Dosen pengampu:
Disusun oleh :
1. Fitriana Laily
2. Itiya Fina Akmala
JURUSAN TARBIYAH
2021
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
bimbingan dan petunjuk serta kemudahan yang diberikan oleh-NYA kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Kompetensi Yang Harus
Dimiliki Guru”, dengan baik dan lancar tanpa ada hambatan yang berarti.
Penulis menyadari bahwa penulis tidak mampu menyelesaikan makalah ini
tanpa bantuan dari berbagai pihak .Dalam kesempatan ini izinkan penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Lilis Rahmawati, M.Pd selaku dosen mata kuliah PPL 1 (Micro Teaching)
2. Bapak dan Ibu sebagai sumber inspirasi dan motivasi bagi penulis.
3. Semua teman-teman yang telah memberikan semangat kepada penulis.
4. Seluruh pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.
Dalam terselesaikannya penulisan makalah ini kurang dari
kesempurnaan.Untuk itu penulis sangat membutuhkan kritik dan saran supaya penulis
dapat menyempurnakan makalah ini untuk menjadikannya lebih baik.Semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.................................................................................................. 13
B. Saran............................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan bagian dari kehidupan manusia di mana setiap
orang yang telah lahir akan mendapat pendidikan dari orang tuanya. Mendidik
seorang anak sejak kecil adalah bagian dari pendidikan dini yang diberikan
oleh keluarga yang lambat laun akan memperoleh pendidikan di institusi
tertentu dan masyarakat. Pendidikan adalah usaha sadar untuk memanusiakan
manusia, di mana saat ini tugas seorang guru bukan hanya sebagai pengajar
namun juga menjadi seorang pendidik. Seorang pendidik diharapkan mampu
melaksanakan fungsi pendidikan dan dapat mencapai tujuan pendidikan.
Pendidik adalah seorang manusia yang dengan kesadarannya mampu
mempengaruhi orang lain dengan tujuan transfer pengetahuan dan karakter.
Pembelajaran dengan memberikan pengetahuan yang tinggi tanpa dibarengi
dengan karakter yang baik, maka akan menjadikan ilmu yang diperoleh
kurang bermanfaat. Begitu juga sebaliknya, orang berkarakter tetapi tidak
berilmu, maka sama saja kebermanfaatanya kurang maksimal. Sehingga perlu
adanya keseimbangan antara keduanya.
Di era yang serba modern di mana belajar itu mudah dilakukan dengan
berbagai media yang ada, membuat guru sebagai pendidik harus bisa
memberikan pelayanan pendidikan kepada peserta didik sesuai kebutuhan dan
jamannya. Dengan begitu guru harus memiliki kemampuan mengelola
pembelajaran, kemampuan memberikan teladan yang baik, kemampuan
menjadi guru yang profesioanl, dan kemampuan untuk berkomunikasi dan
berinteraksi. Dengan kemampuan – kemampuan yang telah disebutkan
tersebut, termuat dalam empat kompetensi guru yaitu, pedagogik, kepribadian,
profesional, dan sosial. Setiap kompetensi tersebut akan dibahas dalam
makalah ini dengan terperinci.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kompetensi guru?
2. Apa pengertian dari kompetensi pedagodik, kepribadian, professional,
kompetensi sosial?
3. Apa saja indicator yang termasuk dalam kompetensi pedagogic,
kepribadian, professional, dan kompetensi sosial?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan kompetensi guru.
2. Memahami pengertian dari kompetensi pedagodik, kepribadian,
professional, kompetensi sosial.
3. Mengetahui apa saja indicator yang termasuk dalam kompetensi
pedagogic, kepribadian, professional, dan kompetensi sosial.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
A. Samana, Profesionalisme Keguruan, (Yogyakarta: Kanisius, 2004), 44.
3
B. Pengertian kompetensi pedagogic, kepribadian, professional, kompetensi
sosial.
1. Kompetensi Pedagogik
Pedagogik merupakan kajian pendidikan, secara etimologis berasal
dari kata Yunani "paedos" yang berarti anak laki-laki dan "agogos" yang
berarti mengantar, membimbing. Jadi pedagogik secara harfiah berarti
pembantu anak laki-laki pada jaman Yunani kuno, yang pekerjaannya
mengantarkan anak majikannya ke sekolah. Kemudian secara kiasan
pedagogik ialah seorang ahli yang membimbing anak ke arah tujuan hidup
tertentu. Menurut Hoogveld (dalam Dono 2013). Depdiknas menyebut
kompetensi ini dengan “kompetensi pengelolaan pembelajaran.
Kompetensi ini dapat dilihat dari kemampuan merencanakan program
belajar mengajar, kemampuan melaksanakan interaksi atau mengelola
proses belajar mengajar, dan kemampuan melakukan penilaian. Depdiknas
mengemukakan kompetensi penyusunan rencana pembelajaran meliputi (1)
mampu mendeskripsikan tujuan, (2) mampu memilih materi, (3) mampu
mengorganisir materi, (4) mampu menentukan metode/strategi
pembelajaran, (5) mampu menentukan sumber belajar/media/alat peraga
pembelajaran, (6) mampu menyusun perangkat penilaian, (7) mampu
menentukan teknik penilaian, dan (8) mampu mengalokasikan waktu.
Berdasarkan uraian di atas, merencanakan program belajar mengajar
merupakan proyeksi guru mengenai kegiatan yang harus dilakukan siswa
selama pembelajaran berlangsung, yang mencakup: merumuskan tujuan,
menguraikan deskripsi satuan bahasan, merancang kegiatan belajar
mengajar, memilih berbagai media dan sumber belajar, dan merencanakan
penilaian penguasaan tujuan.2
2
Inom Nasution, Kompetensi Kepribadian Guru Paud Dan Pengembangannya,( Medan:
Perdana Publishing, 2019), 49
4
Depdiknas mengemukakan kompetensi melaksanakan proses belajar
mengajar meliputi (1) membuka pelajaran, (2) menyajikan materi, (3)
menggunakan media dan metode, (4) menggunakan alat peraga, (5)
menggunakan bahasa yang komunikatif, (6) memotivasi siswa, (7)
mengorganisasi kegiatan, (8) berinteraksi dengan siswa secara komunikatif,
(9) menyimpulkan pelajaran, (10) memberikan umpan balik, (11)
melaksanakan penilaian, dan (12) menggunakan waktu. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa melaksanakan proses belajar mengajar merupakan
sesuatu kegiatan dimana berlangsung hubungan antara manusia, dengan
tujuan membantu perkembangan dan menolong keterlibatan siswa dalam
pembelajaran. Pada dasarnya melaksanakan proses belajar mengajar adalah
menciptakan lingkungan dan suasana yang dapat menimbulkan perubahan
struktur kognitif para siswa.3
Depdiknas mengemukakan kompetensi penilaian belajar peserta,
didik, meliputi (1) mampu memilih soal berdasarkan tingkat kesukaran, (2)
mampu memilih soal berdasarkan tingkat pembeda, (3) mampu
memperbaiki soal yang tidak valid, (4) mampu memeriksa jawab, (5)
mampu mengklasifikasi hasil-hasil penilaian, (6) mampu mengolah dan
menganalisis hasil penilaian, (7) mampu membuat interpretasi
kecenderungan hasil penilaian, (8) mampu menentukan korelasi soal
berdasarkan hasil penilaian, (9) mampu mengidentifikasi tingkat variasi
hasil penilaian, (10) mampu menyimpulkan dari hasil penilaian secara jelas
dan logis, (11) mampu menyusun program tindak lanjut hasil penilaian,
(12) mengklasifikasi kemampuan siswa, (13) mampu mengidentifikasi
kebutuhan tindak lanjut hasil penilaian, (14) mampu melaksanakan tindak
lanjut, (15) mampu mengevaluasi hasil tindak lanjut, dan (16) mampu
menganalisis hasil evaluasi program tindak lanjut hasil penilaian. Menurut
Kunandar kompetensi pedagogik meliputi pemahaman guru terhadap
3
Ibid, Kompetensi Kepribadian Guru Paud Dan Pengembangannya, 50
5
peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya.4
2. Kompetensi kepribadian
Kepribadian merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan seorang guru sebagai pengembang sumber daya manusia.5 Hal
ini dikarenakan seorang guru merupakan panutan dan uswatun hasanah
bagi peserta didiknya, sehingga dalam mengembangkan sumber daya
manusia/peserta didik dimulai dengan contoh dalam pribadi pendidik itu
sendiri. Kepribadian merupakan landasan utama bagi perwujudan diri
sebagai guru yang efektif baik dalam melaksanakan tugas profesionalnya di
lingkungan pendidikan atau kehidupan lainya6. Zakiah Daradjat
menegaskan bahwa “kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia
menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah akan
menjadi perusak atau penghancur bagi hari depan peserta didik terutama
bagi anak didik yang masih kecil (tingkat seolah dasar) dan mereka yang
mengalami kegoncangan jiwa (tingkat menengah). Kompetensi kepribadian
didalam peraturan pemerintah Nomor 19 tahun 2005, pada pasal 28 ayat 3
ialah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
Menurut Djama’an Satori yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian
guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai-nilai luhur
3. Kompetensi Profesionalisme
Menurut Uno kompetensi profesional guru adalah seperangkat
kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru agar ia dapat
4
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum KTSP Dan Sukses Dalam Sertifikasi
Guru, (Jakarta: Rajawali Pers. 2009), 76.
5
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2013), 225.
6
Mohammad, Surya, Psikologi Guru, Konsep Dan Aplikasi, Dari Guru Untuk Guru.
(Bandung: Alfabeta, 2013), 194
6
melaksanakan tugas mengajar dengan berhasil. Sedangkan menurut Tilaar
kompetensi profesional yang perlu dimiliki oleh setiap guru antara lain:
kemampuan untuk mengembangkan kepribadian pribadi peserta didik,
khususnya kemampuan intelektualnya, serta membawa peserta didik
menjadi anggota masyarakat Indonesia yang bersatu berdasarkan
Pancasila.7Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan
keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau
norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Dengan demikian,
guru yang profesional adalah guru yang memiliki keahlian sesuai dengan
standar mutu pendidikan yang ditetapkan oleh pemerintah. Namun
demikian, seseorang yang berprofesi sebagai guru belum tentu bersikap
profesional, karena seperti dikatakan oleh Danim bahwa orang yang
profesional memiliki sikap-sikap yang berbeda dengan orang yang tidak
profesional meskipun dalam pekerjaan yang sama atau katakanlah berada
pada satu ruang kerja. Maka dari itu, guru profesional senantiasa memiliki
ciri tersendiri dalam kesehariannya untuk selalu menunjukan kemahirannya
sebagai guru.
4. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial adalah salah satu kompetensi yang harus dimiliki
oleh seorang pendidik melalui cara yang baik dalam berkomunikasi dengan
murid dan seluruh tenaga kependidikan atau juga dengan orang tua/wali
peserta didik dan masyarakat sekitar sekurang-kurangnya meliputi: a.
Berkomunikasi lisan, tulis, dan/atau syarat secara santun, b. Menggunakan
teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional, c. Bergaul secara
efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,
pimpinan satuan pendidikan, orang tua atau wali peserta didik, d. Bergaul
7
H. A. R, Tilaar, Membenahi Pendidikan Nasional, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), 89.
7
secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan norma
serta sistem nilai yang berlaku.
Kompetensi Sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian
dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali
peserta didik, dan masyarakat sekitar.8
8
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan
memotivasi mereka untuk belajar
c. Pengembangan kurikulum.
Guru mampu menyusun silabus sesuai dengan tujuan terpenting
kurikulum dan menggunakan RPP sesuai dengan tujuan dan
lingkungan pembelajaran. Guru mampu memilih, menyusun, dan
menata materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta
didik
d. Kegiatan pembelajaran yang mendidik dan kreatif .
Guru mampu menyusun dan melaksanakan rancangan pembelajaran
yang mendidik secara lengkap. Guru mampu melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Guru
mampu menyusun dan menggunakan berbagai materi pembelajaran
dan sumber belajar sesuai dengan karakteristik peserta didik. Jika
relevan, guru memanfaatkan teknologi informasi komunikasi (TIK)
untuk kepentingan pembelajaran
e. Pengembangan potensi peserta didik.
Guru mampu menganalisis potensi pembelajaran setiap peserta didik
dan mengidentifikasi pengembangan potensi peserta didik melalui
program embelajaran yang mendukung siswa mengaktualisasikan
potensi akademik, kepribadian, dan kreativitasnya sampai ada bukti
jelas bahwa peserta didik mengaktualisasikan potensi mereka
f. Komunikasi dengan peserta didik.
Guru mampu berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun
dengan peserta didik dan bersikap antusias dan positif. Guru mampu
memberikan respon yang lengkap dan relevan kepada komentar atau
pertanyaan peserta didik
g. Penilaian dan Evaluasi.
9
Guru mampu menyelenggarakan penilaian proses dan hasil belajar
secara berkesinambungan. Guru melakukan evaluasi atas efektivitas
proses dan hasil belajar dan menggunakan informasi hasil penilaian
dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan.
2. Kompetensi kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kempuan kepribadian yang mantab,
stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi para peserta
didik. Kompetensi kepribadian guru dapat berupa aspek sebagai berikut:
a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan
nasional Indonesia, mencakup: (a) menghargai peserta didik tanpa
membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal,
dan gender; dan (b) bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut,
hukum dan sosial yang berlaku dalam masyarakat, dan kebudayaan
nasional Indonesia yang beragam.
b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan
teladan bagi peserta didik dan masyarakat, mencakup: (a) berperilaku
jujur, tegas, dan manusiawi; (b) berperilaku yang mencerminkan
ketakwaan dan akhlak mulia; dan (c) berperilaku yang dapat diteladani
oleh peserta didik dan anggota masyarakat di sekitarnya.
c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif,
dan berwibawa, mencakup: (a) menampilkan diri sebagai pribadi yang
mantap dan stabil; dan (b) menampilkan diri sebagai pribadi yang
dewasa, arif, dan berwibawa.
d. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga
menjadi guru, dan rasa percaya diri, mencakup: (a) menunjukkan etos
kerja dan tanggung jawab yang tinggi; (b) bangga menjadi guru dan
percaya pada diri sendiri; dan (c) bekerja mandiri secara profesional.
10
e. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru, mencakup: (a) memahami
kode etik profesi guru; (b) menerapkan kode etik profesi guru; dan (c)
berperilaku sesuai dengan kode etik guru.
3. Kompetensi professional
Sardiman dalam Uno menyatakan guru disyaratkan untuk memiliki
sepuluh kemampuan dasar, yaitu: (1) Menguasai bahan, (2) mengelola
program belajar, (3) mengelola kelas, (4) menguasai media atau sumber
belajar, (5) menguasai landasan kependidikan, (6) mengelola interaksi
belajar mengajar, (7) menilai prestasi siswa, (8) mengenal fungsi dan
program bimbingan dan penyuluhan, (9) mengenal dan menyelenggarakan
administrasi sekolah, serta (10) memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan
hasil penelitian untuk keperluan pendidikan dan pengajaran.
Kompetensi profesional dapat diperoleh melalui beberapa hal berikut
ini:
a. Kualifikasi Akademik, sesuai dengan UUGD No. 14 tahun 2005
dan PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
bahwa kualifikasi pendidikan untuk guru minimal S1 dan untuk
Dosen minimal S2.
b. Pendidikan dan Latihan, Short Courses, TOT, kursus.
c. Researh Based Learning dari hasil penelitian dan P2M serta hasil
publikasi dan situasi jurnal terbaru.
d. Tutorial and Exercise merupakan wahana pengembangan
profesionalisme guru melalui KKG, MGMP, MKKS, dan dosen
untuk melalui Team Teaching, General Studium, Program
Academic Recharging (PAR), Derasering, dan lain-lain.
4. Kompetensi sosial
11
Kompetensi sosial menurut Slamet yang dikutip oleh Syaiful Sagala dalam
bukunya kemampuan Profesional Guru dan tenaga Kependidikan terdiri
dari sub kompetensi yaitu:
a. Memahami dan menghargai perbedaan serta memiliki kemampuan
mengelola konflik dan benturan.
b. Melaksanakan kerja sama secara harmonis.
c. Membangun kerja tim (teamwork) yang kompak, cerdas, dinamis dan
lincah
d. Melaksanakan komunikasi secara efektif dan menyenangkan.
e. Memiliki kemampuan memahami dan menginternalisasikan perubahan
lingkungan yang berpengaruh terhadap tugasnya.
f. Memiliki kemampuan menundukkan dirinya dalam system nilai yang
berlaku di masyarakat.
g. Melaksanakan prinsip tata kelola yang baik.10
Senada dengan itu, berikut ini juga bagian dari indikator
kompetensi sosial guru; bersikap inklusif dan bertindak obyektif,
beradaptasi dengan lingkungan tempat bertugas dan dengan
lingkungan masyarakat, berkomunikasi secara efektif, empatik dan
santun dengan komunitas profesi sendiri maupun profesi lain, secara
lisan dan tulisan dalam bentuk lain, serta berkomunikasi secara
empirik dan santun dengan masyarakat, dengan rincian sebagai berikut
BAB III
10
Sagala, Kemampuan Profesional Guru Dan Tenaga Kependidikan, ( Bandung: Alfabeta,
2013), 34
12
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kopentensi adalah kumpulan pengetahuan perilaku dan keterampilan yang
harus dimiliki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan
kompetensi berarti kemampuan mewujudkan sesuatu sesuai dengan tugas yang
diberikan kepada seseorang . Untuk menjadi seorang guru yang baik ada 4
kompetensi yang harus diimiliki yaitu kompetensi pedagogic, kompenti
kepribadian, kompetensi professional dan kompetensi sosial. 4 kompetensi
tersebut harus dimiliki seorang guru agar dapat melakukaj tugas dan wewenangnya
dengan meksimal.
B. Saran
Untuk pembaca makalah ini, terutama seorang guru diharapkann mampu
menjadi guru yang memiliki kompetensi yang tinggi, sehingga dalam
pembelajaran guru dapat menjadi seorang tokoh yang profesional sehhimngga
mampu diterima oleh peserta didik, selain disekolah guru diharapkan mampu
menjadi tokoh masyarakat yang menjadi teladan bagi masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
13
A. Samana. 2004. Profesionalisme Keguruan. Yogyakarta: Kanisius
Surya, Mohammad. 2013. Psikologi Guru, Konsep Dan Aplikasi, Dari Guru Untuk
Guru.Bandung: Alfabeta
14