Anda di halaman 1dari 11

PENERAPAN MODEL PELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLANING

DALAM UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PELAJARAN


PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL LKELAS V
SDN 3 SINGOTRUNAN KAB. BANYUWANGI
TAHUN PELAJARAN 2014-2015
Oleh:

Dra. DAHLIA MURWANINGSIH


PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Menurut Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 2 Tahun 1989, pada pasal
4 di nyatakan bahwa: Pendidkan Nasional
bertujuan mencerdskan kehidupan bangsa
dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, yaitu beriman dan bertakwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta
rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan (Depdikbud, thn 2003; 4).
Metode yang dipakai guru dalam
mengajar masih bersifat tradisional, seperti
metode ceramah dan pemberian tugas. Guru
hanya memiliki satu buku paket. Dalam
pembelajaran hanya satu buku itulah yang
digunakan sampai akhir semester. Ulangan
harian, mid Semester dan ujian semester
semua diambil dari soal-soal yang ada di
buku paket tersebut. Saat mengajar guru
tidak pernah menggunakan RPP sehingga
tidak ada pedoman dalam mengajar. Namun
urutan materi yang diajarkan sesuai dengan
KTSP. Faktor lain yang tidak kalah penting
adalah guru tidak pernah mengunakan media
dalam pembelajaran. Itulah cara guru
mengajar di kelas V.
Siswa belajar tergantung pada guru.
Guru merupakan satu-satunya sumber
belajar. Siswa tidak aktif dalam KBM, pada
saat diminta untuk menyampaikan pikiran
atau gagasan kemampuan siswa berbicara
masih rendah. Dan saat mengerjakan soal,
siswa selalu lambat mengerjakannya

dikarenakan siswa tidak memahami materi.


Setiap siswa memiliki buku paket. Tugas
yang dikerjakan siswa semuanya dari buku
paket. Walaupun setiap siswa diberi buku
paket namun tidak pernah dibaca sebelum
ada perintah dari guru. Oleh karena itu
pelajaran Ilmu Pengetahua Sosial dianggap
pelajaran sulit dan membosankan
Kegiatan pembelajaran
Ilmu
Pengetahuan Sosial materi Letak geografis
Indonesia, Kekayaan Sumber daya alam ,
Perana Tokoh yang berjasa dalam ng
dilakukan di kelas V SDN 3 Singotrunan
Kab. Banyuwangi Tahun Pelajaran 20142015
. Hasil akhir menunjukkan masih
rendahnya tingkat penguasaan dan prestasi
belajar siswa terhadap materi yang
diajarkan.Untuk
memperbaiki
dan
meningkatkan penguasaan dan prestasi
belajar siswa terhadap materi pelajaran
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial lini,
sebagai
guru peneliti
melaksanakan
penelitian tindakan ( PTK ) dengan
menerapkan model pembelajaran Student
Fasilitator and Explaning.
Tujuan
Tujuan uatama dari penelitian ini
dalah untuk mengetahui sebagai berikut :
1. Penerapan model pelajaran Student
Facilitator and Explaning dalam upaya
peningkatan prestasi belajar siswa
pelajaran Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial lkelas V SDN 3 Singotrunan
Kab. Banyuwangi Tahun Pelajaran 20142015 .

2. Efektivitas
penerapan
model
pembelajaran Student Facilitator and
Explaning dalam upaya peningkatan
prestasi
belajar
siswa
pelajaran
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
lsiswa kelas V SDN 3 Singotrunan Kab.
Banyuwangi Tahun Pelajaran 20142015.
Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh
penulis mempunyai banyak manfaat bagi
guru, siswa maupun sekolah yaitu sebagai
berikut :
1. Bagi Guru
a. Meningkatkan
profesionalisme
guru.
b. Mengembangkan kemampuan guru
dalam dalam penelitian tindakan
kelas.
c. Meningkatkan kepercayaan diri
guru.
d. Membantu
guru
memperbaiki
pembelajaran.
2. Bagi Siswa
a. Mempermudah penguasaan dan
pemahaman materi.
b. Meningkatkan motivasi belajar.
c. Meningkatkan
kemampuan
mengkomunkasikan materi.
3. Bagi Sekolah
a. Menumbuhkan hubungan kolegian
yang sehat dari rasa saling
membutuhkan diantara sesame guru.
b. Menumbuhkan kerjasama yang
kondusif untuk memajukan sekolah.
c. Meningkatkan nilai akhir ujian anak,
sehinga peringkat sekolah akan naik.

KAJIAN TEORI
A. Metode Teams Games
Tournament (TGT)
1. Pengertian
Teams
Games
Tournaments (TGT)

Menurut Slavin (2008 : 13),


Teams Games Tournaments (TGT)
merupakan
metode
pembelajaran
kooperatif pertama dari John Hopkins.
Siswa memainkan game ini dengan tiga
orang pada meja-turnamen, dimana
ketiga peserta dalam satu meja
turnamen ini adalah para siswa yang
memiliki rekor nilai terakhir yang sama.
Dalam
Teams
Games
Tournaments (TGT), siswa yang
mempunyai kemampuan akademik,
jenis kelamin, ras, etnis, dan latar
belakang yang berbeda tergabung dalam
sebuah tim yang terdiri dari empat
sampai enam siswa. Masing masing
anggota
tim
tersebut
akan
dipertandingkan dengan anggota tim
lainnya yang berkemampuan homogen
pada meja meja turnamen. Dengan
demikian, memungkinkan siswa untuk
belajar
lebih
semangat
dan
menimbulkan
tanggung
jawab,
kerjasama, persaingan sehat, dan
keterlibatan belajar.
2. Tahapan Pembelajaran dalam
TGT
Menurut Slavin (2008 : 169),
tahapan pembelajaran kooperatif Teams
Games Tournaments (TGT) meliputi :
a) Tahap persiapan pembelajaran
1) Materi pembelajaran
2) Menetapkan tim
b) Kegiatan pembelajaran
1) Pemberian materi
2) Belajar tim
3) Games tournament
3. Keuntungan
dan
kelemahan
pembelajaran TGT
Menurut G. Cole (dalam Ely,
2007 : 164), TGT mempunyai
keuntungan sebagai berikut :
a. Siswa
lebih
rileks
dalam
pembelajaran dan menerima metode

tersebut
sebagai
variasi
pembelajaran.
b. Siswa berpeluang menunjukkan
kemampuannya di hadapan teman
sekelas ketika melawan tim lain
dalam pertandingan (turnamen)
tersebut
c. Metode TGT dapat meningkatkan
kepekaan sosial dan kerja sama
siswa dalam memecahkan masalah
Sedangkan Slavin (2008 : 179)
menyatakan bahwa metode TGT
mempunyai kelemahan yaitu TGT tidak
secara otomatis menghasilkan skor yang
dapat digunakan untuk menghitung nilai
individual. Nilai para siswa haruslah
didasarkan pada penilaian individual
lainnya, bukan pada poin-poin turnamen
atau skor tim. Akan tetapi poin-poin
turnamen atau skor tim dapat dijadikan
sebagian kecil dari nilai mereka.
B. Prestasi belajar Siswa
1. Pengertian Prestasi belajar
Prestasi belajar adalah hasil atau
akibat dari kegiatan belajar. Untuk
mengetahui tentang prestasi belajar perlu
dijelaskan tentang hakekat belajar.
Belajar merupakan suatu proses yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman (Slameto, 1991). Di mana
perubahan itu bersifat kontinyu dan
fungsional, terjadi secar sadar, bersifat
positif dan aktif, bukan bersifat
sementara, bertujuan atau terarah, dan
mencakup seluruh aspek tingkah laku
yang selanjutnya dinamakan prestasi
belajar. Dan prestasi belajar tersebut
dapat dinyatakan dalam bentuk prestasi
belajar.
Menurut Abu Ahmadi (2001),
belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara
keseluruhan
sebagai
hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksinya dengan lingkungan.
Berdasarkan pengertian belajar di
atas, maka dapat didefinisikan tentang
prestasi belajar, yaitu tingkat keberhasilan
yang dicapai siswa berupa ketrampilan
dan pengetahuan berdasarkan hasil tes
atau evaluasi setelah pelaksanaan proses
belajar mengajar.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar
Nasution (2001: 344) pada
penelitiannya menyimpulkan bahwa
secara garis besar faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar dan prestasi
belajar dapat digolongkan menjadi dua
bagian, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal.
a. Faktor internal
Merupakan faktor yang berasal
dari dalam diri siswa yang dapat
mempengaruhi prestasi. Faktor ini
dibedakan menjadi dua kelompok,
yaitu:
1) Faktor fisiologis
Dalam
hal
ini
yang
berhubungan dengan kesehatan dan
pancaindera
(a) Kesehatan badan
(b) Pancaindera
2) Faktor psikologis
Ada banyak faktor psikologis
yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar siswa, antara lain adalah :
(a) Intelligensi
(b) Sikap
(c) Motivasi
b. Faktor eksternal
Selain faktor-faktor yang ada
dalam diri siswa, ada hal lain di luar diri
yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar yang akan diraih, antara lain
adalah :
1) Faktor lingkungan keluarga

