Anda di halaman 1dari 24

TEKNIK BERKARYA SENI RUPA AUD

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


“Keterampilan Tangan AUD”

Dosen pengampu:
Siti Makhmudah, M.A.

Disusun oleh :
Fitriana Laily

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAHUL ‘ULA
JALAN K.H. ABDUL FATAH NGLAWAK KERTOSONO NGANJUK
2020

i
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
bimbingan dan petunjuk serta kemudahan yang diberikan oleh-NYA kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Teknik Berkarya Seni
Rupa AUD”, dengan baik dan lancar tanpa ada hambatan yang berarti.
Makalah ini membahas tentang penjelasan megenai pegertian berkarya dalam
seni rupa AUD dan menjelaskan berbagai teknik dari berkarya seni rupa AUD.
Penulis menyadari bahwa penulis tidak mampu menyelesaikan makalah ini tanpa
bantuan dari berbagai pihak .Dalam kesempatan ini izinkan penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Siti Makhmudah, M.A. selaku dosen mata kuliah Keterampilan tangan AUD.
2. Bapak dan Ibu sebagai sumber inspirasi dan motivasi bagi penulis.
3. Semua teman-teman yang telah memberikan semangat kepada penulis.
4. Seluruh pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.
Dalam terselesaikannya penulisan makalah ini kurang dari
kesempurnaan.Untuk itu penulis sangat membutuhkan kritik dan saran supaya penulis
dapat menyempurnakan makalah ini untuk menjadikannya lebih baik.Semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR..........................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.............................................................................1


B. Rumusan Masalah......................................................................................1
C. Tujuan Penulisan........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian teknik berkarya seni AUD.......................................................2


B. Macam-macam teknik berkarya seni AUD................................................2
C. Manfaat teknik berkarya seni AUD.........................................................17

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................................20
B. Saran.........................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Secara alamiah sejak anak dilahirkan sebenarnya ia telah memiliki
seni.sejak berusia 0-8 tahun anak-anak telah mampu megembangkan imajinasi
yang mereka punya. Dari mulai ia yang mulai belajar mecoret-coret sesuatu
hingga mulai meiru segala sesuatu yang ia lihat dan pelajari. Apapun yang ada
dilingkungan sekitarnya dan apapun beda yang ia mainkan mejadi media nya
untuk megambangkan imajinasi dalam dirinya.
Seni sebagai alat terapi dan alat untuk mengekspresikan seni pada
anak usia dini tetunya memerlukan pegelolaan atau teknik yang sesuai dengan
usia nya sebagai penunjang keberhasilan belajar anak usia dini. Pegembangan
kreativitas seni rupa anak usia dini melalui seni rupa merupakan upaya untuk
pengenalan dan pembinaan daya ekspresi, imajinasi, dan kreativitas. Yang
sangat berguna bagi pengembangan potensi nya dimasa mendatang. Maka dari
itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai teknik-teknik dalam berkarya
senirupa pada AUD.
B. Rumusan masalah
1. Pengertian teknik berkarya seni rupa AUD
2. Macam-macam teknik berkarya seni rupa AUD
3. Manfaat teknik berkarya seni rupa AUD

C. Tujuan
1. Memahami pengetian dari berkarya seni rupa AUD.
2. Megetahui macam-macam teknik berkarya sei rupa AUD
3. Mengetahui apa saja manfaat teknik bekarya sei rupa AUD

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teknik Berkarya AUD


Teknik adalah cara yang digunakan seseorang dalam menggunakan
media karya untuk mewujudkan (memvisualkan) angan-angan atau ide
sehingga menjadi sebuah benda yang memiliki nilai seni. Pengertian berkarya
adalah megerjakan suatu pekerjaan sampai meghasilkan sesuatu yang
bemanfaat bagi semua orang. sebuah karya juga dapat berupa beda, jasa ,dll.
Berkarya juga erat kaitannya degan kerja keras. Kerja keras yang mana
membuktikan bahwa seseorang berusaha menghasilkan sesuatu dari usahanya.
Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang
bisa ditangkap mata dan dapat dirasakan. Jadi yang dimaksud dengan teknik
berkarya seni rupa AUD adalah cara untuk merealisasikan atau mewujudkan
angan-angan atau ide yang bermanfaat bagi orang lain baik berupa benda,
jasa, Dll yang dapat ditangkap atau dinikmati melalui mata dan dapat
dirasakan dengan rabaan. Rabaan itu sendiri erat kaitannya dengan
perkembangan motoric halus yang mana perlu sekali dikembangkan sejak
dini1
B. Macam-macam teknik berkarya seni rupa AUD
1. Teknik Kolase, Montase, dan Mozaik
a. Kolase
1) Pengertian kolase
Adalah yang dalam bahasa Inggris disebut “collage”berasal
dari kata”coller” dalam bahasa Prancis, yang berarti

1
Ahmad Rudiyanto, Perkembangan Motorik Kasar Dan Motorik Halus AUD,( Lampung:
Darussalam Press, 2012), Hal. 12

2
“merekat”.Selanjutnya kolase dipahami sebagai sebuah teknik seni
memperbanyak berbagai macam materi selain cat, seperti kertas, kain,
kaca dan logam, dan sebagainya, atau dikombinasikan dengan
penggunaan cat/ teknik lainnya. Kolase adalah sebuah teknik
menempel berbagai macam unsur ke dalam satu frame sehingga
menghasilkan karya seni yang baru. Dengan demikian, kolase adalah
karya seni rupa yang dibuat dengan cara menempelkan bahan apa saja
kedalam satu komposisi yang serasi sehingga menjadi satu kesatuan
karya.2
2) Jenis-jenis kolase
- Menurut Fungsi. Dari segi fungsi, kolase dikelompokkan
menjadi dua, yaitu seni murni (fine art) dan seni pakai (applied
art). Seni murni adalah suatu karya seni yang dibuat semata
mata untuk memenuhi kebutuhan artistic. Orang menciptakan
karya seni murni, umumnya, untuk mengekspresikan cita rasa
estetis. Dan, kebebasan berekspresi dalam seni murni sangat
diutamakan.3 Sedangkan, seni terapan atau seni pakai (applied
art) adalah karya seni rupa yang dibuat buntuk memenuhi
kebutuhan praktis. Aplikasi seni terapan umumnya lebih
menampilkan komposisi dengan kualitas artistic yang bersifat
dekoratif
- Menurut Matra
Berdasarkan matra , jenis kolase dapat dibagi dua, yaitu
kolase pada permukaan bidang dua dimensi (dwimatra) dan
kolase pada permukaan bidang tiga dimensi (trimatra).
- Menurut Corak

2
M. Susanto, Kreasi Kolase, Montaze, Mozaik Sederhana,(Jakarta: Erlangga, 2013), hal. 8.
3
Ibid, hal. 14.

3
Menurut coraknya, wujud kolase dapat dibagi menjadi dua
jenis, yaitu representative dan nonrepresentatif Representative
artinya menggambarkan wujud nyata yang bentuknya masih
dikenali. Sedangkan nonrepresentatif ’
artinya dibuat tanpa menampilkan bentuk yang nyata, bersifaat
abstrak, dan hanya menampilkan komposisi unsure visual yang
indah.
- Menurut Material
Secara umum bahan baku kolase dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu: bahan-bahan alam (daun, ranting, bunga kering,
kerang, biji-bijian, kulit, batu-batuan dan lain-lain), dan bahan-
bahan bekas sintesis (plastic, seraat sintesis, logam, kertas
bekas, tutup botol, bungkus permen/cokelat, kain perca dan
lain-lain). Dalam hal teknik, pada umumnya, karya kolase
dapat dibuat
3) Teknik kolase
Pada proses pembuatannya kolase dapat dibuat dalam betuk 2
dimensi. Yang terpeting untuk dilakukan terlebih dahulu adalah
menyiapkan bahan-bahannya telebih dahulu. Kemudian dalam
penempelannya kolase dapat menggunakan bermacam-macam
jenis bahan dalam 1 karya.4
4) Contoh Kolase
Contoh kolase dengan menggunakan beberapa macam bahan untuk
AUD

4
Ibid, Kreasi Kolase, Montaze, Mozaik Sederhana, Hal. 15

4
b. Montase
1) Pengertian Montase
Montase berasal dari bahasa inggris (montage) artinya
menempel. Susanto mengemukakan bahwa Montase merupakan
sebuah karya yang dibuat dengan cara memotong obyek-obyek
gambar dari berbagai sumber kemudian ditempelkan pada suatu
bidang sehingga menjadi satu kesatuan karya dan tema.5
2) Material Montase

Majalah, koran, buku, poster, (macam-macam media gambar)


dll, Gunting, Lem, Kertas/alas.

3) Teknik Montase
Gunting beberapa gambar pada majalah, poster, Koran dll yang
akan di gunakan. Kemudian tempelkan potongan gambar pada alas
yang sudah disediakan dan susunlah potongan gambar satu dengan
gambar yang lainnya sehingga membentuk susunan gambar yang
memiliki tema/cerita.
4) Contoh Montase
Pada tema lingkungan bisa belajar bersama membuat suasana
sekolah untuk gambar sendiri bisa diambil dari majalah sendiri
kemudian di gunting dan ditempel pada latar yang digunakan
hingga menjadi satu karya suasana sekolah.

5
Dema Yulianto, DKK, Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dengan Montase, (Jurnal
PINUS, Vol. 2 No. 2 Mei 2017), Hal. 120.

5
c. Mozaik
1) Pegertian mozaik

Mozaik merupakan termasuk dalam cabang dari teknik


berkarya seni rupa yang tentunya amat penting bagi
pengembangan kreatifitas untuk anak usia dini selain itu juga anak
tidak akan bosan dikarenakan memang merupakan pula kegiatan
bermain juga berseni.

Mozaik adalah seni menciptakan gambar dengan menyusun


kepingan-kepingan kecil yang bewarna baik dari batu, kertas, kaca
atau lain-lain. Teknik mozaik selain juga ditemui dalam teknik seni
rupa namun teknik ini juga masuk dalam aspek dekorasi interior.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah seni dekorasi
bidang dengan kepingan bahan kertas berwarna yang disusun dan
ditempelkan dengan perekat. Mozaik juga dapat menjadi kegiatan
megambil, dan mengelem.6

2) Material mozaik
Bahan yang digunakan dalam mozaik tentu beragam yang
tepenting bahan yang digunakan dapat dipotong kecil-kecil dan
mudah ditempel. Seperti kayu, kertas, kaca, batok kelapa , Dll.
Didalam satu karya seni mozaik biasanya hanya menggunakan satu
material yang sama.
3) Pembuatan mozaik
Teknik pembuatan mozaik pastinya meggunakan suatu bahan
yang kemudian dipotong menjadi kecil-kecil dan ditempelkan pada
bidang datar meggunakan lem. Langkah yang perlu dperhatikan
seperti membuat desain, mempersiapkan bahan dan alat, teknik
6
Depdiknas, Pengembangan Kemampuan Motorik Halus Di TK,(Jakarta: depdiknas, 2008),
Hal. 756.

6
menempel dan tahap akhir yang biasanya digunakan untuk
memperbaiki jika mungkin ada tempelan yang belum rapi7.
4) Contoh Mozaik

2. Teknik M3
a. Pengertian teknik m3
Teknik m3 adalah teknik melipat, meggunting dan merekatkan. Teknik
m3 ini merupakan sebuah teknik dalam berkarya yang menghasilkan
suatu bentuk kreatifitas.
b. Material m3
Meggunakan kertas yang agak tebal, sebaiknya meggunakan kertas
berwarna, lem, dan gunting
c. Langkah-langkah teknik m3
Pertama kali tentukan dahulu akan membuat apa/ bentuk apa yang
akan dihasilkan. Ambil satu-persatu kertas warna dan lipat sesuai
urutan pola yang akan dibuat kemudian gunting beberapa bagian yang
perlu untuk digunting setelah itu tempelkan di media yang ditentukan.
d. Contoh M3
Disini contoh nya membuat ikan-ikannan yang pertama dilakukan
melipat kertas sesuai pola kemudian menggunting beberapa bagian,
dan terakhir menempel seperti mata, ekor dan siripnya.

7
Dwi Anggraini, Mozaik Sebagai Sarana Kreatifitas, (Jurnal ilmiah PGSD, vol. 9, No. 2,
2016) Hal. 228.

7
3. Teknik Menganyam
a. Pengetian meganyam
Menganyam dalam arti pendidikan berarti mengatur bilah atau
lembaran lembaran yang diatur tersebut berupa bambu, daun, janur,
kertas, rotan, kulit binatang atau kaing perca. merupakan salah satu
hasil kerajinan masyarakat Indonesia. Menganyam untuk anak usia 5-6
tahun tidak dilakukan dengan teknik yang komplek, namun masih
dalam tahap teknik dasar menganyam sederhana. Pada prinsipnya
keterampilan menganyam yang dilakukan oleh anak merupakan
kegiatan yang membutuhkan ketelitian, kejelian, dan kesabaran.
b. Material menganyam
Membuat anyaman terdiri dari dua macam, yaitu bahan Pokok adalah
bahan yang akan mendominasi terwujudnya karya anyaman. Bahan
pokok dari menganyam adalah sebagai berikut:
1) Bambu Tali: Bambu tali merupakan bambu yang mempunyai
kualitas paling baik dibandingkan dengan bambu jenis lain.
Sebagai bahan anyaman bambu ini sangat lentur, kuat, tidak
mudah putus dan patah. Untuk dapat dipakai sebagai bahan
anyaman harus di irat terlebih dahulu sehingga menjadi lembaran-
lembaran yang pipih.
2) Rotan Hinis, banyak di jual pada toko material bangunan. Rotan
ini merupakan iratan rotan bagian luar. Jenis rotan ini selain di

8
pakai sebagai bahan anyaman sering juga dipakai sebagai bahan
pengikat dan pelengkap pada seni kerajinan yang lain.
3) Pandan, adalah jenis daun yang banyak tumbuh di pinggir sungai,
termasuk tumbuhan liar. Agar dapat digunakan sebagai bahan
anyaman daun pandan harus di serat sehingga menjadi lebih halus
dan dikeringkan terlebih dahulu dengan cara dijemur.
4) Daun Pisang. Untuk kegiatan pembelajaran menganyam di TK di
antaranya dapat menggunakan bahan dari daun pisang. Bahan dari
daun pisang adalah bahan yang paling aman dan murah untuk
kegiatan menganyam. Daun pisang yang masih lembaran dan telah
dipisahkan dari pelepahnya dapat dijadikan suwiran hingga
menjadi lembaran kecil
5) Mendong. Mendong adalah jenis rumput-rumputan yang sengaja
ditanam untuk dipersiapkan sebagai bahan anyaman. Bentuknya
berupa rumput panjang sampai kira-kira 1-1,5 m. Untuk dapat
dipakai sebagai bahan kerajinan anyaman, mendong ini harus di
keringkan terlebih dahulu. Dalam proses pengeringan dengan cara
dijemur dan dilumuri dengan abu. Sebab apabila tidak dilumuri
abu setelah kering mendong akan berubah menjadi merah kusam
seperti rumput yang busuk.
6) Janur. Janur adalah daun kelapa yang masih muda. Janur untuk
dapat digunakan sebagai bahan keterampilan anyaman harus
dipisahkan dengan lidinya dulu.
7) Kertas. Kertas dapat dipakai sebagai bahan anyaman terutama
untuk karya mainan atau kegiatan pembelajaran di tingkat Taman
Kanak-Kanak. Untuk dapat digunakan sebagai bahan anyaman
kertas harus dipotong berbentuk panjang-panjang dan lebarnya
sesuai dengan yang diinginkan. 8Kertas sebagai bahan anyaman
8
Ibid, Pengembangan Kemampuan Motorik Halus Di TK, Hal. 757-758.

9
sebaiknya menggunakan kertas yang kuat sehingga tidak mudah
putus.
8) Plastik. Plastik sebagai bahan anyaman telah dirancang sengaja
untuk bahan anyaman. Adapun besar kecilnya telah dirancang
sesuai dengan tujuannya. Plastik sebagai bahan anyaman banyak
dijumpai atau dijual di toko-toko alat tulis, bentuknya seperti
sedotan minuman.9 Beberapa bahan-bahan yang dapat dijadikan
sebagai bahan pelengkap seperti lem, pewarna, Dll.
c. Langkah-langkah menganyam
1) Motif Lurus, terdiri dari dua macam yaitu anyaman sasak
merupakan anyaman dengan teknik susup menyusup antara pakan
dan lungsi dengan langkah satu-satu dan anyaman kepar
merupakan anyaman dengan teknik susup menyusup antara lungsi
dan pakan dengan langkah dua-dua atau lebih.
2) Motif Biku/Serong merupakan teknik menganyam yang lugsi dan
pakannya dibuat serong atau miring ke arah kiri dan kanan dengan
posisi 45 derajat dari letak penganyamnya.
3) Motif Truntum adalah perpaduan antara anyaman tegak dengan
anyaman serong yang membentuk segi enam, kemudian disusupi
ikatan yang lebih kecil.
d. Contoh menganyam
contoh menganyam dengan motif lurus

4. Teknik membetuk relief

9
Hasnawati, Meningkatkan Konsentrasi Anak Dengan Menganyam, (Jurnal Pendidikan Dan
Pembelajaran AUD, Vol. 2, No. 2, September 2017), Hal. 40

10
a. Pengertian membentuk relief
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1159), relief memiliki
arti pahatan yang menampilkan perbedaan bentuk dan gambar dari
permukaan yang rata di sekitarnya seperti gambar timbul (pada candi
dsb). Menurut Muharam (1993: 117), relief merupakan gambar yang
menonjol, jadi bentuk harus lebih tinggi dari latar. Mikke Susanto
dalam Diksi Rupa (2011: 330) menyatakan bahwa relief sepadan
dengan kata “peninggian”, dalam arti kedudukannya lebih tinggi
daripada latar belakangnya, karena dikatakan relief memang
senantiasa “berlatar belakang”, serta karena peninggian itu
ditempatkan pada suatu dataran dan pada dasarnya relief merupakan
karya dua dimensi. Berdasarkan ketiga pengertian di atas, dapat
disimpulkan bahwa relief adalah gambar timbul atau gambar yang
menonjol dari latar belakangnya.
b. Material membetuk relief
Pada umumnya material pokok yang digunakan untuk membuat relief
itu berasal dari clay/tanah liat dan plastisin. Pada usaha pegembangan
yang dilakukan pada jejang anak usia dini biasanya lebih sering
menggunakan material plastisin/sabun. Selain karena mudah
didapatkan juga lebih efisien karena tidak membuat tempat atau
pakaian menjadi kotor. Kemudian ada alat yang digunakan untuk
membetuk relief seperti stik es krim, tusuk gigi, pisau mainan, dan
untuk finishing bisa diberi pewarna.
c. Langkah-langkah membetuk relief
Relief plastisin merupakan gambar timbul yang dibuat dengan bahan
dasar plastisin. Latar dari relief plastisin adalah papan triplek yang
dibuat sketsa, kemudian dibentuk. Pembuatan relief plastisin ini cukup
mudah. Bahan dasarnya adalah plastisin (lilin malam) yang dijual di
toko-toko buku dengan bermacam macam warna dibentuk sedemikian

11
rupa lalu ditempelkan di atas papan triplek sesuai dengan tema
ceritera tertentu. stik ice cream yang dapat digunakan untuk merapikan
plastisin yang kurang rapi, selain itu juga dapat digunakan untuk
membuat objek menjadi detail dengan cara digoreskan pada plastisin.
Untuk proses finishing, relief plastisin dapat dilapisi clear atau cat
pilox, agar lebih tahan lama.10
d. Contoh relief
Disini saya akan mencontohkan relief untuk anak usia dini mengukir
plastisin karena lebih efisien dan mudah didapat. Yang terpenting anak
mengerti apa itu relief dan bagaimana caranya.

5. Teknik merangkai, meronce dan makrame


a. Merangkai
1) Pegertian merangkai
Kata merangkai hampir memiliki arti yang sama dengan meyusun
yaitu menata, menumpuk dan mesejajarkan suatu benda tanpa
meggunakan ikatan. Meurut kamus besar bahasa Indonesia
merangkai artinya menyusun atau mengatur sesuatu mejadi
berangkai-rangkai.
2) Material merangkai

10
Ibid, Pengembangan Motorik Halus, Hal. 756.

12
Alat atau media untuk merangkai sangat bermacam-macam dengan
menggunakan APE yang ada disekolah seperti permainan balok
kayu, bongkar pasang, lego Dll.
3) Teknik merangkai
Tidak ada teknik yang pasti dalam merangkai maksudnya disini
teknik atau cara yang digunakan tergantung dari media yang
digunakan karena merangkai hanya menyusun, menata tanpa
adanya ikatan/tali jadi bisa dilakukan sesuai kemauan anak
masing-masing
4) Contoh merangkai
Disini saya ambil contoh merangkai/menyusun balok kayu

b. Meronce
1) Pengertian meronce
Menurut sumanto meronce adalah suatu cara pembuatan benda
hias atau benda pakai yang dilakukan dengan menyusun bagian-
bagian bahan berlubang atau yang disengaja dilubangi memakai
bantuan tali atau benang. Menurut hajar pamadhi dalam bukunya
meronce adalah menata dengan bantuan mengikat beberapa
komponen dengan utas atau tali. Dengan teknik ikatan ini
seseorang akan memanfaatkan bentuk ikatan agar menjadi lebih

13
lama. Selain itu meronce juga harus mengenal bentuk warna dan
ukuran.11
2) Material meronce
a) Meronce dengan bahan alam: yaitu menggunakan bahan-bahan
yang diperoleh dari alam atau lingkungan sekitar seperti
jagung, bunga, Dll.
b) Bahan buatan:yaitu menggunakan bahan-bahan yang berasal
dari buatan manusia seperti manik-manik, monte, Dll.
c) Bahan bekas: menggunakan bahan-bahan yang telah didaur
ulang,seperti gelas plastic, sedotan, Dll.
d) Tali/benang sebagai pengikat12
3) Teknik meronce
Teknik meronce bisa dilakukan sesuai dengan alat dan bahan yang
dipakai bisa berdasarkan warna, bentuk, ataupun ukuran.
Tergantung pola yang diinginkan. Kemudian dirangkai
menggunakan tali/benang untuk mengikat.
4) Contoh meronce
Berikut contoh meronce menggunakan bahan buatan seperti
manik-manik dan monte.

c. Makrame
11
Yani Mulyani, Kemampuan Fisik, Seni Dan Manajenemen Diri, (Jakarta: PT. Elex Media
Kompetindo, 2007), Hal. 32.
12
Hajar Pamadhi, Seni Ketrampilan Anak,( Jakarta: Universitas Terbuka, 2001), Hal. 11.

14
1) Pengertian makrame
Menurut KBBI makrame adalah bentuk suatu kerajinan simpul-
menyimpul dengan menggarap rangkaian benang atau tali pada
awal atau akhir suatu tenunan, dengan membuat berbagai simpul
pada rantai benang tersebut sehingga terbentuk aneka rumbai.
Sejak dahulu kerajinan simpul-menyimpul sudah aja sejak zaman
dahulu. Sehingga muncul adanya seni makrame. Kamaril
mengungkapkan makrame adalah membuat hiasan atau benda
pakai yang menggunakan bahan tali –temali, teknik pilin, anyam
atau simpul.
2) Material makrame
Karena makrame adalah kerajinan simpul-menyimpul maka yang
menjadi bahan utamanya adalah tali, kemudian untuk pelengkap
atau hiasan, ada lem, manik-manik dan bahan lain yang diperlukan
3) Teknik makrame
Pada pembuatan makrame kita harus lebih dulu menguasai simpul-
simpul dasar seperti simpul kepala, simpul rantai, simpul mati,
simpul tunggal, simpul ganda, Dll. Kemudian pada saat pembuatan
muncullah simpul-simpul sepeerti simpul pembukaan ( yaitu untuk
memulai membuat simpul), simpul inti ( inti dari bentuk yang
diinginkan), dan simpul penutup( meliputi simpul akhir untuk
menali atau mengunci).13
4) Contoh makrame
Untuk anak usia dini pastinya akan menggunakan teknik
sederhana, artinya kita kenalkan mereka tentang makrame. Cukup
gunakan teknik-teknik dan simpul sederhana. Memang jika untuk
tingkatan AUD masih sedikit kesulitan. Jadi cukup dikenalkan
dengan apa itu makrame.
13
Ibid, Seni Ketrampilan Anak, Hal. 13.

