh Umar bin Khattab. Kemudian, Umar
digantikan oleh Utsman bin Affan.
4
di Damaskus, Muawiyah bin Abu Sufyan, yang didukung oleh sejumlah
bekas pejabat tinggi di masa pemerintahan Khalifah Utsman yang merasa
kehilangan kedudukan dan kejayaan. Perselisihan yang terjadi antara Ali dan
para penentangnya pun menimbulkan aliran-aliran keagamaan dalam Islam,
seperti Syi’ah, Khawarij, Murjiah, Qadariyah, Jabariyah, Murji’ah,
Muktazilah, dan Ahlus Sunnah Wal Jamaah.
1. Firqoh Syi’ah
2
Mujiburrohman, “Sejarah Munculnya Firqoh-firqoh Dalam Islam”, diakses dari
http://blueeshinee.blogspot.com/2018/02/sejarah-dan-faktor-munculnya-firqoh_55.html, pada
tanggal 13 maret 2019, pukul 16.54.
5
2. Firqoh Khawarij
3. Firqoh Qadariyah
Firqoh Qadariyah mengatakan bahwa Allah SWT itu adil, maka
Allah SWT akan menghukum orang yang bersalah dan memberi pahala
kepada orang yang berbuat baik. Mereka berpendapat bahwa manusia
harus bebas dalam menentukan nasibnya sendiri dengan memilih
perbuatan yang baik atau yang buruk.
Jika Allah SWT telah menentukan terlebih dahulu nasib manusia,
maka Allah SWT itu zalim. Karena itu, manusia harus merdeka memilih
atau ikhtiar atas perbuatannya.dalam firqoh Qadariyah, orang yang
berpendapat bahwa amal perbuatan dan nasib manusia itu hanyalah
bergantung kepada qadar Allah SWT saja, selamat atas celaka seseorang
itu telah ditentukan oleh Allah SWT sebelumnya, maka pendapat tersebut
adalah sesat. Mereka berpendapat bahwa hal tersebut berarti menentang
keutamaan Allah SWT dan berarti menganggap-Nya yang menjadi sebab
terjadinya kejahatan-kejahatan.
4. Firqoh Jabariyah
6
Qadariyah, yang mana semua gerak manusia dipaksa adanya kehendak
Allah SWT. Jadi, hanya Allah SWT sajalah yang menentukan dan
memutuskan segala amal perbuatan manusia. Semua perbuatan itu sejak
semula telah diketahui Allah SWT. Dan semua amal perbuatan itu adalah
berlaku dengan kodrat dan iradat-Nya.
5. Firqoh Murji’ah
6. Firqoh Mu’tazilah
7
jalan hidup para sahabatnya. Atau, golongan yang berpegang teguh pada
Sunnah Rasul dan Sunnah para sahabat, lebih khusus lagi, sahabat yang
empat, yaitu Abu Bakar As-Siddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin
‘Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Adapun wujud konkretnya, Ahlus
Sunnah Wal Jamaah tidak lain ialah golongan yang senantiasa berpegang
teguh terhadap petunjuk Al-Qur’an dan al-Sunnah. Artinya dalam segala
hal selalu merujuk kepada petunjuk Al-Qur’an dan al-Sunnah.
8
kafir, tetapi tetap sebagai mukmin, soal dosa besarnya diserahkan kepada
keputusan Allah, Jika mendapat pengampunan dari Allah dia akan di
masukkan kedalam surga tetapi bila tidak dia akan dimasuksakan kedalam
neraka sesuai berat dosa yang dilakukannya, setelah itu dia akan di
masukkan kedalam surga karena bagaimana pun dia masih mengakui
Adanya Allah serta pernah melakukan kebaikan.
9
2. Sifat allah
3. Perbuatan manusia
10
ini kehendak Allah? Apabila kehendak Allah bersifat umum, lantas
bagaimana menjelaskan kebebasan manusia?.
11
tiada pencipta selain dari Allah. Tetapi dalam perwujudannya perbuatan
manusia mempunyai bahagian, untuk mengambarkan hubungan perbuatan
manusia dengan kekuasaan mutlak Allah, al Asy’ary memakai istilah al
kasb.
Dengan adanya kasb itulah maka ada pahala dan siksa, dan ketika
itulah keberadaan Allah sebagai pencipta perbuatan hamba tidak saling
menafikan dengan ikhtiar mereka. Kemampuan (isthitho’ah) yang
berpengaruh pada kasb ini dan isthitho’ah ini ada ketika perbuatan
dilakukan.
12
bersamaan dengan ikhtiar atau tidak, Maturidiah berpendapat bahwa kasb
itu semata diwujudkan oleh manusia itu sendiri, dalam masalah ini
Maturidiah lebih dekat dengan konsep Mu’tazilah yang secara tegas
mengatakan bahwa semua yang dikerjakan manusia itu semata-mata
diwujudkan oleh manusia itu sendiri.
4. Mukmin4
a) Pendapat Ahlus Sunnah wal Jama’ah
13
b) Pendapat Murji’ah
14
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Awal kemunculan aliran dalam Islam terjadi pada saat khilafah. Masa
pemerintahan Ali merupakan era kekacauan dan awal perpecahan di kalangan
umat Islam. Namun, bibit-bibit perpecahan itu mulai muncul pada akhir
kekuasaan Utsman. Di masa pemerintahan khalifah keempat ini, perang
secara fisik beberapa kali terjadi antara pasukan Ali bin Abi Thalib melawan
para penentangnya. Perselisihan yang terjadi antara Ali dan para
penentangnya pun menimbulkan aliran-aliran keagamaan dalam Islam, seperti
Syi’ah, Khawarij, Murjiah, Qadariyah, Jabariyah, Murji’ah, Muktazilah, dan
Ahlus Sunnah Wal Jamaah.
Sifat allah menurut mu’tazilah: Allah tidak memiliki sifat diluar zat-
Nya, menurut Asy’ariya: sifat Allah itu abadi, menurut Al maturidi: sifat itu
bukanlah sesuatu yang di luar zat-Nya maupun berdiri sendiri tetapi sifat itu
akan membawa yang kodim (kekal).
15
Iman menurut Aswaja: diyakini dengan hati, diucapkan dengan lisan,
diamalkan dengan perbuatan. Menurut Murji’ah: iman itu sesuatu yang utuh,
tidak bercabang maupun terbagi. Menurut Al wa’iidiyah: amalan ketaatan itu
meninggalkan yang diharamkan, apabila ada sebagian iman yang hilang maka
batallah keimanannya dan akan kekal di dalam neraka.
16