Anda di halaman 1dari 61

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam dunia pendidikan, setiap proses pembelajaran memerlukan peran

guru sebagai pembimbing yang bertanggung jawab untuk merencanakan program

pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran dan mengevaluasi kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan. Dalam proses pembimbingan, seringkali guru

menemui berbagai permasalahan yang membuat pembelajaran yang dilakukan

kurang menuai hasil yang menggemberikan, seperti yang dialami peneliti.

Ketidakberhasilan proses pembelajaran seperti yang dialami oleh peneliti

diantaranya yaitu, siswa masih kurang antusias ketika menerima pembelajaran

materi tertentu, seperti materi yang banyak hafalannya. Banyak siswa yang bicara

sendiri dengan temannya, mengantuk dan melamun, yang pada akhirnya tentunya

berdampak pada rendahnya prestasi siswa yang terlihat dalam rendahnya nilai

hasil belajar siswa.

Salah satu materi yang banyak hafalannya yaitu materi sejarah. Menurut

pengamatan peneliti, salah satu faktor yang membuat materi ini kurang menarik

yaitu guru kurang tepat menggunakan metode maupun model pembelajaran

sehingga proses pembelajaran berlangsung kurang menarik dan berdampak buruk

terhadap hasil pembelajaran yang dicapai siswa.

Selama ini, dalam melaksanakan proses pembelajaran pada materi sejarah,

peneliti menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan diskusi. Sedangkan

untuk model pembelajarannya, penulis sering menggunakan peta konsep. Dari

1
pengalaman menggunakan model dan metode pembelajaran tersebut,

didapatkanlah hal-hal seperti yang telah diuraikan di atas.

Selanjutnya peneliti mencoba mengangkat penelitian tindakan kelas dengan

judul : “ Meningkatkan Hasil Belajar Dan Motivasi Siswa Pada Materi

Perkembangan Masyarakat Masa Hindhu-Buddha dan Islam di Nusantara Melalui

Model Pembelajaran Make Match Di Kelas VII C MTsN Jambewangi Kabupaten

Blitar Tahun Pelajaran 2014 – 2015”, dengan harapan bisa membuat siswa lebih

termotivasi dan nantinya berpengaruh pada meningkatnya prestasi belajar siswa.

Sedangkan pemilihan kelas VII C sebagai sampel penelitian, dikarenakan,

dari tujuh kelas yang diajar penulis, kelas VII C yang nilai rata-rata ulangan

hariannya terendah, yaitu sebesar 56.49 untuk Standar Kompetensi 1 semester

genap yaitu memahami usaha manusia untuk memahami lingkungannya. Selain

itu, kelas juga kurang kondusif, dimana selama peneliti melakukan kegiatan

belajar, rata-rata siswa laki-lakinya sering membuat ulah, seperti bergurau dengan

teman, bermain kertas, “clometan”, dan memukul bangku atau istilahnya

“kotekan”. Hal itu, tentunya membuat siswa tidak bisa menerima pelajaran

dengan serius.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah model pembelajaran Make And Match dapat meningkatkan hasil

belajar siswa?

2. Apakah model pembelajaran Make And Match dapat meningkatkan

motivasi siswa selama proses pembelajaran?

2
C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran

Make And Match.

2. Mengetahui peningkatan motivasi siswa selama proses pembelajaran dengan

model pembelajaran Make And Match.

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi Siswa :

1) Meningkatnya prestasi belajar siswa yang ditandai dari peningkatan

prosentase jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas KKM, yaitu

78.

2) Meningkatnya motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.

b. Bagi Guru

1) Guru dapat mengembangkan metode dan model pembelajaran yang

interaktif dan menyenangkan.

2) Guru dapat meningkatkan profesionalisme melalui penelitian tindakan

kelas.

c. Bagi Sekolah

1) Meningkatnya kualitas pembelajaran ( KBM ) yang dilaksanakan di

sekolah.

2) Meningkatnya prestasi siswa yang pada akhirnya memberi nama

harum pada madrasah lewat kejuaraan dan olimpiade IPS.

3) Meningkatnya profesionalisme guru sekaligus memberikan

sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan ditingkat SMP/MTs.

3
E. Hipotesis Tindakan

1. Jika guru menggunakan model pembelajaran make match maka hasil

belajar siswa pada materi lembaga sosial akan meningkat.

2. Jika guru menggunakan model pembelajaran make match maka terjadi

peningkatan antusiasme siswa selama proses pembelajaran.

4
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

Menurut Sudjana (2010: 22), hasil belajar adalah kemampuan yang

dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Selanjutnya Warsito (dalam

Depdiknas, 2006: 125) mengemukakan bahwa hasil dari kegiatan belajar ditandai

dengan adanya perubahan perilaku ke arah positif yang relatif permanen pada diri

orang yang belajar. Dari dua pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar merupakan peningkatan pengetahuan siswa yang pengukurannya diperoleh

dari hasil tes yang diberikan guru.

Peningkatan pengetahuan siswa tentunya diperoleh dengan cara yang tidak

instan. Terdapat proses yang panjang yang pada akhirnya membentuk

pengetahuan siswa tersebut. Dalam proses yang panjang tersebut, guru memegang

peranan penting dalam mentransfer pengetahuan dari guru sendiri maupun dari

beberapa literature yang dipergunakan dalam menunjang proses pentransferan

tersebut.

Tidak semua proses transfer yang diberikan guru bisa diserap oleh siswa.

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan proses tersebut berhasil atau kurang

berhasil, yaitu dari faktor dari pihak guru, siswa dan ketersediaan fasilitas yang

menunjang proses kegiatan belajar mengajar.

Dari sisi guru terdapat faktor kesanggupan guru. “Dalam analogi yang
sederhana, guru seolah-olah adalah seorang pemimpin orkestra musik yang
banyak melibatkan banyak instrumen dan pemain musik yang beragam. „Guru
sebagai konduktor‟ dalam hal ini adalah guru bertugas memimpin proses
pembelajaran. Memimpin proses pembelajaran tidak diartikan guru mendominasi
di dalamnya, tetapi guru memastikan rencana pembelajaran (learning design)
benar-benar terlaksana dengan baik, dengan berbagai penyesuaian terhadap
lingkungan kelas. Sebagai seorang konduktor dalam proses pembelajaran, guru

5
harus mampu mengelola berbagai aspek yang dibutuhkan dalam situasi belajar.
Termasuk kemampuan dalam mengelola situasi yang muncul pada saat
pembelajaran berlangsung, yang terkadang menjadi kendala dalam pelaksanaan
pembelajaran di kelas. Sebagaimana tugas seorang konduktor dalam sebuah
orkestra musik yang mampu menggabungkan berbagai macam instrumen musik
menjadi sebuah simponi. Demikian halnya dengan pelaksanaan proses
pembelajaran di kelas.”
(http://www.academia.edu/5505401/Makalah_Pemilihan_Metode_Pembelajaran_
dan_Faktor-faktor_yang_Mempengaruhi_pemilihan_Metode_pembelajaran).

Sedangkan faktor dari siswa, kemampuan dalam menyerap transfer

pengetahuan dari guru dipengaruhi beberapa hal berikut yang menurut Slameto

(2003) dalam http://edukasi.kompasiana.com/2014/04/29/faktor-internal-dan-

eksternal-yang-mempengaruhi-prestasi-belajar-siswa-652526.html, terdapat faktor

intern dan ekstern. Faktor intern terdiri dari kecerdasan atau intelegensi, perhatian,

bakat, minat, motivasi, kematangan, kesiapan dan kelelahan. Sedangkan faktor

ekstern terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan

masyarakat.

Faktor yang ketiga adalah masalah fasilitas. Sekalipun sebenarnya tidak

berdampak langsung dalam pentransferan pengetahuan dari guru ke siswa, tapi

menunjang tingkat keberhasilan. Fasilitas yang memadai akan lebih memudahkan

guru dan siswa dalam proses pentransferan pengetahuan tersebut.

B. Motivasi Belajar

Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai “ daya penggerak

yang telah menjadi aktif” (Sardiman,2001: 71). Pendapat yang lain menyatakan

bahwa motivasi adalah “ keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk

melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan” (Soeharto dkk, 2003 : 110). Dari dua

pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar merupakan semangat

dalam diri untuk belajar agar tercapai tujuan yang diinginkan.

6
Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi motivasi belajar, yaitu faktor

intern dan ekstern. Faktor intern menyangkut diri atau personal masing-masing

orang. Jika dia mempunyai tekad dalam dirinya untuk meningkatkan kualitas

hidupnya, tentunya tumbuh semangat dalam dirinya untuk berusaha meningkatkan

kualitas dirinya. Sedangkan faktor ekstern menyangkut lingkungan disekitar diri

seseorang. Lingkungan, seperti keluarga, sekolah, sarana dan prasarana serta

masyarakat, yang mendukung, tentunya membuat semangat diri semakin besar

untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dari kedua faktor tersebut, tentunya yang

paling berperan adalah faktor intern. Jika telah tumbuh motivasi dalam dirinya

untuk mencapai tujuan yang diinginkan, halangan, rintangan dan segala hal yang

tidak mendukungnya akan dihadapi.

C. Kerajaan-Kerajaan Indonesia Yang Bercorak Hindu-Budha

1. Kerajaan Kutai

Kutai Martadipura adalah kerajaan bercorak Hindu di Nusantara yang

memiliki bukti sejarah tertua, yaitu berupa prasasti Yupa. Kerajaan ini berdiri

sekitar abad ke-4. Kerajaan ini terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur,

tepatnya di hulu sungai Mahakam.

Yupa atau prasasti dalam upacara pengorbanan yang berasal dari abad ke-4.

Ada tujuh buah yupa di Kerajaan Kutai. Yupa adalah tugu batu yang berfungsi

sebagai tiang untuk menambat hewan yang akan dikorbankan. Dari salah satu

yupa tersebut diketahui bahwa raja yang memerintah kerajaan Kutai saat itu

adalah Mulawarman. Namanya dicatat dalam yupa karena kedermawanannya

menyedekahkan 20.000 ekor sapi kepada kaum brahmana.

7
Mulawarman adalah anak Aswawarman dan cucu Kundungga. Nama

Mulawarman dan Aswawarman sangat kental dengan pengaruh bahasa Sanskerta

bila dilihat dari cara penulisannya. Kudungga adalah pembesar dari Kerajaan

Campa (Kamboja) yang datang ke Indonesia. Kudungga sendiri diduga belum

menganut agama Budha.

2. Kerajaan Tarumanegara

Raja yang pernah berkuasa dan sangat terkenal adalah Purnawarman. Pada

tahun 417 ia memerintahkan penggalian Sungai Gomati dan Candrabaga (Kali

Bekasi) sepanjang 6112 tombak (sekitar 11 km). Selesai penggalian, sang prabu

mengadakan selamatan dengan menyedekahkan 1.000 ekor sapi kepada kaum

brahmana.

Bukti keberadaan Kerajaan Taruma diketahui dengan tujuh buah prasasti

batu yang ditemukan. Dari prasasti-prasasti ini diketahui bahwa kerajaan dipimpin

oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358 M dan beliau memerintah

sampai tahun 382 M.

Prasasti yang ditemukan

 Prasasti Kebon Kopi, dibuat sekitar 400 M (H Kern 1917),

 Prasasti Tugu. Prasasti tersebut isinya menerangkan penggalian Sungai

Candrabaga oleh Rajadirajaguru dan penggalian Sungai Gomati sepanjang

6112 tombak atau 12 km oleh Purnawarman pada tahun ke-22 masa

pemerintahannya. Penggalian sungai tersebut merupakan gagasan untuk

menghindari bencana alam berupa banjir yang sering terjadi pada masa

pemerintahan Purnawarman, dan kekeringan yang terjadi pada musim

kemarau.

8
 Prasasti Cidanghiyang atau Prasasti Munjul, berisi pujian kepada Raja

Purnawarman.

 Prasasti Ciaruteun, Prasasti Muara Cianten, Prasasti Jambu, Prasasti Pasir

Awi, dan Prasasti Telapak Gajah

3. Kerajaan Kalingga

Kalingga atau Ho-ling (sebutan dari sumber Tiongkok) adalah sebuah

kerajaan bercorak Hindu yang muncul di Jawa Tengah sekitar abad ke-6 masehi.

Kalingga telah ada pada abad ke-6 Masehi dan keberadaannya diketahui dari

sumber-sumber Tiongkok. Kerajaan ini pernah diperintah oleh Ratu Shima, yang

dikenal memiliki peraturan barang siapa yang mencuri, akan dipotong tangannya.

4. Kerajaan Sriwijaya

Sriwijaya merupakan kerajaan yang bercorak agama Budha. Raja yang

pertamanya bernama Sri Jaya Naga, sedangkan raja yang paling terkenal adalah

Raja Bala Putra Dewa.

Letaknya yang strategis di Selat Malaka (Palembang) yang merupakan jalur

pelayaran dan perdagangan internasional. Beberapa faktor yang mendorong

perkembangan kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan besar antara lain sebagai

berikut :

 Kegiatan perdagangan antara India dan Cina yang melintasi selat Malaka,

membawa keuntungan yang besar bagi Sriwijaya.

 Keruntuhan Kerajaan Funan di Vietnam Selatan akibat serangan kerajaan

Kamboja memberikan kesempatan bagi perkembangan Sriwijaya sebagai

negara maritim yang selama abad ke-6 dipegang oleh kerajaan Funan.

9
Candi-candi Budha yang berasal dari masa Sriwijaya di Sumatera antara

lain Candi Muaro Jambi, Candi Muara Takus, dan Biaro Bahal. Akan tetapi tidak

seperti candi periode Jawa Tengah yang terbuat dari batu andesit, candi di

Sumatera terbuat dari bata merah.

4. Kerajaan Mataram

Kerajaan Mataram diketahui dari Prasasti Canggal yang berangka tahun 732

Masehi di Yogyakarta yang ditulis dalam huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta.

Dalam prasasti itu disebutkan bahwa pada mulanya Jawa (Yawadwipa) diperintah

oleh Raja Sanna. Setelah ia wafat Sanjaya naik tahta sebagai penggantinya.

Sanjaya adalah putra Sannaha.

Agama resmi kerajaan pada masa pemerintahan Sanjaya adalah Hindu aliran

Siwa. Ketika Sailendrawangsa berkuasa, agama resmi kerajaan berganti menjadi

Buddha aliran Mahayana. Kemudian pada saat Rakai Pikatan dari Sanjayawangsa

berkuasa, agama Hindu dan Buddha tetap hidup berdampingan dengan penuh

toleransi.

Selain meninggalkan bukti sejarah berupa prasasti-prasasti yang tersebar di

Jawa Tengah dan Jawa Timur, Kerajaan Mataram juga membangun banyak candi,

baik itu yang bercorak Hindu maupun Buddha. Candi-candi peninggalan Kerajaan

Mataram antara lain, Candi Kalasan, Candi Plaosan, Candi Prambanan, Candi

Sewu, Candi Mendut, Candi Pawon, dan tentu saja yang paling kolosal adalah

Candi Borobudur.

5. Kerajaan Kediri

Kerajaan Kediri atau Kerajaan Panjalu, adalah sebuah kerajaan yang

terdapat di Jawa Timur antara tahun 1042-1222 dengan Daha sebagai pusatnya.

10
Pada akhir November 1042, Airlangga terpaksa membagi wilayah kerajaannya

karena kedua putranya bersaing memperebutkan takhta. Putra yang bernama Sri

Samarawijaya mendapatkan kerajaan barat bernama Panjalu yang berpusat di kota

baru, yaitu Daha. Sedangkan putra yang bernama Mapanji Garasakan

mendapatkan kerajaan timur bernama Janggala yang berpusat di kota lama, yaitu

Kahuripan.

Kerajaan Panjalu di bawah pemerintahan Sri Jayabhaya berhasil

menaklukkan Kerajaan Janggala dengan semboyannya yang terkenal dalam

prasasti Ngantang (1135), yaitu Panjalu Jayati, atau Panjalu Menang. Pada masa

pemerintahan Sri Jayabhaya inilah, Kerajaan Panjalu mengalami masa

kejayaannya.

Seni sastra mendapat banyak perhatian pada zaman Kerajaan Panjalu-

Kadiri. Pada tahun 1157 Kakawin Bharatayuddha ditulis oleh Mpu Sedah dan

diselesaikan Mpu Panuluh. Selain itu, Mpu Panuluh juga menulis Kakawin

Hariwangsa dan Ghatotkachasraya.

Kerajaan Panjalu-Kadiri runtuh pada masa pemerintahan Kertajaya. Pada

tahun 1222 Kertajaya sedang berselisih melawan kaum brahmana yang kemudian

meminta perlindungan Ken Arok akuwu Tumapel. Pasukan Ken Arok berhasil

menghancurkan pasukan Kertajaya. Dengan demikian berakhirlah masa Kerajaan

Kadiri.

6. Kerajaan Singasari

Kerajaan Singhasari adalah sebuah kerajaan di Jawa Timur yang didirikan

oleh Ken Arok pada tahun 1222. Lokasi kerajaan ini sekarang diperkirakan berada

di daerah Singosari, Malang.

11
Pada tahun 1253, Raja Wisnuwardhana mengangkat putranya yang bernama

Kertanagara sebagai raja. Kertanagara adalah raja terakhir dan raja terbesar dalam

sejarah Singhasari (1268 - 1292). Ia adalah raja pertama yang mengalihkan

wawasannya ke luar Jawa. Pada tahun 1275 ia mengirim pasukan Ekspedisi

Pamalayu untuk menjadikan Sumatra sebagai benteng pertahanan dalam

menghadapi ekspansi bangsa Mongol.

Pada tahun 1292 terjadi pemberontakan Jayakatwang bupati Gelang-Gelang,

yang merupakan sepupu, sekaligus ipar, sekaligus besan dari Kertanagara sendiri.

Dalam serangan itu Kertanagara mati terbunuh.

7. Kerajaan Majapahit

Majapahit adalah sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Timur, Indonesia,

yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M. Didirikan oleh Raden

Wijaya yang bergelar Kertarajasa.

Putra dan penerus Wijaya adalah Jayanegara. Pada tahun 1328, Jayanegara

dibunuh oleh tabibnya, Tanca. Ibu tirinya yaitu Gayatri Rajapatni seharusnya

menggantikannya, akan tetapi Rajapatni memilih mengundurkan diri dari istana

dan menjadi bhiksuni. Rajapatni menunjuk anak perempuannya Tribhuwana

Wijayatunggadewi untuk menjadi ratu Majapahit. Pada tahun 1336, Tribhuwana

menunjuk Gajah Mada sebagai Mahapatih, pada saat pelantikannya Gajah Mada

mengucapkan Sumpah Palapa yang menunjukkan rencananya untuk melebarkan

kekuasaan Majapahit dan membangun sebuah kemaharajaan. Ia lalu diteruskan

oleh putranya, Hayam Wuruk. Pada masanya Majapahit mencapai puncak

kejayaannya dengan bantuan mahapatihnya, Gajah Mada.

12
Sesudah mencapai puncaknya pada abad ke-14, kekuasaan Majapahit

berangsur-angsur melemah. Setelah wafatnya Hayam Wuruk pada tahun 1389,

Majapahit memasuki masa kemunduran akibat konflik perebutan takhta.

D. Kerajaan Bercorak Islam Di Indonesia

1. Kerajaan Samudra Pasai

Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan pertama di Indonesia yang

menganut agama Islam. Kerajaan ini didirikan pada abad ke 13. Hal ini diketahui

dari tulisan yang terdapat pada batu nisan makam Sultan Malik Al Saleh, yang

merupakan raja pertama Samudra Pasai pada tahun 1297 M.

Setelah wafat beliau digantikan oleh putranya, yaitu Sultan Muhammad/

Sultan Malik At Tahir lalu setelah wafat digantikan oleh Sultan Malik At Tahir II/

Raja Ahmad. Pada masa pemerintahannya kehidupan sosial ekonomi mengalami

perkembangan, dimana sudah dikenalnya mata uang serta terdapatnya armada laut

yang kuat sehingga para pedagang merasa aman berdagang di sini. Pada tahun

1522 Samudra Pasai diduduki Portugis.

2. Kerajaan Aceh

Kerajaan ini didirikan oleh Sultan Ibrahim yang bergelar Ali Mughayat

Syah (1514-1528). Pusat pemerintahan Kerajaan Aceh ada di Kutaraja (Banda

Acah sekarang). Aceh mengalami kemajuan pesat pada masa pemerintahan Sultan

Iskandar Muda (1607- 1636). Iskandar Muda juga menyusun undang-undang tata

pemerintahan yang disebut Adat Mahkota Alam.

Setelah Sultan Iskandar Muda, tidak ada lagi sultan yang mampu

mengendalikan Aceh. Aceh mengalami kemunduran di bawah pimpinan Sultan

Iskandar Thani (1636- 1641). Dia kemudian digantikan oleh permaisurinya, Putri

13
Sri Alam Permaisuri (1641- 1675). Sejarah mencatat Aceh makin hari makin

lemah akibat pertikaian antara golongan teuku dan teungku, serta antara golongan

aliran syiah dan sunnah sal jama'ah. Akhirnya, Belanda berhasil menguasai Aceh

pada tahun 1904.

3. Kerajaan Demak dan Kerajaan Pajang dengan Peninggalannya

Demak adalah kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Demak didirikan oleh

Raden Patah (1500-1518) yang bergelar Sultan Alam Akhbar al Fatah. Pada

masanya, Demak mencoba menyerang Portugis yang pada saat itu menguasai

Malaka di bawah pimpinan Adipati Unus. Namun, serangan itu gagal.

Raden Patah kemudian digantikan oleh Adipati Unus (1518-1521). Walau

ia tidak memerintah lama, tetapi namanya cukup terkenal sebagai panglima

perang yang berani. Karena mati muda, Adipati Unus kemudian digantikan oleh

adiknya, Sultan Trenggono (1521-1546). Di bawah pemerintahannya, Demak

mengalami masa kejayaan. Pada tahun 1527, Sunda Kelapa berhasil direbut.

Dalam penyerangan ke Pasuruan pada tahun 1546, Sultan Trenggono gugur.

Sepeninggal Sultan Trenggono, Demak mengalami kemunduran. Terjadi

perebutan kekuasaan antara Pangeran Sekar Sedolepen, saudara Sultan Trenggono

yang seharusnya menjadi raja dan Sunan Prawoto, putra sulung Sultan

Trenggono. Sunan Prawoto kemudian dikalahkan oleh Arya Penangsang, anak

Pengeran Sekar Sedolepen. Namun, Arya Penangsang pun kemudian dibunuh

oleh Joko Tingkir, menantu Sultan Trenggono yang menjadi Adipati di Pajang.

Joko Tingkir (1549-1587) yang kemudian bergelar Sultan Hadiwijaya

memindahkan pusat Kerajaan Demak ke Pajang. Ketika Sultan Hadiwijaya

meninggal, beliau digantikan oleh putranya Sultan Benowo. Pada masa

14
pemerintahannya, Arya Pangiri, anak dari Sultan Prawoto melakukan

pemberontakan. Namun, pemberontakan tersebut dapat dipadamkan oleh

Pangeran Benowo dengan bantuan Sutawijaya, anak angkat Sultan Hadiwijaya.

Tahta Kerajaan Pajang kemudian diserahkan Pangeran Benowo kepada

Sutawijaya. Sutawijaya kemudian memindahkan pusat Kerajaan Pajang ke

Mataram.

4. Kerajaan Mataram dan Peninggalannya

Sutawijaya menjadi raja Kerajaan Mataram dengan gelar Panembahan

Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama (1586-1601). Setelah Senopati wafat,

putranya Mas Jolang (1601-1613) naik tahta dan bergelar Sultan Anyakrawati. Ia

wafat dalam pertempuran di daerah Krapyak sehingga kemudian dikenal dengan

Pangeran Sedo Krapyak.

Mas Jolang kemudian digantikan oleh Mas Rangsang (1613-1645). Raja

Mataram ini lebih dikenal dengan nama Sultan Agung. Pada masa

pemerintahannya, Mataram mencapai masa keemasan.

Sultan Agung wafat pada tahun 1645 dan digantikan oleh Amangkurat I

(1645-1677). Amangkurat I menjalin hubungan dengan Belanda. Pada masa

pemerintahannya. Mataram diserang oleh Trunojaya dari Madura, tetapi dapat

digagalkan karena dibantu Belanda.

Amangkurat I kemudian digantikan oleh Amangkurat II (1677-1703). Pada

masa pemerintahannya, wilayah Kerajaan Mataram makin menyempit karena

diambil oleh Belanda. Pada tahun 1755, Mataram terpecah menjadi dua akibat

Perjanjian Giyanti: Ngayogyakarta Hadiningrat (Kesultanan Yogyakarta) yang

berpusat di Yogyakarta dengan raja Mangkubumi yang bergelar Hamengku

15
Buwono I dan Kesuhunan Surakarta yang berpusat di Surakarta dengan raja

Susuhunan Pakubuwono III. Dengan demikian, berakhirlah Kerajaan Mataram.

Pada zaman Kerajaan Mataram, muncul kebudayaan Kejawen, gabungan

antara kebudayaan asli Jawa, Hindu, Buddha, dan Islam, misalnya upacara

Grebeg, Sekaten. Karya sastra yang terkenal adalah Sastra Gading karya Sultan

Agung. Pada tahun 1633, Sultan Agung mengganti perhitungan tahun Hindu yang

berdasarkan perhitungan matahari dengan tahun Islam yang berdasarkan

perhitungan bulan.

5. Kerajaan Banten

Kerajaan yang terletak di barat Pulau Jawa ini pada awalnya merupakan

bagian dari Kerajaan Demak. Pada tahun 1522, Pangeran Saba Kingkin, putera

Sunan Gunung Jati, yang kemudian lebih dikenal dengan nama Hasanuddin

diangkat menjadi Raja Banten.

Setelah Kerajaan Demak mengalami kemunduran, Banten kemudian

melepaskan diri dari Demak. Berdirilah Kerajaan Banten dengan rajanya Sultan

Hasanudin (1522- 1570).

Banten mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Ageng

Tirtayasa (1651-1692). Untuk membantunya, Sultan Ageng Tirtayasa pada tahun

1671 mengangkat purtanya, Sultan Abdulkahar, sebagi raja pembantu. Namun,

putranya yang satu lagi, yaitu Sultan Haji berhubungan dengan Belanda. Sultan

Ageng Tirtayasa yang tidak menyukai hal itu berusaha mengambil alih kontrol

pemerintahan, tetapi tidak berhasil karena Sultan Haji didukung Belanda. Sultan

Ageng Tirtayasa tertangkap dan dipenjarakan. Dengan demikian, lambat laun

Banten mengalami kemunduran karena tersisih oleh Batavia yang berada di

16
bawah kekuasaan Belanda.

6. Kerajaan Cirebon

Kerajaan yang terletak di perbatasan antara Jawa Barat dan Jawa Tengah

didirikan oleh salah seorang anggota Walisongo, Sunan Gunung Jati dengan gelar

Syarif Hidayatullah. Syarif Hidayatullah kemudian digantikan oleh putranya yang

bernama Pangeran Pasarean. Inilah raja yang menurunkan raja-raja Cirebon

selanjutnya.

Pada tahun 1679, Cirebon terpaksa dibagi dua, yaitu Kasepuhan dan

Kanoman. Dengan politik devide at impera yang dilancarkan Belanda yang pada

saat itu sudah berpengaruh di Cirebon, kasultanan Kanoman dibagi dua menjadi

Kasultanan Kanoman dan Kacirebonan. Cirebon berhasil dikuasai VOC pada

akhir abad ke-17.

7. Kerajaan Gowa-Tallo

Kerajaan yang terletak di Sulawesi Selatan sebenarnya terdiri atas dua

kerajaan: Gowa dan Tallo. Kedua kerajaan ini kemudian bersatu. Raja Gowa,

Daeng Manrabia, menjadi raja bergelar Sultan Alauddin. Raja Tallo, Karaeng

Mantoaya, menjadi perdana menteri bergelar Sultan Abdullah.

Raja yang terkenal dari kerajaan ini ialah Sultan Hasanuddin (1653-1669).

Belanda kemudian menyerang Makassar dengan bantuan Aru Palaka, raja Bone.

Belanda berhasil memaksa Hasanuddin, Si Ayam Jantan dari Timur itu

menyepakati Perjanjian Bongaya pada tahun 1667. Isi perjanjian itu ialah:

Belanda mendapat monopoli dagang di Makassar, Belanda boleh mendirikan

benteng di Makassar, Makassar harus melepaskan jajahannya, dan Aru Palaka

harus diakui sebagai Raja Bone.

17
Sultan Hasanuddin kemudian digantikan oleh Mapasomba. Namun,

Mapasomba tidak berkuasa lama karena Makassar kemudian dikuasai Belanda,

bahkan seluruh Sulawesi Selatan.

8. Kerajaan Ternate dan Tidore

Ternate merupakan kerajaan Islam di timur yang berdiri pada abad ke-13

dengan raja Zainal Abidin (1486-1500). Kerajaan Tidore berdiri di pulau lainnya

dengan Sultan Mansur sebagai raja. Ternate dan Tidore hidup berdampingan

secara damai. Namun, kedamaian itu tidak berlangsung selamanya. Setelah

Portugis dan Spanyol datang ke Maluku, kedua kerajaan berhasil diadu domba.

Portugis yang masuk Maluku pada tahun 1512 menjadikan Ternate sebagai

sekutunya dengan membangun benteng Sao Paulo. Spanyol yang masuk Maluku

pada tahun 1521 menjadikan Tidore sebagai sekutunya.

Dengan berkuasanya kedua bangsa Eropa itu di Tidore dan Ternate, terjadi

pertikaian terus-menerus. Di lain pihak, ternyata bangsa Eropa itu bukan hanya

berdagang tetapi juga berusaha menyebarkan agama mereka. Penyebaran agama

ini mendapat tantangan dari Raja Ternate, Sultan Khairun (1550-1570). Ketika

diajak berunding oleh Belanda di benteng Sao Paulo, Sultan Khairun dibunuh oleh

Portugis.

Setelah sadar bahwa mereka diadu domba, hubungan kedua kerajaan

membaik kembali. Sultan Khairun kemudian digantikan oleh Sultan Baabullah

(1570-1583). Pada masa pemerintahannya, Portugis berhasil diusir dari Ternate.

Sementara itu, Kerajaan Tidore mengalami kemajuan pada masa Sultan

Nuku. Sultan Nuku berhasil memperluas pengaruh Tidore sampai ke Halmahera,

Seram, bahkan Kai di selatan dan Misol di Irian.

18
9. Kesultanan Banjar

Sekitar abad ke XVI di Kalimantan terdapat kerajaan Nagaradaha.

Banjarmasin merupakan salah satu wilayah kekuasaan tersebut. Ketika menjadi

adipati di Banjarmasin, Raden Samudra berhasil menaklukkan kerajaan

Nagaradaha. Pada waktu itu Raden Samudra dibantu oleh kerajaan Demak. Maka

sejak itu berdirilah kerajaan Banjar dan Raden Samudra sebagai rajanya. Maka

sejak saat itu berdirilah kerajaan Banjar. Setelah masuk Islam, ia bergelar

Suryanullah. Sejak tahun 1606, VOC datang dan ingin melakukan monopoli,

tetapi ditolak kerajaan Banjar dan Raja Banjar meminta VOC meninggalkan

Banjar.

E. Model Pembelajaran Make And Match

Menurut Rusman (2011: 223-233) Model Make A Match (membuat

pasangan) merupakan salah satu jenis dari metode dalam pembelajaran kooperatif.

Anita Lie (2008: 56) menyatakan bahwa model pembelajaran tipe Make A Match

atau bertukar pasangan merupakan teknik belajar yang memberi kesempatan siswa

untuk bekerja sama dengan orang lain. Dengan model pembelajaran ini, siswa

dilatih untuk untuk berpikir, bertindak, menganalisis dan berinteraksi sosial

dengan cepat.

Langkah-langkah penerapan model make and match adalah sebagai berikut:

a) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik

yang sesuai dengan materi, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu

jawaban.

b) Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban.

c) Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.

19
d) Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya.

e) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu

diberi poin.

f) Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya akan

mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama.

g) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang

berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.

h) Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi

pelajaran.

Dari langkah-langkah model pembelajaran di atas, dapat ditarik kesimpulan

mengenai kelebihan dan kelemahan model make and mach, yaitu:

Kelebihan metode make and match:

1. Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran


2. Kerjasama antar sesama siswa terwujud dengan dinamis.
3. Siswa akan lebih mudah menerima materi yang disampaikan.
Kekurangan metode make and match:

1. Jika kelas termasuk kelas gemuk (lebih dari 30 0rang/kelas) biasanya akan

muncul keramaian yang tidak terkendali. Tapi hal ini dapat diantisipasi

dengan menyepakati beberapa komitmen ketertiban dengan siswa sebelum

kegiatan belajar-mengajar dimulai.

2. Guru harus meluangkan waktu untuk mempersiapkan kartu-kartu tersebut

sebelum masuk ke kelas.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

20
A. Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom

action research). Penelitian terdiri atas lebih dari satu siklus, tergantung

permasalahan atau hambatan yang ditemukan selama penelitian. Suharsimi

Arkunto dkk (2007: 16) Secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim

dilalui yaitu (1) perencanaan , (2) pelaksanaan, (3) pengamatan , dan (4) refleksi.

Siklus I

a. Perencanaan

 Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam PBM

 Menentukan materi pokok

 Mengembangkan skenario pembelajaran/RPP

 Menyusun LKS

 Menyiapkan sumber belajar

 Mengembangkan format evaluasi

 Mengembangkan format observasi pembelajaran

 Mengembangkan angket minat untuk siswa

 Melakukan simulasi pelaksanaan tindakan

b. Tindakan

Menerapkan tindakan mengacu pada skenario yang direncanakan dan LKS

c. Pengamatan

 Melakukan observasi dengan memakai format Observasi

 Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format LKS

d. Refleksi

21
 Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan, meliputi evaluasi

mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan.

 Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluai, untuk

digunakan pada siklus berikutnya.

 Evaluasi tindakan I

Siklus II dilaksanakan jika siklus I belum sukses

 Indikator Keberhasilan

Siklus penelitian ini tidak perlu dilanjutkan lagi apabila:

1) 75 % siswa tuntas dalam proses berbagai tes yang dilakukan dan

2) Tercapainya minat siswa yang tinggi melalui analisis hasil pengisian angket

yang diberikan kepada siswa

B. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik observasi,

angket, tes, dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi,

kuesioner, butir soal.

Observasi digunakan untuk menggali data mengenai proses pelaksanaan

pembelajaran ”Kerajaan bercorak Hindhu Budha dan Islam di indonesia” di dalam

kelas. Sedangkan angket dilakukan terhadap siswa untuk menggali data tentang

antusiasme siswa dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Ada 10

pernyataan tentang minat siswa yang harus dipilih sesuai pendapat siswa yaitu:

sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Dokumentasi digunakan

untuk mengumpulkan data hasil kinerja/prestasi murid dalam mempelajari materi

Kerajaan bercorak Hindhu Budha dan Islam di indonesia.

C. Lokasi, Subjek Dan Waktu Penelitian

22
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII C MTsN Jambewangi dengan subjek

penelitian sebanyak 38 orang siswa yang terdiri atas 21 siswa perempuan dan 17

siswa laki-laki.

Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2014 – 2015

dimana setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan, tiap pertemuan sebanyak 2 jam

pelajaran dan tiap jam pelajaran 40 menit.

Adapun waktu atau jadwal penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:

Jadwal penelitian (time schedule) berisi jadwal waktu mulai dari

perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan. Jadwal penelitian biasanya

ditunjukkan dalam bentuk Gantt chart, sebagai berikut:

Tabel 3.1 Gantt Chart

No Rencana Kegiatan Waktu (minggu ke)


1 Persiapan 1 2 3 4 5 6 7 8
• Menyusun konsep X
pelaksanaan
• Menyusun instrumen X
• Menyusun LKS X X
• Lain-lain yang X X
dilakukan
2. Pelaksanaan
• Menyiapkan kelas dan X X X
alat
• Melakukan tindakan X X X X X
Siklus I
• Melakukan tindakan X X X
siklus II
• Lain-lain yang X
dilakukan
3. Penyusunan laporan
• Menyusun konsep X
laporan
• Perbaikan laporan X
• Penggandaan dan X

23
pengiriman hasil
• Lain-lain yang X
dilakukan

D. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam setiap siklus penelitian dianalisis secara

deskriptif kualitatif dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Kegiatan

analisis ini dimaksudkan untuk mengolah data pada masing-masing siklus apakah

terdapat peningkatan prestasi siswa terhadap materi “Kerajaan bercorak Hindhu

Budha dan Islam di indonesia” setelah dilakukan pembelajaran dengan

menggunakan metode Make And Match.

Cara yang ditempuh untuk menganalisis hasil kerja siswa adalah dengan

melihat dan membandingkan skor hasil tes soal materi “Kerajaan bercorak Hindhu

Budha dan Islam di indonesia” kemudian dihitung persentase siswa yang sudah

tuntas pada masing-masing siklus. Apabila besar persentase ketuntasan siswa

mengikuti hasil tes tersebut sebesar 75%, dapatlah diartikan bahwa hasil belajar

siswa terhadap materi “Kerajaan bercorak Hindhu Budha dan Islam” di indonesia

telah meningkat sesuai dengan indikator keberhasilan, sehingga tidak perlu ada

siklus berikutnya.

Sedangkan untuk menganalisis hasil angket yang diisi siswa adalah sebagi

berikut: Pilihan siswa diganti angka, yaitu sangat setuju = 4, setuju = 3, tidak

setuju = 2, dan sangat tidak setuju = 1.

Ada 10 pernyataan, berarti setiap siswa minimal mendapat skor 10 dan

maksmimal 40. Karena dalam kelas ada 38 siswa, maka minimal skor yang

diperoleh kelas adalah 10 x 38 = 380, maksimal 40 x 38 = 1520. Rentangan skor

24
380 – 1520 dibagi menjadi 4 interval yang sama untuk menentukan kriteria

antusiasme siswa: sangat tinggi, tinggi, rendah, dan sangat rendah.

Kriterianya berikut ini:

380 – 664 : sangat rendah

665 – 950 : rendah

951 – 1235 : tinggi

1236 – 1520 : sangat tinggi

Siklus I

Materi pertemuan ke 1 : Kerajaan Bercorak Hindhu Budha di Indonesia

(Kerajaan Kutai, Taruma Negara, Holing, Sriwijaya,

Mataram, Medang Kamulan, Kediri)

Materi pertemuan ke 2 : - Kerajaan Bercorak Hindhu Budha di Indonesia

(Kerajaan Singasari, Kerajaan Majapahit)

- Peninggalan Kerajaan Bercorak Hindhu Budha

- Ulangan/tes

Siklus II

Materi pertemuan ke 1 : - Kerajaan Bercorak Islam di Indonesia

(Kerajaan Samudra Pasai, Kerajaan Aceh, Kerajaan

Demak, Pajang, Mataram, Banten, Cirebon,

Makasar)

Materi pertemuan ke 2 : - Kerajaan Ternate dan Tidore, Kerajaan Banjar

- Peninggalan Kerajaan Bercorak Islam di Indonesia

- Ulangan/tes

E. Instrumen Penelitian

25
Instrumen penelitian yang dibutuhkan antara lain :

– Soal – Kartu siswa

– Lembar Angket Siswa – Lembar observasi guru

BAB IV

PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

26
A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 4 kali pertemuan yang disajikan dalam

bentuk siklus. Hasil dari penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut:

1. Paparan Data Sebelum Tindakan

Selama awal pertemuan pada semester kedua ini sampai dengan

terlaksananya ulangan harian pertama, peneliti melakukan pengamatan terhadap

kondisi siswa selama proses pembelajaran berlangsung kepada seluruh kelas yang

peneliti ampu, yaitu kelas VII A sampai dengan kelas VII F. Pada akhirnya,

peneliti memutuskan mengambil Kelas VII C yang dijadikan sebagai objek

penelitian.

Hal ini didasarkan pada hasil observasi peneliti selama melakukan

kegiatan belajar mengajar pada semester ganjil 2014/2015 dan awal semester

genap ini. Nilai hasil ulangan harian yang pertama pada semester genap

2014/2015 dengan Standar Kompetensi Memahami usaha manusia untuk

mengenali perkembangan lingkungannya, nilai rata-ratanya terendah diantara

siswa dari kelas lain, yaitu sebesar 56,49. Sedangkan kelas yang lain, yaitu VII A,

nilai rata-ratanya sebesar 77.89 , VII B sebesar 60.26, VII D sebesar 58.43 , VII E

sebesar 60.72, dan VII F sebesar 78.11. Padahal materi ini tergolong mudah,

karena sumber materinya, selain LKS IPS, yang merupakan pegangan siswa,

tersedia banyak di perpustakaan. Selain itu, materi ini berkaitan dengan

lingkungan sekitar siswa dan di tingkat SD/MI sudah pernah diajarkan sehingga

sebenarnya lebih mudah untuk memahaminya.

Disamping dari faktor nilai, banyak diantara para siswa yang motivasi

belajarnya rendah, hal itu bisa dilihat dari hasil pengamatan peneliti ketika proses

27
belajar mengajar berlangsung, dimana banyak siswa, terutama sebagian besar

siswa laki-laki suka berbicara, bermain-main kertas bersama teman, menggoda

teman dan memukuli bangku atau “kotekan”. Hal ini tentunya membuat siswa

menjadi kurang fokus dalam menerima dan memahami materi.

2. Siklus Pertama

a. Perencanaan

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa Kelas VII C terhadap mata

pelajaran IPS Terpadu pada materi Kerajaan Bercorak Hindhu Budha dan Islam

di Indonesia, pada siklus yang pertama ini peneliti mencoba menerapkan model

pembelajaran Make And Match. Di bawah ini disajikan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran yang mencerminkan model Make And Match pada siklus pertama

ini.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Madrasah : MTs Negeri Jambewangi

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas / semester : VII / 2

Standar Kompetensi : 5. Memahami perkembangan masyarakat sejak

masa Hindu Budha sampai masa kolonial

Belanda.

Kompetensi Dasar : 5.1 Mendeskripsikan perkembangan

masyarakat ,kebudayaan dan pemerintahan

pada masa Hindu Budha serta peninggalan –

peninggalannya.

Alokasi Waktu : 4 jam pelajaran ( 2 x pertemuan)

28
A. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, siswa dapat :

1. Mendeskripsikan masuk dan bekembangnya Agama Hindu Budha di

Indonesia.

2. Menunjukkan pada peta daerah – daerah yang dipengaruhi unsur Hindu

Budha di Indonesia

3. Menyusun kronologi perkembangan kerajaan Hindu Budha di berbagai

wilayah Indonesia.

4. Mengidentifikasi dan memberi contoh peninggalan – peninggalan sejarah

kerajaan yang bercorak Hindu Budha di berbagai daerah.

5. Menunjukkan tempat – tempat peninggalan Kerajaan Hindu Budha pada

peta

B. Indikator

 Mendeskripsikan masuk dan berkembangnya agama Hindu dan Buddha di

Indonesia

 Menunjukkan pada peta daerah-daerah yang dipengaruhi unsur Hindu

Buddha di Indonesia

 Menyusun kronologi perkembangan kerajaan Hindu-Buddha ke berbagai

wilayah Indonesia

 Mengidentifikasi dan memberi contoh peninggalan-peninggalan sejarah

kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha di berbagai daerah

C. Materi Pelajaran

1. Proses masuk dan bekembangnya Agama Hindu Budha di Indonesia

2. Daerah – daerah yang dipengaruhi unsur Hindu Budha di Indonesia

29
3. Perkembangan kerajaan Hindu Budha di berbagai wilayah Indonesia

4. Contoh peninggalan – peninggalan sejarah kerajaan yang bercorak Hindu

Budha di berbagai daerah

5. Tempat – tempat peninggalan Kerajaan Hindu Budha

D. Metode Pembelajaran

1. Ceramah

2. Menempel kartu soal atau jawaban

3. Diskusi

4. Tanya Jawab

Model Pembelajaran: CTL dan CL dengan model Make and Match

E. Langkah – langkah Pembelajaran

1. Pertemuan 1

a. Pendahuluan

Apersepsi : Mengajak siswa bermain tebak-tebakan agar siswa konsen

terhadap materi yang akan dipelajari

b. Kegiatan Inti

 Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

 Menjelaskan sedikit materi tentang proses masuk dan

berkembangnya agama Hindhu Budha di Indonesia

 Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

 Membagi siswa dalam 2 kelompok besar. Kelompok yang satu

menerima kartu soal dan kelompok satunya lagi menerima kartu

30
jawaban untuk maateri perkembangan agama Hindhu Budha di

Indonesia, khususnya Kerajaan Kutai, Taruma Negara, Holing,

Sriwijaya, Mataram, Medang Kamulan

 Tiap siswa mencari pasangan kartunya

 Setelah ketemu, tiap siswa bersama pasangannya maju ke depan

untuk membacakan soal dan jawabannya, dan setelah itu

menempel kartunya ke lembar kertas yang telah disediakan

 Siswa yang lain menyimak

 Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

 Guru bersama siswa melakukan tanya jawab tentang hal-hal

yang belum diketahui siswa

c. Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

 Bersama dengan siswa membuat kesimpulan dari hasil diskusi

2. Pertemuan 2

a. Pendahuluan.

Apersepsi : Mengingatkan kembali materi yang telah lalu tentang proses

masuknya dan berkembangnya Hindu – Budha di Indonesia

b. Kegiatan Inti

 Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

 Memberi penjelasan sedikit mengenai beberapa kerajaan yang

bercorak Hindhu Budha di Indonesia, khususnya materi tentang

31
Kerajaan Kediri, Kerajaan Singasari, Kerajaan Majapahit,

Peninggalan Kerajaan bercorak Hindhu Budha di Indonesia

 Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

 Membagi siswa dalam 2 kelompok besar. Kelompok yang satu

menerima kartu soal dan kelompok satunya lagi menerima kartu

jawaban untuk maateri perkembangan agama Hindhu Budha di

Indonesia, khususnya Kerajaan Kediri, Kerajaan Singasari,

Kerajaan Majapahit dan Peninggalan Kerajaan bercorak Hindhu

Budha di Indonesia

 Tiap siswa mencari pasangan kartunya

 Setelah ketemu, tiap siswa bersama pasangannya maju ke depan

untuk membacakan soal dan jawabannya, dan setelah itu

menempel kartunya ke lembar kertas yang telah disediakan

 Siswa yang lain menyimak

 Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

 Bersama siswa melakukan tanya jawab mengenai hal-hal yang

belum diketahui siswa

c. Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

 Bersama-sama dengan siswa membuat rangkuman/simpulan pelajaran

F. Sumber Belajar

1. LKS Sportif

32
2. Kartu soal dan kartu jawaban

G. Penilaian

Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi Teknik Bentuk Contoh
Instrumen Instrumen
 Mendeskripsikan Tes tulis Tes PG  Pengaruh Hindhu Budha masuk
masuk dan ke Indonesia dibawa oleh para
berkembangnya pedagang India yang singgah ke
agama Hindu dan wilayah Indonesia. Pernyataan
Buddha di Indonesia tersebut adalah inti dari
pendapat...
a. Brahmana b. Waisya
c. Ksatria d. Arus Balik

 Menyusun kronologi Tes tulis Tes PG  Kerajaan Sriwijaya mengalami


perkembangan masa kejayaan dibawah
kerajaan Hindu- kepemimpinan raja dari dinasti
Buddha ke berbagai Syailendra yang bernama…
wilayah Indonesia a. Rakai Panangkaran
b. Rakai pikatan
c. Samaratungga
d. Balaputradewa
 Mengidentifikasi dan Tes tulis Tes PG  Kitab yang mengisahkan silsilah
memberi contoh raja Singasari yang belum
peninggalan- diketahui pengarangnya
peninggalan sejarah adalah…..
kerajaan-kerajaan a. Kitab Sutasoma
bercorak Hindu- b. Kitab Pararaton
Buddha di berbagai c. Negarakertagama
daerah d. Arjunawiwaha
b. Pelaksanaan

Siklus yang pertama, pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari

Selasa, tanggal 14 April 2015 pada jam ke 3 dan ke 4. Pada hari ini, siswa yang

mengikuti kegiatan pembelajaran sebanyak 37 siswa. Satu siswa tidak masuk

dikarenakan sakit.

33
Sedangkan pada pertemuan keduanya, dilaksanakan pada hari Sabtu, 18

April 2015 pada jam ke 1 dan ke 2. Pada hari ini, siswa hadir semua untuk

mengikuti kegiatan pembelajaran.

c. Pengamatan

Pada siklus yang pertama ini peneliti menerapkan model pembelajaan Make

And Match. Anak-anak cukup antusias, karena kelompok siswa laki-laki

dipasangkan dengan kelompok siswa perempuan. Akan tetapi, karena jumlah

siswa perempuan lebih banyak daripada siswa laki-laki, beberapa siswa

perempuan berpasangan dengan sesama siswa perempuan. Pada awalnya siswa

cukup ramai dalam mencari pasangannya, dan peneliti mencoba menenangkan.

Semua siswa dapat menemukan pasangannya dengan benar. Satu persatu

peserta didik maju ke depan bersama pasangannya masing-masing untuk

membacakan soal dan jawaban, lalu menempelkannya ke kertas yang telah

disediakan guru pada tembok depan kelas. Setiap satu pasangan siswa maju, siswa

yang lain bersorak.

Setelah penempelan selesai, peneliti mengulas sedikit dari setiap pertanyaan

dan jawaban yang dibacakan siswa tersebut. Peneliti juga memberikan tambahan

kisah dari setiap kerajaan yang dibahas yang tidak terdapat di LKS Sportif.

Setelah peretemuan ke-2, siswa diberi soal untuk keseluruhan materi yang

telah diberikan. Setiap siswa mengerjakan sendiri tanpa bekerjasama dengan

temannya. Waktu yang disediakan 30 menit dengan 25 soal. Setelah selesai

mengerjakan, hasil kerja siswa tersebut dikoreksi bersama. Dan untuk hasilnya,

ternyata dari 38 siswa kelas VIIC, yang mendapat nilai diatas KKM cuma 7 anak,

dengan nilai tertinggi 95.

34
Di bawah ini disajikan Daftar Nilai Ulangan Harian Siswa Siklus Pertama:

Tabel 4.1 Daftar Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas VII C Siklus Pertama

NAMA SEKOLAH : MTsN Jambewangi


MATA PELAJARAN : IPS
DATA UMUM

KELAS/PROGRAM : 7-C / Genap


NAMA TES : Ulangan Harian
BENTUK TES : Objektif
Perkembangan Kerajaan Bercorak Hindhu Budha
SK/KD / Materi Pokok :
Di Indonesia
KKM : 78,00
NAMA PENGAJAR : Siti Qadarsih, S.Pd

Jumlah
No Nama Siswa Nilai Keterangan Ketuntasan Belajar
Skore
1 ACHMAD BAIHAQI 70 70 Belum Tuntas, Harus Mengulang
2 AFRILA SALSABILA 60 60 Belum Tuntas, Harus Mengulang
3 AGUS NOVANTO 80 80 Tuntas
4 AHMAD RIFA'I 50 50 Belum Tuntas, Harus Mengulang
5 ALFARIZA FAJAR 80 80 Tuntas
6 ALFINA RUSDIATI 65 65 Belum Tuntas, Harus Mengulang
7 ANGZINA HASLINA 65 65 Belum Tuntas, Harus Mengulang
8 ARIS SETIAWAN 45 45 Belum Tuntas, Harus Mengulang
9 AULIA LUHUR I 60 60 Belum Tuntas, Harus Mengulang
10 BADRUS SALAM 55 55 Belum Tuntas, Harus Mengulang
11 CAMELIA PUTRI S 50 50 Belum Tuntas, Harus Mengulang
12 DIANA AULIA T 65 65 Belum Tuntas, Harus Mengulang
13 ERVIANA CAHYA 80 80 Tuntas
14 FARCHAN MUDARO 25 25 Belum Tuntas, Harus Mengulang
15 FIFA ANATACYA 45 45 Belum Tuntas, Harus Mengulang
16 HENDI KASIH S 60 60 Belum Tuntas, Harus Mengulang
17 IRMA MULAZIMATUS S 55 55 Belum Tuntas, Harus Mengulang
18 KHILMA AZIZIYA M 65 65 Belum Tuntas, Harus Mengulang
19 LINA MAI SELA 45 45 Belum Tuntas, Harus Mengulang
20 LUKMAN HAKIM HADI 55 55 Belum Tuntas, Harus Mengulang
21 MALINDA FITRI D N 70 70 Belum Tuntas, Harus Mengulang
MAULANA RIFKI
22 30 30 Belum Tuntas, Harus Mengulang
WIDIANTO
MOHAMAD HARIRI
23 95 95 Tuntas
MUSTHOFA
MOHAMMAD RIZAL
24 55 55 Belum Tuntas, Harus Mengulang
MUBARROK
25 MUHAMAD MIRDA F 50 50 Belum Tuntas, Harus Mengulang
MUHAMMAD FAUZAN
26 55 55 Belum Tuntas, Harus Mengulang
NANDA A
MUHAMMAD NASRUL
27 25 25 Belum Tuntas, Harus Mengulang
ILHAM
28 MUULAN ANTIKASARI R 65 65 Belum Tuntas, Harus Mengulang
NISA ISNADATUL
29 80 80 Tuntas
HASANAH
30 NUR HADI WIYONO 50 50 Belum Tuntas, Harus Mengulang
NURUL LATIFATUL
31 45 45 Belum Tuntas, Harus Mengulang
ANGGRAINI
SALMA ANNISAUL
32 50 50 Belum Tuntas, Harus Mengulang
HANIFA

35
33 SHOFFAWILDAN AHMAD 55 55 Belum Tuntas, Harus Mengulang
SHOLIHATUN ROISATUN
34 55 55 Belum Tuntas, Harus Mengulang
NISYA'
35 SUSANTI 45 45 Belum Tuntas, Harus Mengulang
36 TRISKA DAMAYANTI 80 80 Tuntas
37 YULIANA HUSNATUL ISMI 50 50 Belum Tuntas, Harus Mengulang
38 ZULFA NADA ARROFNA 80 80 Tuntas
38
Jumlah 2.210,00 :
Jumlah Peserta Ujian Orang
7
REKAPITULASI

Rata-rata 58,16 :
Jumlah Yang Tuntas Orang

Nilai Tertinggi 95,00 31


Jumlah Yang Belum Tuntas
Orang
17
Nilai Terendah 25,00 :
Di Atas Rata-rata Orang
21
Simpangan Baku 15,66 :
Di Bawah Rata-rata Orang
Sumber: Data Diolah

d. Refleksi

Dari hasil pengamatan di atas, dari 38 siswa, hanya 7 siswa yang nilainya

tuntas atau di atas KKM. Dengan nilai tertinggi sebesar 95 sedangkan yang

terendah 25. Sedangkan rata-rata nilai siswa 58,16. Berdasarkan hasil tersebut,

dapat dikatakan bahwa untuk siklus pertama ini, tindakan peneliti dengan

menggunakan model pembelajaran Maka And Match belum berhasil

meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Siklus Kedua

a. Perencanaan

Pada siklus kedua ini, peneliti tetap menggunakan model pembelajaran

Make And Match. Akan tetapi, materi yang akan diterapkan dengan model

pembelajaran ini berbeda topiknya dengan yang dilakukan pada siklus pertama.

Pada siklus kedua ini, materi yang digunakan adalah mengenai masuk dan

berkembangnya agama Islam di Indonesia. Adapun Rencana Pelaksanaan

Pembelajarannya sebagai berikut:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

36
(RPP)

Madrasah : MTs Negeri Jambewangi

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas / Semester : VII / 2

Standar Kompetensi : 5. Memahami perkembangan masyarakat sejak

masa Hindu Budha sampai masa colonial

Belanda.

Kompetensi Dasar : 5.2 Mendeskripsikan perkembangan masyarakat,

kebudayaan, dan pemerintahan pada masa

Islam serta peninggalan-peninggalannya.

Alokasi Waktu : 4 jam pelajaran ( 2 x pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, siswa dapat :

1. Melacak proses masuk dan berkembangnya gama Islam di Indonesia

2. Mendeskripsikan saluran – saluran Islamisasi di Indonesia

3. Menjelaskan cara yang digunakan Wali Songo atau ulama lain dalam

menyebarkan Islam

4. Membaca dan membuat peta jalur serta daerah penyebaran Islam di

Indonesia.

5. Menyusun kronologi perkembangan Kerajaan Islam di berbagai wilayah

Indonesia

6. Mengidentifikasi dan memberi contoh peninggalan-peninggalan sejarah

kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam di berbagai daerah

B. Indikator

37
1. Melacak proses masuk dan berkembangnya agama Islam ke Indonesia
2. Mendiskrepsikan saluran-saluran Islamisasi di Indonesia
3. Menjelaskan cara yang digunakan oleh Wali Songo/Ulama lainnya dalam

menyebarkan Islam
4. Membaca dan membuat peta jalur dan daerah penyebaran Islam di Indonesia
5. Menyusun kronologi perkembangan kerajaan Islam di berbagai wilayah

Indonesia
6. Mengidentifikasi dan memberi contoh peninggalan-peninggalan sejarah

bercorak Islam diberbagai daerah

C. Materi Pelajaran

1. Proses masuk dan berkembangnya gama Islam di Indonesia

2. Saluran – saluran Islamisasi di Indonesia

3. Cara yang digunakan Wali Songo atau ulama lain dalam menyebarkan Islam

4. Peta jalur serta daerah penyebaran Islam di Indonesia.

5. Kronologi perkembangan Kerajaan Islam di berbagai wilayah Indonesia

6. Contoh peninggalan-peninggalan sejarah kerajaan-kerajaan yang bercorak

Islam di berbagai daerah

D. Metode Pembelajaran

1. Ceramah

2. Diskusi

3. Tanya Jawab

4. Tugas

Model Pembelajaran: CTL dan CL dengan model Make And Match

E. Langkah – langkah

1. Pertemuan 1

a. Pendahuluan

38
Apersepsi : Mengajak siswa bermain tebak-tebakan agar siswa konsen

terhadap materi yang akan dipelajari

b. Kegiatan Inti

 Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

 Menjelaskan sedikit materi tentang proses masuk dan

berkembangnya agama Islam di Indonesia

 Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

 Membagi siswa dalam 2 kelompok besar. Kelompok yang satu

menerima kartu soal dan kelompok satunya lagi menerima kartu

jawaban untuk materi perkembangan agama Islam di Indonesia,

khususnya (Kerajaan Samudra Pasai, Kerajaan Aceh, Kerajaan

Demak, Pajang, Mataram, Banten, Cirebon)

 Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

 Guru bersama siswa melakukan tanya jawab tentang hal-hal

yang belum diketahui siswa

c. Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

 Bersama dengan siswa membuat kesimpulan dari hasil diskusi

2. Pertemuan 2

a. Pendahuluan

39
Apersepsi : Mengingatkan kembali materi yang telah lalu tentang proses

masuknya dan berkembangnya Islam di Indonesia

b. Kegiatan Inti

 Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

 Memberi penjelasan sedikit mengenai beberapa kerajaan yang

bercorak Islam di Indonesia, khususnya materi tentang Kerajaan

Makasar, Kerajaan Ternate dan Tidore, Kerajaan Banjar dan

peninggalan dari kerajaan bercorak Islam di Indonesia

 Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

 Membagi siswa dalam 2 kelompok besar. Kelompok yang satu

menerima kartu soal dan kelompok satunya lagi menerima kartu

jawaban untuk materi perkembangan agama Islam di Indonesia,

khususnya Kerajaan Makasar, Kerajaan Ternate dan Tidore,

Kerajaan Banjar dan peninggalan kerajaan bercorak Islam di

Indonesia

 Tiap siswa mencari pasangan kartunya

 Setelah ketemu, tiap siswa bersama pasangannya maju ke depan

untuk membacakan soal dan jawabannya, dan setelah itu

menempel kartunya ke lembar kertas yang telah disediakan

 Siswa yang lain menyimak

 Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

40
 Bersama siswa melakukan tanya jawab mengenai hal-hal yang

belum diketahui siswa

c. Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

 Bersama-sama dengan siswa membuat rangkuman/simpulan pelajaran

F. Sumber Belajar

1. LKS Sportif

2. Kartu soal dan kartu jawaban

G. Penilaian

Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi Teknik Bentuk Contoh
Instrumen Instrumen
 Melacak proses Tes tulis Tes PG  Masuknya agama Islam di
masuk dan Indonesia diantaranya
berkembangnya terjadi melalui proses...
agama Islam ke perdagangan
Indonesia a. penaklukan
b. birokrasi
c. perdagangan
d. pertukaran budaya
 Mendiskrepsikan Tes tulis Tes PG  Salah satu bukti yang
saluran-saluran menunjukkan masuknya
Islamisasi di pengaruh Islam sebagai
Indonesia akibat proses perdagangan
Internasional ditunjukkan
pleh letak kerajaan-kerajaan
Islam yang ada di daerah...
a. muara sungai
b. daratan
c. pesisir pantai
d. tepi danau
 Kerajaan bercorak Islam
 Menyusun Tes tulis Tes PG pertama di Sulawesi
kronologi perkem- adalah...
bangan kerajaan a. Banjar

41
Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi Teknik Bentuk Contoh
Instrumen Instrumen
Islam di berbagai b. Makasar
wilayah Indonesia c. Ternate
d. Samudra Pasai
 Grebeg Maulud dan sekaten
 Mengidentifikasi Tes tulis Tes PG yang masih diperingati
dan memberi setiap tahunnya merupakan
contoh warisan dari tradisi
peninggalan- kerajaan...
peninggalan sejarah a. pajang
bercorak Islam b. banten
diberbagai daerah c. demak
d. mataram
b. Pelaksanaan

Siklus yang kedua pada pertemuan yang pertama ini, dilaksanakan pada hari

Selasa, 21 April 2015 pada jam ke 3 dan ke 4. Semua siswa dapat mengikuti

kegiatan pembelajaran pada hari ini. Sedangkan pada pertemuan kedua yang

dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 25 April 2015, pada jam ke 1 dan 2 dihadiri

sebanyak 37 siswa. Satu siswa tidak mengikuti kegiatan pembelajaran pada hari

ini dikarenakan sakit.

c. Pengamatan

Siklus yang kedua ini peneliti masih menerapkan model pembelajaran

Make And Match. Anak-anak sepertinya sudah mulai agak bosan, karena model

pembelajarannya tetap seperti ini. Hal ini terlihat dari kurang antusiasnya siswa

ketika guru mengatakan bahwa kegiatan pembelajaran hari ini sama seperti

kegiatan pembelajaran pada pertemuan sebelumnya. Siswa yang pada siklus

sebelumnya begitu semangat dan berteriak “huuu” ketika masing-masing

pasangan siswa maju ke depan, di siklus kedua ini, hal itu tidak tampak lagi.

42
Pada waktu pelaksanaan kegiatan pembelajaran, semua siswa dapat

menemukan pasangannya dengan benar, meskipun dalam proses pencariannya

suasana kelas cukup ramai. Setelah itu, satu persatu peserta didik maju ke depan

bersama pasangannya masing-masing untuk membacakan soal dan jawaban, lalu

menempelkannya ke kertas yang telah disediakan peneliti pada dinding depan

kelas. Peneliti mengulas sedikit dari setiap pertanyaan dan jawaban yang

dibacakan siswa tersebut.

Setelah peretemuan ke-2, siswa diberi soal untuk keseluruhan materi yang

telah diberikan. Setiap siswa mengerjakan sendiri tanpa bekerjasama dengan

temannya. Waktu yang disediakan 30 menit dengan 25 soal. Setelah selesai

mengerjakan, hasil kerja siswa tersebut dikoreksi bersama. Dan untuk hasilnya,

ternyata dari 37 siswa kelas VIIC, yang mendapat nilai diatas KKM cuma 2 anak,

dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 30. Terdapat 1 anak yang tidak

mengikuti tes pada hari ini dikarenakan sakit. Di bawah ini disajikan tabel daftar

nilai siswa pada siklus kedua.

Tabel 4.2 Daftar Nilai Siswa Kelas VII C Siklus Kedua

DAFTAR NILAI UJIAN

NAMA SEKOLAH : MTsN Jambewangi


MATA PELAJARAN : IPS
DATA UMUM

KELAS/PROGRAM : 7-C / Genap


NAMA TES : Ulangan Harian
BENTUK TES : Objektif
SK/KD / Materi Perkembangan Kerajaan Bercorak Islam
:
Pokok Di Indonesia
KKM : 78,00
NAMA PENGAJAR : Siti Qadarsih, S.Pd

Jumlah
No Nama Siswa Nilai Keterangan Ketuntasan Belajar
Skore

43
ACHMAD BAIHAQI
1 50 50 Belum Tuntas, Harus Mengulang
KUSDYANTO
2 AFRILA SALSABILA 55 55 Belum Tuntas, Harus Mengulang
3 AGUS NOVANTO 60 60 Belum Tuntas, Harus Mengulang
4 AHMAD RIFA'I DAROJAD 40 40 Belum Tuntas, Harus Mengulang
ALFARIZA FAJAR
5 65 65 Belum Tuntas, Harus Mengulang
FIRMANSYAH
6 ALFINA RUSDIATI 40 40 Belum Tuntas, Harus Mengulang
ANGZINA HASLINA
7 50 50 Belum Tuntas, Harus Mengulang
SAFURAAHMAD
8 ARIS SETIAWAN 30 30 Belum Tuntas, Harus Mengulang
9 AULIA LUHUR INDRASWARI 55 55 Belum Tuntas, Harus Mengulang
10 BADRUS SALAM 65 65 Belum Tuntas, Harus Mengulang
11 CAMELIA PUTRI SAMPURNO 50 50 Belum Tuntas, Harus Mengulang
12 DIANA AULIA TASNIM 50 50 Belum Tuntas, Harus Mengulang
ERVIANA CAHYANING
13 65 65 Belum Tuntas, Harus Mengulang
PRAMESTIM
FARCHAN MUDAROINI
14 45 45 Belum Tuntas, Harus Mengulang
PRAYOGO
15 FIFA ANATACYA 55 55 Belum Tuntas, Harus Mengulang
16 HENDI KASIH SETIAWAN 60 60 Belum Tuntas, Harus Mengulang
IRMA MULAZIMATUS
17 75 75 Belum Tuntas, Harus Mengulang
SA'ADAH
KHILMA AZIZIYA
18 65 65 Belum Tuntas, Harus Mengulang
MUHAMMADAH
19 LINA MAI SELA 35 35 Belum Tuntas, Harus Mengulang
20 LUKMAN HAKIM HADI 30 30 Belum Tuntas, Harus Mengulang
21 MALINDA FITRI D N 60 60 Belum Tuntas, Harus Mengulang
22 MAULANA RIFKI WIDIANTO 50 50 Belum Tuntas, Harus Mengulang
MOHAMAD HARIRI
23 90 90 Tuntas
MUSTHOFA
MOHAMMAD RIZAL
24 50 50 Belum Tuntas, Harus Mengulang
MUBARROK
MUHAMAD MIRDA
25 55 55 Belum Tuntas, Harus Mengulang
FIRMANSYAH
MUHAMMAD FAUZAN NANDA
26 30 30 Belum Tuntas, Harus Mengulang
ARFANA
27 MUHAMMAD NASRUL ILHAM 55 55 Belum Tuntas, Harus Mengulang
MUULAN ANTIKASARI
28 65 65 Belum Tuntas, Harus Mengulang
ROMADLONI
29 NISA ISNADATUL HASANAH 80 80 Tuntas
30 NUR HADI WIYONO 50 50 Belum Tuntas, Harus Mengulang
NURUL LATIFATUL
31 70 70 Belum Tuntas, Harus Mengulang
ANGGRAINI
32 SALMA ANNISAUL HANIFA 65 65 Belum Tuntas, Harus Mengulang
33 SHOFFAWILDAN AHMAD
SHOLIHATUN ROISATUN
34 55 55 Belum Tuntas, Harus Mengulang
NISYA'
35 SUSANTI 65 65 Belum Tuntas, Harus Mengulang
36 TRISKA DAMAYANTI 70 70 Belum Tuntas, Harus Mengulang
37 YULIANA HUSNATUL ISMI 35 35 Belum Tuntas, Harus Mengulang
38 ZULFA NADA ARROFNA 75 75 Belum Tuntas, Harus Mengulang

Jumlah : 2.060,00 : 37 Orang


REKAPITULASI

Rata-rata : 55,68 : 2 Orang


Nilai Tertinggi : 90,00 : 35 Orang
Nilai Terendah : 30,00 : 16 Orang
Simpangan Baku : 14,20 : 21 Orang
Sumber: Data Diolah

44
d. Refleksi

Dari hasil pengamatan di atas, siswa yang nilainya di atas KKM hanya 2

orang, lebih rendah dari siklus pertama yang sampai 7 orang. Nilai rata-rata siswa

sebesar 55,68, juga lebih rendah dari nilai rata-rata siswa pada siklus pertama

yang sebesar 58,16. Nilai tertinggi siswa juga mengalami penurunan dari siklus

pertama, yaitu dari 95 menjadi 90. Berdasar data tersebut, metode pembelajaran

Make And Macth kurang sesuai untuk pembelajaran materi sejarah, khususnya

pada materi Perkembangan Kerajaan Bercorak Hindhu-Budha dan Islam di

Indonesia.

4. Angket Motivasi Siswa

Berikut ini disajikan hasil angket motivasi siswa terhadap pelajaran IPS

untuk siklus pertama:

Skala Sikap Jumlah


No. Pernyataan
1 2 3 4 Skor
1. Pertama kali saya melihat pembelajaran ini, saya 13 14 7 96
percaya bahwa pembelajaran ini mudah bagi saya
2. Pada awal pembelajaran, ada sesuatu yang 2 2 14 13 100
menarik bagi saya
3. Materi pembelajaran ini lebih sulit dipahami 8 14 14 78
daripada yang saya harapkan
4. Setelah membaca informasi pendahuluan, saya 1 1 20 16 127
yakin bahwa saya mengetahui apa yang harus
saya pelajari dari pembelajaran ini
5. Menyelesaikan tugas-tugas dalam pembelajaran 2 11 20 6 108
ini membuat saya merasa puas terhadap hasil
yang telah saya capai
6. Pembelajaran ini sangat abstrak sehingga sulit 8 14 12 72
bagi saya untuk tetap mempertahankan perhatian
saya

45
7. Rasa ingin tahu saya sering kali tergerak oleh 3 22 14 128
pertanyaan yang dikemukakan dan masalah yang
diberikan guru pada materi pembelajaran ini

8. Saya berpendapat bahwa tingkat tantangan dalam 1 6 20 12 121


pembelajaran ini tepat, tidak terlalu gampang dan
tidak terlalu sulit
9. Setelah mempelajari pembelajaran ini beberapa 4 14 9 86
saat, saya percaya bahwa saya akan berhasil
dalam tes
10. Guru benar-benar mengetahui bagaimana 1 14 14 100
membuat kami menjadi antuasias terhadap materi
pelajaran
Jumlah 1016
Tabel 4.3 Hasil Angket Motivasi Siswa Kelas VII C Siklus Pertama

Sumber: Data Diolah

Dari total nilai angket di atas yang sebanyak 1016 menunjukkan bahwa

sesungguhnya tingkat antusiasme siswa terhadap materi pelajaran ini tinggi. Hal

ini sesuai dengan kriteria tingkat antusiasme siswa yang mana total nilai angket

siswa yang diantara 951 – 1235 tergolong tinggi.

Sedangkan tingkat antusiasme siswa untuk siklus kedua disajikan dalam

tabel di bawah ini:

Skala Sikap Jumlah


No Pernyataan
1 2 3 4 Skor
1. Materi pembelajaran ini mudah dipahami 5 18 14 120
2. Pada awal pembelajaran, ada sesuatu yang 1 4 20 12 117
menarik bagi saya
3. Saya menyukai pembelajaran dengan model 2 18 17 126
seperti ini
4. Saya merasa puas dengan apa yang saya peroleh 3 8 19 7 96
dari pembelajaran ini
5. Menyelesaikan tugas-tugas dalam pembelajaran 4 11 15 7 99
ini membuat saya merasa puas terhadap hasil
yang telah saya capai
6. Saya termotivasi mengikuti pembelajaran ini 1 24 12 122

46
7. Rasa ingin tahu saya sering kali tergerak oleh 3 21 13 121
pertanyaan yang dikemukakan dan masalah yang
diberikan guru pada materi pembelajaran ini
8. Saya berpendapat bahwa tingkat tantangan dalam 8 21 8 111
pembelajaran ini tepat, tidak terlalu gampang dan
tidak terlalu sulit
9. Setelah mempelajari pembelajaran ini beberapa 4 25 18 155
saat, saya percaya bahwa saya akan berhasil
dalam tes
10. Guru benar-benar mengetahui bagaimana 4 15 19 129
membuat kami menjadi antuasias terhadap materi
pelajaran
Jumlah 1196
Tabel 4.4 Hasil Angket Motivasi Siswa Kelas VII C Siklus Kedua

Sumber: Data Diolah

Berdasarkan hasil perhitungan angket siswa di atas, nilai sebesar 1196,

tergolong tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat antusiasme siswa atau

motivasi siswa terhadap pelajaran IPS dalam KD Mendeskripsikan perkembangan

masyarakat, kebudayaan, dan pemerintahan pada masa Islam serta peninggalan-

peninggalannya, tinggi.

B. Pembahasan

Terdapat hal yang cukup menarik dari hasil penelitian di atas, dimana hasil

nilai siswa bertentangan dengan tingkat antusiasme/motivasi siswa terhadap

model pembelajaran Make And Match. Dari sisi hasil belajar, model pembelajaran

Make And Match tidak mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Sedangkan dari

sisi peningkatan motivasi siswa dengan adanya model pembelajaran Make And

Match menunjukkan hasil yang positif atau dapat dikatakan bahwa metode ini

mampu meningkatkan motivasi siswa.

Ada beberapa hal yang menyebabkan model pembelajaran Make And Match

tidak dapat meningkatkan hasil belajar siswa, yaitu:

47
1. Kemampuan maksimal siswa atau intelegensi siswa dalam menerima materi

pembelajaran rata-rata sebatas nilai rata-rata kelas mereka, yaitu pada

sekitar angka 50 an.

2. Siswa malas belajar. Sebagian besar problem dalam dunia pendidikan

dewasa ini salah satunya siswa kurang belajar. Banyaknya fasilitas-fasilitas

hiburan yang ada dan juga lingkungan pergaulan dan keluarga yang kurang

mendukung menjadi beberapa hal yang menyebabkan siswa malas belajar.

Untuk mengatasi hal tersebut, semua pihak seharusnya bergandeng tangan

mencari solusi agar peserta didik di seluruh Indonesia bisa menjalankan

perannya sebagai peserta didik dengan baik. Misalnya saja, dari sisi

keluarga, memberikan pendidikan keluarga yang baik. Sedangkan

masyarakat berperan dalam mengawasi siswa ketika berada dilingkungan

masyarakat, dalam artian memberikan pengarahan jika siswa melakukan

pelanggaran. Dan dari sisi sekolah sebagai tempat siswa belajar memberikan

lingkungan pendidikan yang baik.

3. Dari sisi peneliti, peneliti mengkaji ulang pelaksanaan model pembelajaran

Make And Match yang dilaksanakan pada kelas VII C tersebut, dimana

beberapa langkah dari metode Make And Match terpaksa tidak dilaksanakan

dikarenakan terbatasnya waktu. Adapun langkah-langkah pembelajaran

yang dihilangkan itu adalah bahwa setelah satu babak, kartu dikocok lagi

agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian

seterusnya. Selain itu, siswa yang telah selesai mendapatkan kartu

pasangannya sebelum waktu usai ataupun yang belum menemukan

pasangannya setelah waktu usai tidak mendapat poin ataupun hukuman.

48
Apakah penghilangan satu tindakan ini berpengaruh ataukah tidak terhadap

hasil belajar siswa, perlu penelitian lagi agar mendapatkan hasil yang akurat.

Adapun beberapa hal yang menyebabkan model pembelajaran Make And

Match mampu meningkatkan motivasi siswa adalah:

1. Ada sesuatu yang berbeda dalam proses pembelajaran. Selama ini, jarang

sekali guru yang menggunakan model pembelajaran yang berbeda dari

kegiatan pembelajaran biasanya. Dengan adanya sesuatu yang berbeda

dalam proses pembelajaran tentunya membuat siswa tertarik dan

bersemangat.

2. Dari sisi objektifitas pengisian angket, dimungkinkan siswa tidak objektif

dalam mengisinya sekalipun guru telah memberikan instruksi untuk mengisi

angket dengan sejujur-jujurnya dan tidak akan mempengaruhi nilai siswa.

Hal ini kemungkinan dikarenakan siswa terbawa temannya untuk mengisi

angket yang sama dengan hasil isian temannya. Ataupun juga karena siswa

merasa “sungkan” untuk mengutarakan isi hatinya yang sebenarnya dengan

mengisi kolom 1 atau 2.

49
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang berupa hasil tes, dimana pada siklus

pertama persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 18, 42% dan pada silus kedua

turun menjadi 5, 41%, dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesis penelitian yang

pertama, yaitu “Jika guru menggunakan model pembelajaran make match maka

hasil belajar siswa pada materi lembaga sosial akan meningkat” dianggap tidak

berhasil atau ditolak.

Sedangkan berdasarkan angket siswa, dimana jumlah nilai angket pada

siklus pertama sebesar 1016 dan pada siklus kedua menunjukkan nilai sebesar

50
1196, mempunyai arti bahwa sebenarnya tingkat antusiasme siswa pada kegiatan

pembelajaran yang menggunakan model Make And Match ini tergolong tinggi.

Hal ini berarti pula bahwa hipotesis yang kedua, yaitu “Jika guru menggunakan

model pembelajaran make match maka terjadi peningkatan antusiasme siswa

selama proses pembelajaran”, diterima.

B. Saran

1. Penelitian-penelitian selanjutnya yang menggunakan model pembelajaran

Make And Match, sebaiknya menggunakan variasi-variasi lain, seperti

membuat media penempelan kartu maupun kartu yang ukurannya besar,

supaya setiap siswa bisa membaca dengan jelas.

2. Kartu diundi beberapa kali putaran, sehingga semua siswa dapat menjawab

beberapa soal yang berbeda.

3. Apabila dalam siklus 1 dan 2 belum memberikan hasil yang maksimal

sebaiknya dilanjutkan pada siklus ke 3, agar memberikan keakuratan yang

lebih tinggi. Jika memang hasilnya tetap tidak memuaskan, berarti model

Make And Match tidak berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar

siswa. Akan tetapi jika hasilnya lebih baik, sebaiknya dilanjutkan ke siklus

Jika di siklus ke 4 ini hasilnya sama baiknya dengan siklus ke 3, sebaiknya

dianalisis lagi hal-hal yang mengakibatkan perbedaan hasil ini.

51
DAFTAR PUSTAKA

1. Arikunto, Suharsimi.Dkk. (2007). Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta:Bumi


Aksara
2. Anita Lie. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: PT Grasindo
3. Damayanti, Cahya. IPS SMP/MTs Kelas VII Semester 1.Jawa Tengah:Viva
Pakarindo
4. Depdiknas. 2006. Bunga Rampai Keberhasilan Guru dalam Pembelajaran
(SMA, SMK, dan SLB). Jakarta: Depdiknas
5. file:///C:/Users/MBR/Downloads/Instrument%20Aktivitas %20Belajar
%20Siswa.htm
6. file:///C:/Users/MBR/Downloads/Penerapan%20Metode%
20Pembelajaran%20MakeA%20Match%20%28Mencari%20Pasangan
%29%20untuk%20Meningkatkan%20Keaktifan%20dan%20Hasil%20Belajar
%20Matematika%20Siswa%20Kelas%20V%20Semester%202%20SD
%20Negeri%2005%20Mulyoharjo%20Jepara.htm
7. file:///C:/Users/MBR/Downloads/Proposal%20PTK%20_%20TAUFIK

52
%20IBRAHIM%27S%20Corner.htm
8. http://www.academia.edu/5505401/Makalah_Pemilihan_Metode_
Pembelajaran_dan_Faktorfaktor_yang_Mempengaruhi_pemilihan_Metode_p
embelajaran
9. http://edukasi.kompasiana.com/2014/04/29/faktor-internal-dan-eksternal-
yang-mempengaruhi-prestasi-belajar-siswa-652526.html
10. Kurnia, Anwar Drs.2000.IPS Terpadu SMP Kelas VII.Jakarta:Yudhistira
11. Parman.2004. Motivasi Belajar. PT Remaja Rosdakarya, Bandung
12. Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran Mengembangkan
Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers
13. Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Cet. XV).
Bandung: PT. Ramaja Rosdakarya
14. Wardhani Igak dan Kuswara Wihardit.2008. Penelitian Tindakan
Kelas.Universitas Terbuka. Jakarta

Lampiran 1

SOAL TES MATERI PERKEMBANGAN KERAJAAN BERCORAK HINDHU BUDHA


DI INDONESIA

Nama :
No. Absen :
Kelas :
Waktu : 20 menit

A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang
(X)!
1. Pengaruh Hindu-Budha masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang India
yang singgah ke wilayah Indonesia. Pernyataan tersebut adalah inti dari
pendapat ....
a. Brahmana b. Waisya c. Ksatria d. Arus balik
2. Kerajaan bercorak Hindhu Budha pertama di Indonesia adalah kerajaan Kutai.
Hal ini dibuktikan dengan diemukannya…
a. Yupa b. Prasasti c. Candi d. Arca
3. Pembentuk wamsakerta kerajaan Kutai…

53
a. Kudungga b. Aswawarman c. Mulawarman d. Adityawarman
4. Prasasti Ciaereteun yang berisi tapak kaki Purnawarman merupakan salah satu
peninggalan kerajaan…
a. Holing b. Kalingga c. Tarumanegara d. Mataram
5. Pemimpin kerajaan Kalingga yang merupakan seorang wanita yang adil dan
bijaksana adalah…
a. Ratu Shima b. Pramodhawardani c. Tribuwana d. Dyah Pitaloka
6. Sriwijaya mengalami masa kejayaan dibawah kepemimpinan raja dari dinasti
Syailendra yang bernama
a. Rakai Panangkaran b. Rakai Pikatan c. Samaratungga d. Balaputradewa
7. Pendeta Budha terkenal dari Sriwijaya…
a. I Tsing b. Fa Hien c. Syakyakirti d. Bhiksu Tong
8. Dinasti Syailendra, memerintah di Jawa Tengah bagian…
a. Utara b. Barat c. Selatan d. Timur
9. Pada masa Rakai Pikatan Kerajaan Mataram Kuno dapat bersatu kembali
karena ….
a. Rakai Pikatan mendirikan Candi Lorojongrang
b. Samaratungga mendirikan Candi Borobudur
c. Rakai Pikatan menikahi Pramodawardhani
d. Pramodawardhani mendirikan Candi Kalasan
10.Kerajaan Mataram Kuno yang berpusat di Jawa Timur didirikan oleh ....
a. Dyah Balitung b. Rakai Panangkaran c. Samaratungga d. Mpu Sindok
11.Kerajaan Medang Kamulan terbagi menjadi dua setelah Airlangga karena ….
a. Serangan dari pasukan tentara Wurawari
b. Memperluas wilayah kekuasaannya
c. Membagi rata kepada kedua anaknya
d. Keinginan Mpu Bharada
12.Kerajaan Kediri mencapai puncak kejayaan pada masa…
a. Jayakatwang b. Kertajaya d. Jayabaya d. Mapanji Garasakan
13.Masa keruntuhan Kediri terjadi pada masa …
a. Jayakatwang b. Kertajaya d. Jayabaya d. Mapanji Garasakan
14.Siapakah pendiri kerajaan Singhasari…..
a. Ranggawuni b. Anusapati c. Ken Arok d. Tohjaya
15.Puncak kejaayaan sekaligus keruntuhan yang dialami Kerajaan Singhasari
terjadi pada masa pemerintahan ….
a. Kertanegara b. Ken Arok c. Ranggawuni d. Anusapati
16.Kerajaan Majapahit didirikan oleh ….
a. Raden Wijaya b. Gajah Mada c. Hayam Wuruk d. Wikramawardhana
17.Perang yang terjadi antara kerajaan Majapahit dengan kerajaan Pajajaran
dikenal dengan…
a. Perang Bubat b. Perang Paregreg c. Bharatayudha d. Perang Jihad
18.Salah satu penyebab kemunduran kerajaan Majapahit adalah…
a. Perang Bubat b. Perang Paregreg c. Bharatayudha d. Perang Jihad
19.Kitab yang mengisahkan silsilah raja Singasari yang belum diketahui
pengarangnya adalah…
a. Kitab Sutasoma c. Negarakertagama
b. Kitab Pararaton d. Arjunawiwaha

54
20.Bentuk candi menghadap ke timur, berbentuk tambun dan terbuat dari batu
andesit. Merupakan ciri-ciri dari candi…
a. Jawa Barat b. Jawa Timur c. Sriwijaya d. Jawa Tengah

Lampiran 2

SOAL TES MATERI PERKEMBANGAN KERAJAAN BERCORAK ISLAM DI


INDONESIA

Nama :
No. Absen :
Kelas :
Waktu : 20 menit

1. Masuknya pengaruh Islam ke Indonesia terjadi akibat proses ....


a. penaklukkan b. birokrasi c. perdagangan d. pertukaran
budaya
2. Salah satu bukti yang menunjukkan masuknya pengaruh Islam sebagai akibat
proses perdagangan Internasional ditunjukkan oleh letak kerajaankerajaan
Islam yang ada di daerah....
a. Muara Sungai b. Daratan c. Pesisir Pantai d. Tepi danau
3. Kerajaan bercorak Islam pertama di Sulawesi adalah…
a. Banjar b. Makassar c. Ternate d. Samudra Pasai

55
4. Kerajaan Samudra Pasai pada mulanya diperintah oleh….. yang selanjutnya
batu nisannya dijadikan bukti masuknya agama Islam ke Indonesia abad ke 13
dan agama Islam berasal dari Gujarat India
a. Sultan Ibrahim c. Sultan Malik As Saleh
b. Sultan Iskandar Muda d. Sultan Iskandar Muda
5. Kerajaan Aceh berhasil merebut Samudra Pasai dari tangan Portugis pada masa
pemerintahan …
a. Sultan Ali Mughayat Syah c. Sultan Malik As Saleh
b. Sultan Malik Al Tahir d. Sultan Iskandar Muda
6. Pada masa Raden Patah, Demak pernah mengirimkan armadanya untuk
menyerbu Portugis di Malaka dibawah pimpinan…
a. Sultan Trenggono c. Raden Patah
b. Arya Panangsang d. Pati Unus
7. Di masa pemerintahan Sultan Trenggana, Sunda Kelapa berhasil direbut dari
tangan Portugis yang kemudian berganti nama menjadi…
a. Batavia b. Jakarta c. Sunda Kecil d. Jayakarta
8. Setelah Sultan Trenggono wafat, terjadi perebutan antara..
a. Pangeran Benowo-Pangeran Prawata
b. Arya Panangsang-Pangeran Benawa
c. Pangeran Prawata-Arya Panangsang
d. Arya Pangiri-Pangeran benawa
9. Setelah berhasil mengalahkan Arya Panangsang, Jaka Tingkir memindahkan
kerajaannya ke wilayah…
a. Pajang b. Mataram c. Demak d. Banten
10.Ki Ageng Pamanahan yang membantu Jaka Tingkir dalam mengalahkan Arya
Panangsang diberi wilayah di daerah…
a. Pajang b. Mataram c. Demak d. Banten
11.Setelah Sultan Hadiwijaya wafat, terjadi perebutan kekuasaan antara…
a. Pangeran Benowo-Pangeran Prawata
b. Arya Panangsang-Pangeran Benawa
c. Pangeran Prawata-Arya Panangsang
d. Arya Pangiri-Pangeran benawa
12.Peninggalan Sultan Agung yang sampai sekarang masih terjaga kelestariannya
diantaranya yaitu…
a. Permainan debus c. UU Adat Mahakota Alam
b. Tari Seudati d. Penanggalan Jawa
13.Perjanjian yang membuat kerajaan Mataram terpecah menjadi 2 adalah…
a. Salatiga b. Tuntang c. Bongaya d. Giyanti
14.Berdirinya kerajaan Banten dan Cirebon tidak terlepas dari jasa…
a. Sunan Kalijaga b. Sunan Giri c. Sunan Gunung Jati d. Sunan Kudus
15.Salah satu pahlawan nasional dari kerajaan Banten adalah…
a. Sultan Hasanudin c. Sultan Ageng Tirtayasa
b. Pakubuwono d. Sultan Baabullah
16.Kerajaan Ternate dan Tidore berhasil mengusir portugis dari Maluku dibawah
kepemimpinan…
a. Sultan Baabullah-Sultan Hairun c. Sultan Baabullah-Pangeran Antasari
b. Sultan Baabullah-Sultan Nuku d. Sultan Nuku-Sultan Hairun

56
17.Dimasa pemerintahan Sultan Hasanuddin, dengan terpaksa beliau
menandatangani perjanjian dengan pihak VOC yang salah satu isinya VOC
diberi hak monopoli perdagangan rempah-rempah di Makassar. Nama
perjanjian tersebut adalah…
a. Salatiga b. Tuntang c. Bongaya d. Giyanti
18.Tokoh dari kerajaan Banjar yang termasuk dalam Pahlawan Nasional karena
kegigihannya melawan Belanda adalah…
a. Pangeran Purbaya c. Pangeran Suryanullah
b. Pangeran Antasari d. Pangeran Sekar Sedo Lepen
19.Grebeg Maulud dan Sekaten yang masih diperingati setiap tahunnya
merupakan warisan dari tradisi kerajaan…
a. Pajang b. Banten c. Demak d. Mataram
20.Diantara peninggalan budaya di bawah ini, manakah yang bukan termasuk
peninggalan kerajaan bercorak Islam…
a. Kaligrafi b. Suluk c. Kitab Sastra gendhing d. Kitab Pararaton

Lampiran 3
ANGKET MOTIVASI SISWA
TERHADAP PELAJARAN IPS

Mata Pelajaran : IPS Kelas/ Semester : VII / 2


Hari/tanggal : Sabtu, 18 April 2015
Petunjuk
Pada kuesioner ini terdapat 10 pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap
pernyataan dalam kaitannya dengan materi pembelajaran yang baru selesai kamu
pelajari, dan tentukan kebenarannya. Berilah jawaban yang benar-benar cocok
dengan pilihanmu dengan memberi tanda centang () pada kolom jawaban yang
kalian pilih
Keterangan Pilihan jawaban:
1 = sangat tidak setuju
2 = tidak setuju
3 = setuju

57
4 = sangat setuju

Skala Sikap
No. Pernyataan
1 2 3 4

1. Pertama kali saya melihat pembelajaran ini, saya percaya


bahwa pembelajaran ini mudah bagi saya

2. Pada awal pembelajaran, ada sesuatu yang menarik bagi saya

3. Materi pembelajaran ini lebih sulit dipahami daripada yang


saya harapkan

4. Setelah membaca informasi pendahuluan, saya yakin bahwa


saya mengetahui apa yang harus saya pelajari dari
pembelajaran ini

5. Menyelesaikan tugas-tugas dalam pembelajaran ini membuat


saya merasa puas terhadap hasil yang telah saya capai

6. Pembelajaran ini sangat abstrak sehingga sulit bagi saya untuk


tetap mempertahankan perhatian saya

7. Rasa ingin tahu saya sering kali tergerak oleh pertanyaan yang
dikemukakan dan masalah yang diberikan guru pada materi
pembelajaran ini

8. Saya berpendapat bahwa tingkat tantangan dalam


pembelajaran ini tepat, tidak terlalu gampang dan tidak terlalu
sulit

9. Setelah mempelajari pembelajaran ini beberapa saat, saya


percaya bahwa saya akan berhasil dalam tes

10. Guru benar-benar mengetahui bagaimana membuat kami


menjadi antuasias terhadap materi pelajaran

58
Lampiran 4
ANGKET MOTIVASI SISWA
TERHADAP PELAJARAN IPS

Mata Pelajaran : IPS Kelas/ Semester : VII / 2


Hari/tanggal : Sabtu, 25 April 2015

Petunjuk
Pada kuesioner ini terdapat 10 pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap
pernyataan dalam kaitannya dengan materi pembelajaran yang baru selesai kamu
pelajari, dan tentukan kebenarannya. Berilah jawaban yang benar-benar cocok
dengan pilihanmu dengan memberi tanda centang () pada kolom jawaban yang
kalian pilih
Keterangan Pilihan jawaban:
1 = sangat tidak setuju
2 = tidak setuju
3 = setuju

59
4 = sangat setuju

Skala Sikap
No. Pernyataan
1 2 3 4

1. Materi pembelajaran ini mudah dipahami

2. Pada awal pembelajaran, ada sesuatu yang menarik bagi saya

3. Saya menyukai pembelajaran dengan model seperti ini

4. Saya merasa puas dengan apa yang saya peroleh dari


pembelajaran ini

5. Menyelesaikan tugas-tugas dalam pembelajaran ini membuat


saya merasa puas terhadap hasil yang telah saya capai

6. Saya termotivasi mengikuti pembelajaran ini

7. Rasa ingin tahu saya sering kali tergerak oleh pertanyaan


yang dikemukakan dan masalah yang diberikan guru pada
materi pembelajaran ini

8. Saya berpendapat bahwa tingkat tantangan dalam


pembelajaran ini tepat, tidak terlalu gampang dan tidak
terlalu sulit

9. Setelah mempelajari pembelajaran ini beberapa saat, saya


percaya bahwa saya akan berhasil dalam tes

10. Guru benar-benar mengetahui bagaimana membuat kami


menjadi antuasias terhadap materi pelajaran

60
61

Anda mungkin juga menyukai