Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)


UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SKI DENGAN
METODE DISKUSI PADA SISWA MTs KELAS VII.

OLEH :
MUHAMMAD ABSHAR
0602519031
BAB 1
PENDAHULUAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SKI DENGAN


METODE DISKUSI PADA SISWA MTs.S Al-Syaikh Abdul Wahid KELAS VII.

A. Latar Belakang
Masalah Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan-
perubahan-perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam
pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami kemajuan.
Pada hakikatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan
timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu
komponen dalam proses belajar mengajar merupakan pemegang peran yang sangat penting.
Guru bukan hanya sekedar penyampai materi saja, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan
sebagai sentral pembelajaran.
Guru mengemban tugas yang berat untuk tercapainya tujuan pendidikan nasionalyaitu
meningkatkan kualitas manusia Indonesia, manusia seutuhnya yang beriman dan bertakwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja
keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmanidan
rohani, juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta terhadap tanah airr,
mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial.
Tentunya seorang guru memiliki tanggung jawab besar terhadap pembelajaran yang di
Terima oleh para siswanya. Guna mendukung pengajaran yang di berikan, maka seorang guru
tentunya harus memiliki metode pembelajaran yang bisa di terapkan di dalam kelas demi
kelancaran pemberian materi yang akan di berikan nantinya. Dari pengalaman lapangan,
penggunaan metode belajar seperti ceramah kurang baik terhadap materi SKI. Sebab, Sejarah
menuntut seorang siswa untuk mencari dan memahami langsung tentang kebudayaan Islam
dari masa ke masa.
Maka penggunaan metode pembelajaran yang bisa di lakukan oleh guru dalam
menyampaikan materi Sejarah Kebudayaan Islam adalah dengan memakai metode diskusi.
Keunggulan metode diskusi pada SKI adalah di mana siswa bisa saling bisa memberikan
pemahaman terhadap Kebudayaan yang terdapat di dalam Sejarah Islam yang di pelajari.
Dengan metode diskusi juga siswa bisa melakukan tanya jawab dengan guru pengajar,
sehingga menghilangkan sifat kebosanan bagi para siswa dalam mempelajari SKI.
Pendalaman materi SKI memang tentunya akan menjadi sangat baik bila melalui metode
belajar diskusi.
Berdasarkan fakta-fakta yang ada di atas, maka dari itu penulis mencoba menerapkan salah
satu metode diskusi belajar. Tujuannya untuk mengungkapkan apakah dengan upaya metode
diskusi ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran SKI. Dari latar
belakang tersebut di atas maka penulis mengambil judul penelitian “Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar Mata Pelajaran SKI Dengan Metode Diskusi Pada Siswa MTs.S Al-Syaikh
Abdul Wahid Kelas VII”.

B. Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Hasil belajar siswa Rendah.
2. Guru tidak menggunakan metode diskusi dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam yang di mana metode ini menuntut siswa dan guru harus sama-sama aktif.
3. Guru tidak dapat Menciptakan suasana kelas yang kondusif.
4. Pembelajaran yang di berikan terkesan membosankan.
5. Guru selalu menggunakan metode ceramah dalam memberikan materi.

C. Pembatasan Masalah
Peneliti melakukan batasan-batasan masalah yang akan dibahas, meliputi: Peningkatan Hasil
belajar melalui metode diskusi dengan subjek penelitian yaitu Siswa kelas VII MTs.S Al-
Syaikh Abdul Wahid yang berjumlah 20 Siswa. Adapun materi yang akan di pilih oleh
peneliti adalah Sejarah Kebudayaan Islam.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar Belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka
peneliti dapat merumuskan masalah Sebagai berikut:
 Apakah penerapan metode diskusi dalam pembelajaran SKI dapat meningkatkan hasil
belajar terhadap siswa MTs.S Al-Syaikh Abdul Wahid Kelas VII ?
 Apakah penggunaan metode diskusi lebih baik dari pada metode ceramah dalam
pembelajaran SKI ?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan peneliti, maka tujuan dari adanya
PTK ini adalah :
 Secara umum yang menjadi tujuan dalam PTK ini adalah untuk meningkatkan sikap
profesionalitas guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran di MTs.S Al-Syaikh
Abdul Wahid sehingga dapat memiliki nilai akademik yang baik.
 Secara khusus Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui apakah
penerapan metode DISKUSI pada materi pembelajaran SKI dapat meningkatkan hasil
belajar siswa MTs.S Al-Syaikh Abdul Wahid kelas VII.
 Kemudian untuk membandingkan metode diskusi dengan metode ceramah yang
sering di gunakan oleh para guru di sekolah tersebut.

F. Manfaat Penelitian
Adapun Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
 Bagi Sekolah; Memberikan kontribusi yang baik mengenai media-media
pembelajaran yang inovatif dalam rangka Peningkatan kualitas dan hasil
pembelajaran di sekolah.
 Bagi Guru; Mengetahui media-media pembelajaran yang menarik dan menyenangkan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa, serta profesionalitas guru juga akan semakin
meningkat.
 Bagi Siswa; Membiasakan Siswa untuk belajar aktif dan juga siswa mampu
Meningkatkan kemampuan dalam berdiskusi serta juga mengurangi rasa segan
mereka untuk berdialog dan bertukar pikiran dengan guru yang secara otomatis akan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran SKI.

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

G. Kajian Teori

1. Belajar

Skinner dalam Walgito (2009:166) memberikan definisi Belajar “Learning is a


process of Progressive behavior adaptation”. Dari definisi tersebut dapat dikemukakan
bahwa belajar itu merupakan suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat progersif.
Ini berarti bahwa sebagai akibat dari belajar adanya sifat progresivitas, adanya
tendensi ke arah yang lebih sempurna atau lebih baik dari keadaan sebelumnya.
Sementara Piaget dalam Dimyati dan Mudjiono (2009:13) berpendapat Pengetahuan
dibentuk oleh individu. Sebab individu melakukan interaksi terus menerus dengan
lingkungan. Lingkungan tersebut mengalami perubahan. Dengan adanya interaksi
dengan lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang. Selain itu Morgan, dkk.
Memberikan definisi mengenai belajar “Learning can be defined as any relatively
Permanent change in behavior which occurs as a result of practice or experience”. Hal
yang muncul dalam definisi ini ialah bahwa perubahan perilaku atau performance itu
relatif permanen. (Walgito, 2009:167). Di samping itu juga dikemukakan bahwa
perubahan perilakuItu sebagai akibat belajar karena latihan (practice) atau karena
pengalaman (experience).
Berdasarkan berbagai pengertian belajar yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli
maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses untuk memperoleh
perubahan perilaku sebagai hasil dari latihan atau pengalaman dari seseorang.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar juga merupakan suatu komponen yang sangat penting bagi
pembelajaran. hasil belajar menjadi variabel dependen atau variabel yang
dipengaruhi. Artinya bahwa hasil belajar merupakan hasil dari sebuah tindakan yang
diberikan dalam proses pembelajaran. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:3) hasil
belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.
Pendapat tersebut menekankan bahwa hasil belajar berasal dari suatu interaksi.
Interaksi adalah komunikasi anatar guru dan peserta didik.
Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar.
Sedangkan menurut Suprijono (2009:5) hasil belajar adalah Pola-pola perbuatan,
nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan ketrampilan. Hal ini
berarti hasil belajar merupakan cerminan siswa pada saat melakukan proses
pembelajaran. Berdasarkan berbagai pengertian hasil belajar di atas maka dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh seseorang setelah
melakukan proses pembelajaran dengan cara mengevaluasi untuk Mengetahui tercapai
tidaknya suatu tujuan pembelajaran.

3. Sejarah Kebudayaan Islam

Kata sejarah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti kejadian
dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau. Abdurahman (2007: 14)
mengungkapkan bahwa sejarah berasal dari bahasa Arab “Syajarah”, yang artinya
pohon. Istilah sejarah dalam bahasa asing lainnya disebut Histore (Prancis),
Geschichte (Jerman), Histoire / Geschiedenis (Belanda) dan History (Inggris). Sejarah
adalah sebuah ilmu yang berusaha menemukan, mengungkapkan, serta memahami
nilai dan makna budaya yang terkandung dalam peristiwa-peristiwa masa lampau.
Kata kebudayaan memiliki akar kata budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu
Buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari Buddhi (budi atau akal) diartikan
sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Arab
disebut Tsaqafah. Dalam Bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture yang berasal
dari kata latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Kata tersebut dapat diartikan
juga dengan mengolah tanah atau bertani. Kata Culture juga sering diterjemahkan
sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia (Muhaimin, 2001: 153).
Badri Yatim (2008: 1) mengartikan kebudayaan sebagai bentuk ungkapan tentang
semangat mendalam suatu masyarakat yang direfleksikan dalam seni, sastra, religi,
dan moral. Senada dengan pendapat ahli di atas Barnadib (1987: 24) mengatakan
bahwa kebudayaan adalah hasil budi daya manusia dalam berbagai bentuk dan
sepanjang sejarah sebagai milik manusia yang tidak beku melainkan selalu
berkembang dan berubah.
Sedangkan Islam memiliki arti agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Allah Swt
kepada manusia melalui Nabi Muhammad sebagai Rasul, baik dengan perantaraan
malaikat Jibril, maupun secara langsung (Jalaluddin, 2010: 37).
Secara etimologis, Islam memiliki sejumlah derivasi (kata turunan), antara lain:
 Aslama, yang berarti menyerahkan diri, taat, tunduk dan patuh sepenuhnya.
 Salima, berarti selamat, sejahtera, sentosa, bersih dan bebas dari cacat/cela.
 Salam,berarti damai, aman dan tentram.
 Sullam,yang artinya tangga (alat bantu untuk naik ke atas).
Mengikuti pengertian etimologi ini, maka secara garis besar, Islam mengandung
makna penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah Swt yang dibuktikan dengan sikap
taat, tunduk dan patuh kepada ketentuan-Nya guna terwujudnya suatu kehidupan yang
selamat, sejahtera, sentosa, bersih dan bebas dari cacat/cela dalam kondisi damai,
aman, dan tentram.
Berdasarkan pengertian dari ketiga kata di atas, yaitu sejarah, kebudayaan, dan Islam
dapat diambil kesimpulan bahwa sejarah kebudayaan Islam adalah kejadian atau
peristiwa masa lampau yang berbentuk hasil karya, karsa dan cipta umat Islam yang
didasarkan kepada sumber nilai-nilai Islam.

4. Metode

Motode adalah suatu strategi atau bisa di bilang cara yang di pergunakan oleh
pengajar (Guru) dalam proses berlajar mengajar agar tujuan yang di inginkan bisa
tercapai, ketika metode yang di gunakan tepat oleh pengajar maka proses
pembelajaran akan semakin baik pula. Atau dengan kata lain Metode mamiliki arti
berupa cara yang harus di lakukan dalam mencapai tujuan tertentu. Rosdy Ruslan
(2003:24) Metode adalah aktivitas ilmiah yang masih berkenaan pada suatu cara kerja
yang tersusun (Sistematis) di tujukan agar dapat memahami suatu subjek atau objek
pada sebuah penelitian, sebagai salah satu cara untuk menemukan jawaban yang bisa
di pertanggung jawabkan ilmiah serta keabsahannya.
Nasir (1988:51) pun menuturkan bahwa Metode memiliki arti suatu cara yang di
lakukan dalam memahami sebuah objek terhadap ilmu yang bersangkutan.
Adapun terdapat beberapa metode yang sering digunakan dalam pembelajaran
adalah :

 Metode ceramah
Metode ceramah adalah metode penyampaian bahan pelajaran secara lisan.
Metode ini banyak dipilih Guru karena mudah dilaksanakan dan tidak
membutuhkan alat bantu khusus serta tidak perlu Merancang kegiatan siswa.
Dalam pengajaran yang menggunakan metode ceramah terdapat unsur paksaan.
Dalam hal ini siswa hanya diharuskan melihat dan mendengar serta mencatat
tanpa komentar informasi penting dari guru yang selalu dianggap benar itu.
 Metode tanya jawab
Metode tanya jawab dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa. Dengan
mengajukan pertanyaan yang terarah, siswa akan tertarik dalam mengembangkan
daya pikir. Kemampuan berpikir siswa dan keruntutan dalam mengemukakan
pokok – pokok pikirannya dapat terdeteksi ketika menjawab pertanyaan. Metode
ini dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk mengadakan penelusuran lebih
lanjut pada berbagai sumber belajar. Metode ini akan lebih efektif dalam
mencapai tujuan apabila sebelum proses pembelajaran siswa ditugasi membaca
materi yang akan dibahas.
 Metode diskusi
Metode diskusi adalah cara pembelajaran dengan memunculkan masalah. Dalam
diskusi terjadi tukar menukar gagasan atau pendapat untuk memperoleh kesamaan
pendapat. Dengan metode diskusi keberanian dan kreativitas siswa dalam
mengemukakan gagasan menjadi terangsang, siswa terbiasa bertukar pikiran
dengan teman, menghargai dan menerima pendapat orang lain, dan yang lebih
penting melalui diskusi mereka akan belajar bertanggung jawab terhadap hasil
pemikiran bersama.
 Metode demonstrasi
Metode ini berarti guru memberi tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan
belajar. Metode ini dapat mengembangkan kemandirian siswa, merangsang untuk
belajar lebih banyak, membina disiplin dan tanggung jawab siswa, dan membina
kebiasaan mencari dan mengolah sendiri informasi. Tetapi dalam metode ini sulit
mengawasi mengenai kemungkinan siswa tidak bekerja secara mandiri.
Melihat dari berbagai pendapat menurut para ahli di atas, dapat di simpulkan
bahwasanya berbagai cara yang di gunakan dan di lakukan oleh guru guna melakukan
proses belajar-mengajar, sehingga pada setiap individu yang di ajar tersebut dapat
menyerap, mencerna dan mampu menerima dalam hal mengembangkan dari bahan-
bahan/materi yang telah di ajarkan agar tujuan dapat tercapai.

5. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah aktivitas pembelajaran yang pada penerapannya siswa akan
diberi suatu problem yang bisa berbentuk pertanyaan atau fakta untuk dirundingkan
bersama pada sebuah grup belajar. Model diskusi merupakan pengajaran yang
berfokus pada cara belajar siswa untuk bisa memecahkan kasus dari sebuah masalah.
Metode ini dilakukan oleh dua atau lebih siswa yang saling berinteraksi.
Djamarah (2006: 87) menjelaskan bahwa metode diskusi merupakan cara
pembelajaran yang mana siswa dihadapkan pada suatu pertanyaan atau pernyataan
yang memiliki sifat problematis untuk kemudian dipecahkan secara bersama-sama.
Metode jenis ini sangat erat kaitannya dengan problem solving atau pemecahan
masalah. Sedangkan pendapat Syaiful Sagala (2009: 208), menjelaskan bahwa metode
diskusi merupakan suatu percakapan yang bersifat ilmiah yang responsif berisi
pendapat-pendapat maupun ide-ide dari beberapa orang yang terkumpul dalam
kelompok dimana terarah untuk memecahkan suatu masalah. Adapun langkah-
langkah atau Sintaks dalam Metode Diskusi adalah :
 Mempersiapkan rancangan diskusi.
 Tentukan arah diskusi sehingga diskusi bisa sesuai dengan target belajar.
 Jumlah anggota grup diskusi disesuaikan dengan karakter dari diskusi dan
tujuan, anggota harus memiliki kualifikasi tertentu agar diskusi berjalan
lancar.
 Masalah yang akan didiskusikan direncanakan dengan baik.
 Manajemen waktu pelaksanaan diskusi harus ditentukan dengan baik.

Demikian pula metode diskusi ini tentunya memiliki beberapa manfaat dan tujuan
tertentu dalam penerapannya di dalam kelas, di antara manfaat dan tujuan dari metode
diskusi ini adalah sebagai berikut :
 Rumusan masalah yang telah memiliki solusi akan diberikan kepada siswa,
sehingga mereka akan paham alur pemecahan masalah.
 Agar siswa lebih bisa dalam menyelesaikan sebuah permasalahan.
 Siswa bisa melakukan penyampaian pendapat secara runtut sehingga pendapat
yang mereka sampaikan mudah diterima.
 Melatih siswa untuk bisa menghargai segala pendapat yang diajukan orang
lain. Walaupun pendapat tersebut bertentangan.

Metode diskusi sangat relevan diterapkan pada pembelajaran di masa kini. Mengingat
saat ini ide dan kreativitas serta pemikiran-pemikiran baru dibutuhkan untuk
memajukan ilmu pengetahuan. Metode diskusi ini juga dapat menjadi sebuah
kebiasaan yang memunculkan keberanian berpendapat, menyajikan fakta dan data
serta menghormati pendapat orang lain. Metode diskusi ini juga bisa membuat siswa
menjadi lebih aktif, sehingga menjadikan suasana pembelajaran dalam kelas tidak
menjadi kaku dan tidak hanya berpatokan pada materi yang di berikan oleh guru.

H. Penelitian Sebelumnya Yang Relevan


Ada banyak sekali penelitian-penelitian tindakan kelas dilakukan untuk Meningkatkan hasil
belajar dengan penerapan berbagai pendekatan dan metode-metode pembelajaran yang
sesuai. Penggunaan metode diskusi dan media belajar juga sudah dicoba untuk diterapkan di
berbagai mata pelajaran dengan tingkat atau jenjang sekolah mulai SD sampai dengan tingkat
SMA dan hasilnya juga sangat membantu meningkatkan prestasi siswa.
Adapun penelitian tersebut seperti dilakukan oleh peneliti-peneliti seperti di bawah ini :
1. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran PKn
Tentang Menghargai Dan Menaati Keputusan Bersama Kelas V SDN Inpres 3 Tolai.
2. Penerapan Metode Diskusi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Murid Kelas IV Pada
Mata Pelajaran IPS di SDN No. 2 Tamarenja Kecamatan Sindue Tobata.
3. Nur Khasanah (2006) dalam penelitianya yang berjudul “Penerapan metode Diskusi
untuk meningkatkan minat mempelajari geografi dan kemampuan berpikir kritis
dalam kerangka pembelajaran kostruktivisme di SMP Negeri 01 Kudus”. Hasil
penelitian ini adalah minat belajar siswa setelah penerapan Metode diskusi teryata
lebih meningkat.
4. Laily Rohmh Ningdiyah (2009) dalam penelitianya yang berjudul “peningkatan hasil
belajar IPS melalui metode diskusi pada kelas V SDN 02 Jepat Kecamatan Tayu
Kab.Pati”. Hasilnya dengan pnerapan metode diskusi Pada mata pelajaran IPS dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SDN 02 Jepat kecamatan tayu kabupaten
pati.

Dari beberapa penelitian di atas yang menyatakan bahwa penerapan metode diskusi
teryata sesuai untuk diterapkan di semua mata pelajaran dan dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa. Untuk itu, peneliti akan menggunakan metode diskusi untuk meningkatkan
hasil belajar kelas VII MTs.S Al-Syaikh Abdul Wahid.

I. Kerangka Berpikir
Hasil belajar yang baik, idealnya tercapai karena proses belajar mengajar berlangsung dengan
baik pula sehingga tercapai tujuan dari proses belajar yang telah ditetapkan. Namun dalam
sebuah kelas yang terdapat di MTs.S Al-Syaikh Abdul Wahid khususnya pada kelas VII,
pada mata pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam tujuan pembelajaran tersebut tidak
tercapai, hal ini terlihat dengan rendahnya nilai mata pelajaran ini di bandingkan dengan mata
pelajaran yang lainya. Lebih jelasnya nilai yang di dapatkan oleh tiap individu siswa tidak
mencapai standar dari ketentuan nilai yang berlaku.
Rendahnya hasil belajar pada siswa kelas VII MTs.S Al-Syaikh Abdul Wahid diakibatkan
oleh prsoses pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak menggunakan metode
pembelajaran diskusi dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Solusi untuk mengatasi
masalah Tersebut yaitu peneliti melakukan PTK dengan memberikan metode Diskusi kepada
para siswa dalam membahas materi dari mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Setelah
tindakan dilakukan selanjutnya peneliti mengamati hasil belajar dengan penggunaan metode
tersebut.
Dari hasil penelitian tersebut diharapkan terjadi peningkatan siknifikan pada hasil belajar
siswa. Artinya bahwa penerapan metode Diskusi dapat meningkatkan hasil belajar pada mata
pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kesiswa kelas VII MTs.S Al-Syaikh Abdul Wahid.

Kondisi Awal Guru tidak menggunakan metode


Diskusi dalam pembelajaran SKI

Tindakan Guru menggunakan Metode


Diskusi dalam pelajaran SKI

Hasil Akhir Di harapkan Hasil Belajar Siswa


meningkat Secara Signifikan
pada mata pembelajaran Sajarah
Kebudayaan Islam

J. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan Rumusan masalah dan kajian teori di atas, maka hipotesis Tindakan dalam
penelitian ini adalah: Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan menggunakan metode
Diskusi dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar Siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Arief S.Sadiman, dkk. (2009). Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan


Pemanfaatan. Jakarta: Rajawali Pers.
Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain.2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Yatim, Badri. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Jalaluddin. 2010. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Abdullah, Yatimin. 2006. Studi Islam Kontemporer, Jakarta: Amzah.
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Diskusi Pada
Mata Pelajaran PKn Tentang Menghargai Dan Menaati Keputusan Bersama Kelas V SDN
Inpres 3 Tolai
Penerapan Metode Diskusi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sindu Murid Kelas IV Pada
Mata Pelajaran IPS di SDN No. 2 Tamarenja Toba Kecamatan Sindue Tobata
https://www.academia.edu/9226990/CONTOH_PROPOSAL_PENELITIAN_TINDAKAN_
KELAS_PTK
https://haloedukasi.com/metode-diskusi
https://www.weschool.id/17-pengertian-dan-definisi-metode-menurut-para-ahli/
https://karyatulisku.com/contoh-penelitian-tindakan-kelas-ptk-sd/#
https://www.tripven.com/metode-diskusi/

Anda mungkin juga menyukai