Anda di halaman 1dari 64

KATA PENGANTAR

Syukur sedalam-dalamnya penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha

Kuasa atas limpahan karunia-Nya hingga Penelitian Tindakan Kelas yang sederahana

ini dapat terselesaikan sesuai dengan yang kami rencanakan.

Dalam penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini penulis memperoleh bantuan

dari banyak pihak. Untuk itulah melalui kesempatan yang baik ini tak luput penulis

menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah

membanyu penulis dalam penyusunan penelitian ini.

Semoga segala amal baik Bapak/Ibu/Saudara serta semua pihak yang lain

mendapat imbalan yang lebih baik dari Tuhan Yang Maha Pemurah. Aamiin……..

Akhirnya sangat disadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna baik dari

segi isi maupun bentuk. Untuk itulah kami sangat mengharapkan saran dan kritik

yang bersifat membangun demi perbaikan lebih lanjut.

Magetan, ………. 2021

Penulis

………………………

………………………..
Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas IV Dalam Permainan

Sepak Bola Menggunakan Metode Berpasangan dengan Teman di Sekolah

Dasar Negeri Krajan 3 Kecamatan Parang Kabupaten Magetan Tahun

Pelajaran 2021/2022

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa pada


pembelajaran sepak bola dengan materi gerakan dasar menendang, menghentikan,
dan menggiring bola melalui penerapan metode pembelajaran berpasangan pada
siswa kelas IV SD Negeri Krajan 3 Kecamatan Parang Kabupaten Magetan tahun
2021/2022.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus,
tiap siklus terdiri dari … dan pada siklus …. Pertemuan. Subjek penelitian ini adalah
siswa kelas IV SD Negeri Krajan 3 Kecamatan Parang Kabupaten Magetan tahun
2021/2022 sebanyak 6 siswa. Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data
pada penelitian ini adalah lembar penilaian unjuk kerja, lembar observasi guru, dan
lembar observasi siswa.

Berdasarkan hasil observasi, pembahasan, dan hasil penelitian maka dapat


disimpulkan bahwa pembelajaran gerak dasar permainan sepak bola melalui metode
pembelajaran berpasangan pada siswa kelas IV SD Negeri Krajan 3 selama 2 siklus
dapat meningkatkan prestasi dan keaktifan belajar siswa. Hal ini dapat dibuktikan
dari hasil pengamatan hasil belajar siswa pada kondisi awal tidak ada siswa yang
mencapai KKM 75, dan pada siklus 1 meningka menjadi 3 siswa yang mencapai
KKM, kemudian pada siklus 2 meningkat menjadi 5 siswa yang mencapai KKM 75.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang perlu direncanakan dengan

matang. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) menjadi suatu hal yang

penting, penyusunan renacana pelaksanaan pembelajaran bertujuan untuk

membantu dan memudahkan guru dan siswa agar program pembelajaran

dilaksanakan benar-benar terfokus pada kegiatan peserta didik.

Guru harus mengambil keputusan-keputusan tentang apa, bagaimana,

kapan, untuk apa dan sebagainya mengenai setiap situasi atau kondisi belajar

yang perlu diciptakan, guru selalu dihadapkan pada problema yang memerlukan

pengambilan keputusan sehubungan dengan tugasnya baik sebelum, selama

maupun sesudah terjadinya proses atau situasi belajar mengajar. Mengambil

keputusan mengenai pelaksanaan rencana yang telah dibuat, dan mengenai

berhasil atau tidaknya pelaksanaan rencana merupakan tugas guru.

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dapat diketahui hasilnya setelah

dilakukan kegiatan evaluasi, hasil evaluasi digunakan sebagai masukan dalam

penyusunan dan pelaksanaan program selanjutnya. Menurut Trisnowari Tamat

dan Moekarto Mirman (2005: 9) menjelaskan bahwa, proses pembelajaran dari

seorang guru diawali dengan kegiatan penyusunan program pengajaran atau

rencan pelajaran, selanjutnya melaksanakan program atau pelaksanaan


pembelejaran guru melakukan evaluasi atau penilaian untuk mengetahui

keberhasilanya.

Pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan

tesebut, tujuan pendidikan bukan hanya mengembangkan ranah kesehatan, tetapi

juga mengembangkan aspek kesehatan, ketrampilan berfikir kritis, stabilitas

emosional, ketramplan sosial dan tindakan moral melalui kegiatan aktivitas

jasmani dan olah raga.

Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru harus dapat

mengajarkan berbagai macam ketrampilan gerak dasar, teknik dan strategi

permainan, internalisasi nilai-nilai sportivitas, jujur, dan kerjasama. Aktivitas

yang diberikan dalam pengajaran harus mendapat sentuhan dikdaktik metodik,

sehingga aktifitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran. Melalui

pendidikan jasmani diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman untuk

mengungkapkan kesan pribadi yang menyenangkan, kreatif, inivatif, terampil,

meningkatkan serta pemahaman terhadap gerak manusia.

Pembelajaran dengan unsur permainan sangat disenangi oleh anak didik,

dengan pendekatan bermain diharapkan tujuan pembelajaran akan tercapai. Sesuai

dengan karakteristik siswa sekolah dasar, usia 7-13 tahun kebanyakan dari

merekan cenderung masih suka bermain. Untuk itu guru harus mampu

mengembangkan pembelajaran yang efektif, disamping harus memahami dan

memperhatikan karakteristik dan kebutuhan siswa. Pada usia tersebut seluruh


aspek perkembangan baik kognitif, afektif, dan psikomotor mengalami

perubahan.

Sepak bola merupakan permaiman beregu, masing-masing regu terdiri dari

11 pemain dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya

dimainkan dengan menggunakan kaki, kecuali penjaga gawang yang

diperbolehkan menggunakan lengannya didaerah terndangan hukuman. Sepak

bola merupakan permainan yang membangkitkan luapan keinginan dan emosi

yang tidak sama dengan olahraga lainnya. Sepak bola adalah suatu yang

umumnya diantara orang-orang dengan latar belakang dan keturunan berbeda-

beda (wibawa, 2004: 1).

Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan terhadap para murid di SD

Negeri Krajan 3 terdapat kekurangan yang sangat dasar dalam kemampuan

bermain sepak bola khususnya keaktifan siswa dalam permainan tersebut, baik itu

dalam hal berpasangan, maupun secara individu. Kurang berkembang proses

belajar mengajar penjasorkes di SD Negeri Krajan 3 karena metode pembelajaran

yang di terapkan guru besifat monoton, tidak menarik dan membosankan maka

siswa tidak memiliki semangat dan motivasi dalam mengikuti pelajaran.

Dari permasalahan di atas maka penting adanya penelitian tindakan

khususnya dalam hal metode pembelajaran yang diterapkan, untuk menciptakan

semangat dan motivasi siswa sehingga siswa dapat tertarik dan menyenangi

pembelajaran pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi. Siswa mempunyai

peluang untuk mengembangkan keaktifan sesuai dengan tingkat kemampuan yang


dimiliki siswa serta bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta

didik.

B. Indetifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut, maka

dapat diidetifikasi masalah masalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi khususnya materi

sepak bola masih monoton karena guru mengajar langsung menuju pokok

materi.

2. Siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran karena metode yang

diterapkan guru masih monoton dan tidak menarik.

3. Keterbatasan waktu dan sarana prasarana dalam pembelajaran sepak bola di

SDN Krajan 3.

C. Rumusan Masalah

Untuk lebih memudahkan pembahan adapun rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah: “Apakah dengan menggunakan metode berpasangan dapat

meningkatkan keatifan siswa dalam pembelajaran sepak bola siswa kelas 4 di SD

Negeri Krajan 3 kecamatan parang kabupaten magetan tahun pelajaran 2021-

2022”.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan atas permasalahan di atas maka tujuan penelitian tindakan kelas ini

adalah sebagai berikut:


1. mengetahui peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran sepak bola

siswa kelas IV semester .. di SD Negeri Krajan 3 kecamatan parang kabupaten

magetan tahun pelajaran 2021-2022 pada mata pelajaran pendidikan jasmani,

olahraga dan kesehatan.

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat dan fungsi sebagai

berikut:

Bagi Siswa

 Siswa dapat diberikan kesempatan untuk melibatkan segenap kemampuan

yang dimilikinya, sehingga siswa termotivasi untuk bisa menguasai materi

sebaik-baiknya.

 Siswa lebih kreatif dan aktif dalam memecahkan masalah yang berkaitan

dengan materi pembelajaran yang sedang dipelajari.

 Menambah pengetahuan siswa pada mata pelajaran pendidikan jasmani,

olahraga dan kesehatan di kelas.

Bagi Guru

Memperoleh solusi baru dan sekaligus mencoba menggunakan metode

berpasangan pada pembelajaran penjasorkes khususnya materi permainan sepak

bola.
Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan mutu pendidikan di SD Ngeri

Krajan 3 Kecamatan Parang Kabupaten Magetan Tahun Pelajaran 2021/2022.

Akan adanya peningkatan kualitas pembelajaran (contoh: Tanya jawab,

berdiskusi, merspon siswa), dan pola pengajaran yang berakibat terhadap

peningkatan kualitas siswa dan guru.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Pembelajaran

Pembelajaran terdiri dari proses mengajar dan belajar, dimana mengajar dan

belajar merupakan suatu proses yang saling berkaitan. Menurut M. Sorby Sutikno

(2009: 32), segala upaya yang dilakukan oleh guru (pendidik) agar terjadi proses

belajar pada diri siswa. Secara lebih implinsit, di dalam pembelajaran, ada

kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode untuk mencapai

hasil yang diinginkan.

Pembelajaran adalah interaksi peserta didik dengan pemdidik dan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran adalah seperangkat peristiwa

yang mempengaruhi si belajar sedemikian rupa sehingga si belajar itu

memperoleh kemudahan dalam berinteraksi berikutnya dengan lingkungan

(Gagna, Briggs : 1992). Dalam hal ini Tuti Sukamto (1995) menjelaskan teori

tingkah laku dan prinsip-prinsip pengajaran dan implementasinya akan

berintegrasi menjadi prinsip-prinsip pembelajaran, antara lain yaitu:

1. Prinsip pembelajaran bersumber dari teori behavioristik.

2. Prinsip pembelajaran bersumber dari teori kognitif.

3. Prinsip pembelajaran bersumber dari teori humanisme.

4. Prinsip belajar dalam rangka pencapaian ranah tujuan.

5. Prinsip pembelajaran konstruktivisme (teori kontemporer).


6. Prinsip pembelajaran bersumber dari azaz mengajar (Didaktik).

7. Prinsip motivasi.

Pendekatan pembelajaran merupakan cara kerja yang mempunyai sistem

untuk memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan membelajarkan siswa

guna membantu dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini sesuai dengan

pendapat Wahjoedi (1999: 121) bahwa pendekatan pembelajaran adalah cara

mengelola kegiatan belajar dan perilaku siswa agar ia dapat aktif melakukan tugas

belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar secara optimal. Berdasarkan

pengertian pendekatan pembelajaran yang dikemukakan diatas menunjukan

bahwa, dalam suatu peristiwa pembelajaran terjadi dua kejadian secara bersama

yaitu: (1) ada satu pihak yang memberi, dalam hal ini guru, (2) pihak lain yang

menerima adalah peserta didik atau siswa. Kedua komponen tersebut tidak dapat

dipisahkan dalam proses belajar mengajar.

PAIKEM adalah singkatan dari pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,

Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses

pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa

aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.

Adapun maksud dari masing-masing kata PAIKEM menurut Suparlan. Dkk

(2008: 70) yaitu:


1. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan

suasana sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif mengajukan pertanyaan,

mengemukakan gagasan, dan memecahkan masalah.

2. Inovatif yaitu guru harus menciptakan kondisi belajar dan kegiatan

pembelajaran yang baru sesuai tuntutan dan perkembangan peserta didik.

3. Kreatif yaitu menciptakan suatu kegiatan belajar yang beragam sehingga

memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.

4. Efektif yaitu mengghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses

pembelajaran yakni mencapai tujuan/kompetensi yang ditetapkan.

5. Menyenakan yaitu guru harus mampu menciptakan suasana belajar mengajar

yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya tinggi.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan PAIKEM, yaitu

sebagai berikut:

1. Memahami sifat yang dimiliki anak.

2. Mengenal anak secara perorangan.

3. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar.

4. Mengembangkan kemampuan berfikir kritis, kreatif, dan kemampuan

memecahkan masalah.

5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik.

6. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar.

7. Membedakan antar aktif fisik dan aktif mental temanya.


B. Pengertian Permaianan Sepak Bola

Permainan sepak bola merupakan suatu bentuk permainan bola besar,

dengan melibatkan pola-pola gerak tertentu yang banyak memanfaatkan

kemampuan tungkai. Permainan sepak bola dapat menggunakan berbagai anggota

tubuh kecuali lengan, terkecuali penjaga gang. Dalam hal ini Midgley (2000: 176)

bependapat bahwa sepak bola merupakan pertandingan bola yang dimainkan dua

regu masing-masing sebelas orang, sasaran pertandingan ini adalah memasukan

bola di dalam gawang lawan dan pemenangnya adalah pemasuk bola terbanyak.

Sepak bola adalah suatu permainan yang dilakukan dengan jalam

menyepak bola yang mempunyai tujuan untuk memasukan bola ke gawang lawan

dan mempertahankan gawang tersebut agar tidak kemasukan bola, setiap pemain

di perbolehkan menggunakan seluruh anggota badan kecuali tangan dan lengan.

Hanya penjaga gawang yang diperbolehkan memainkan bola dengan kaki dan

tangan (Muhajir 2004:22).

Jadi dapat disimpulkan bahwa sepak bola merupakan permainan beregu,

masing-masng regu terdiri dari 11 pemain dan salah satunya penjaga gawang.

Permainan ini hamper seluruhnya dimainkan dengan menggunakan kaki, kecuali

penjaga gawang yang diperbolehkan menggun akan lengannya di daerah

tendangan hukuman.

C. Pendekatan Bermain

Permaianan adalah suatu kegiatan yang menarik menantang dan yang

menimbulkan kesenangan yang unik, baik dilakukan oleh seorang ataupun lebih,
yang dilakukan oleh anak-anak atau orang dewasa, tua atau muda, orang miskin

atau kaya, laki-laki atau perempuan. Dalam hal ini Sukintaka (2003: 17)

berpendapat bahwa permainan merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam

pendidikan jasmani. Oleh sebab itu permainan atau bermain mempunyai tugas

dan tujuan yang sama dengan tugas dan tujuan pendidikan jasmani olah raga dan

kesehatan. Tujuan pendidikan jasmani olah raga dan kesehatan adalah

meningkatkan kualitas manusia, atau membentuk manusia Indonesia seutuhnya,

yang mempunyai sasaran keseluruhan aspek pribadi manusia.

Menurut Rusli Lutan, dkk (2000: 74), bermain merupakan kegiatan hakiki

kebutuhan dasar manusia, sedangkan pendapat lain disampaikan Herman

Subarjah (2007: 5) bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara

sadar, sukarela tanpa paksaan dan tak sungguhan dalam batas waktu, tanpa ikatan

peraturan. Bermain adalah suatu aktivitas yang dilakukan seorang untuk

memperoleh kesenangan tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Sebagai aktivitas

yang menyenangkan bermain memberikan banyak manfaat bagi yang

melakukannya. Dengan bermain, anak dapat melakukan segala hal yang

diinginkan, anak akan terus bermain selama permainan tersebut menimbulkan

kesenangan. Anak terkadang sampai merasa kehabisan tenanga untuk bermain.

D. Metode Berpasangan Dengan Teman

Untuk meningkatkan keaktifan belajar dibutuhkan metode pembelajaran

penjas, menurut M. Sobry Sutikno (2009: 87) metode pembelajaran penjas

diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan
tertentu. Hal ini senada dikemukakan Aip Syarifuddin (1992: 185), motode

pembelajaran penjas adalah cara atau aturan untuk mencapai tujuan. Suatu model

atau atau cara yang dipilih tentunya telah dipikirkan dengan seksama sehingga

merupakan pola tertentu untuk mencapai suatu tujuan.

Berdasarkan pengertian metode yang dikemukakan diatas dapat

disimpulkan bahwa, model pembelajaran penjas adalah suatu cara yang dipilih

serta yang dilakukan untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Menurut M.

sorby Sutikno (2009: 89), terdapat beberapa ciri dari sebuah model berpasangan.

Model berpasangan adalah melakukan gerakan-gerakan penguasaan bola secara

tepat dan mengendalikan bagian tubuh sesuai dengan ruang dan waktu. Dengan

demikian jelas manfaat secara efektif dan efisien. Manfaat dari bentuk model

tersebut pada berpasangan ditinjau dari berbagai segi utamanya segi metodologis

dan pembelajaran maupun latihan.

Untuk itu model berpasangan perlu diterapkan pada siswa agar dapat

mematangkan keaktifan dalam permainan sepak bola dengan mengulang

sistematis dan berlanjut. Dengan adanya kemampuan yang dimiliki siswa,

diharapkan memiliki keaktifan dalam permainan sepak bola. Model berpasangan

merupakan bentuk yang dilakukan dengan adanya bantuan atau alat bantu berupa

teman, dalam pelaksanaannya dilakukan dengan berdua, tujuan dari model

berpasangan ini adalah untuk mengotomastisasikan gerakan tersebut. Sehubungan

dengan itu Jacob Nur (1992:6) mengemukakan bahwa dengan berlatih/latihan

dapat mengantar seseorang mencapai keadaan yang diinginkan ketingkat efisiensi


sesuai dengan kegiatan fisik yang dilakukan. Dalam olahraga

kompetisi/pertandingan, tingkat efisiensi yang diinginkan sangat tinggi, oleh

karena itu dituntut perencanaan kegiatan/latihan yang sangat hati-hati dan

sistematis dengan diserta disiplin yang tinggi.

Penyajian model berpasangan dalam permainan sepak bola dimaksudkan

untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam permainan sepak bola, yang terbentuk

efisiensi dan efektifitas gerakan dasar tersebut. Dalam hal ini kemampuan gerakan

membutuhkan usaha penyesuaian terhadap pola gerakan yang memadukan jenis

gerakan dasar.

E. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

Karakteristik siswa merupakan hal penting untuk dipahami seorang guru,

dengan harapan guru akan mampu menerapakan metode dengan tepat bagi

siswanya. Karakteristik siswa SD menurut Trisnowati Tamat dan Moekarto

Mirman (2005:22) adalah sebagai berikut:

1. Pertumbuhan tubuh cepat dan sangat berminat pada aktivitas jasmani.

2. Mereka mengembangkan kekuatan jasmaninya, sehingga mereka cenderung

memilih pemimpin yang mempunyai fisik yang kuat.

3. Pendidikan jasmani merupakan sarana pembentukan keterampilan sosial

antara lain: penguasaan diri terhadap keinginan dan lamunannya, belajar

menghargai orang lain, dan peka terhadap kebutuhan orang lain serta saling

mengerti.

4. Karakteristik yang perlu diperhatikan guru ialah:


a. Memperbaiki koordinasi tubuh dalam melempar, menangkap, memukul,

melompat dan berlari.

b. Pertumbuhan dan ketahanan jasmani meningkat pesat.

c. Koordinasi antara tangan dan mata lebih baik.

d. Anak-anak pada masa ini sangat dinamis sehingga kecelakaan sering

terjadi.

5. Karakteristik sosial dan emosional yang perlu diperhatikan guru ialah:

a. Mudah terpengaruh, dan tersinggung.

b. Hidup dalam khayalan masing peka sehingga terkesan pembual, dan

senang berpura-pura menjadi seorang yang dikagumi, senang menggoda

dan menyakiti temannya.

c. Mempunyai kemauan yang kuat.

d. Kurang hati-hati, senang membuat gaduh dan senang cari perbenaran

(rasinalisasi).

e. Menginginkan kebebasan walaupun tetap dalam perlindungan orang

dewasa.

f. Lebih senang permainan beregu dari pada permainan yang bersifat

perorangan.

g. Suka membandingkan dirinya dengan teman-temannya (keberhasilan,

kegagalan, dan prestasi).

h. Senang pada bunyi-bunyian dan irama.

i. Senang meniru orang yang dipujanya.


j. Senang aktivitas yang bersifat lomba atau pertandingan.

Untuk dapat mencapai tujuan pendidikan jasmani pada umumnya dan

keaktifan siswa dalam permainan sepak bola pada khususnya, sesuai dengan

karakteristik siswa tersebut diatas maka guru pendidikan jasmani hendaknya:

a. Menerikan tuntunan dalam mempraktikan dan membiasakan sikap tubuh dan

gerakan tubuh yang baik.

b. Memberikan tuntunan dalam mencapai ketangkasan atau keterampilan gerak

dasar dalam olah raga.

F. Hipotesis tindakan

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti berusaha melakukakan perbaikan

atau tidakan agar materi yang diajarkan menjadi berhasil sesuai yang diharapkan.

Untuk mengatasi siswa yang kurang aktif di kelas karena pemilihan metode yang

kurang sesuai, maka tindakan yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan

menggunakan metode berpasangan dengan teman dalam permain sepak bola.

Tujuan adalah untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran

pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi di SDN Krajan 3 kecamatan parang

kabupaten magetan tahun 2021 – 2022.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Krajan 3 Kecamatan Parang

Kabupaten Magetan, dimana peneliti melaksanakan tugas sebagai pengajar kelas

IV, subjek penelitian adalah siswa kelas IV semester … Tahun Pelajaran

2021/2022. Mata Pelajaran Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan. Jumlah

siswa yaitu 10 siswa. Penelitian ini dilaksanakan selama .. bulan yaitu bulan …

sampai bulan …

B. Populasi dan Sampel

Untuk memperjelas penelitian, terlebih dahulu dikemukakan pengertian

tentang populasi “populasi adalah seluruh yang dimaksud untuk diselidiki”

Sutrisno hadi (1987: 220).

Populasi yang diselidiki dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV

semester … SD Negeri Krajan 3 Kecamatan Parang Kabupaten Magetan tahun

pelajaran 2021/2022 yang berjumlah 10 siswa.

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti

(Suharsimi Arikunto, 2010:109). Pengambilan sampel untuk penelitian menurut

Suharsimi Arikunto (2010:112). Jika subjeknya kurang dari 100 orang sebaiknya

semuanya. Jika subjeknya besar atau lebih dari 100 orang dapat diambil 0-15%

atau 20-25% atau lebih. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas IV semester .. di SD Negeri Krajan 3 Kecamatan Parang

Kabupaten Magetan tahun pelajaran 2021/2022 dengan jumlah 10 siswa.

C. Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian dimaksudkan untuk mempersiapkan segala sesuatu

yang diperlukan peneliti agar pelaksanaan peneltian tidak mengalami kesulitan

dalam artian lain peneliti telah mempunya arah dan maksud yang jelas. Hal-hal

yang perlu disiapkan pada saat waktu penelitian adalah:

1. Mempersiapkan siswa agar siap dalam mengikuti pelajaran.

2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan untuk kelengkapan

RPP peneliti menyiapkan berbagai alat dan perlengkapan yang diperlukan,

lapangan sepak bola serta lembar observasi.

3. Membuat instrument penelitian untuk melihat kondisi kegiatan belajar

mengajar maupun proses minat siswa untuk melihat kondisi kemajuan yang

telah dihasilkan setelah pelaksanaan pembelajaran permainan sepak bola

dengan metode berpasangan.

D. Siklus Penelitian

Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, setiap siklus dilakukan berdasarkan

pokok bahasan yang diajarkan, dan terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan dan refleksi tindakan-tindakan yang diberikan. Siswa melaksanakan

kegiatan-kegiatan pembelajaran yang direncanakan guru secara aktif, kolaborator

bertugas melakukan observasi. Baik terhadap guru maupun siswa.


Untuk memperjelas uraian diatas berikut ini akan penulis ilustrasikan model PTK

dari KEMMIS yang gambar bagannya di bawah ini:

Alur siklus penelitian

E. Kegiatan belajar mengajar siklus 1

1. Apersepsi

Apersepsi dimulai dengan mengabsen siswa, memotivasi dan

menyampaikan tujuan pembelajaran. Kemudian mengorganisasikan prosedur

kerja, atau langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:

a. Memimpin pemanasan.

b. Menjelaskan materi.
2. Inti Pembelajaran

Pembelajaran sepak bola berjalan secara berpasangan, antara satu siswa

dengan teman lainnya. Tindakan yang dilakukan pada siklus 1 ini adalah

dengan langkah-langkah kegiatan antara lain:

a. Membariskan siswa dan melakukan pemanasan.

b. Menjelaskan pada siswa kegiatan proses belajar mengajar tentang

permainan sepak bola.

c. Mendemotrasikan tentang gerakan tentang materi yang disampaikan.

d. Menyuruh siswa melakukan latihan sendiri dengan pengawasan guru.

e. Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung.

3. Penutup

Selesai kegiatan dilanjutkan dengan evaluasi kemudian pendinginan.

Usai pendinginan siswa dibariskan, berhitung, dipimpin berdo’a, dan

dibubarkan.

4. Observasi

Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan yang

menggunakan lembar observasi yang telah disusun. Kolabolator peneliti

bertugas sebagai pengamat mengisi lembar observasi untuk melihat apakah

kondisi belajar mengajar di kelas sudah terlaksana.

5. Refleksi

Kegiatan pada langkah ini adalah pencermatan, analisis, dan penilaian

terhadap hasil pelaksanaan dengan tindakan yang telah dilakukan. Masalah


yang terdapat pada siklus pertama makan akan ditindak lanjuti pada siklus

berikutnya.

F. Kegiatan Belajar Mengajar Siklus 2

1. Apersepsi

Berdasarkan hasil tindakan yang dilaksanakan pada siklus 1, maka

dilakukan perbaikan dan penambahan perangkat pembelajaran pada

pelaksanaan di siklus 2. Maka dilakukan upaya mengatasi kesulitan siswa

dalam pembelajaran permainan sepak bola dengan metode berpasangan.

2. Inti Pembelajaran

Pemberian tindakan di siklus 2 ini merupakan pengembangan dan

pelaksanaan dari program perencanaan yang telah disusun. Pada tahap ini

diakhiri dengan pemberian hasil tes hasil belajar di siklus 2 yang bertujuan

untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa terhadap materi permainan

sepak bola yang telah di pelajari.

3. Penutup

Peneliti memberikan penjelasan tentang kekurangan-kekurangan yang

perlu diperbaiki, serta menyarankan untuk memperaktekan, dan mempelajari

kembali materi permainan sepak bola bersama teman di rumah.

4. Observasi

Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan

yang menggunakan lembar observasi yang telah disusun. Kolaborator peneliti

bertugas sebagai pengamat mengisi lembar observasi untuk melihat apakah


kondisi belajar mengajar dikelas sudah terlaksana, sesuai dengan program

pengaran ketika tindakan diberikan. Setelah hasil belajar siklus 2 diberikan

kepada siswa maka diperoleh sejumlah informasi dari hasil tes siswa tersebut.

Selanjutnya peneliti menganalisis hasil penelitian yang telah di dapat. Dari

sini dapat diperlihatkan hasil belajar pendidikan jasmani siswa setelah

dilakukan pembelajaran sepak bola dengan mengunakan metode berpasangan

pada siswa di SD Negeri Krajan 3.

5. Refleksi

Seluruh data yang diambil dianalisis dan ditarik kesimpulan dari

tindakan perbaikan yang telah dilakukan, dan dapat ditarik kesimpulan hasil

belajar siswa dari siklus 1 ke siklus 2.

G. Instrumen dan Perangakat Pembelajaran

Variabel terikat yang akan diukur adalah hasil belajar siswa pada permainan

sepak bola dengan metode berpasangan di SD Negeri Krajan 3. Instrumen

penelitiannya adalah sebagai berikut:

1. Alat

a. Bola kaki b. Peluit e. Lembar Portofolio

c. Cone d. Alat tulis

2. Pelaksanaan Tes

a. Peserta
1) Siswa berbaris di lapangan, kemudian guru memberikan arahan

tentang pelaksanaan tes yang akan dilakukan.

2) Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang pelaksanaan tes

yang kurang dipahami.

3) Siswa melakukan gerakan permainan sepak bola berpasangan dengan

temannya yang telah ditentukan sesuai dengan materi.

4) Siswa diberikan kesempatan untuk latihan berpasangan dengan

temannya selama 10 menit.

b. Penilain:

1) Penilai berdiri di samping siswa yang melakukan gerakan permainan

sepak bola yang telah ditentukan.

2) Mengamati siswa yang melakukan tes gerakan permainan sepak bola.

3) Menilai kerjasama siswa dengan pasangannya pada saat melakukan

gerakan permainan sepak bola.


Rubik penilaian permainan sepak bola dengan metode berpasangan

No Indikator Deskriptor Skor

Punggung kaki
Kaki bagian

Kaki bagian

Total
dalam

luar
1 Sikap  Diawali dengan sikap berdiri
permulaaan mengahadap arah pasangannya.
 Sikap kedua lengan disamping
badan agak terlentang.
 Posisi kaki saat menendang bola
menggunakan kaki bagian dalam,
bagian luar, dan punggung kaki.
 Kaki diputar keluar, dalam, atau
bawah seuai dengan gerakan
yang dilakukan.
2 Sikap  Dorong bola dengan kaki bagian
perkenaan dalam, kaki bagian luar, dan
punggung kaki ke arah depan
dalam posisi agak terangkat dari
tanah.
 Berat badan ditumpukan di kaki
yang tidak digunakan untuk
menggiring bola.
 Bola bergerak ke depan di
permukaan tanah tidak jauh dari
kaki
3 Sikap akhir  Memberi bantuan kepada
pasangannya/siswa lain yang
mengalami kesulitan
Jumlah Skor
Keterangan :

Skor 4 : Siswa dapt melakukan semua gerakan dengan benar.


Skor 3 : Saat siswa melakukan gerakan bersama pasangannya sudah bagus,
tetapi salah satu sikap awal, perkenaan kurang tepat.
Skor 2 :Saat siswa melakukan gerakan bersama pasangannya kurang bagus, dan
bola berubah arah.
Skor 1 : Saat siswa melakukan gerakan sangat kurang dan bola berubah arah.
H. Variable Penelitian

Dari masalah dalam penelitian ini terdapat sejumlah variable yang

merupakan hal pokok dalam permasalahan dan menjadi perhatian dalam

pemecahan masalah. Dalam penelitian ini terdapat dua variable yang akan

digunakan atau terlibat sebagai berikut:

1. Variabel bebas

 Metode berpasangan pada permainan sepak bola.

2. Variable terikat

 Keaktifan dan keterampilan dalam teknik dasar pada permainan sepak

bola.

I. Definisi Operasional Variabel

Untuk lebih mudah dipahami makna dan pengertian dari masalah agar

terhindar dari salah pengertian, maka perlu penjelasan secara operasional

variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Teknik dasar permainan sepak bola adalah gerak dasar yang harus dikuasai

oleh seorang pemain sepak bola. Jika seorang ingin melakukan permainan

sepak bola ia harus tahu dan mampu melakukan teknik dasar atau gerak dasar

permainan tersebut.
2. Keterampilan dalam teknik dasar permainan sepak bola adalah keterampilan

saat melakukan gerakan mengarahkan bola dengan saling berpasangan.

G. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai

berikut:

1. Observasi

Pada teknik observasi ini, penelitian akan mengadakan pengamatan secara

langsung yang dilakukan oleh kolaborator terhadap objek yang akan diteliti

seperti pengamatan proses pembelajaran dilapangan.

2. Wawancara

Wawancara dan diskusi dengan kolaborator untuk mengetahui kondisi awal

peserta didik di kelas IV SD Negeri Krajan 3, dengan menyiapkan beberapa

pertanyaan dan konsultasi kepada kolaborator yang bertugas membantu

peneliti.

3. Dokumentasi

Pengumpulan data yang akan dilakukan dengan mengumpulkan dokumen-

dokumen yang berkaitan dengan objek yang akan diteliti, baik berupa foto-

foto, dan dokumentasi lainnya.

H. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah

teknik analisis data kuatitatif, karena penelitian ini berbentuk deskriptif, maka

digunakan table frekwensi dengan rumus.

Table. Observasi penilaian keterampilan sepak bola

N Aspek yang dinilai Kualitas gerak


o 1 2 3 4
1 Menendang bola dengan jarak 5m
2 Mengontrol bola yang datangnya bola lambung.
3 Menggiring bola melewati rintangan.
Jumlah skor
Nilai = indikator 1 + indikator 2 + indikator 3 X 100
Jumlah Deskriptor (12)
Dari uraian diatas dapat diketahui siswa yang belum tuntas dalam belajar dan

siswa yang sudah tuntas dalam belajar secara individu. Selanjutnya dapat juga

diketahui apakah ketuntasan belajar siswa secara klasikal dapat tercapai, dilihat

dari persentase siswa yang sudah tuntas dalam belajar dapat dirumuskan sebagai

berikut:

PKK = banyak siswa KKM ≥ 75% X 100


Banyak siswa keseluruhan
Keterangan :
PPK : Prensetase Ketuntasan Klasikal
Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar, jika dikelas telah tercapai 85% yang

telah mencapai presentase penilaian hasil ≥ 70% maka ketuntasan belajar secara

klasikal telah tercapai. (Suryosubroto, 1997:129).

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Proses penelitian diawali dengan peneliti melakukan observasi terhadap

proses pembelajaran permainan sepak bola pada siswa kelas IV SD Negeri Krajan 2.

Dalam observasi tersebut ditemukan bahwa hasil belajar keterampilan dan keaktifan

siswa dalam pembelajaran sepak bola masih rendah di bawah KKM 35% dari jumlah

siswa kelas IV SD Negeri Krajan 3. Selanjutnya peneliti melakukan peningkatan

keterampilan gerak dan keaktifan dalam pembelajaran sepak bola menggunakan

metode berpasangan. Proses penelitian ini dijabarkan melalui empat tahapan siklus

sebagai berikut:

A. Deskripsi kondisi awal


Berdasarkan hasil observasi pada kondisi awal diketahui bahwa masih

banyak siswa yang belum aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung,

dan belum mampu melakukan gerakan dasar permainan sepak bola.

Berkaitan dengan proses pembelajaran pada kondisi awal berdampak pula pada

hasil belajar siswa. Hasil belajar pada kondisi awal menunjukan bahwa dari 6

siswa belum ada yang mencapai KKM yang telah ditetapkan yaitu nilai 75% ke

atas, dengan jumlah nilai rata-rata ketercapaian kelas 42, 8% selengkapnya tersaji

sebagai berikut:

Table 1. keadaan awal keaktifan dan keterampilan gerak dasar permainan

sepak bola SD Negeri Krajan 3

No NAMA SISWA ASPEK PENILAIAN


L/P

KETERCAPAIAN
JUMLAH SKOR
MENENDANG

MENGHENTIKAN

MENGGIRING

1 Alya Velen Febriana P 2 1 1 4 33%


2 Ameylia Saputri P 1 1 1 3 25%
3 Azhahra Citra Karmila P 3 2 2 7 58%
4 Dhiendra Putra D S L 2 1 2 5 41%
5 Kyendra Allfianto L 3 2 1 6 50%
6 Yusup Ependi L 2 2 2 6 50%

B. Siklus 1

1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan dilakukan pada tanggal …. ….. 2021. Setelah

dilakukan analisis dan refleksi pada kondisi awal, peneliti bersama dengan

kolaborator merumuskan penyebab timbulnya masalah tersebut, kegiatan yang

dilakukan adalah membuat scenario pembelajaran yaitu dengan membuat

(RPP) dan menyiapkan sarana prasarana yang digunakan dalam proses

pembelajaran, pada tahap ini peneliti meminta bantuan pada 1 orang guru lain

sebagai kolaborator.

2. Pelaksanaan

a. Apersepsi

Kegiatan awal dimulai dengan mengabsen siswa, memotivasi, dan

menyampaikan tujuan pembelajaran. Kemudian mengorganisasikan siswa,

menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan prosedur kerja,

atau langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:

1) Memimpin pemanasan.

2) Menjelaskan materi pembelajaran.

3) Mendemontrasikan materi pembelajaran.

b. Inti Pembelajaran

Pembelajaran dimulai dengan dengan guru membagi siswa

menjadi kelompok secara berpasangan, masing-masing kelompompok

siswa terdiri dari 2 siswa. Tindakan yang dilakukan pada siklus 1 ini

adalah melaksanakan ativitas pembelajaran sepak bola dengan gerakan


dasar menendang, menghentikan, dan menggiring bola dengan

menggunakan metode berpasangan, yang terdiri dari:

1) Pertemuan pertama (… ………… 2021)

a) Sebelum siswa melaksanakan aktivitas gerakan dasar menendang


bola, siswa harus mempelajari teknik dasar menendang bola
setahap demi setahap.
b) Siswa mencoba melakukan gerakan menendang dengan
menggunakan bola plastik.
c) Siswa menyampaikan manfaat kegiatan yang dilakukan secara
lisan di depan teman dan guru.
2) Pertemuan kedua (………. 2021)
a) Sebelum melaksanakan aktivitas gerakan dasar menggiring bola,
siswa harus mempelajari teknik menggiring bola bersama teman
berpasangan setahap demi setahap sampai mahir.
b) Siswa mempraktikan cara menggiring bola secara berpasangan
dengan temannya.
c) Siswa menyampaikan manfaat kegiatan yang dilakukan secara
lisan didepan temannya sekelas.
3) Pertemuan ketiga (………. 2021)
a) Sebelum melaksanakan aktivitas gerakan dasar mengoper bola,
siswa harus mempelajari teknik mengoper bola setahap demi
setahap sampai mahir.
b) Siswa mempraktikan cara menggiring bola secara berpasangan
dengan temannya.
c) Siswa menyampaikan manfaat kegiatan yang dilakukan.
d) Guru mengarahkan siswa untuk mengerjakan tes teknik dasar
sepak bola menendang bola, menghentikan bola dan menggiring
bola secara berpasangan dengan temannya.
c. Pengamatan / observasi
Dalam rangka memperoleh data tentang kelemahan-kelemahan atau
kelebihan-kelebihan pelaksanaan sebagai acuan perbaikan tindakan
selanjutnya, dilakukan observasi terhadap siswa yang ditentukan pada
kerja sama, keterapilan gerak, dan aplikasi konsep. Observasi ini
ditetapkan pada pemilihan metode berpasangan pada gerakan dasar
permainan sepak bola, optimalisasi keterapilan gerakan dan keaktifan
siswa.
Hasil observasi tergap kegiatan pembelajaran gerakan dasar permainan
sepak bola, pada tabel di bawah ini:

No NAMA SISWA ASPEK PENILAIAN


L/P

KETERCAPAIAN
JUMLAH SKOR
MENENDANG

MENGHENTIKAN

MENGGIRING

%
1 Alya Velen Febriana P 3 4 2 9 75%
2 Ameylia Saputri P 2 2 2 6 50%
3 Azhahra Citra Karmila P 4 2 2 8 66%
4 Dhiendra Putra D S L 3 3 3 9 75%
5 Kyendra Allfianto L 4 3 3 10 83%
6 Yusup Ependi L 3 3 2 8 66%

Hasil observasi pada siklus 1 menunjukan bahwa dari 6 siswa ada 3 siswa yang

mencapai kriteria yang telah ditentukan (KKM), sedangkan 3 siswa belum

mencapai kriteria yang ditentukan (KKM), dengan jumlah skor akhir kelas yaitu

415 dan nilai rata-rata 69%


d. Refleksi

Setelah selesai tindakan sampai akhir siklus, peneliti dan

kolaborator mendiskusikan hasil pengamatan, dengan adanya tindakan

penelitian ini siswa mulai aktif pada saat kegiatan pembelajaran dan

meningkatkan kemampuan gerakan dasar permainan sepak bola.

Demikian juga hasil pengamatan dari tindakan pertama sampai akhir

siklus pertama sudah ada peningkatan.

Walaupun pembelajaran gerakan dasar permainan sepak bola

meningkat tetapi masih ada beberapa siswa yang kurang aktif dan kurang

memperhatikan guru, serta baru 1 sampai 3 siswa yang mencapai kriteria

tuntas belajar. Dengan pertimbangan dan masukan dari kolaborator maka

perlu dilaksanakan tindakan pada siklus kedua dengan menambah

beberapa variasi latihan.

C. Siklus 2

1. Perencanaan

Berdasarkan refleksi yang telah dilakukam oleh peneliti dan

kolaborator telah ditemukan kekurangan-kekurangan proses pembelajaran

pada siklus 1 yaitu: keaktifan gerak dasar siswa belum maksimal, karena

sebagaian siswa belum menguasi / memahami gerakan dasar permainan sepak

bola yang disampaikan guru sehingga secara keseluruhan proses pembelajaran

belum bisa mencapai target yang direncanakan.


Berdasarkan dari permasalahan yang ditemukan, kemudian penulis

bersama kolaborator, merencanakan tindakan yang bertujuan untuk mengatasi

permasalahan tersebut, serta hal-hal yang harus dilakukan dalam kegiatan

pembelajaran. Melalui diskusi antara peneliti dengan kolaborator dicapai

kesepakatan untuk mencapai target perlu melakukan pembelajaran dilanjutkan

pada siklus 2 dengan materi gerakan dasar permainan sepak bola dengan

menggunakan metode berpasangan. Hal itu dilakukan agar anak lebih aktif

selama kegiatan belajar mengajar terutama pada gerakan dasar menendang,

menghentikan, dan menggiring bola yang menjadi fokus dari penelitian.

2. Perencanaan

a. Apersepsi

Kegiatan awal peneliti menyiapkan sarana dan prasarana yang

dibutuhkan seperti: lapangan sepak bola, bola plastik, serta lembar

observasi. Menjelaskan materi dan memberikan motivasi serta mengecek

kesiapan siswa.

b. Kegiatan inti

Pembelajaran berjalan baik secara kelompok. Tindakan yang

dilakukan di siklus 2 ini adalah melaksanakan aktivitas pembelajaran

gerakan dasar permainan sepak bola yaitu menendang, menghentikan, dan

menggiring bola. Dengan menggunakan metode pembelajaran

berpasangan yang merupakan kelanjutan dari siklus 1, yang terdiri dari:

1) Pertemuan pertama (… ………… 2021)


a) Siswa berlatih dengan melakukan gerakan menendang bola dengan

menggunakan bola plastik. Satu anak siswa lainnya berada didepan

siswa tersebut berada di depannya dengan posisi saling berhadapan,

tugas dari satu siswa tersebut adalah menghentikan bola yang

berasal dari tendangan siswa yang menjadi pasangannya.

b) Latihan sama dengan point (a) hanya saja ditambahkan variasi

gerakan dengan bergantian posisi siswa yang bertugas menendang

bola dengan siswa yang menghentikan bola.

2) Pertemuan kedua (………. 2021)

a) Latihan dengan cara menggiring bola terlebih dahulu kemudian

siswa lain sebagai pasanganya bertugas untuk merima tendangan

bola untuk kemudian menghentikan bola tersebut.

b) Latihan dengan cara menggiring, kemudian menendang, dan

terakhir menendang bola dilakukan secara bergantian secara

berpasangan dengan teman lainnya, setiap kombinasi gerakan

tersebut dilakukan 2 kali pengulangan.

c. Pengamatan / Observasi

Dalam rangka memeroleh data tentang kelemahan-kelemahan atau

kelebihan-kelebihan pelaksanaan tindakan untuk acuan perbaikan,

dilakukan observasi pada guru dan siswa. Hasil pengamatan kolaborator

membandingkan hasil unjuk kerja pada kondisi awal dan siklus 1 dengan

hasil unjuk kerja pada siklus 2 menunjukan adanya peningkatan.


Hasil observasi teradap kegiatan belajar mengajar pada tabel di bawah ini:

No NAMA SISWA ASPEK PENILAIAN


L/P

KETERCAPAIAN
JUMLAH SKOR
MENENDANG

MENGHENTIKAN

MENGGIRING

%
1 Alya Velen Febriana P 4 4 2 10 83%
2 Ameylia Saputri P 3 3 2 8 66%
3 Azhahra Citra Karmila P 4 3 2 9 75%
4 Dhiendra Putra D S L 4 4 4 12 100%
5 Kyendra Allfianto L 4 3 3 10 83%
6 Yusup Ependi L 4 2 3 9 75%

Hasil observasi siswa pada siklus 2 menunjukan bahwa dari 6 siswa,

terdapat 5 siswa yang sudah mencapai kriteria yang telah ditentukan (KKM),

sedangkan 1 siswa belum mencapai kriteria yang telah ditentukan (KKM),

dengan jumlah skor akhir kelas yaitu 482 dan nilai rata-rata 80%.

D. Interprestasi Data
Untuk usaha meningkatkan keaktifan dan keterampilan gerak dasar siswa

akan tetap diusahakan agar diperoleh yang maksimal. keaktifan dan keterampilan

yang dimaksud bukan berarti terbatas pada aspek kognitif saja tetapi juga

menyangkut aspek afektif dan psikomtor, ajab tetapi pada ketrampilan siswa

mengembangkan pemikirannya supaya mencapai hasil yang benar-benar

maksimal.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dapat dilihat bahwa melalui

metode berpasangan dapat meningkatkan keatifan dan ketrampilan gerak siswa,

hal ini dapat dilihat dari data diatas nilai rata-rata pada kondisi awak (42%), siklus

pertama (69%), dan pada siklus kedua (80%), jadi dapat dikatakan bahwa tujuan

dari penelitian ini dapat dicapai.

Dari beberapa tahap dalam penelitian ini, maka dapat dibuat grafik rata-rata

hasil belajar sebelum siklus, siklus 1, siklus 2 sebagai berikut:

Siklus 2
02
Series 2
Siklus 1 0

Sebelum

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

Penerapan metode berpasangan mampu meningkatkan keatifan belajar dan

kemampuan gerak siswa kelas IV pembelajaran permainan sepak pada materi

gerakan sepak bola menendang, menghentikan, dan menggiring bola siswa kelas

IV SD Negeri Krajan 3 Kecamatan Parang Kabupaten Magetan. Peningkatan

keaktifan dan kemampuan gerak siswa tersebut dapat dilihat dari nilai hasil

belajar yang dicapai melalui pemberian tes seperti Pre Test, siklus 1, dan siklus 2.

Siswa yang ikut dalam proses pembelajaran yaitu 6 siswa dengan siswa yang

tuntas sebanyak 5 siswa. Dengan metode berpasangan dapat meningkatkan

keaktifan belajar dan kemampuan gerak siswa pada materi pembelajaran gerak
dasar permainan sepak bola pada siswa kelas IV SD Negeri Krajan 3, Tahun

ajaran 2021/2022.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan di atas, disampaikan saran sebagai

berikut:

1. Penelitian ini masih sangat terbatas sehingga belum mampu menuntaskan

100% dari jumlah siswa, sehingga perlu adanya penelitian lebih lanjut.

2. Guru perlu banyak melakukan perbaikan pembelajaran dalam rangka

meningkatkan pencapian nilai kriteria ketuntasan minimum.

3. Bagi siswa lebih percaya diri dalam mengikuti pembelajaran gerak dasar

permaianan sepak bola maupun materi lainnya, serta membantu teman yang

belum mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal.

4. Bagi sekolah agar menyediakan dan memperbarui sarana prasarana olahraga,

selingga semua siswa dapat terpenuhi dalam melakukan olahraga dengan

senang.

5. Bagi guru, agar selalu memberikan dan membuat pembelajaran pendidikan

jasmani yang menyenangkan sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

6. Bagi peneliti, untuk lebih mengembangkan pembelajraan pendidikan jasmani

selain materi gerak dasar permainan sepak bola.

7. Agar penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam melakukan

penelitian bagi peneliti lain dan berusaha mengembangkannya.


8. Perlu bagi guru pendidikan jasmani dapat menggunakan penelitian ini sebagai

bahan masukan dan memberi gambaran dalam mengajar permain sepak bola

pada materi gerakan dasar menendang, menghentikan, dan menggiring bola

dengan metode pembelajaran berpasangan yang sesuai dengan kebutuhan

guru.

Daftar Pustaka

Lutan Rusli. 2000. Asas-Asas Pendidikan Jasmani Pendidikan Gerak di Sekolah

Dasar. Jakarta: Direktorat Jendral Olahraga.

M. Sorby Sutikno. 2009. Belajar Pembelajaran. Bandung: Prospeet.

Subarjah Herman. 2007. Permainan Kecil di Sekolah Dasar. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Sukintaka. 1991. Teori Bermain untuk D2 PGSD Penjaskes. Yogyakarta: IKIP

Yogyakarta.

Syarifuddin Aip. 1992. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Midgley. 2000. Ensiklopedi Olahraga. Semarang: Dahara Prize.


Muhajir. 2004. Pendidikan Jasmani, Teori dan Praktek SMA. Jakarta: Erlangga.

Tamat, Trisnowati dan Moekarto Mirman. 2005. Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wibawa, Agusta. 2004. Sepakbola. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Lampiran
HASIL PENILAIAN SIKLUS

Reduksi Data

No Nama siswa K.Awal Siklus 1 Siklus 2

1 Alya Velen Febriana 33% 75% 83%

2 Ameylia Saputri 25% 50% 66%

3 Azhahra Citra Karmila 58% 66% 75%

4 Dhiendra Putra D S 41% 75% 100%

5 Kyendra Allfianto 50% 83% 83%

6 Yusup Ependi 50% 66% 75%

Jumlah 257 415 482%

Nilai Rata-rata 42% 69% 80%


Paparan Data dan Kesimpulan

Hasil analisis data diperoleh kenaikan rata-rata hasil belajar siswa yaitu pada

sebelum siklus ke siklus pertama diperoleh rata-rata sebanyak 27, dan pada siklus

pertama ke dua 11, peneliti menyimpulkan bahwa dari dua pelaksanaan tindakan

diatas ada kenaikan rata-rata hasil belajar dari keseluruhan siklus belajar yaitu sebesar

19 sehingga menunjukan bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa kelas IV

semester … SD Negeri Krajan 3 Kecamatan Parang Kabupaten Magetan Tahun

Pelajaran 2021/2022 pada mata pelajaran Penjasorkes dengan materi permainan sepak

bola.

Paparan data kesimpulan analisis dari data yang penulis ajukan menunjukan

data sebagai berikut:

Pelaksanaan siklus Kenaikan setiap siklus


Sebelum siklus ke siklus 1 27

Siklus 1 ke siklus 2 11

Nilai rata-rata keseluruhan 19

Kenaikam siklus 1 = Rata-rata siklus 1 – Rata-rata sebelum siklus

= 69-42

= 27

Kenaikan siklus 2 = Rata-rata siklus 2 – Rata-rata siklus 1

= 80-69

= 11

Rata-rata keseluruhan = Ken. Sebelum siklus 1 + Ken. Siklus 1 dan 2


2
= 27+11
2
= 19

Jadi rata-rata dari keseluruhan siklus adalah 19


RENCANA PEMBELAJARAN

(RPP)

Bidang Studi : PJOK

Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar

Kelas / Semester : IV / 1

Waktu : 2 Jam Pelajaran

Materi : Bola Besar / Sepak Bola

I. Kompetensi Dasar
4.1 Mempraktikan kombinasi gerak lokomotor, non-lokomotor, dan
manipulatif sesuai dengan konsep tubuh, ruang, usaha, dan keterhubungan
dalam berbagai permainan bola besar sederhana dan atau tradisional.
II. Indikator Pencapaian
Siswa dapat:
1. Melakukan gerak kombinasi gerak menedang bola sesuai dengan prosedur.
2. Melakukan gerak kombinasi gerak menghentikan bola sesuai dengan
prosedur.
3. Melakukan gerak kombinasi gerak mengiring bola sesuai dengan prosedur.
III. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama
a. Apersepsi
1) Kelas dimulai dengan salam dilanjutkan dengan do’a.
2) Pembiasaan membaca/menulis.
3) Sebelum melakukan kegiatan guru mengajak siswa melakukan
pemanasan.

b. Inti Pembelajaran
1) Siswa mengamati penjelasan materi yang disampaikan guru tentang
teknik dasar menendang bola, menghentikan bola, dan menggiring
bola dalam permainan sepak bola.
2) Setelah mengamati penjelasan materi yang disampaikan guru, siswa
diberikan kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi.
3) Siswa menanyakan penjelasan guru yang belum dipahami.
4) Siswa mencoba diskusi dengan temannya tentang kegiatan teknik
dasar menendang bola.
5) Siswa melakukan pengamatan dan menyimpulkan kegiatan yang
akan dilakukan.
6) Guru menyatakan bahwa siswa telah paham tentang kegiatan yang
akan dilakukan.
7) Sebelum siswa memulai kegiatan menendang bola, siswa harus
mempelajari teknik dasar menendang bola setahap demi setahap.
8) Siswa mencoba melakukan gerakan menendang dengan
menggunakan bola plastik.
9) Siswa menyampaikan manfaat kegiatan yang dilakukan secara lisan
di depan teman dan guru.
c. Penutup
1) Guru dan siswa melakukan refleksi dan evaluasi mengenai kegiatan
pembelajaran.
2) Guru menyampaikan materi yang akan datang.
3) Salam dan do’a penutup di pimpin salah satu siswa.
2. Pertemuan Kedua
a. Apersepsi
1) Kelas dimulai dengan salam dilanjutkan dengan do’a.
2) Pembiasaan membaca / menulis.
3) Sebelum melakukan kegiatan guru mengajak siswa melakukan
pemanasan.
b. Inti Pembelajaran
1) Siswa mengamati penjelasan materi yang disampaikan guru tentang
menggiring bola dalam permainan sepak bola.
2) Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi
yang disampaikan.
3) Siswa berdiskusi dengan temannya tentang kegiatan menggiring
bola.
4) Siswa melakukan pengamatan dan menyimpulkan kegiatan yang
akan dilakukan.
5) Guru menyatakan bahwa siswa telah paham tentang kegiatan yang
akan dilakukan.
6) Sebelum memulai kegiatan menggiring bola, siswa harus
mempelajari teknik menggiring bola bersama teman berpasangan
setahap demi setahap sampai mahir.
7) Siswa mempraktikan cara menggiring bola secara berpasangan
dengan temannya.
8) Siswa menyampaikan manfaat kegiatan yang dilakukan secara lisan
didepan temannya sekelas.
c. Penutup
1) Setelah kegiatan guru mengajak siswa untuk melakukan kegiatan
pendinginan.
2) Guru menjelaskan kesimpulan pentingnya melakukan olahraga.
3) Guru menyampaikan tentang manfaat olahraha pada hari ini bagi
tubuh.
4) Salam dan do’a penutup.

3. Pertemuan Ketiga
a. Apersepsi
1) Kelas dimulai dengan salam dilanjutkan dengan do’a.
2) Pembiasaan membaca / menulis.
3) Sebelum melakukan kegiatan guru mengajak siswa melakukan
pemanasan.
b. Inti Pembelajaran
1) Siswa mengamati penjelasan materi yang disampaikan guru
tentang menggiring bola dalam permainan sepak bola,
2) Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi
yang disampaikan.
3) Siswa menanyakan kepada guru untuk materi yang belum
dipahami.
4) Siswa mencoba berdiskusi dengan temannya tentang kegiatan
mengoper bola.
5) Guru menunjuk kembali siswa yang telah melakukan diskusi untuk
mencoba secara acak.
6) Siswa melakukan pengamatan dan menyimpulkan kegiatan yang
akan dilakukan.
7) Guru menyatakan bahwa siswa telah paham tentang kegiatan yang
akan dilakukan.
8) Sebelum memulai kegiatan mengoper bola, siswa harus
mempelajari teknik mengoper bola setahap demi setahap sampai
mahir.
9) Siswa mempraktikan cara menggiring bola secara berpasangan
dengan temannya.
10) Siswa menyampaikan manfaat kegiatan yang dilakukan.
11) Guru mengarahkan siswa untuk mengerjakan tes teknik dasar
sepak bola menendang bola, menghentikan bola dan menggiring
bola secara berpasangan dengan temannya.
c. Penutup
1) Setelah kegiatan guru mengajak siswa untuk melakukan kegiatan
pendinginan.
2) Guru menjelaskan kesimpulan pentingnya melakukan olahraga.
3) Guru menyampaikan tentang manfaat olahraga pada hari ini pada
tubuh.
4) Salam dan do’a penutup.
IV. Sumber Belajar / Alat Peraga
1. Buku guru aktif berolahraga: Pendidikan Jasmani, Olahraha dan Kesehatan
Kelas IV SD/MI/ Berton Supriadi Simamora. – Jakarta: Pusat Kurikulum
dan Perbukuan Balitbang Kemendikbud, 2021.
2. Bola kaki / Bola Plastik.
V. Penilaian
1. Teknik penilaian.
Tes praktik.
2. Intrumen Penilaian:
Lembar observasi keterampilan menendang, menghentikan dan
menggiring, serta penggunaan teknik dasar dalam permainan sederhana.
Penilaian Keterampilan

Kompetensi Dasar Teknik Indikator


Penilaian
4.1 Mempraktikan kombinasi Tes 4.1.1 Siwa mampu
gerak lokomotor, non-lokomotor, Praktik mempraktekan teknik dasar
dan manipulatif sesuai dengan menendang, menghentikan
konsep tubuh, ruang, usaha, dan dan menggiring bola dalam
keterhubungan dalam berbagai permainan sepak bola.
permainan bola besar sederhana
dan atau tradisional

Lembar observasi penilaian keterampilan sepak bola

No Aspek yang dinilai Kualitas gerak


1 2 3 4
1 Menendang bola dengan jarak 5m
2 Mengontrol bola yang datangnya bola lambung.
3 Menggiring bola melewati rintangan.
Jumlah skor

N = indikator 1 + indikator 2 + indikator 3 X 100

Jumlah Deskriptor (12)

Petunjuk Penilaian Keterampilan

Kriteria Penilaian Keterampilan Sepak bola

a. Kriteria menendang bola:


1) Berdiri kaki melangkah rileks depan belakang.
2) Letakkan bola di samping/depan badan.
3) Ayunkan kaki belakang kea rah bola dengan tepat.
4) Arah bola sesuai sasaran.
Petunjuk:
Skor 4 : Jika semua kriteria menendang bola dilakukan dengan baik.
Skor 3 : Jika hanya 3 kriteria dilakukan dengan baik.
Skor 2 : Jika hanya 2 kriteria yang dilakukan dengan baik.
Skor 1 : Jika hanya 1 kriteria yang dilakukan dengan baik.

b. Kriteria menghentikan bola:


1) Berdiri kaki melangkah rileks depan belakang.
2) Pandangan kea rah datangnya bola.
3) Julurkan kaki depan kea rah datangnya bola.
4) Pada waktu bola menyentuh kaki, kaki ditarik ke belakang
mengikuti gerakan bola.

Petunjuk:
Skor 4 : Jika semua kriteria menghentikan bola dilakukan dengan baik.
Skor 3 : Jika hanya 3 kriteria dilakukan dengan baik.
Skor 2 : Jika hanya 2 kriteria yang dilakukan dengan baik.
Skor 1 : Jika hanya 1 kriteria yang dilakukan dengan baik.

c. Kriteria menggiring bola:


1) Berdiri melangkah depan dan belakang.
2) Badan condong ke depan.
3) Letakan bola di depan kaki depan.
4) Bola ditendang menggunakan punggung kaki bergantian kanan kiri.

Petunjuk:
Skor 4 : Jika semua kriteria menggiring bola dilakukan dengan baik.
Skor 3 : Jika hanya 3 kriteria dilakukan dengan baik.
Skor 2 : Jika hanya 2 kriteria yang dilakukan dengan baik.
Skor 1 : Jika hanya 1 kriteria yang dilakukan dengan baik.

VI. Soal-soal
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Sebutkan teknik dasar menendang bola?
Jawaban: Teknik menendang bola menggunakan kaki bagian dalam, teknik
menendang bola menggunakan punggung kaki, dan teknik menendang bola
menggunakan kaki bagian luar.
2. Jelaskan teknik menendang dalam permainan sepak bola!
Jawaban: Teknik menendang dalam sepak bola, menendang dengan kaki
bagian dalam, pergelangan kaki dibuka dan dikunci, menendang dengan
kaki bagian luar, pergelangan kaki ditutup ke dalam dan dikunci,
menendang dengan kaki bagian depan, pergelangan kaki ditekuk ke bawah
dan dikunci.

3. Sebutkan teknik dasar permainan sepak bola?


Jawaban: Stop ball (menghentikan bola), shooting (menendang bola ke
gawang), passing (mengumpan), heading (menyundul bola), dan dribbling
(menggiring bola).
4. Apa yang dimaksud offside dalam permainan sepak bola?
Jawaban: Dalam olahraga sepak bola, offside terjadi jika seorang pemain
diberikan bola ketika berada lebih dekat dengan garis gawang lawan
disbanding posisi pemain lawan. Biasanya offside digunakan para pemain
belakang sebagai bagian dari taktik untuk menjebak lawan.
5. Apa yang dimaksud dengan sepak bola?
Jawaban: Sepak bola adalah permainan beregu yang didalamnya terdapat
11 orang tiap regu, yang bertujuan menjaga gawang dari lawan dan juga
berusaha agar memasukan bola sebanyak mungkin ke gawang lawan.
Mengetahui / mengesahkan
Kepala SD Negeri Krajan 3 Guru Kelas

………………………………… ……………………………………..
NIP …………………………… NIP …………………………………

LEMBAR OBSERVASI GURU

Observasi ke : 1 (Satu) Pukul : …………

Mata Pelajaran : ………… Kelas/Semester : …………

PB/Konsep/Tema : ………… Jumlah Siswa : …………

Tanggal : ………… Guru Peneliti : …………

Petunjuk:

Beri tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan pengamatan anda:

No Aspek yang Diamati Penilian

1 2 3 4

1 Pendahuluan √

a. Memfokuskan perhatian siswa (membariskan,


meghitung, memimpin doa).
b. Melakukan kegiatan apersesi.
c. Menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran.
d. Memberikan pemanasan sesuai dengan materi ajar.

2 Kegiatan Inti √

a. Menunjukan penugasan materi pembelajaran


b. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi (tujuan) yang akan dicapai.
c. Melaksanakan pembejaran sesuai dengan alokasi
waktu yang direncanakan.
d. Menunjukan sikap terbuka terhadap respon siswa.

3 Penutup √

a. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman


dengan melibatkan siswa.
b. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan
arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian
remidi atau pengayaan.
c. Melaksanakan kegiatan pendinginan atau cooling
down
d. Menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa

4 Pengelolaan Kelas √

a. Mengorganisasikan atal, fasilitas, dan media


dengan baik.
b. Membuat formasi sesuai materi dan tujuan.
c. Menempatkan diri pada posisi yang strategis.
d. Menguasai kelas dengan baik.

5 Penampilan Guru (Ceria, Bersih, Dan Rapi) √

Catatan:
1. Muncul semua (skor 4)
2. Muncul 3 (skor 3)
3. Muncul 2 (skor 2)
4. Muncul 1 (skor 1)

Magetan, ……….. 2021

Pengamat

…………………

LEMBAR OBSERVASI GURU

Observasi ke : 2 (Dua) Pukul : …………

Mata Pelajaran : ………… Kelas/Semester : …………

PB/Konsep/Tema : ………… Jumlah Siswa : …………

Tanggal : ………… Guru Peneliti : …………

Petunjuk:

Beri tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan pengamatan anda:

No Aspek yang Diamati Penilian

1 2 3 4
1 Pendahuluan √

a. Memfokuskan perhatian siswa (membariskan,


meghitung, memimpin doa).
b. Melakukan kegiatan apersesi.
c. Menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran.
d. Memberikan pemanasan sesuai dengan materi ajar.

2 Kegiatan Inti √

a. Menunjukan penugasan materi pembelajaran


b. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi (tujuan) yang akan dicapai.
c. Melaksanakan pembejaran sesuai dengan alokasi
waktu yang direncanakan.
d. Menunjukan sikap terbuka terhadap respon siswa.

3 Penutup √

a. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman


dengan melibatkan siswa.
b. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan
arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian
remidi atau pengayaan.
c. Melaksanakan kegiatan pendinginan atau cooling
down.
d. Menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa

4 Pengelolaan Kelas √

a. Mengorganisasikan atal, fasilitas, dan media


dengan baik.
b. Membuat formasi sesuai materi dan tujuan.
c. Menempatkan diri pada posisi yang strategis.
d. Menguasai kelas dengan baik.

5 Penampilan Guru (Ceria, Bersih, Dan Rapi) √

Catatan:
5. Muncul semua (skor 4)
6. Muncul 3 (skor 3)
7. Muncul 2 (skor 2)
8. Muncul 1 (skor 1)

Magetan, ……….. 2021

Pengamat

…………………

LEMBAR OBSERVASI SISWA

Observasi ke : Kondisi Awal Jumlah Siswa : …………….

Tanggal : ……………. Guru Peneliti : …………….

Kelas/Semester : ……………. Mata Pelajaran : …………….

No Aktivasi Siswa Skor Perolehan


(%)

1 Partisipasi Anak 2

2 Keterlibatan Anak 2

3 Motivasi/Keinginan 2

4 Perhatian/Fokus 2

5 Aktif/Banyak Bergerak 2
Jumlah Skor 10

Rata-Rata 2

Skor Maksimal = 20

Pedoman Penskoran : Magetan, …………. 2021

 Sangat tinggi (ST) : 4 – 6 anak (skor 4) Pengamat,

 Tinggi (T) : 3 – 4 anak (skor 3)

 Sedang (S) : 1 – 2 anak (skor 2) ………………………..

………………………..

LEMBAR OBSERVASI SISWA

Observasi ke : 1 (satu) Jumlah Siswa : …………….

Tanggal : ……………. Guru Peneliti : …………….

Kelas/Semester : ……………. Mata Pelajaran : …………….

No Aktivasi Siswa Skor Perolehan


(%)

1 Partisipasi Anak 3

2 Keterlibatan Anak 2

3 Motivasi/Keinginan 2

4 Perhatian/Fokus 4
5 Aktif/Banyak Bergerak 3

Jumlah Skor 14

Rata-Rata 2,8

Skor Maksimal = 20

Pedoman Penskoran : Magetan, …………. 2021

 Sangat tinggi (ST) : 4 – 6 anak (skor 4) Pengamat,

 Tinggi (T) : 3 – 4 anak (skor 3)

 Sedang (S) : 1 – 2 anak (skor 2) ………………………..

………………………..

LEMBAR OBSERVASI SISWA

Observasi ke : 2 (dua) Jumlah Siswa : …………….

Tanggal : ……………. Guru Peneliti : …………….

Kelas/Semester : ……………. Mata Pelajaran : …………….

No Aktivasi Siswa Skor Perolehan


(%)

1 Partisipasi Anak 4

2 Keterlibatan Anak 3

3 Motivasi/Keinginan 4
4 Perhatian/Fokus 4

5 Aktif/Banyak Bergerak 3

Jumlah Skor 18

Rata-Rata 3,6

Skor Maksimal = 20

Pedoman Penskoran : Magetan, …………. 2021

 Sangat tinggi (ST) : 4 – 6 anak (skor 4) Pengamat,

 Tinggi (T) : 3 – 4 anak (skor 3)

 Sedang (S) : 1 – 2 anak (skor 2) ………………………..

………………………..

Tes keterampilan atau Unjuk kerja

(Keadaan Awal)

No NAMA SISWA ASPEK


L/P

ML

NG
KE

RA

KE
TE

TE
JU

PENILAIAN
MENENDANG

MENGHENTIKAN

MENGGIRING

1 Alya Velen Febriana P 2 1 1 4 33%


2 Ameylia Saputri P 1 1 1 3 25%
3 Azhahra Citra Karmila P 3 2 2 7 58%
4 Dhiendra Putra D S L 2 1 2 5 41%
5 Kyendra Allfianto L 3 2 1 6 50%
6 Yusup Ependi L 2 2 2 6 50%

Kesimpulan :

Nilai Rata-Rata Kelas : 42

Nilai Di Atas 75 :0

Nilai Dibawah 75 : 6 siswa

Magetan, ……… 2021

Pengamat,

…………………….

…………………….
Tes keterampilan atau Unjuk kerja

(Siklus 1)

No NAMA SISWA ASPEK


L/P

PENILAIAN
KETERCAPAIAN
JUMLAH SKOR

KETERANGAN
MENENDANG

MENGHENTIKAN

MENGGIRING

1 Alya Velen Febriana P 3 4 2 9 75% Berhasil


2 Ameylia Saputri P 2 2 2 6 50%
3 Azhahra Citra Karmila P 4 2 2 8 66%
4 Dhiendra Putra D S L 3 3 3 9 75% Berhasil
5 Kyendra Allfianto L 4 3 3 10 83% Berhasil
6 Yusup Ependi L 3 3 2 8 66%

Kesimpulan :

Nilai Rata-Rata Kelas : 69

Nilai Di Atas 75 : 3 siswa

Nilai Dibawah 75 : 3 siswa

Magetan, ……… 2021

Pengamat,

…………………….

…………………….
Tes keterampilan atau Unjuk kerja

(Siklus 2)

No NAMA SISWA ASPEK


L/P

PENILAIAN
KETERCAPAIAN
JUMLAH SKOR

KETERANGAN
MENENDANG

MENGHENTIKAN

MENGGIRING

%
1 Alya Velen Febriana P 4 4 2 10 83% Berhasil
2 Ameylia Saputri P 3 3 2 8 66%
3 Azhahra Citra Karmila P 4 3 2 9 75% Berhasil
4 Dhiendra Putra D S L 4 4 4 12 100% Berhasil
5 Kyendra Allfianto L 4 3 3 10 83% Berhasil
6 Yusup Ependi L 4 2 3 9 75% Berhasil

Kesimpulan :

Nilai Rata-Rata Kelas : 80

Nilai Di Atas 75 : 5 siswa

Nilai Dibawah 75 : 1 siswa

Magetan, ……… 2021

Pengamat,

…………………….

…………………….

Anda mungkin juga menyukai