BAB I
SELAYANG PANDANG PTK
( PENELITIAN TINDAKAN KELAS )
A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Pada awalnya, penelitian tindakan (action research) dikembangkan dengan
tujuan untuk mencari penyelesaian terhadap problema sosial (termasuk
pendidikan). Penelitian tindakan diawali oleh suatu kajian terhadap suatu masalah
secara sistematis (Kemmis dan Taggart, 1988). Hasil kijian ini dijadikan dasar
untuk menyusun suatu rencana kerja (tindakan) sebagai upaya untuk mengatasi
masalah tersebut. Kegiatan berikutnya adalah pelaksanaan tindakan dilanjutkan
dengan observasi dan evaluasi. Hasil observasi dan evaluasi digunakan sebagai
masukkan melakukan refleksi atas apa yang terjadi pada saat pelaksanaan
tindakan. Hasil refleksi kemudian dijadikan landasan untuk menentukan perbaikan
serta penyempurnaan tindakan selanjutnya.
Menurut Kemmis (1988), penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi-situasi sosial
(termasuk pendidikan) untuk memperbaiki praktik yang dilakukan sendiri. Dengan
demikian, akan diperoleh pemahaman yang komprehensif mengenai praktik dan
situasi di mana praktik tersebut dilaksanakan. Terdapat dua hal pokok dalam
penelitian tindakan yaitu perbaikan dan keterlibatan. Hal ini akan mengarahkan
tujuan penelitian tindakan ke dalam tiga area yaitu; (1) untuk memperbaiki
praktik; (2) untuk pengembangan profesional dalam arti meningkatkan
pemahaman para praktisi terhadap praktik yang dilaksanakannya; serta (3) untuk
memperbaiki keadaan atau situasi di mana praktik tersebut dilaksanakan.
Dalam bidang pendidikan, khususnya dalam praktik pembelajaran, penelitian tindakan berkembang menjadi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau
Classroom Action Reserach (CAR). PTK adalah penelitian tindakan yang
dilaksanakan di dalam kelas ketika pembelajaran berlangsung. PTK dilaku- kan
dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran. PTK
berfokus pada kelas atau pada proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas.
Suharsimi (2002) menjelaskan PTK melalui gabungan definisi dari tiga kata
yaitu Penelitian + Tindakan + Kelas. Makna setiap kata tersebut adalah
sebagai berikut.
Penelitian; kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan cara dan
metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam
memecahkan suatu masalah.
Tindakan; sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu. Tindakan yang dilaksanakan dalam PTK berbentuk suatu rangkaian siklus
kegiatan.
Kelas; sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran
yang sama dari guru yang sama pula. Siswa yang belajar tidak hanya terbatas
dalam sebuah ruangan kelas saja, melainkan dapat juga ketika siswa sedang
melakukan karyawisata, praktikum di laboratorium, atau belajar tempat lain di
bawah arahan guru.
Berdasarkan pengertian di atas, komponen yang terdapat dalam sebuah kelas
yang dapat dijadikan sasasaran PTK adalah sebagai berikut.
1. Siswa, dapat dicermati obyeknya ketika siswa sedang mengikuti proses
pembelajaran. Contoh permasalahan tentang siswa yang dapat menjadi
sasaran PTK antara lain perilaku disiplin siswa, motivasi atau semangat
belajar siswa, keterampilan berpikir kritis, kemampuan memecahkan masalah
dan lain-lain.
2. Guru, dapat dicermati ketika yang bersangkutan sedang mengajar atau
membimbing siswa. Contoh permasalahan tentang guru yang dapat menjadi
sasaran PTK antara lain penggunaan metode atau strategi pembelajaran,
penggunaan pendekatan pembelajaran, dan sebagainya.
3. Materi pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau
menyajikan materi pelajaran yang ditugaskan pada siswa. Contoh
permasalahan tentang materi yang dapat menjadi sasaran PTK misalnya
urutan dalam penyajian materi, pengorganisasian materi, integrasi materi, dan
lain sebagainya.
4. Peralatan atau sarana pendidikan, dapat dicermati ketika guru sedang
mengajar dangan menggunakan peralatan atau sarana pendidikan tertentu.
Contoh permasalahan tentang peralatan atau sarana pendidikan yang dapat
menjadi sasaran PTK antara lain pemanfaatan laboratorium, penggunaan
media pembelajaran, dan penggunaan sumber belajar.
5. Hasil pembelajaran yang ditinjau dari tiga ranah (kognitif, afektif,
psikomotorik), merupakan produk yang harus ditingkatkan melalui PTK.
Hasil pembelajaran akan terkait dengan tindakan yang dilakukan serta unsur
lain dalam proses pembelajaran seperti metode, media, guru, atau perilaku
belajar siswa itu sendiri.
6. Lingkungan, baik lingkungan siswa di kelas, sekolah, maupun yang
lingkungan siswa di rumah. Dalam PTK, bentuk perlakuan atau tindakan yang
dilakukan adalah mengubah kondisi lingkungan menjadi lebih kondusif
misalnya melalui penataan ruang kelas, penataan lingkungan sekolah, dan
tindakan lainnya.
7. Pengelolaan, merupakan kegiatan dapat diatur/direkayasa dengan bentuk
tindakan. Contoh permasalahan tentang pengelolaan yang dapat menjadi
sasaran PTK antara lain pengelompokan siswa, pengaturan jadwal pelajaran,
pengaturan tempat duduk siswa, penataan ruang kelas, dan lain sebagainya.
atau meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas. Secara lebih rinci tujuan
PTK antara lain:
(1) Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan
pembelajaran di sekolah.
(2) Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam mengatasi masalah
pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas.
(3) Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.
(4) Menumbuh-kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga
tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu
pendidikan/pembelajaran secara berkelanjutan.
Output atau hasil yang diharapkan melaltu PTK adalah peningkatan atau
perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran yang meliputi hal-hal sebagai
berikut.
(1) Peningkatan atau perbaikan kinerja siswa di sekolah.
(2) Peningkatan atau perbaikan mutu proses pembelajaran di kelas.
(3) Peningkatan atau perbaikan kualitas penggunaan media, alat bantu belajar, dan
sumber belajar lainya.
(4) Peningkatan atau perbaikan kualitas prosedur dan alat evaluasi yang
digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa.
(5) Peningkatan atau perbaikan masalah-masalah pendidikan anak di sekolah.
(6) Peningkatan dan perbaikan kualitas dalam penerapan kurikulum dan
pengembangan kompetensi siswa di sekolah.
Dengan memperhatikan tujuan dan hasil yang dapai dapat dicapai melalui PTK,
terdapat sejumlah manfaat PTK antara lain sebagai berikut.
(1)
Menghasilkan laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan bahan panduan
bagi para pendidik (guru) untuk meningkatkan kulitas pembelajaran. Selain itu
hasil-hasil PTK yang dilaporkan dapat dijadikan sebagai bahan artikel ilmiah
atau makalah untuk berbagai kepentingan antara lain disajikan dalam forum
ilmiah dan dimuat di jurnal ilmiah.
(2)
Menumbuhkembangkan kebiasaan, budaya, dan atau tradisi meneliti dan
menulis artikel ilmiah di kalangan pendidik. Hal ini ikut mendukung
professionalisme dan karir pendidik.
(3)
Mewujudkan kerja sama, kaloborasi, dan atau sinergi antarpendidik dalam
satu sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama memecahkan masalah
dalam pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran.
(4)
Meningkatkan kemampuan pendidik dalam upaya menjabarkan kurikulum
atau program pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks lokal, sekolah,
dan kelas. Hal ini turut memperkuat relevansi pembelajaran bagi kebutuhan
peserta didik.
(5)
Memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan,
kenyamanan, dan kesenangan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di
kelas. Di samping itu, hasil belajar siswa pun dapat meningkat.
(6)
REFERENCE
Dirjen PMPTK (2011), bimbingan guru dalam penelitian tindakan kelas, Jakarta :
Dierjen PMPTK Kemendiknas.
BAB II
IMPLEMENTASI PENELITIAN TINDAKAN KELAS
( PTK ) DI SEKOLAH
A. Contoh Penelitian Tindakan Kepengawasan ( PTKp ) Bagi Pengawas
Sekolah
Oleh ; Drs. Mauluddin Ibrahim, M.Pd - Pengawas SMA Kabupaten
Sumbawa
Peningkatan kinerja guru sosiologi dalam menyusunan RPP dan
menetapkan KKM dengan mengefektifkan MGMP Sosiologi melalui
supervisi akdemik pengawas di SMA Binaan Kabupaten Sumbawa Tahun
pelajaran 2009-2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, beilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Dalam upaya mencapai tujuan tersebut di atas, Guru memiliki peranan
yang sangat penting. Kedudukan Guru dan Dosen sebagai tenaga profesional
bertujuan untuk melaksanakan system pendidikan nasional dan mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.
Undang undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen pasal 20 ayat (b) mengamanatkan bahwa dalam rangka
melaksanakan tugas keprofesionalannya, guru berkewajiban meningkatkan dan
mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Pernyataan
undang undang di atas pada intinya mempersyaratkan guru untuk memiliki: (1)
kualifikasi akademik minimum S1 atau D-IV; (2) kompetensi sebagai agen
pembelajaran yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional;
dan (3) sertifikat pendidik. Undang undang ini diharapkan memberikan suatu
kesempatan yang tepat bagi guru untuk meningkatkan profesionalismenya secara
berkelanjutan melalui pelatihan, penelitian, penulisan karya ilmiah, dan kegiatan
profesional lainnya. Kegiatan tersebut sangat dimungkinkan dilaksanakan di
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), mengingat wadah ini dijadikan
10
sebagai tempat melakukan pertemuan bagi guru mata pelajaran sejenis. Berkaitan
dengan peran forum pertemuan guru di MGMP yang sangat strategis untuk
peningkatan kompetensi guru dan kinerja guru, maka pemberdayaan MGMP
merupakan hal mendesak yang harus segera dilakukan.
Berbagai upaya untuk meningkatkan kinerja guru, antara lain melalui
berbagai pelatihan instruktur, peningkatan sarana dan prasarana, dan peningkatan
mutu manajemen MGMP. Laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan MGMP
menyebutkan, masih banyak MGMP yang belum menunjukkan peningkatan
kinerja yang berarti.
Di beberapa daerah peningkatan kinerja MGMP cukup
menggembirakan, namun di sebagian besar daerah lainnya masih
memprihatinkan. Di samping itu belum adanya rambu rambu/petunjuk yang dapat
digunakan sebagai acuan bagi guru dan pengurus MGMP dalam melakukan
aktivitas kelompok kerja atau daerah agar dapat menyelenggarakan kegiatan
secara mandiri, bermutu, dan berkelanjutan.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka peran pengawas dalam
meningkatkan kualitas guru dalam proses belajar mengajar mutlak dilakukan
terutama dalam melakukan penilaian terhadap guru di kelas dalam melaksanakan
tugsanya. Oleh karena itu ketrampilan utama dari seorang pengawas adalah
melakukan penilaian dan pembinaan kepada guru untuk secara terus menerus
meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas agar
berdampak pada kualitas hasil belajar siswa.
Untuk dapat mencapai kompetensi tersebut, pengawas diharapkan
dapat melakukan pengawasan akademik yang didasarkan pada metode dan teknik
supervisi yang tepat sesuai dengan kebutuhan guru. Salah satu di antaranya adalah
melalui penegefektifan kegiatan MGMP sebagai upaya peningkatan kinerja guru
dalam melaksanakan pembelajaran secara profesional.
Hal ini perlu dilakukan karena salah satu mata pelajaran di SMA yang
di Uan kan adalah pelajaran sosiologi, belum menunjukkan hasil memuaskan,
data terakhir yang diperoleh dari ; Nilai UAN sosiologi tahun 2008-2009 hanya
hanya mencapai 42,03 % dengah nilai di atas 65. (hasil UAN tahun 2009). Bila
hal ini dibiarkan maka kondisi pendidikan di Kab. Sumbawa akan ketinggalan
dengan sekolah lainnya di luar Kab. Sumbawa.
Faktor penyebab rendahnya nilai UAN Sosiologi yang capai siswa
antara lain ; (1) kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran masih
rendah, (2) persiapan pembelajaran yang disusun oleh guru tidak sesuai dengan
petunjuk yang ada, (3) penerapan model pembelajaran yang dilakukan oleh guru
masih bersifat konvensional dan di dominasi oleh metode ceramah sampai proses
pembelajaran berakhir. Oleh karena itu penulis selaku pengawas binaan perlu
melakukan penelitian tindakan sebagai upaya peningkatan kemampuan guru
melaksanakan pembelajaran secara profesional dengan judul : Peningkatan
kinerja guru sosiologi dalam menyusunan RPP dan menetapkan KKM
11
12
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian tindakan kepengawasan ini
adalah :
1.
Sebagai bahan refleksi dalam upaya peningkatan capaian mutu sekolah
melalui pembinaan supervisi akademis pengawas.
2.
Jika pembinaan pengawas melalui supervisi akademis ini terbukti dapat
meningkatkan capaian mutu sekolah, maka dapat dipertimbangkan sebagai
bahan uji pelatihan bagi guru dan kepala sekolah di masa mendatang.
3.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
melakukan supervisi di sekolah pada umumnya, dan khususnya di SMA.
4.
Hasil penelitian ini memberikan kesempatan kepada guru , dan
karyawan tata usaha di sekolah, untuk dapat aktif dalam kegiatan sekolah,
terutama dalam meningkatkan mutu pendidikan.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kinerja Guru dan Indikatornya
Istilah kemampuan mengajar guru merupakan kemampuan guru dalam
menigkatkan kinerjanya melaksanakan pembelajaran di kelas. Kinerja dapat
diterjemahkan dalam perfomance atau unjuk kerja, artinya kemampuan yang
ditampilkan seseorang terhadap pekerjaannya pada tempat ia bekerja. Kinerja
merupakan suatu kinerja yang esensial terhadap keberhasilan suatu pekerjaan.
Karena itu suatu kinerja yang efektif bagi setiap individu perli diciptakan
sehingga tujuan lembaga dapat tercapai secara optimal.
Menurut Fattah (1996) kinerja diartikan sebagai ungkapan kemajuan
yang didasari oleh pengetahuan, sikap, keterampilan dan otivasi dalam
menghasilkan suatu pekerjaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
kinerja adalah hasil kerja seseorang yang mencerminkan prestasi kerja sebagai
ungkapan pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Menurut Supriadi (1998) kinerja guru akan menjadi lebih baik, bila
seorang guru memiliki lima hal yakni:
1. Mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya
2. Menguasai secara mendalam bahan mata pelajaran yang akan diajarkan serta
cara mengajarnya kepada siswa
3. Bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai cara
evaluasi dan
4. Guru mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar
serta pengalamannya.
Lebih lanjut Hamalik (2002) kemampuan dasar yang disebut juga
kinerja dari seorang guru teridiri dari: (1) kemampuan merencanakan
pembelajaran, (2) kemampuan mengelola program belajar mengajar, (3)
kemampuan menglola kelas (4) kemampuan menggunakan media/sumber belajar,
13
14
alokasi waktu tiap kegiatan pembelajaran, dan (7) menentukan sumber belajar.
Perhatikan Gambar 3.1 tentang langkah pengembangan.
1. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Pembelajaran yang mendidik akan dapat dikelola dengan baik
apabila mengacu dan diarahkan kepada pencapaian kompetensi yang harus
dikuasai oleh peserta didik. Kompetensi yang dikuasai peserta didik pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah telah ditetapkan dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Di dalam Permendiknas tersebut telah
ditetapkan standar kompetensi lulusan minimal, yakni (1) standar kompetensi
lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan menengah, (2) standar
kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran, dan (3) standar
kompetensi lulusan minimal mata pelajaran.
Pasal 1 Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 berbunyi: (1) Standar
Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah digunakan
sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik. (2)
Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan menengah,
standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran, dan standar
kompetensi lulusan minimal mata pelajaran. (3) Standar Kompetensi Lulusan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum pada Lampiran Peraturan
Menteri ini.
Di dalam melakukan kajian standar kompetensi dan kompetensi
dasar setiap mata pelajaran, perlu memperhatikan hal-hal berikut.
a) Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat
kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di SI.
b) Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata
pelajaran.
c) Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antara mata
pelajaran.
2. Merancang Penghalaman Belajar
Setelah kajian kompetensi dan kompetensi dasar minimal setiap
mata pelajaran, maka perlu merancang pengalaman belajar yang harus dialami
peserta didik untuk menguasai kompetensi dasar mata pelajaran bersangkutan.
Kegiatan merancangan pengalaman belajar ini menjadi mudah dilakukan
apabila kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran telah selesai dikaji
atau dijabarkan
Rumusan kompetensi dasar dari SKL menunjukkan pengalaman
belajar yang dialami peserta didik. Pengalaman belajar kegiatan apa yang
dikerjakan oleh peserta didik dari mata pelajaran tertentu. Kompetensi dasar
sebagai jabaran dari SKL akan berkaitan dengan karakteristik jenis tugas dan
pekerjaan yang akan dilakukan oleh peserta didik.
15
16
17
18
19
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah Guru Sosiologi SMA Binaan di
Kabupaten Sumbawa yang menjadi Binaan Pengawas ( Peneliti ) tahun pelajaran
2009-2010.
Adapun data dan nama Guru Sosiologi SMA yang menjadi binaan
pengawas ( peneliti ) disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 3.1
DAFTAR NAMA GURU SOSIOLOGI SMA BINAAN PENGAWAS
KAB. SUMBAWA TAHUN PELAJARAN 2009-2010
No
Nama Guru
Asal Sekolah
Alamat
1
SMA Negeri 1 Sumbawa
Sumbawa
Joni Zulakarnaen, SE
2
Dra. Nurseha
SMA Negeri 1 Sumbawa
Sumbawa
3
Johan Fermansyah
SMA Negeri 3 Sumbawa
Sumbawa
4
Ainun Fatmawati, SH
SMA Negeri 4 Sumbawa
Sumbawa
5
Syihabuddin, S.Pd
SMA St.Gregorius Sumbawa
Sumbawa
6
Hatma, S.Pd
SMA Negeri 1 Alas Barat
Alas Barat
7
Titin Sumarni, S.Pd
SMA Negeri 1 Alas
Alas
8
Nunug Nurhayati, SH
SMA Negeri 1 Utan
Utan
9
Drs. Arifin
SMA Negeri 1 Moyo Utara
Sebewe
10
Bambang Wahyudi, S.Pd
SMA Negeri 1 Lape
Lape
11
Arifuddin, S.Pd
SMA Negeri 1 Lunyuk
Lunyuk
12
Sri Wardani, S.Pd
SMA Negeri 1 Moyo Hulu
Semamung
13
Maskinah, S.Pd
SMA Negeri Plampang
Plampang
14
Ani Satriani, S.Pd
SMA Negeri 1 Labangka
Labangka
15
Purwati, S.P
SMA Negeri 1 Empang
Empang
Sumber Data : Dinas Diknas Kab. Sumbawa tahun pelajaran 2009-2010
B. Setting Penelitian
1. PTKp dilakukan pada 15 SMA binaan Kabupaten Sumbawa tahun pelajaran
2009-2010 .
2. SMA binaan pengawas / peneliti yang ada di Kabupaten Sumbawa terdiri
dari 15 Sekolah yang masing-masing tersebar di wilayah Kabupaten
Sumbawa.
3. PTKp dilakukan pada Guru Pendidikan Sosilogi SMP binaan Kabupaten
Sumbawa yang menjadi binaan pengawas dengan jumlah seluruhnya 15
orang.
21
C. Rancangan Penelitian
1. Tindakan dilaksanakan dalam 3 siklus
2. Kegiatan dilaksanakan dalam semester genap tahun pelajaran 2009-2010.
3. Lama penelitian 6 pekan efektif dilakanakan mulai tanggal 12 April 2010
17 Mei 2010.
4. Dalam pelaksanaan tindakan, rancangan dilakukan dalam 3 siklus yang
meliputi ; (a) perencanaan, (2) tindakan, (3) pengamatan, (4) refleksi.
Rancangan Penelitian Tindakan Kepengawasan ( PTKp ) menurut
Kemmis dan Mc.Taggar ( Depdiknas,2000 ) adalah seperti gambar berikut :
Plan
Reflective
Action / Observation
Siklus I
Recived Plan
Reflective
Action / Obesrvation
Siklus II
Recived Plan
Reflective
Action / Observation
Siklus III
Recived Plan
Gambar 3.1. Alur Penelitian Tindakan Kepengawasan
22
1. Rencana ( Plan ) : adalah rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk
memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi.
2. Tindakan ( Action ) : adalah apa yang dilakukan oleh peneliti / pengawas
sebagai upaya perbaikan,peningkatan atau perubahan yang diinginkan.
3. Observasi ( Observation ) : adalah mengamati atas hasil atau dampak dari
tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap guru sosilogi.
4. Refleksi ( reflection ) : adalah peneliti mengkaji,melihat,dan
mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan dari pelbagai
keriteria.
5. Revisi ( recived plan ) : adalah berdasarkan dari hasil refleksi ini,peneliti
melakukan revisi terhadap rencana awal.
D. Varibel Penelitian
Dalam penelitian Tindakan Kepengawasan ini variabel yang diteliti
adalah peningkatan kinerja guru Sosiologi dalam menyusun RPP dan menetapkan
KKM, pembinaan pengawas melalui supervisi Akademik di SMA binaan di
Kabupaten Sumbawa tahun pelajaran 2009-2010.
Variabel tersebut dapat dituliskan kembali sebagai berikut :
Variabel Harapan : Peningkatan kinerja guru Sosiologi SMA dalam
menyusun RPP dan menetapkan KKM
Variabel Tindakan : Pembinaan Pengawas melalui supervisi Akademik
Adapun indikator yang diteliti dalam variabel harapan terdiri dari :
1. Kemampuan dan potensi kinerja guru Sosiologi
2. Kemampuan dalam meningkatkan kinerja guru Sosiologi
3. Kemampuan menguasai materi bimbingan dan pembinaan pengawas
4. Kemampuan meningkatkan kinerja dalam menyusun RPP dan menetapkan
KKM.
Sedangkan variabel tindakan memiliki indikator sebagai berikut :
1. Tingkat kualitas perencanaan
2. Kualitas perangkat observasi
3. Kualitas operasional tindakan
4. Kesesuaian perencanaan dengan tindakan pengawas
5. Kesesuaian materi pembinaan dan bimbingan yang diberikan pengawas
5. Tingkat efektifitas pembinaan dalam meningkatkan kinerja guru sosiologi
6. Kemampuan pembinaan pengawas dalam meningkatkan kinerja guru
sosiologi.
23
Uraian Kegiatan
Persiapan dan Koordinasi
SIKLUS I
a. Perencanaan
b. Tindakan
c. Observasi
April
2010
1
2
3
X
X
X
X
24
Mei
2010
4
5
6
Keterangan
5
6
7
d. Evaluasi
SIKLUS II
a. Perencanaan
b. Tindakan
c. Observasi
d. Evaluasi
SIKLUS III
a. Perencanaan
b. Tindakan
c. Observasi
d. Evaluasi
ANALISIS DATA
PENYUSUNAN
LAPORAN
PENYUSUNAN
AKHIR
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
DRAFT
LAPORAN
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Paparan Data dan Temuan Penelitian
1. Perencanaan Tindakan
Penelitian tindakan ini menggunakan model pembinaan melalui
supervisi akademik pengawas.
Tujuan yang diharapkan pada pembinaan pertama pengawas melalui
supervisi akademik ini adalah menjelaskan kepada guru dalam rangka
peningkatan kualitas guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.
Agar dapat tercapai tujuan di atas, peneliti yang bertindak sebagai
pengawas melakukan pembinaan dengan langkah - langkah sebagai berikut :
a) Menyusun instrumen penilaian sesuai dengan standar pengelolaan
pendidikan. ( 8 standar isi pendidikan ).
b) Menyusun Instrumen Monitoring
c) Sosialisasi kepada guru Sosiologi
d) Melaksanakan tindakan melalui supervisi akademik pengawas
e) Melakukan refleksi pada siklus pertama
f) Menyusun strategi pembinaan pada siklus ke dua berdasarkan refleksi
siklus pertama
g) Melaksanakan pembinaan melalui supervisi pada siklus kedua
h) Melakukan Observasi
i) Melakukan refleksi pada siklus kedua
j) Menyusun strategi pembinaan melalui supervisi akademik pengawas pada
siklus ketiga berdasar refleksi siklus kedua
k) Melaksanakan pembinaan melalui supervisi akademik pada siklus ketiga
25
l) Melakukan Observasi
m) Melakukan refleksi pada siklus ketiga
n) Menyusun laporan
2. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian dilakukan 3 siklus yang
terdiri dari enam kali pertemuan.
Waktu yang digunakan setiap kali pertemuan adalah 2 x 60 menit.
Siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 12 s.d 19 April 2010 dan siklus
kedua pada tanggal 26 April s.d 03 Mei 2010 siklus ketiga pada tanggal 10 s.d
17 Mei 2010. Penelitian tindakan kepengawasan dilaksanakan pada saat
kunjungan ke sekolah sesuai dengan surat perintah perjalanan dinas dari
kepala Dinas Pendidikan Nasional Kab. Sumbawa ( SPPD terlampir ) sesuai
dengan prosedur rencana pembelajaran dan skenario pembelajaran.
Pelaksanaan Kegiatan Persiklus
SIKLUS 1
a) Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembinaan
berupa perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang sudah
distandarisasi dan alat-alat pengajaran lain yang mendukung.
b) Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pembinaan untuk siklus I dilaksanakan
pada tanggal 12 s.d 19 April 2010 tahun pelajaran 2009-2010 di SMA
binaan pengawas wilayah Kabupaten Sumbawa dengan jumlah guru 15
orang. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengawas. Adapun proses
pembinaan mengacu pada rencana pembinaan melalui supervisi akademik
yang telah dipersiapkan, dan dilaksanakan pada saat proses belajar
mengajar berlangsung.
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksaaan belajar mengajar. Pada akhir pembinaan diberi tes penilaian I
dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan kinerja guru dalam
mengajar di kelas yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada
siklus I. adalah seperti pada tabel berikut :
26
Tabel 4.1 :
Tabel Distribusi Nilai Peningkatan Kinerja Guru mengajar di kelas
Pada Siklus I
Keterangan
No
Nama
Skor
Tidak
Tuntas
Tuntas
1
Joni Zulakarnaen, SE
65
2
Dra. Nurseha
70
3
Johan Fermansyah
65
4
Ainun Fatmawati, SH
65
5
Syihabuddin, S.Pd
65
6
Hatma, S.Pd
65
7
Titin Sumarni, S.Pd
55
8
Nunug Nurhayati, SH
55
9
Drs. Arifin
55
10
Bambang Wahyudi, S.Pd
55
11
Arifuddin, S.Pd
60
12
Sri Wardani, S.Pd
55
13
Maskinah, S.Pd
55
14
Ani Satriani, S.Pd
50
15
Purwati, S.P
50
Jumlah Total
950
Skor Maksimum Individu
100
Skor Maksimum Kelompok
1500
Keterangan :
Jumlah Guru yang tuntas
: 6 Orang
Jumlah Guru yang belum tuntas : 9 Orang
Sekolah
: belum tuntas.
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan pembinaan
melalui penerapan supervisi akademik diperoleh nilai rata-rata 63,33%.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara
keseluruhan belum tuntas, karena guru yang memperoleh nilai 65 hanya
sebesar 40 % atau ada 6 orang dari 15 guru yang tuntas, hasil ini tentu
lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar
85%. Hal ini disebabkan karena guru masih merasa baru dan belum
mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan Pengawas dengan
menerapkan pembinaan melalui supervisi akademik.
27
c) Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan diperoleh informasi dari
hasil pengamatan sebagai berikut:
(1) Pengawas kurang baik dalam memotivasi guru dan dalam
menyampaikan tujuan pembinaan
(2) Pengawas kurang baik dalam pengelolaan waktu
(3) Guru kurang begitu antusias selama pembinaan berlangsung.
d) Revisi Rancangan
Pelaksanaan kegiatan pembinaan pada siklus I ini masih terdapat
kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus
berikutnya.
(1) Pengawas perlu lebih terampil dalam memotivasi guru dan lebih jelas
dalam menyampaikan tujuan pembinaan. Di mana guru diajak untuk
terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.
(2) Pengawas perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan
menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi
catatan
(3) Pengawas harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi
guru sehingga guru bisa lebih antusias.
SIKLUS II
a) Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembinaan
yang terdiri dari rencana pembinaan 2, soal tes formatif II dan alat-alat
pembinaan lain yang mendukung.
b) Tahap kegiatan dan pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pembinaan untuk siklus II dilaksanakan
pada tanggal 26 April s.d. 03 Mei 2010 tahun pelajaran 2009-2010.
Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai Pengawas. Adapun proses
pembinaan mengacu pada rencana pembinaan dengan memperhatikan
revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I
tidak terulang lagi pada siklus II. Penelitian tindakan kepengawasan ini
dilaksanakan sesuai dengan prosedur rencana pembinaan dan pelaksanaan
pembinaan dilaksanakan pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
Pada akhir proses pembinaan guru diberi tes formatif II dengan
tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam melakukan
pembinaan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun data
hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut.
28
Tabel 4.2 :
Tabel Distribusi Nilai Peningkatan Kinerja guru mengajar di kelas
Pada Siklus II
Keterangan
No
Nama
Skor
Tidak
Tuntas
Tuntas
1
Joni Zulakarnaen, SE
75
2
Dra. Nurseha
80
3
Johan Fermansyah
75
4
Ainun Fatmawati, SH
75
5
Syihabuddin, S.Pd
75
6
Hatma, S.Pd
75
7
Titin Sumarni, S.Pd
65
8
Nunug Nurhayati, SH
60
9
Drs. Arifin
65
10
Bambang Wahyudi, S.Pd
65
11
Arifuddin, S.Pd
65
12
Sri Wardani, S.Pd
60
13
Maskinah, S.Pd
60
14
Ani Satriani, S.Pd
55
15
Purwati, S.P
60
Jumlah Total
1065
Skor Maksimum Individu
100
Skor Maksimum Kelompok
1500
Keterangan :
Jumlah Guru yang tuntas
: 10 Orang
Jumlah Guru yang belum tuntas : 5 Orang
Sekolah
: belum tuntas.
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata guru adalah 71 %
dan dari 15 orang guru sudah 10 orang yang sudah tuntas ( 66,67 %) .
Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini hasil pembinaan melalui
supervisi akademik pengawas telah mengalami peningkatan sedikit lebih
baik dari siklus I. Adanya peningkatan kinerja guru ini karena pengawas
telah menginformasikan bahwa setiap akhir pembinaan akan diadakan
penilaian sehingga pada pertemuan berikutnya guru lebih termotivasi
untuk meningkatkan kinerjanya. Selain itu para guru juga sudah mulai
mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan oleh pengawas dalam
melakukan pembinaan melalui penerapan supervisis akademis.
29
c) Refleksi
Dalam pelaksanaan pembinaan diperoleh informasi dari hasil
pengamatan sebagai berikut:
1) Memotivasi guru
2) Membimbing guru dalam menyusun perencanaan dan pelaksanaan
program sekolah, merumuskan kesimpulan/menemukan konsep
3) Pengelolaan waktu
d) Revisi Pelaksanaaan
Pelaksanaan pembinaan pada siklus II ini masih terdapat
kekurangan-kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan
pada siklus III antara lain:
(1) Pengawas dalam memberikan pembinaan kepada guru hendaknya
dapat membuat para guru termotivasi dalam membuat program dan
rencana pembelajaran.
(2) Pengawas harus lebih dekat dengan guru sehingga tidak ada perasaan
takut/malu dalam diri guru terutama dalam bertanya tentang masalah
yang dihadapi oleh sekolah.
(3) Pengawas harus lebih sabar dalam melakukan pembinan kepada guru
terutama dalam merumuskan kesimpulan / menemukan konsep.
(4) Pengawas harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga kegiatan
pembinaan dapat berjalan efektif sesuai dengan yang diharapkan.
(5) Pengawas sebaiknya menambah lebih banyak contoh - contoh
adminsitrasi pembelajaran dengan format format yang sudah
distandardisasi oleh Departemen Pendidikan Nasional, dalam hal ini
Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan ( LPMP ) baik di Tingkat
Provinsi maupun tingkat Pusat.
SIKLUS III
a) Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembinaan
yang berkaitan dengan peningkatan kinerja guru dalam melaksanakan
pengajaran di kelas 3, soal tes formatif 3 dan alat-alat pembinaan lainnya
yang mendukung.
b) Tahap kegiatan dan pengamatan
Pelaksanaan kegiatan pembinaan untuk siklus III dilaksanakan
pada tanggal 10 s.d 17 Mei 2010 di SMA Binaan Pengawas Tahun
pelajaran 2009-2010 dengan jumlah 15 orang guru. Dalam hal ini peneliti
bertindak sebagai Pengawas. Adapun proses pembinaaan mengacu pada
rencana pembinaan dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga
kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus
III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan proses
belajar mengajar di sekolah.
30
2
Dra. Nurseha
90
3
Johan Fermansyah
85
4
Ainun Fatmawati, SH
85
5
Syihabuddin, S.Pd
85
6
Hatma, S.Pd
85
7
Titin Sumarni, S.Pd
75
8
Nunug Nurhayati, SH
75
9
Drs. Arifin
75
10
Bambang Wahyudi, S.Pd
75
11
Arifuddin, S.Pd
75
12
Sri Wardani, S.Pd
75
13
Maskinah, S.Pd
75
14
Ani Satriani, S.Pd
75
15
Purwati, S.P
75
Jumlah Total
1250
Skor Maksimum Individu
100
Skor Maksimum Kelompok
1500
Keterangan :
Jumlah Guru yang tuntas
: 15 Orang
Jumlah Guru yang belum tuntas : - Orang
Sekolah
: Sudah tuntas.
Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai rata-rata tes formatif
sebesar 84,13 % dan dari 15 orang guru secara keseluruhan telah
mencapai ketuntasan dalam meningkatkan kinerjanya. Maka secara
kelompok ketuntasan telah mencapai 100 % ( termasuk kategori tuntas ).
Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II.
Adanya peningkatan hasil pembinaan pada siklus III ini dipengaruhi oleh
adanya peningkatan kemampuan pengawas dalam menerapkan pembinaan
31
32
33
34
35
BAB V
PE N UTU P
A. Simpulan
Berdasarkan analisis hasil penelitian dan diskusi dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Pembinaan pengawas dalam upaya meningkatkan kinerja guru dalam
mengajar di kelas melalui penerapan supervisi akademik menunjukan
peningkatan pada tiap-tiap putaran ( Siklus ).
2. Aktivitas dalam kegiatan pembinaan menunjukan bahwa seluruh guru dapat
meningkatkan kinerjanya dengan baik dalam setiap aspek.
3. Peningkatan mutu sekolah oleh pengawas melalui supervisi akademik ini
menunjukan peningkatan pada tiap-tiap putarannya.
4. Aktivitas guru menunjukan bahwa kegiatan pembinaan melalui penerapan
supervisi akademik bermanfaat dan dapat membantu guru untuk lebih muda
memahami konsep peran dan fungsi guru sehingga peningkatan lingkungan
belajar yang efektif di sekolah dapat berjalan baik,dan dengan demikian
peningkatan capaian mutu sekolah dapat ditingkatkan.
B. Saran - Saran
1. Penelitian perlu dilanjutkan dengan serangkaian penelitian yang
mengembangkan alat ukur keberhasilan yang lebih reliabel agar dapat
menggambarkan peningkatan kinerja guru dengan baik sehingga mutu
pendidikan dapat ditingkatkan.
2. Pembinaan pengawas melalui penerapan supervisi akademik diperlukan
perhatian penuh dan disiplin yang tinggi pada setiap langkah pembinaan, dan
perencanaan yang matang misalnya dalam pengalokasian waktu dan
pemilihan konsep yang sesuai.
3. Kepada guru diharapkan selalu mengikuti perkembangan jaman, terutama
dengan membaca hasil karya para akhli sehingga tidak ketinggalan dengan
daerah lain, dalam meningkatkan mutu pendidikan, sebagai tanggung jawab
bersama memajukan pendidikan.
36
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, I. 2000. Profesionalisme Guru: Analisis Wacana Reformsi Pendidikan dam
Era Globalisasi. Simposium Nasional Pendidikan di Universitas
Muhammadiyah Malang, 25-26 Juli 2001.
Anom. 2009. Materi Training of the Trainers (TOT) Calon Pengawas Sekolah,
Kompetensi Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Direktorat Tenaga
Kependidikan.
Arikunto, Suharsini. 2004. Dasar dasar Supervisi. Jakarta: Rineka Cipta.
_________,2007.Penelitian Tindakan Kepengawasan.Jakarta : PT.Bumi Aksara.
Bafadal Ibrahim, 1979. Supervisi Pengajaran Teori dan Aplikasinya dalam Membina
Profesional Guru, Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas RI,2003 Undang Undang No 20 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.Jakarta : depdiknas
____________,2005 Undang No 14 Tentang Guru dan Dosen.Jakarta : depiknas.
Dirjen PMPTK,2007.Peraturan Menteri No 12 Tentang Standar Kompetensi
Pengawas.Jakarta: Dirjen PMTK Depdiknas.
Dirjen
37
Lampiran : 1
38
No
N AM A
1
2
3
4
5
Joni Zulakarnaen, SE
Dra. Nurseha
Johan Fermansyah
Ainun Fatmawati, SH
6
7
8
9
Hatma, S.Pd
Titin Sumarni, S.Pd
Nunug Nurhayati, SH
10
11
12
13
14
15
Syihabuddin, S.Pd
Drs. Arifin
SEKOLAH
ASAL
II
Tgl.
12-04
2010
Tgl.
19-04
2010
KEHADIRAN
III
IV
Tgl.
26-04
2010
Tgl.
03-05
2010
VI
Tgl.
10-05
2010
Tgl.
17-05
2010
39
Berilah tanda (V) atau nilai pada kolom yang sesuai dengan penilaian anda dan
catatlah hal-hal yang penting yang berhubungan dengan aspek yang diamati pada
kolom keterangan.
1. Tidak ada (0-25)
2. Kurang baik (26-50)
3. Cukup (51-75)
4. Baik (76-100)
5. Sangat baik (101-125)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
LEMBAR OBSERVASI
Aspek yang diamati
1
2
3
4
A. Perencanaan Proses
Pembelajaran.
Apakah guru:
Menyusun silabus ?
Identitas mata pelajaran
atau tema pelajaran
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Materi pembelajaran
Kegiatan pembelajaran
Indikator pencapaian
kompetensi
Penilaian
Alokasi waktu
Sumber belajar
B. Menyusun Rencana
Pembelajaran ?
Komponen-komponen:
Identitas mata pelajaran
Standar kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator pencapaian
kompetensi
Tujuan Pembelajaran
Materi Ajar
Alokasi Waktu
Metode Pembelajaran
40
Keterangan
19
20
21
22
23
24
25
Kegiatan Pembelajaran
a) Pendahuluan
b) Inti
c) Penutup
Penilaian hasil belajar
Sumber belajar
C. Pelaksanaan Proses
Pembelajaran
1. Persyaratan pelaksanaan
proses pembelajaran
2. Pelaksanaan
Pembelajaran
D. Penilaian Hasil Proses
Pembelajaran
E. Pengawasan Proses
Pembelajaran
Sumbawa Besar, 12 April 2010
Pengawas Sekolah
Lampiran : 3
PANDUAN WAWANCARA PRA PENGAMATAN
LAMANYA WAWANACARA : ............Menit
41
Lampiran : 4
DAFTAR PERIKSA PENGAMATAN
INSTRUMEN SUPERVISI AKADEMIK
42
43
44
Catatan:
Mengetahui
Kepala Sekolah
Guru,
Pengawas Sekolah
45
..
NIP.................................. NIP ...............................
NIP ....................................
Lampiran : 5
46
47
sudut proses pendidikan, meliputi kegairahan atau motivasi belajar yang tinggi
pada peserta didik.
Agar dapat mengajar efektif, guru harus mampu meningkatkan
ksempatan belajar bagi siswa ( kuantitas ) dan meningkatkan mutu ( kualitas )
mengajar. Kelayakan mengajarpun tidak hanya cukup diukur berdasarkan
pendidikan formal tetapi juga harus diukur berdasarkan bagaimana kemampuan
guru dalam mengajar dan sesi penguasaan materi, menguasai, memilih dan
menggunakan metode, media serta evaluasi pembelajaran. Sehubungan dengan
hal itu, Jiyono ( 1987 ) menyimpulkan bahwa kemampuan guru SMP dalam
menguasai bahan pelajaran pada umumnya sangat menghawatirkan karena dari
sampel guru SMP yang diminta menunjukkan kemampuan menguasai bahan
pelajaran 70% yang kurang menguasai bahan pelajaran, sedangkan hanya 30%
yang menguasai bahan pelajaran.
Kondisi seperti itu diperparah dengan kurang optimalnya fungsi
kepengawasan kepala sekolah maupun pengawas sekolah. Bila selama ini banyak
pendapat menyatakan profesionalisme guru di Indonesia relatif rendah atau
kurang memadai, hal itu merupakan akibat dari kurang kepengawasan baik kepala
sekolah maupun pengawas sekolah.
Dalam penelitian ini penulis mencoba untuk mengkaji dan menggali
supervisi (kepala sekolah) yang berkaitan dengan kinerja guru, disebabkan oleh:
(1). Adanya kecenderungan melemahnya kinerja guru, di mana berdasarkan
pengalaman penulis menjadi kepala di SMP Negeri 2 Unter Iwes yaitu terjadinya
guru yang membolos mengajar, guru yang masuk ke kelas yang tidak tepat waktu,
guru mengajar tidak mempunyai persiapan mengajar, guru tidak punya absensi
siswa, ( 2 ) adanya pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah
belum dilaksanakan dengan sebaik baiknya kepada guru, ( 3 ) adanya penurunan
kinerja guru merupakan salah satu penyebab menurunnya Nilai UASBN siswa
SMP Negeri 2 Kecamatan Unter Iwes, Kabupaten Sumbawa Besar.
Oleh karena itu perlu diungkap tentang supervisi kepala sekolah
terhadap peningkatan kinerja guru di SMP Negeri 2 Unter Iwes, Kabupaten
Sumbawa. oleh karena itu penulis perlu melakukan penelitian sebagai upaya
peningkatan kinerja guru melalui penelitian tindakan sekolah ( PTS ) dengan
judul : Peningkatan kinerja guru dalam perancangan pembelajaran melalui
Supervisi Akademik kepala sekolah di SMP Negeri 2 Unter Iwes tahun
Pelajaran 2009-2010.
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian tersebut di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat
diidentifikasi sebagai sebagai berikut :
1. Kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran masih rendah, hal ini
dibuktikan dengan kemampuan mengajar guru hanya 30 % menguasai bahan
pelajaran.
48
D. Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Peningkatan kinerja guru dalam perancangan pembelajaran melalui Supervisi
Akademik kepala sekolah di SMP Negeri 2 Unter Iwes tahun Pelajaran 20092010.
2. Efektivitas supervisi akademik kepala sekolah meningkatkan kinerja guru
dalam perancangan pembelajaran di SMP Negeri 2 Unter Iwes tahun pelajaran
2009-2010.
E. Manfat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Memberikan sumbangan pemikiran dan tolok ukur kajian pada penelitian
lebih lanjut yaitu berupa alternatif yang dapat dipertimbangkan dalam usaha
memperbaiki mutu pendidikan dan mempertinggi interaksi belajar mengajar,
khususnya dalam pembinaan / supervisi kepala sekolah
2. Dapat dipertimbangkan dalam melaksanakan pembinaan kepada guru di
bidang yang lain terutama dalam meningkatkan kinerja guru.
49
50
guru yaitu: (1) memiliki pribadi kooperatif, daya tarik, penampilan amat besar,
pertimbangan dan kepemimpinan, (2) menguasai metode mengajar yang baik, (3)
memiliki tingkah laku yang baik saat mengajar, dan (4) menguasai berbagai
kompetensi dalam mengajar.
Evaluasi kinerja guru mutlak dilakukan, karena masih terdapat banyak
kinerja guru yang kurang memadai, disamping itu guru dituntut dapat mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang terus berkembang pula
dengan pesat. Istilah kinerja berasal dari bahasa inggris yaitu Performance, berarti
hasil kena atau unjuk kerja yang dicapai seseorang atau sekelompok
orang/organisasi tertentu. Istilah kinerja dapat diterjemahkan dalam unjuk kerja,
artinya kemampuan yang ditampilkan seseorang terhadap pekerjaannya di tempat
ia bekerja. Kinerja merupakan suatu hal yang sangat esensial terhadap
keberhasilan suatu pekerjan. Pada hakikatnya orang bekerja untuk memenuhi
kebutuhan atas dorongan tertentu. Kebuituhan dipandang sebagai penggerak atau
pembangkit perilaku, sedanghkan tujuannya berfungsi untuk menggerakkan
perilaku. Karena itu suatu kinerja yang efektif bagi setiap individu, perlu
disiptakan sehingga tujuan lembaga dapat tercapai secara optimal.
Widyastono (1999) berpendapat bahwa terdapat empat gugus yang erat
kaitannya dengan kinerja guru, yaitu kemampuan (1) merencanakan KBM, (2)
melaksanakan KBM, (3) melaksanakan hubungan antar pribadi, dan (4)
mengadakan penilaian. Sedangkan Suyud (2005) mengembangakn kinerja guru
profesional meliputi: (1) penguasaan bahan ajar, (2) pemahaman karakteristik
siswa, (3) penguasaan pengelolaan kelas, (4) penguasaan metode dan strategi
pembelajaran, (5) penguasaan evaluasi pembelajaran dan (6) kepribadian.
Dari pendapat tersebut di atas, maka yang dimaksud dengan kinerja guru
dalam penelitian ini ialah: (1) penguasaan bahan ajar, (2) pemahaman
karakteristik, (3) penguasaan pengeloaan kelas, (4) penguasaan metode dan
strategi pembelajaran, (5) penguasaan evaluasi pembelajaran, dan (6) kepribadian.
B. Perancangan Pembelajaran
Perancangan pembelajaran merupakan salah satu kompetensi pedagogis
yang harus dimiliki guru, yang akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga kegiatan yaitu ; identifikasi kebutuhan,
perumusan kompetensi dasar, dan penyusunan program pembelajaran.
1. Indentifikasi kebututuhan
Identifikasi adalah kesenjangan dengan apa yang seharusnya dengan
kondisi yang sebenarnya, atau sesuau yang harus dipenuhi untuk mencapai
tujuan. ( Mulyasa,E. 2007). Identifikasi tujuan bertujuan antara lain untuk
melibatkan dan memotivasi peserta didik agar kegiatan belajar dirasakan
sebagai bagian dari kehidupan dan mereka merasa memilikinya.
Menurut Mulyasa,E.(2007) hal ini dapat dilakukan dengan prosedur
sebagai beikut :
51
52
oleh kepala sekolah dan kepala sekolah. Fungsi klepala sekolah dan kepala
sekolah antara lain memberikan bimbingan dan penyuluhan terhadap guru
maupun staf tata usaha agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik., dalam
arti tugas itu dapat berhasil secara efektif.
Usaha dan kegiatan membimbing guru meliputi bimbingan di dalam
kelas seperti metode pemnyampaian, cara mengajar, hubungan siswa dengan
guru, dan proses belajar mengajar, evaluasi proses belajar mengajar, bimbingan di
luar kelas meliputi teknik membuat satuan pelajaran, menulis dan mereview
satuan pelajaran, pengembangan proses instrumen laporan, dan kepribadian guru.
Tanggung jawab seorang supervisor adalah mengusahakan agar guru itu mau
melaksanakan tanggungjawabnya atau tugasnya sesuai dengan persyaratan
persyaratan pekerjaan yang telah ditetapkan.
Tugas kepala sekolah adalah membantu guru dalam pembinaan dan
peningkatan profesi mengajar, pembinaan dan peningkatan sikap personal dan
sikap profesional. Peran kepala sekolah di SD harus mampu menggerakkan guru
dan staf tata usaha untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik. Ada perbedaan
karakteristik antara peran kepala sekolah dengan peran lainya, Sergiovani ( dalam
Atmodiaso dan Totosiswanto, 1991) merinci: (1) sangat kuat kaitannya dengan
tugas tugas seorang ahli (expert), (2) Perlunya hidup dalam dunia dan berbicara
dalam dua bahasa dan ( 3 ) keterbatasan dan kekuasaan.
Dalam hubungan tuntutan keahlian (expert) dapat dijelaskan bahwa
seorang supervisor diharapkan ahli di bidang pendidikan dan tugas tugas
seorang supervisor sangat menonjol dalam kaitannya dengan fungsi fungsi: (1)
kurikulum dan tujuan mengajar, ( 2 ) isi program pendidikan, koordinasi dan
wawasan (3) alternatif dan pilihan (4) kurikulum dan inovasi mengajar (5) pola
pola pengelompokan dan penjadwalan (6) pelayanan dan perencanaan unit (7)
evaluasi dan memilih bahan belajar (8) struktur pengetahuan (9) pola guru dan
pengaruh siswa di kelas (10) gaya mengajar, metode dan prosedur (11) iklim
beljar di kelas (12) guru, siswa dan evaluasi program dan ( 13 ) pengembangan
kurikulum dan menghadapi evaluasi pendidikan. Karakteristik kedua seorang
supervisor ada dalam dunia, dunia guru dan dunia administrasi. Dengan demikian
maka ia harus mempergunakan dua bahasa yaitu bahasa guru dan bahasa
administrator. Karakteristi ketiga adalah terbatasnya kekuasaan yang dimiliki.
Langkah langkah yang dapat diambil oleh pangawas harus sistematis
dan pragmatis, yang berikut: (1) Tahap penemuan pendahuluan ( planning
conference ) tahap ini meliputi: saling mengerti yang mendalam ( mutually
understanding ), suasana akrab (intimizad), menum,buhkan rasa saling percaya,
tentukan jenis yang akan dikontrol, pergunakan instrumen yang tepat (2) tahap
pengamatan (observation classroom); guru melaksanakan komponen komponen
yang dikontrol, kepala sekolah melakukan analisis pendahuluan, bertanya tentang
perasaan dan kesan umum kepada guru ketika diamati, mereview target yang
telah disepakati, menunjukkan data hasil supervisi, bersama sama menafsirkan
53
data yang ditunjuk kepala sekolah, bersama sama menyimpulkan data berusaha
memperbaiki hal hal yang perlu ditingkatkan.
Syarat yang harus dimiliki oleh kepala sekolah harus memiliki kelebihan
(super) dari orang yang dikontrolnya walaupun relatif. Syarat syarat itu
diantaranya : (1) menguasai hal ihwal supervisi (2) objektif dalam melakukan
supervisi (3) komprehensif (berwawasan luas) (4) teliti dalam melakukan
tindakan (5) sistematis dalam bekerja (6) siap melayani guru yang dikontrol, (7)
sabar menghadapi permasalahan dengan terus berupaya memecahkannya (8)
kooperatif, mampu bekerja sama dengan guru yang dokontrol (9) percaya diri
(self confident) (10) mampu mengambil keputusan secara cepat dan tepat, dan
(11) humoris (Boyd dalam Atmodiwiro dan Tatosiswanto, 1991).
Sedangkan syarat guru yang dikontrol menurut Boyd ( dalam
Atmodiwiryo dan Tatosiswanto, 1991 ) ialah sebagai berikut: (1) kesediaan dan
terbuka ( open minded ) (2) objektif dalam melihat permasalahan (3) berfikir
dalam melihat permasalahaan (4) mempunyai motivasi untuk berprestasi (5)
berwawasan luas dan (6) kesiapan untuk dibantu/dikontrol.
1.
Supervisi sebagai inspeksi
Dalam inspeksi, supervisi semata mata merupakan kegiatan
meng-inspeksi pekerjaan pekerjaan guru atau bawahan. Orang orang yang
bertugas atau mempunyai tanggungjawab tentang pekerjaan itu disebut
inspektur. Istilah ini masih berlaku resmi dan umum di negara kita meskipun
sebenarnya dalam pelaksanaan sudah banyak mengalami perubahan. Inspeksi
bukanlah suatu kepengawasan yang berusaha menolong guru untuk
mengembangkan dan memperbaiki cara kerja pendidik dan pengajar.
Inspeksi dijalankan terutama dimaksud untuk meneliti / mengawasi
apakah guru menjalankan apa apa yang sudah diinstruksikan dan ditentukan
oleh kepala sekolah atau tidak, sampai dimana guru guru atau bawahan
menjalankan tugas tugas yang telah ditentukan atasannya, jadi inspeksi ialah
kegiatan kegiatan mencari kesalahan.
Untuk menentukan konduite baik buruknya guru dilihat semata
mata dari: sampai dimana ketaatannya dan kebaikannya menjalankan tugas
tugas. Guru guru tidak pernah diminta pendapat, diajak merunding segala
sesuatu yang berhubungan dengan tugasnya. Musyawarah dan mufakat tidak
berlaku dalam hal ini. Inilah ciri ciri kekepala sekolahasn yang khas yang
berlaku di zaman kolonial dahulu, hingga kini masih juga terdapat sisa
sisanya dalam dunia pendidikan kita. Inspeksi merupakan tipe kepala sekolah
yang otokratis.
2.
Laissez Faire
Kepengawasan yang bertipe laissez faire meupakan kepengawasan
yang sama sekali tidak konstruktif. Kepengawasan Laissez faire membiarkan
guru guru / bawahan bekerja sekehendaknya tanpa diberi petunjuk dan
bimbingan. Guru guru boleh menjalankan tugasnya menurut apa yang
mereka sukai, boleh mengajarkan apa yang mereka ingini dan dengan cara
54
mereka masing masing. Sama halnya dengan Lissez faire pada sistem
ekonomi, tipe laissez faire pada supervisi adalah berdasarkan pandangan
demokrasi yang salah.
Seorang kepala sekolah yang masuk tipe ini sama sekali tidak
memberikan bantuan, kepengawasan dan koreksi terhadap pekerjaan
pekerjaan guru. Pembagian tugas dan kerja sama diserahkan sepenuhnya
kepada mereka masing masing, tanpa petunjuk atau saran saran, tanpa ada
koordinasi. Tidak heran jika dalam kepengawasan laissez faire ini sering
terjadi kesimpang siuran tanggungjawab antara guru guru dan pegawai
pegawai lainnya, mudah timbul perselisihan dan dan kesalahpahaman diantara
mereka. Segala kegitan dilakukan tanpa rencana dan bimbingan dari kepala
sekolah. Para anggota tidak memiliki pengertian yang tepat tentang batas
batas tanggung jawab mereka masing masing. Dengan demikian, sukar
diharapkan adanya kerja sama yang harmonis yang sama sam diarhakan ke
satu tujuan.
3.
Coercive Supervision
Hampir sama dengan kepengawasan yang bersifat inspeksi,
kepengawasan ini bersifat otoriter. Di dalam tindakan kepengawasannya si
kepala sekolah bersifat memaksakan segala sesuatu yang dianggapnbya benar
dan baik menurut pendapatnya sendiri. Dalam hal ini pendapat dan inisiatif
guru tidak dihiraukan atau tidak dipertimbangkan. Yang penting guru harus
tunduk dan menuruti petunjuk petunjuk yang dianggap baik oleh supervisor
itu sendiri.
4.
55
56
57
Permasalahan
Perencanaan tindakan I
58
Pelaks
59
60
N0
1
X
X
X
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Paparan Data dan Temuan Penelitian
1. Perencanaan Tindakan
Penelitian ini menggunakan model pembinaan kepala sekolah
melalui supervisi akademik.
Tujuan yang diharapkan pada pertemuan pertama dalam pembinaan
kepala sekolah ini adalah peningkatan kinerja guru dalam memilih dan
menentukan materi pembelajaran.
Agar tercapai tujuan di atas, peneliti yang bertindak sebagai
pembimbing dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a) Menyusun instrumen pembinaan
b) Menyusun Instrumen Monitoring
c) Sosialisasi kepada Guru
d) Melaksanakan tindakan dalam pembinaan
61
e) Melakukan refleksi
f) Menyusun strategi pembinaan pada siklus ke dua berdasar refleksi siklus
pertama
g) Melaksanakan pembinaan pada siklus kedua
h) Melakukan Observasi
i) Melakukan refleksi pada siklus kedua
j) Menyusun strategi pembinaan pada siklus ketiga berdasar refleksi siklus
kedua
k) Melaksanakan pembinaan pada siklus ketiga
l) Melakukan Observasi
m) Melakukan refleksi pada siklus ketiga
n) Menyusun laporan
2. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian dilakukan 3 siklus yang
terdiri dari enam kali pertemuan.
Waktu yang digunakan setiap kali pertemuan adalah 2 x 60 menit.
Siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 24 s.d 31 Juli 2009 dan siklus
kedua pada tanggal 07 s.d 14 Agustus 2009 dan siklus ke tiga pada tanggal 21
s.d 28 Agustus 2009. Penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan sesuai
dengan prosedur rencana pembinaan dan skenario kepengawasan dan
dilaksanakan pada saat proses belajar bmengajar berlangsung.
62
2
Sri Ayuni, S.Pd
60
3
Kanti rahayu, S.Pd
40
4
Anik Nurhayati, S.Pd
60
5
Andi Futriani, S.Pd
60
6
Mulyadi Suryasupraja, S.Pd
50
7
Supiyati, S.Pd
50
8
Ilmi Rosyida, S.Pd
50
9
Dra. Kamriati
50
10 Nurhidayat, S.Pd
80
11 Kaharuddin, S.Pd
90
12 Syafruddin, S.Pd
80
17 Rini Indrayani, SE
60
Jumlah Total
1193
Skor Maksimum Individu
100
Skor maksimum Kelompok Guru
1900
Keterangan :
Jumlah Guru yang tuntas
: 7 Orang
Jumlah Guru yang belum tuntas : 12 Orang
Kelompok Guru
: belum tuntas.
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan pembinaan
yang dilakukan oleh kepala sekolah melalui supervisi akademik
diperoleh nilai rata-rata peningkatan kinerja guru adalah 62,79 %. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara kelompok guru
belum meningkat kinerjanya, karena yang memperoleh nilai 65 hanya
63
sebesar 36,84 % atau baru 7 orang guru dari 19 orang guru yang tuntas,
hasil ini tentu lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki
yaitu sebesar 85 %. Hal ini disebabkan karena banyak guru yang belum
memahami materi sehingga mereka merasa baru dengan tugas tersebut.
c) Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan diperoleh informasi
dari hasil pengamatan sebagai berikut:
(1) Kepala Sekolah masih kurang teliti dalam melakukan pembinaan di
sekolah
(2) Kepala Sekolah masih kurang baik dalam pemanfaatan waktu
(3) Kepala Sekolah masih kurang konsentrasi dalam melakukan
pembinaan, karena ada tugas lain yang harus dikerjakan.
d) Revisi Rancangan
Pelaksanaan kegiatan pembinaan pada siklus I ini masih
terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada
siklus berikutnya.
(1) Kepala Sekolah perlu lebih terampil dalam memotivasi guru dan lebih
jelas dalam menyampaikan tujuan pembinaan. Di mana guru diajak
untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.
(2) Kepala Sekolah perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan
menambahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi
catatan
(3) Kepala Sekolah harus lebih terampil dan bersemangat dalam
memotivasi guru sehingga kinerjanya lebih meningkat.
SIKLUS II
a) Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembinaan
yang terdiri dari rencana pembinaan 2, soal tes formatif II dan alat-alat
kepengawasan lain yang mendukung.
b) Tahap kegiatan dan pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pembinaan supervisi akademik untuk
siklus II dilaksanakan pada tanggal 07 s.d 14 Agustus 2009 di SMP Negeri
2 Unter Iwes Tahun Pelajaran 2009-2010. Dalam hal ini peneliti bertindak
sebagai kepala sekolah. Adapun proses pembinaan mengacu pada rencana
pembinaan dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga
kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II.
Penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan pada saat proses belajar
mengajar berlangsung.
Pada akhir proses pembinaan guru diberi tes formatif II dengan
tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam meningkatkan
kinerjanya. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun data
hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut
64
Tabel 4.2 :
Tabel Distribusi Nilai tes Pada Siklus II
Keterangan
No
Nama
Skor
Tidak
Tuntas
Tuntas
1
Sudirman, S.Ag
90
2
Sri Ayuni, S.Pd
80
3
Kanti rahayu, S.Pd
60
4
Anik Nurhayati, S.Pd
80
5
Andi Futriani, S.Pd
80
6
Mulyadi Suryasupraja, S.Pd
70
7
Supiyati, S.Pd
60
8
Ilmi Rosyida, S.Pd
70
9
Dra. Kamriati
60
10 Nurhidayat, S.Pd
90
11 Kaharuddin, S.Pd
95
12 Syafruddin, S.Pd
80
17 Rini Indrayani, SE
70
Jumlah Total
1345
Skor Maksimum Individu
100
Skor maksimum Kelompok Guru
1900
Keterangan :
Jumlah Guru yang tuntas
: 16 Orang
Jumlah Guru yang belum tuntas : 3 Orang
Kelompok Guru
: belum tuntas
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata peningkatan hasil tes
formatif guru adalah 70,79 % dan ketuntasan mencapai 84,21 % atau ada
15 orang dari 19 orang guru yang sudah tuntas dalam meningkatkan
kinerjanya. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini peningkatan
guru telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya
peningkatan kinerja guru ini karena setelah kepala sekolah
menginformasikan bahwa setiap akhir pembinaan akan diadakan
penilaian sehingga pada pertemuan berikutnya guru lebih termotivasi
untuk meningkatkan kinerjanya. Selain itu guru juga sudah mulai
65
66
2
Sri Ayuni, S.Pd
90
3
Kanti rahayu, S.Pd
80
4
Anik Nurhayati, S.Pd
90
5
Andi Futriani, S.Pd
90
6
Mulyadi Suryasupraja, S.Pd
80
7
Supiyati, S.Pd
70
8
Ilmi Rosyida, S.Pd
80
9
Dra. Kamriati
70
10 Nurhidayat, S.Pd
100
11 Kaharuddin, S.Pd
100
12 Syafruddin, S.Pd
90
17 Rini Indrayani, SE
80
Jumlah Total
1640
Skor Maksimum Individu
100
Skor maksimum Kelompok Guru
1900
Keterangan :
Jumlah Guru yang tuntas
: 19 Orang
Jumlah Guru yang belum tuntas : - Orang
Kelompok Guru
: Sudah tuntas
Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai rata-rata tes formatif
sebesar 86,32 % dan dari 19 guru secara keseluruhan sudah mencapai
67
68
No
Nama
1
Sudirman, S.Ag
2
Sri Ayuni, S.Pd
3
Kanti rahayu, S.Pd
4
Anik Nurhayati, S.Pd
5
Andi Futriani, S.Pd
6
Mulyadi Suryasupraja, S.Pd
7
Supiyati, S.Pd
8
Ilmi Rosyida, S.Pd
9
Dra. Kamriati
10
Nurhidayat, S.Pd
11
Kaharuddin, S.Pd
12
Syafruddin, S.Pd
13
Bhineka Mahendrayati, S.Pd
14
I Wayan Jayantara, S.Pd
15
Surya Wirawan, S.Pd
16
Dewi Permatasari, S.Pd
17
Rini Indrayani, SE
18
Titin Asmayani, S.Pd
19
Eliyah Kusumawati, S.Pd
Jumlah Total
Skor Maksimum Individu
Skor Maksimum Kelompok
Tindakan
Tindakan 1
Tindakan 2
Siklus 1
80
60
40
60
60
50
50
50
50
80
90
80
70
60
60
70
60
70
60
1193
100
1900
Siklus 2
90
80
60
80
80
70
60
70
60
90
95
80
80
90
70
80
70
80
70
1345
100
1900
Siklus 3
100
90
80
90
90
80
70
80
70
100
100
90
90
90
80
90
80
90
80
1640
100
1900
69
1.
2.
3.
4.
70
71
B. Saran
1. Penelitian perlu dilanjutkan dengan serangkaian penelitian yang
mengembangkan alat ukur keberhasilan yang lebih reliabel agar dapat
menggambarkan peningkatan kinerja guru dengan baik sehingga mutu
pendidikan dapat ditingkatkan.
2. Pembinaan kepala sekolah melalui melalui supervisi akademik kepala sekolah
dalam upaya meningkatkan kinerja guru diperlukan perhatian penuh dan
disiplin yang tinggi pada setiap langkah pembinaan, dan perencanaan yang
matang misalnya dalam pengalokasian waktu dan pemilihan konsep yang
sesuai.
3. Kepada guru diharapkan selalu mengikuti perkembangan jaman, terutama
dengan membaca hasil karya para akhli sehingga tidak ketinggalan dengan
daerah lain, dalam meningkatkan mutu pendidikan, sebagai tanggung jawab
bersama memajukan pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini. 2004. Dasar dasar Supervisi. Jakarta: Rineka Cipta.
________________.2007. Penelitian Tindakan Sekolah. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
72
73
Lampiran : 1
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Sudirman, S.Ag
Sri Ayuni, S.Pd
Kanti rahayu, S.Pd
Anik Nurhayati, S.Pd
Andi Futriani, S.Pd
Mulyadi Suryasupraja, S.Pd
Supiyati, S.Pd
Ilmi Rosyida, S.Pd
Dra. Kamriati
Nurhidayat, S.Pd
Kaharuddin, S.Pd
Syafruddin, S.Pd
Bhineka Mahendrayati, S.Pd
GT
GT
GT
GT
GT
GT
GT
GT
GT
GT
GT
GT
GT
74
31-07
2009
07-08
2009
14-08
2009
21-08
2009
VI
Tgl.
28-08
2009
14
15
16
17
18
19
GT
GT
GTT
GTT
GTT
GTT
Unter Iwes, 24 juli 2009
Kepala sekolah
Lampiran : 2
Instrumen Penilaian Kinerja Guru
Penilaian Kinerja Guru dalam Perencanaan Pembelajaran
( Skala Nilai 1 4 )
Nama Guru
Mata Pelajaran
Pokok Materi
Kelas/Semester
: ..............................................................
: ..............................................................
: ..............................................................
: ..............................................................
No
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
1
Tujuan Pembelajaran
Standar Kompetensi
Indikator
Ranah Tujuan (komprehenship)
Sesuai dengan Kurikulum
2
75
Nilai *)
*) Skala Nilai 0 4
Unter Iwes,
Kepala sekolah
2009
76
Nilai 2
Nilai 1
Nilai 0
Lampiran 3
INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU
DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Instrumen Penilaian Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran (PP)
Di SMP Negeri 2 Unter Iwes Tahun Pelajaran 2009-2010
1. Nama Guru
2. NIP/NIK
3. Sekolah (tempat)
4. Waktu (penilaian)
5.Tanggal (penilaian)
Petunjuk :
:
:
:
:
:
77
SKOR
N
O
I
1.
2.
II
A.
3.
4.
5.
6.
B.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
1 2 3 45
1 2 3 45
C.
13.
14.
15.
D.
16.
17.
18.
E.
19.
20.
F.
SKOR
78
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
N
O
21.
22.
III
23.
24.
SKOR
Unter Iwes,
Kepala sekolah
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
2009
:___________________________
:___________________________
:___________________________
:___________________________
Petunjuk :
Berilah penilaian kompetensi kepribadian dan sosial guru, dengan cara melingkari
angka pada kolom skor (1, 2, 3, 4, 5) sesuai dengan kriteria sebagai berikut.
1 = sangat tidak baik/sangat rendah
2 = tidak baik/rendah
3 = kurang baik/kurang tinggi
4 = baik/tinggi
5 = sangat baik/sangat tingi
79
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Skor
1 2 3 4 5
Unter Iwes,
80
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
............
2009
Lampiran : 5
Intrumen Penilaian Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Penilaian Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran
(Skala 0 4)
Nama Guru : .........................................................
Mata Pelajaran : ........................................................
Pokok Materi : .........................................................
Kelas/Semester : ........................................................
Waktu
: .........................................................
No
.
1.
Penampilan Guru
Kemampuan Membuka Pelajaran
a Menarik Perhatian siswa
b Memberikan motivasi awal
81
Skors *)
2.
3.
5.
6.
7.
8.
9.
82
Unter Iwes,......,..............2009
Penilai,
SRI NINGSIH, S.Pd
NIP.19630621 198403 2 005
*) Skala nilai 0 4
Kriterai Penilaian:
Nilai 4 jika semua deskriptor tampak
Nilai 3 jika hanya 3 deskriptor yang tampak
Nilai 2 jika hanya 2 deskriptor yang tampak
Nilai 1 jika hanya 1 deskriptor yang tampak
Nilai 0 jika tidak ada deskriptor yang tampak
Lampiran : 6
Intrumen Penilaian Pelaksanaan Membuka dan Menutup Pembelajaran
Nama Guru :..
Pokok Materi
: ............
Hari/Tanggal : .
Kelas/Smt
: .................................
N
Aktivitas Guru
o
Kegiatan Membuka Pembelajaran
1. Memperhatikan sikap dan tempat duduk siswa
2. Memulai pembelajaran setelah siswa siap untuk
belajar
3. Menjelaskan pentingnya materi pelajaran yang
akan dipelajari
4. Melakukan Appersepsi (mengkaitkan materi
yang disajikan dengan materi yang telah
dipelajari sehingga terjadi kesinambungan)
5. Kejelasan
hubungan
antara
pendahuluan
dengan inti pelajaran dilakukan semenarik
83
Skor
1 2 3 4
1 2 3 4
1 2 3 4
1 2 3 4
1 2 3 4
mungkin
Kegiatan Menutup Pembelajaran
1. Kemampuan menyimpulkan KBM dengan tepat
2. Kemampuan menggunakan kata-kata yang
memebesarkan hati siswa
3. Kemampuan
memberikan
evaluasi
lisan
maupun tulisan
4. Kemampuan memberikan tugas yang sifatnya
memberikan pengayaan, dan pendalaman
Komentar/Saran
............................................................................
..............
............................................................................
..............
............................................................................
..............
1 2 3 4
1 2 3 4
1 2 3 4
1 2 3 4
Total Skors
Penilai,
84
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Biologi adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berfikir. Karena itu
Biologi sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam
85
86
87
88
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Komunikasi Biologi
Komunikasi (secara konseptual) yaitu memberitahukan (dan
menyebarkan) berita, pengetahuan, pikiran-pikiran dan nilai-nilai dengan maksud
untuk menggugah partisipasi agar hal-hal yang diberitahukan menjadi milik
bersama. (Sardiman, 2001:8). Kata komunikasi (bahasa Inggris : Communication)
berasal dari kata kerja Latin communicare, yang berarti berbicara bersama,
berunding, berdiskusi dan berkonsultasi, satu sama lain. Kata ini erat
hubungannya dengan kata Latin communitas, yang tidak hanya berarti
komunitas/masyarakat sebagai satu kesatuan, tetapi juga berarti ikatan berteman
dan rasa keadilan dalam hubungan antara orang-orang satu sama lain
(Suwito,1989:1).
89
90
91
1) Obyek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di ruang
kelas dapat diganti dengan gambar, foto, slide, realita, film, radio atau
model.
2) Obyek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera dapat
disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide atau gambar.
3) Kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam
puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video, film, foto, slide
disamping secara verbal.
4) Obyek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah dapat
ditampilkan secara kongkret melalui film, gambar, slide atau simulasi
komputer.
5) Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat disimulasikan.
Menurut Drs. Ahmad D. Marimba (dalam Syaiful Bahri Djamarah dan
Aswan Zain,1995:54) alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam
rangka mencapai tujuan pengajaran. Sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan
dalam mencapai tujuan pengajaran, alat mempunyai fungsi, yaitu alat sebagai
perlengkapan, alat sebagai pembantu mempermudah usaha mencapai tujuan, dan
alat sebagai tujuan.
Setiap materi pelajaran tentu memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi.
Pada satu sisi ada bahan pelajaran yang tidak memerlukan alat bantu, tetapi di lain
pihak ada bahan pelajaran yang sangat memerlukan alat bantu berupa media
pengajaran seperti globe, grafik, gambar dan sebagainya.
Media pendidikan sebagai salah satu sumber belajar ikut membantu guru
memperkaya wawasan anak didik. Aneka macam bentuk dan jenis media
pendidikan yang digunakan oleh guru menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi anak
didik. Dalam menerangkan suatu benda, guru dapat membawa bendanya secara
langsung ke hadapan anak didik di kelas. Dengan menghadirkan bendanya seiring
dengan penjelasan mengenai benda itu, maka benda itu dijadikan sebagai sumber
belajar.
Menurut Sugiarto dan Hidayah (2005:4-5), media pembelajaran dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
a) media obyek fisik (model, alat peraga);
b) media grafis/visual (poster, chart, kartu dll);
c) media proyeksi;
d) media audio;
e) media audio-visual.
Nilai praktis media pembelajaran antara lain sebagai berikut.
(1) Mampu mengatasi keterbatasan perbedaan pengalaman pribadi siswa.
(2) Mampu mengatasi keterbatasan ruang kelas.
(3) Mampu mengatasi keterbatasan ukuran benda.
(4) Mampu mengatasi keterbatasan kecepatan gerak benda.
(5) Mampu mempengaruhi motivasi belajar siswa.
92
93
94
95
96
4.
5.
6.
7.
97
F. Kerangka Berpikir
Pada hakekatnya pembelajaran merupakan proses komunikasi antara guru
dan siswa. Seorang guru perlu menyadari bahwa proses komunikasi tidak selalu
dapat berjalan dengan lancar, bahkan proses komunikasi dapat menimbulkan
kebingungan, salah pengertian atau bahkan salah konsep.
Kesalahan komunikasi seorang guru akan dirasakan siswanya sebagai
penghambat pembelajaran.Pendampingan dimaksudkan bahwa dalam waktu
tertentu guru danpeneliti bersama-sama dalam merancang pembelajaran,
melaksanakanhingga melakukan refleksi di sekolah dimana guru bertugas. Dalam
hal ini, pendamping lebih ahli dalam membuat RP yang sesuai dengan tuntutan
KTSP, pemanfaatan alat peraga dan pembuatan LKS. Dengan pendampingan saat
guru menerapkan pembelajaran di kelas, selain guru mendapat feed back setiap
usai pembelajaran Biologi dari pendamping (peneliti), guru dapat melakukan
kolaborasi dengan pendamping. Dengan alat peraga, siswa dapat memahami
konsep Biologi dengan benar. Proses komunikasi selama pembelajaran akan
98
berjalan lancar sehingga siswa tidak merasa bingung. Selain itu dapat
menciptakan kondisi kelas dengan kadar aktivitas siswa, motivasi siswa dan
motivasi guru yang cukup tinggi. Siswa akan merasa senang dan tidak bosan
karena dalam pembelajarannya guru tidak menggunakan metode ekspositori.
Siswa juga merasa menikmati pelajaran Biologi dan tidak merasa takut.
G. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian dan kerangka berpikir di atas dapat dirumuskan
hipotesis tindakan sebagai berikut;
1. Kemampuan komunikasi Biologi materi keanekaragaman hayati dapat
ditingkatkan dengan menggunakan pembelajaran bercirikan pendayagunaan
alat peraga dan pendampingan kelas X-1 SMA Negeri 1 Alas tahun pelajaran
2009/2010.
2. Pembelajaran bercirikan pendayagunaan alat peraga dan pendampingan efektif
dalam meningkatkan kemampuan komunikasi Biologi materi keanekaragaman
hayati kelas X-1 SMA Negeri 1 Alas tahun pelajaran 2009/2010.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah peningkatan komunikasi pada pelajaran
Biologi yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Alas. Berdasarkan hasil observasi
yang penulis lakukan bahwa kelas X-1 SMA Negeri 1 Alas partisipasi belajar
Biologi masih sangat rendah. Siswa merasa kesulitan dalam belajar sehingga
siswa kurang respon terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, yang dilakukan secara
bertahap-tahap sampai mendapatkan hasil yang diinginkan.
Jumlah siswa secara keseluruhan dapat disajikan dalam tabel berikut :
TABEL 3.1
JUMLAH SISWA SMA NEGERI 1 ALAS
99
C. Rancangan Penelitian
1. Tindakan dilaksanakan dalam 3 siklus
2. Kegiatan dilaksanakan dalam ganjil tahun pelajaran 2009-2010.
3. Lama penelitian 6 pekan efektif dilaksanakan mulai tanggal 08 September
sampai dengan 15 Oktober 2009.
Dalam pelaksanaan tindakan,rancangan dilakukan dalam 3 siklus yang
meliputi ; (a) perencanaan, (2) tindakan, (3) pengamatan, (4) refleksi.
Rancangan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) menurut Kemmis dan
Mc.Taggar ( Depdiknas,2000 ) adalah seperti gambar berikut :
Plan
Reflective
Action / Observation
100
Siklus I
Recived Plan
Reflective
Action / Obesrvation
Siklus II
Recived Plan
Reflective
Action / Observation
Siklus III
Recived Plan
Gambar 3.1. Alur Penelitian Tindakan Kelas
1. Rencana ( Plan ) : adalah rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk
memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi.
2. Tindakan ( Action ) : adalah apa yang dilakukan oleh peneliti / guru sebagai
upaya perbaikan,peningkatan atau perubahan yang diinginkan.
3. Observasi ( Observation ) : adalah mengamati atas hasil atau dampak dari
tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap kepala sekolah.
4. Refleksi ( reflection ) : adalah peneliti mengkaji,melihat,dan
mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan dari pelbagai
keriteria.
5. Revisi ( recived plan ) : adalah berdasarkan dari hasil refleksi ini,peneliti
melakukan revisi terhadap rencana awal.
D. Variabel Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini variabel yang diteliti adalah
peningkatan kemampuan komunikasi Biologi materi kenanekaragaman hayati
101
102
No
1
2
Tabel 3.2 :
JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN
Bulan
Uraian Kegiatan
Keterangan
September
Oktober
2009
2009
1 2 3 4 5 6
Persiapan dan Koordinasi
X
SIKLUS I
a. Perencanaan
b. Tindakan
c. Observasi
103
d. Evaluasi
SIKLUS II
a. Perencanaan
b. Tindakan
c. Observasi
d. Evaluasi
SIKLUS III
a. Perencanaan
b. Tindakan
c. Observasi
5
6
d. Evaluasi
ANALISIS DATA
PENYUSUNAN DRAFT
LAPORAN
PENYUSUNAN
X
X
X
X
LAPORAN AKHIR
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Paparan Data dan Temuan Penelitian
1. Perencanaan Tindakan
Penelitian ini menggunakan pembelajaran dengan model
pembelajaran bercirikan pendayagunaan alat peraga dan pendampingan.
Tujuan yang diharapkan pada pertemuan pertama dalam
pembelajaran Biologi adalah mendeskripsikan materi biologi tentang
kenanekaragaman hayati.
Agar tercapai tujuan di atas, peneliti yang bertindak sebagai guru
melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a) Menyusun instrumen pembelajaran
b) Menyusun Instrumen Monitoring
c) Sosialisasi kepada siswa
d) Melaksanakan tindakan dalam pembelajaran
e) Melakukan refleksi
104
SIKLUS 1
a) Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1 dan alatalat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar
observasi pengolaan pembelajaran.
b) Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I
dilaksanakan pada tanggal 08 s.d 15 September 2009 di SMA Negeri 1
Alas Tahun pelajaran 2009-2010, dengan jumlah siswa 30 orang. Dalam
hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar
mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan.
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksaaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa
diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data
hasil penelitian pada siklus I. adalah seperti pada tabel berikut :
Tabel 4.1 :
105
2
Afifatun
P
55
3
Agus Sukahad
L
35
4
Andri Ardiansyah
L
45
5
Amri Rosyadi
L
45
6
Arfiny Ghosyasi
P
45
7
Azalia Fuji L
P
50
8
Bagus Chandra B
L
60
9
Bahtiar
L
63
10 Desfitasari
P
63
12 Dewi Ratnawati
P
65
13 Dwi Alyansyah
P
67
15 Firdauz
P
55
17 Hari Arfan
L
55
18 Helmi Yusita
P
74
19 Indro Pratomo
L
65
20 Magita Firmansyah
L
68
21 Nurmawati
P
40
22 Pratiwi
P
40
Cahyaningtiyas
23 Rizkia Utami
P
65
24 Sakinah
P
65
25 Satria Irawansyah
L
55
27 Vivin Nurwindari
P
65
28 Wulan Indriani
P
50
29 Yuli Febrianti
P
50
30 sasmita
P
65
Jumlah Total
30
1822
orang
Skor Maksimum Individu
100
-
106
Skormaksimum Kelas
Keterangan :
Jumlah siswa yang tuntas
Jumlah siswa yang belum tuntas
Klasikal
3000
: 11 Orang
: 19 Orang
: belum tuntas
107
2
Afifatun
P
65
3
Agus Sukahad
L
55
4
Andri Ardiansyah
L
60
5
Amri Rosyadi
L
60
6
Arfiny Ghosyasi
P
60
7
Azalia Fuji L
P
70
8
Bagus Chandra B
L
80
9
Bahtiar
L
80
10 Desfitasari
P
80
12 Dewi Ratnawati
P
75
13 Dwi Alyansyah
P
80
15 Firdauz
P
65
17 Hari Arfan
L
65
108
18
19
20
21
22
Helmi Yusita
Indro Pratomo
Magita Firmansyah
Nurmawati
Pratiwi
Cahyaningtiyas
23 Rizkia Utami
24 Sakinah
25 Satria Irawansyah
26 Tri Yuni Cahya P
27 Vivin Nurwindari
28 Wulan Indriani
29 Yuli Febrianti
30 sasmita
Jumlah Total
Skor Maksimum Individu
Skormaksimum Kelas
P
L
L
P
P
85
85
80
60
60
P
P
L
P
P
P
P
P
30
orang
-
75
75
65
65
75
60
60
75
2110
100
3000
Keterangan :
Jumlah siswa yang tuntas
: 22 Orang
Jumlah siswa yang belum tuntas : 8 Orang
Klasikal
: belum tuntas.
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa
adalah 70,33 % dan ketuntasan belajar mencapai 73,33 % atau ada 22
siswa dari 30 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa
pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami
peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil
belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap
akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan
berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga
sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan dinginkan guru dengan
menerapkan model pembelajaran bercirikan pendayagunaan alat peraga
dan pendampingan.
c) Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari
hasil pengamatan sebagai berikut:
1) Memotivasi siswa
2) Membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep
3) Pengelolaan waktu
d) Revisi Pelaksanaaan
109
NAMA SISWA
Skor
110
Keterangan
L/P
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Apriandi
Afifatun
Agus Sukahad
Andri Ardiansyah
Amri Rosyadi
Arfiny Ghosyasi
Azalia Fuji L
Bagus Chandra B
Bahtiar
Desfitasari
Devi Dwi Suryani
Dewi Ratnawati
Dwi Alyansyah
Eka Surya Sulastriany
Firdauz
Fitri Sagina Febriani
Hari Arfan
Helmi Yusita
Indro Pratomo
Magita Firmansyah
Nurmawati
Pratiwi Cahyaningtiyas
Rizkia Utami
Sakinah
Satria Irawansyah
Tri Yuni Cahya P
Vivin Nurwindari
Wulan Indriani
Yuli Febrianti
sasmita
Jumlah Total
Skor Maksimum Individu
Skor maksimum Kelas
L
P
L
L
L
P
P
L
L
P
P
P
P
P
P
P
L
P
L
L
P
P
P
P
L
P
P
P
P
P
30
orang
-
Tuntas
75
75
55
70
70
60
80
90
90
90
80
85
90
90
75
95
65
85
85
90
70
70
85
85
75
75
85
70
70
85
2365
100
3000
Keterangan :
Jumlah siswa yang tuntas
: 30 Orang
Jumlah siswa yang belum tuntas : - Orang
Klasikal
: tuntas.
111
Tidak
Tuntas
112
Setelah dilakukan tindakan pada siklus 1, siklus 2 dan siklus 3 menunjukkan hasil
sebagai berikut.
Tabel : 4.4 :
Analisis Hasil Tes Biologi dengan pembelajaran Bercirikan Pendayagunaan
Alat Peraga dan Pendampingan Sebelum dan Sesudah Diberi Tindakan
Skor
Skor
Skor
No
Nama
sebelum
setelah
setelah
Tindakan
Tindakan Tindakan
Siklus 1
1
2
Siklus 2
Siklus 3
1
Apriandi
55
65
75
2
Afifatun
55
65
75
3
Agus Sukahad
35
55
55
4
Andri Ardiansyah
45
60
70
5
Amri Rosyadi
45
60
70
6
Arfiny Ghosyasi
45
60
60
7
Azalia Fuji L
50
70
80
8
Bagus Chandra B
60
80
90
9
Bahtiar
63
80
90
10 Desfitasari
63
80
90
11 Devi Dwi Suryani
55
65
80
12 Dewi Ratnawati
65
75
85
13 Dwi Alyansyah
67
80
90
14 Eka Surya Sulastriany
67
80
90
15 Firdauz
55
65
75
16 Fitri Sagina Febriani
75
85
95
17 Hari Arfan
55
65
65
18 Helmi Yusita
74
85
85
19 Indro Pratomo
65
85
85
20 Magita Firmansyah
68
80
90
21 Nurmawati
40
60
70
22 Pratiwi
40
60
70
Cahyaningtiyas
23 Rizkia Utami
65
75
85
24 Sakinah
65
75
85
25 Satria Irawansyah
55
65
75
26 Tri Yuni Cahya P
55
65
75
27 Vivin Nurwindari
65
75
85
28 Wulan Indriani
50
60
70
29 Yuli Febrianti
50
60
70
30 sasmita
65
75
85
113
Jumlah Total
Skor Maksimum Individu
Skor Maksimum Kelas
1822
100
3000
2110
100
3000
2365
100
3000
114
115
pertemuan pertama dari 30 orang siswa yang hadir pada saat penelitian ini
dilakukan nilai rata rata mencapai ; 60,73 % meningkat menjadi 70,33 % dan
pada siklus 3 meningkat menjadi 78,83 % .
Dari analisis data di atas bahwa pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran bercirikan pendayagunaan alat peraga dan pendampingan
diterapkan pada pembelajaran Biologi kelas X.1, yang berarti proses kegiatan
belajar mengajar lebih berhasil dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
khususnya pada siswa di SMA Negeri 1 Alas, oleh karena itu diharapkan kepada
para guru SMA dapat melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model
bercirikan pendayagunaan alat peraga dan pendampingan
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) siswa
dikatakan tuntas apabila siswa telah mencapai nilai standar ideal 75 mencapai
85 %. Sedangkan pada penilitian ini, pencapai nilai 75 pada ( siklus 3 )
mencapai melebihi target yang ditetapkan dalam KTSP yaitu mencapai 93,33 %
Dengan demikian maka hipotesis yang diajukan dapat diterima.
BAB V
PE N UTU P
A. Simpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga
siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran bercirikan
pendayagunaan alat peraga dan pendampingan memiliki dampak positif dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa di SMA Negeri 1 Alas mata pelajaran
Biologi yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam
setiap siklus, yaitu siklus I ( 60,67 %), siklus II ( 70,33 % ), dan siklus III
(78,83 % ).
2. Penerapan pembelajaran bercirikan pendayagunaan alat peraga dan
pendampingan pada pelajaran Biologi mempunyai pengaruh positif, yaitu
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
3. Penerapan pembelajaran model bercirikan pendayagunaan alat peraga dan
pendampingan efektif untuk meningkatkan kembali materi ajar yang telah
diterima siswa selama ini, sehingga mereka merasa siap untuk menghadapi
pelajaran berikutnya.
B. Saran-Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar
proses belajar mengajar di sekolah dasar ( SMA ) lebih efektif dan lebih
116
memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai
berikut :
1. Untuk melaksanakan metode pembelajaran bercirikan pendayagunaan alat
peraga dan pendampingan memerlukan persiapan yang cukup matang,
sehingga guru harus mempu menentukan atau memilih topik yang benar-benar
bisa diterapkan dengan pemberian model pembelajaran bercirikan
pendayagunaan alat peraga dan pendampingan sehingga diperoleh hasil yang
optimal.
2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih
sering melatih siswa dengan kegiatan penemuan, walau dalam taraf yang
sederhana, di mana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru,
memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya
dilakukan di SMA Negeri 1 Alas tahun pelajaran 2009-2010.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal. 1991. Evaluasi Instruksional Prinsip-Teknik- Prosedur. Bandung: PT
Remaja Rodakarya
Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Asikin, M. 2001. Komunikasi Biologi dalam RME. Makalah Seminar. Disajikan
dalam Seminar Nasional RME di Universitas Sanata Darma
Yogyakarta., 14-15 Nopember 2001.
Depdikas. 2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Biologi
Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Depdiknas.
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Dirjen Dikdasmen. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and
Learning). Jakarta :Depdiknas.
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.1993. Kurikulum Pendidikan
Dasar GBPP SLTP Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.Jakarta:
Depdikbud.
117
118
119
Lampiran : 1
PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA
DINAS PENDIDIKAN NASIONAL
SEKOLAH MENENGAH ATAS ( SMA ) NEGERI 1 ALAS
Jl Pahlawan No 2 Telp.(0372) 91140 Alas - Sumbawa - NTB
120
Lampiran : 2
PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA
DINAS PENDIDIKAN NASIONAL
SEKOLAH MENENGAH ATAS ( SMA ) NEGERI 1 ALAS
Jl Pahlawan No 2 Telp.(0372) 91140 Alas - Sumbawa - NTB
121
SURAT KETERANGAN
Nomor : 422 /
/SMA.03 /2009
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SMA Negeri 1 Alas , menerangkan
bahwa :
Nama
: Drs. M. AMIN
NIP.
: 19591231 198803 1 137
Pangkat/Golongan
: Pembina IV/a
Mengajar Bidang Studi : Biologi
Alamat
: Jl Pahlawan No 2 Alas
Telah melakukan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dengan judul :etUpaya
Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Biologi Materi Keanekaragaman
Hayati dengan menggunakan pembelajaran bercirikan pendayagunaan alat
peraga dan pendampingan kelas X.1 SMA Negeri 1 Alas tahun pelajaran
2009/2010 Sejak tanggal 08 September sampai dengan 15 Oktober 2009
Demikian surat keterangan penelitian ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Alas, 17 Oktober
Kepala Sekolah
2009
Lampiran 3
No
122
Tgl.
Tgl.
Tgl.
Tgl.
VI
Tgl.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Apriandi
Afifatun
Agus Sukahad
Andri Ardiansyah
Amri Rosyadi
Arfiny Ghosyasi
Azalia Fuji L
Bagus Chandra B
Bahtiar
Desfitasari
Devi Dwi Suryani
Dewi Ratnawati
Dwi Alyansyah
Eka Surya Sulastriany
Firdauz
Fitri Sagina Febriani
Hari Arfan
Helmi Yusita
Indro Pratomo
Magita Firmansyah
Nurmawati
Pratiwi Cahyaningtiyas
Rizkia Utami
Sakinah
Satria Irawansyah
Tri Yuni Cahya P
Vivin Nurwindari
Wulan Indriani
Yuli Febrianti
Sasmita
L
P
L
L
L
P
P
L
L
P
P
P
P
P
P
P
L
P
L
L
P
P
P
P
L
P
P
P
P
P
08-09
2009
15-09
2009
22-09
2009
29-09
2009
06-10
2009
15-10
2009
Drs. M. AMIN
NIP. 19591231 198803 1 137
Lampiran : 4
LEMBAR PENGAMATAN
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DENGAN PEMBELAJARAN
BERCIRIKAN PENDAYAGUNAAN ALAT PERAGA
DAN PENDAMPINGAN
Sekolah
:______________________
123
Kelas/Semester :______________________
Tanggal
:_______________
PokokBahasan
Pukul
:_______________
:______________________
Berikut ini diberikan suatu daftar aspek pengelolaan kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan guru di kelas.Berikan penilaian dengan cara memberi tanda cek
(V)
pada kolom yang sesuai.
Dilakukan
Penilaian
No
Aspek yang diamati
ya
tdk
1
2
3
4
I
Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Menyampaikan
Tujuan
Pembelajaran
2. Mengaitkan dengan pelajaran
sebelumnya
3. Memotivasi Siswa
II
B. Kegiatan Inti
Melatih siswa dalam Belajar
mengajar
1. Secara klasikal menjelaskan
materi dalam belajar mengajar
yang akan digunakan
2. Memodelkan
pembelajaran
melalui
pembelajaran
bercirikan pendayagunaan alat
peraga dan pendampingan
dalam proses belajar mengajar
3. Membimbing siswa tentang
Biologi melalui pembelajaran
bercirikan pendayagunaan alat
peraga dan pendampingan
dalam proses belajar mengajar.
4. Memeriksa pemahaman siswa
terhadap materi kegiatan belajar
Biologi dalam belajar mengajar
5. Memberikan latihan mandiri
6. Menyampaikan tujuan dan
motivasi
7. Mendemonstrasikan
pengetahuan dan ketrampilan
8. Memberikan latihan terbimbing
9. Memberikan pemahaman dan
memberikan umpan balik
124
III
IV
V
VI
Alas ,__,_________2009
Pengamat
Keterangan :
1. Tdak Baik
2. Kurang Baik
3. Cukup Baik
4. Baik
___________________
Lampiran : 5
LEMBAR PENGAMATAN
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DENGAN PEMBELAJARAN
BERCIRIKAN PENDAYAGUNAAN ALAT PERAGA
DAN PENDAMPINGAN
Sekolah
:______________________ Nama Guru :_______________
Kelas/Semester :______________________ Tanggal
:_______________
PokokBahasan :______________________ Pukul
:_______________
125
Berikut ini diberikan suatu daftar aspek pengelolaan kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan guru di kelas.Berikan penilaian dengan cara memberi tanda cek
(V)
pada kolom yang sesuai.
Dilakukan
Penilaian
No
Aspek yang diamati
ya
tdk
1
2
3
4
I
Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Menyampaikan
Tujuan
Pembelajaran
2. Mengaitkan dengan pelajaran
sebelumnya
3. Memotivasi Siswa
II
B. Kegiatan Inti
1. Mendemonstrasikan
pengetahuan dan ketrampilan
2. Memberikan latihan terbimbing
3. Memberikan pemahaman dan
memberikan umpan balik
4. Memberikan latihan mandiri
III
Kesesuaian Metode
IV
C. Penutup
Membimbing siswa merangkum
materi
pelajaran
V
Pengelolaan Waktu
VI
Suasana Kelas
1. Siswa antusias
2. Guru antusias
Keterangan :
1. Tdak Baik
2. Kurang Baik
3. Cukup Baik
4. Baik
Alas ,__,_________2009
Pengamat
____________________
Lampiran : 6
:______________________
126
Kelas/Semester :______________________
PokokBahasan :______________________
Tanggal
Pukul
:_______________
:_______________
Petunjuk Pengisian
Amatilah aktivitas gruru dan siswa dalam kelompok subyek selama kegiatan belajar
mengajar berlansung.
Isilah lembar pengamatan dengan prosedur sebagai berikut :
1. Pengamatan melakukan pengamatan duduk di tempat yang memungkin untuk
melihat semua aktivitas siswa yang diamati
2. Tiap 90 detik pengamat melakukan pengamatan aktivitas guru dan siswa yang
dominan dan 30 detik berikutnya menulis kode kategori pengamatan.
3. Kode-kode kategori dituliskan pada baris dan kolom yang tersedia
4. Pengamatan terhadap guru dan siswa dilakukan bersamaan sejak kegiatan
pembelajaran dimulai.
Kategori Pengamatan Pembelajaran Melalui Pembelajaran Bercirikan
Pendayagunaan Alat Peraga dan Pendampingan pada Pelajaran Biologi
Nama Guru
127
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Alas ,__,_________2009
Pengamat
_____________________
128
Siswa
secara berkelompok
menpresentasikan
hasil
Pembelajaran
dengan menggunakan
alat peraga
pembelajarannya
dengan
menggunakan
laptop
termasuk laptop digunakan dalam pembelajaran siswa
secara
bergantian
di depanmeningkat
kelas
sangat
antusias
dan prestasi
129
BAB I
130
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam Undang Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional
(SISDIKNAS no 20 tahun 2003 ) menyatakan bahwa ; Pendidikan adalah usaha
sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan, bimbingan, pengajaran
dan atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang. Pendapat lain
menyatakan bahwa pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi
peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan
lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam
dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi dalam kehidupan masyarakat
(Oemar Hamalik, 2007:3).
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah
kebutuhan bagi manusia yang harus dipenuhi sebagai bakat dalam kehidupan.
Proses pendidikan sudah tentu tidak dapat dipisahkan dengan semua upaya yang
harus dilakukan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas,
sedangkan manusia yang berkualitas itu dilihat dari segi pendidikan telah
terkandung secara jelas dalam tujuan pendidikan nasional. Guru sebagai pendidik
memiliki peran penting bagaimana membina dan membimbing anak didik di
sekolah agar lebih berkualitas.
Biologi merupakan salah satu mata pelajaran eksak yang termuat dalam
kurikulum, merupakan dasar perkembangan teknologi. Hal ini dibuktikan
banyaknya produk-produk teknologi yang dikembangkan dengan menggunakan
konsep biologi. Bahkan dalam KTSP (Kurikulum Tingkan Satuan Pendidikan)
saat ini, mata pelajaran biologi termasauk salah satu mata pelajaran yang diujian
nasionalkan. Tetapi realita saat ini masih ada saja anggapan siswa bahwa mata
pelajaran biologi adalah mata pelajaran yang sulit, hal ini disebabkan mata
pelajaran biologi selain terdiri dari konsep-konsep juga istilah-istilah latin yang
sulit dipahami oleh siswa. Hal ini menyebabkan minat belajar siswa menurun,
sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar.
Di era globalisasi saat ini, dengan semakin meningkatnya ilmu
pengetahuan dan teknologi pada umumnya, masih ditemukan siswa yang kurang
memahami konsep biologi, siswa hanya menghafal, kurang latihan soal, sehingga
materi yang di sampaikan tidak di pahami. Selain itu juga alat praktikum juga
tidak dapat menunjangkan siswa untuk lebih memahami materi biologi karena
terbatas alat yang disediakan oleh sekolah.
Dari hasil pengamatan peneliti sebagai guru biologi yang mengajar di
kelas IX SMP Negeri 2 Sumbawa, juga mengalami hal yang sama, hasil belajar
siswa masih jauh dari standar KKM yang telah ditetapkan 65, siswa kelas IX yang
diajar oleh peneliti hanya 32,42% yang tuntas dalam belajar dilihat dari
pencapaian hasil ulangan harian siswa tahun pelajaran 2009-2010. Jika hal ini
dibiarkan secara terus menerus maka akan berimplikasi pada rendahnya mutu
131
pendidikan di SMP Negeri 2 sumbawa. Oleh karena itu sebagai guru mata
pelajaran biologi perlu melakukan suatu upaya antara lain dengan melakukan
beberapa kali remedial kepada siswa-siswa yang nilainya di bawah standar,
menerapkan pendekatan dan metode yang inovatif sesuai dengan karakateristik
materi yang diajarkan.
Dari uraian tersebut di atas, tindakan yang dilakukan baik melalui
remidial maupun menerapkan pendekatan atau metode pembelkajaran yang
inovatif perlu dilakukan pengkajian ilmiah melalui penelitian tindakan kelas
(PTK), peneliti perlu melakukan pembelajaran dengan menerapkan suatu model
pembelajaran yang sederhana, sistematik, bermakna dan dapat digunakan oleh
para guru sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik
sehingga dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu
diantaranya adalah model pembelajaran ARIAS (ARIAS (Assurance, Relevance,
Interest, Assesment and Satisfaction).
Dalam kegiatan awal pembelajaran, peneliti mencoba menumbuhkan
rasa percaya diri pada siswa bahwa siswa mampu dan berhasil jika tekun dan
memperhatikan materi yang diajarkan, dan menjelaskan kepada siswa bahwa apa
yang dipelajari tersebut, kelak akan berguna dalam kehidupan. Dalam penerapan
model pembelajaran ARIAS ini, peneliti juga berusaha menumbuhkan minat atau
perhatian siswa dan berusaha memelihara minat atau perhatian siswa selama
proses pembelajaran berlangsung. Sebagai upaya perbaikan dan peningkatan hasil
belajar siswa pada pelajaran biologi, maka peneliti perlu melakukan penelitian
tindakan dengan judul : Upaya peningkatan Hasil Belajar Biologi dengan
menerapkan Model Pembelajaran ARIAS ( Assurance, Relevance, Interest,
Assesment, and Satisfaction ) siswa kelas IX-1 SMP Negeri 2 Sumbawa tahun
pelajaran 2009-2010.
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian tersebut di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat
diidemtifikasi sebagai berikut :
1. Hasil belajar Biologi masih rendah, karena proses pembelajaran yang
dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional, cenderung didominasi oleh
penggunaan metode ceramah.
132
2. Motivasi belajar siswa masih rendah dan merasa jenuh dalam proses
pembelajaran karena model dan pendekatan yang digunakan masih bersifat
monoton dan tidak ada variasi dalam penggunaan metode.
3. Kemampuan guru dalam menggunakan model dan pendekatan dalam
pembelajaran masih rendah, sehingga dalam menggunakan model
pembelajaran tidak tepat dan tidak sesuai dengamn karakateristika materi
yang diajarkan.
C. Rumusan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut ;
1. Bagaimana peningkatan hasil belajar Biologi dengan menerapkan Model
Pembelajaran ARIAS ( Assurance, Relevance, Interest, Assesment, and
Satisfaction ) siswa kelas IX-1 SMP Negeri 2 Sumbawa tahun pelajaran 20092010 ?
2. Bagaimana efektivitas model pembelajaran ARIAS ( Assurance, Relevance,
Interest, Assesment, and Satisfaction ) dalam meningkatkan Hasil Belajar
Biologi siswa kelas IX-1 SMP Negeri 2 Sumbawa tahun pelajaran 2009 2010 ?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan utama yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui :
1. Peningkatan Hasil Belajar Biologi dengan menerapkan Model Pembelajaran
ARIAS ( Assurance, Relevance, Interest, Assesment, and Satisfaction ) siswa
kelas IX-1 SMP Negeri 2 Sumbawa tahun pelajaran 2009-2010.
2. Efektivitas Model Pembelajaran ARIAS ( Assurance, Relevance, Interest,
Assesment, and Satisfaction ) dalam meningkatkan Hasil Belajar Biologi
siswa kelas IX-1 SMP Negeri 2 Sumbawa tahun pelajaran 2009-2010.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :
1. Memberi bahan pertimbangan bagi guru mengenai metode pengajaran yang
tepat untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa
2. Dapat memberikan sumbangsi positif kepada guru mata pelajaran biologi
khususnya dan pelajaran lain pada umumnya agar sebagai pendidik dapat
menggugah motivasi belajar siswa untuk lebih berprestasi.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi guru untuk
menciptakan model dan metode pembelajaran baru, sehingga tidak hanya
menghasilkan siswa berprestasi tetapi guru juga memiliki prestasi lebih.
4. Dapat digunakan oleh para guru sebagai acuan dalam meningkatkan hasil
belajar siswa.
133
5. Bagi peneliti merupakan wahana uji kemampuan terhadap bekal teori yang
diperoleh serta sebagai upaya mengembangkan ilmu pengetahuan tentang
biologi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar Siswa
1. Pengertian Belajar
Hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari perbuatan belajar, karena
belajar merupakan suatu proses, sedangkan hasil belajar adalah hasil dari
proses pembelajaran tersebut (Slameto, 2003: 45).
Seorang siswa belajar merupakan suatu kewajiban. Berhasil atau
tidaknya seorang siswa dalam pendidikan tergantung pada proses belajar
yang dialami oleh siswa tersebut.
Menurut Logan, dkk (dalam Sujana, 1998) belajar dapat diartikan
sebagai perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil
pengalaman dan latihan. Senada dengan hal tersebut, Winkel (1997: 231)
berpendapat bahwa: belajar pada manusia dapat dirumuskan sebagai suatu
aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan
dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas.
Belajar tidak hanya dapat dilakukan di sekolah saja, namun dapat
dilakukan dimana-mana, seperti di rumah ataupun dilingkungan masyarakat.
Sudjana (1998) berpendapat bahwa: belajar merupakan proses perubahan
dari belum mampu menjadi sudah mampu dan terjadi dalam jangka waktu
tertentu Menurut Sardiman(2006: 56) belajar adalah: usaha atau kegiatan
yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup
perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan
dan sebagainya.
Siswa dalam belajar mengalami sendiri proses dari tidak tahu menjadi
tahu, karena itu menurut Cronbach (dalam Sardiman, 2006: 55). Belajar yang
sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam mengalami itu, pelajar
mempergunakan pancainderanya. Pancaindera tidak terbatas hanya indera
pengelihatan saja, tetapi juga berlaku bagi indera yang lain.
Belajar dapat dikatakan berhasil jika terjadi perubahan dalam diri
siswa, namun tidak semua perubahan perilaku dapat dikatakan belajar karena
perubahan tingkah laku akibat belajar memiliki ciri-ciri perwujudan yang
khas (Sudjana, 2005: 198) antara lain :
a. Perubahan Intensional
134
135
136
137
138
yang nyata ataupun pengalaman yang langsung dialami oleh siswa dapat
menjembataninya ke hal-hal baru.
d. Menggunakan berbagai alternatif strategi dan media pembalajaran yang
cocok untuk pencapaian tujuan. (http://www.model pembelajaran
ARIAS.com )
3. Interest (Minat / Perhatian Siswa)
Pada dasarnya yang paling penting dalam proses belajar adalah minat.
Apabila dalam diri siswa tidak adanya minat, maka proses belajar tidak akan
pernah berhasil. Dalam kegiatan pembelajaran minat atau perhatian tidak
hanya harus dibangkitkan melainkan juga harus dipelihara selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, guru harus memperhatikan
berbagai bentuk dan memfokuskan pada minat / perhatian dalam kegiatan
pembelajaran.
Minat merupakan alat yang sangat berguna dalam usaha mempengaruhi
hasil belajar siswa. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk
membangkitkan dan menjaga minat / perhatian siswa antara lain :
a. Menggunakan cerita, analogi, sesuatu yang baru, menampilkan sesuatu
yang lain yang berbeda dari biasanya dalam pembelajaran.
b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi secara aktif
dalam pembelajaran. Misalnya para siswa diajak atau mengemukakan
masalah yang perlu dipecahkan.
c. Mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran, misalnya dari serius ke
humor, dari cepat ke lambat, dari suara keras ke suara yang sedang dan
mengubah gaya mengajar.
d. Mengadakan komunikasi non verbal dalam kegiatan pembelajaran
(http://www.model pembelajaran ARIAS.com).
4. Assessment (Evaluasi)
Evaluasi merupakan bagian pokok dari pembelajaran, karena dengan
adanya evaluasi hasil belajar seperti yang dibahas dalam proposal ini, guru
dapat mengetahui seberapa besar keberhasilan seorang guru bahwa apa yang
diajar dipahami oleh siswa, untuk memonitor kemajuan siswa sebagai
individu maupun kelompok dan untuk membantu siswa dalam belajar. Bagi
siswa sendiri evaluasi merupakan umpan balik artinya siswa dapat mengetahui
dimana letak kekurangan dan kelebihan, ataupun kelemahannya dengan
demikian siswa akan terdorong untuk berusaha secara sadar untuk melakukan
yang lebih baik untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan evaluasi
antara lain :
a. mengadakan evaluasi dan memberikan umpan balik terhadap
kinerja siswa.
b. Memberikan evaluasi yang obyektif dan adil serta segera
menginformasikan hasil evaluasi kepada siswa.
139
D. Hipotesis Tindakan
Dari uraian tersebut di atas, maka hiupotesis tindakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Hasil Belajar Biologi dapat ditingkatkan dengan menerapkan model
pembelajaran ARIAS ( Assurance, Relevance, Interest, Assesment, and
Satisfaction ) siswa kelas IX-1 SMP Negeri 2 Sumbawa tahun pelajaran 20092010.
140
BAB III
METODE PENELTIAN
A. Subyek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar siswa dalam
pelajaran biologi dengan menerapkan Model Pembelajaran ARIAS ( Assurance,
Relevance, Interest, Assesment, and Satisfaction ) di SMP Negeri 2 Sumbawa.
Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan bahwa kelas IX-1
kemampuan siswa dalam belajar biologi masih sangat rendah. Siswa merasa
kesulitan dalam belajar sehingga siswa kurang respon terhadap pembelajaran di
kelas.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, yang dilakukan secara
bertahap-tahap sampai mendapatkan hasil yang diinginkan.
Jumlah dan nama siswa yang dijadikan subyek penelitian dalam
penelitian ini disajikan dalam tabel berikut ;
TABEL 3.1
JUMLAH DAN NAMA SISWA KELAS IX-1
SMP NEGERI 2 SUMBAWA TAHUN PELAJARAN 2009-2010
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Nama Siswa
Aan Indra Saputra
Adib Bagus Saputra
Akhmad Nafal
Andi Risma Mawaddah
Anggi Krisna Wijaya
Augusta Dipa Kusuma
Aulia Aprianti
Cagiarta Dyuniaridi
Dara Trinurlillah
Dedi Irawan
Devi Amanda
Diana Iskandar
Dody Asrullah
Dwi Indri Erawati
Erna Erawati
L/P
L
L
L
P
P
L
P
P
P
L
P
L
L
P
P
141
Keterangan
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
L
P
L
L
P
L
L
L
L
P
P
P
L
P
L
L
L
L
P
P
P
L
Permasalahan
Perencanaa
Pelaksanaa
37
Total
n tindakan I
n tindakan I
Orang
Sumber data : Dokumen SMP Negeri 2 Sumbawa Tahun Pelajaran 2009-2010.
Fahrul Amri
Fitriani
Hari Septiawan Jodi
Ilham Ade Kantari
Indah Wismiyanti
Irwan Setiawan
Kamalludin
Lalu Akhsanitaqwim
Made Asdwita
Misnawati
Netti Andriani
Pathimatuz Zuhra
Peri Padeli
Risca Dwi Aprianti
Rizki Gusferdiansyah
Sapriadi
Satria Novandi Nugroho
Sul Amin
Sulistiowati Apriani
Tri Adisyah Putra
Wiwi Eka Ariyanti
Yogi Adekantari
B. Setting Penelitian
1.Permasalahan
PTK dilakukan di SMP Negeri 2 Sumbawa tahun Pelajaran 2009 - 2010.
Pengamatan/
2. hasil
SMP refleksi
Negeri 2 Sumbawa Besar
terdiri dari 25 kelas, dengan
jumlah siswa
baru
Refleksi
pengumpulan
sangat besar dibandingkan dengan SMP lainnya yang ada di Kab. Sumbawa.
I
3.
PTK dilakukan pada siswa kelas IX-1 dengan jumlahdata
37 orang
( P = 17
orang ; dan L = 20 orang ).
Perencanaa
n tindakan
II
Pelaksanaa
n Tindakan
II
C. Rancangan Penelitian
1. Tindakan dilaksanakan dalam 3 siklus
Apabila dilaksanakan dalam semester Genap tahun pelajaran 2009-2010.
2. Kegiatan
3.permasalahan
Lama penelitian 6 pekan efektif dilaksanakan mulai tanggal 09 April 2010
Pengamatan/p
dengan 12 Mei 2010. Refleksi II
belumsampai
terselesaikan
engumpulan
Dalam pelaksanaan tindakan,rancangan dilakukan dalam
3 siklus yang
data II
meliputi ; (a) perencanaan, (2) tindakan, (3) pengamatan, (4) refleksi.
Dilanjutkan
ke siklus
berikutnya
142
Rancangan
Penelitian
Tindakan
Kelas
(PTK)
(Arikunto, Suharsimi, 2007 ) adalah seperti gambar berikut :
Permasalahan
Perencanaa
n tindakan I
Permasalahan
baru hasil refleksi
Refleksi
Apabila
permasalahan
belum terselesaikan
menurut
Pelaksanaa
n tindakan I
Pengamatan/
pengumpulan
data I
Perencanaa
n tindakan
II
Pelaksanaa
n Tindakan
II
Refleksi II
Pengamatan/p
engumpulan
data II
Dilanjutkan
ke siklus
berikutnya
1. Perencanaan
Tahapan ini berupa rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa,
mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut
dilakukan.
Pada PTK di mana peneliti dan guru adalah orang yang berbeda,
dalam tahap menyusun rancangan harus ada kesepakatan antara keduanya.
Rancangan harus dilakukan bersama antara guru yang akan melakukan
143
tindakan dengan peneliti yang akan mengamati proses jalannya tindakan. Hal
tersebut untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu
kecermatan pengamatan yang dilakukan.
2. Tindakan
Pada tahap ini, rancangan tindakan tersebut tentu saja sebelumnya
telah dilatih kepada si pelaksana tindakan (guru) untuk dapat diterapkan di
dalam kelas sesuai dengan skenarionya. Skenario dari tindakan harus
dilaksanakan dengan baik dan tampak wajar.
3. Pengamatan atau observasi
Tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan.
Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi, keduanya
berlangsung dalam waktu yang sama.
Pada tahap ini peneliti (atau guru apabila ia bertindak sebagai peneliti)
melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi
selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan
dengan menggunakan format observasi / penilaian yang telah tersusun,
termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari
waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa.
4. Refleksi
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan
yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian
dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya.
Refleksi dalam PTK mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil
pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dari proses
refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya
yang meliputi kegiatan: perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan
ulang shingga permasalahan dapat teratasi.
D. Variabel Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini variabel yang diteliti adalah
peningkatan hasil belajar siswa dalam pelajaran biologi kelas IX-1 di SMP Negeri
2 Sumbawa Kabupaten Sumbawa.
Variabel tersebut dapat dituliskan kembali sebagai berikut :
Variabel Harapan : Peningkatan hasil belajar siswa dalam pelajaran
biologi kelas IX-1 SMP Negeri 2 Sumbawa.
Variabel Tindakan : Penerapan
Model
Pembelajaran
ARIAS
( Assurance, Relevance, Interest, Assesment, and
Satisfaction )
Adapun indikator yang diteliti dalam variabel harapan terdiri dari:
1. Kemampuan siswa dalam pelajaran biologi
144
2.
Siswa
145
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Paparan Data dan Temuan Penelitian
146
1. Perencanaan Tindakan
Penelitian ini menggunakan pembelajaran melalui model pembelajaran
ARIAS ( Assurance, Relevance, Interest, Assesment, and Satisfaction ).
Tujuan yang diharapkan pada pertemuan pertama dalam pembelajaran
di SMP Negeri 2 Sumbawa adalah meningkatkan prestasi belajar siswa
pelajaran bahasa Inggris di kelas IX-1 dengan jumlah siswa 37 orang.
Agar tercapai tujuan di atas, peneliti yang bertindak sebagai guru
melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a) Menyusun instrumen pembelajaran
b) Menyusun Instrumen Monitoring
c) Sosialisasi kepada siswa
d) Melaksanakan tindakan dalam pembelajaran
e) Melakukan refleksi
f) Menyusun strategi pembelajaran pada siklus ke dua berdasar refleksi
siklus pertama
g) Melaksanakan pembelajaran pada siklus kedua
h) Melakukan Observasi
i) Melakukan refleksi pada siklus kedua
j) Menyusun strategi pembelajaran pada siklus ketiga berdasar refleksi siklus
kedua
k) Melaksanakan pembelajaran pada siklus ketiga
l) Melakukan Observasi
m) Melakukan refleksi pada siklus ketiga
n) Menyusun laporan
2. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian dilakukan 3 siklus yang terdiri
dari enam kali pertemuan.
Waktu yang digunakan setiap kali pertemuan adalah 2 x 40 menit.
Siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 08 s.d 04 April 2010 dan siklus
kedua pada tanggal 22 s.d 29 April 2010, dan siklus ke tiga 17 s.d 12 Mei
2010. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan sesuai dengan prosedur rencana
pembelajaran dan skenario pembelajaran.
SIKLUS 1
a) Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1 dan alatalat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar
observasi pengolaan pembelajaran.
b) Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I
dilaksanakan pada tanggal 08 s.d 27 April 2010 di SMP Negeri 2
147
Akhmad
Nafal
3
L
55
Anggi
Krisna
Wijaya
5
P
55
Aulia Aprianti
7
P
45
Cagiarta Dyuniaridi
8
P
65
Dara Trinurlillah
9
P
65
Dedi
Irawan
10
L
60
Devi Amanda
11
P
65
Diana Iskandar
12
L
65
Dody Asrullah
13
L
65
Erna Erawati
15
P
55
Fahrul Amri
16
L
55
Fitriani
17
P
55
Indah Wismiyanti
20
P
50
Irwan Setiawan
21
L
50
Kamalludin
22
L
45
Lalu Akhsanitaqwim
23
L
45
Made
Asdwita
24
L
45
Misnawati
25
P
55
Netti Andriani
26
P
65
148
Pathimatuz Zuhra
27
Peri Padeli
28
Risca Dwi Aprianti
29
Rizki Gusferdiansyah
30
Sapriadi
31
Satria Novandi Nugroho
32
Sul Amin
33
Sulistiowati Apriani
34
Tri Adisyah Putra
35
Wiwi Eka Ariyanti
36
Yogi
Adekantari
37
Jumlah Total
Skor Maksimum Individu
Skor Maksimum Kelas
P
L
P
L
L
L
L
P
P
P
L
-
65
50
50
65
55
55
65
65
55
55
55
2080
100
3700
Keterangan :
Jumlah Siswa yang tuntas
Jumlah siswa yang belum tuntas
Klasikal
: 12 Orang
: 25 Orang
: belum tuntas.
149
Akhmad Nafal
3
L
60
Anggi
Krisna
Wijaya
5
P
65
150
L
P
P
P
L
P
L
L
P
P
L
P
L
L
P
L
L
L
L
P
P
P
L
P
L
L
L
L
P
P
P
L
37
orang
-
55
55
75
75
62
75
75
75
75
75
65
65
65
65
65
60
60
55
55
55
65
75
75
60
75
65
65
75
75
65
65
65
2452
100
3700
Keterangan :
Jumlah siswa yang tuntas
: 27 Orang
Jumlah Siswa yang belum tuntas : 10 Orang
Klasikal
: belum tuntas.
151
152
Tabel 4.3 :
Tabel Distribusi Nilai tes Peningkatan Hasil Belajar Biologi dengan
model pembelajaran ARIAS ( Assurance, Relevance, Interest,
Assesment, and Satisfaction ) Pada Siklus III
Keterangan
L/P
No
RESPONDEN
Skor
Tidak
Tuntas
Tuntas
Aan Indra Saputra
1
L
75
Adib
Bagus
Saputra
2
L
75
Akhmad Nafal
3
L
75
Aulia
Aprianti
7
P
70
Cagiarta Dyuniaridi
8
P
85
Dara
Trinurlillah
9
P
85
Dedi Irawan
10
L
75
Devi Amanda
11
P
85
Diana Iskandar
12
L
85
Dody Asrullah
13
L
85
Dwi
Indri
Erawati
14
P
85
Erna Erawati
15
P
85
Fahrul Amri
16
L
75
Fitriani
17
P
75
Indah Wismiyanti
20
P
75
153
Irwan Setiawan
21
Kamalludin
22
Lalu Akhsanitaqwim
23
Made Asdwita
24
Misnawati
25
Netti Andriani
26
Pathimatuz Zuhra
27
Peri Padeli
28
Risca Dwi Aprianti
29
Rizki Gusferdiansyah
30
Sapriadi
31
Satria Novandi Nugroho
32
Sul Amin
33
Sulistiowati Apriani
34
Tri Adisyah Putra
35
Wiwi Eka Ariyanti
36
Yogi Adekantari
37
Jumlah Total
L
L
L
L
P
P
P
L
P
L
L
L
L
P
P
P
L
37
orang
-
70
70
65
65
65
75
85
85
70
85
75
75
85
85
75
75
75
2830
100
3700
: 36 Orang
: 1 Orang
: sudah tuntas.
154
Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik
maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan
penerapan model pembelajaran ARIAS ( Assurance, Relevance, Interest,
Assesment, and Satisfaction ). Dari data-data yang telah diperoleh dapat
diuraikan sebagai berikut:
(1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua
pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum
sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing
aspek cukup besar.
(2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif
selama proses belajar berlangsung.
(3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami
perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.
(4) Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan.
d) Revisi Pelaksanaan
Pada siklus III guru telah menerapkan model pembelajaran
ARIAS ( Assurance, Relevance, Interest, Assesment, and Satisfaction),
dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa
pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka
tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan
untuk tindakah selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan
apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar
mengajar selanjutnya penerapan model pembelajaran ARIAS (
Assurance, Relevance, Interest, Assesment, and Satisfaction ), dapat
meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai.
B. Analisis Hasil Kegiatan
Setelah dilakukan tindakan pada siklus 1, siklus 2 dan siklus 3 menunjukkan hasil
sebagai berikut.
Tabel : 4.4 :
Analisis Hasil Tes Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Pelajaran Biologi
Sebelum dan Sesudah diberi Tindakan.
Skor sebelum Skorsetelah Skorsetelah
No
Responden
Tindakan
Tindakan 1 Tindakan 2
Siklus 1
Siklus 2
Siklus 3
Aan Indra Saputra
1
55
65
75
Adib Bagus Saputra
2
55
65
75
Akhmad Nafal
3
55
60
75
Andi Risma Mawaddah
4
55
65
75
Anggi Krisna Wijaya
5
55
65
75
Augusta Dipa Kusuma
6
45
55
60
155
Aulia Aprianti
7
Cagiarta Dyuniaridi
8
Dara Trinurlillah
9
Dedi Irawan
10
Devi Amanda
11
Diana Iskandar
12
Dody Asrullah
13
Dwi Indri Erawati
14
Erna Erawati
15
Fahrul Amri
16
Fitriani
17
Hari Septiawan Jodi
18
Ilham Ade Kantari
19
Indah Wismiyanti
20
Irwan Setiawan
21
Kamalludin
22
Lalu Akhsanitaqwim
23
Made Asdwita
24
Misnawati
25
Netti Andriani
26
Pathimatuz Zuhra
27
Peri Padeli
28
Risca Dwi Aprianti
29
Rizki Gusferdiansyah
30
Sapriadi
31
Satria Novandi Nugroho
32
Sul Amin
33
Sulistiowati Apriani
34
Tri Adisyah Putra
35
Wiwi Eka Ariyanti
36
Yogi Adekantari
37
Jumlah Total
Skor Maksimum Individu
Skor Maksimum Kelas
45
65
65
60
65
65
65
65
55
55
55
55
55
50
50
45
45
45
55
65
65
50
50
65
55
55
65
65
55
55
55
2080
100
3700
156
55
75
75
62
75
75
75
75
75
65
65
65
65
65
60
60
55
55
55
65
75
75
60
75
65
65
75
75
65
65
65
2452
100
3700
70
85
85
75
85
85
85
85
85
75
75
75
75
75
70
70
65
65
65
75
85
85
70
85
75
75
85
85
75
75
75
2830
100
3700
157
158
sangat baik. Hal itu tampak pada pertemuan pertama dari 37 orang siswa yang
hadir pada saat penelitian ini dilakukan nilai rata rata mencapai ; 56,21 %
meningkat menjadi 66,27 % dan pada siklus 3 meningkat menjadi 76,49 %.
Dari analisis data di atas bahwa pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran melalui model pembelajaran ARIAS ( Assurance, Relevance,
Interest, Assesment, and Satisfaction ) diterapkan pada siswa kelas IX-1, yang
berarti proses kegiatan belajar mengajar lebih berhasil dan dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa khususnya pada siswa di SMP Negeri 2 Sumbawa, oleh
karena itu diharapkan kepada para guru SMP dapat melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran melalui model pembelajaran ARIAS (
Assurance, Relevance, Interest, Assesment, and Satisfaction ).
Berdasarkan kerikulum tingkat satuan pendidikan ( KTSP ) siswa
dikatakan tuntas apabila siswa telah mencapai nilai standar ideal 75 mencapai
85 %. Sedangkan pada penilitian ini, pencapai nilai 75 pada ( siklus 3 )
mencapai melebihi target yang ditetapkan dalam KTSP yaitu mencapai 97,30% .
Dengan demikian maka hipotesis yang diajukan dapat diterima.
BAB V
PE N UTU P
A. Simpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga
siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran ARIAS (Assurance,
Relevance, Interest, Assesment, and Satisfaction ) memiliki dampak positif
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SMP Negeri 2 Sumbawa yang
ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus,
yaitu siklus I ( 56,22 %), siklus II ( 66,27 % ), dan siklus III ( 76,49 % ).
2. Penerapan model pembelajaran ARIAS ( Assurance, Relevance, Interest,
Assesment, and Satisfaction ) mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
3. Penerapan pembelajaran melalui model pembelajaran ARIAS ( Assurance,
Relevance, Interest, Assesment, and Satisfaction ) efektif untuk meningkatkan
kembali materi ajar yang telah diterima siswa selama ini, sehingga mereka
merasa siap untuk menghadapi pelajaran berikutnya.
B. Saran-Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses
belajar mengajar di SMP Negeri 2 Sumbawa lebih efektif dan lebih memberikan
hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut :
159
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineksa Cipta
________________.2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : remaja Rosdkaraya.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas. 2002.Pendekatan Konstektual, Jakrata :Dirjen Dikdasmen
_________.2003 Undang Undang No 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Jakarta : Depdiknas.
_________. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Mata Pelajaran IPA
Terpadu. Jakarta: Depdiknas.
I Nyoman S. Degeng.2001. Teori Pembelajaran Dan pembelajaran,.Standar
Kurikulum 2004, Jakarta : Depdiknas
Nasution S., 2001. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bina
Aksara. Jakarta.
Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Sagala, Syaiful.2006.Konsep dan makna pembelajaran.Bandung: CV Alfabeta.
160
Supeno, Bambang. Statistik Terapan Dalam Penelitian Ilmu Sosial dan Pendidikan
Wiriatmaja,Rochiati. Metode Penelitian Tindakan Kelas Silberman, Melvin. Active
Learning
161
Lampiran : 1
162
163
Lampiran : 2
PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA
164
Lampiran 3
DAFTAR HADIR SISWA
DALAM KEGIATAN PENELITIAN
I
N AM A
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
L/P
Tgl.
08-04
2010
L
L
L
P
P
L
P
P
P
L
P
L
L
P
P
L
P
L
L
P
L
L
L
L
P
P
P
L
P
L
L
L
165
II
Tgl.
15-04
2010
KEHADIRAN
III
IV
Tgl.
Tgl.
21-04
29-04
2010
2010
V
Tgl.
07-05
2010
VI
Tgl.
12-05
2010
33
34
35
36
37
Sul Amin
Sulistiowati Apriani
Tri Adisyah Putra
Wiwi Eka Ariyanti
Yogi Adekantari
L
P
P
P
L
Lampiran 4
LEMBAR PENGAMATAN
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DENGAN MENERAPKAN
ARIAS ( ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST,
ASSESMENT, AND SATISFACTION )
Sekolah
:______________________
Kelas/Semester :______________________
PokokBahasan :______________________
Berikut ini diberikan suatu daftar aspek pengelolaan kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan guru di kelas.Berikan penilaian dengan cara memberi tanda cek
(V)
pada kolom yang sesuai.
Dilakukan
Penilaian
No Aspek yang diamati
ya
tdk
1
2
3
4
I
Pengamatan KBM
D. Pendahuluan
1. Menyampaikan
Tujuan
Pembelajaran
2. Mengaitkan dengan pelajaran
sebelumnya
3. Memotivasi Siswa
II
E. Kegiatan Inti
Melatih siswa dalam Belajar mengajar
1. Secara klasikal menjelaskan
materi dalam belajar mengajar
yang akan digunakan
2. Memodelkan
pembelajaran
dengan ARIAS ( Assurance,
Relevance, Interest, Assesment,
and Satisfaction ) dalam proses
belajar mengajar
166
III
IV
V
VI
Keterangan :
1. Tidak Baik
2. Kurang Baik
3. Cukup Baik
4. Baik
________________
167
Lampiran : 5
LEMBAR PENGAMATAN
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DENGAN MENERAPKAN
ARIAS ( ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESMENT,
AND SATISFACTION )
Sekolah
:______________________
Kelas/Semester :______________________
PokokBahasan :______________________
Berikut ini diberikan suatu daftar aspek pengelolaan kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan guru di kelas.Berikan penilaian dengan cara memberi tanda cek
(V)
pada kolom yang sesuai.
Dilakukan
Penilaian
No Aspek yang diamati
ya
tdk
1
2
3
4
I
Pengamatan KBM
D. Pendahuluan
1. Menyampaikan
Tujuan
Pembelajaran
2. Mengaitkan dengan pelajaran
sebelumnya
3. Memotivasi Siswa
) sedang
memberikan
Guru ( Peneliti ) sedang membimbing
IIGuruE.( peneliti
Kegiatan
Inti
penjelasan
pada siswa dengan
siswa dalam pembelajaran dengan
1. Mendemonstrasikan
menggunakan metode ARIAS
menggunakan metode ARIAS
168
III
IV
F. Penutup
Membimbing siswa merangkum materi
pelajaran
V
Pengelolaan Waktu
VI
Suasana Kelas
5. Siswa antusias
6. Guru antusias
Sumbawa Besar ,____,___________2010
Keterangan :
Pengamat
1. Tidak Baik
( peneliti
2.Guru
Kurang
Baik ) sedan mengamati dan
Suasana pembelajaran sangat
membimbing
3. Cukup Baiksiswa secara berkelompok
efektif dan siswa sangat
selama proses Pembelajaran __________________
4. Baik
antusias
berlangsung
Lampiran 6
169
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Guru sebagai tulang punggung mutu pendidikan mempunyai tanggung
jawab yang besar dalam mengemban misi mencerdaskan anak bangsa.
Peningkatan mutu pendidikan di Sekolah Dasar terus ditingkatkan dari waktu ke
waktu melalui penyempurnaan kurikulum, peningkatan mutu guru, pengadaan
sarana dan prasarana. Tantangan terhadap peningkatan mutu, relevansi dan
efektivitas pendidikan sebagai tuntutan nasional sejalan dengan perkembangan
dan kemajuan masyarakat, berimplikasi secara nyata dalam program pendidikan
170
dan kurikulum sekolah. Tujuan dari program kurikulum dapat tercapai dengan
baik jika programnya didesain secara jelas dan aplikatif. Dalam hal inilah para
guru dituntut untuk memiliki kemampuan merancang pembelajaran sekaligus
menentukan strategi instruksional yang harus ditempuh oleh para guru agar
pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa.
Dalam menghadapi era globalisasi yang semakin meluas peningkatan
mutu pendidikan terus-menerus dilakukan. Hal ini terbukti dengan adanya
perubahan kurikulum pada sekolah tingkat dasar, tingkat lanjutan maupun tingkat
menengah. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan
diberlakukannya KTSP dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar
Kompetensi Kelulusan (SKL) untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan
nasional. Di mana penyusunan KTSP ini berpedoman pada panduan yang disusun
oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) dan ketentuan lain yang
menyangkut kurikulum dalam UU 20/ 2003 dan PP 19/ 2005 yang harus dijadikan
dasar atau landasan pendidikan diseluruh Indonesia melalui olah hati, olah pikir,
olahrasa dan olahraga agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan
global (Mulyasa, 2007)
Pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sering dianggap sulit
oleh siswa. Hal ini kemungkinan siswa hanya melibatkan pikiran (ranah kognitif)
saja dalam proses belajar, tidak melibatkan aspek yang lain, seperti olah hati dan
olah rasa, apalagi dengan mengkaitkan pada kehidupan sehari-hari. Oleh karena
itu hendaknya pembelajaran matematika sebaiknya diselenggarakan sedemikian
rupa sehingga siswa dapat memahami konsep materi yang diberikan tidak hanya
sebagai produk tetapi juga dalam proses penemuan konsep.
Materi sudut merupakan bagian dari materi pokok mata pelajaran
matematika dengan standar kompetensi yang harus dicapai oleh siswa yaitu:
Menggunakan pengukuran sudut, panjang dan berat, menentukan sifat dan unsur
bangun ruang, kesimetrisan serta menggunakannya dalam pemechan masalah.
Kegiatan pembelajaran berupa aktivitas yang melibatkan siswa untuk:
menggambar berbagai macam sudut; menentukan besar sudut dari benda sekitar
dengan satuan tidak baku; menggambar berbagai macam bentuk sudut;
menentukan besar sudut dari benda sekitar dengan satuan derajat (KTSP, 2008).
Materi ini menuntut banyak aktivitas siswa.
Berdasarkan hasil pengamatan sehari-hari pada saat mengajar, belum
semua siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar. Ketidakaktifan siswa tersebut
disebaban oleh metode yang selama ini digunakan oleh guru. Metode yang
digunakan oleh guru selama ini dalam melaksanakan pembelajaran adalah metode
ceramah, dengan pelaksanaan pembelajaran berpusat pada guru. Sehingga
interaksi yang terlihat hanya satu arah dan guru sangat mendominasi
pembelajaran. Hal ini mengakibatkan sikap siswa yang cenderung pasif, terbiasa
menghafal materi dan tidak terbiasa untuk bertanya. Dengan demikian siswa
sukar untuk berpikir nalar dan komprehensif, yang berarti siswa tidak terbiasa
171
172
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah
diuraikan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut:
1. Bagaimana peningkatan pemahaman siswa pada pelajaran matematika melalui
diskusi kelompok dengan menggunakan media LKS di kelas IV SDN Uma
Beringin tahun pelajaran 2009-2010 ?
2. Bagaimana efektivitas diskusi kelompok dengan menggunakan media LKS
dalam meningkatkan pemahaman siswa pada pelajaran matemata dan IPS
kelas IV SDN Uma Beringin tahun pelajaran 2009-2010 ?
C. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini tujuan perbaikan pembelajaran adalah untuk
memperbaiki kualitas pembelajaran yaitu :
173
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Matematika di SD
Pembelajaran matematika di selenggarakan hampir di semua jenjang
pendidikan. Tanpa kita sadari pembelajaran matematika juga sering diberikan
kepada anak sejak usia dini dalam kemasan belajar sambil bermain, atau dalam
kehidupan sehari-hari. Matematika ialah ilmu pengetahuan yang melatih anak
berpikir logis dan analitis, sehingga anak menjadi cerdas. Secara formal atematika
diberikan kepada siswa sekolah dasar sampai perguruan tinggi yang relevan.
Matematika adalah sebagai alat (tools) pelayan dan mahkota ilmu-ilmu yang lain.
Dalam proses belajar matematika Bruner (1992) menyatakan pentingnya
tekanan pada kemampuan peserta didik dalam berpikir intuitif dan analitik akan
mencerdaskan peserta didik membuat prediksi dan terampil dalam menemukan
pola (pattern) dan hubungan/ keterkaitan (relations). Pembearuan dalam proses
belajar ini, dari proses drill and practice ke proses bermakna, dan dilanjutkan
proses berfikir intuitif dan analitik, merupakan usaha luar biasa untuk selalu
meninkatkan mutu pelajaran matematika. Reaksi-reaksi posistif untuk perubahan
mempunyai dampak perkembangan kurikulum matematika di sekolah yang
dinamis.
Gerakan matematika modern pada tahun 1950-1960 menekankan
perlunya makna (meaning), terutama dari sudut pandang materi (subject
masser), yaitu pemusatan perhatian pada pemahaman (understanding). Strktur
174
atau sistem formal matematika lebih diutamakan untuk dipahami dari pola latihan,
pengerjaan, dan keterampilan komputasional, dengan harapan peserta didik lebih
mudah dan lebih mampu menggunakan matematika pada situasi yang beragam.
Seiring dengan perkembangannya strategi pembelajaran dari berpusat
pada guru (teacher centered) menjadi berpusat pada peserta didik (student
centered) maka berkembang pula cara pandang terhadap bagaimana peserta didik
belajar dan memperoleh pengetahuan. Kenyataan bahwa peserta didik adalah
makhluk hidup yang mempunyai kemampuan berpikir maka tentu mereka
mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan belajar dan
lingkungan hidup. Mereka, secara individual atau berkelompok, dapat
membangun sendiri pengetahuan mereka dari berbagai sumber belajar di sekitar
mereka, tidak hanya yang berasal dari guru. Aliran ini disebut aliran
konstruktivisme.
Dampak dari berkembangnya aliran yang konstruktivistik adalah
munculnya kesadaran tentang pentingnya kekuatan atau tenaga matematikal
(mathematical power) pada tahun menjelang tahun sembilan-puluhan. Kekuatan
matematikal antara lain terdiri dari kemampuan untuk (1) mengkaji, menduga dan
memberi alasan secara logis, (2) menyelesaikan soal-soal yang tidak rutin, (3)
mengkomunikasikan tentang dan melalui matematika, (4) mengaitkan ide-ide di
dalam matematika dan ide-ide antara matematika dan kegiatan intelektual yang
lain, dan (5) mengembangkan percaya diri, watak atau karakter untuk mencari,
mengevaluasi, dan menggunakan informasi kuantitatif dan spesial dalam
menyelesaikan masalah dan membuat keputusan. Hal-hal yang dapat
menumbuhkan
kesadaran
tentang
kekuatan
matematikal
adalah
ketekunan/keuletan/kekerasan hati, minat (interest), keingintahuan (curiosity),
dan daya temu atau daya cipta (inventiness). (Muhsetyo, 2008)
Untuk mendukung usaha pembelajaran yang mampu menumbuhkan
kekuatan matematikal, diperlukan rancangan pembelajaran yang dapat
menciptakan kondisi tersebut, sehingga dapat meningkatkan aktivitas siswa dan
minat (interest), keingintahuan (curiosity), dan daya temu atau daya cipta
(inventiness) siswa juga meningkat.
B. Diskusi Kelas
Diskusi bukan merupakan model pengajaran sebenarnya, tetapi merupakan
prosedur atau strategi mengajar yang bermanfaat dan banyak dipakai sebagai
bagian langkah banyak model pembelajaran yang lain.
Seringkali diskusi dicampur-adukkan dengan resitasi. Diskusi adalah situasi
dimana guru dan para siswa atau antara siswa dengan siswa yang lain berbincang
satu sama lain dengan berbagai gagasan dan pendapat mereka. Pertanyaanpertanyaan yang diajukan untuk diskusi biasanya pada tingkat kognitif yang
cukup tinggi. Resitasi, sebaliknya adalah pertanyaan-pertanyaan yang bertukar,
seprti misalnya dalam pembelajaran langsung dimana guru bertanya pada para
175
siswa serangkaian pertanyaan pada tingkat rendah atau faktual dengan maksud
mengecek seberapa baik siswa memahami gagasan atau konsep tertentu.
1. Tujuan Pembelajaran dengan diskusi
Diskusi digunakan oleh para guru untuk mencapai sedikitnya tiga
tujuan pembelajaran khusus yang penting.
a) Diskusi meningkatkan cara berfikir siswa dan membatu mereka
membangun sendiri isi pelajaran. Dengan mendiskusikan suatu topik akan
membantu siswa memantapkan dan memperluas pengethuan mereka
tentang topik yang dibicarakan dan meningkatkan kemampuan berfikir
mereka tentang topik itu.
b) Diskusi menumbuhkan keterlibatan dan keikutsertaan siswa. Diskusi
memberikan kesempatan terbuka kepada siswa untuk berbicara dan
mengutarakan gagasan sendiri dan mendorong motivasi untuk terlibat
percakapan dalam kelas.
c) Diskusi digunakan guru membantu siswa mempelajari keterampilan
komunikasi dan pross berfikir yang penting. Diskusi merupaan setting
sosial dimana guru dapat membantu siswa menganalisis proses berfikir
mereka dan mempelajari keterampilan komunikasi penting seperti
merumuskan gagasan secara jelas, mendengarkan satu sama lain,
menanggapi temanya, mempelajari bagaimana mengajukan pertanyaan
yang baik.
2. Langkah-langkah Penyelenggaraan Diskusi
Walaupun ada beberapa pendekatan dalam pmbelajaran dengan
diskusi, langkah-langkah utama umumnya sama saja. Kegiatan diskusi
dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut.
a. Tahap persiapan
Merupakan awal dari kegiatan pembelajaran, hal-hal yang perlu dilakukan
guru adalah :
1) Menentukan tujuan diskusi.
2) Menetapkan masalah yang akan dibahas.
3) Mempersiapkan pengaturan tempat, peralatan dan waktu.
b. Tahap pelaksanaan
Merupakan kegiatan inti diskusi, pada tahap ini guru dapat melakukan halhal sebagai berikut :
1) Memulai pengarahan tentang permasalahan yang akan dibahas.
2) Memotivasi peserta untuk memikirkan pemecahannya.
3) Menciptakan suasana yang kondusif.
4) Memberikan kesempatan secara adil kepada peserta untuk
mengemukakan pendapat, ide, atau gagasan.
5) Mengendalikan pembicaraan ke inti permasalahan.
176
177
178
yang digunakan dalam observasi maupun eksperimen akan dapat membantu siswa
untuk mendapat pengetahuan secara baik karena melibatkan seluruh indera
digunakan untuk pembelajaran sehingga siswa dapat belajar secara efektif.
D. Tinjauan Tentang Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
1. Pengertian LKS
Lembar kegiatan siswa (Student Work Sheet) adalah lembaranlembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar
kegiatan biasanya berupa petunjuk. Langkah-langkah untuk menyelesaikan
suatu tugas. Tugas yang tertuang dalam lembar kegiatan harus jelas
kompetensi dasar yang akan dicapainya. Dengan adanya LKS, siswa akan
mendapatkan pengalaman belajar mandiri dan belajar memahami tugas
tertulis yang tertuang dalam LKS (Depdiknas, 2004).
Menurut Hadi Soekamto (2002) LKS merupakan lembaran yang berisi
pedoman bagi siswa untuk melakukan kegiatan (yang mencerminkan
ketrampilan proses) agar siswa memperoleh pengetahuan atau ketrampilan
yang perlu dikuasainya. Dari pengertian tersebut dapatlah diketahui bahwa
LKS bukan merupakan alat evaluasi atau penilaian terhadap hasil belajar
siswa, bahkan bukan sebagai sarana latihan mengerjakan soal-soal.
Menurut Belawati (2004), LKS merupakan materi ajar yang sudah
dikemas sedemikian rupa sehingga siswa diharapkan dapat mempelajari
materi ajar tersebut secara mandiri. Lembar kegiatan biasanya berupa
petunjuk. langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Tugas yang
tertuang dalam lembar kegiatan siswa harus jelas kompetensi dasar yang akan
dicapai. LKS merupakan lembar kegiatan kerja siswa yang digunakan untuk
mempermudah pemahaman terhadap materi yang diajarkan.
2. Tujuan dan Manfaat Lembar Kegiatan Siswa
a) Tujuan
Pengadaan LKS bertujuan untuk: (1) Memudahkan guru dalam
melaksanakan pembelajaran, (2) Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk belajar secara mandiri dan belajar memahami untuk melaksanakan
tugas tertulis, (3) Memberikan tantangan kepada guru untuk menyiapkan
LKS secara cermat (Depdiknas, 2004).
b) Manfaat Lembar kegiatan siswa
Lembar kegiatan siswa akan memberikan manfaat bagi guru dan
siswa. Guru akan memiliki bahan ajar yang siap digunakan, sedangkan
siswa akan mendapatkan pengalaman belajar mandiri dan belajar
memahami tugas tertulis yang tertuang dalam LKS (Depdiknas, 2004).
Manfaat LKS menurut (Achmadi, 1996) manfaat LKS antara lain: (1)
mengaktifkan siswa dalam belajar; (2) membantu siswa mengembangkan
dan menemukan konsep berdasarkan pendeskripsian hasil pengamatan dan
data yang diperoleh dalam kegiatan eksperimen; (3) melatih siswa
menemukan konsep melalui pendekatan keterampilan proses; (4)
179
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subyek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah kemampuan meningkatkan prestasi siwa
dalam pelajaran matematika di SDN Uma Beringin.
Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan bahwa kelas IV prestasi
belajarnya dalam pelajaran matematika masih sangat rendah. Siswa merasa
kesulitan dalam belajar sehingga siswa kurang respon terhadap pembelajaran di
kelas.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, yang dilakukan secara
bertahap-tahap sampai mendapatkan hasil yang diinginkan. Jumlah siswa secara
keseluruhan dapat disajikan dalam tabel berikut :
TABEL 3.1
JUMLAH SISWA SDN UMA BERINGIN KEC.UNTER IWES
TAHUN PELAJARAN 2009-2010
Jenis Kelamin
No
Kelas
Total
Keterangan
L
P
1
I
25
20
45
2
II
13
14
27
3
III
14
8
22
4
IV
14
12
26
-
180
5
6
Total
66
54
120
B. Setting Penelitian
1. PTK dilakukan di SDN Uma Beringin kecamatan Unter Iwes tahun Pelajaran
2009-2010.
2. SDN Uma Beringin kecamatan Unter Iwes terdiri dari 4 kelas dan jumlah
siswa tiap kelas relatif cukup besar dibandingkan dengan sekolah lainnya di
wilayah kecamatan Unter Iwes, belum ada kelas IV dan kelas IVI karena baru
4 tahun berdiri.
3. PTK dilakukan pada siswa kelas IV dengan jumlah 26 orang ( P = 12 orang ;
dan L = 14 orang ).
C. Rancangan Penelitian
1. Tindakan dilaksanakan dalam 3 siklus
2. Kegiatan dilaksanakan dalam semester Ganjil tahun pelajaran 2009-2010.
3. Lama penelitian 6 pekan efektif dilaksanakan mulai tanggal 05 November
sampai dengan 18 Desember 2009.
Dalam pelaksanaan tindakan,rancangan dilakukan dalam 3 siklus yang
meliputi ; (a) perencanaan, (2) tindakan, (3) pengamatan, (4) refleksi.
Rancangan
Penelitian
Tindakan
Kelas
(PTK)
menurut
( Arikunto, Suharsimi, 2007 ) adalah seperti gambar berikut :
Permasalahan
Perencanaa
n tindakan I
Permasalahan
baru hasil refleksi
Refleksi
Apabila
permasalahan
belum terselesaikan
Perencanaa
n tindakan
II
Refleksi II
Dilanjutkan ke
siklus
berikutnya
181
Pelaksanaa
n tindakan I
Pengamatan/
pengumpulan
data I
Pelaksanaa
n Tindakan
II
Pengamatan/pen
gumpulan data II
1. Perencanaan
Tahapan ini berupa rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa,
mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut
dilakukan.
Pada PTK di mana peneliti dan guru adalah orang yang berbeda,
dalam tahap menyusun rancangan harus ada kesepakatan antara keduanya.
Rancangan harus dilakukan bersama antara guru yang akan melakukan
tindakan dengan peneliti yang akan mengamati proses jalannya tindakan. Hal
tersebut untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu
kecermatan pengamatan yang dilakukan.
2. Tindakan
Pada tahap ini, rancangan tindakan tersebut tentu saja sebelumnya
telah dilatih kepada si pelaksana tindakan (guru) untuk dapat diterapkan di
dalam kelas sesuai dengan skenarionya. Skenario dari tindakan harus
dilaksanakan dengan baik dan tampak wajar.
3. Pengamatan atau observasi
Tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan.
Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi, keduanya
berlangsung dalam waktu yang sama.
Pada tahap ini peneliti (atau guru apabila ia bertindak sebagai peneliti)
melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi
selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan
dengan menggunakan format observasi / penilaian yang telah tersusun,
termasuk juga pengmatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari
waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa.
4. Refleksi
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan
yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian
dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya.
Refleksi dalam PTK mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil
pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dari proses
refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya
yang meliputi kegiatan: perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan
ulang shingga permasalahan dapat teratasi.
D. Variabel Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini variabel yang diteliti adalah
peningkatan prestasi belajar siswa pelajaran matematika melalui diskusi
kelompok dengan menggunakan media LKS kelas IV SDN Uma Beringin
182
183
dinilai efektif sesuai dengan harapan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (
KTSP ).
184
Siklus III
Menyusun Laporan
Menyusun
Konsep
Laporan
Perbaikan Laporan
Penggandaan
Hasil
Penelitian
X
X
X
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMB AHASAN
A. Paparan Data dan Temuan Penelitian
1. Perencanaan Tindakan
Penelitian ini menggunakan pembelajaran melalui diskusi kelas
dengan menggunakan LKS dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas
IV pelajaran Matematika.
Tujuan yang diharapkan pada pertemuan pertama dalam pembelajaran
Matematika penerapan pembelajaran dengan menggunakan media LKS dan
Diskusi Kelompok.
Agar tercapai tujuan di atas, peneliti yang bertindak sebagai guru
melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a) Menyusun instrumen pembelajaran
b) Menyusun Instrumen Monitoring
c) Sosialisasi kepada siswa
d) Melaksanakan tindakan dalam pembelajaran
e) Melakukan refleksi
f) Menyusun strategi pembelajaran pada siklus ke dua berdasar refleksi
siklus pertama
g) Melaksanakan pembelajaran pada siklus kedua
h) Melakukan Observasi
i) Melakukan refleksi pada siklus kedua
j) Menyusun strategi pembelajaran pada siklus ketiga berdasar refleksi siklus
kedua
k) Melaksanakan pembelajaran pada siklus ketiga
l) Melakukan Observasi
m) Melakukan refleksi pada siklus ketiga
n) Menyusun laporan
185
2
Alimuddin Ramdani
70
3
Anisa Ade Kantari
70
4
Anita
75
5
Ari Zalulwatan
75
6
Ari Purwanto
70
7
Chandra Kurniawan
60
8
Dina Mariana
60
186
9
Dwi Anggar Yusika
10
Emi Heryanti
11
Fitria
12
Fitria Tamar Putri
13
Fitria Muniran
14
Hartono
15
Ilham randani
16
Josriadi
17
Joko Lasmono
18
Kariandi
19
L.Rianto
20
M. Efendi
21
Jauhari
22
Kamaruddin
23
Jusri Yusan
24
Juliarta Kamiswara
25
Topan Vargas
26
Yeni Yulianti
Jumlah Total
Skor Maksimum Individu
Skor Maksimum Kelas
60
65
60
60
80
80
80
55
75
60
60
60
55
55
55
55
55
55
1620
100
2600
Keterangan :
Jumlah Siswa yang tuntas
: 11 Orang
Jumlah Siswa yang belum tuntas : 15 Orang
Kelas
: belum tuntas.
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan
pembelajaran menggunakan LKS diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar
siswa adalah 62,31. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus
pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang
memperoleh nilai 65 hanya sebesar 42,31%% atau ada 11 siswa dari 26
siswa yang tuntas belajar, hasil ini tentu lebih kecil dari persentase
ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85 %. Hal ini disebabkan
karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang
dimaksudkan dan digunakan guru dengan menggunakan media LKS dan
diskusi kelompok.
c) Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh
informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:
(1) Guru kurang baik dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan
tujuan pembelajaran
187
SIKLUS II
a) Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif II dan alat-alat
pengajaran yang mendukung.
b) Tahap kegiatan dan pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II
dilaksanakan pada tanggal 19 s.d 26 November 2009 di SDN Uma
Beringin Kecamatan Unter Iwes tahun pelajaran 2009-2010. Dalam hal
ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar
mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada
siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang
lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan
dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses
belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah
tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai
berikut.
Tabel 4. 2 :
Tabel Distribusi Nilai tes Pembelajaran Matematika dengan
menerapkan Metode Diskusi Kelas menggunakan LKS Pada Siklus
II
188
No
Nama
Skor
1
Ahyar Rosidi
2
Alimuddin Ramdani
3
Anisa Ade Kantari
4
Anita
5
Ari Zalulwatan
6
Ari Purwanto
7
Chandra Kurniawan
8
Dina Mariana
9
Dwi Anggar Yusika
10
Emi Heryanti
11
Fitria
12
Fitria Tamar Putri
13
Fitria Muniran
14
Hartono
15
Ilham randani
16
Josriadi
17
Joko Lasmono
18
Kariandi
19
L.Rianto
20
M. Efendi
21
Jauhari
22
Kamaruddin
23
Jusri Yusan
24
Juliarta Kamiswara
25
Topan Vargas
26
Yeni Yulianti
Jumlah Total
Skor Maksimum Individu
Skor Maksimum Kelas
85
80
80
85
85
80
70
70
70
75
70
70
90
90
90
65
85
70
70
70
65
65
60
60
60
60
1860
100
2600
Keterangan
Tidak
Tuntas
Tuntas
Keterangan :
Jumlah Siswa yang tuntas
: 22 Orang
Jumlah Siswa yang belum tuntas :
4 Orang
Kelas
: belum tuntas.
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa
adalah 71,53 % dan ketuntasan belajar mencapai 84,61 % atau ada 22
siswa dari 26 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa
189
190
pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi)
dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses
belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah
tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah
sebagai berikut ;
Tabel 4.3 :
Tabel Distribusi Nilai tes Pembelajaran Matematika dengan Metode
Diskusi Kelas menggunakan LKS Pada Siklus III
Keterangan
No
Nama
Skor
Tidak
Tuntas
Tuntas
1
Ahyar Rosidi
90
2
Alimuddin Ramdani
90
3
Anisa Ade Kantari
90
4
Anita
90
5
Ari Zalulwatan
90
6
Ari Purwanto
90
7
Chandra Kurniawan
80
8
Dina Mariana
80
9
Dwi Anggar Yusika
80
10
Emi Heryanti
85
11
Fitria
80
12
Fitria Tamar Putri
80
13
Fitria Muniran
95
14
Hartono
95
15
Ilham randani
95
16
Josriadi
75
17
Joko Lasmono
90
18
Kariandi
80
19
L.Rianto
80
20
M. Efendi
80
21
Jauhari
75
22
Kamaruddin
75
23
Jusri Yusan
70
24
Juliarta Kamiswara
70
25
Topan Vargas
70
26
Yeni Yulianti
70
Jumlah Total
2095
Skor Maksimum Individu
100
191
2600
Keterangan :
Jumlah Siswa yang tuntas
: 26 Orang
Jumlah Siswa yang belum tuntas :
- Orang
Kelas
: belum tuntas.
Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai rata-rata tes formatif
pelajaran Matematika sebesar 80,58% dari 26 siswa telah tuntas secara
keseluruhan. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai
sebesar 100 % ( termasuk kategori tuntas ). Hasil pada siklus III ini
mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan
hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan
kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran melalui pembelajaran
diskusi kelas dengan menggunakan LKS, sehingga siswa menjadi lebih
terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah
dalam memahami materi yang telah diberikan. Di samping itu ketuntasan
ini juga dipengaruhi oleh kerja sama dari siswa yang telah menguasai
materi pelajaran untuk mengajari temannya yang belum menguasai.
c) Refleksi
Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik
maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan
penerapan metode diskusi kelas menggunakan LKS.
Dari data-data yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut:
(1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua
pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum
sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing
aspek cukup besar.
(2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif
selama proses belajar berlangsung.
(3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami
perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.
(4) Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan.
d) Revisi Pelaksanaan
Pada siklus III guru telah menerapkan pembelajaran melalui
diskusi kelas menggunakan LKS dengan baik dan dilihat dari aktivitas
siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah
berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi
yang perlu diperhatikan untuk tindakah selanjutnya adalah
memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan
agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan
pembelajaran diskusi kelas dengan menggunakan LKS dapat
192
193
2600
2600
2600
194
195
BAB V
PE N UTU P
A. Simpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus,
dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Diskusi kelas
menggunakan LKS memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa di SDN Uma Beringin Kecamatan Unter Iwes mata pelajaran
Matematika yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam
setiap siklus, yaitu ; 62,31 % ( siklus I ) ; 71,53 % ( siklus II ); 80,58 %
( siklus III ).
2. Penerapan model pembelajaran dengan LKS dan Diskusi kelas pada pelajaran
Matematika mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa.
3. Penerapan pembelajaran melalui diskusi kelas dengan menggunakan LKS
efektif untuk meningkatkan kembali materi ajar yang telah diterima siswa
selama ini, sehingga mereka merasa siap untuk menghadapi pelajaran
berikutnya.
B. Saran-Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses
belajar mengajar di sekolah dasar ( SD ) lebih efektif dan lebih memberikan hasil
yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut :
1. Untuk melaksanakan pembelajaran memerlukan persiapan yang cukup
matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang
benar-benar bisa diterapkan dengan pemberian model pembelajaran melalui
diskusi kelas dengan menggunakan LKS sehingga diperoleh hasil yang
optimal.
2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih
sering melatih siswa dengan kegiatan penemuan, walau dalam taraf yang
sederhana, di mana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru,
memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
196
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya
dilakukan di SDN Uma Beringin Kecamatan Unter Iwes tahun pelajaran
2009-2010.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,Suharsimi2007.Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta : Rineka Cipta.
Borich, G.D. 1994. Observation Skill of Effective Teaching. New York: Macmillan Publishing
Company.
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Mata Pelajaran IPA SD. Jakarta:
Depdiknas.
Depdiknas, 2004. Kurikulum 2004 SD. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan
Penelitian Sains. Depdiknas. Jakarta.
Depdiknas, 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Model
Silabus Kelas IV. BSNP. Depdiknas. Jakarta.
Ibrahim, M. 2003. Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas
Ibrahim, M. 2006. Asesmen Berkelanjutan, Seri Pembelajaran Inovatif. Surabaya:Unesa
University Press.
Gina, L. 2008. Acitive Learning, Increasing Flow In The Classroom. Pat Hollingsworth:
Norwalk.
Kardi, Soeparman, 1998. Fungsi Media Pembelajaran. Pasca Sarjana IKIP Surabaya.
Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
197
198
Lampiran : 1
/ SD.UBER /2009
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SDN Uma Beringin Kecamatan Unter
Iwes, bahwa sehubungan dengan rencana melakukan penelitian tindakan kelas
( PTK ) dalam upaya peningkatan prestasi belajar siswa di SDN Uma Beringin, maka
kepada :
Nama
: MASTAMPAWAN, S.Pd
NIP
: 19620209 198203 2 006
Mengajar Kelas
: Kelas IV
Alamat
: Jl. Buin Jeh No 05 Uma Beringin
Diberikan Ijin untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dengan judul :
Peningkatan pemahaman siswa pada pelajaran matematika melalui diskusi
kelompok dengan Menggunakan media LKS di kelas IV SDN Uma Beringin
Tahun Pelajaran 2009-2010 Mulai bulan November 2009 sampai selesai.
Demikian surat ijin penelitian ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
199
KACAUNI, A.Ma.Pd
NIP. 19521113 197401 2 004
Lampiran : 2
SURAT KETERANGAN
Nomor : 422 /
/SD.UBER /2009
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SDN Uma Beringin Kecamatan Unter
Iwes , menerangkan bahwa :
Nama
: MASTAMPAWAN, S.Pd
NIP
: 19620209 198203 2 006
Mengajar Kelas
: Kelas IV
Alamat
: Jl. Buin Jeh No 05 Uma Beringin
Telah melakukan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dengan judul :etPeningkatan
pemahaman siswa pada pelajaran matematika melalui diskusi kelompok dengan
Menggunakan media LKS di kelas IV SDN Uma Beringin Tahun Pelajaran
2009-2010 Sejak tanggal 05 November 2009 sampai dengan 16 Desember 2009.
Demikian surat keterangan penelitian ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Uma Beringin, 12 Desember 2009
Kepala SDN Uma Beringin
200
KACAUNI, A.Ma.Pd
NIP. 19521113 197401 2 004
Lampiran : 3
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
N AMA
Ahyar Rosidi
Alimuddin Ramdani
Anisa Ade Kantari
Anita
Ari Zalulwatan
Ari Purwanto
Chandra Kurniawan
Dina Mariana
Dwi Anggar Yusika
Emi Heryanti
Fitria
Fitria Tamar Putri
Fitria Muniran
Hartono
Ilham Ramdani
Josriadi
Joko Lasmono
Kariandi
L.Rianto
L/P
II
Tgl.
05-11
2009
Tgl.
12-11
2009
L
L
P
P
L
L
L
P
P
P
P
P
P
L
L
L
L
L
L
201
KEHADIRAN
III
IV
Tgl.
19-11
2009
Tgl.
26-11
2009
VI
Tgl.
03-12
2009
Tgl.
10-12
2009
20
21
22
23
24
25
26
M. Efendi
Jauhari
Kamaruddin
Jusri Yusan
Juliarta Kamiswara
Topan Vargas
Yeni Yulianti
L
L
L
L
L
L
P
Uma Beringin ,05 November 2009
Peneliti
MASTAMPAWAN, S.Pd
NIP. 19620209 198203 2 006
Lampiran : 4
LEMBAR PENGAMATAN
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DISKUSI KELAS DENGAN LKS
Sekolah
:______________________
Kelas/Semester :______________________
PokokBahasan :______________________
Berikut ini diberikan suatu daftar aspek pengelolaan kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan guru di kelas.Berikan penilaian dengan cara memberi tanda cek ( V ) pada kolom
yang sesuai.
No
I
II
Dilakukan
ya
tdk
202
Penilaian
2
3
4
III
IV
V
VI
Keterangan :
1. Tdak Baik
2. Kurang Baik
3. Cukup Baik
4. Baik
___________________
203
Lampiran : 5
LEMBAR PENGAMATAN
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DISKUSI KELAS DENGAN LKS
Sekolah
:______________________
Kelas/Semester :______________________
PokokBahasan :______________________
Berikut ini diberikan suatu daftar aspek pengelolaan kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan guru di kelas.Berikan penilaian dengan cara memberi tanda cek ( V ) pada kolom
yang sesuai.
No
I
Dilakukan
ya
tdk
Tujuan
204
Penilaian
2
3
4
II
III
IV
V
VI
Keterangan :
1. Tdak Baik
2. Kurang Baik
3. Cukup Baik
4. Baik
____________________
Lampiran : 6
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS GURU DAN SISWA
DALAM PEMBELAJARAN DISKUSI KELAS DENGAN LKS
Sekolah
:______________________
Kelas/Semester :______________________
PokokBahasan :______________________
Petunjuk Pengisian
Amatilah aktivitas gruru dan siswa dalam kelompok subyek selama kegiatan belajar mengajar
berlansung.
Isilah lembar pengamatan dengan prosedur sebagai berikut :
1. Pengamatan melakukan pengamatan duduk di tempat yang memungkin untuk melihat
semua aktivitas siswa yang diamati
205
2. Tiap 90 detik pengamat melakukan pengamatan aktivitas guru dan siswa yang dominan
dan 30 detik berikutnya menulis kode kategori pengamatan.
3. Kode-kode kategori dituliskan pada baris dan kolom yang tersedia
4. Pengamatan terhadap guru dan siswa dilakukan bersamaan sejak kegiatan pembelajaran
dimulai.
Kategori Pengamatan Pembelajaran Melalui Pembelajaran Diskusi Kelas dengan
Menggunakan LKS pada Pelajaran Matematika
Aktivitas Guru
Aktivitas Siswa
1. Menyampaikan tujuan
12. Mendengarkan secara aktif
2. Mengaitkan
dengan
materi 13. Membaca buku ( buku siswa,LKS )
sebelumnya
14. Menulis yang relevan dengan KBM
3. Memotivasi Siswa
15. Mengerjakan
LKS,mempraktekkan
4. Melatihkan melalui pembelajaran
materi pelajaran Matematika
diskusi kelas yang dimodelkan
16. Tanya jawab antara siswa dan guru
5. Membimbing siswa menerapkan 17. Tanya jawab antara siswa dan siswa
pembelajaran diskusi kelas pada 18. Menyajikan hasil pembelajaran
pelajaran Matematika
19. Membuat rangkuman
6. Memeriksa
pemahaman
dan
memantapkan berpikir siswa
7. Memberikan latihan mandiri
8. Mendemonstrasikan pengetahuan dan
ketrampilan
9. Memberikan latihan terbimbing
10. Tanya jawab dengan siswa
11. Membuat rangkuman
Nama Guru
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
206
Uma Beringin____,_____________2009
Pengamat
_____________________
Lampiran : 7
: Matematika
: Sekolah Dasar
: IV/1
207
Waktu
: 2 Jam Pelajaran (1 x Pertemuan)
Hari/Tanggal
: 05 November 2010
Tujuan Kompetensi:
A. StandarKompetensi
- Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam pemecahan
masalah
B. Kompetensi Dasar
- Mengenal pecahan sederhana
- Membandingkan pecahan sederhana
- Memecahkan masalah yang berkaitan dengan pecahan sederhana.
C. Indikator
E.
2.
3.
F.
G.
208
Jenis
: tertulis
Mengetahui
Kepala SDN Uma Beringin
Guru Kelas
KACAUNI, A.Ma.Pd
NIP.19521113 197401 2 004
MASTAMPAWAN, S.Pd
NIP. 19620209 198203 2 006
Lampiran 8
209
210
211
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Minat adalah variabel penting yang berpengaruh terhadap tercapainya
prestasi atau cita-cita yang diharapkan seperti yang dikemukakan Effendi (1995:
89) bahwa belajar dengan minat akan lebih baik dari pada belajar tanpa minat.
Rendahnya minat belajar siswa di TK Negeri Pembina Kecamatan
Plampang Kabupaten Sumbawa terhadap pembelajaran selama ini menandakan
bahwa pembelajaran di TK masih kurang menarik. Hal ini terbukti dari setiap
hasil analisis pada setiap penilaian daya serap siswa di bawah 65% ( tidak
tuntas ).
Berbagai upaya telah dilakukan untuk dapat meningkatkan minat serta
prestasi belajar siswa, antara lain dengan pemberian pelajaran tambahan pada
kelas B, tetapi hasilnya masih belum memuaskan.
Salah satu upaya yang dilakukan pada anak sejak usia dini untuk
meningkatkan mimnat belajar
adalah meningkatkan kreativitas melalui
menggambar, dan mulai usia dini ini anak seyogyanya sudah dikenalkan
menggambar. Dalam pembelajaran di TK kebanyakan guru kurang
memperhatikan hasil belajar anak terhadap pembelajaran yang satu ini. Guru
sering menggunakan menggambar sebagai pembelajaran relaksasi pada anak
tanpa memperhatikan hasil karya anak sehingga didapati hasil karya anak dalam
pembelajaran menggambar terkesan tanpa arahan.
Pada prinsipnya kegiatan menggambar yang dilakukan oleh anak
merupakan kegiatan naluriah, seperti halnya kegiatan makan, minum, berbicara,
dan bercerita kepada orang lain. Kegiatan menggambar bersamaan dengan
kegiatan orang lain seperti memilih dan mengenakan pakaian yang dilakukan oleh
anak. Rasa seni dimulai dengan bagaimana anak bisa menata benda-benda
disekitarnya. Jika hal tersebut tidak dilakukan oleh anak, maka pendidik perlu
segera mendidik dan membimbingnya.
212
213
214
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Tentang Menggambar di TK
1. Pengertian Kreativitas
Kreativitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculan
gagasan atau konsep baru, atau hubungan baru antara gagasan dan konsep
yang sudah ada.(Wikipedia Indonesia, 2009). Kreativitas adalah proses
timbulnya ide baru, sedangkan inovasi adalah pengimplementasian ide itu
sehingga dapat merubah dunia (Tanadi Santoso, 2009).
Dalam melakukan sesuatu seperti menggambar dibutuhkan
kreativitas karena kreativitas mampu membelah batasan dan asumsi dan
membuat koneksi pada hal lama yang tidak berhubungan menjadi sesuatu
yang baru. Menggambar tidak hanya sekedar kegiatan membuat sebuah
gambar namun lebih dari itu yaitu sebuah kegiatan yang menyenangkan bagi
anak-anak. Kegiatan untuk menyalurkan ide dan gagasan kedalam kertas
gambar.
2. Pengertian Menggambar
Menggambar adalah membuat gambar. Kegiatan ini dilakukan
dengan cara mencoret, menggores, menorehkan benda tajam ke benda lain
dan memberi warna, sehingga menimbulkan gambar (Hajar Pamadhi dan
Evan Sukardi S, 2008).
Menggambar adalah kegiatan-kegiatan membentuk imajinasi, dengan
menggunakan banyak pilihan tehnik dan alat. Bisa pula menggambar berarti
215
216
217
218
4.
5.
6.
7.
C. Hipotesis Tindakan
Dari uraian tersebut di atas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Kreativitas anak menggambar dapat ditingkatkan melalui pendekatan
Contextual Learning di kelompok B Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina
Kecamatan Plampang tahun pelajaran 2009-2010.
2. Pendekatan Contextual Learning efektif dalam meningkatkan kreativitas
menggambar di kelompok B Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina
Kecamatan Plampang tahun pelajaran 2009-2010.
BAB III
METODE PENELITIAN
219
A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah anak TK Negeri Pembina Kecamatan
Plampang kelompok B.
Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan bahwa kreativitas anak
dalam menggambar masih sangat rendah. Anak merasa kesulitan dalam belajar
sehingga anak kurang respon terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, yang dilakukan secara
bertahap-tahap sampai mendapatkan hasil yang diinginkan.
Jumlah anak TK kelas B dapat disajikan dalam tabel berikut :
TABEL 3.1
JUMLAH ANAK TK NEGERI PEMBINA KELAS B
KECAMATAN PLAMPANG TAHUN PELAJARAN 2009-2010
No
Nama
L/P
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Abiel Mailani
Abin Zhatia Arlangga
Afriani
A Mina Hr
Algia Januarista
Dwiki Imam Syaputra
Dwi Anjani
Fadlan Wahid Sabila
Ferdy Ekaputra Sulvidianto
Fatmawati
Fariz Muhammad
Feby Rahmayani
Gentar Januarsa
Hamdani
Hatimah
Mirtha Laura
M. Imam Anugrah
Jibran Rafsanjani
Jumrotullah
Khofipah Wulan P
M. Aska Najhan
Muadly Algurani
Nurmala
Nanda Ade Saputra
Riska Januarsa
Ramadani
P
L
P
P
L
L
P
P
L
P
L
P
L
L
P
P
L
P
P
P
L
L
P
P
P
L
220
Keterangan
27
28
29
30
31
32
33
34
35
221
Recived Plan
Reflective
Action / Observation
Siklus III
Recived Plan
Gambar 3.1. Alur Penelitian Tindakan Kelas
1. Rencana ( Plan ) : adalah rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk
memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi.
2. Tindakan ( Action ) : adalah apa yang dilakukan oleh peneliti / guru sebagai
upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan.
3. Observasi ( Observation ) : adalah mengamati atas hasil atau dampak dari
tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap kepala sekolah.
4. Refleksi ( reflection ) : adalah peneliti mengkaji, melihat, dan
mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan dari pelbagai
keriteria.
5. Revisi ( recived plan ) : adalah berdasarkan dari hasil refleksi ini,peneliti
melakukan revisi terhadap rencana awal.
D. Variabel Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini variabel yang diteliti adalah
peningkatan ketrampilan menggambar anak melalui Pendekatan Contextual
Learning pada anak kelas B Taman Kanak Kanak Negeri Pembina Kecamatan
Plampang Tahun Pelajaran 2009-2010.
Variabel tersebut dapat dituliskan kembali sebagai berikut :
Variabel Harapan : Peningkatan ketrampilan menggambar anak
Variabel Tindakan :
Pembelajaran
Learning.
melalui
Pendekatan
Contextual
222
223
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
224
SIKLUS 1
a) Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1 dan alat-
225
2
Abin Zhatia Arlangga
L
50
3
Afriani
P
50
4
A Mina Hr
P
65
5
Algia Januarista
L
65
6
Dwiki Imam Syaputra
L
45
7
Dwi Anjani
P
45
8
Fadlan Wahid Sabila
P
60
9
Ferdy Ekaputra Sulvidianto
L
60
10 Fatmawati
P
60
11 Fariz Muhammad
L
70
12 Feby Rahmayani
P
45
13 Gentar Januarsa
L
45
14 Hamdani
L
45
15 Hatimah
P
50
16 Mirtha Laura
P
50
17 M. Imam Anugrah
L
50
18 Jibran Rafsanjani
P
65
19 Jumrotullah
P
65
20 Khofipah Wulan P
P
65
21 M. Aska Najhan
L
55
226
22 Muadly Algurani
23 Nurmala
24 Nanda Ade Saputra
25 Riska Januarsa
26 Ramadani
27 Rifsa Ananda Kenny R
28 Rifdatul Ulya
29 Rintan Septi Septia
30 Sherly Echa Tryana
31 Sahwa Dwipani
32 Rosa Fitri Jayanti
33 Tsabita Arni Safitri
34 Wendy Cahya Kurniawan
35 Zahwa Anritya
Jumlah Total
Skor Maksimum Individu
Skor Maksimum Kelas
L
P
P
P
L
P
P
P
P
P
P
P
L
P
35
orang
-
55
55
55
50
50
65
65
65
65
55
55
55
55
55
1975
100
3500
Ketrangan :
Jumlah anak yang tuntas
: 11 Orang
Jumlah anak yang belum tuntas : 24 Orang
Klasikal
: belum tuntas.
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan
pendekatan Contextual Learning diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar
anak adalah 56,29 %. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus
pertama secara klasikal anak belum tuntas belajar, karena anak yang
memperoleh nilai 65 hanya sebesar 31,43% atau ada 11 anak dari 35
anak yang tuntas belajar, hasil ini tentu lebih kecil dari persentase
ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85 %. Hal ini disebabkan
karena anak masih merasa baru dan belum mengerti apa yang
dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan pendekatan
Contextual Learning.
c) Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh
informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:
(1) Guru kurang baik dalam memotivasi anak dan dalam menyampaikan
tujuan pembelajaran
(2) Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu
(3) Anak kurang begitu antusias selama pembelajaran berlangsung.
227
d) Revisi Rancangan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih
terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada
siklus berikutnya.
(1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi anak dan lebih jelas
dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Di mana anak diajak untuk
terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.
(2) Guru perlu mendistribusikan waktu secara baik dengan menambahkan
informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan
(3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam memotivasi anak
sehingga anak bisa lebih antusias.
SIKLUS II
a) Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif II dan alat-alat
pengajaran yang mendukung.
b) Tahap kegiatan dan pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II
dilaksanakan pada tanggal 04 s.d 11 Agustus 2009 di Taman Kanak
Kanak Negeri Pembina Kecamatan Plampang tahun pelajaran 20092010. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses
belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan
revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I
tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan
bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar anak diberi tes formatif II
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan anak dalam proses
belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah
tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai
berikut;
Tabel 4. 2 :
Tabel Distribusi Nilai tes Peningkatan Ketrampilan Menggambar
Anak dengan pendekatan Contextual Learning Pada Siklus II
Keterangan
L/P
No
NAMA ANAK
Skor
Tidak
Tuntas
Tuntas
1
Abiel Mailani
P
75
2
Abin Zhatia Arlangga
L
60
3
Afriani
P
60
228
4
A Mina Hr
5
Algia Januarista
6
Dwiki Imam Syaputra
7
Dwi Anjani
8
Fadlan Wahid Sabila
9
Ferdy Ekaputra Sulvidianto
10 Fatmawati
11 Fariz Muhammad
12 Feby Rahmayani
13 Gentar Januarsa
14 Hamdani
15 Hatimah
16 Mirtha Laura
17 M. Imam Anugrah
18 Jibran Rafsanjani
19 Jumrotullah
20 Khofipah Wulan P
21 M. Aska Najhan
22 Muadly Algurani
23 Nurmala
24 Nanda Ade Saputra
25 Riska Januarsa
26 Ramadani
27 Rifsa Ananda Kenny R
28 Rifdatul Ulya
29 Rintan Septi Septia
30 Sherly Echa Tryana
31 Sahwa Dwipani
32 Rosa Fitri Jayanti
33 Tsabita Arni Safitri
34 Wendy Cahya Kurniawan
35 Zahwa Anritya
Jumlah Total
Skor Maksimum Individu
Skor Maksimum Kelas
P
L
L
P
P
L
P
L
P
L
L
P
P
L
P
P
P
L
L
P
P
P
L
P
P
P
P
P
P
P
L
P
35
orang
-
75
75
55
55
70
70
70
80
55
55
55
60
60
60
75
75
75
65
65
65
65
60
60
75
75
75
75
65
65
65
65
65
2320
100
3500
Keterangan :
Jumlah anak yang tuntas
: 23 Orang
Jumlah anak yang belum tuntas : 12 Orang
Klasikal
: belum tuntas.
229
230
dengan jumlah anak 35 anak. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai
guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran
dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau
kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan
(observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar
mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar anak diberi tes formatif III
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan anak dalam proses
belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah
tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah
sebagai berikut
Tabel 4.3 :
Tabel Distribusi Nilai tes Peningkatan Ketrampilan Menggambar
Anak dengan Pendekatan Contextual Learning Pada Siklus III
Keterangan
L/P
No
NAMA ANAK
Skor
Tidak
Tuntas
Tuntas
1
Abiel Mailani
P
85
2
Abin Zhatia Arlangga
L
70
3
Afriani
P
70
4
A Mina Hr
P
85
5
Algia Januarista
L
85
6
Dwiki Imam Syaputra
L
60
7
Dwi Anjani
P
65
8
Fadlan Wahid Sabila
P
80
9
Ferdy Ekaputra Sulvidianto
L
80
10 Fatmawati
P
80
11 Fariz Muhammad
L
85
12 Feby Rahmayani
P
65
13 Gentar Januarsa
L
65
14 Hamdani
L
65
15 Hatimah
P
70
16 Mirtha Laura
P
70
17 M. Imam Anugrah
L
70
18 Jibran Rafsanjani
P
85
19 Jumrotullah
P
85
20 Khofipah Wulan P
P
85
21 M. Aska Najhan
L
75
22 Muadly Algurani
L
75
23 Nurmala
P
75
231
P
P
L
P
P
P
P
P
P
P
L
P
35
orang
-
75
70
70
85
85
85
85
75
75
75
75
75
2780
100
3500
Keterangan :
Jumlah anak yang tuntas
: 34 Orang
Jumlah anak yang belum tuntas : 1 Orang
Klasikal
: sudah tuntas.
Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai rata-rata tes formatif
sebesar 79,43 % dan dari 35 anak yang telah tuntas sebanyak 34 anak, 1
orang anak belum mencapai ketuntasan belajar. Tetapi secara klasikal
ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 97,14% (termasuk kategori
tuntas ). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari
siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi
oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan
pembelajaran melalui Pendekatan Contextual Learning, sehingga anak
menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga anak
lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan. Di samping
itu ketuntasan ini juga dipengaruhi oleh kerja sama dari anak yang telah
menguasai materi pelajaran untuk mengajari temannya yang belum
menguasai.
c) Refleksi
Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik
maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan
penerapan pembelajaran dengan Pendekatan Contextual Learning. Dari
data-data yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut:
(1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua
pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum
232
Responden
Skor sebelum
Tindakan
Siklus 1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Abiel Mailani
Abin Zhatia Arlangga
Afriani
A Mina Hr
Algia Januarista
Dwiki Imam Syaputra
Dwi Anjani
Fadlan Wahid Sabila
Ferdy Ekaputra Sulvidianto
Fatmawati
Fariz Muhammad
Feby Rahmayani
Gentar Januarsa
65
50
50
65
65
45
45
60
60
60
70
45
45
233
Skor setelah
Tindakan 1
Siklus 2
Skor setelah
Tindakan 2
Siklus 3
75
60
60
75
75
55
55
70
70
70
80
55
55
85
70
70
85
85
60
65
80
80
80
85
65
65
14 Hamdani
15 Hatimah
16 Mirtha Laura
17 M. Imam Anugrah
18 Jibran Rafsanjani
19 Jumrotullah
20 Khofipah Wulan P
21 M. Aska Najhan
22 Muadly Algurani
23 Nurmala
24 Nanda Ade Saputra
25 Riska Januarsa
26 Ramadani
27 Rifsa Ananda Kenny R
28 Rifdatul Ulya
29 Rintan Septi Septia
30 Sherly Echa Tryana
31 Sahwa Dwipani
32 Rosa Fitri Jayanti
33 Tsabita Arni Safitri
34 Wendy Cahya Kurniawan
35 Zahwa Anritya
Jumlah Total
Skor Maksimum Individu
Skor Maksimum Kelas
45
50
50
50
65
65
65
55
55
55
55
50
50
65
65
65
65
55
55
55
55
55
1970
100
3500
55
60
60
60
75
75
75
65
65
65
65
60
60
75
75
75
75
65
65
65
65
65
2320
100
3500
65
70
70
70
85
85
85
75
75
75
75
70
70
85
85
85
85
75
75
75
75
75
2780
100
3500
234
2.
3.
4.
235
BAB V
PE N UTU P
A. Simpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga
siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Contextual Learning memiliki
dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar anak di Taman KanakKanak Negeri Pembina Kecamatan Plampang yang ditandai dengan
236
peningkatan ketuntasan belajar anak dalam setiap siklus, yaitu siklus I ( 56,29
%), siklus II ( 66,29 % ), dan siklus III ( 79,43 % ).
2. Penerapan pembelajaran dengan pendekatan Contextual Learning mempunyai
pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar anak.
3. Penerapan pembelajaran dengan pendekatan Contextual Learning efektif
untuk meningkatkan kembali materi ajar yang telah diterima anak selama ini,
sehingga mereka merasa siap untuk menghadapi pelajaran berikutnya.
B. Saran-Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses
belajar mengajar di Taman Kanak Kanak ( TK ) lebih efektif dan lebih
memberikan hasil yang optimal bagi anak, maka disampaikan saran sebagai
berikut :
1. Untuk melaksanakan metode pembelajaran melalui pendekatan Contextual
Learning memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus
mempu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan
dengan pemberian model pembelajaran melalui pendekatan Contextual
Learning sehingga diperoleh hasil yang optimal.
2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar anak, guru hendaknya lebih
sering melatih anak dengan kegiatan penemuan, walau dalam taraf yang
sederhana, di mana anak nantinya dapat menemukan pengetahuan baru,
memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga anak berhasil atau mampu
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya
dilakukan di Taman Kanak Kanak Negeri Pembina Kecamatan Plampang
tahun pelajaran 2009-2010.
DAFTAR PUSTAKA
Arkunto.Suharsimi.2007. Penelitian Tindakan Kelas.Jakrta : PT Rineka Cipta
_______________1997 Prossedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Asdi Mahasatya
Depdiknas RI, 2004. Undang Undang No. 20 tentang sistem pendidikan nasional
( SISDIKNAS ) Jakarta : Depdiknas
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Kooperativ learning dan contextual
learning dalam pembelajaran di Sekolah Dasar dan Menengah. Jakarta :
Depdiknas.
237
238
Lampiran 1
PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA
DINAS PENDIDIKAN NASIONAL
UPT SD DAN PAUD KEC.PLAMPANG DAN MARONGE
TK NEGERI PEMBINA PLAMPANG
Desa Muer Kecamatan Plampang - Sumbawa - NTB
SURAT IJIN PENELITIAN
Nomor : 421.1 /
/ TK. /2009
239
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Taman Kanak Negeri Pembina
Kec.Plampang, bahwa sehubungan dengan rencana melakukan penelitian tindakan
kelas ( PTK ) dalam upaya peningkatan kemampuan anak TK , maka kepada :
Nama
: ABDUL LATIEF , S.Pd
NIP.
: 19640712 198512 1 002
Pangkat / Golongan
: Pembina - IV/a
Alamat
: Desa Muer Kec.Plampang
Diberikan Ijin untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dengan judul :
Upaya Meningkatkan Kreativitas Menggambar Melalui Pendekatan Contextual
Learning Di Kelompok B Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina Kecamatan
Plampang tahun pelajaran 2009-2010 Mulai bulan Juli 2009 sampai selesai.
Demikian surat ijin penelitian ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Muer , 14 Juli
Kepala TK
2009
Lampiran : 2
PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA
DINAS PENDIDIKAN NASIONAL
UPT SD DAN PAUD KEC.PLAMPANG DAN MARONGE
TK NEGERI PEMBINA PLAMPANG
Desa Muer Kecamatan Plampang - Sumbawa - NTB
SURAT KETERANGAN
240
Nomor : 421.1 /
/TK.
/2009
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala TK Negeri Pembina Kecamatan Plampang
, menerangkan bahwa :
Nama
: ABDUL LATIEF , S.Pd
NIP.
: 19640712 198512 1 002
Pangkat / Golongan
: Pembina - IV/a
Alamat
: Desa Muer Kec.Plampang
Telah melakukan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dengan judul :etUpaya
Meningkatkan Kreativitas Menggambar Melalui Pendekatan Contextual
Learning Di Kelompok B Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina Kecamatan
Plampang tahun pelajaran 2009-2010 Sejak 17 Juli sampai dengan 23 Agustus
2009.
Demikian surat keterangan penelitian ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Muer , 31 Agustus
Kepala TK
2009
Lampiran 3
No
241
Tgl.
Tgl.
Tgl.
VI
Tgl.
Tgl.
07-10
2009
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
Abiel Mailani
Abin Zhatia Arlangga
Afriani
A Mina Hr
Algia Januarista
Dwiki Imam Syaputra
Dwi Anjani
Fadlan Wahid Sabila
Ferdy Ekaputra Sulvidianto
Fatmawati
Fariz Muhammad
Feby Rahmayani
Gentar Januarsa
Hamdani
Hatimah
Mirtha Laura
M. Imam Anugrah
Jibran Rafsanjani
Jumrotullah
Khofipah Wulan P
M. Aska Najhan
Muadly Algurani
Nurmala
Nanda Ade Saputra
Riska Januarsa
Ramadani
Rifsa Ananda Kenny R
Rifdatul Ulya
Rintan Septi Septia
Sherly Echa Tryana
Sahwa Dwipani
Rosa Fitri Jayanti
Tsabita Arni Safitri
Wendy Cahya Kurniawan
Zahwa Anritya
14-10
2009
21-10
2009
30-10
2009
06-11
2009
15-11
2009
P
L
P
P
L
L
P
P
L
P
L
P
L
L
P
P
L
P
P
P
L
L
P
P
P
L
P
P
P
P
P
P
P
L
P
242
LEMBAR PENGAMATAN
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DENGAN
PENDEKATAN CONTEXTUAL LEARNING
Sekolah
:______________________
Kelas/Semester :______________________
PokokBahasan :______________________
Bertikut ini diberikan suatu daftar aspek pengelolaan kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan guru di kelas.Berikan penilaian dengan cara memberi tanda cek
(V)
pada kolom yang sesuai.
No
I
II
Dilakukan
ya
tdk
243
Penilaian
2
3
4
III
IV
V
VI
motivasi
7. Mendemonstrasikan
pengetahuan dan ketrampilan
8. Memberikan latihan terbimbing
9. Memberikan pemahaman dan
memberikan umpan balik
10. Memberikan latihan mandiri
Kesesuaian Metode
C. Penutup
Membimbing siswa merangkum
materi
pelajaran
Pengelolaan Waktu
Suasana Kelas
1. Anak antusias
2. Guru antusias
Muer ,____,___________2009
Pengamat
Keterangan :
1. Tdak Baik
2. Kurang Baik
3. Cukup Baik
4. Baik
________________
244
Lampiran : 5
LEMBAR PENGAMATAN
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN DENGAN
PENDEKATAN CONTEXTUAL LEARNING
Sekolah
:______________________
Kelas/Semester :______________________
PokokBahasan :______________________
Berikut ini diberikan suatu daftar aspek pengelolaan kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan guru di kelas.Berikan penilaian dengan cara memberi tanda cek
(V)
pada kolom yang sesuai.
Dilakukan
Penilaian
No
Aspek yang diamati
ya
tdk
1
2
3
4
I
Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Menyampaikan
Tujuan
Pembelajaran
2. Mengaitkan dengan pelajaran
sebelumnya
3. Memotivasi Siswa
II
B. Kegiatan Inti
1. Mendemonstrasikan
pengetahuan dan ketrampilan
2. Memberikan latihan terbimbing
3. Memberikan pemahaman dan
memberikan umpan balik
4. Memberikan latihan mandiri
III
Kesesuaian Metode
IV
V
C. Penutup
Membimbing siswa merangkum
materi
pelajaran
Pengelolaan Waktu
245
VI
Suasana Kelas
1. Siswa antusias
2. Guru antusias
Muer,___,___________2009
Pengamat
Keterangan :
1. Tdak Baik
2. Kurang Baik
3. Cukup Baik
4. Baik
__________________
Lampiran : 6
Petunjuk Pengisian
Amatilah aktivitas gruru dan siswa dalam kelompok subyek selama kegiatan belajar
mengajar berlansung.
Isilah lembar pengamatan dengan prosedur sebagai berikut :
1. Pengamatan melakukan pengamatan duduk di tempat yang memungkin untuk
melihat semua aktivitas siswa yang diamati
2. Tiap 90 detik pengamat melakukan pengamatan aktivitas guru dan siswa yang
dominan dan 30 detik berikutnya menulis kode kategori pengamatan.
3. Kode-kode kategori dituliskan pada baris dan kolom yang tersedia
4. Pengamatan terhadap guru dan siswa dilakukan bersamaan sejak kegiatan
pembelajaran dimulai.
Kategori Pengamatan Pembelajaran Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan
Contextual Learning.
Aktivitas Guru
Aktivitas Anak
1. Menyampaikan tujuan
12. Mendengarkan secara aktif
2. Mengaitkan dengan materi sebelumnya
13. Membaca buku ( buku
3. Memotivasi Anak
siswa,LKS )
4. Melatihkan
melalui
Pendekatan 14. Menulis yang relevan dengan
Contextual Learning yang dimodelkan
KBM
5. Membimbing
siswa
menerapkan 15. Mengerjakan
LKS,
pembelajaran
dengan
Pendekatan
mempraktekkan
materi
246
ketrampilan
menggambar
anak
16. Tanya jawab antara Anak dan
guru
17. Tanya jawab antara siswa dan
Anak
18. Menyajikan
hasil
pembelajaran
19. Membuat rangkuman
Nama Guru
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Nama Siswa
Muer,___,_________2009
Pengamat
___________________
247
Lampiran 7
BAB III
PENUTUP
249