15
d. Batik ikat celup
1) Pengertian batik ikat celup
Menurut handoyo bahwa kata batik dalam bahasa Jawa berasal dari
kata tik. Kata itu mempunyai pengertian berhubungan dengan
suatu pekerjaan halus, lembut dan kecil yang mengandung
keindahan. Menurut Prasetyo batik adalah salah satu cara
pembuatan bahan pakaian. Sedangkan menurut Riyanto batik
adalah karya seni rupa pada kain, dengan pewarnaan rintang yang
menggunakan lilin batik sebagai perintang warna.14Berdasarkan
beberapa pendapat batik adalah karya seni rupa berupa pemberian
hiasan melalui pewarnaan yang menggunakan lilin sebagai warna
serta mengandung keindahan yang dapat digunakan sebagai bahan
pakaian. Sedangkan batik ikat celup adalah sebuah teknik
membatik yang tidak menggunakan malam sebagai penghalang
tapi menggunakan tali sebagai penghalang masuknya warna ke
dalam serat kain.
2) Material batik
Kain untuk media membatik kain adalah material utama, pewarna
untuk memberi warna pada kain batik, krikir atau batu sebagai
penunjang untuk membentuk motif pada batik ikat, dan yang
terakhir tali sebabagi pengikat.

14
Didik Riyanto, Proses Batik: Batik Tulis, Batik Cap, Batik Printing,( Solo: CV. Aneka,
1997), Hal. 3.

16
3) Teknik membatik
a) Langkah pertama siapkan kain sebagai media untuk membatik
b) Kemudian siapkan tali untuk mengikat bisa menggunakan
raffia/ yang lain juga batu/kelereng sebagai penunjang.
c) Setelah kelereng atau batu dimasukkan bisa diikat dan
dicelupkan kedalam cairan warna.
d) Setelah dicelupkan sedikit lama bisa diangkat kemudian ikatan
bisa dilepaskan dan dikeringkan.
e) Jika ingin menambahkan kombinasi warna maka warna yang
telah dicelupkan tadi ditutupi malam baru dicelupkan lagi
ikatan yang lain ke warna yang berbeda
4) Contoh teknik celup ikat
Dalam praktiknya celup ikat untuk kalangan AUD tentu tidak
serumit praktik untuk orang dewasa.

C. Manfaat Mempelajari Teknik Berkarya Seni AUD


1. Teknik Kolase, Montase, Mozaik
a) Mengembangkan kemampuan motorik halus
b) Meningkatkan kognitif dalam hal kemampuan kreativitas anak
c) Mengenalkan anak dengan macam-macam warna
d) Mengasah imajinasi berpikirnya15
2. Teknik M3
15
Ibid, Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dengan Montase, Hal. 121.

17
a) Mengembangkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan
melipat, menggunting dan menempel
b) Melatih sosial emosional anak dimana ia akan belajar sabar dalam
aktivitas menmpel, menggunting dan menempel
c) Melatih gerakan pada jari-jari dan tangan sebagai upaya kesiapan
belajar menulis anak
d) Melatih koordinasi antara mata, gerakan tangan dan otak anak16
3. Teknik menganyam
a) Tentu untuk melatih perkembangan motorik halus anak
b) Membangkitkan minat anak dalam pengembangan kreatifitasnya
c) Melatih kesabaran anak dalam melakukan kegiatan menganyam
d) Melatih koordinasi tangan mata dan otak
4. Teknik Relief
a) Melatih perkembangan motoric halus anak
b) Melatih otot-otot pada jari-jari tangan sebagai kesiapan belajar
menulis
c) Melatih anak untuk mengembangkan kreatifitas dengan berbagai
bentuk (kognitif anak)
d) Melatih sosial emosional anak
5. Teknik merangkai, makrame dan meronce
a) Meningkatkan kreativitas dalam berkreasi
b) Melatih konsentrasi dan kesabaran
c) Melatih inajinasi
d) Melatih rasa kebersamaan melalui kerja kelompok
e) Melatih dan meningkatkan kemampuan anak untuk mengutarakan
pendapat

16
Sumantri, Pengembangan Kemampuan Motorik Anak Usia Dini,(Jakarta: Depdiknas,
2005), Hal. 9

18
f) Meningkatkan apresiasi, dan sebagainya.17
6. Teknik Batik Ikat Celup
a) Mengenalkan anak dengan salah satu budaya nusantara
b) Melatih ketrampilan motorik halus anak
c) Melatih konsentrasi dan kesabaran
d) Melatih kreatifitas anak18

BAB III
PENUTUP

17
Ibid, Seni Ketrampilan Anak, Hal. 14
18
Ibid, Proses Batik: Batik Tulis, Batik Cap, Batik Printing, Hal. 13

19
A. Kesimpulan
Teknik berkarya seni rupa AUD adalah cara untuk merealisasikan atau
mewujudkan angan-angan atau ide yang bermanfaat bagi orang lain baik
berupa benda, jasa, Dll yang dapat ditangkap atau dinikmati melalui mata dan
dapat dirasakan dengan rabaan. Dalam berkarya seni rupa AUD tentu ada
banyak teknik-teknik dalam berkarya seperti teknik kolase, montase, mozaik,
teknik menganyam, teknik relief, teknik merangkai, meronce, makrame dan
batik celup. Teknik yang digunakan dalam penerapannya pun juga tentu
disesuaikan dengan usia anak, disederhanakan dan dipermudah agar anak
tidak merasa kesusahan. Juga yang perlu diingat yang pada kesemuanya itu
memiliki manfaat dalam setiap perkembangan anak usia dini. Dan tentu nya
dapat mengoptimalkan perkembangan AUD dengan baik.

B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan kita
semua mengenai teknik berkarya AUD khususnya untuk saya sendiri dan
teman-teman semua. Yang kedua semoga suatu saat makalah ini dapat
berguna apabila ada penelitian atau permasalahan yang berhubungan dengan
teknik berkarya seni rupa AUD.

DAFTAR PUSTAKA

20
Anggraini, Dwi. 2016. Mozaik Sebagai Sarana Kreatifitas, Jurnal ilmiah PGSD, vol.
9, No. 2.

Depdiknas. 2008. Pengembangan Kemampuan Motorik Halus Di TK. Jakarta:


depdiknas.

Hasnawati. 2017. Meningkatkan Konsentrasi Anak Dengan Menganyam. Jurnal


Pendidikan Dan Pembelajaran AUD, Vol. 2, No. 2, September.

Mulyani, Yani. 2007. Kemampuan Fisik, Seni Dan Manajenemen Diri. Jakarta: PT.
Elex Media Kompetindo.

Pamadhi, Hajar. 2001. Seni Ketrampilan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka.

Rudiyanto, Ahmad. 2012. Perkembangan Motorik Kasar Dan Motorik Halus AUD.
Lampung: Darussalam Press.

Riyanto, Didik. 1997. Proses Batik: Batik Tulis, Batik Cap, Batik Printing. Solo: CV.
Aneka.

Susanto, M. 2013. Kreasi Kolase, Montaze, Mozaik Sederhana. Jakarta: Erlangga.

Sumantri. 2005. Pengembangan Kemampuan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta:


Depdiknas.

Yulianto, Dema DKK. 2017. Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Dengan


Montase. Jurnal PINUS, Vol. 2 No. 2 Mei.

21

Anda mungkin juga menyukai