Anda di halaman 1dari 96

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani secara integral merupakan bagian dari sistem

pendidikan nasional, yang memiliki tujuan untuk membangun manusia

Indonesia seutuhnya. Pendidikan jasmani secara sederhana adalah proses

belajar untuk bergerak dan belajar melalui gerak. Maksudnya adalah untuk

mencapai tujuan pengajaran, anak belajar dan dididik melalui gerak, selain itu

anak diajarkan untuk bergerak guna membantu proses pertumbuhan dan

perkembangan anak. Secara khusus fungsi pendidikan jasmani adalah

“mengembangkan individu secara organik, neuromuskuler, perseptual,

kognitif, dan emosional, serta sosial.

Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia

ialah melalui pembelajaran di sekolah. Dalam usaha meningkatkan sumber

daya pendidikan guru merupakan komponen sumber daya manusia yang

harus dibina dan dikembangkan terus menerus. Hal ini berarti bahwa guru

dituntut menguasai bidang studi yang diajarkan dan kemudian mengajarkan

kepada siswa agar dapat efektif dan efisien.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran di sekolah, perlu adanya

dukungan dari faktor-faktor yang saling terkait antara lain faktor guru, siswa,

kurikulum, sarana dan prasarana, lingkungan dan kondisi sosial. Dalam

pelaksanaan pendidikan jasmani di SD, materi yang diajarkan harus


disesuaikan dengan kurikulim yang ada. Ketidak sesuaian materi dengan

kurikulum yang ada dapat mempengaruhi ketidak optimalnya suatu tujuan

pembelajaran. Dari kurikulum yang ada di SD terdapat berbagai macam

materi pokok yang diajarkan peserta didik salah satunya yaitu lompat tinggi.

Selanjutnya didalam Kurikulum Timgkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) Tahun

2006 Sekolah Dasar untuk Kelas V semester dua di dalam Standar

Kompetensi dijelaskan: mempraktekkan berbagai variasi gerak kedalam

permainan dan olahraga dengan peraturan yang dimodifikasi dan nilai- nilai

yang terkandung di dalamnya. Hasil tersebut kemudian dijabarkan di dalam

Kompetensi Dasar antara lain: mempraktekkan variasi tehnik dasar atletik

yang dimodifikasi serta nilai semangat, sportifitas, kerjasama, percaya diri,

dan kejujuran. Untuk pelaksanan pembelajaran lompat jauh dengan alokasi

waktu dua kali pertemua, setiap pertemuan memerlukan waktu 2 x 35 menit.

Dalam pembelajaran lompat tinggi di kelas V SD Negeri Bagi 03 Kec

Madiun banyak siswa yang malas dan kurang antusias pada saat pembelajaran

lompat tinggi, selain dari itu siswa kelas V SD Negeri Bagi 03 Kec Madiun

tidak minat terhadap pembelajaran lompat tinggi yang ada di sekolah. Karena

proses pembelajaran selama ini yang peneliti lakukan belum pernah

menggunakan permainan yang mengarah ke materi lompat tinggi, peneliti

belum memodifikasi alat pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan

atau karakteristik siswa, karena selalu mempraktekkan langsung dan

menyuruh siswa untuk mempraktekkan di bak lompat tinggi. Jelas dari

gambaran
2
tersebut bahwa proses pembelajaran lompat tinggi menjadi tidak efektif, anak

tidak bersemangat dalam belajar. Serta dalam proses pembelajaran tidak

sesuai dengan tahapan – tahapan gariskan dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak menggunakan metode

pembelajaran yang efektif, pembelajaran yang dimulai tidak dari ketrampilan

gerak yang sederhana, terpadu, dan kompleks. Sehingga anak menjadi malas

dan takut dengan pembelajaran lompat tinggi.

Proses pembelajaran selama ini yang peneliti lakukan, belum pernah

menggunakan permainan yang mengarah ke materi lompat tinggi dan dalam

proses pembelajaran lompat tinggi peneliti belum memodifikasi alat

pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan karakteristik siswa,

karena peneliti selalu mempraktikkan langsung dan menyuruh siswa untuk

mempraktikkan di bak lompat tinggi. Setelah peneliti sadari tehnik lama

dalam menyajikan materi lompat tinggi kurang menarik siswa dalam

mengikuti pembelajaran, sehingga siswa kurang memahami materi yang

diberikan guru. Oleh karena itu, agar siswa memahami materi, guru dituntut

harus kreatif dalam memberikan materi kepada siswa.

Kurang kreativitasnya guru dalam memilih metode dan pendekatan

pembelajaran lompat tinggi terlihat dari kemampuan gerak siswa yang masih

rendah. Selain hasil pembelajaran yang masih rendah, dalam pembelajaran

lompat tinggi banyak terjadi kesalahan yang dilakukan siswa antara lain pada

saat melakukan awalan, tolakan, melayang maupun pendaratan. Dari situlah

unsur kreativitas sangat diutamakan dalam mengembangkan kurikulum


3
pembelajaran melalui KTSP, guru dituntut lebih kreatif mengolah dan

menyajikan bahan belajar sehingga siswa tidak mengalami kesulitan saat

menerima pelajaran. Dengan demikian untuk meningkatkan hasil

pembelajaran lompat tinggi perlu model pembelajaran lompat tinggi yang

aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan melalui pendekatan bermain. Aktif

dimaksudkan bahwa proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana

sedemikian rupa sehinnga siswa aktif. Kreatif dimaksudkan agar guru

menciptakan kegiatan yang beragam. Efektif yaitu menghasilkan apa yang

harus dikuasai siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar mengajar yang

menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatian secara penuh. Dengan

metode yang diciptakan oleh guru diharapkan pengajaran dapat dicapai secara

maksinal. Serta dapat meningkatkan pembelajaran atletik khususnya lompat

tinggi.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis berminat untuk melakukan

penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul ” Peningkatan Pembelajaran

Lompat Tinggi Melalui Pendekatan Bermain Pada Siswa Kelas V di SD

Negeri Bagi 03 Kecamatan Madiun.”


4
B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang permasalahan tersebut untuk dapat

diidentifikasi permasalahan sebagai berikut :

Kurang semangat dan antusiasme dalam mengikuti pembelajaran.

Kurang mendukungnya sarana dan prasarana dalam proses pembelajaran.

Anak kurang percaya diri (takut) dalam melakukan lompat tinggi.

Metode bermain belum maksimal dipergunakan oleh guru dalam

mengajar.

Peningkatan pembelajaran lompat tinggi siswa kelas V melalui pendekatan

bermain masih belum diketahui.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan pada berbagai permasalahan yang muncul dalam

identifikasi masalah di atas tidak semuanya dijadikan masalah penelitian

karena terbatasnya waktu, tenaga, biaya dan kemampuan. Oleh karena itu

hanya dibatasi pada permasalahan peningkatan pembelajaran lompat tinggi

melalui pendekatan bermain pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri

Bagi 03 kecamatan Madiun .


5
D. Rumusan Masalah

Untuk memberikan arah yang jelas dalam penelitian ini, perlu

dirumuskan masalah sebagai berikut : “ Apakah metode bermain dapat

meningkatkan pembelajaran lompat tinggi siswa kelas V Sekolah Dasar

Negeri Bagi 03 Kecamatan Madiun?”

E. Manfaat Penelitian

Dengan mengetahui peningkatan pembelajaran lompat tinggi

melalui pendekatan bermain di Sekolah Dasar Negeri Bagi 03 Kecamatan

Madiun akan memberi manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat yang bersifat teoritis

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan olah raga pada

umumnya dan khususnya tentang peningkatan kemampuan gerak dasar

lompat tinggi melalui pendekatan bermain.

2. Manfaat yang bersifat praktis

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang peningkatan

gerak dasar lompat tinggi melalui pendekatan bermain.

a. Bagi siswa

Dapat mengetahui seberapa kemampuan gerak dasar lompat tinggi

melalui pendekatan bermain, sehingga diharapkan akan lebih giat

dalam upaya meningkatkan kemampuan gerak dasar lompat tinggi.


6
b. Bagi guru

1) Sebagai sarana untuk mengevaluasi keberhasilan dalam tugasnya

sehingga guru akan selalu memperhatikan dan meningkatkan

kemampuan gerak dasar lompat tinggi.

2) Dapat digunakan untuk menilai kemampuan fisik siswa sebagai

salah satu tujuan pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah.

3) Dapat mengetahui peningkatan pembelajaran lompat tinggi melalui

pendekatan bermain di Sekolah Dasar Negeri Bagi 03 Kecamatan

Madiun.

4) Hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai bahan maksukan bagi

guru pendidikan jasmani dalam memilih metode pembelajaran

untuk upaya meningkatkan pembelajaran lompat tinggi.


7

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Hakikat Pembelajaran

Istilah pembelajaran atau proses pembelajaran dalam

keseharian di sekolah-sekolah sering dipahami sama dengan proses

belajar mengajar dimana didalamnya ada interaksi pendidik dan

peserta didik dan antara sesama peserta didik untuk mencapai suatu

tujuan yaitu terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku peserta didik.

Pembelajaran mengubah masukan yang berupa peserta didik yang

belum terdidik menjadi peserta didik yang terdidik.

Pembelajaran merupakan padanan kata dari istilah instruction,


yang mengandung arti lebih luas dari pengajaran (Sadiman dalam

Depdiknas, 2003: 7). Pembelajaran adalah suatu proses membelajarkan

subyek didik yang direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi secara

sistematis agar subyek didik dapat mencapai tujuan pembelajaran

secara efektif dan efisien. Pembelajaran tidak hanya terjadi dalam

pendidikan (education) tetapi juga dalam pelatihan (training)

(Depdiknas, 2003: 7).

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada lingkungan belajar. Interaksi peserta

didik dengan lingkungan belajar dirancang untuk mencapai tujuan

pembelajaran, diantaranya peningkatan


8
motivasi dan hasil belajar siswa. Kompetensi berupa sejumlah

kemampuan bermakna dalam aspek pengetahuan, sikap, dan

ketrampilan yang dimiliki peserta didik sebagai hasil belajar, atau

setelah mereka menyelesaikan pengalaman belajarnya (Saidihardjo,

2004: 12).

Permendiknas No.41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk

Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang dikutip oleh Widodo

(2008: 15) pembelajaran diartikan sebagai suatu proses interaksi

peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan,

dilaksanakan dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan

efisien. Proses pembelajaran yang terjadi pada setiap satuan

pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,

kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan salah satu standar yang harus

dikembangkan adalah standar proses. Standar proses adalah standar

nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran

pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan. Standar

proses berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan


pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Standar proses ini berlaku untuk jenjang

pendidikan dasar dan menengah pada jalur formal, baik pada sistem

paket maupun pada sistem kredit semester.

Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran,

pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan

pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses

pembelajaran yang efektif dan efisien. Dengan adanya standar proses

ini diharapkan pembelajaran yang dilaksanakan oleh pendidik pada

suatu satuan pendidikan mampu optimal dan peserta didik mampu

mencapai standar kompetensi yang diharapkan.

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP). Silabus dikembangkan oleh satuan

pendidikan berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi

Lulusan (SKL), serta panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). RPP ini memuat identitas mata pelajaran, standar

kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian

kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode

pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan

sumber belajar. RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan

kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran adalah proses interaksi antara guru dan siswa yang


terprogram dan dirancang secara sistematis dimana guru menjadi

fasilitator untuk membantu anak didiknya dalam belajar sesuai dengan

kebutuhannya.

2. Hakikat Atletik

Menurut Djumindar (1998: 12.1), Atletik merupakan salah satu

unsur dari pendidikan jasmani dan kesehatan, juga merupakan

komponen-komponen pendidikan keseluruhan yang mengutamakan

aktifitas jasmani serta pembinaan hidup sehat dan pengembngan

jasmani, mental, sosial dan emosional yang serasi, selaras, dan

seimbang. Oleh karena itu pendidkan atletik di Sekolah Dasar lebih

mengutamakan pada :

2. Pemenuhan minat untuk bergerak.

3. Merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan

perkembangan gerak.

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan serta kesegaran jasmani.

5. Membantu merehabilitasi kelainan gerak pada usia dini.

6. Menghindari rasa kebosanan.

7. Membantu menanamkan rasa disiplin, kerjasama, kejujuran,

mengenal akan peraturan dan norma-norma lainnya.

Tujuan pendidikan atletik di sekolah dasar adalah membantu

siswa untuk memperbaiki kualitas kesehatan dan kualitas kesegaran


jasmani melalui pemahaman, pengembangan sikap yang positif serta

ketrampilan gerak dasar atletik agar dapat :

2. Membantu pertumbuhan dengan bertambahnya tinggi dan berat

badan secara harmonis.

3. Mengembangkan kesehatan, kesegaran jasmani dan memiliki

ketrampilan atletik.

4. Mengerti dan memahami akan pentingnya kesehatan, kesegaran

jasmani dan mental.

5. Mampu mengisi waktu luang dengan aktifitas jasmani yaitu atletik

Menurut Edy Purnomo (2011: 1) Atletik merupakan aktivitas

jasmani yang terdiri dari gerakan- gerakan dasar yang dinamis dan

harmonis, yaitu jalan, lari, lompat, dan lempar. Istilah atletik berasal

dari kata athlon atau athlum, dari bahasa yunani. Kedua kata tersebut

mengandung makna : pertandingan, perlombaan, pergulatan atau

perjuangan. Orang yang melakukan kegiatan atletik dinamakan athlete

atau dalam bahasa indonesia disebut atlet. Jadi atletik merupakan salah

satu aktifitas fisik yang dapat diperlombakan atau dipertandingakn

dalam bentuk kegiatan jalan, lari, lompat dan lempar. Atletik juga

merupakan sarana untuk pendidikan jasmani dalam upaya

meningkatkan kemampuan biomotorik, misalnya kekuatan, dayatahan,

kecepatan, kelenturan, koordinasi dan lain sebagainya. Nomor – nomor

atletik antara lain : (a.) Nomor lari dan jalan, (b.) Nomor lompat, (c.)

Nomor lempar.
3. Hakikat Lompat Tinggi

Menurut Djumidar (2002: 58), pengertian lompat adalah suatu

gerakan mengangkat tubuh dari satu titik ke titik lain yang jauh atau

tinggi dengan ancang-ancang lari cepat atau lambat dengan menumpu

satu kaki dan mendarat dengan kaki / anggota tubuh lainnya dengan

keseimbangan yang baik. Sedangkan menurut Aip Syarifuddin dan

Muhadi (1992: 72), pengertian lompat adalah melakukan suatu bentuk

gerakan lompatan dengan tujuan untuk memperoleh hasil lompatan

yang sejauh-jauhnya atau setinggi-tingginya dengan menggunakan

tolakan satu kaki.

Menurut Edy Purnomo (2011: 65) tujuan lompat tinggi adalah

suatu bentuk gerakan melompat mengangkat kaki ke atas untuk

menaikan pusat masa tubuh (canter of gravity) dan berusaha untuk

melewati mistar lompat tinggi agar tidak jatuh dan dengan melakukan

tolakan pada satu kaki untuk mencapai ketinggian yang setinggi-

tingginya. Bila dilihat dari peraturan lompat tinggi, yaitu si pelompat

harus melakukan tolakan dengan satu kaki, dan cara melewati mistar

tergantung pada individu pelompat.

Pelaksanaan lompat tinggi ditentukan oleh sejumlah parameter,

dan semua ini berkaitan dengan kemampuan biomotorik. Adapun

biomotorik yang terpenting adalah :

Kekuatan Lompat Kecepatan Rasa Irama


+ + Koordinas
i
Macam-macam gaya lompat tinggi :

1. Lompat Tinggi Gaya Gunting

2. Lompat Tinggi Gaya Guling Perut (Stradle)

3. Lompat Tinggi Gaya Guling Sisi (western roll)

4. Lompat Tinggi Gaya Flop

Bentuk peralatan lompat tinggi :

Gambar 1. Peralatan lompat tinggi


Sumber : BukuPenjasorkes BSE kelas V Kemendiknas (2010 : 74)

Hasil ketinggian lompatan ditentukan oleh empat tahapan gerak

dimana keempat tahapan tadi saling berkaitan atau tidak dapat

dipisahkan, yaitu :

5. Awalan

Awalan dan sudut harus tepat,yang dimaksud dengan titik awalan

adalah tempat berpijak atau berdiri permulaan sebelum pelompat

memulai melakukan lari awalan. Arah awalan tergantung dari kaki

tumpu. Langkah kaki dari pelan semakin dipercepat, dilakukan

secara wajar dan lancar. Kecepatan lari pada akhir awalan tidak
perlu dilakukan secara maksimal agar mendapat tolakan secara

maksimal.

5) Tumpuan

Tumpuan dilakukan dengan kaki yang terkuat. Saat bertumpu harus

tepat pada titik tumpu. Titik tumpu adalah tempat berpijaknya kaki

tumpu pada saat melakukan lompatan. Untuk memperoleh titik

tumpu yang tepat harus dicari dengan cara mencoba berulang-ulang

sejak dari menentukan titik awalan, sudut awalan, irama serta

banyaknya langkah.

6) Melayang

Gerakan melayang di udara terjadi saat kaki tumpu lepas dari

tanah. Sikap badan dan gerakan kaki maupun lengan saat melayang

melewati mistar tergantung dari masing-masing gaya.

7) Pendaratan

Pendaratan merupakan proses terakhir dari proses gerakan

beruntun suatu lompatan. Cara melakukan dan sikap badan saat

mendarat tergantung dari masing-masing gaya. Ada dua prinsip

yang perlu diperhatikan, pertama pendaratan dilakukan secara

sadar; kedua pendaratan dilakukan dengan posisi badan harus

sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan rasa sakit atau

cedera.
Lompat Tinggi Gaya Guling Perut (Straddle)

Suatu rangkaian gerakan lompat tinggi gaya guling perut atau

straddle dari awalan, tolakan, melayang dan mendarat :

Gambar 2. Lompat tinggi gaya stredle


Sumber Buku Penjasorkes BSE Kelas IV Kemendiknas (2010 : 11)

a. Awalan

Gerakan awalan yaitu :

1) Berlari dengan kecepatan yang disesuaikan.


0 0
2) Awalan dari samping kira-kira bersudut 30 /40 dengan tiang

lompat.

3) Berlari agak serong dari mistar

Gambar 3. Awalan lompat tinggi


Sumber Buku Penjas Orkes Kelas VI KTSP Erlangga
(2007 : 72)
b. Tolakan

Gerakan tolakan yaitu :

1) Bertumpu dengan kaki yang terdekat dengan mistar.

2) Sesaat akan bertumpu, badan merebah sedikit atau condong ke

belakang.

3) Kaki tumpu menolak ke atas, sehingga lutut lutut lurus dan kedua

lengan diayun ke depan atas.

4) Kaki yang lain diayun dengan dengan kuat, lurus ke depan atas

Gambar 4. Saat melakukan tolakan


Sumber Buku Penjas Orkes kelas
VI KTSP Erlangga (2007 : 73)

c. Sikap badan diatas mistar

Sikap badan diatas mistar yaitu :

1) Tidur telungkup terus berguling, serta badan dan kepala

diturunkan.

2) Pada saat badan mulai turun, lutut segera diluruskan kebelakang

Gambar 5. Sikap badan di atas mistar


Sumber Buku Penjas Orkes kelas VI
KTSP Erlangga (2007 : 73)
d. Mendarat

Bila menggunakan tumpuan kaki kiri maka mendarat dengan

kaki kanan terlebih dahulu. Dilanjutkan dengan gerakan berguling

Teknik pendaratan dapat dilakukan 2 macam

1) Jika tempat pendaratan berupa pasir, maka pendaratan dilakukan

dengan kaki kanan terlebih dahulu dan dibantu dengan kedua

tangan.

Gambar 6. Sikap mendarat


Sumber Buku Penjasorkes
BSE kelas V Kemendiknas (2010 : 75)

2) Jika tempat pendaratan berupa busa (matras), maka pendaratan

dapat menggunakan bahu terlebih dahulu atau langsung jatuh pada

punggung.

Gambar 7. Saat mendarat dengan menggunakan Busa


Sumber Buku Penjas Orkes kelas VI
Erlangga (2007 : 73)
4. Hakikat Bermain

a. Pengertian Bermain

Menurut Rijsdrorp yang dikutip Sukintaka (1992: 7), bahwa

anak yang bermain kepribadiannya akan berkembang dan wataknya

akan terbentuk juga. Kegiatan bermain sangat disukai oleh anak-anak.

Bermain yang dilakukan secara tertata sangat bermanfaat untuk

mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak. Dengan mengetahui

manfaat bermain, diharapkan dari seorang guru dapat melahirkan ide

mengenai cara mengemas kegiatan bermain untuk mengembangkan

bermacam-macam aspek perkembangan anak. Penguasaan ketrampilan

gerak dasar dapat dikembangan melalui kegiatan bermain.

Menurut Drijarkara yang dikutip Sukintaka (1992: 8),

mengatakan bahwa dorongan untuk bermain itu pasti ada pada setiap

manusia. Akan tetapi lebih-lebih pada manusia muda, sebab itu sudah

semestinya bahwa permainan digunakan untuk pendidikan. Sedangkan

menurut Sukintaka (1992: 7), menyatakan bahwa bermain mempunyai

sifat-sifat sebagai berikut :

1. Bermain merupakan aktivitas yang dilakukan dengan sukarela

atas dasar rasa senang.

2. Bermain dengan rasa senang, menumbuhkan aktivitas yang

dilakukan secara spontan.


3. Bermain dengan rasa senang, untuk memperoleh kesenangan,

menimbulkan kesadaran agar bermain dengan baik perlu

berlatih, kadang-kadang memerlukan kerjasama dengan teman,

menghormati lawan, mengetahui kamampuan teman, patuh

pada peraturan, dan mengetahui kemampuan dirinya sendiri.

Menurut Drijarkara yang dikutip Sukintaka (1992: 1),

menyatakan bahwa bermain telah ada seusia dengan umur manusia,

dengan penengertian bahwa semenjak manusia itu ada, mulai ada pula

anak atau orang bermain. Bermain bagi anak-anak merupakan

kebutuhan hidup seperti halnya kebutuhan makan, minum, tidur dan

lainnya. Karena melalui bermain anak dapat mengaktualisasikan dan

mempersiapkan diri untuk menjadi dewasa.

b. Fungsi Bermain

Penguasan ketrampilan gerak dasar dapat dikembangkan

melalui kegiatan bermain. Menurut Sukintaka (1992: 11), menyatakan

bahwa dengan bermain orang dapat mengaktualisasikan potensi

aktivitas manusia dalam bentuk gerak, sikap, dan prilaku. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa dengan bermain siswa dapat

meningkatkan kualitas anak sesuai dengan aspek pribadi manusia.


Dengan bermain dapat membantu pencapaiantujuan pendidikan
yang mencakup empat aspek pribadi manusia, yaitu menurut Sukintaka
(1992: 12-37), sebagai berikut :
1) Sasaran Jasmani
a) Pertumbuhan dan perkembangan anak
Aktivitas bermain pada anak banyak dilakukan dengan aktivitas
jasmani. Aktivitas jasmani sangat penting untuk pertumbuhan
anak. Dengan bergerak, secara tidak disadari anak-anak- telah
berlatih dan hal ini akan meningkatkan dasar gerak siswa.
Dasar gerak menjadi lebih baik karena kekuatan otot,
kelenturan, daya tahan otot setempat dan daya tahan
kardioveskuler menjadi lebih baik. Selain peningkatan dasar
gerak, otot-otot anak juga semakin bertambah panjang dan
besar. Dengan pertumbuhan yang terjadi pada anak diatas
berarti makin baik pula fungsi organ tubuh anak, sehingga
dapat dikatakan bahwa dari pertubuhan akan terjadi penahapan
sesuai dengan tahap perkembangan anak.
b) Kemampuan gerak
Kemampuan gerak merupakan kemampuan seseorang dalam
melakukan gerakan, baik gerakan untuk keperluan seharhari
maupun gerak yang mendasar gerak berolahraga. Kemampuan
gerak ini didasai oleh dasar gerak yang baik. Melalui aktiviatas
bermain, gerak anak akan berkembang.
c) Kesegaran jasmani
Kesegaran jasmani merupakan kemampuan melaksanakan
tugas sehari-hari dengan baik dan kuat, tanpa kelelahan yang
berarti, dan dengan energi yang besar mendapatkan kesenangan
dalam menggunakan waktu luang, dan dapat dibatasi bila
menjumpai keadan darurat yang dilakukan secara terus
menerus dalam jangka waktu lama akan menyebabkan
berkembangnya kesegaran jasmani.
d) Kesehatan
Bermain tidak membuat anak menjadi sakit tetapi sebaliknya
anak akan menjadi lebih baik. Kegiatan jasmani melalui
aktivitas bermainyang dilakukan anak dengan rasa senang ini
menjadikan anak lebih tahan terhadap penyakit.
e) Sasaran psikis
Anak yang terlibat dalam aktivitas bermain akan berkembang
kemampuan psikisnya. Beberapa yang berkembang diantaranya
yaitu : (1) Kemampuan berbahasa dan seni. Dalam bermain,
anak akan masuk dalam situasi yang mengharuskan akan
berkomunikasi dengan anak yang lain. Alat komunikasi yang
banyak digunakan adalah bahasa, karena didalam bermain anak
diharuskan berdialog. Seringnya menggunakan bahasa akan
menyebabkan kemampuan bahasa anak lebih berkembang, (2)
Peningkatan kemampuan akademik. Gerak dan bermain
merupakan pengantar yang memacu dan memotivasi dan
mendorong serta menyelesaikan masalah belajar secara luas .
Karena didalam aktivitas jasmani anak belajar lewat gerakan
dan hal ini mengakibatkan anak berpikir dan mengetahui
terhadap apa dan bagaimana. (3) Budi pekerti. Melalui bermain
anak akan terbiasa mematuhi peraturan yang sudah ditetapkan,
menghormati teman, maupun lawan bermain, dan dituntut
untuk bermain dengan jujur dan baik, serta menghormati
prinsip kesetiaan berolahraga. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa bermain dapat ikut membentuk budi pekerti
anak.
f) Rasa sosial
Dengan bermain dengan anak lain, anak dapat belajar
bagaimana menetapkan hubungan sosial dan bagaimana
menemukan dan menyekesaikan masalah hubungan sosial.
Selain itu dalam bermain anak membutuhkan orang lain untuk
dapat menilai orang lain, serta dirinya sendiri, akhirnya siswa
akan menyadari bahwa siswa akan butuh dengan orang lain.
g) Sasaran rasa berketuhanan.
Melalui bermain anak memperoleh suasana religius, dalam arti
mengagungkan Tuhan, guna menunjang hidup moral atau
kesusilaan.

5. Tinjauan Pembelajaran Model Bermain

Dalam pembelajaran atletik dapat menjadi salah satu kegiatan

yang digemari dalam pendidikan jasmani termasuk nomor lompat

tinggi di jenjang pendidikan Sekolah Dasar sesuai dengan ciri

perkembangannya. Namun tidak jarang, atletik menjadi kegiatan yang

membosankan. Untuk mengatasinya diperlukan kemasan baru dalam

bentuk kegiatan menarik dan menyenangkan. Salah satunya dapat

menggunakan model bermain. Karena dengan model bermain akan

timbul rasa senang dalam mengikuti pembelajaran. Pembelajaran yang

diajarkan pada siswa hendaknya memperhatikan juga untuk


penyajiannya. Seorang guru dituntut memahami bentuk materi yang

akan disampaikan dalam kegiatan belajar mengajar.

Menurut Sukintaka (1992: 75), mengemukan bahwa yang

dimaksud dengan bentuk penyajian adalah kegiatan dalam metode

pembelajaran pendidikan jasmani yang telah difikirkan dan

disesuaikan dengan karateristik tiap tahap pertumbuhan dan

perkembangan anak.

Metode merupakan cara, untuk memperoleh jawaban terhadap

pernyataan bagaimana cara mengajar. Dalam hal ini yang dimaksud

dengan metode adalah bagaimana cara mengajar sesuatu, agar dapat

mencapai tujuan dengan efektif. Dalam menggunakan sebuah metode

hendaknya harus memperhatikan beberapa hal, diantaranya yaitu sifat,

situasi dan kondisi yang ada.

Berkaitan dengan hal tersebut, dalam pembelajaran pendidikan

jasmani cabang atletik lompat tinggi hendaknya dapat menggunakan

pendekatan bermain . Diharapkan dengan pendekatan bermain dapat

memberikan macam-macam bentuk aktivitas lompat bagi anak-anak.

Salah satu cara menyampaikan materi dapat digunakan dalam

mengajar pendidikan jasmani adalah dengan bentuk bermain.

Pendekatan bermain dipilih karena didasarkan pada suatu

anggapan bahwa pada dasarnya manusia menyukai akan kegiatan

bermain. Aktivitas bermain merupakan aktivitas yang disenangi oleh


anak-anak, dewasa maupun yang sudah tua. Bermain bagi anak-anak

merupakan suatu kebutuhan yang pokok dalam kehidupannya. Ini

dapat siswa amati bahwa hampir dari sebagian waktunya dihabiskan

untuk bermain. Aktivitas yang dilakukan oleh anak-anak adalah

aktivitas gerak, sehingga bermain sangat penting bagi anak-anak untuk

merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak.

Menurut Sukintaka (1992: 89), bahwa bentuk penyajian

bermain tidak hanya berpengaruh terhadap bermain tetapi dapat

digunakan untuk latihan kekuatan otot, kelenturan, bahkan untuk

latihan ketrampilan motorik dan pembentukan pribadi anak.

Selanjutnya menurut Sukintaka (1992: 89), mengemukakan bahwa rasa

senang dalam kegiatan bermain dapat digunakan sebagai wahana untuk

mencapai tujuan pendidikan. Karena dengan rasa senang yang ada

pada saat bermain mengakibatkan anak akan secara spontan

mmunculkan potensi yang berbentuk gerak dan sikap, serta prilakunya.

Dalam memilih bentuk penyajian bermain bagi anak harus

mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu mengetahui kondisi, cuaca,

pakaian, ruang, usia anak, perlengkapan dan jumlah waktu yang

tesedia. Menurut Sukintaka (1992: 8), guru dalam memilih jenis

permainan yang sesuai harus mempertimbangan tahap perkembangan

anak, kebutuhan anak serta kebutuhan anak. Dengan demikian seorang

guru harus mengetahui tentang tahap-tahap perkembangan anak,

dengan harapan dapat memilih bentuk penyajian permainan.


Dalam penelitian ini semua materi pelajaran disampaikan

dengan bentuk bermain yang berfungsi untuk memotivasi para siswa

agar senang dalam melakukan aktivitas. Dengan pendekatan bermain

dapat disesuaikan dengan kebutuhan anak dalam pembelajaran atletik.

Melalui pendekatan bermain teknik yang ada dapat siswa modifikasi

sesuai dengan karateristik anak, dan dalam menggunakan peralatan

dapat disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Kesemuanya itu

bertujuan supaya anak mau mencoba dan mau melakukan tanpa rasa

takut. Dalam pembelajaran biasanya mengunakan bentuk bermain.

Bentuk – bentuk dalam bermain :

a. Bermain lompat tali secara individu dan berpasangan

Gambar 8. lompat tali secara individu


Sumber Buku Dasar-dasar Atletik
(Djumindar 1998: 8.14)

Gambar 9. lompat tali secara berpasangan


Sumber Buku Dasar-dasar Atletik
( Djumindar 1998:8.14)
b. Bermain melompati tali

Gambar 10. bermain melompati tali dari rendah ke tinggi.


Sumber Buku Penjasorkes II BSE
(Suwandi dkk 2010 : 43)

c. Bermain meloncati kardus dengan rintangan kardus atau box

Gambar 11. Bermain lari meloncati dengan rintangan kardus


Sumber Buku Dasar-dasar Gerak Atletik
(Edy Purnomo 2011: 69)

d. Bermain lompat menolak dan mendarat dengan kaki yang berbeda

Gambar 12. Bermain lompat menolak dan mendarat


Sumber Buku Dasar-dasar Gerak Atletik
(Edy Purnomo 2011: 70)
e. Bermain lompat sambil melompati kardus dan terakhir melewati

mistar karet

Gambar 13. Bermain melompati kardus dan mistar


Sumber Buku Dasar-dasar Gerak Atletik
(Edy Purnomo 2011: 70)

f. Bermain lompat dengan awalan 3 sampai 5 langkah

Gambar 14. Bermain melompati mistar dengan awalan 3-5 langkah


Sumber Buku Dasar-dasar Gerak Atletik
(Edy Purnomo 2011: 71)
6. Karateristik Siswa SD

Menurut Sukintaka (1992: 43 – 44), anak kelas V dan VI, kira -

kira berumur antara 11 sampai 12, mempunyai karateristik :

a. Jasmani
1. Pertumbuhan otot lengan dan tungkai mekin bertambah.
2. Ada kesadaran mengenai badannya.
3. Anak laki-laki lebih menguasai permainan kasar.
4. Pertumbuhan tinggi dan berat tidak baik.
5. Kekuatan otot tidak menunjang pertumbuhan.
6. Waktu reaksi lebih baik.
7. Perbedaan akibat jenis kelamin makin nyata.
8. Koordinasi makin baik.
9. Badan lebih sehat dan kuat.
10. Tungkai mengalami masa pertumbuhan yang lebih kuat bila
dibandingkan dengan bagian anggota atas.
11. Perlu diketahui bahwa ada perbedaan kekuatan otot dan
ketrampilan antara anak laki - laki dan perempuan.

b. Psikis atau Mental


1. Kesenangan pada permainan dengan bola makin tambah.
2. Menaruh perhatian kepada permainan yang terorganisasi.
3. Sifat kepahlawanan kuat.
4. Belum mengetahui problem kesehatan masyarakat.
5. Perhatian kepada teman sekelompok makinkuat.
6. Perhatian kepada bentuk makin bertambah.
7. Beberapa anak mudah menjadi putus asa dan akan berusaha
bangkit bila tidak sukses.
8. Mempunyai rasa tanggung jawab untuk menjadi dewasa.

9. Berusaha untuk mendapatkan guru yang dapat


membenarkannya.
10. Mulai mengerti tentang waktu, dan menghendaki segala
sesuatunya selesai pada waktunya.
11. Kemampuan membaca mulai berbeda, tetapi anak mulai
tertarik pada kenyataan yang diperoleh lewat bacaan.
B. Kerangka Berfikir

Penelitian ini bertolak pada menurunnya tingkat kemampuan gerak

dasar lompat tinggi siswa Sekolah Dasar, sehingga mengakibatkan tingkat

kemampuan gerak dasar yang dimilik siswa Sekolah Dasar masih belum

maksimal. Sehingga perlu adanya latihan khusus atau metode bermain

yang bertujuan untuk peningkatan gerak dasar siswa.

Hal ini diduga diakibatkan oleh pembelajaran dengan metode yang

monoton atau penekanan pada prestasi dan pencapaian teknik tinggi.

Karena tingkat kemampuan gerak dasar lompat tinggi yang dimiliki oleh

siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Bagi 03 Kecamatan Madiun,

cenderung kurang maksimal atau kurang bagus, maka peneliti ingin

meneliti tentang penggunaan metode bermain dalam pembelajaran lompat

tinggi siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Bagi 03 Kecamatan Madiun,

guna meningkatkan kemampuan gerak dasarnya.

Di dalam pembelajaran semua materi pelajaran disampaikan

dengan bentuk bermain, karena dengan aktivitas bermain dengan

sendirinya anak akan berminat terhadap olahraga atletik khususnya lompat

tinggi yang ditandai dengan rasa tertarik, senang terhadap kegiatan dan

sebagainya. Rasa senang terhadap kegiatan bermain tersebut dapat

mengakibatkan siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran

tersebut. Dengan situasi bermain akan membawa perubahan terhadap


aspek pribadi anak ke arah yang lebih baik. Melalui aktivitas bermain di

dalam pembelajaran pendidikan jasmani nomor lompat tinggi diharapkan

gerak dasar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Bagi 03 Kecamatan

Madiun, mengalami peningkatan dalam pembelajaran lompat tinggi.

Bedasarkan pemikiran tersebut penulis merancang pelaksanaan

pembelajaran yang akan dibutuhkan sebagai pengamatan dalam

mengetahui tingkat perkembangan dan keberhasilan dari permainan yang

diterapkan. Yang mana pembukuan tersebut dalam perwujudan penulisan

penelitian tindakan kelas (PTK) yang penulis lakukan dalam rangka

peningkatan pembelajaran lompat tinggi dengan metode bermain Kelas V

Sekolah Dasar.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian

ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu

teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997; 8) mengelompokkan

penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu (a) guru bertindak sebagai peneliti,

(b) penelitian tindakan kolaboratif, (c) Simultan terintegratif, dan (d) administrasi

social ekperimental.

Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentu guru sebagai peneliti,

penanggung jawab penuh penelitian tindakan adalah praktisi (guru). Tujuan utama

dari penelitian tindakan ini adalah meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana

guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan,

pengamatan dan refleksi.

Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun, kehadiran

peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa,

sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data

yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.

Penelitian ini akan dihentikan apabila ketuntasan belajar secara kalasikal

telah mencapai 85% atau lebih. Jadi dalam penelitian ini, peneliti tidak tergantung

pada jumlah siklus yang harus dilalui.


A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan

penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di

SD Negeri Bagi 03 Kecamatan Madiun tahun pelajaran 2012/2013.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat

penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

September semester gasal 2012/2013.

3. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas lima pada pokok bahasan

Lompat Jauh

B. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut

Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat

reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan

rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam

pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki

kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis,

2000: 3).

Sedangkah menurut Mukhlis (2000: 5) PTK adalah suatu bentuk kajian

yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi

pembelajaran yang dilakukan.


Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki/meningkatkan

pratek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya

adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis, 2000: 5).

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian

tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari

Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari

sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning

(rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection

(refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah

direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1

dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan.

Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada
Putar
gambar berikut. an 1

Refleksi Rencana
awal/rancangan Putar
an 2
Tindakan/

Observasi
Rencana yang
Refleksi
direvisi Putar
an 3
Tindakan/

Observasi
Rencana yang
Refleksi
direvisi

Tindakan/

Observasi
Gambar 3.1 Alur PTK

Penjelasan alur di atas adalah:

1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun

rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di

dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti

sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil

atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran model discovery .

3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau

dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang

diisi oleh pengamat.

4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat

membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3,

dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan

yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri

dengan tes formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran

dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah

dilaksanakan.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Silabus

Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan

pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.

2. Rencana Pelajaran (RP)


Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai

pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-

masing RP berisi kompetensi dasar, indicator pencapaian hasil belajar, tujuan

pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.

3. Lembar Kegiatan Siswa

Lembar kegaian ini yang dipergunakan siswa untuk membantu

proses pengumpulan data hasil eksperimen.

4. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar

a. Lembar observasi pengolahan metode pembelajaran demonstrasi,

untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.

b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran.

5. Tes formatif

Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tes

formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah

pilihan ganda (objektif). Sebelumnya soal-soal ini berjumlah 46

D. Metode Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui

observasi pengolahan metode pembelajaran demonstrasi, observasi aktivitas

siswa dan guru, dan tes formatif.

E. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan

pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan

teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat

menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan
tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk

memperoleh respon siswa terhadap kegiata pembelajaran serta aktivitas siswa

selama proses pembelajaran.

Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa

setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara

memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.

Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:

1. Untuk menilai ulangan atu tes formatif

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang

selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga

diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:

Dengan : = Nilai rata-rata

Σ X = Jumlah semua nilai siswa

Σ N = Jumlah siswa

2. Untuk ketuntasan belajar

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan

secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar

kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar

bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar

bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari

sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar

digunakan rumus sebagai berikut:


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data

observasi berupa pengamatan pengelolaan metode pembelajaran demonstrasi dan

pengamatan aktivitas siswa dan guru pada akhir pembelajaran, dan data tes formatif

siswa pada setiap siklus.

Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes yang

betul-betul mewakili apa yang diinginka. Data ini selanjutnya dianalisis tingkat

validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.

Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan

penglolaan metode pembelajaran demonstrasi yang digunakan untuk mengetahui

pengaruh penerapan metode metode pembelajaran demonstrasi dalam meningkatkan

prestasi

Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah

diterapkan metode pembelajaran demonstrasi.

A. Analisis Item Butir Soal

Sebelum melaksanakan pengambilan data melalui instrumen penelitian

berupa tes dan mendapatkan tes yang baik, maka data tes tersebut diuji dan
dianalisi. Uji coba dilakukan pada siswa di luar sasaran penelitian. Analisis tes

yang dilakukan meliputi:

1. Validitas

Validitas butir soal dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan tes

sehingga dapat digunakan sebagai instrument dalam penelitian ini. Dari

perhitungan 46 soal diperoleh 16 soal tidak valid dan 30 soal valid. Hasil dari

validits soal-soal dirangkum dalam tabel di bawah ini.

Tabel 4.1. Soal Valid dan Tidak Valid Tes Formatif Siswa

Soal Valid Soal Tidak Valid

1, 2, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 17, 19, 21, 23, 25, 26, 3, 4, 8, 15, 16, 18, 20, 22, 24,

27, 28, 29, 30, 36, 37, 38, 39, 41, 42, 43, 44, 45 31, 32, 33, 34, 35, 40, 46

2. Reliabilitas

Soal-soal yang telah memenuhi syarat validitas diuji reliabilitasnya.

Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien reliabilitas r 11 sebesar 0, 775.

Harga ini lebih besar dari harga r product moment. Untuk jumlah siswa (N =

22) dengan r (95%) = 0,423. Dengan demikian soal-soal tes yang digunakan

telah memenuhi syarat reliabilitas.

3. Taraf Kesukaran (P)

Taraf kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal.

Hasil analisis menunjukkan dari 46 soal yang diuji terdapat:

- 20 soal mudah

- 16 soal sedang

- 10 soal sukar
4. Daya Pembeda

Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui kemampuan soal

dalam membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang

berkemampuan rendah.

Dari hasil analisis daya pembeda diperoleh soal yang berkriteria jelek

sebanyak 14 soal, berkriteria cukup 20 soal, berkreteria baik 10 soal, dan

yang berkriteria tidak baik 2 soal. Dengan demikian soal-soal tes yang

digunakan telah memenuhi syara-syarat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran,

dan daya pembeda.

B. Analisis Data Penelitian Persiklus

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1, dan alat-

alat pengajaran yang mendukung.

b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I

dilaksanakan pada tanggal 4 September 2013 di kelas VI dengan jumlah

siswa 22 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun

proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah


dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan

pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam

proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil

penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I

Keterangan Keterangan
No. Urut Nilai No. Urut Nilai
T TT T TT
1 60 √ 12 60 √
2 70 √ 13 80 √
3 70 √ 14 70 √
4 60 √ 15 80 √
5 80 √ 16 70 √
6 80 √ 17 90 √
7 70 √ 18 60 √
8 70 √ 19 60 √
9 60 √ 20 70 √
10 80 √ 21 70 √
11 50 √ 22 60 √
Jumlah 750 7 4 Jumlah 770 8 3
Jumlah Skor 1520
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2200
Rata-Rata Skor Tercapai 69,09
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak
Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 15
Jumlah siswa yang belum tuntas :7
Klasikal : Belum
tuntas

Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus I

No Uraian Hasil Siklus I

1 Nilai rata-rata tes formatif 69,09

2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 15

3 Persentase ketuntasan belajar 68,18


Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan

metode metode pembelajaran demonstrasi diperoleh nilai rata-rata

prestasi belajar siswa adalah 69,09 dan ketuntasan belajar mencapai

68,18% atau ada 15 siswa dari 22 siswa sudah tuntas belajar. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa

belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya

sebesar 68,18% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki

yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru

dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan

menerapkan metode metode pembelajaran demonstrasi.

2. Siklus II

a. Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS 2, soal tes formatif II, dan

alat-alat pengajaran yang mendukung.

b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II

dilaksanakan pada tanggal 12 September 2013 di kelas VI dengan

jumlah siswa 22 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru.

Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan

memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan

pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi)

dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.


Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama

proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang

digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada

siklus II adalah sebagai berikut.

Tabel 4.4. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II


Keterangan Keterangan
No. Urut Nilai No. Urut Nilai
T TT T TT
1 60 √ 12 90 √
2 80 √ 13 80 √
3 80 √ 14 80 √
4 90 √ 15 80 √
5 90 √ 16 80 √
6 60 √ 17 60 √
7 80 √ 18 80 √
8 70 √ 19 70 √
9 60 √ 20 60 √
10 80 √ 21 80 √
11 90 √ 22 80 √
Jumlah 840 8 3 Jumlah 840 9 2
Jumlah Skor 1680
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2200
Rata-Rata Skor Tercapai 76,36

Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak
Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 17
Jumlah siswa yang belum tuntas :5
Klasikal : Belum
tuntas

Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus II


No Uraian Hasil Siklus II
1 Nilai rata-rata tes formatif 76,36
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 17
3 Persentase ketuntasan belajar 77,27

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa

adalah 76,36 dan ketuntasan belajar mencapai 77,27% atau ada 17 siswa

dari 22 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada

siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah megalami

peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil


belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap

akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan

berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga

sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru

dengan menerapkan metode metode pembelajaran demonstrasi.

3. Siklus III

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari rencana pelajaran 3, LKS 3, soal tes formatif 3, dan alat-

alat pengajaran yang mendukung

b. Tahap kegiatan dan pengamatan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III

dilaksanakan pada tanggal 19 September 2013 di kelas V dengan. Dalam

hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar

mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada

siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak

terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan

bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam

proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan

adalah tes formatif III. Adapun data hasil peneitian pada siklus III adalah

sebagai berikut:
Tabel 4.6. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus III
Keterangan Keterangan
No. Urut Nilai No. Urut Nilai
T TT T TT
1 90 √ 12 90 √
2 90 √ 13 90 √
3 90 √ 14 90 √
4 80 √ 15 60 √
5 90 √ 16 90 √
6 80 √ 17 80 √
7 90 √ 18 70 √
8 60 √ 19 70 √
9 90 √ 20 80 √
10 90 √ 21 90 √
11 60 √ 22 80 √
Jumlah 910 9 2 Jumlah 890 10 1
Jumlah Skor 1800
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2200
Rata-Rata Skor Tercapai 81,82

Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak
Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 19
Jumlah siswa yang belum tuntas :3
Klasikal : Tuntas

Tabel 4.7. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus III

No Uraian Hasil Siklus III

1 Nilai rata-rata tes formatif 81,82

2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 19

3 Persentase ketuntasan belajar 86,36


Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif

sebesar 81,82 dan dari 22 siswa yang telah tuntas sebanyak 19 siswa dan

3 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal

ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 86,36% (termasuk kategori

tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari

siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini

dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam

menerapkan metode pembelajaran demonstrasi sehingga siswa menjadi

lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih

mudah dalam memahami materi yang telah diberikan. Pada siklus III ini

ketuntasan secara klasikal telah tercapai, sehingga penelitian ini hanya

sampai pada siklus III.

c. Refleksi

Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik

maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan

penerapan metode pembelajaran demonstrasi. Dari data-data yang telah

diperoleh dapat duraikan sebagai berikut:

1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua

pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang

belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-

masing aspek cukup besar.

2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif

selama proses belajar berlangsung.

3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami

perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.

4) Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan.

d. Revisi Pelaksanaan
Pada siklus III guru telah menerapkan metode pembelajaran

demonstrasi dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil

belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan

baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu

diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan

mepertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan

proses belajar mengajar selanjutnya penerapan metode pembelajaran

demonstrasi dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga

tujuan pembelajaran dapat tercapai.

C. Pembahasan

1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa

Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa metode

pembelajaran demonstrasi memiliki dampak positif dalam meningkatkan

prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya

pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan

belajar meningkat dari sklus I, II, dan II) yaitu masing-masing 68,18%,

77,27%, dan 86,36%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal

telah tercapai.

2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses

metode pembelajaran demonstrasi dalam setiap siklus mengalami

peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu

dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap

siklus yang terus mengalami peningkatan.


3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran bahasa Indonesia pada pokok bahasan Lompat Tinggi yang

paling dominan adalah bekerja dengan menggunakan alat/media,

mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar

siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa

dapat dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah

melaksanakan langah-langkah metode pembelajaran demonstrasi dengan

baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas

membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan

LKS/menemukan konsep, menjelaskan/melatih menggunakan alat, memberi

umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas

cukup besar.
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Pembelajaran materi gerak dasar lompat tinggi dengan metode bermain

pada siswa kelas V SD N Bagi 03 selama 1 siklus tiga kali pertemuan

dapat meningkatkan antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran

gerak dasar lompat tinggi dimana siswa menjadi aktif dan bersemangat

dalam mengikuti pembelajaran gerak dasar lompat tinggi. Siswa tidak

bosan dalam melakukan kegiatan karena disajikan dalam bentuk

bermain dan menggunakan alat bantu yang beraneka ragam serta

dengan bentuk latihan yang bervariasi sehingga menarik minat siswa

untuk bergerak. Siswa tidak merasa bahwa permainan yang mereka

lakukan adalah pembelajaran atletik, khususnya gerak dasar lompat

tinggi. Setelah dilakukan evaluasi terhadap tindakan kelas ini dapat

diketahui pada dasarnya siswa kelas V sekolah dasar menyenangi

materi pembelajaran yang disajikan dalam bentuk bermain

2. Pembelajaran gerak dasar lompat tinggi dengan pendekatan bermain

pada siswa kelas V SD N Bagi 03 meningkat. Rerata hasil tes I

pertemuan I yaitu 68,75 masuk kategori cukup menjadi 78,13 masuk

kategori baik pada tes II pertemuan III. Sedangkan jumlah siswa yang
tuntas sebanyak 9 anak (45%), setelah tes II pertemuan III jumlah

siswa yang tuntas sebanyak 17 anak (85%), maka telah melampaui

ketuntasan klasikal sebesar 75 %.

B. Implikasi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi guru penjasorkes

untuk menggunakan pendekatan bermain dalam penyampaian materi.

Dengan bermain maka siswa mempelajari materi dengan suasana

menantang dan menyenangkan sehingga mereka tertarik, termotifasi untuk

belajar dan lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran dan

berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa.

C. Keterbatasan

Penelitian ini sudah diusahakan sebaik-baiknya tetapi tidak lepas

dari keterbatasan dan kekurangan antara lain :

1. Keterbatasan peneliti mengenai pengalaman, tenaga,dan kemampuan

tetapi diharapkan tidak mengurangi makna di dalamnya.

2. Keterbatasan waktu dan padatnya materi dalam pembelajaran

penjasorkes membuat peneliti menghentikan siklus yang dilaksanakan

dalam 1 siklus (3 kali pertemuan) karena telah melebihi nilai kriteria

ketuntasan minimal dengan kategori baik dan ketuntasan klasikal 75%.

Tapi tentu saja hasil penelitian belum maksimal dan belum melekat
dalam diri siswa dikarenakan siklus yang dilaksanakan hanya dalam 1

siklus.

Penelitian ini hanya fokus dalam 2 faktor yaitu proses belajar dan gerak

dasar lompat tinggi, sehingga keterlibatan faktor yang lain tidak dapat

dilaporkan secara maksimal.

D. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti memberi saran-

saran sebagai berikut :

1. Bagi guru, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan masukan guru

penjasorkes agar menggunakan metode bermain dalam proses

pembelajaran khususnya materi gerak dasar lompat tinggi sehingga

guru dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

2. Bagi sekolah, sebagai masukan agar menyediakan sarana dan

prasarana yang memadai dalam mendukung pelaksanaan metode

bermain dalam pembelajaran penjasorkes, termasuk dalam materi

gerak dasar lompat tinggi, sehingga proses pembelajaran berjalan

lancar dengan hasil optimal.


Daftar Pustaka

__________, 2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi (Mata Pelajaran


Pendidikan Jasmani Tingkat SD/MI). Jakarta : Depdiknas

Abdul Latif. (2011). Peningkatan Pembelajaran Lompat Tinggi Dengan Metode


Bermain. Skripsi. Yogyakarta : FIK UNY.

Agus Budhi Juli Hari, Pariman, Nuryono. (2010) . Penjasorkes untuk SD/MI kelas
IV BSE. Jakarta : Pusat Perbukuan Kemendiknas.

Aip Syarifudin & Muhadi. (1991 / 1992). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
Jakarta : Depdikbud.

Depdiknas. 2007. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI


(Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan). Jakarta
: Depdiknas

Djumindar. (1998). Dasar-dasar Atletik. Jakarta : Depdikbud.

Eddy Purnomo & Dapan. (2011). Dasar-dasar Gerak Atletik . Yogyakarta :


Alfamedia.

Moch. Djumindar A. Widya. (2002) . Belajar Berlatih Gerak-gerak Dasar Atletik


Dalam Bermain. Jakarta : FIK Universitas Negeri Yogyakarta.

Sukintaka. (1992). Teori Bermain Untuk D2 PGSD Penjaskes. Yogyakarta :


Depdikbud.

Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Suharsimi Arikunto, Suharjono, & Supardi.(2006). Penelitian Tindakan Kelas.


Jakarta : PT Bumi Aksara.

Supardi, Suroyo. (2010). Penjasorkes untuk SD/MI kelas V BSE. Jakarta : Pusat
Perbukuan Kemendiknas

Tim Abadi Guru. (2007). Penjas Orkes untuk SD Kelas VI. Jakarta : Erlangga

UNY. (2011). Buku Pedoman Penulisan Tugas Akhir. Yogyakarta. UNY


LAMPIRAN
Lampiran 1

DAFTAR SISWA KELAS V


SD N BAGI 03 KECAMATAN MADIUN

NO NAMA L/P
1 Davit Wahyu P L
2 Octa Namida P
3 Suci Nur Indahsari P
4 Adam Yudha Fasya L
5 Akhmad M L
6 Dian Kurniawati P
7 Dinda Ardia P P
8 Fina Alfa Makarima P
9 Ade Kurniawan L
10 Tri Wijayanto L
11 Gabriel Yudha P L
12 Indra Yudha P L
13 Milzam M L
14 Siwi Nur Pratiwi P
15 Umi Nur Affia P
16 Utia Nafisa R P
17 R.Dhimas Ageng P L
18 Avi Lupi Rinasti P
19 Gada Sheria K P
20 Yusuf Zulfan H L
Lampiran 3
JADWAL PELAKSANAAN TINDAKAN

No Hari/Tanggal Materi Pembelajaran


1 Kamis, 1 Maret 2012 Siklus I pertemuan I
1. lompat tinggi tanpa awalan dengan aba
aba hitungan.
2. lompat tinggi tanpa awalan dengan aba
aba hitungan dan rintangan tali.
2 Sabtu, 3 Maret 2012 Siklus I pertemuan 2
1. lompat tinggi dengan awalan, tolakan,
melayang, mendarat dengan tanpa aba
aba hitungan.
2. lompat tinggi dengan awalan, tolakan,
melayang, mendarat dengan tanpa aba
aba hitungan dengan rintangan tali dan
kardus.
3 Selasa, 6 Maret 2012 Siklus I pertemuan 3
1. lompat tinggi dengan awalan, tolakan,
melayang, mendarat dengan tanpa aba
aba hitungan.
2. lompat tinggi dengan awalan, tolakan,
melayang, mendarat dengan tanpa aba
aba hitungan dan mendarat dibak pasir
dan dilanjutkan berguling. Gerakan
keseluruhan pada gaya stredle
Lampiran 4

Alat Penilaian Pembelajaran Penjas

Sekolah : SD N Bagi 03
Kelas/Sem. : 5/ II Pertemuan : I
Hari/Tanggal : Kamis, 1 Maret 2013 Observer : Maryanto, S.Pd.Jas

Skor
No Aspek Yang diobservasi
1 2 3
1 Membuka Pelajaran 3
* Menyiapkan ,menghitung atau persepsi, berdoa
*Menyampaikan topik + Memberi apersepsi
*Memberi peregangan dan pemanasan
2 Menyampaikan Materi 2
*Menggunakan media
*Pemilihan metode + Penggunaan bahasa yang komunikatif
*Menyampaikan materi secara sistematik
3 Interaksi terhadap siswa 3
*Memberikan teknik bertanya
*Memberi motifasi
*Menggunakan suara memadai
4 Penguasaan Materi 3
*Sesuai konsep
*Memberi contoh yang relevan dan luwes
*Menjawab pertanyaan secara tepat
5 Pengelolaan Kelas 2
*Mengkoordinasikan alat dan fasilitas
*Memberi formasi sesuai tujuan
*Menempatkan diri pada posisi yang strategis
6 Penggunaan Waktu 2
*Menentukan alokasi waktu dengan tepat
*Memulai pelajaran tepat waktu
*Mengakhiri pelajaran tepat waktu
7 Mengevaluasi 2
*Evaluasi sesuai dengan materi
*Mengevaluasi secara klasikal + individual
*Melakukan diagnosa + remedial
8 Menutup Pelajaran 3
*Menberikan pendinginan + kesimpulan + pesan
*Memberikan tindak lanjut + tugas + pengayaan
*Membariskan, menghitung, doa dan membubarkan
Jumlah 8 12
Jumlah Total 20
83,33 %

Pengamat

Maryanto, S.Pd.Jas
Alat Penilaian Pembelajaran Penjas

Sekolah : SD N Bagi 03
Kelas/Sem. : 5/ II Pertemuan : I
Hari/Tanggal : Kamis, 1 Maret 2013 Observer : Supiyadi,A.Ma.Pd

Skor
No Aspek Yang diobservasi
1 2 3
1 Membuka Pelajaran 3
* Menyiapkan ,menghitung atau persepsi, berdoa
*Menyampaikan topik + Memberi apersepsi
*Memberi peregangan dan pemanasan
2 Menyampaikan Materi 2
*Menggunakan media
*Pemilihan metode + Penggunaan bahasa yang komunikatif
*Menyampaikan materi secara sistematik
3 Interaksi terhadap siswa 3
*Memberikan teknik bertanya
*Memberi motifasi
*Menggunakan suara memadai
4 Penguasaan Materi 3
*Sesuai konsep
*Memberi contoh yang relevan dan luwes
*Menjawab pertanyaan secara tepat
5 Pengelolaan Kelas 3
*Mengkoordinasikan alat dan fasilitas
*Memberi formasi sesuai tujuan
*Menempatkan diri pada posisi yang strategis
6 Penggunaan Waktu 2
*Menentukan alokasi waktu dengan tepat
*Memulai pelajaran tepat waktu
*Mengakhiri pelajaran tepat waktu
7 Mengevaluasi 2
*Evaluasi sesuai dengan materi
*Mengevaluasi secara klasikal + individual
*Melakukan diagnosa + remedial
8 Menutup Pelajaran 3
*Menberikan pendinginan + kesimpulan + pesan
*Memberikan tindak lanjut + tugas + pengayaan
*Membariskan, menghitung, doa dan membubarkan
Jumlah 6 15
Jumlah Total 21
87,5%

Pengamat

Supiyadi, A.Ma.Pd
Lampiran 6

Alat Penilaian Pembelajaran Penjas

Sekolah : SD N Bagi 03
Kelas/Sem. : 5/ II Pertemuan : III
Hari/Tanggal : Selasa, 6 Maret 2013 Observer : Maryanto, S.Pd.Jas

Skor
No Aspek Yang diobservasi
1 2 3
1 Membuka Pelajaran 3
* Menyiapkan ,menghitung atau persepsi, berdoa
*Menyampaikan topik + Memberi apersepsi
*Memberi peregangan dan pemanasan
2 Menyampaikan Materi 3
*Menggunakan media
*Pemilihan metode + Penggunaan bahasa yang komunikatif
*Menyampaikan materi secara sistematik
3 Interaksi terhadap siswa 3
*Memberikan teknik bertanya
*Memberi motifasi
*Menggunakan suara memadai
4 Penguasaan Materi 3
*Sesuai konsep
*Memberi contoh yang relevan dan luwes
*Menjawab pertanyaan secara tepat
5 Pengelolaan Kelas 3
*Mengkoordinasikan alat dan fasilitas
*Memberi formasi sesuai tujuan
*Menempatkan diri pada posisi yang strategis
6 Penggunaan Waktu 3
*Menentukan alokasi waktu dengan tepat
*Memulai pelajaran tepat waktu
*Mengakhiri pelajaran tepat waktu
7 Mengevaluasi 3
*Evaluasi sesuai dengan materi
*Mengevaluasi secara klasikal + individual
*Melakukan diagnosa + remedial
8 Menutup Pelajaran 3
*Menberikan pendinginan + kesimpulan + pesan
*Memberikan tindak lanjut + tugas + pengayaan
*Membariskan, menghitung, doa dan membubarkan
Jumlah 24
Jumlah Total 24
100%

Pengamat

Maryanto, S.Pd.Jas
ampiran 7

Alat Penilaian Pembelajaran Penjas

Sekolah : SD N Bagi 03
Kelas/Sem. : 5/ II Pertemuan : III
Hari/Tanggal : Selasa, 6 Maret 2013 Observer : Supiyadi, A.Ma.Pd

Skor
No Aspek Yang diobservasi
1 2 3
1 Membuka Pelajaran 3
* Menyiapkan ,menghitung atau persepsi, berdoa
*Menyampaikan topik + Memberi apersepsi
*Memberi peregangan dan pemanasan
2 Menyampaikan Materi 3
*Menggunakan media
*Pemilihan metode + Penggunaan bahasa yang komunikatif
*Menyampaikan materi secara sistematik
3 Interaksi terhadap siswa 3
*Memberikan teknik bertanya
*Memberi motifasi
*Menggunakan suara memadai
4 Penguasaan Materi 3
*Sesuai konsep
*Memberi contoh yang relevan dan luwes
*Menjawab pertanyaan secara tepat
5 Pengelolaan Kelas 3
*Mengkoordinasikan alat dan fasilitas
*Memberi formasi sesuai tujuan
*Menempatkan diri pada posisi yang strategis
6 Penggunaan Waktu 3
*Menentukan alokasi waktu dengan tepat
*Memulai pelajaran tepat waktu
*Mengakhiri pelajaran tepat waktu
7 Mengevaluasi 3
*Evaluasi sesuai dengan materi
*Mengevaluasi secara klasikal + individual
*Melakukan diagnosa + remedial
8 Menutup Pelajaran 3
*Menberikan pendinginan + kesimpulan + pesan
*Memberikan tindak lanjut + tugas + pengayaan
*Membariskan, menghitung, doa dan membubarkan
Jumlah 24
Jumlah Total 24
100%

Pengamat

Supiyadi, A.Ma.Pd
Lampiran 8

DATA HASIL PENELITIAN ASPEK PSIKOMOTOR

Sekolah : SD N Bagi 03
Kelas/Sem. : 5/ II Pertemuan :I
Hari/Tanggal : Kamis, 1 Maret 2013 Observer : Nyuwartinah

Awalan Tolakan Melayang Mendarat


No Nama Jml N Ket
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Davit Wahyu P x x x x 12 75 T
2 Octa Namida x x x x 9 56,25 BT
3 Suci Nur I x x x x 10 62,50 BT
4 Adam Yudha F x x x x 12 75 T
5 Akhmad M x x x x 12 75 T
6 Dian Kurniawati x x x x 10 62,50 BT
7 Dinda Ardia P x x x x 10 62,50 BT
8 Fina Alfa M x x x x 11 68,75 BT
9 Ade Kurniawan x x x x 12 75 T
10 Tri Wijayanto x x x x 12 75 T
11 Gabriel Yudha P x x x x 10 62,50 BT
12 Indra Yudha P x x x x 11 68,75 BT
13 Milzam M x x X x 12 75 T
14 Siwi Nur Pratiwi x x x x 11 68,75 BT
15 Umi Nur Affia x x x x 10 62,50 BT
16 Utia Nafisa R x x x x 11 68,75 BT
17 R.Dhimas A.P x x X x 12 75 T
18 Avi Lupi Rinasti x x x x 12 75 T
19 Gada Sheria K x x x x 9 56,25 BT
20 Yusuf Zulfan H x x x x 12 75 T
Jumlah 1375
Rata-rata 68,75

Keterangan tabel:
T adalah Tuntas,
BT adalah Belum Tuntas.
Pengamat

Nyuwartinah, S.Pd
Nip. 19680329 198803 2 002
Lampiran 9

DATA HASIL PENELITIAN ASPEK PSIKOMOTOR

Sekolah : SD N Bagi 03
Kelas/Sem. : 5/ II Pertemuan :I
Hari/Tanggal : Kamis, 1 Maret 2013 Observer : Maryanto, S.Pd.jas

Awalan Tolakan Melayang Pendaratan


No Nama 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Jml Nilai Ket
1 Davit Wahyu P x x x x 12 75 T
2 Octa Namida x x x X 10 62,50 BT
3 Suci Nur I x x x x 11 68,75 BT
4 Adam Yudha F x x x x 12 75 T
5 Akhmad M x x x x 12 75 T
6 Dian Kurniawati x x x X 10 62,50 BT
7 Dinda Ardia P x X x x 10 62,50 BT
8 Fina Alfa M x x x x 13 81,25 T
9 Ade Kurniawan x X x x 10 62,50 BT
10 Tri Wijayanto x X x x 11 68,75 BT
11 Gabriel Yudha P x X x x 11 68,75 BT
12 Indra Yudha P x x x X 11 68,75 BT
13 Milzam M x x x x 11 68,75 BT
14 Siwi Nur Pratiwi x x x x 12 75 T
15 Umi Nur Affia x x x x 12 75 T
16 Utia Nafisa R x X x x 10 62,50 BT
17 R.Dhimas A.P x X x x 11 68,75 BT
18 Avi Lupi Rinasti x x x x 11 68,75 BT
19 Gada Sheria K x X x x 10 62,50 BT
20 Yusuf Zulfan H x x x x 12 75 T
Jumlah 1387,5
Rata-rata 69,37

Pengamat

Maryanto, S.Pd.Jas
Lampiran 10

DATA HASIL PENELITIAN ASPEK PSIKOMOTOR

Sekolah : SD N Bagi 03
Kelas/Sem. : 5/ II Pertemuan :I
Hari/Tanggal : Kamis, 1 Maret 2013 Observer : Supiyadi, A.Ma.Pd

Awalan Tolakan Melayang Pendaratan


No Nama 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Jml Nilai Ket
1 Davit Wahyu P x x x x 12 75 T
2 Octa Namida x x x x 10 62,50 BT
3 Suci Nur I x x x X 11 68,75 BT
4 Adam Yudha F x x x x 13 81,25 T
5 Akhmad M x x x X 12 75 T
6 Dian Kurniawati x x x x 10 62,50 BT
7 Dinda Ardia P x x x X 10 62,50 BT
8 Fina Alfa M x x x X 10 62,50 BT
9 Ade Kurniawan x x x X 10 62,50 BT
10 Tri Wijayanto x x x x 13 81,25 T
11 Gabriel Yudha P x x x X 11 68,75 BT
12 Indra Yudha P x x x x 11 68,75 BT
13 Milzam M x x x X 11 68,75 BT
14 Siwi Nur Pratiwi x x x X 12 75 T
15 Umi Nur Affia x x x X 12 75 T
16 Utia Nafisa R x x x X 10 62,50 BT
17 R.Dhimas A.P x x x X 11 68,75 BT
18 Avi Lupi Rinasti x x x X 10 62,50 BT
19 Gada Sheria K x x x X 10 62,50 BT
20 Yusuf Zulfan H x x x X 12 75 T
Jumlah 1381,25
Rata-rata 69,06

Pengamat

Supiyadi, A.Ma.Pd
Lampiran 11

DATA HASIL PENELITIAN ASPEK PSIKOMOTOR

Sekolah : SD N Bagi 03
Kelas/Sem. : 5/ II Pertemuan : III
Hari/Tanggal : Selasa, 6 Maret 2013 Observer : Nyuwartinah

Awalan Tolakan Melayang Mendarat


No Nama Jml N Ket
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Davit Wahyu P x x X x 12 75 T
2 Octa Namida x x X x 11 68,75 BT
3 Suci Nur I x x X x 12 75 T
4 Adam Yudha F x x X x 14 87,50 T
5 Akhmad M x x X x 14 87,50 T
6 Dian Kurniawati x x X x 11 68,75 BT
7 Dinda Ardia P x x X x 12 75 T
8 Fina Alfa M x x X x 12 75 T
9 Ade Kurniawan x x X x 14 87,50 T
10 Tri Wijayanto x x X x 14 87,50 T
11 Gabriel Yudha P x x X x 12 75 T
12 Indra Yudha P x x X x 12 75 T
13 Milzam M x x X x 14 87,50 T
14 Siwi Nur Pratiwi x x X x 12 75 T
15 Umi Nur Affia x x X x 12 75 T
16 Utia Nafisa R x x X x 12 75 T
17 R.Dhimas A.P x x X x 14 87,50 T
18 Avi Lupi Rinasti x x X X 13 81,25 T
19 Gada Sheria K x x X x 11 68,75 BT
20 Yusuf Zulfan H x x X x 12 75 T
Jumlah 1562,5
Rata-rata 78,13

Keterangan tabel:
T adalah Tuntas,
BT adalah Belum Tuntas.
Pengamat

Nyuwartinah, S.Pd
Nip. 19680329 198803 2 002
Lampiran 12

DATA HASIL PENELITIAN ASPEK PSIKOMOTOR

Sekolah : SD N Bagi 03
Kelas/Sem. : 5/ II Pertemuan : III
Hari/Tanggal : Selasa, 6 Maret 2013 Observer : Maryanto, S.Pd.Jas

Awalan Tolakan Melayang Mendarat


No Nama Jml N Ket
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Davit Wahyu P x x X x 12 75 T
2 Octa Namida x x X x 11 68,75 BT
3 Suci Nur I x x X x 12 75 T
4 Adam Yudha F x x X x 14 87,50 T
5 Akhmad M x x X X 12 75 T
6 Dian Kurniawati x x X x 11 68,75 BT
7 Dinda Ardia P x x X x 12 75 T
8 Fina Alfa M x x X x 12 75 T
9 Ade Kurniawan x x X X 13 81,25 T
10 Tri Wijayanto x x X x 14 87,50 T
11 Gabriel Yudha P x x X x 12 75 T
12 Indra Yudha P x x X x 12 75 T
13 Milzam M x x X x 14 87,50 T
14 Siwi Nur Pratiwi x x X x 12 75 T
15 Umi Nur Affia x x X x 12 75 T
16 Utia Nafisa R x x X x 12 75 T
17 R.Dhimas A.P x x X x 12 75 T
18 Avi Lupi Rinasti x x X X 13 81,25 T
19 Gada Sheria K x x X x 11 68,75 BT
20 Yusuf Zulfan H x x X x 12 75 T
Jumlah 1531,25
Rata-rata 76,56

Pengamat

Maryanto, S.Pd.Jas
Lampiran 13

DATA HASIL PENELITIAN ASPEK PSIKOMOTOR

Sekolah : SD N Bagi 03
Kelas/Sem. : 5/ II Pertemuan : III
Hari/Tanggal : Selasa, 6 Maret 2013 Observer : Supiyadi, A.Ma.Pd

Awalan Tolakan Melayang Mendarat


No Nama Jml N Ket
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Davit Wahyu P x x x x 12 75 T
2 Octa Namida x x x x 11 68,75 BT
3 Suci Nur I x x x x 12 75 T
4 Adam Yudha F x x x x 14 87,50 T
5 Akhmad M x x x X 13 81,25 T
6 Dian Kurniawati x x x x 11 68,75 BT
7 Dinda Ardia P x x x x 12 75 T
8 Fina Alfa M x x x x 12 75 T
9 Ade Kurniawan x x x X 13 81,25 T
10 Tri Wijayanto x x x x 14 87,50 T
11 Gabriel Yudha P x x x x 12 75 T
12 Indra Yudha P x x x x 12 75 T
13 Milzam M x x x x 14 87,50 T
14 Siwi Nur Pratiwi x x x x 12 75 T
15 Umi Nur Affia x x x x 12 75 T
16 Utia Nafisa R x x x x 12 75 T
17 R.Dhimas A.P x x x X 13 81,25 T
18 Avi Lupi Rinasti x x x X 13 81,25 T
19 Gada Sheria K x x x x 11 68,75 BT
20 Yusuf Zulfan H x x x x 12 75 T
Jumlah 1543,75
Rata-rata 77,19

Pengamat

Supiyadi, A.Ma .Pd


78
Lampiran 14

Hasil Observasi Kemampuan Gerak Keseluruhan


dalam Pembelajaran Lompat Tinggi
Siswa Kelas V SD Negeri Bagi 03 Kabupaten Madiun

No Nama Pertemuan I Pertemuan III


1 Davit Wahyu P 75 75
2 Octa Namida 56,25 68,75
3 Suci Nur I 62,50 75
4 Adam Yudha F 75 87,50
5 Akhmad M 75 87,50
6 Dian Kurniawati 62,50 68,75
7 Dinda Ardia P 62,50 75
8 Fina Alfa M 68,75 75
9 Ade Kurniawan 75 87,50
10 Tri Wijayanto 75 87,50
11 Gabriel Yudha P 62,50 75
12 Indra Yudha P 68,75 75
13 Milzam M 75 87,50
14 Siwi Nur Pratiwi 68,75 75
15 Umi Nur Affia 62,50 75
16 Utia Nafisa R 68,75 75
17 R.Dhimas A.P 75 87,50
18 Avi Lupi Rinasti 75 81,25
19 Gada Sheria K 56,25 68,75
20 Yusuf Zulfan H 75 75
Rata-rata 68,75 78,13
%
Lampiran 15
HASIL OBSERVASI SIKAP SISWA
DALAM PEMBELAJARAN LOMPAT TINGGI
Sekolah : SD N Bagi 03
Kelas/Sem. : 5/ II Pertemuan :I
Hari/Tanggal : Kamis, 1 Maret 2013 Observer : Nyuwartinah

L/ Perhatian Keaktifan Ketekunan Juml Kate


No Nama ah gori
P 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 skor
1. Davit Wahyu P L x x X 10 SB
2. Octa Namida P x x X 7 C
3. Suci Nur I P x x X 10 SB
4. Adam Yudha F L x x X 10 SB
5. Akhmad M L x x X 10 SB
6. Dian Kurniawati P x x X 10 SB
7. Dinda Ardia P P x x X 11 SB
8. Fina Alfa M P x x X 9 SB
9. Ade Kurniawan L x x X 11 SB
10. Tri Wijayanto L x x X 11 SB
11. Gabriel Yudha P L x x X 11 SB
12. Indra Yudha P L x x X 9 SB
13. Milzam M L x x X 11 SB
14. Siwi Nur Pratiwi P x x X 11 SB
15. Umi Nur Affia P x x X 10 SB
16. Utia Nafisa R P x x X 10 SB
17. R.Dhimas A.P L x x X 11 SB
18. Avi Lupi Rinasti P x x X 11 SB
19. Gada Sheria K P x x X 6 C
20. Yusuf Zulfan H L x x X 10 SB
RATA-RATA 9,95

Pengamat

Nyuwartinah, S.Pd
Nip. 19680329 198803 2 002
Lampiran 16
HASIL OBSERVASI SIKAP SISWA
DALAM PEMBELAJARAN LOMPAT TINGGI
Sekolah : SDN Bagi 03
Kelas / Semester : V / I I Pertemuan : I
Hari/tanggal : Kamis, 1 Maret 2013 Observer : Maryanto, S.Pd.Jas

L/ Perhatian Keaktifan Ketekunan Juml Kateg


No Nama ah ori
P 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 skor
1. Davit Wahyu P L x x X 10 SB
2. Octa Namida P x x X 10 SB
3. Suci Nur I P x x X 10 SB
4. Adam Yudha F L x x X 10 SB
5. Akhmad M L x x X 10 SB
6. Dian Kurniawati P x x X 10 SB
7. Dinda Ardia P P x x X 11 SB
8. Fina Alfa M P x x X 10 SB
9. Ade Kurniawan L x x X 11 SB
10. Tri Wijayanto L x x X 11 SB
11. Gabriel Yudha P L x x X 10 SB
12. Indra Yudha P L x x X 10 SB
13. Milzam M L x x X 11 SB
14. Siwi Nur Pratiwi P x x X 11 SB
15. Umi Nur Affia P x x X 10 SB
16. Utia Nafisa R P x x X 10 SB
17. R.Dhimas A.P L x x X 11 SB
18. Avi Lupi Rinasti P x x X 11 SB
19. Gada Sheria K P x x X 6 C
20. Yusuf Zulfan H L x x X 10 SB
RATA-RATA 10,15

Pengamat

Maryanto, S.Pd.Jas
Lampiran 17
HASIL OBSERVASI SIKAP SISWA
DALAM PEMBELAJARAN LOMPAT TINGGI
Sekolah : SDN Bagi 03
Kelas / Semester : V / I I Pertemuan : I
Hari/tanggal : Kamis, 1 Maret 2013 Observer : Supiyadi,A.Ma.Pd

L/ Perhatian Keaktifan Ketekunan Juml Kateg


No Nama ah ori
P 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 skor
1. Davit Wahyu P L x x X 11 SB
2. Octa Namida P x x X 11 SB
3. Suci Nur I P x x X 10 SB
4. Adam Yudha F L x x X 10 SB
5. Akhmad M L x x X 11 SB
6. Dian Kurniawati P x x X 9 SB
7. Dinda Ardia P P x x X 11 SB
8. Fina Alfa M P x x X 11 SB
9. Ade Kurniawan L x x x 11 SB
10. Tri Wijayanto L x x X 11 SB
11. Gabriel Yudha P L x x X 9 SB
12. Indra Yudha P L x x X 11 SB
13. Milzam M L x x X 11 SB
14. Siwi Nur Pratiwi P x x X 9 SB
15. Umi Nur Affia P x x X 9 SB
16. Utia Nafisa R P x x X 9 SB
17. R.Dhimas A.P L x x x 12 SB
18. Avi Lupi Rinasti P x x x 11 SB
19. Gada Sheria K P x x x 6 C
20. Yusuf Zulfan H L x x X 9 SB
RATA-RATA 10,1

Pengamat

Supiyadi, A.Ma.Pd
Lampiran 18
HASIL OBSERVASI SIKAP SISWA
DALAM PEMBELAJARAN LOMPAT TINGGI
Sekolah : SDN Bagi 03
Kelas / Semester : V / I I Pertemuan : III
Hari/tanggal : Selasa, 6 Maret 2013 Observer : Nyuwartinah

L/ Perhatian Keaktifan Ketekunan Juml Kateg


No Nama ah ori
P 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 skor
Davit Wahyu P L x x X 11 SB
2. Octa Namida P x x X 8 B
3. Suci Nur I P x x X 11 SB
4. Adam Yudha F L x x x 12 SB
5. Akhmad M L x x x 12 SB
6. Dian Kurniawati P x x X 11 SB
7. Dinda Ardia P P x x X 11 SB
8. Fina Alfa M P x x X 11 SB
9. Ade Kurniawan L x x x 12 SB
10. Tri Wijayanto L x x x 12 SB
11. Gabriel Yudha P L x x x 12 SB
12. Indra Yudha P L x x X 11 SB
13. Milzam M L x x x 12 SB
14. Siwi Nur Pratiwi P x x X 11 SB
15. Umi Nur Affia P x x X 11 SB
16. Utia Nafisa R P x x X 11 SB
17. R.Dhimas A.P L x x x 12 SB
18. Avi Lupi Rinasti P x x X 11 SB
19. Gada Sheria K P x x X 8 B
20. Yusuf Zulfan H L x x X 10 SB
Rata-rata 11

Pengamat

Nyuwartinah, S.Pd
Nip. 19680329 198803 2 002
Lampiran 19
HASIL OBSERVASI SIKAP SISWA
DALAM PEMBELAJARAN LOMPAT TINGGI
Sekolah : SDN Bagi 03
Kelas / Semester : V / I I Pertemuan : III
Hari/tanggal : Selasa, 6 Maret 2013 Observer : Maryanto, S.Pd.Jas

L/ Perhatian Keaktifan Ketekunan Juml Kateg


No Nama ah ori
P 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 skor
1
Davit Wahyu P L x x X 11 SB
2. Octa Namida P x x X 8 B
3. Suci Nur I P x x x 12 SB
4. Adam Yudha F L x x x 12 SB
5. Akhmad M L x x x 12 SB
6. Dian Kurniawati P x x X 11 SB
7. Dinda Ardia P P x x X 11 SB
8. Fina Alfa M P x x X 11 SB
9. Ade Kurniawan L x x x 12 SB
10. Tri Wijayanto L x x x 12 SB
11. Gabriel Yudha P L x x x 12 SB
12. Indra Yudha P L x x x 12 SB
13. Milzam M L x x x 12 SB
14. Siwi Nur Pratiwi P x x X 11 SB
15. Umi Nur Affia P x x X 11 SB
16. Utia Nafisa R P x x X 11 SB
17. R.Dhimas A.P L x x x 12 SB
18. Avi Lupi Rinasti P x x X 11 SB
19. Gada Sheria K P x x X 9 B
20. Yusuf Zulfan H L x x X 10 SB
11,15

Pengamat

Maryanto, S.Pd.Jas
Lampiran 20
HASIL OBSERVASI SIKAP SISWA
DALAM PEMBELAJARAN LOMPAT TINGGI
Sekolah : SDN Bagi 03
Kelas / Semester : V / I I Pertemuan : III
Hari/tanggal : Selasa, 6 Maret 2013 Observer : Supiuyadi, A.Ma.Pd

L/ Perhatian Keaktifan Ketekunan Juml Kateg


No Nama ah ori
P 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 skor
1
Davit Wahyu P L x x X 11 SB
2. Octa Namida P x x X 9 B
3. Suci Nur I P x x x 12 SB
4. Adam Yudha F L x x x 12 SB
5. Akhmad M L x x x 12 SB
6. Dian Kurniawati P x x X 11 SB
7. Dinda Ardia P P x x X 11 SB
8. Fina Alfa M P x x X 11 SB
9. Ade Kurniawan L x x x 12 SB
10. Tri Wijayanto L x x x 12 SB
11. Gabriel Yudha P L x x X 11 SB
12. Indra Yudha P L x x x 12 SB
13. Milzam M L x x x 12 SB
14. Siwi Nur Pratiwi P x x x 12 SB
15. Umi Nur Affia P x x x 12 SB
16. Utia Nafisa R P x x X 11 SB
17. R.Dhimas A.P L x x x 12 SB
18. Avi Lupi Rinasti P x x X 11 SB
19. Gada Sheria K P x x X 9 B
20. Yusuf Zulfan H L x x x 11 SB
11,35

Pengamat

Supiyadi, A.Ma.Pd
Lampiran 21
SILABUS PENJASORKES KELAS V

Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


Kelas / Semester : V (Lima) / 2 (Dua)
Standar Kompetensi : Mempraktikan berbagai gerak dasar ke dalam permainan dan
Olahraga peraturan yang dimodifikasikan serta nilai yang terkandung
didalamnya.

Kompetensi Materi Kegiatan Indikator Penilaian Alokasi Sumber


Dasar Pokok Pembelajaran Waktu Belajar
3. Mempraktikan Atletik *Melakukan Lompat tinggi Teknik : 6 JP/ Buku Penjas
kombinasi gerak (Lompat gerakan awalan, dengan 1.Non Tes 35 V
dasar dalam Tinggi) tolakan, melayang dan bervariasi yang menit
teknik lari, mendarat dengan dikombinasikan Bentuk : Buku Dasar
lempar, lompat menggunakan aba-aba dengan lompat 1.Tes Dasar Gerak
dengan peraturan kardus 2. Ketrampilan Atletik
yang telah * Melakukan
dimodifikasikan gerakan awalan, Lompat tinggi Peluit
serta nilai tolakan, melayang dan dengan Kardus
kerjasama, mendarat dengan bervariasi yang Tiang
sportifitas dan menggunakan tanpa dikombinasikan lompat
kejujuran. aba-aba dengan lompat tinggi
tali perorangan Balon
* Melakukan dan berpasanga Tali
gerakan awalan, . Bola
tolakan, melayang dan
mendarat dengan
menggunakan tanpa
aba-aba berakhir
mendarat dilanjutkan
berguling di bak pasir
dan mengarah pada
gaya stredle
Lampiran 22
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Sekolah : SD N Bagi 03
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Kelas/Semester : 5 ( lima )/I I (dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (3 kali pertemuan).

Standar Kompetensi :
6. Mempraktikkan berbagai variasi gerak dasar ke dalam permainan dan olahraga dengan
peraturan yang dimodifikasi dan nilai-nilai yang terkandung didalam.

Kompetensi Dasar :
6.3. Mempraktikkan variasi teknik dasar atletik yang dimodifikasi, serta nilai semangat,
sportivitas, kerjasama, percaya diri dan kejujuran**)

Indikator :
8. Melakukan dan memahami gerakan lompat tinggi tanpa awalan dalam gerakan lompat
tinggi dengan aba-aba
9. Melakukan dan memahami gerakan awalan, tolakan,melayang dan mendarat dalam
gerakan lompat tinggi dengan tanpa aba-aba
10. Melakukan dan memahami gerakan awalan, tolakan, melayang dan mendarat dalam
gerakan lompat tinggi dengan tanpa aba-aba dan dilanjutkan berguling di bak pasir.

Karakter siswa yang diharapkan :


6. Disiplin ( Discipline )
7. Tekun ( diligence )
8. Percaya diri ( Confidence )
9. Keberanian ( Bravery )

I. Tujuan Pembelajaran :
Dengan penjelasan dan mengamati contoh guru, siswa dapat melakukan :
Teknik gerakan awalan dalam lompat tinggi
Teknik gerakan tolakan dalam lompat tinggi
Teknik gerakan melayang diatas mistar dalam lompat tinggi
Teknik gerakan mendarat dalam lompat tinggi

II. Materi Ajar (Materi Pokok) :


Atletik [ lompat tinggi ]
III. Metode dan Model Pembelajaran:
a) Metode : instruksi, demonstrasi, praktek, pemberian tugas
b) Model Pembelajaran : Latihan Ketrampilan.

IV. Langkah-langkah Pembelajaran


Pertemuan I (2x35 menit)
Hari/Tanggal: Kamis, 1 Maret 2012

No Kegiatan Pembelajaran Gambar Alat Waktu Pendidikan


karakter
1 Kegiatan Awal 5 menit Disiplin
Siswa dibariskan, dihitung xxxxx
jumlahnya, dipimpin doa xs
bersama dan dipresensi. xxxxx

Apresepsi/Motivasi
Melakukan pemanasan Skiping 10 Ketekunan
permainan dengan lompat menit percaya diri
tali berpasangan, dan Tiang keberanian
individu dengan balon
menggunakan sekiping dan
lari meraih balon yang sudah
disediakan

2 Kegiatan inti 50 Ketekunan


Eksplorasi menit percaya diri
- Melakukan gerakan keberanian
dasar lompat tinggi
tanpa awalan dengan
aba aba hitungan

- Melakukan gerakan
dasar lompat tinggi
denganawalan3-5
langkah dengan aba aba
hitungan
- Melakukan gerakan
dasar tolakan lompat
tinggi dengan aba aba
hitungan
- Melakukan gerakan
lompat tinggi dengan
awalan, tolakan,
melayang, dan mendarat
dengan rintangan tali

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi :
- Siswa melakukan
gerakan awalan tanpa
aba-aba
- Siswa melakukan
gerakan awalan 3-5
langkah dengan aba-aba
- Siswa melakukan
gerakan tolakan lompat
tinggi dengan aba-aba
hitungan
- Siswa melakukan
gerakan lompat tinggi
dengan awalan, tolakan,
melayang, dan mendarat
dengan rintangan tali

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi :
- Guru bersama siswa
bertanya jawab
meluruskan kesalahan
pemahaman,
memberikan penguatan
dan penyimpulan

3 Kegiatan Penutup 5 menit


Dalam kegiatan penutup
- Siswa dikumpulkan dan
membentuk lingkaran
- Sambil berdiri
membentuk lingkaran
siswa menyanyikan
lagu gilang-sipatu
gilang sambil bertepuk
tangan.
- Siswa di kumpulkan
mendengarkan
penjelasan dari guru
tentang materi yang
telah dilakukan/
diajarkan
5. Memperbaikai tentang
kesalahan-kesalahan
gerakan dan tekhnik
dalam lompat tinggi

Pertemuan II (2 x 35 menit)
Hari/Tanggal: Sabtu, 3 Maret 2012

No Kegiatan Pembelajaran Gambar Alat Waktu Pendidikan


karakter
1 Kegiatan Awal 5 menit Disiplin
Siswa dibariskan, dihitung xxxxs
jumlahnya, dipimpin doa xxxx
bersama dan dipresensi. XG

Apresepsi/Motivasi
- Melakukan pemanasan Kardus 10 Ketekunan
permainan dengan tali menit percaya diri
lompat kardus, dari keberanian
samping kardus, lompat
kardus berakhir
rintangan tali yang
sudah disediakan.

2 Kegiatan inti 50 Ketekunan


Eksplorasi menit percaya diri
- Melakukan gerakan keberanian
dasar lompat tinggi
dengan awalan, tolakan,
dengan aba-aba
- Melakukan gerakan
melayang, mendarat
dalam lompat tinggi
dengan aba-aba
- Melakukan gerakan
awalan, tolakan,
melayang, mendarat
dalam lompat tinggi
dengan aba-aba
- Melakukan gerakan
awalan, tolakan,
melayang, mendarat
dalam lompat tinggi
tanpa dengan aba-aba

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi :
- Siswa melakukan
gerakan dasar lompat
tinggi dengan awalan,
tolakan, dengan aba-aba
- Siswa melakukan
gerakan melayang,
mendarat dalam lompat
tinggi dengan aba-aba
- Siswa melakukan
gerakan awalan,
tolakan, melayang,
mendarat dalam lompat
tinggi dengan aba-aba
- Siswa melakukan
gerakan awalan,
tolakan, melayang,
mendarat dalam lompat
tinggi tanpa dengan
aba-aba

Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi :
- Guru bersama siswa
bertanya jawab
meluruskan kesalahan
pemahaman,
memberikan penguatan
dan penyimpulan

3 Kegiatan Penutup 5 menit


Dalam kegiatan penutup
6. Siswa dikumpulkan dan
membentuk lingkaran
7. Sambil berdiri
membentuk lingkaran
siswa menyanyikan
“Disini Senang Disana
Senang” sambil
bertepuk tangan.
8. Siswa di kumpulkan
mendengarkan
penjelasan dari guru
tentang materi yang
telah dilakukan/
diajarkan
8) Memperbaikai tentang
kesalahan-kesalahan
gerakan dan tekhnik
dalam lompat tinggi

Pertemuan II I (2 x 35 menit)
Hari/Tanggal: Selasa, 6 Maret 2012

No Kegiatan Pembelajaran Gambar Alat Waktu Pendidikan


karakter
1 Kegiatan Awal 5 menit Disiplin
Siswa dibariskan, dihitung xxxxx
jumlahnya, dipimpin doa xs
bersama dan dipresensi. xxxxx

Apresepsi/Motivasi 10
- Melakukan Kardus menit Ketekunan
pemanasan permainan tali percaya
dengan lompat diri
kardus, dari samping keberanian
kardus, lompat kardus
berakhir rintangan tali
yang sudah
disediakan.

2 Kegiatan inti 50 Ketekunan


Eksplorasi menit percaya
- Melakukan gerakan diri
lompat tinggi dengan keberanian
awalan, tolakan,
melayang dan
mendarat

- Melakukan gerakan
lompat tinggi dengan
menggunakan alat
yang sederhana
- Melakukan lompat
tinggi

Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi :
- Siswa melakukan
gerakan lompat tinggi
dengan awalan,
tolakan, melayang
dan mendarat

- Siswa melakukan
gerakan lompat tinggi
dengan menggunakan
alat yang sederhana

- Siswa melakukan
lompat tinggi

Konfirmasi
Dalam kegiatan
konfirmasi :
- Guru bersama siswa
bertanya jawab
meluruskan kesalahan
pemahaman,
memberikan
penguatan dan
penyimpulan

b. Kegiatan Penutup Dalam


kegiatan penutup
1) Siswa dikumpulkan
dan membentuk
lingkaran
2) Sambil berdiri
membentuk lingkaran
siswa menyanyikan
“Disini Senang
Disana Senang”
sambil bertepuk
tangan.
3) Siswa di kumpulkan
mendengarkan
penjelasan dari guru
tentang materi yang
telah dilakukan/
diajarkan
- Memperbaikai
tentang kesalahan-
kesalahan gerakan
dan tekhnik dalam
lompat tinggi

V. Alat dan Sumber Belajar:


1. Buku Penjaskes kls. 5
2. Lapangan
3. Bak Pasir
4. Mistar lompat
5. Tiang mistar lompat
6. Pluit

VI. Penilaian:
1. Bentuk Instrumen : unjuk kerja (penilaian proses)
2. Jenis : tes pelaksanaan
3. Butir Instrumen : lakukan lompat tinggi

Mengetahui,
Kepala sekolah Guru Mapel Penjas

JUMINI, S.Pd.SD NYUWARTINA, S.Pd


Nip. 19640814 198504 2 001 Nip. 19680329 198803 2 002
Dokumentasi

Gambar 17. Profil SD Bagi 03 Gambar 18. Siswa yang digunakan


Tahun Ajaran 2011/2012 untuk populasi penelitian

Gambar 19. Siswa sedang melakukan Gambar 20. Siswa sedang melakukan
Lompat tali perorangan lompat tali perorangan

Gambar 21. Siswa sedang melakukan Gambar 22. Siswa sedang melakukan
Lompat tali beregu lompat tali beregu
Gambar 24. Siswa sedang melakukan
Gambar 23. Siswa sedang melakukan meraih balon
meraih balon

Gambar 26. Siswa sedang melakukan


Gambar 25. Siswa sedang lompat tali
melakukan Lompat tali

Gambar 28. Siswa sedang melakukan


Gambar 27. Siswa sedang melakukan lompat kardus
Lompat kardus
100
Gambar 29. Siswa sedang melakukan Gambar 30. Siswa sedang melakukan
Lompat kardus dilanjutkan lompat kardus dilanjutkan
melewati rintangan tali melewati rintangan tali

Gambar 31. Siswa sedang melakukan Gambar 32. Siswa sedang melakukan
Lompat gaya stredle Pendinginan

Gambar 33. Observer Gambar 34. Guru sedang diskusi

Anda mungkin juga menyukai