Anda di halaman 1dari 18

TUGAS TUTORIAL 2

Nama : Lestari Situmorang

NIM : 85586495
Mata kuliah : Penelitian Tindakan kelas

1. PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja
untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok
untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Pendidikan merupakan kunci untuk perkembangan sumber daya manusia yang
berkualitas, sebab dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan semua potensi
dalam dirinya menjadi baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat.
Menurut Feni (2014: 13) “Pendidikan merupakan bimbingan atau
pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk
mencapai kedewasaanya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan
tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain”.
Kita mengetahui bahwa sistem pendidikan di negara kita banyak
mengalami perubahan. Perubahan-perubahan tersebut seiring dengan
perkembangan jaman. Dan telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam
bidang pendidikan. Karena perubahan tersebut maka dalam pengajarannya pun
guru ingin selalu dan harus mencari cara untuk menemukan metode-metode
belajar yang menarik serta dapat menggunakan media yang dapat menstimulasi
anak didiknya agar dapat belajar lebih maksimal.
Dalam pendidikan jenjang Sekolah Dasar telah mempelajari berbagai
bidang ilmu, salah satunya adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS ). Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS ) merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum
pendidikan yang diajarkan mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan
tinggi. IPS memuat tentang ilmu ilmu sosial yang pada hakekatnya menganjarkan
anak didik agar memiliki rasa sosial tinggi dalam kehidupannya. Melalui
pembelajaran IPS diharapkan siswa dapat mengetahui keragaman bangsanya,
keragaman budayanya, sejarah bangsanya serta keadaan alamnya. Pembelajaran
IPS dirancang untuk membimbing dan merefleksikan kemampuan siswa dalam
kehidupan bermasyarakat yang senantiasa berubah dan berkembang terus
menerus. Hal ini merupakan tantangan yang sangat berat mengingat masyarakat
dan alam sekitar secara global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh
karena itu diperlukan suatu pengetahuan yang dapat menunjang pengembangan
kreatifitas guru dalam mengajar. Pengembangan kreatifitas dan kemampuan guru
ditujukan untuk menghindari permasalahan yang muncul dari diri siswa selama
mengikuti pembelajaran IPS. Dalam pembelajaran IPS guru harus dapat
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
Menyinggung tentang media pembelajaran kita harus menggunakan
media pembelajaran tersebut dengan benar dan tepat untuk menunjang proses
belajar mengajar yang dilaksanakan, dalam hal ini media yang tepat dapat
merangsang siswa untuk lebih aktif sehingga mengerti dan memahami materi
yang diajarkan.Berdasarkan hasil observasi di SDS Budi Murni 2 Medan,
pembelajaran IPS belum sesuai diharapkan. Batas KKM di SDS Budi Murni 2
adalah 75. Dari 28 orang siswa terdapat 21 orang siswa atau sekitar 75% siswa
belum memenuhi KKM, yang artinya hanya 7 orang siswa atau 25 % yang
memenuhi KKM. Hasil belajar siswa dapat dilihat dari table di bawah ini.
TABEL HASIL BELAJAR ULANGAN HARIAN
NO SKOR JUMLAH SISWA KETERANGAN
1 0-24 3 Tidak Tuntas
2 25-49 8 Tidak Tuntas
3 50-74 10 Tidak Tuntas
4 75-100 7 Tuntas
Sumber : Hasil Belajar Ulangan Harian dengan Topik Kenampakan Alam
Hal ini disebabkan oleh kurangnya kemampuan guru menggunakan
media pembelajaran, sehingga proses pembelajaran membosankan.Guru
masihmengajar hanya dengan menggunakan metode ceramah saja, artinya guru
masih mendominasi jalannya pembelajaran dan belum memanfaatkan media
pembelajaran secara maksimal sehingga pembelajaran kurang menarik perhatian
siswa. Kebanyakan masih menggunakan alat peraga lembar kerja yang dibeli dari
penerbit yang belum sesuai dengan kebutuhan siswa.. Untuk mengatasi hal itu
perlu diadakan uji coba menggunakan media pembelajaran yang murah dan
sederhana yang mudah dipahami siswa yaitu melalui media gambar dan kertas
Post it. Media pembelajaran yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah media
yang digunakan untuk menunjang proses belajar mengajar khususnya pada mata
pelajaran IPS terutama pada materi tentang kenampakan alam dan buatan di
Indonesia. Adapun media tersebut adalah media gambar dan kertas post it.
Melalui media ini peneliti berharap dapat memperbaiki proses pembelajaran
dengan memanfaatkan penggunaan media gambar dan kertas post it yang murah
dan mudah didapat sehigga proses pembelajaran lebih berwarna dan bermakna,
dan siswa bergairah dalam belajar dan hasil belajarnya dapat meningkat.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis melaksanakan penelitian tindakan kelas
mengenai ”Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Media Gambar dan Kertas
Post It pada Materi Keragaman Kenampakan Alam dan Buatan di Indonesia di
Kelas V SDS Budi Murni 2 Medan Tahun Pelajaran 2020/2021”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ bagaimana penggunaan
media kertas post-it dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada topik keragaman
kenampakan alam dan buatan di Indonesia di kelas V SDS Budi Murni 2 Medan
Tahun Pelajaran 2020/2021”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dirumuskan tujuan penelitian
sebagai berikut:
1. Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan
topikkeragaman kenampakan alam dan buatan di Indonesia dengan
menggunakan media gambar dan kertas post it
2. Untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan guru melalui
penggunaan media gambar dan kertas post it sehingga proses pembelajaran
lebih baik .
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi guru sebagai peneliti
1. Sebagai sarana untuk mengembangkan diri secara professional dan
lebih percaya diri dalam pembelajaran menggunakan media gambar
dan kertas post it
2. Untuk memperbaiki pembelajaran serta hasil penelitian yang
diperolehnya dapat ditunjukkan kepada teman sejawat sehingga
tertarik untuk melakukan perbaikan pembelajaran di dalam kelasnya
3. Guru mendapatkan kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan sendiri.
b. Bagi siswa
Siswa memperoleh layanan pembelajaran yang lebih bervariasi dan
maksimal, hal ini dapat menumbuhkan minat belajar
siswa. Dengan melaksanakan PTK permasalahan yang dihadapi anak
dapat segera diselesaikan.
c. Bagi sekolah
Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan guru dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran yang ada di sekolah sehingga dapat meningkatkan
output sekolah.
d. Bagi lembaga / instansi pendidikan
Pengetahuan yang diperoleh dalam PTK yang dilaksanakan oleh guru
dapat ditularkan kepada guru lain dalam satu sekolah. Juga dapat
ditularkan kepada guru lain antar sekolah melalui forum KKG atau
kegiatan lain yang sejenis. Dengan demikian proses pembelajaran secara
umum akan meningkat.
2. KAJIAN PUSTAKA
A. HAKEKAT PTK
1. Pengertian PTK (Penelitian Tindakan Kelas)
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di
kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya
sehingga hasil belajar siswa meningkat.Untuk mempermudah memahami
pengertian PTK maka berikut akan diuraikan pengertian tiga unsur atau konsep
yang terdapat dalam penelitian tindakan kelas yakni :
1. Penelitian adalah aktivitas mencermati suatu objek tertentu melalui
metodologi ilmiah dengan mengumpulkan data-data dan dianalisis untuk
menyelesaikan suatu masalah.
2. Tindakan adalah suatu aktivitas yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu yang berbentuk siklus kegiatan dengan tujuan untuk memperbaiki
atau meningkatkan mutu atau kualitass proses belajar mengajar.
3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima
pelajaran yang sama dari seorang guru.
Defenisi lain dari Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) menurut Kunandar
(2008) dalam bukunya, mendefinisikan bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah
suatu jenis kegiatan penelitian yang dilakukan oleh tenaga pendidik (guru) yang
berguna untuk meningkatkan mutu pendidkan di dalam kelas.
2. Karakteristik PTK
Karakteristik utama penelitian tindakan kelas yaitu adanya partisipasi dan
kolaborasi antara peneliti dengan anggota kelompok sasaran. Berikut ini
karakteristik atau ciri-ciri penelitian tindakan kelas diantaranya yaitu:
Inkuiri reflektif
Penelitian tindakan kelas berasal dari permasalahan pembelajaran riil yang sehari-
hari dihadapi guru dan siswa. Jadi, kegiatan penelitian berdasarkan pada
pelaksanaan tugas dan pengambilan tindakan untuk memecahkan masalah yang
dihadapi.
Kolaboratif
Upaya perbaikan proses dan hasil pembelajaran tidak bisa dilakukan sendiri oleh
peneliti di luar kelas, namun ia harus berkolaborasi dengan siswa. Penelitian
tindak kelas merupakan upaya bersama dari berbagai pihak untuk mewujudkan
perbaikan yang diinginkan.
Reflektif
Penelitian tindakan kelas memiliki ciri khas khusus yakni sikap reflektif yang
berkelanjutan. Berbeda dengan pendekatan penelitian formal yang sering
mengutamakan pendekatan empiris eksperimental, penelitian tindakan kelas lebih
menekankan pada proses refleksi terhadap proses dan hasil penelitian.
B. KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK DI SDS BUDI MURNI 2 MEDAN
Peserta didik di SDS Budi Murni 2 Medan cukup beragam. Karakter setiap
anak berbeda-beda, berasal dari banyak suku dan agama yang berbeda. Sebagiaan
besar peserta didik adalah anak-anak yang sangat aktif dan kreatif, sehingga
keadaan kelas terkadang selalu ramai dan sedikit berisik. Para peserta didik sering
mengikuti perlombaan-perlombaan baik bidang akademik maupun non akademik.
Tetapi masih banyak siswa yang kurang aktif dan tidak mau tahu.
Peserta didik yang diteliti adalah siswa kelas VB. Jumlah siswa sebanyak
28 orang, terdiri dari 12 orang laki-laki dan 16 orang perempuan. Mereka adalah
anak-anak yang aktif dan kreatif. Beberapa diantara mereka sangat menonjol dari
segi prestasi, penuh semangat dalam mata pelajaran apapun, tetapi sebagian dari
mereka kurang aktif dan malas mengulang pelajaran. Sehingga nilai yang
diperoleh sangat bervariasi.
C. TEORI BELAJAR
1. Pengertian Belajar
Pengertian belajar bisa diartikan sebagai semua aktivitas mental atau psikis
yang dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku
yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar. Yaitu berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan
yang disebabkan oleh pengalaman.
Belajar bisa juga didefinisikan sebagai sebuah proses perubahan di dalam
keperibadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk
peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan,
pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir dan
kemampuan – kemampuan yang lain. Yaitu suatu proses didalam kepribadian
manusia, perubahan tersebut ditempatkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan
kuantitas.
Menurut Bell-Gredler dalam Udin S. Winataputra (2008), pengertian
belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untu mendapatkan aneka
ragam competencies, skills and attitude.
b. Teori Belajar
Belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan
pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang
relatif permanen atau menetap karena adanya interaksi individu dengan
lingkungannya. Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar.
Muhibbinsyah (dalam Sugihartono dkk, 2007) membagi faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar menjadi 3 macam, yaitu: (1) faktor internal, yang meliputi
keadaan jasmani dan rohani siswa; (2) faktor eksternal yang merupakan kondisi
lingkungan di 9 sekitar siswa; dan (3) faktor pendekatan belajar yang merupakan
jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa
untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.
Belajar yang efektif sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor kondisional
yang ada. Hal tersebut dikarenakan apabila tujuan belajar berbeda, maka dengan
sendirinya cara belajar juga harus berbeda. Menurut Oemar Hamalik (2001),
faktor-faktor belajar tersebut adalah :
1. Faktor kegiatan, penggunaan dan ulangan. Siswa yang belajar melakukan
banyak kegiatan baik kegiatan neural system, seperti melihat, mendengar,
merasakan, berfikir, kegiatan motoris dan sebagainya diperlukan untuk
memperoleh pengetahuan, sikap, kebiasaan dan minat. Apa yang telah
dipelajari perlu digunakan secara praktis dan diadakan ulangan secara terus
menerus di bawah kondisi yang serasi, sehingga penguasaan hasil belajar lebih
mantap.
2. Belajar memerlukan latihan, dengan jalan : relearning, recalling dan reviewing
agar pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai kembali dan pelajaran yang
belum dikuasai akan dapat lebih mudah dipahami.
3. Belajar siswa lebih berhasil, belajar akan lebih berhasil jika siswa merasa
berhasil dan mendapatkan kepuasannya. Belajar hendaknya dilakukan dalam
suasana yang menyenangkan
4. Siswa yang belajar perlu mengetahui apakah ia berhasil atau gagal dalam
belajarnya. Keberhasilan akan menimbulkan kepuasan dan 10 mendorong
belajar lebih baik, sedangkan kegagalan akan menimbulkan frustasi.
5. Faktor asosiasi besar manfaatnya dalam belajar, karena semua pengalaman
belajar antara yang lama dengan yang baru secara berurutan diasosiasikan,
sehingga menjadi kesatuan pengalaman.
6. Pengalaman masa lampau (bahan apersepsi) dan pengertianpengertian yang
telah dimiliki oleh siswa besar peranannya dalam proses belajar. Pengalaman
dan pengertian itu menjadi dasar untuk menerima pengalaman-pengalaman
baru dan pengertian-pengertian baru.
7. Faktor kesiapan belajar. Murid yang telah siap belajar akan dapat melakukan
kegiatan belajar lebih mudah dan lebih berhasil. Faktor kesiapan ini erat
hubungannya dengan masalah kematangan, minat, kebutuhan dan tugas-tugas
perkembangan.
8. Faktor minat dan usaha. Belajar dengan minat akan mendorong siswa belajar
lebih baik daripada belajar tanpa minat. Minat itu timbul apabila murid tertarik
akan sesuatu karena sesuai dengan kebutuhannya atau merasa bahwa sesuatu
akan dipelajari dirasakan bermakna bagi dirinya. Namun demikian, minat
tanpa adanya usaha yang baik maka belajar juga sulit untuk berhasil.
9. Faktor-faktor fisiologis. Kondisi badan siswa yang belajar sangat berpengaruh
dalam proses belajar. Karena itu faktor fisiologis sangat menentukan berhasil
atau tidaknya murid belajar.
10. Faktor intelegensi. Murid yang cerdas akan lebih berhasil dalam kegiatan
belajar, karena ia lebih mudah menangkap dan memahami pelajaran dan lebih
mudah mengingat-ingatnya.
c. Manfaat Belajar
Ada beberapa manfaat belajar adalah sebagai berikut: (Sadirman, 2008)
1. Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir. Pemilikan pengetahuan
dan kemampuan berfikir sebagai yang tidak bisa dipisahkan. Dengan kat
a lain tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir tanpa bahan
pengetahuan, sebaliknya kemampuan berfikir akan memperkaya
pengetahuan. Tujuannya ialah yang memiliki kecenderungan lebih besar
perkembanganya di dalam kegiatan belajar. Dalam hal ini peran guru
sebagai pengajar lebih menonjol.
2. Untuk menanamkan konsep dan keterampilan
Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu
keterampilan. Keterampilan itu memang dapat di didik, yaitu dengan banyak
melatih kemampuan.
3. Untuk membentuk sikap
Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak didik,
guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatanya. Untuk ini
dibutuhkan kecakapan mengarahkan motivasi dan berfikir dengan tidak lupa
menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh.
d. Hasil Belajar
Untuk memberikan pengertian tentang hasil belajar maka akan diuraikan
terlebih dahulu dari segi bahasa. Pengertian ini terdiri dari dua kata ‘hasil’ dan
‘belajar’. Dalam KBBI hasil memiliki beberapa arti: 1) Sesuatu yang diadakan
oleh usaha, 2) pendapatan; perolehan; buah. Sedangkan belajar adalah perubahan
tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Secara umum
Abdurrahman menjelaskan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh
anak setelah melalui kegiatan belajar.menurutnya juga anak-anak yang berhasil
dalam belajar ialah berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan
instruksional.
Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah
proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik
pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih
baik dari sebelumnya. Hasil belajar merupakan salah satu indikator dari proses
belajar. Hasil belajar adalah perubahan perilaku uyang diperoleh siswa setelah
mengalami aktivitas belajar. Salah satu indikator tercapai atau tidaknya suatu
proses pembelajaran adalah dengan melihat hasil belajar yang dicapai oleh siswa
Dari beberapa teori di atas tentang pengertian hasil belajar, maka hasil
belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar (perubahan
tingkah laku: kognitif, afektif dan psikomotorik) setelah selesai melaksanakan
proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran information search dan metode
resitasi yang dibuktikan dengan hasil evaluasi berupa nilai.
2. Fungsi dan Peran Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media secara khusus diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan
untuk membawa informasi dari satu sumber kepada penerima. Dikaitkan dengan
pembelajaran, media dimaksud sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam
proses pembelajaran untuk membawa informasi berupa materi ajar dari pengajar
kepada peserta didik sehingga peserta didik menjadi lebih tertarik untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran.
Media merupakan wahana penyuluh informasi belajar atau penyalur pesan
berupa materi ajar oleh guru kepada siswa menjadi lebih dengan pembelajaran
yang dilakukan. Media sengaja dilakukan dengan leluasa, akalanya kita harus
membuat sendiri.
Menurut Rahadi Aristi ( 2004) “ Media umumnya adalah segala sesuatu
yuang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima
informasi. Istilah media ini sangat popular dalam bidang komunikasi, proses
belajar mengajar pada dasarnya juga merupakan proses komunikasi, sehingga
media dalam pembelajaran disebut sebagai media pembelajaran. Media juga
berperang dalam menarik perhatian siswa sehingga dapat menstimulasi siswa
untuk dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran.
b. Fungsi Media Pembelajaran
Menurut Kemp dan Dayton dalam Arsyad (2013) fungsi dari media
pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku, hal ini mengakibatkan
berkurangnya ragam penafsiran terhadap materi yang disampaikan.
2. Pembelajaran bisa menjadi lebih menarik, media dapat diasosiasikan sebagai
penarik perhatian dan siswa dapat terus terjaga dan fokus.
3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif, dengan demikian akan menyebabkan
siswa lebih aktif di kelas (siswa menjadi lebih partisipatif).
4. Lama waktu pembelajaran dapat dipersingkat.
5. Kualitas hasil pembelajaran dapat ditingkatkan apabila terjadi sinergis dan
adanya integrasi antara materi dan media yang akan disampaikan.
6. Pembelajaran dapat diberikan kapanpun dan dimanapun, terutama jika media
yang dirancang dapat digunakan secara individu.
7. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses
pembelajaran dapat ditingkatkan.
8. Peran guru dapat berubah kearah yang lebih positif, beban guru dapat sedikit
dikurangi dan mengurangi kemungkinan mengulangi penjelasan yang
berulang-ulang
c. Peran Media Dalam Pembelajaran
Media dalam pembelajaran IPS sangat bervariasi, media dapat dibuat
sendiri oleh guru dan dapat juga menggunakan media yang sudah ada. Media
pembelajaran dalam IPS dapat berupa benda asli maupun tiruan seperti miniatur
gunung, jalan raya dan sebagainya. Media pembelajaran yang menarik sangat
mempengaruhi proses pembelajaran, yaitu dapat meningkatkan keaktifan dan hasil
belajar siswa.
3. METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek, Tempat dan Waktu serta Pihak yang membantu Penelitian
1. Subjek Penilaian
Subjek dalam penelitian perbaikan adalah siswa kelas V SD Swasta Budi
Murni 2 Medan, sebanyak 28 orang siswa yang terdiri dari 12 orang laki-laki dan
16 orang perempuan. Para siswa kelas V SD Swasta Budi Murni 2 ini memiliki
kemampuan yang berbeda-beda.
2. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Swasta Budi Murni 2 Medan yang
terletak di jalan Kapitan Purba, kecamatan Medan Tuntungan. Letaknya 200 m
dari simpang Simalingkar Medan. SD Swasta Budi Murni 2 merupakan salah satu
sekolah di bawah naungan Yayasan Pendidikan Katolik Don Bosco Keuskupan
Agung Medan yang berpusat di jl. Timor no.34 Medan.
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan hari Kamis, tanggal 8
November , 20 dan 27 November 2021, sesuai dengan roster mata pelajaran IPS
Tematik di kelas V SD Swasta Budi Murni 2 Medan.
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
a. Jenis Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini di gambarkan
dalam Suharsimi Arikunto, dkk (2011) dengan model siklus penelitian dilakukan
dalam dua siklu, dimana masing-masing siklus terdiri dari 4 (Empat) komponen
yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.
Berikut ini adalah uraian secara sistematis metode penelitian Suharsimi Arikunto:
Sesuai dengan jenis penelitian ini, yaitu penelitian tindakan kelas maka
penelitian ini memiliki beberapa tahap pelaksanaan tindakan dengan siklus
dimana setiap siklusnya mempunyai empat tahap yang akan dijelaskan sebagai
berikut :

Siklus I
1. Perencanaan
Rencana perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan melalui langkah-
langkah sebagai berikut:

a. Menyiapkan RPP perbaikan pembelajaran dengan menggunakan media


gambar dan kertas post it
b. Membuat media gambar sesuai dengan materi yaitu gambar-gambar
kenampakan alam yang ada di Indonesia, misalnya sungai,danau, laut dan
gunung
c. Menyiapkan alat evaluasi berupa soal sesuai materi pembelajaran.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dengan
cara:
a. Guru menjelaskan tentang pengertian kenampakan alami.
b. Gutu menjelaskan kenampakan alami di Indonesia dibagi 2 yaitu:
- Kenampakan alami di daratan
- Kenampakan alami di perairan
c. Guru menjelaskan kenampakan alami dengan gambar
d. Guru menjelaskan dan memberikan contoh dengan gambar kenampakan alami
berupa daratan dan perairan.
e. Guru mengarahkan siswa untuk kembali memperhatikan gambar serta
membaca materi yang sudah diajarkan lalu menutup bukunya dan mengambil
kertas post itdan memberikannya kepada siswa, lalu guru memberikan
pertanyaan dan siswa menuliskan jawaban pada kertas post it dan
menempelkannya di tempat yang sudah disediakan. Lalu guru memeriksa
jawaban yang ditempel.
f. Guru memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,
g. Guru memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, dan menyelesaikan
masalah,
h. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
Pada saat pelaksaan perbaikan pembelajaran pada siklus I ini supervisor
juga ikut mengamati kegiatan ini.
3. Pengamatan
Pengamatan pada tahap siklus I, dilakukan selama proses pembelajaran
hingga akhir pembelajaran. Pengamatan dilakukan untuk dapat mengetahui
proses belajar dan mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru menggunakan
lembar observasi, yang berkenaan dengan keefektifan dan keaktifan siswa dalam
proses kegiatan belajarnya, serta melaksanakan evaluasi melalui soal-soal yang
diberikan.
4. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan untuk mempertimbangkan pedoman mengajar
yang dilakukan serta melihat kesesuaian yang dicapai dengan yang diharapkan
dalam pembelajaran IPS topik kenampakan alam di Indonesia. Untuk itu refleksi
di adakan karena dalam pembelajaran ditemukan kelemahan dalam tindakan
pembelajaran sehingga dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya. Setelah
mengamati prosedur tahap penilitian yang dilakukan maka hasil belajar siswa
dapat lebih meningkat melalui media gambar dan kertas post it pada
pembelajaran IPS dengan topik kenampakan alam di Indonesia, karena dalam
kegiatan pembelajaran siswa menjadi lebih aktif dalam belajar serta lebih
bersemangat sehingga siswa merasa bahwa ternyata mata pelajaran IPS adalah
mata pelajaran yang sangat menyenangkan. Melalui hasil belajar yang diperoleh
serta menganalisis hasil belajar lalu melakukan refleksi diri maka guru merancang
tindakan untuk siklus yang ke dua.
C. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui efektif atau tidaknya suatu metode dalam kegiatan
pembelajaran perlu diadakan analisa data. Menurut Supardi (2012) data kuantitatif
(hasil belajar/prestasi siswa) dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Pada
penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif, yaitu suatu
metode penelitian yang sifatnya menggambarkan kenyataan atau fakta yang
sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar
yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan
pembelajaran.Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase
keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap siklusnya dilakukan
dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir
pembelajaran pada tiap siklusnya. Analisis ini dihitung dengan menggunakan
statistik sederhana yaitu dengan mencari nilai rata-rata (mean), dengan rumus:

∑𝑋
X=
∑𝑁

Keterangan:

X = Nilai rata-rata kelas

∑X = Jumlah nilai seluruh siswa


∑N = Jumlah siswa

(Sumber : Arikunto, 2007)

Dalam penelitian ini terdapat dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara
individu dan klasikal. Ketuntasan belajar secara individu didapat dari KKM untuk
pembalajaran IPS yang ditetapkan di sekolah yaitu siswa dinyatakan tuntas jika
telah mendapatkan nilai sekurang-kurangnya 75 dan dibawah 75 dinyatakan
belum tuntas. Sedangkan ketuntasan belajar secara klasikal yaitu mengukur
tingkat keberhasilan ketuntasan belajar secara menyeluruh. Untuk menghitung
persentase ketuntasan belajar klasikal digunakan rumus :

∑𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 ≥75


P= 𝑥 100%
∑𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑖𝑘𝑢𝑡𝑖 𝑡𝑒𝑠

Keterangan :

P = Persentase ketuntasan

( Agung Prawoko, 2001 )

Pembelajaran dikatakan berhasil jika persentase siswa yang berhasil


melewati batas nilai KKM atau tuntas yaitu siswa yang mendapat nilai ≥ 75
jumlahnya lebih besar atau sama dengan 85% dari jumlah siswa seluruhnya. Hasil
analisis ini digunakan sebagai bahan refleksi untuk melakukan perencanaan
lanjutan dalam pertemuan dan siklus selanjutnya
Data hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran
menggunakan media gambar dan kertas post it menghasilkan data kualitatif.
Sugiyono (2011) berpendapat bahwa menganalisis data kualitatif menggunakan
model alur. Teknik ini terdiri dari tiga alur kegiatan yang berlangsung secara
bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan atau
verifikasi. Reduksi data adalah kegiatan pemilihan data, penyederhanaan data
serta transformasi data kasar dari catatan pengamatan. Hasil reduksi berupa uraian
singkat yang telah digolongkan dalam suatu kegiatan tertentu. Penyajian data
berupa sekumpulan informasi dalam bentuk teks naratif yang disusun, diatur,
diringkas dalam bentuk kategori-kategori sehingga mudah dipahami makna yang
terkandung di dalamnya. Analisis data tersebut berguna untuk rencana perbaikan
pembelajaran pada siklus berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai