Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Tunas Cendekia ISSN 2622-0849 (Media Cetak)

ejournal.iainpalopo.ac.id/index.php/tunascendekia ISSN 2622-0849 (Media Online)

Meningkatkan Kemampuan Apresiasi Seni Tari Anak


Melalui Tari Kreasi

Nur Rahmah1 & Lismawati2


12
Pendidikan Islam Anak Usia Dini, FTIK, IAIN Palopo │email: nurrahmah@gmail.com
│lismawati@gmail.com

Abstrak: Motif penelitian ini yaitu adanya sebuah masalah di dalam pembelajaran seni tari dimana
banyak siswa yang lemah dalam apresiasi seni tari. Sehubungan dengan itu, penelitian ini dilakukan
agar guru mampu meningkatkan kemampuan apresiasi seni tari melalui penerapan Tari Kreasi di
sekolah. Adapun subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas I SDN 480 Maddenuang dengan jumlah
17 orang. Pada pelaksanaannya, peningkatan kemampuan apresiasi seni tari ini dilakukan melalui 4
langkah antaralain perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Proses penilaian pada tahapan
tersebut dilakukan dengan melaksanakan tes pada pertemuan ke III setiap siklus untuk melihat
peningkatan kemampuan apresiasi seni tari siswa dan keaktifan siswa melalui kegiatan observasi saat
tindakan sedang berlangsung. Oleh karena itu, didapatkan hasil bahwa terdapat peningkatkan skor
apresiasi seni siswa dimana pada siklus I yang hanya 66 atau prosentase ketuntasan klasikal sekitar
68% dapat meningkat menjadi 78 dengan prosentase ketuntasan klasikal yang mampu mencapai
100%. Dengan kata lain, kemampuan apresiasi seni tari dapat ditingkatkan melalui penerapan Tari
Kreasi pada siswa kelas I SDN 480 Maddenuang.
Kata Kunci: apresiasi seni tari, Tari Kreasi
Abstract: The motive of this research is the existence of a problem in learning dance where many
students are weak in appreciation of dance. In connection with this, this research was conducted so
that teachers were able to improve the appreciation ability of dance through the application of
Creative Dance at school. The subjects in this study were students of class I SDN 480 Maddenuang
with a total of 17 people. In its implementation, the enhancement of dance appreciation ability is
carried out through 4 steps between planning, implementation, observation and reflection. The
assessment process at this stage is carried out by carrying out tests at the third meeting of each cycle
to see an increase in the ability to appreciate the art of student dance and the activeness of students
through observation activities during the action. Therefore, it was found that there was an increase
in students' articulation scores where in the first cycle only 66 or a percentage of classical
completeness around 68% could increase to 78 with a percentage of classical completeness that could
reach 100%. In other words, the ability to appreciate dance can be improved through the application
of Creation Dance for first grade students of SDN 480 Maddenuang.
Keywords: Appreciation of Dance, Kreasi Dance

 Corresponding author : JURNAL TUNAS CENDEKIA


Address : PIAUD IAIN Palopo Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Phone : 085397405851 Institut Agama Islam Negeri Palopo
Alamat : Jl Agatis Balandai Kota Palopo.Tel / fax :
0471 22076 / 0471 325195

15
JURNAL TUNAS CENDEKIA
Volume 1, Edisi 1, April 2018

PENDAHULUAN mengikuti gerakan percontohan dari guru


Pembelajaran seni merupakan dengan baik.
pembelajaran yang memberi ruang bagi Banyak siswa yang hanya bermain-
anak untuk mengapresiasi diri sendiri dan main saling mengganggu antara siswa yan
lingkungan secara prestisius. Apresiasi satu dengan yang lain. Siswa dalam hal ini
akan muncul apabila pembelajaran juga tidak mau mengikuti gerakan yang
dilakukan dengan tepat dan benar oleh guru dicontohkan guru di depan kelas secara
di sekolah. Artinya, guru memiliki serius dan penuh perhatian. Teman sebelah
kapabilitas yang cukup untuk siswa juga terkadang usil, sehingga banyak
mengantarkan anak mencapai puncak siswa yang tidak bisa mengikuti gerakan
apresiasinya sehingga sesuai dengan guru dengan baik. Siswa sulit menirukan
tingkat usia dan kebutuhannya sebagai gerakan guru dalam menari karena gerakan
siswa yang baru belajar mengenal, menilai, tersebut sangat kompleks dan kombinasi
dan mengespresikan diri melalui instrumen gerak yang tidak jelas dan rumit. Hal
seni yang ia gemari dan sukai. tersebut bahkan membuat siswa mengantuk
Di sekolah, cabang seni terbagi di dalam kelas.
menjadi beberapa sub domain yaitu dimain Atas dasar hal tersebut di atas,
seni rupa, seni suara dan seni gerak. Dari peneliti melakukan analisis terhadap
ketiga sub domain ini, seni gerak paling kondisi yang ada sehingga guru
sering dilakukan karena membuat siswa menemukan beberapa menyebabkan
terlihat lebih aktif melalui gerakan dan terjadinya masalah tersebut. Pada hal ini,
sesuai dengan sifat anak yang masih sangat kesalahan guru yang tidak pernah
aktif dan ingin mengeksplore sesuatu menggunakan musik dalam mengajarkan
melalui gerakan. Namun kenyataan ini tari dan hanya mengandalkan hitungan
sering tidak berjalan maksimal apalagi biasa dan anak mengikuti contoh membuat
pembelajaran seni gerak di dalam kelas. siswa kebingungan dan tidak bergairah.
Pada kegiatan tari yang Selanjutnya Guru juga tidak pernah
diselenggarakan guru pada pembelajaran mencontohkan gerakan secara sistematis
seni, masih ada beberapa anak yang kepada siswa sehingga banyak siswa
mengalami kesulitan. Bahkan, bila diamati membuat gerakan ngaur. Disamping itu,
lebih jauh, lebih banyak anak yang tidak guru juga masih banyak menggunakan
tuntas daripada yang tuntas KKM pelajaran gerakan yang kaku dalam memberikan
tari. Dari kegiatan tari tersebut, dari 22 total contoh, membuat anak sulit
jumlah anak yang mengikutinya, sekitar 10 menerjemahkan maksud guru dalam
anak yang gerakannya masih kaku dan menjelaskan dan memberikan simulasi
hampir salah gerakan, 2 anak yang sudah gerakan yang akan diikuti oleh anak.
lentur namun masih salah dalam menirukan
gerakan guru, dan sisanya sekitar 8 orang
sudah lentur gerakannya dan dapat

16
Meningkatkan Kemampuan,,,
Lismawati

METODE tindakan, ekspresi siswa ketika menjalani


Penelitian ini mengacu pada Desain penerapan tindakan berupa tari kreasi
Penelitian Tindakan Model Kemmis dan apakah anak senang atau bahkan
McTaggart (2000) yang terdiri dari 4 sebaliknya. Semua itu tidak dapat
(empat) langkah antaralain perencaan, diprediksi dan ditentukan hanya dengan
pelaksanaan, observasi dan refleksi. mengolah angka-angka. Hal lain yang tidak
Berikut dijabarkan langkah teknis dari kalah penting adalah dalam
desain tersebut agar lebih mudah dipahami. menindaklanjuti siswa yang memiliki kasus
spesial seperti nilainya paling rendah dan
tidak pernah berada di atas standar KKM.
hal-hal ini dianalisis secara kualitatif
dimana hasil analisis tersebut sangat
berguna bagi penyempurnaan pelaksanaan
tindakan dan terutama dapat menjadi
tambahan informasi dan memperkuat data
angka-angka yang sejatinya menjadi data
primer dalam penelitian perbaikan ini.
Sehubungan dengan itu, analisis data
Gambar 1. Skema Pelaksanaan Tindakan kualitatit tersebut mengacu pada analisis
Penerapan Tari Kreasi Menggunakan data model Miles and Huberman dalam
Model Kemmis and Mc Taggart (200) Suginno (2005) dimana dapat dilihat pada
Pada penelitian ini digunakan subjek gambar berikut ini.
sebagai sasaran pelaksanaan tindakan.
Subjek yang disasar yaitu siswa kelas Siswa
Kelas I SDN 480 Maddenuang dengan Koleksi Penyaji
jumlah siswa yang mengikuti tindakan di Data
dalam kelas adalah 17 orang. Dari 17 ini,
siswa laki-laki adalah 7 orang dan siswa Reduks
perempuan adalah 10 orang. Adapun i Data Kesim
penelitian ini dilaksanakan pada Sekolah pulan
Dasar Negeri 480 Maddenuang Pollo Gambar 2. Model Analisis Data Miles and
Tondok Desa Olang Kabupaten Luwu. Huberman (Suginno, 2005)
Teknik analisis data yang digunakan Berdasarkan gambar di atas dapat
dalam penelitian ini yaitu teknik analisis dimaknai bahwa pada kegiatan koleksi
data secara kuantitatif dan kualitatif. data, peneliti mengumpulkan data yang
Analisis data secara kualitiatif dianggap penting mempengaruhi
diperuntukkakan data yang sifatnya kemampuan siswa dalam mengapresiasi
deskriptif seperti perilaku siswa di dalam seni tari. Selanjutnya data tersebut disajikan
kelas, respon siswa terhadap jalannaya

17
JURNAL TUNAS CENDEKIA
Volume 1, Edisi 1, April 2018

secara deskriptif namun sebelumnya telah dimana skor terendah sebesar 60 dan skor
melalui proses reduksi data terlebih dahulu. tertinggi sebesar 83. Hal ini berarti, rentang
Hal ini data yang didisajikan mendapingi antara siswa yang mendapast skor terendah
data kuantitatif sebagai penguata dan dan tertinggi masih sangat tinggi. Itu,
temuan tambahan yang mempengaruhi artinya jumlah siswa yang memiliki skor
pengambilan kesimpulan dari analisis yang masih berada di bawah KKM masih
secara kauntitatif. banyak. Untuk itu perlu peningkatan lagi
Selanjutnya analisis data secara pada siklus berikutnya.
kuantitatif dilakukan dalam dua bentuk Siklus II
yaitu analisis data keaktifan siswa pada saat Penerapan tindakan berupa tari kreasi
pelaksanaan tindakan dan analisis data hasil pada siklus II ini dilaksankaan pada tanggal
tes kemanpuan apresiasi seni siswa. 25, 26, 27 April 2018. Penerapan tindakan
ini mengacu pada hahsil refleksi
HASIL DAN PEMBAHASAN pelaksanaan tindakan siklus I, dimana tes
Siklus I kemampuan apresiasi seni tari dilaksanakan
Penerapan tari kreasi pada siswa lagi pada pertemuan III dari siklus II ini.
Kelas I SDN 480 Maddenuang sebagai Adapaun Hasilnya dapat dilihat pada
tindakan meningkatkan kemampuan tabulasi data di bawah ini.
apresiasi seni tari siswa pada siklus I
100
dilaksankaan pada 16, 17, dan 18 April 90
2018. Tes yang diadakan pada pertemuan 80
III pada penerapan siklus tersebut hasilnya 70
60
Skor

dapat dilihat pada tabulasi data di bawah 50


ini. 40
30
90 20
10
80
0
70 SST HK GQG M
BOLPVS HJ ZV JKKPRRTYBPDFJK
WH L HDH L
Skor rata-rata

60
50 Series1 7 7 9 7 8 7 7 8 7 7 7 7 7 7 8 8 7 8 7
40
30 Gambar 4. Grafik Sebaran Skor Apresiasi Seni
20
Tari Siswa pada Siklus II
10
0 Pada grafik di atas tergambar jelas
SW
STHBOLPVSHKLHJGHQDGHZVMLJKKPRRTYBPDFJK
Series1 62628363686267686565676565656868646860 bahwa sebaran skor apresiasi seni tari siswa
dimana skor telah mengalami perubahan
Gambar 3. Grafik Sebaran Skor Apresiasi karena terjadi peningkatan skor secara
Seni Tari Siswa pada Siklus I
signifikan. adapun skor terendah meningkat
Pada grafik di atas tergambar jelas menjadi 72 dan skor tertinggi menjadi
bahwa sebaran skor apresiasi seni tari siswa

18
Meningkatkan Kemampuan,,,
Lismawati

sebesar 95. Jika dilihat bahwa rentang antar


80
skor tertinggi dan terendah tersebut sudah

Skor Rata-Rata
berarada di atas nilai KKM yang
70
dipersyaratkan dalam penelitian ini.
Pelaksanaan tindakan dalam
60
penelitian ini dilakukan karena adanya I II
masalah bahwa pada kegiatan tari yang SIklus
diselenggarakan guru pada pembelajaran
seni, masih ada beberapa anak yang
mengalami kesulitan. Bahkan, bila diamati Gambar 10. Peningkatan skor apresiasi
seni siswa dari siklus I ke siklus II
lebih jauh, lebih banyak anak yang tidak
tuntas dari pada yang tuntas KKM pelajaran Peningkatan skor apresisasi seni
tari. Dari kegiatan tari tersebut, dari 22 total siswa sebagaimana tergambar pada grafik
jumlah anak yang mengikutinya, sekitar 10 tersebut disebabkan oleh berbagai faktor.
anak yang gerakannya masih kaku dan Terutama faktor guru yang selalu berulang-
hampir salah gerakan, 2 anak yang sudah ulang mengulangi gerakan yang akan
lentur namun masih salah dalam menirukan dicontohkan anak pada kegiatan tari kreasi.
gerakan guru, dan sisanya sekitar 8 orang Sebelum siswa benar-benar menguasai
sudah lentur gerakannya dan dapat gerakan yang dicontohkan, maka guru
mengikuti gerakan percontohan dari guru belum berpindah pada gerakan berikutnya.
dengan baik. Hal ini yang membuat siswa menguasai
Berdasarkan hal tersebut, peneliti semua gerakan dan semua indikator capaian
mencanangkan sebuah upaya penelitian kompetensi dapat dicapai dengan baik oleh
tindakan berupa penerapan pembelajaran siswa.
tari kreasi sebagai solusi atas permasalahan Namun hal tersebut juga menemukan
yang terjadi tersebut. Sehingga, pada beberapa kendala. Kendala yang paling
pelaksanaanya, ternyata skor apresiasi seni sering dihadapi siswa adalah gerakan yang
siswa meningkat. Dari data siklus I yang dilakukan guru terlalu cepat dan jumlah
berhasil dianalisis peneliti dan supervisor 2, siswa yang mengikuti gerakan tersebut
ternyata skor apresiasi seni tari siswa tidak sebanding dengan jumlah guru yang
meningkat dari 66 atau prosentase membimbing jalannya tari kreasi. Hal ini
ketuntasan klasikal sekitar 68% meningkat yang menyebabkan banyak siswa yang
menjadi 78 dengan prosentase ketuntasan memusat untuk sekedar kedepan berebut
klasikal yang mampu mencapai 100%. posisi agar guru ketika mencontohkan dapat
Peningkatan ini dapat diamati pada grafik dilihat dengan baik. Pada hal ini, komposisi
di bawah ini. paling ideal adalah 3 guru untuk 19 orang
anak agar gerakan anak menjadi terkontrol
dan terkendali dengan baik.

19
JURNAL TUNAS CENDEKIA
Volume 1, Edisi 1, April 2018

Akan tetapi, penambahan guru Kanguru, gerakan Bebek dan gerakan


tersebut dilakukan pada siklus II. Beberapa terakhir adalah gerakan penutup.
guru pendamping tambahan dihadirkan Penerapan tari kreasi pada siswa
yakni teman sesama guru namun dari kelas kelas I SDN 480 Maddenuang dapat
yang berbeda. Hal ini sangat berpengaruh meningkatkan peningkatan kemampuan
terhadap pencapaian indikator. Sehingga, apresiasi seni tari siswa. Hal ini
dapat dilihat bahwa skor apresiasi seni tari sebagaimana skor apresiasi seni siswa yang
dan keaktifan siswa dalam mengikuti meningkat secara signifikan. Dari data
penerapan tindakan tersebut meningkat siklus I yang berhasil dianalisis peneliti dan
secara signifikan. Dalam perbaikan supervisor 2, skor apresiasi seni tari siswa
lanjutan, hal ini juga disebabkan oleh meningkat dari 66 atau prosentase
diterapkannya hasil refleksi oleh guru ketuntasan klasikal sekitar 68% meningkat
secara operasional dalam RPP. Sehingga menjadi 78 dengan prosentase ketuntasan
kekurangan penerapan pada siklus I dapat klasikal yang mampu mencapai 100%.
diperbaiki segerap secara teknis pada siklus
II. Dengan demikian, dari hasil kemampuan Saran
apresiasi seni tari siswa dan keaktifannya, Bagi Siswa: Siswa dalam
dapat disimpulkan bahwa penerapan tari mengapresiasi seni tari bisa dimana saja,
kreasi dapat meningkatkan secara tidak hanya di sekolah melalui
signifikan kemampuan apresiasi seni tari pembelajaran formal. Melainkan dapat
dan keaktifan siswa dalam mengikuti melakukannya melalui seni tari kreasi yang
pembelajaran seni budaya di sekolah. dilaksnakan oleh sanggar seni atau orang
tua di rumah untuk mempertahankan dan
melestarikan budaya dan adat daerah.
PENUTUP Melalui tari kreasi, gerakannya dapat
dimodifikasi sesuai kebutuhan dan relatif
Simpulan
lebih mudah untuk dilakukan.
Proses peningkatan kemampuan Bagi Guru: Guru dapat
apresiasi seni tari melalui penerapan tari mengkombinasikan beberapa gerakan yang
kreasi pada siswa kelas I SDN 480 telah terbiasa dilakukan siswa dan
Maddenuang dilakukan dengan mengikuti merupakan tari daerah setempat.
tahapan pelaksanaan penelitian tindakan Kombinasi ini akan mengajarkan anak
antaralain: perencanaan, penerapan, bagaimana cara menghormati dan
observasi dan refleksi. Pada aspek melestarikan budayanya sendiri. Guru
penerapan dilakukan dengan mengikuti harus bersikap bijak dan memberikan ruang
gerakan tari kreasi antaralain gerakan bagi siswa untuk berkembang. Oleh karena
pembuka atau peregangan, gerakan inti itu, dalam memberikan contoh guru
meliputi gerakan kelinci, gerakan lompat sebaiknya pelak-pelan dan menunjukkan

20
Meningkatkan Kemampuan,,,
Lismawati

gerakannya yang sederhana dan menarik Hidayat. (2005). Wawasan Seni Tari.
minat siswa dalam melakukannya. Universitas Negeri Malang: Malang
Bagi Kepala Sekolah: Kepala sekolah Kamtini. (2005). Bermain Melalui Gerak Dan
dalam hal ini sebaiknya mendukung Lagu di Taman Kanak-Kanak.
Departemen Pendidikan Nasional:
kegiatan apresiasi seni tari siswa melalui
Jakarta
pembentukan sanggar-sanggar seni di
Moleong, Lexy J. (2002). Metodologi
sekolah. Kegiatan ini penting sebagai Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
bentuk pelestarian dan pengenalan budaya Remaja Rosdakarya Bandung.
daerah setempat ke siswa. Setyowati. (2007). Perkembangan Anak Usia
Dini. Kencana: Jakarta Sujiono,
UCAPAN TERIMA KASIH Suryabrata, Sumadi. (2014). Metodologi
Ucapan terimakasih disampaikan Penelitian. PT Raja Grafindo Persada:
kepada pihak editor Jurnal Tunas Cendekia Jakarta
Warni. (2013). Huungan Hasil Belajar Siswa
yang telah bersedia dengan penuh
Antara Penggunaan Metode Cooperative
kesabaran mengoreksi dan memberikan
Learning Tipe TGT dengan
masukan produktif sehingga artikel ini
Konvensional dalam Pembelajaran Tari
layak dikosumsi publik. Selanjutnya tidak di SMP Negeri 1 Kota Palopo”. Sulawesi
lupa pula penulis menyampaikan ucapan Selatan: FTIK IAIN Palopo.
terimakasih kepada berbagai pihak yang Yuliani. (2007). Konsep Dasar Pendidikan
telah banyak membantu dalam memberikan Anak Usia Dini. Universita Negeri
segala masukan kritik dan saran sehingga Jakarta: Jakarta
proses penelitian dan penulisan laporan ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

DAFTAR PUSTAKA
Abdulrahman. (1998). Kontribusi Apresiasi
Terhadap Kreativitas dan Sikap dalam
pembelajaran Sastra. Padang: FPBS IKIP
Padang.
Aminuddin. (1987). Pengajaran Apresiasi
Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru
Bambang. (2005). Metode Pengembangan
Fisik. Universitas Terbuka: Jakarta
Beaty, Janice J. (2013). Observasi
Perkembangan Anak Usia Dini,
Kencana: Jakarta
Bogdan, Robert C. dan Biklen. (1982).
Qualitatif Reseach for Education Theory
and Methods. Bostou: Allin and Bacon,
Inc.

21

Anda mungkin juga menyukai