(a) Sosial ekonomi keluarga


(b) Pendidikan orang tua
(c) Perhatian orang tua dan
suasana hubungan antara
anggota keluarga
2) Faktor lingkungan sekolah
(a) Sarana dan prasarana
(b) Kompetensi guru dan siswa
(c) Kurikulum
dan
metode
mengajar
3) Faktor lingkungan masyarakat
(a) Sosial budaya
(b) Partisipasi
terhadap
pendidikan
METODE PENELITIAN
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas
V SDN 3 Singotrunan Kab. Banyuwangi
Tahun Pelajaran 2014-2015.
2. Setting Penelitian
a. PTK dilakukan pada SDN 3
Singotrunan
Kab.
Banyuwangi
Tahun Pelajaran 2014-2015.
b. PTK dilakukan pada siswa kelas V
dengan jumlah 20 orang (P = 8
orang, L = 12 orang).
3. Rancangan Penelitian
a. Tindakan dilaksanakan dalam 3
siklus
b. Kegiatan
dilaksanakan
dalam
semester genap tahun pelajaran
2014-2015.
c. Lama penelitian 6 pekan efektif
dilaksanakan mulai tanggal 5 Januari
sampai 23 Februari 2015.
d. Dalam
pelaksanaan
tindakan,
rancangan dilakukan dalam 3 siklus
yang meliputi ; (a) perencanaan, (2)
tindakan, (3) pengamatan, (4)
refleksi.

4. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari;
Variabel
Peningkatan
prestasi
Harapan: belajar siswa pelajaran IPS
kelas V
Variabel
Penerapan
model
Tindakan: pembelajaran
Student
Pacilitator and Explaning.
Adapun indikator yang diteliti dalam
variabel harapan terdiri dari :
1. Kemampuan siswa dalam pelajaran
IPS
2. Kemampuan
siswa
dalam
meningkatkan prestasi belajar IPS
melalui
penerapan
model
pembelajaran Student Pacilitator
and Explaning.
3. Keefektifan model pembelajaran
Student Pacilitator and Explaning.
Sedangkan variabel tindakan
memiliki indikator sebagai berikut :
1. Tingkat kualitas perencanaan
2. Kualitas perangkat observasi
3. Kualitas operasional tindakan
4. Kesesuaian perencanaan dengan
tindakan kelas
5. Kesesuaian teknik yang digunakan
meningkatkan prestasi belajar siswa.
6. Tingkat
efektifitas
pelaksanaan
model
pembelajaran
Student
Pacilitator and Explaning.
7. Kemampuan siswa dan guru dalam
menerapkan model pembelajaran
Student Pacilitator and Explaning.
5. Sumber
Data
dan
Teknik
Pengumpulan Data
a. Sumber Data :
Sumber data dalam penelitian ini
berasal dari dua sumber yaitu :
1 Siswa: Diperoleh data tentang
peningkatan
prestasi
belajar
IPS kelas V

Guru :

Diperoleh data tentang


efektivitas
penerapan
model
pembelajaran
Student Pacilitator and
Explaning.
b. Teknik Pengumpulan Data:
Dalam Pengumpulan data
menggunakan Observasi dan Tes.
6. Indikator Keberhasilan
Penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan dalam tiga siklus dianggap
sudah
berhasil
apabila
terjadi
peningkatan prestasi belajar siswa
apabila 85 % siswa kelas V (kelas yang
diteliti) telah mencapai ketuntasan
dengan standar ideal 75. Jika
peningkatan tersebut dapat dicapai pada
tahap siklus 1 dan 2, maka siklus
selanjutnya tidak akan dilaksanakan
karena tindakan kelas yang dilakukan
sudah dinilai efektif sesuai dengan
harapan dalam kurikulum tingkat satuan
pendidikan ( KTSP ).
7. Teknik Analisis Data
Dalam analisis data teknik yang
digunakan adalah ;
a. Kuantitatif
Analisis ini digunakan untuk
menghitung
besarnya
peningkatan
prestasi belajar IPS siswa dengan
menerapkan
model
pembelajaran
Student Pacilitator and Explaning
dengan menggunakan persentase (%).
b. Kualitatif
Teknik analisis ini digunakan
untuk memberikan gambaran hasil
penelitian secara ; reduksi data, sajian
deskriptif, dan penarikan simpulan.
8. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Jadwal
kegiatan
penelitian
dilaksanakan mulai tanggal 5 Januari
sampai 23 Februari 2015 (6 Minggu
efektif ).

HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
A. Paparan Data dan Temuan Penelitian
1. Perencanaan Tindakan
Tindakan yang akan dilakukan
oleh peneliti antara lain:
a) Menyusun instrumen pembelajaran
b) Menyusun Instrumen Monitoring
c) Sosialisasi kepada siswa
d) Melaksanakan
tindakan
dalam
pembelajaran
e) Melakukan refleksi
f) Menyusun strategi pembelajaran
pada siklus ke dua berdasar refleksi
siklus pertama
g) Melaksanakan pembelajaran pada
siklus kedua
h) Melakukan Observasi
i) Melakukan refleksi pada siklus
kedua
j) Menyusun strategi pembelajaran
pada siklus ketiga berdasar refleksi
siklus kedua
k) Melaksanakan pembelajaran pada
siklus ketiga
l) Melakukan Observasi
m) Melakukan refleksi pada siklus
ketiga
n) Menyusun laporan
2. Pelaksanaan
Tindakan
dan
Pengamatan
Pelaksanaan tindakan dalam
penelitian dilakukan 3 siklus yang terdiri
dari enam kali pertemuan.
Waktu yang digunakan setiap
kali pertemuan adalah 2 x 35 menit.
Siklus pertama dilaksanakan pada
tanggal 12 s.d 17 Januari 2015 dan siklus
kedua pada tanggal 19 s.d 24 Januari
2015, dan siklus ke tiga pada tanggal 26
s.d 31 Januari 2015.
SIKLUS 1
1. Tahap Perencanaan
Pada
tahap
ini
peneliti
mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari rencana pelajaran 1,


LKS 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat
pengajaran yang mendukung. Selain itu
juga dipersiapkan lembar observasi
pengolaan pembelajaran.
2. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar untuk siklus I dilaksanakan
pada tanggal 26 s.d 31 Januari 2015di
SDN 3 Singotrunan Kab. Banyuwangi
tahun pelajaran 2014-2015 dengan
jumlah siswa 20 orang. Dalam hal ini
peneliti
bertindak
sebagai
guru.
Pengamatan (observasi) dilaksanakan
bersamaan dengan pelaksaaan belajar
mengajar. Pada akhir proses belajar
mengajar siswa diberi tes formatif I
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan siswa dalam proses belajar
mengajar yang telah dilakukan.
Dari hasil tes formatif yang
telah dilakukan diperoleh nilai rata-rata
siswa adalah 54,5 %. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa pada siklus pertama
secara klasikal siswa belum tuntas
belajar, karena siswa yang memperoleh
nilai 65 hanya sebesar 20 % atau baru
ada 4 siswa dari 20 siswa yang tuntas,
hasil ini tentu lebih kecil dari persentase
ketuntasan yang dikehendaki yaitu
sebesar 85 %. Hal ini disebabkan karena
siswa masih merasa baru dan belum
mengerti apa yang dimaksudkan dan
digunakan guru dengan menerapkan
model pembelajaran Student Pacilitator
and Explaning.
3. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar diperoleh informasi
dari hasil pengamatan sebagai berikut:
a. Guru kurang baik dalam memotivasi
siswa dan dalam menyampaikan
tujuan pembelajaran
b. Guru kurang baik dalam pengelolaan
waktu

c. Siswa kurang begitu antusias selama


pembelajaran berlangsung.
4. Revisi Rancangan
a. Pelaksanaan
kegiatan
belajar
mengajar pada siklus I ini masih
terdapat kekurangan, sehingga perlu
adanya revisi untuk dilakukan pada
siklus berikutnya.
b. Guru perlu lebih terampil dalam
memotivasi siswa dan lebih jelas
dalam
menyampaikan
tujuan
pembelajaran. Di mana siswa diajak
untuk terlibat langsung dalam setiap
kegiatan yang akan dilakukan.
c. Guru perlu mendistribusikan waktu
secara baik dengan menambahkan
informasi-informasi yang dirasa
perlu dan memberi catatan
d. Guru harus lebih terampil dan
bersemangat dalam memotivasi
siswa sehingga siswa bisa lebih
antusias.
SIKLUS II
1. Tahap perencanaan
Pada
tahap
ini
peneliti
mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran 2,
soal tes formatif II dan alat-alat
pengajaran yang mendukung.
2. Tahap kegiatan dan pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar untuk siklus II dilaksanakan
pada tanggal 12 s.d 17 Januari 2015 di
SDN 3 Singotrunan Kab. Banyuwangi
tahun pelajaran 2014-2015. Dalam hal
ini peneliti bertindak sebagai guru.
Adapun proses belajar mengajar
mengacu pada rencana pelajaran dengan
memperhatikan revisi pada siklus I,
sehingga kesalahan atau kekurangan
pada siklus I tidak terulang lagi pada
siklus II. Pengamatan (observasi)
dilaksanakan
bersamaan
dengan
pelaksanaan belajar mengajar. Pada
akhir proses belajar mengajar siswa

diberi tes formatif II dengan tujuan


untuk mengetahui tingkat keberhasilan
siswa dalam proses belajar mengajar
yang telah dilakukan. Instrumen yang
digunakan adalah tes formatif II.
Adapun nilai rata-rata prestasi
belajar siswa adalah 69,5 % dan
peningkatan ketuntasan mencapai 70 %
atau ada 14 siswa dari 20 siswa sudah
tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan
bahwa pada siklus II ini ketuntasan
belajar secara klasikal telah mengalami
peningkatan cukup lebih baik dari siklus
I. Adanya peningkatan prestasi belajar
siswa ini karena setelah guru
menginformasikan bahwa setiap akhir
pelajaran akan selalu diadakan tes
sehingga pada pertemuan berikutnya
siswa lebih termotivasi untuk belajar.
Selain itu siswa juga sudah mulai
mengerti apa yang dimaksudkan dan
diinginkan guru dalam menerapkan
model pembelajaran Student Pacilitator
and Explaning.
3. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan
belajar diperoleh informasi dari hasil
pengamatan sebagai berikut :
1) Memotivasi siswa
2) Membimbing siswa merumuskan
kesimpulan/menemukan konsep
3) Pengelolaan waktu
4. Revisi Pelaksanaaan
Pelaksanaan kegiatan belajar pada
siklus II ini masih terdapat kekurangankekurangan. Maka perlu adanya revisi
untuk dilaksanakan pada siklus III
antara lain:
1) Guru dalam memotivasi siswa
hendaknya dapat membuat siswa
lebih termotivasi selama proses
belajar mengajar berlangsung.
2) Guru harus lebih dekat dengan siswa
sehingga tidak ada perasaan takut
dalam diri siswa baik untuk

mengemukakan
pendapat
atau
bertanya.
3) Guru harus lebih sabar dalam
membimbing siswa merumuskan
kesimpulan/menemukan konsep.
4) Guru harus mendistribusikan waktu
secara baik sehingga kegiatan
pembelajaran dapat berjalan sesuai
dengan yang diharapkan.
5) Guru sebaiknya menambah lebih
banyak contoh soal dan memberi
soal-soal latihan pada siswa untuk
dikerjakan pada setiap kegiatan
belajar mengajar.
SIKLUS III
1. Tahap Perencanaan
Pada
tahap
ini
peneliti
mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran 3,
soal tes formatif 3 dan alat-alat
pengajaran yang mendukung.
2. Tahap kegiatan dan pengamatan
Pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar untuk siklus III dilaksanakan
pada tanggal 19 s.d 26 Februari 2014 di
SDN 3 Singotrunan Kab. Banyuwangi
tahun pelajaran 2014-2015 dengan
jumlah siswa 20 siswa. Dalam hal ini
peneliti bertindak sebagai guru. Adapun
proses belajar mengajar mengacu pada
rencana
pelajaran
dengan
memperhatikan revisi pada siklus II,
sehingga kesalahan atau kekurangan
pada siklus II tidak terulang lagi pada
siklus III. Pengamatan (observasi)
dilaksanakan
bersamaan
dengan
pelaksanaan belajar mengajar. Pada
akhir proses belajar mengajar siswa
diberi tes formatif III dengan tujuan
untuk mengetahui tingkat keberhasilan
siswa dalam proses belajar mengajar
yang telah dilakukan. Instrumen yang
digunakan adalah tes formatif III.
Adapun nilai rata-rata tes formatif
sebesar 85 % dan dari 20 siswa

semuanya telah mencapai ketuntasan


dalam meningkatkan prestasi belajarnya.
Maka secara klasikal ketuntasan
mencapai 100 % ( termasuk kategori
tuntas ). Hasil pada siklus III ini
mengalami peningkatan lebih baik dari
siklus II. Adanya peningkatan prestasi
belajar pada siklus III ini dipengaruhi
oleh adanya peningkatan kemampuan
guru
dalam
menerapkan
model
pembelajaran Student Pacilitator and
Explaning, sehingga siswa menjadi lebih
terbiasa dengan pembelajaran seperti ini
sehingga siswa lebih mudah dalam
memahami materi yang telah diberikan.
Di samping itu ketuntasan ini juga
dipengaruhi oleh kerja sama dari siswa
yang telah menguasai materi pelajaran
untuk mengajari temannya yang belum
menguasai.
3. Refleksi
Pada tahap ini akan dikaji apa yang
telah terlaksana dengan baik maupun
yang masih kurang baik dalam proses
belajar mengajar dengan penerapan
model pembelajaran Student Pacilitator
and Explaning. Dari data-data yang
telah diperoleh dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Selama proses belajar mengajar guru
telah
melaksanakan
semua
pembelajaran dengan baik. Meskipun
ada beberapa aspek yang belum
sempurna,
tetapi
persentase
pelaksanaannya
untuk
masingmasing aspek cukup besar.
b. Berdasarkan data hasil pengamatan
diketahui bahwa siswa aktif selama
proses belajar berlangsung.
c. Kekurangan
pada
siklus-siklus
sebelumnya
sudah
mengalami
perbaikan dan peningkatan sehingga
menjadi lebih baik.
d. Prestasi belajar siswa pada siklus III
mencapai ketuntasan.

4. Revisi Pelaksanaan
Pada siklus III guru telah
menerapkan
model
pembelajaran
Student Pacilitator and Explaning
dengan baik, dan dilihat dari aktivitas
siswa serta prestasi belajar siswa
pelaksanaan proses belajar mengajar
sudah berjalan dengan baik. Maka tidak
diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi
yang perlu diperhatikan untuk tindakan
selanjutnya adalah memaksimalkan dan
mempertahankan apa yang telah ada
dengan tujuan agar pada pelaksanaan
proses belajar mengajar selanjutnya
penerapan model pembelajaran Student
Pacilitator and Explaning,
dapat
meningkatkan proses belajar mengajar
sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai.
B. ANALISIS HASIL KEGIATAN
Analisis Data Deskriptif Kuantitatif
1. Pencapaian prestasi belajar IPS kelas
V sebelum diberi tindakan
1090 x 100 % = 54,5 %
2000
2. Pencapaian prestasi belajar IPS kelas
V
setelah
diberi
tindakan
pengelompokan siswa berdasarkan
nomor panggilan (acak berdasarkan
tempat duduk )
1390 x 100 % = 69,5 %
2000
3. Pencapaian prestasi belajar IPS kelas
V
setelah
diberi
tindakan
pengelompokan siswa berdasarkan
kemampuan akademik
1700 x 100 % = 85 %
2000
Dari
hasil analisis
tersebut
dapat
disimpulkan bahwa
1. Terjadi peningkatan prestasi setelah
diberi tindakan yaitu 54,5 % menjadi
69,5% ada kenaikan sebesar = 15 %.
2. Dari sebelum tindakan ( siklus 1 ) dan
setelah
tindakan
sampai
dengan

( siklus 3 ) 54,5 % menjadi 69,5 %, dan


dari ( siklus 2 ) ke ( siklus 3 ) juga ada
peningkatan sebanyak 85 % - 69,5 % =
15,5 %.
3. Ketuntasan siswa sebelum diberi
tindakan dari 20 % pada siklus I, 54,5%
pada siklus II, dan siklus III menjadi
100 %.
Refleksi dan Temuan
Berdasarkan pelaksanaan tindakan
maka hasil observasi nilai, hasil dapat
dikatakan sebagai berikut :
1. Siklus pertama kegiatan belajarmengajar dengan menerapkan model
pembelajaran Student Pacilitator and
Explaning belum berhasil karena dalam
pembelajaran masih terlihat siswa yang
bermain, bercerita, dan mengganggu
siswa lain;
2. Pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran Student Pacilitator and
Explaning dalam hal peningkatan
prestasi belajar siswa belum tampak,
sehingga hasil yang dicapai tidak tuntas.
3. Mungkin karena proses belajar mengajar
yang dilakukan adalah pembelajaran
dengan model pembelajaran Student
Pacilitator and Explaning yang baru
mereka laksanakan sehingga siswa
merasa kaku dalam menerapkannya.
4. Akan tetapi setelah dijelaskan, mereka
bisa mengerti dan buktinya pada siklus
kedua dan ketiga proses kegiatan belajar
- mengajar berjalan baik, semua siswa
aktif dan lebih-lebih setelah ada rubrik
penilaian proses, seluruh siswa langsung
aktif belajar.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Ketuntasan Prestasi belajar Siswa
Berdasarkan hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa penerapan
model
pembelajaran
Student
Pacilitator and Explaning memiliki
dampak positif dalam meningkatkan

prestasi belajar siswa, hal ini dapat


dilihat dari semakin mantapnya
pemahaman siswa terhadap materi
yang disampaikan guru (prestasi
belajar meningkat dari siklus I, II,
dan III ) yaitu; 54,5 % ; 69,5 % ;
85%. Pada siklus III ketuntasan
belajar siswa secara klasikal telah
tercapai.
2. Kemampuan Guru dalam Mengelola
Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh
aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran
dengan
model
pembelajaran Student Pacilitator
and Explaning dalam setiap siklus
mengalami peningkatan. Hal ini
berdampak positif terhadap prestasi
belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan
dengan meningkatnya nilai rata-rata
siswa pada setiap siklus.
3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam
Pembelajaran
Berdasarkan analisis data,
diperoleh aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran IPS dengan
menerapkan model pembelajaran
Student Pacilitator and Explaning
yang paling dominan adalah bekerja
dengan menggunakan alat/media,
mendengarkan / memperhatikan
penjelasan guru, dan diskusi antar
siswa/antara siswa dengan guru. Jadi
dapat dikatakan bahwa aktivitas
siswa dapat dikategorikan aktif.
Sedangkan untuk aktivitas guru
selama
pembelajaran
telah
melaksanakan
langkah-langkah
model
pembelajaran
Student
Pacilitator and Explaning dengan
baik. Hal ini terlihat dari aktivitas
guru yang muncul diantaranya
aktivitas
membimbing
dan
mengamati
siswa
dalam
mengerjakan kegiatan pembelajaran,
menjelaskan,
memberi
umpan

balik/evaluasi/tanya jawab di mana


persentase untuk aktivitas di atas
cukup besar.
Dari analisis data di atas bahwa
pembelajaran
dengan
model
pembelajaran Student Pacilitator and
Explaning dapat diterapkan pada
pembelajaran IPS kelas V, yang berarti
proses kegiatan belajar mengajar lebih
berhasil dan dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa khususnya pada
siswa kelas V di SDN 3 Singotrunan
Kab. Banyuwangi, oleh karena itu
diharapkan kepada para guru dapat
melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan
model
pembelajaran
Student Pacilitator and Explaning di
kelas V.
Berdasarkan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan ( KTSP ) siswa
dikatakan tuntas apabila siswa telah
mencapai nilai standar ideal 65
mencapai 85 %. Sedangkan pada
penilitian ini, pencapai nilai 75 pada
(siklus 3) mencapai melebihi target yang
ditetapkan dalam KTSP yaitu mencapai
100 %. Dengan demikian maka
hipotesis yang diajukan dapat
diterima.
PENUTUP
A. Simpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan selama tiga siklus,
dan berdasarkan seluruh pembahasan
serta analisis yang telah dilakukan dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Pembelajaran dengan menerapkan
model
pembelajaran
Student
Fasilitator and Explaning memiliki
dampak positif dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa di SDN 3
Singotrunan
Banyuwangi
yang
ditandai
dengan
peningkatan
ketuntasan belajar siswa dalam setiap
siklus, pelajaran Ilmu Pengetahuan

2.

3.

4.

5.

Sosial siklus I (54,5%), siklusII


(69,5%) dan siklusIII (85% ).
Penerapan pembelajaran dengan
model
pembelajaran
Student
Fasilitator
and
Explaning
mempunyai pengaruh positif, yaitu
dapat meningkatkan pemahaman
siswa. Tentang Ilmu Pengtahuan
Sosial
Pembelajaran dengan Penerapan
model
pembelajaran
Student
Fasilitator and Explaning efektif
untuk meningkatkan prestasi belajar
IPS siswa Aktif, Antusias siap untuk
menghadapi pelajaran berikutnya.
Dengan lebih aktif dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran siswa lebih
cepat memahami dan menguasai
materi pelajaran.
Metode yang tepat dan sesuai dengan
tahap perkembangan materi yang
diajarkan sangat menentukan hasil
belajar siswa.

B. Saran
Dari hasil penelitian yang
diperoleh dari uraian sebelumnya agar
proses belajar mengajar di sekolah dasar
(SD) lebih efektif dan lebih memberikan
hasil yang optimal bagi siswa, maka
disampaikan saran sebagai berikut :
1. Untuk melaksanakan pembelajaran
memerlukan persiapan yang cukup
matang, sehingga guru harus mampu
menentukan atau memilih topik yang
benar-benar bisa diterapkan dengan
menggunakan model pembelajaran
Student Facilitator and Explaning
sehingga diperoleh hasil yang
optimal.
2. Pemberian penguatan agar siswa
termotivasi untuk lebih aktif dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran.
3. Sebagai guru professional
bisa
menerapkan
metode-metode
pembelajaran yang efektif demi

perbaikan peningkatan pemahaman


dan pengetahuan siswa terhadap
materi yang dipelajari menjadi lebih
baik dari sebelumnya.
4. Perlu adanya penelitian yang lebih
lanjut, karena hasil penelitian ini
hanya dilakukan di SDN 3
Singotrunan
Banyuwangi Tahun
Ajaran 2014-2015 .
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,Suharsimi.2007
Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta : Remaja
Rosdakarya.
Arif Yulianto, SE.Msi. IPS. Untuk SD
Pusat Perbukuan .
Aqib, Z. (2003) Profesionalisme Guru
Dalam Pembelajaran. Surabaya:
Insan Cendikiawan.
Depdiknas RI 2003.Undang Undang
Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.Jakarta : Depdiknas.

Endrastuti.

Dra.Buana Ilmu Pengetahuan


Sosial . Yudisthira .
Endang Susilaningsih, IPS Kelas 5 untuk
SD/ MI Pusat Perbukuan Aneka
Ilmu.
Kusmono, dkk. (2008) Ilmu Pengetahuan
Solsial SD Kelas V . Jakarta:
Smart Education.
Mustoha Amin, dkk (2008) Senang
Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial lSD Kelas V . Jakarta:
Smart Education.
Sumantri Mulyani. (2008) Perkembangan
Peserta Didik. Jakarta: Pusat
Penerbit Universitas Terbuka.
Supreyeti, Dra, M.Pd, dkk. (2006)
Pembaharuan Pembelajaran di SD.
Jakarta: Pusat Penerbit Universitas
Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai