Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL PTK

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING


DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN
DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SEMESTER 1
SD NEGERI 1 TLOGOTIRTO

PENTA KUSTARITA
MARDITANINGTYAS 857833755

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS TERBUKA
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan perubahan pada diri seseorang. Perubahan
sebagai hasil dari proses belajar ditunjukkan dalam bentuk perubahan pengetahuan, pemahaman,
sikap, tingkah laku, keterampilan, dan kecakapan yang berguna untuk kehidupannya sekarang
maupun dimasa yang akan datang. Keberhasilan belajar antar siswa yang satu dengan siswa yang
lain berbeda-beda, dan keberhasilan itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal
maupun faktor eksternal. Faktor eksternal yaitu faktor dari luar diri siswa, antara lain:
lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah. Sedangkan faktor internal yaitu faktor dari dalam
diri siswa itu sendiri, misalnya keaktifan, intelegensi, bakat, minat, kreativitas, dan keadaan
fisik.
Rendahnya prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SD
negeri 1Tlogotirto, UPTD Pendidikan Kecamatan Gabus, Kabupaten Grobogan sangat terlihat
jelas pada hasil belajar salah satu Standar Kompetensi yaitu memahami perkembangan wilayah
Indonesia, kenampakan alam dan keadaan sosial negara-negara tetangga. Dari kedua
Kompetensi dasar tersebut sebagian besar siswa memperoleh nilai di bawah kriteria ketuntasan
minimal dan hanya sebagian kecil siswa yang mampu memperoleh nilai di atas kriteria
ketuntasan minimal. Karena luasnnya cakupan ilmu dan kompleknya materi, guru sangat
dianjurkan untuk dapat memilih dan menggunakan metode yang tepat sehingga siswa dapat
benar-benar memahami materi tersebut sehingga prestasi belajarpun dapat meningkat sesuai
dengan yang diharapkan. Dari 29 siswa di kelas VI hanya 5 siswa (17, 24%) saja yang mencapai
tingkat penguasaan materi 85% ke atas atau yang mendapatkan nilai minimal sama dengan
KKM sebesar 70, sedangkan 24 orang siswa (82,76%) dinyatakan belum tuntas karena
memperoleh nilai di bawah KKM, dengan perolehan rata-rata hasil belajar secara klasikal
sebesar 53,79%.
Dengan kesadaran guru akan pentingnya pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial yang dulunya hanya sedikit yang mengacu pada keterlibatan siswa
untuk terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar. Yaitu pembelajaran yang hanya
menekankan aspek kognitif semata, kurang melibatkan siswa sehingga siswa kurang mandiri
dalam belajar, bahkan cenderung pasif (di ruang kelas siswa diam, dengan dan catat). Sekarang
guru mulai menyadari perlunya perubahan terhadap metode pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS). Tetapi guru masih belum bisa menemukan metode yang tepat unutk meningkatkan
prestasi Ilmu Pengetahuan Sosial siswa terutama siswa kelas VI yang telah beberapa tahun
mendapat pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan metode yang monoton dan sangat pasif.
Metode pembelajaran Problem Solving merupakan salah satu pendekatan pembelajaran
keaktifan yang diyakini mampu mneingkatkan kemampuan siswa untuk berfikir kritis terhadap
berbagai persoalan karena pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal ini
memerlukan kemampuan berfikir kritis dan kreatif. Dengan kata lain kemampuan memecahkan
masalah merupakan tujuan utama pendidikan, menindaklanjuti pembelajaran yang belum
maksimal/belum dapat meningkatkan hasil belajar membuat peneliti membuat rencana tindakan
kelas yang akan ditunjukan untuk memperbaiki pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas yang
peneliti uji ini menggunakan penerapan metode Problem Solving dalam pembelajaran IPS untuk
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.
Melalui pengamatan selama pembelajaran diketahui factor yang menyebabkan hasil belajar
siswa yaitu kurang tepatnya metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru karena pada
pembelajaran sebelumnya siswa bersikap pasif dan menunjukkan ketidaktertaikannya. Salah satu
alternatif metode pembelajaran yang dapat dikembangakn adalah pembelajaran IPS dengan
menggunakan pendekatan pemecahan masalah (Problem Solving).
B. Identifikasi Masalah
Bedasarkan hal tersebut, peneliti meminta bantuan kepala sekolah, dan teman sejawat untuk
membantu mengidentifikasi kekurangan dari pembelajarn yang dilaksanakan. Dari hasil diskusi
terungkap beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran yaitu:
1. Rendahnya keaktifan siswa terhadap materi pembalajaran IPS yang berdampak hasil
belajar rendah
2. Kurangnya perhatian siswa saat pembelajaran berlangsung sehingga tidak tetrjadi dialog
yang efektif, aktif dan kreatif pada saat proses pembelajaran berlangsung.
3. Rendahnya minat belajar siswa
4. Rendahnya hasil belajar siswa.
C. Rumusan Masalah
Dari penjelasan pada latar belakangdan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah melalui metode Problem Solving dapat meningkatkan keaktifan belajar IPS
siswa kelas VI SD Negeri 1 Tlogotirto Semester 1?
2. Apakah melalui metode Problem Solving dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa
kelas VI SD Negeri 1 Tlogotirto semester 1?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan melalui
pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Melalui metode Problem Solving dapat meningkatkan keaktifan belajar IPS siswa kelas
VI SD Negeri 1 Tlogotirto Semester 1
2. Melalui metode Problem Solving dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VI
SD Negeri 1 Tlogotirto semester 1
E. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan mnedatangkan manfaat bagi semua pihak, adapun manfaat
dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
a. Memberikan sumbangan bagi kasanah pengetahuan khususnya tentang peningkatan
prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial dan pendekatan pembelajaran Problem
solving.
b. Sebagai bahan referensi bagi penelitian terhadap model pembelajaran problem
solving pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis pada penelitian ini meliputi tiga hal yaitu:
a. Manfaat bagi siswa adalah meningkatkan prestasi siswa pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial terutama pada Standar Kompetensi memahami perkembangan
wilayah Indonesia, kenampakan alam dan keadaan sosial negara-negara tetangga.
b. Manfaat bagi guru adalah memberikan gambaran kepada guru tentang pentingnya
pendekatan pembelajaran yang variatif termasuk penggunaan model problem solving
terkait dengan peningkatan prestasi siswa.
c. Manfaat bagi sekolah adalah meningkatnya kemampuan guru di sekolah dalam
menerapkan berbagai model pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar
IPS
a. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (1984:19), prestasi adalah hasil dari suatu
kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun kelompok.
Sedangkan menurut Poerwadarminta (1985:768), prestasi adalah hasil yang telah
dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). Menurut Masud Khasan Abdul Qohar
dalam Syaiful Bahri Djamah (1984:19), prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan,
hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hari yang diperoleh dengan jalan keuletan
kerja. Sedangkan Sutratinah Tirtinegoro (1988:43) berpendapat bahwa “ prestasi adalah
penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dapat mencerminkan hasil yang dinyatakan
dalam bentuk symbol, angka, huruf maupun kalimat yang sudah dicapai oleh setiap
siswa dalam periode tertentu.
Dalam penelitian ini yang dimaksudkan dengan prestasi adalah hasil yang dicapai
siswa dari usaha belajar yang dilakukan dengan jalan keuletan kerja sehingg hasil itu
dapat dipertanggungjawabkan . belajar dapat dipandang sebagai suatu perubahan pada
diri individu yang disebabkan dari hasil pengalaman, di mana guru terutama melihat
siswa dalam bentuk terakhir dari berbagai pengalaman interaksi belajar mengajar. Dari
situ terlihat sifat-sifat dan tanda-tanda tingkah laku yang telah dimilikinya.
Seseorang siswa dinyatakan telah belajar apabila telah terjadi perubahan tingkah
laku pada diri siswa. Perubahan tingkah laku ini natar lain tentang : (1) penguasaan
pengetahuan baru (kognitif); (2) penguasaan keterampilan baru (psikomotor); (3)
pengembangan sikap dan minat baru (efektif). Perubahan yang terjadi pada diri
seseorang banyak sekali, baik dilihat dari jenis maupun sifatnya. Karena itu tidak semua
perubahan dalam diri seseorang itu merupakan perubahan dalam arti belajar.
2. Hakikat Pembelajaran IPS
a. Konsep dan Pengertian Pembelajaran IPS
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 200 dikemukakan Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai
dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. Di dalam KTSP ini mata pelajaran IPS
adalah untuk mengkaji seperangkat peristiwa, fajta, konsep, dan generalisasi yang
berkaitan dengan peristiwa-peristiwa dan isu-isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata
pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi dan Ekonomi. Melalui mata
pelajaran IPS siswa diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia yang
bertanggung jawab dan dapat permasalahan-permasalahan social di kehidupan nanti.
b. Fungsi Pembelajaran IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada jenjang pendidikan dasar memfokuskan kajiannya
kepada hubungan antar manusia dan proses membantu pengembangan kemampuan
dalam hubungan tersebut. Pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dikembangkan
melalui kajian ini ditunjukkan untuk mencapai keserasian dan keselarasan dalam
kehidupan masyarakat. Pendidikan IPS sudah lama dikembangkan dan dilaksanakan
dalam kurikulum-kurikulum di Indonesia, khususnya pada jenjang pendidikan dasar.
Kelemahan sudah tentu terkait atau dilatarbelakangi leh bnayak hal, terutama proses
pendidikan atau pembelajarannya, kurikulum, para pengelola dan pelaksananya serta
faktor-faktor yang berpengaruh lainnya.
Adapun fungsi pembelajaran antara lain:
1. Membekali siswa dengan pengetahuan social yang berguna, ketrampilan sosialnya
sebagai SDM yang bertanggung jawab dalam merealisasikan tujuan nasioanal.
2. Membina siswa menjadi warga Negara yang baik yang memiliki pengetahauan
ketrampilan dan kepedulian social yang berguna bagi dirinya sendiri serta bagi
masyarakat dan negara.
3. Mendidik siswa untuk dapat berkomunikasi, bekerjasama dalam masyarakat yang
majemuk di tingkat lokal, nasional dan global.
4. Mengarahkan siswa dalam berfikir kritis dan memecahkan masalah social yang
dihadapi.

c. Tujuan Pembelajaran IPS


Tujuan utama Ilmu pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangankan
potensi peserta didik agar peka terhadap masalah social yang terjadi di masyarakat,
memiliki sikap mentalpositif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan
terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya
sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala
program-program pelajaran IPS di sekolah diorganisasikan secara baik.
Menurut Awan Mutakim, (1998;99) bahwa tujuan pembelajaran IPS adalah:
1. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya,
melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat.
2. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu mengguankan metode yang
diadaptasi dari ilmu-ilmu social yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan
masalah-masalah social.
3. Mampu menggunakan model-model dan proses berfikir serta membuat keputusan
untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat.
4. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah social, serta mampu
membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat.
5. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri
agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat.
Menurut Noman Sumantri (1999: 45-46) bahwa tujuan pendidikan IPS pada tingkat
sekolah adalah:
1. Menekankan tumbuhnya nilai kewarganegaraan, moral, ideology Negara dan
agama
2. Menekankan pada isi dan metode berfikir ilmuwan.

d. Karakteristik Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar


Ada beberapa karakteristik pembelajaran IPS yang dikaji bersama ciri dan
pembelajaran IPS menurut A. Kosasih Djahiri (1979;4) adalah sebagai berikut:
1. IPS berusaha mempertautkan teori ilmu dnegan fakta atau sebaliknya (menelaah
fakta dari segi ilmu)
2. Penelaahan dan pembahasan IPS tidak hanya dari satu bidang disiplin ilmu saja,
melainkan bersifat komprehensif (meluas) dari berbagai ilmu social dan lainnya
sehingga berbagai kosnep ilmu secara terintegrasi terpadu digunakan untuk
menelaah satu masalah/topic/tema.
3. Mengutamakan peran aktif siswa melalui proses belajar inquiri agar siswa
mampu mengembangkan berfikir kritis, rasional dan analitis. Program
pembelajaran disusun dengan meningkatkan/ menghubungkan bahan-bahan dari
berbagai disiplin ilmu social dan lainnya dnegan kehidupan nyatadi masyarakat,
pengalaman, permasalahan, kebutuhan dan memproyeksikannya kepada
kehidupan di masa yang akan datang akan baik dari lingkungan fisik maupun
budayanya
4. IPS dihadapkan pada konsep dan kehidupan social yang sangat labil (mudah
berubah) sehingga titik berat pembelajaran adalah proses internalisasi secara
mantap dan aktif pada diri siswa agar memiliki kebiasaan dan kemahiran untuk
menelaah permasalahan kehidupan nyata pada masyarakat.
5. IPS mengutamakan hal-hal arti dan penghayatan hubungan antar manusia yang
bersifat manusiawi.
6. Pembelajaran IPS tidak hanya mengutamakan penegtahuan semata juga nilai
dan keterampilannya.
7. Pembelajaran IPS berusaha untuk memuaskan setiap siswa yang berbeda melalui
program dalam arti memperhatiakn minat siswa dan masalah-masalah
kemasyarakatan yang dekat dengan kehidupannya.
B. Kerangka Berfikir
Rendahnya keatifan dan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 1 Tlogotirto, dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi mendeskripsikan kenampakan alam dan keadaan
social negara-negara tetangga menjadi salah satu permasalahan yang harus segera diselesaikan
untuk mewujudkan keberhasilan proses pembelajaran sebagaimana yang diharapkan karena
sebagian besar siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti meminta bantuan supervisor, kepala sekolah dan teman
sejawat untuk membantu mengidentifikasikan kekurangan dari pembelajaran yang
dilaksanakan. Dari hasil diskusi terungkap beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran ,
yaitu kreativitas siswa untuk menanyakan sesuatu kepada guru sama sekali tidak muncul dan
ketidakaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan penemuan informasi pada saat proses
pembelajaran berlangsung.
Upaya yang dilakukan sebagai upaya perbaikan proses pembelajaran untuk
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa adalah melaksanakan perbaikan kegiatan
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi mendeskripsikan kenampakan alam dan keadaan
social negara-negara tetangga melalui metode problem solving untuk meningkatkan keaktifan
belajar siswa sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat dan ketuntasan belajar dapat
tercapai.
Tujuan akhir dari pelaksanaan pembelajaran materi kegiatan ekonomi dapat memberikan
hasil yang maksimal terhadap peningkatan hasil proses pembelajaran, dan siswa dapat
memperoleh pengalaman nyata tentang pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi
mendeskripsikan kenampakan alam dan keadaan social negara-negara tetangga melalui metode
problem solving sehingga keatifan dan hasil belajar siswa meningkat sesuai dengan kriteria
keberhasilan proses perbaikan pembelajaran yang telah ditetapkan.
C. Hipotesis Tindakan
Dengan pertimbangan dan merujuk kepada beberapa pendapat pakar di atas, disusunlah
hipotesis tindakan sebagai berikut:
1. Penerapan metode problem solving dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas VI SD
Negeri 1 Tlogotirto pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial mendeskripsikan
kenampakan alam dan keadaan social negara-negara tetangga.
2. Penerapan metode problem solving dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SD
Negeri 1 Tlogotirto pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial mendeskripsikan
kenampakan alam dan keadaan social negara-negara tetangga.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di SD Negeri 1 Tlogotirto. Penulis


mengambil lokasi atau tempat tersebut dengan pertimbangan:
a. Peneliti merupakan salah satu tenaga pengajar di lingkungan SD Negeri 1
Tlogotirto sehingga peneliti memperoleh kemudahan dalam perizinan
b. Subjek penelitian adalah siswa dari peneliti dan adanya kerjasama yang baik antara
peneliti dengan siswa kelas VI SD Negeri 1 Tlogotirto.
c. Peneliti menghendaki suatu perubahan progresif dan inovatif dalam meningkatkan kualitas
proses pembelajaran di lingkungan SD Negeri 1 Tlogotirto.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama empat bulan, yaitu pada bulan Agustus 2020 sampai
November 2020 sebanyak 2 siklus sedangkan penjelasan mengenai pelaksanaan kegiatan
perbaikan pembelajaran per siklusnya dapat dirinci sebagai berikut:
Siklus pertama : Pertemuan I : 10 September 2020
Pertemuan II : 17 September 2020
Siklus kedua : Pertemuan I : 8 Oktober 2020
Pertemuan II : 15 Oktober 2020
B. Metode dan Rancangan Penelitian
Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan kelas seperti
dinyatakan sebelumnya, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui,
yaitu tahap
1. Perencanaan, dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,
dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan itu dilakukan,
2. Pelaksanaan, penelitian tindakan sekolah adalah pelaksanaan yang merupakan
implementasi atau penerapan isi rancangan , yaitu mengenai tindakan sekolah
3. Pengamatan, kegiatan pengamatan dilakukan oleh pengamat sambil melakukan pengamatan,
peneliti mencatat hasil sambil melakukan sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar
memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya
4. Refleksi, merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.
Kegiatan refleksi sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksanaan sudah selesai melakukan
tindakan kelas, kemudian berharap dengan penelitian untuk mendiskusikan implementasi
rancangan tindakan.
Namun, perlu diketahui bahwa tahapan pelaksanaan dan pengamatan sesungguhnya
dilaksanakan secara bersamaan.
C. Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Tlogotirto denngan subjek
penelitian adalah siswa kelas VI yang berjumlah 29 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki
dan 14 siswa perempuan.
D. Teknik dan Alat Penilaian Data
Teknik dan alat pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas
ini adalah:
1. Tes
Tes adalah alat pengumpul informasi mengenai hasil belajar yang berupa pertanyaan
atau kumpulan pertanyaan. Adapun tes dilakukan sebanyak dua kali, pre-tes dan pos-tes.
2. Non tes
Instrument non tes dalam penelitian ini meliputi:
1. Observasi
Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk menginventariskan data tentang
sikap siswa dalam belajarnya, sikpa guru, serta interaksi antara guru dengan siswa
selama proses pembelajaran, dengan harapan hal-hal yang tidak teramati oleh
peneliti ketika penelitian berlangsung dapat diketemukan.
2. Dokumentasi
Teknik dokumentasi merupakan kegiatan perekaman bukti dari segala tindakan yang
dilaksanakan selama kegiatan penelitian berlangsung.
3. Lembar Kerja Siswa
Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan bukti hasil kegiatan siswa dalam belajar
karena itu dalam LKS disajikan langkah-langkah kegiatan siswa dan soal-soal latihan yang
harus dikerjakan.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Drs. Syaiful Bahri. Zain, Drs. Aswan 1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT.Rineka Cipta.
Hamalik , Oemar. 2003. Prosedur Belajar Mengajar. Jakarta. Bumi Aksara.
Kasbolah, Kasihani. (1999). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Depdikbud
Mikarsa. H.L.Taufik A dan Prianto P.L.2002. Pendidikan Anak di SD. Jakarta : Universitas
Terbuka
NK Roetiyah. 1998. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Rajiman, 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial 6. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai