Anda di halaman 1dari 26

TUGAS PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Nama Mahasiswa : FADILAH,S.Pd.I


Kelompok Mapel : PAI 1-H
Judul Modul : STRUKRTUR KEILMUAN PAI
Judul Masalah : ANILISIS MATERI STRUKTUR KEILMUAN PAI KB 1,2,3 DAN 4
1. Gambarkan dan Uraikan fokus apa saja yang mencakup
materi dalam masing-masing KB 1, 2, 3 & 4 ?
2. Berikan Kritik dan Saran dari pembahasan dimaksud
lengkap dengan contoh-contohnya?
3. Nilai-nilai apa yang bisa di terapkan dari materi tersebut
dalam membangun nilai-nilai moderasi dilingkungan
Sekolah/Madrasah hingga masyarakat ?

STRUKTUR KEILMUAN PAI


 KEGIATAN BELAJAR 1(KB1)
ILMU DALAM ISLAM

RESUME  KB-1 :
ILMU DALAM ISLAM

 HAKIKAT ILMU DALAM ISLAM Pengertian Ilmu


Istilah ilmu pengetahuan diambil dari bahasa Arab ‘alima, ya’malu,‘ilmanyang berarti mengerti
atau memahami benar-benar. Dalam Bahasa Inggris istilah ilmu berasal dari kata science, yang
berasal dari Bahasa Latin scienta dari bentuk kata kerja scire, yang berarti mempelajari dan
mengetahui. Kata ilmu ini pada akhirnya mengelalami penyempitan makna, karena tidak semua
yang dipelajari dan diketahui disebut ilmu. Secara istilah ilmu adalah rangkaian aktivitas rasional
yang dilaksanakan dengan prosedur ilmiah dan metodologi tertentu yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Kata 'ilm (ilmu pengetahuan) menurut al-Ghazali adalah bentuk kata yang ambiguis (musytarak:
mempunyai banyak arti) yang meliputi penglihatan dan perasaan. ilmu pengetahuan adalah
mengetahui (al-ma'rifah). Maka ilmu pengetahuan adalah ilustrasi akal (tashwîr) yang valid
tentang hakekat sesuatu, yang terlepas dari unsur aksiden dengan segala demensi, kualitas,
kuantitas, substansi dan zatnya. Ilustrasi akal tersebut meliputi segala aktifitas jiwa dalam
memperoleh dan memproduksi pengetahuan. Jadi kata tashwîr ini meliputi pengetahuan
aksiomatis (‘ilmal-dlarûriy), pengetahuan intelektual (‘ilm al-kasbiy) dan pengetahuan intuitif
(‘ilm al-ladunniy). Adapun pengetahuan hishshiyyah (indrawi) tidak termasuk dalam definisi ini
karena tashwîrnya belum terlepas dari materi.

Perbedaan Ilmu dan Pengetahuan


Ilmu dibedakan dengan pengetahuan. Pengetahuan lebih bersifat umum. Ia merupakan hasil
tahu manusia terhadap sesuatu yang belum teruji secara ilmiah. Menurut Jujun S. Suriasumantri
pengetahuan pada hakekatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang objek
tertentu, termasuk di dalamnya ilmu. Jadi, ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang
diketahui oleh manusia di samping berbagai pengetahuan lainnya, seperti seni dan agama.
Sebab secara ontologis ilmu membatasi diri pada pengkajian objek yang berada dalam lingkup
pengalaman manusia, sedangkan agama menjelajah daerah yang bersifat transendental yang
berada di luar pengalaman manusia.
Disini terlihat bahwa betapapun pengetahuan lebih luas tetapi ilmu lebih utama. Biasa dikatakan
bahwa semulia-mulianya pengetahuan adalah ilmu. Hanya saja kemuliaan ilmu disini ditentukan
hanya dengan standar empiric rasional saja. Keterlibatan wahyu tidak menjadi referensi dalam
menakar kebenarannya. Tentu akan berbeda ketika pemikir muslim melihat persoalan ilmu
dalam pandangan Islam.
Ilmu dan pengetahuan adalah dua hal yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Di mana ilmu
membentuk intelegensia, yang melahirkannya skill atau keterampilan yang bisa memenuhi
tuntutan kebutuhan sehari-hari. Sedangkan pengetahuan membentuk daya moralitas keilmuan
yang kemudian melahirkan tingkah laku kehidupan manusia.
Hakikat Ilmu Pengetahuan

1.      Terkadang sebagian orang menganggap bahwa, semua ilmu itu baik dan boeh
dipelajari dengan asumsi bahwa semuanya adalah ilmu Allah, padahal tidak
semua ilmu-ilmu Allah SWT itu boleh dipelajari seperti Ilmu umum yang tercela
(madzmûmah) seperti ilmu sihir, mantera-mantera, tenung dan sulap.

Sekian banyak orang-orang yang malas di dalam belajar, karena ternyata mereka hanya
mengharapkan laduni saja, padahal ilmu laduni tidak serta merta akan didapatkan kecuali hanya bisa
dengan cara mendekatkan diri kepada Allah serta tidak sembarang orang, yang pada akhirnya
seseorang hanya menghayalkan ingin pintar tanpa belajar padahal Allah SWT pun telah
mengisyaratkan bahwa Allah sendiri tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga kaum
tersebut merubah dirinya serta hadis Rasulullah saw yang banyak menganjurkan dan mewajibkan
setiap muslim untuk senantiasa rajin menuntut ilmu.

Ilmu pengetahuan dalam Islam bukan merupakan sesuatu di luar af’al Allah, sehingga tidak ada
pengetahuan yang tidak diurai dari sumber yang satu itu. Seluruh jenis pengetahuan makhluk
adalah setitik air dari samudera pengetahuan Allah. Ketika al-Ghazali menjelaskan tentang tiga
demensi pengenalan (ma'rifah) manusia kepada Allah dari sudut perbuatanNya (al-af'al), sifat
(al-sifat) dan dzatNya (al-dzat), ia mengatakan bahwa seluruh pengetahuan manusia (dalam
bentuk science) itu diambil dari samudera al-af'al. Yakni representasi perbuatan Allah yang
begitu luas terbentang ke penjuru semesta yang tak terarungi. Suatu kawasan pengetahuan
yang jika seluruh lautan di dunia ini dijadikan tinta untuk menuliskan kalimat-kalimatNya,
niscaya ia akan habis sebelum kalimat itu tuntas di tuturkan.

SUMBER ILMU DALAM ISLAM


Perdebatan Sumber Ilmu
Dalam epistemologi modern sumber pengetahuan dibedakan atas empat hal yaitu: empiris,
rasionalitas, Intuisi dan Otoritas. Namun demikian Jujun mengatakan bahwa pada dasarnya,
hanya ada dua cara pokok bagi manusia untuk mendapatkan pengetahuan yang benar. Pertama,
mendasarkan pada rasio (rasionalisme). Kedua, mendasarkannya pada pengalaman (empirisme).
Dua teori pengetahuan itu dengan sengit telah diperdebatkan oleh para filosof pada abad ke-17
dan 18 yang pada akhirnya melahirkan dua aliran besar dalam epistemologi yaitu rasionalisme
dan empirisme.
Sebagai agama yang rasional Islam tentu mengakui adanya keempat sumber pengetahuan yang
diakui oleh epistemologi modern. Maka dalam Islam pengetahuan empiris, rasional, intuitif dan
otoritatif diabsahkan sebagai sumber pengetahuan.

Ragam Sumber Pengetahuan


Pengetahuan Empiris
Yang dimaksud pengetahuan empiris yaitu pengetahuan yang didapatkan melalui pengalaman
indrawi dan akal mengolah bahan-bahan yang diperoleh dari pengalaman dengan cara induksi.
Pengetahuan Rasional
Descartes, bapak rasionalisme continental, berusaha menemukan suatu kebenaran yang tidak
dapat diragukan yang darinya memakai metode dedukatif dapat disimpulkan semua
pengetahuan kita. Ia yakin bahwa semua kebeneran itu ada dan bahwa kebenaran-kebenaran
tersebut dikenal dengan cahaya yang terang dari akal budi sebagai hal-hal yang tidak dapat
diragukan.
Akal mengatur data-data yang dikirim oleh indera, mengolahnya dan menyusunnya hingga
menjadi pengetahuan yang benar.Dalam penyusunan ini akal menggunakan konsep rasional
atau ide-ide universal. Konsep tersebut mempunyai wujud dalam alam nyata dan bersifat
universal dan merupakan abstraksi dari benda-benda konkret.Selain menghasilkan pengetahuan
dari bahan-bahanyang dikirim indera, akal juga mampu menghasilkan pengetahuan tanpa
melalui indera, yaitu pengetahuan yang bersifat abstrak. Seperti pengetahuan tentang hukum/
aturan yang menanam jeruk selalu berbuah jeruk.Hukum ini ada dan logis tetapi tidak
empiris.Al-Ghazali membagi jiwa rasional itu kedalam dua bagian besar yaitu: akal praktis
(al-'amilah) dan akal teoritis(al-'âlimah).

Jika akal praktis berfungsi untuk menyempurnakan penampilan lahir manusia maka akal teoritis
lebih berfungsi untuk menyempurnakan substansinya yang bersifat immaterial dan ghaib.Akal
kedua ini berhubungan dengan pengetahuan yang abstrak dan universal.Ia mempunyai empat
tingkatan evolutif yaitu:
1.   al-'aql al-hayulaniy (Akal Material)
2.   al-'aql bi al-malakah (Akal Habitual)
3.   al-'aql bi al-fi'il (Aktual)
4.   al-'aql al-mustafad (Akal Perolehan)
Pengetahuan Intuitif (Ladunni)
Jika disimak penuturan al-Ghazali dalam kitab-kitab filsafatnya terutama Ma'ârij al-Quds terlihat
bahwa dinamika akal dalam gerakan klimaks sangat mengagumkan. Gerakan rasional dari alam
wujud terendah hingga menusuk ke alam ghaib. Pada tingkat akal mustafâd aktifitas berfikir
sangat berbeda dengan tahap sebelumnya. Pada tingkat ini akal justru secara pasif menerima
pengetahuan langsung dari Akal Aktif tanpa melalui proses belajar. Dalam Misykât al-
Anwâr tingkatan tersebut dinamakan al-rûh al-quds al-nabawiy yang menempati puncak dari
kebenderangan dan kejernihan yang bertugas untuk menyulut daya-daya (ruh) dibawahnya.
Dalam bahasa metafora al-Qur`an adalah "minyak".
Menarik untuk dikaji bagaimana al-Ghazali membandingkan derajat seorang ilmuan dengan
wali. Ilmuan itu hanya diibaratkan kanak-kanak (al-thifl) dan wali itu adalah remaja (al-tamyîz).
Seperti tidak tahunya kanak-kanak tentang kondisi remaja, seperti itulah tidak tahunya
intelektual terhadap pengetahuan para wali. Penjelasan ini menunjukkan bahwa dalam ajaran
Islam, kualitas pengetahuan intuitif itu lebih utama jika dibanding dengan pengetahuan rasional.
 STRUKTUR ILMU DALAM ISLAM
Struktur Ilmu dalam Pandangan Para Filosof Muslim
Muhamad Al-Bahi membagi ilmu dari segi sumbernya terbagi menjadi dua, Pertama; ilmu yang
bersumber dari Tuhan, Kedua; ilmu yang bersumber dari manusia. Al-Jurjani membagi ilmu
menjadi dua jenis, yaitu Pertama; ilmu Qadim (luhur) dan Kedua; ilmu Hadits (baru). Ilmu Qadim
adalah ilmu Allah yang jelas sangat berbeda dariilmu hadits yang dimiliki manusia sebagai
hamba-Nya. Menurut Al-Gazali ilmu dibagi menjadi dua macam yaitu ilmu Agama ( syar’iyah) dan
ilmu umum (aqliyyah). Ilmu syar’iyyah adalah ilmu agama karena ilmu itu berkembang dalam
ketentuan syar’iyyah (hukum wahyu), sedangkan ilmu aqliyyah adalah ilmu yang dengan nalar murni,
seperti ilmu alam, matematika, metafisika, ilmu politik dll.
Menurut Al-Kindi pengetahuan ada dua macam yaitu,pertamapengetahuan Ilahi yaitu ilmu yang
tercantum dalam Qur’an sebagai pengetahuan yang diperoleh nabi dari Tuhan yang didasarkan
pada keyakinan. Kedua, pengetahuan manusiawi, disebut juga filsafat yang mendasarkan pada
pemikiran akal.
Struktur Ilmu Menurut Al-Ghazali
Adapun pemikiran al-Ghazali tentang struktur/ hirarki ilmu pengetahuan dituangkan dalam
berbagai kitabnya secara variatif. Namun yang paling banyak dijadikan rujukan adalah yang ada
di dalam kitab Ihyâ’. Ia membagi ilmu pengetahuan berdasarkan pada bentuk kewajiban yang
dibebankan kepada muslim dalam dua kategori, yakni: fardlu 'ain yang dibebankan kepada
masing-masing individu untuk mempelajarinya dan kategori fardlu kifayah yang dibebankan
kepada komunitas muslim.
Fardlu 'Ain
Seperti pemahaman ulama` ushuliyyȋn, al-Ghazali juga mengatakan bahwa fardlu
'ain merupakan kewajiban yang dibebankan syâri' kepada mukallaf. Kendatipun para ulama'
muslim sepakat dalam memberikan batasan terhadap fardlu 'ain namunmereka berbeda
pendapat ketika harus menentukan ilmu pengetahuan mana yang termasuk kategori fardlu
'ain tersebut. Ulama' kalam (teolog) mengatakan ilmu kalamlah yang termasuk ilmu fardlu
'ain.Ulama' tafsir mengatakan tafsir, ulama' hadis mengatakan hadis ulama' fiqh
mengatakan fiqh dan sebagainyadenganargumentasi masing-masing. Al-Ghazali dalam hal
ini sependapat dengan Abu Thalib al-Makkiy dalam menentukan kategori ilmu fardlu 'ain.
Keduanya mendasarkan argumentasinya pada hadis Nabi tentang bangunan Islam yaitu:
(Islam itu ditegakkan atas lima hal yaitu: syahâdah (persaksian) bahwasannya tidak ada
Tuhan kecuali hanya Allah dan bahwasanya Muhammad SAW. adalah rasul-Nya, mendirikan
shalat, menunaikan zakat, haji, dan puasa Ramadlan) (HR. Bukhori, Muslim, Tirmidzi, dan
Nasa`i dari Ibn ‘Umar dengan Sanad Shahih. al-Suyȗthiy, Jami’ al-Shaghir, Juz 1, 126)
Jadi yang termasuk kategori fardlu 'ain menurutnya adalah meliputi ilmu-ilmu
tentang syahadah, shalat, zakat, puasa dan haji.
Jika pembagian al-Ghazali tentang ilmu mukasyafah dan mu'amalah diikuti maka ilmu yang
dimaksud dalam hadis tersebut adalah termasuk dalam kategori ilmu mu'amalah.
Ilmu mu'amalah itu sendiri terdiri atas tiga hal, yaitu: i'tiqâd (keyakinan), fi'il (anjuran),
dan tark (larangan). Yang termasuk dalam i'tiqad adalah pengetahuan tentang dua
kalimah syahadah.Yang termasuk dalam fi'il adalah pengetahuan
tentang thaharah (bersuci), shalat, puasa, zakat, dan seluruh aktifitas yang difungsikan
untuk menghilangkan keragu-raguan. Sedangkan yang termasuk tark adalah pengetahuan
tentang hal-hal yang dilarang oleh syara' yang tergantung dengan kondisi tertentu. Misalnya
orang buta tidak wajib belajar tentang pandangan yang haram begitu juga yang lain.
Menurut al-Ghazali, seorang muslim yang telah âqil balligh itu dituntut untuk mengamalkan
ketiga hal yakni i'tiqâd, fi'il dan tark. Ia mengetakan bahwa bagi seorang yang
telah balligh kewajiban pertama kali yang harus ditunaikan waktu itu adalah i'tiqâd. Jadi ia
harus mengetahui makna kalimah syahadah dengan seyakin- yakinnya. Keyakinan itu
dianggap telah memenuhi syarat walaupun hanya sebatas taqlid padaawalnya. Adapun
kewajiban-kewajian yang lain yang termasuk dalam kategori fi'il dan tark menyusul secara
bertahap. llmu-ilmu inilah yang difardlukan oleh hadis:

ْ ‫ضةٌ َعلَى ُك ِّل ُم‬


‫سلِ ٍم‬ َ ‫ب ا ْل ِع ْل ِم فَ ِر ْي‬
ُ َ‫طَل‬

“Mencari ilmu itu wajib atas setiap individu muslim”. (HR.Baihaqiy dan Ibn Adi, Khatib dan
Thabraniy dengan sanad Shahih. al-Suyuthi, Juz. 2, 161)

Fardlu Kifayah
Al-Ghazali mengatakan bahwa yang termasuk kategori fardlu kifayah ialah semua ilmu yang
tidak bisa tidak dibutuhkan dalam menegakkan permasalahan kehidupan dunia. Seandainya
dalam satu daerah tidak ada orang yang mengerti ilmu-ilmu itu, maka seluruh penduduk
daerah tersebut berdosa. Jika telah ada yang menegakkan meski hanya seorang saja, maka
gugurlah kewajiban penduduk daerah tersebut. Ilmu fardlu kifayah ini terbagi atas dua
bagian yaitu:
Ilmu Syari'ah
Ilmu Syari'ah ini terbagi atas empat bentuk yaitu: pokok (ushul), cabang (furu’),
pendahuluan (muqaddimah), dan penutup (mutammimah).
Ilmu Ushûl
Adapun yang termasuk dalam ilmu ushul itu adalah ilmu pengetahuan
tentang Kitabullah (al-Qur`an), sunah, ijma', dan atsar (statement) shahabat.
Ilmu Furû'
Ilmu furu' ialah ilmu pengetahuan yang difahami dari Ilmu ushul bukan dengan kepastian
lafal-lafalnya melainkan dengan pengertian-pengertian yang diketahui akal.
Ilmu furu' tersebut terbagi atas dua hal yaitu: ilmu tentang kemaslahatan dunia seperti fiqh
dan ilmu tentang kemaslahatan akhirat yakni ilmu tentang keadaan hati, akhlak terpuji dan
tercela, hal-hal yang diridlai Allah dan yang dibenciNya.Ilmu-ilmu ini tergolong dalam ilmu
akhlaq (etika).
Ilmu Muqaddimah
Ilmu Pendahuluan adalah ilmu-ilmu yang berfungsi sebagai alat untuk memahami al-Qur`an
dan al-Hadis, seperti ilmu lughah (bahasa Arab) dan nahwu (gramatik). IlmuKhat (ilmu
menulis bahasa Arab) juga termasuk dalam kelompok ilmu ini.
Ilmu Mutammimah
Yang dimaksud dengan ilmu penutup ialah semua cabang ilmu yang berkaitan dengan ilmu
al-Qur`an dan hadis. Adapun ilmu penutup yang berkaitan denganal-Qur`an tersebut terbagi
atas: ilmu-ilmu yang berkaitan dengan lafal al-Qur`an seperti Ilmu Qirâ'ah dan Makhârij al-
Khurûf (ilmu tentang daerah artikulasi huruf-huruf Arab). Ilmu yang berkaitan dengan
makna al-Qur`an yaitu IlmuTafsir. Ilmu-ilmu yang berkaitan dengan hukum-hukum al-
Qur`anyaitu: Ilmu Ushul Fiqh yang mencakup ilmu nasikh-mansukh, 'âm-khâsh, nash-
dzahir dan sebagainya.
Sedangkan ilmu Penutup yang berkaitan dengan hadis adalah ilmu-ilmu tentang rijâl al-
hadis, al-jarh wa al-ta'dlil, sanad-matan, dan sebaginya.

Ilmu Umum (Non Syari'ah)


Adapun yang termasuk dalam kategori ilmu non syari'ah adalah seluruh ilmu umum
(science). Berdasarkan sifatnya ilmu ini terbagi atas tiga bentuk yaitu:
a) Ilmu umum yang terpuji (mahmûd) seperti ilmu kedokteran, matematika, perindustrian
dan politik.
b) Ilmu umum yang tercela (madzmûmah) seperti ilmu sihir, mantera-mantera, tenung dan
sulap.
c) Ilmu umum yang netral (mubah) seperti syair (puisi) yang tidak jorok, sejarah dan
sebagainya.

Struktur ilmu pengetahuan yang ada dalam Ihyâ’ tersebut menempatkan Ilmu al-Qur’an dan
Hadis pada dua tempat yaitu: pada kelompok ilmu ushȗl dan ilmu mutammimât.
Penempatan ini bukanlah merupakan suatu kontradiksi tetapi adalah keharusan.
Maksudnya jika sudut pandangnya adalah ilmu ushȗl (pokok) dan furȗ’, maka ilmu al-
Qur’an-Hadis itu tergolong dalam kategori ilmu pokok (ushȗl). Jika sudut pandangnya adalah
tahapan pengkajian suatu ilmu, maka ilmu al-Qur’an-Hadis itu adalah merupakan kelompok
ilmu penutup (mutammimâh) bukan ilmu pendahuluan (muqaddimât).
Dalam strukturisasi di atas, al-Ghazali tidak memasukkan Ilmu Kalam sejak dini, meskipun
pada akhirnya dikelompokkan dalam ilmu pengetahuan kategori fardlu kifâyah. Adapun
alasan tidak dimasukkannya Ilmu Kalam sedari awal adalah karena ilmu tersebut
menurutnya mengandung berbagai unsur pembahasan yang kontradiktif. Sebagian dalil
yang dikandung berbentuk dalil-dalil yang bermanfaat yang didukung oleh nashal-Qur`an
maupun hadis-hadis terkait. Akan tetapi sebagian pembahasan yang lain hanya berisi
perdebatan tercela dan termasuk hal bid'ah. Sebagian yang lain lagi terdiri dari pembahasan
yang tidak berhubungan sama sekali dengan agama dan tidak dikenal sedikitpun pada masa
awal Islam. Maka secara keseluruhan al-Ghazali menilai bahwa Ilmu Kalam adalah bid'ah.
Namun demikian karena pada masa itu telah muncul banyak statement para teolog yang
dinilai berlawanan dengan al-Qur`an dan sunnahserta munculnya kelompok yang merangkai
hal-hal subhat dalam pembahasannya, maka larangan itu bergeser menduduki
hukum dlaruri (mendesak untuk segera dilakukan) guna membersihkan dan
mempertahankan akidah. Hukum tersebut bergeser dari larangan menjadi fardlu kifayah.
Ilmu kalam menjadi fardlu kifayah barena ia berfungsi untuk menjaga hati orang-orang
awam dari hayalanparapembuatbid'ah. Kebutuhan tersebut disamakan oleh al-Ghazali
dengan kebutuhan menyewa pengawal pada saat musim haji yang dimaksudkan untuk
menghindarkan jama’ah haji dari kedlaliman oknum bangsa Arab, misalnya.Akan tetapi jika
bangsa-bangsa Arab tersebut tidak lagi demikian -keadaan sudah aman- maka menyewa
pengawal haji itu tidak lagi termasuk syarat perjalanan haji. Oleh karenannya ia berpesan
pada para mutakallimȋn (teolog) agar menjaga aqidah orang awamdari kekacauan para
pembuat bid'ah sebagaimana pengawal menjaga barang-barang jama'ah haji dari rampasan
pencuri.
Filsafat juga tidak dieksplisitkan dalam klasifikasi di atas karena filsafat menurut al-Ghazali
bukan merupakan ilmu yang independen, setidaknya saat itu. Dalam pandangannya ilmu
filsafat terdiri atas empat bagian yaitu: Ilmu Ukur dan Ilmu Hitung (matematika), Logika,
Teosofi (Ilâhiyyât), d an Ilmu Alam (Thabi'iyyât).
Ustadzah Fathiyah, pakar Ilmu Pendidikan Islam Timur Tengah, menyimpulkan bahwa
pemikiran al-Ghazali tentang klasifikasi ilmu yang ada dalam Ihyâ` itu, jika didasarkan pada
urgensinya bagi kepentingan manusia, terbagi atas empat tingkatan yaitu:
Pertama, Kelompok ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan keagamaan dan kehidupan
akhirat di samping berguna untuk menyucikan jiwa memperindah moral dan mendekatkan
diri kepada Allah serta sebagai persiapan bagi kehidupan yang abadi. Yang termasuk dalam
kelompok ilmu ini adalah ilmu-ilmu yang berkaitan denganal-Qur`an dan ilmu-ilmu agama
lainnya.
Kedua, ilmu yang berguna bagi manusia karena ia menjadi prasarat bagi kelompok ilmu
pertama seperti: Ilmu Lughah dan Nahwu.
Ketiga, ilmu yang berguna bagi kehidupan manusia di dunia seperti: Ilmu Kedokteran,
Matematika, Teknologi, Politik dan sebagainya.
Keempat, ilmu yang berguna dari sudut peradaban dan kesenangan manusia dan kehidupan
sosial seperti: Ilmu Sastra (puisi), Sejarah, dan Etika.
Meskipun al-Ghazali secara nyata memformulasikan ilmu pengetahuan dalam dua kategori
yakni ilmu agama dan ilmu umum, tetapi ia tidak bisa disebut sebagai tokoh dualisme
pengetahuan terlebih tokoh sekularisme pengetahuan dalam Islam. Hal ini karena batas
antara ilmu agama dan ilmu umum tersebut hanya semacam "garis demarkasi". Batasan itu
secara kategoris ada, tapi pada hakekatnya tidak ada. Pembagian ini dibuat semat-mata
untuk kepentingan pragmatis mempermudah pemahaman. Dalam al-Risâlah al-
Ladunniyah, ia mengatakan: ‘Sebagian besar ilmu agama adalah rasional bagi yang
mengetahuinya dan sebagian besar ilmu rasional (umum) adalah syar'iyyah bagi yang
mengerti.” (al-Ghazali: stt.)

ILMU DALAM ISLAM

A.   Refleksi Pribadi Setelah membaca dan mempelajari


materi Kegiatan belajar
(KB.1) di modul struktur keilmuan PAI dalam
Islam ini banyak ilmu dan wawasan baru yang saya 
dapatkan. Pada kegiatan belajar (KB.1) ini membah
as tentang ilmu dalam Islam Masing-masing
memiliki landasan hukum dalam Al- Qur’an
maupun hadis dan para ulama. Menurut saya
pribadi ilmu Islam sangan luas dan tak terbatas.
Dan
buat menyadarkan saya pribadi bahwa materi ini d
apat membuat saya merenung tentang kebesaran 
Allah Swt., memperbaiki diri serta merasa rendah
dihadapan sang pencipta (Khalik) serta
memahamkan akan keluasan ilmu Islam.

STRUKTUR KEILMUAN PAI


KEGIATAN BELAJAR 2 (KB2)
KONSEP DAN RUANG LINGKUP KEILMUAN PAI

A.   Refleksi Pribadi Setelah membaca dan mempelajari materi Kegiatan belajar


(KB.) di modul struktur keilmuan
PAI  ini banyak ilmu dan wawasan baru yang saya dapatkan. Pada kegiatan b
elajar (KB.2) ini membahas tentang konsep dan ruang lingkup keilmuan PAI
Masing-masing memiliki landasan hukum dalam Al- Qur’an maupun hadis
dan para ulama. Menurut saya pribadi konsep dan ruang lingkup keilmuan
PAI sangat luas dan tak terbatas. Dan
buat menyadarkan saya pribadi bahwa materi ini dapat membuat saya meren
ung tentang kebesaran Allah Swt., memperbaiki diri serta merasa rendah
dihadapan sang pencipta (Khalik) serta memahamkan akan keajaiban
Mukjizat Al-Qur’an dan keluasan Konsep dan ruang lingkup keilmuan PAI.
RESUM KB 2
KONSEP DAN RUANG LINGKUP KEILMUAN PAI

 KONSEP KEILMUAN PAI

a.  Hakikat ilmu Islam


Pendidikan  Agama Islam yaitu usaha-usaha secara sistematis dana paragmatis dalam
membantu peserta didik agar hidup sesuai dengan ajaran Islam.Pendidikan Agama Islam
adalah suatu system pendidikan yang membimbing peserta didik pada perkembangan jiwa
dan raganya yang berideologi pada ajaran Islam yaitu al-Qur’an dan Hadist.Al-Qur’an , al-
Hadist , dan ayat-ayat kauniyah menjadi landasan bagi pengembangan bidang ilmu
Pendidikan Agaa Islam, yaitu aspek dasar ajaran Islam (iman, Islam, dan ihsan), dan aspek
pendidikan Islam (Sejarah Pendidikan Islam, Filsafat Pendidikan Islam, Ilmu Pendidikan
Islam, Psikologi  pendidikan Islam, Antropologi Pendidikan Islam, Manajemen pendidikan
Islam).
b.        Sumber ajaran Islam
Sumber-sumber Islam dan pendidikan Islam itu adalah al-Qur’an  dan Sunah Rasul.Di
dalam al-Qur’an , hadist dan ayat-ayat kauniyahditegaskan tentang fitrah manusia
beragama (al-Rum:30) (misalnya:  Q.S.  al-
Tahrim:  6  tentang  tanggung  jawab  pendidikan  dalam  keluarga;Q.S. al-‘Alaq: 1-5
tentang kewajiban belajar)), dan komponen-komponen pendidikan Islam (misalnya:
Q.S. al-Nahl:125 tentang metode pendidikan; Q.S. Luqman ayat 13- 15 tentang materi
pendidikan, pendidik dan peserta didik; dan Q.S. al-Dzariyat: 56 dan al-
Baqarah: 30 tentang tujuan pendidikan).
c.     Pokok-pokok (inti) ajaran Islam
ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek-aspek sebagai berikut
a.    Al-Qur’an dan Hadits
b.   Aqidah
c.    Akhlak
d.   Fiqih
e.    Sejarah Peradaban Islam

d.     Pendidikan Islam
Pendidikan Islam dibangun oleh empat bidang ilmu, yaitu Sejarah Pendidikan
Islam, Filsafat Pendidikan Islam, Ilmu Pendidikan Islam, dan Manajemen Pendidikan
Islam (A. Tafsir).
TUJUAN PENDIDIKAN ILMU ISLAM
Tujuan Pendidikan Agama Islam adalah menjadikan peserta didik untuk menjadi
muslim, mukmin, dan muhsin.Muslim adalah , orang yang berislam , yaitu yang bersaksi
bahwa tidak ada illah (Tuhan yang disembah)  selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad
adalah utusan Allah, mendirikan salat, menunaikan zakat, puasa Ramadan, dan pergi
haji jika mampu.Mukmin adalah orang yang beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-
Nya, kitab-kitabn-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir dan beriman kepada takdir yang baik
maupun yang buruk.Muhsin adalah orang yang berihsan, yaitu yang beribadah kepada
Allah seakan-akan ia melihat-Nya (Allah) jika ia tidak melihat-Nya (Allah), maka Dia
(Allah) melihat-Nya.
 RUANG LINGKUP PENDIDIKAN ILMU ISLAM
a.  Al-Quran
Al-Quran meliputi membaca al-Quran dan
mengerti arti kandungan yang terdapat di setiap ayat-ayat al-Quran. Dalam praktiknya 
hanyaayat-ayat tertentu yang dimasukkan dalam materi Pendidikan Agama Islam yang 
disesuaikan dengan tingkat pendidikannya.
b. Hadits
 Hadits meliputi materi tentang ajaran agama Islam yang
bersumber pada sunnah Rasulullah SAW. sehingga siswa mengetahui dan mengerti
tentang ajaran agama Islam dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.
c.  Keimanan (Aqidah)
Keimanan meliputi tentang aspek kepercayaan, dalam hal ini tentunya kepercayaan
menurut ajaran Islam, inti dari pengajaran ini adalah tentang rukun Iman.
d. Perilaku/etika (Akhlak)
Akhlak mengarah pada pembentukan jiwa, cara bersikap
individu pada kehidupannya, esensinya, yaitu berakhlak baik.
e.  Hukum syari’at (Fiqh)
Fiqih meliputi segala bentuk ibadah dan tata cara pelaksanaannya sesuai dengan
hukum Islam yang bersumber pada al-Quran, sunnah, dan dalil-dalil syar'i yang lain,
yang mengantarkan seseorang mampu melaksanakan ibadah dengan baik dan
benar sesuai dengan  hukum yang berlaku. Ia pun mengerti segala bentuk ibadah dan
memahami arti dan tujuan pelaksanaan ibadah.
f.   Sejarah Peradaban Islam
Sejarah Peradaban Islam meliputi tentang pertumbuhan dan perkembangan agama Is
lam dari awal sampai zaman sekarang sehingga siswa dapat mengenal dan mencintai 
Agama Islam.
TINGKAT KOMPETENSI DAN LINGKUP MATERI SETIAP ELEMEN PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM
        Standar kompetensi lulusan
a.     Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta
didik yang harus dipenuhinya atau dicapainya dari suatu satuan pendidikan pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SD, SMP dan SMA serta sederajat).
b.      Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
c.       Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan
standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar
pembiayaan.
   Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta
didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di
satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar, menengah dan atas.Kompetensi
Lulusan di semua jenjang baik dasar, menengah taupun atas yaitu meliputi acuan
kompetensi sikap spriritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan peserta
didik.
1.         
        Ada
Menanamkan
sebagian masyarakat
sikap Amiinu
yang
samma’
mengaku
dan amiinu
muslim Ardl
sedangkan ia hanya sebatas
membaca dua kalimah syahadah  saja tanpa mengamalkan dan menanamkan 
2.         Memahami best practice
kesempurnaan arkanu addin yang sesungguhnya yaitu (islam, iman dan ihsan),
tujuan pendidikan islam (muslim, mu’min, muhsin) dan materi PAI (dalam
sajian disiplin ilmu) seperti al-Qur’an dan hadist, melalui syariat hukum Fiqih,
aqidah dan akhlak di dalam kehidupan.
2.        Sebagia pendidik ketika mengajar hanya berpatokan tuntas dari sisi
penyampaiannya saja sementara ia tidak mengoptimalkan pencapaian
Standar Kompetensi Lulusan yang  terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan
peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa
belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar, menengah
dan atas.Kompetensi Lulusan di semua jenjang baik dasar, menengah taupun
atas yaitu meliputi acuan kompetensi sikap spriritual, sikap sosial,
pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang akhirnya hasil dari proses
pembelajaranpun masih berifat minimal.

Mengimplementasikan Kompetensi Lulusan yang maksimal


RESUM Agar
1.1.         
      Ada
AdaKBajaran
3sebagian
sebagia Islam
orangdapat
yangdipelajari
masyarakat menyepelekansecara ibadah
yang mengaku efektif dan
muslimyang efesien ia
sedangkan
hukumnya , maka
hanya
sunnah perlu
sebatas
dikembangkan
membaca
dengan dalih dua kurikulum
kalimah
bahwa sunnah pendidikan
syahadah  itu saja
adalah agama
tanpasuatu Islam yang
mengamalkan
ibadah sesuai dengan
dan apabila
menanamkan 
POLA PIKIR DAN KARAKTERISTIK
perkembangan  dan tuntutan KEILMUAN PAI
zaman.Sementara perkembangan teknologi
kesempurnaan
dikerjana dapatarkanu pahalaaddindan jika
yangditinggalkan
sesungguhnya tidakyaitu
mengapa
(islam, tidak dan dan
iman akan ihsan),
pengaruh
 1.    AL-QUR’AN
tujuan globalisasi
berdosa.Padahal HADIS
pendidikan yang (muslim,
ternyata
islam sangat
sunahpesat
itu
mu’min,sehingga
ada berdampak
pengertian
muhsin) danmenurut
materi padaPAIpaerubahan
ilmu (dalam
hadis sajian
paradigma
disiplin anaksesuatu
yakni segala
ilmu) yang sulit
seperti mengarahkan
al-Qur’an
yang bersumber
dan hadist,peserta
dari didik
melalui
nabi, kepada
sementara
syariat pendidikan
hukum
semua Fiqih, Agamadan
hal dari
aqidah
Pengertian
secara Al-Qur’an dan Hadis
nabiefektif
akhlak dan efesien
merupakan
di dalam kehidupan.
uswatun hasanah (contoh yang baik).
2. a.         Pengertian Al-Quran
Sulitnya menciptakan
2.          Sebagia pendidik ilklimketikabelajar yang kondusif
mengajar hanya disebabkan
berpatokankejenuhan tuntas peserta
dari sisi
didik
Al-Qur’an apabila belajar
adalah disekolah
wahyu Allah dengan
sebagai cara tradisional
petunjuk bagi sementara
umat Islam keadaan
dalam sarana,
berbagai
penyampaiannya saja sementara ia tidak mengoptimalkan pencapaian Standar
prasarana
segi dan pasilitas
kehidupan , Lulusan penunjang
baik dalam belajar
berakidah, modern belum
beribadah, maupun memadai.
berakhlak, agar selamat
Kompetensi yang  terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta
di
3. Pendekatan dunia dan akhirat.Secara etimologis, al-Qur’an memiliki pengertian yang
didik yangmultidisipliner
diharapkan dapat sebagai alternative
dicapai setelahpengembangan
menyelesaikanPAI masamasih belum di
belajarnya
berbeda.
bisa dicapai secara optimal dikarenakan faktor SDM guru yang masih minimal
satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar, menengah dan
ditambah situasi perkembangan
Kata al-Qur’an
atas.Kompetensi
          merupakan
Lulusan dimashdar  zaman
semua yang
dari berifat
kata ‫ﻗﺮﺃﻴﻗﺮﺃ‬ yang
jenjang baik dasar,negative
artinyasemakin
menengah taupunsulitatas
diimbangi
yaitu para
membaca.Dengan pendidik.
meliputi acuan artikompetensi
ini, kata al-Qur’an menunjukan
sikap spriritual, sikapkepada
sosial,sesuatu yang
pengetahuan, dan
dibaca.
keterampilan peserta didik yang akhirnya hasil dari proses pembelajaranpun
masih
          Kata berifat
al-Qur’an minimal.
sebagai mashdar dari kata  ‫ﻗﺮﺃﻴﻗﺮﺃ‬   yang bermakna
kumpulan.Dengan
STRUKTUR KEILMUAN PAImakna ini, kata al-Qur’an menunjukan arti sekumpulan
yang dibaca.
A.    KEGIATAN BELAJAR 3 (KB3)
Kedua pengertian di atas, sebagaimana firman Allah SWT dalam al-Qur’an
POLA yaitu PIKIR
QS.DAN KARAKTERISTIK
Al-qiyamah KEILMUAN PAI
ayat 17-18:
A.   Refleksi Pribadi Setelah membaca dan mempelajari
materi Kegiatan belajar
ُ‫فَِإ َذا قَ َرْأ ٰنَهُ فَٱتَّبِ ْع قُرْ َءانَ ۥهُ ِإ َّن َعلَ ْينَا َج ْم َع ۥهُ َوقُرْ َءانَ ۥه‬
Artinya” Sesungguhnya Kami yang akan mengumpulkannya (di dadamu) dan
(KB.3) di modul
membacakannya apabila kami telah STRUKTUR
selsai membacakannya, maka KEILMUAN ikutilah
PAI ini banyak ilmu dan wawasan baru yang saya dapatkan. Pada kegiatan 
bacaannya itu”.
belajar (KB.3) ini membahas tentang POLA PIKIR DAN
Secara termologis, al-Quran adalah:
KARAKTERISTIK KEILMUAN PAI Masing-masing memiliki landasan
hukum dalam Al- Qur’an maupun hadis dan para ulama. Menurut saya
pribadi POLA PIKIR DAN KARAKTERISTIK KEILMUAN PAI sangat
Kalam allah yang dan
luas diturunkan kepadatak Nabi-Nya, Muhammad.Lafadz-lafadznya
terbatas. Dan
mengandung mukjizat , membacanya merupakan ibadah, diturunkan secara
buat menyadarkan saya pribadi bahwa materi ini dapat membuat saya mer
muttawatir , dan ditulis pada mushaf memperbaiki
enung tentang kebesaran Allah Swt., memulai dari diri suratserta al-Fatihahmerasasampai rendah
pada surat An-Naas.
dihadapan sang pencipta (Khalik) serta memahamkan akan keluasan ilmu
Islam terutama ilmu POLA PIKIR DAN KARAKTERISTIK KEILMUAN
PAI .
b.   Pengertian Hadis
Sejarah menyimpan atau mengandung kekuatan yang dapat
Hadis secara etimologi dinamisme
menimbulkan hadis mempunyai
 dan melahirkan beberapanilai-nilai arti; jadiid (yang baru bagi
baru), koriib (yangperkembangan kehidupan manusia.Pola pikir sejarah secara
dekat), dan khabar (warta/berita).Adapun hadis adalah
terminologymengambil yaitu; aqwaluhu
pelajaransolallahu
(ibrah) dari ‘alaihiwassalam
fakta dan peristiwa wa af’aluhu yang terjadi wa
ahwaluhu artinya segala
di masa lalu ucapana Nabi saw.dasar
untukdijadikan , segala perbuatan
dalam memperbaiki serta keadaan masa
atau perilaku beliau
depan. .

Menurut Mahmud al-Thahan hadis adalah; sesuatu yang datang dari nabi saw.
1.             Pengerrtian natijah akhlak
Baik berupa perkataan atau perbuatan  dan atau persetujuan (taqrir)
2.             Pengertian Ummahat  al-Akhlaq wa Ushuluha
1.         Hadis  Qauliyah; adalah bentuk perkataan atau ucapan yang disandarkan
kepada al’ilmi
3.             Kuwwah Nabi Muhammad saw. Yang berisi berbagai tuntunan adan
petunjuk syara, peristiwa-peristiwa, atau kisah-kisah, baik yang berkenaan
4.             Sifat
aspekiffah
akidah, syariah maupun akhlak.
2.         
5.              Hadis Fi’liyah;
‘amaliyyah adalah segala perbuatan yang disandarkan kepada Nabi
furu’iyyah
Muhammad saw.
Terkadang sebagian
3.         Hadis orang menganggap
 taqririyah yaitu; bahwa
sennah yang hukum berarti yangketetapan
tidak disebutkan Nabi Muhammad dalam qur’an
berarti
saw. tidak usah apa
Terhadap dikerjakan sperti atau
yang datang  salatdilakukan
5 waktu yang tidak sefesifik disebutkan
para sahabatnnya.
4.         Hammiyah ; suatu yang dikehendaki Nabi saw. Tetapial-qur’an
dalam ayat al-qur’an.Padahal sumber hukum islam bukan hanya belum melainkan sempat
ada pula sunah nabi sementara nabi menyampaikan bahwa “salatlah kalian
dikerjakan.
sebagaimana kalian melihat aku salat” sementara barangsiapa yang taat kepada rasul,
Gambaran dan uraian fokus yang mencakup materi STRUKTUR KEILMUAN PAI dalam KB 4 :
PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI DI SEKOLAH

TANTANGAN PENGEMBANGAN
KURIKULUM PAI

LANDASAN PENGEMBANGAN
PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI 2013
KURIKULUM PAI
DI SEKOLAH

ARAH PENGEMBANGAN KURIKULUM


PAIU DI SEKOLAH

1. TANTANGAN PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI

Pendidikan Agama Islam sangat dibutuhkan bagi umat Islam, agar dapat memahami
secara benar ajaran Islam sebagai agama yang sempurna (kamil), kesempurnaan ajaran
Islam yang dipelajari secara integral (kaffah) diharapkan dapat meningkatkan kualitas
umat Islam dalam keseluruhan aspek kehidupannya.Agar ajaran Islam dapat dipelajari
secara efektif dan efesien , maka perlu dikembangkan kurikulum pendidikan agama
Islam sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman.

Selain adanya ketentuan legal-formalyang mengharuskan adanya perubahan dan


penyempurnaan kurikulum, masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia mengalami
perubahan yang sangat cepat dan dalam dimensi yang beragam terkait dengan kehidupan
individual, masyarakat, bangsa dan umat manusia.Fenomena globalisasi yang membuka
batas-batas fisik (territorial) Negara dan bangsa dipertajam dan dipercpat oleh kemajuan
teknologi, terutama teknologi informasi dan komunikasi.

Kemajuan ilmu pengetahuan memperkuat dampak globalisasi dan kemajuan teknologi


tersebut.Perubahan yang terjadi dalam dua dasawarsa terakhir mengalahkan kecepatan
dan dimensi perubahan yang terjadi dalam kehidupan manusia berabad-abad
sebelumnya.
Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan yang
dihadapi , baik tantangan internal maupun tantangan eksternal.Dalam menghadapi
tuntutan perkembangan zaman, perlu adanya penyempurnaan pola pikir dan penguatan
tata kelola kurikulum serta pendalaman dan perluasan materi agar dapat menjamin
kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan.

2. LANDASAN PENGEMBANGAN PAI 2013


a. Landasan Filosofis

Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta


didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan dari kurikulum, proses pembelajaran,
proses pembelajaran , posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta
didik dengan masyarakat dan lingkungan alam sekitarnya

Kurikulum PAI 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan


dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia
berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.

Kurikulum PAI 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut:

 Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa


masa kini dan masa mendatang.Pandangan ini menjadikan kurikulum PAI 2013
dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan
untuk membangun kehidupan masa kini , dan untuk membangun dasar bagi
kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan.
 Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa kreatif.menurut pandangan filosofi
ini, prestasi bangsa diberbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu
yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik.
 Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu
 Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih
baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual , kemampuan
berkomunikasi, sikap sosial , kepedulian, dan partisipasi untuk membangun
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social
reconstructionism).
b. Landasan teoritis

Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar “standard


based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based-
curriculum).pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional
sebagai kuaitas minimal warganegara dengan rincian sebagai berikut:

 Standar isi
 Standar proses
 Standar kompetensi lulusan
 Standar pendidik dan tenaga kependidikan
 Standar sarana dan prasarana
 Standar pengelolaan
 Standar pembiyayaan dan
 Standar penilaian pendidikan
c. Landasan Yuridis

Landasan yuridis Kurikulum PAI 2013 yaitu:

 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945


 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional
 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional dan
 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan pemerintah Nomor 32
Tahun 2013 tentang perubahan atas standar pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Pendidikan Nasional.
3. ARAH PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI DI SEKOLAH
a. Pengembangan aspek Ideologis-Filosofis PAI

Pendidikan Agama Islam sesungguhnya menghadapi permasalahan yang sangat


serius dalam tatanan filosofis, karena wacana pengetahuan dan teknologi saat ini
berjalan tanpa kendali agama.Maka pengetahuan dan teknologi tak jarang
berkembang menjadi problematika yang sedikit banyak menyulitkan penganut
agama itu sendiri dalam hal ini Muslim.Pendidikan Agama Islam secara ideal
diharapkan mampu menjawab deskralisasi dan eksternalisasi dinamika scince dan
teknologi dari titik esensial transenden.

b. Pengembangan PAI aspek budaya religius sekolah

Yakni sekolah berupaya menciptakan suasana yang religius serta menyediakan


sarana ibadah secara memadai. Jika sekolah telah berbenah dengan menyediakan
suasana yang kondusif bagi internalisasi nilai-nilai agama, dua dari tripusat
pendidikan lainnya yang merupakan kategori pendidikan luar sekolah , yaitu
keluarga dan masyarakat diharapkan juga dapat mengimbangi.

Jika kondisi dan suasana kondusif bisa diwujudkan , maka pendidikan Agama
Islam sebagai pioneer transfer ilmu agama dan pembentukan nilai tidak punya
alas an lagi untuk memaksimalisasikan pendidikan agamanya.

c. Pengembangan aspek kompetensi PAI

Perlu disadari bahwa pendidikan Agama Islam sebagaimana naturenya harus


lebih diarahkan untuk sampai pada proses internalisasi nilai menjadi sikap dan
kepribadian peserta didik.walaupun kita sadarai sepenuhnya bahwa proses
internalisasi itu harus didahului oleh proses transfer of knowledge , transfer of
competences jadi kecendrungan PAI hari ini dominan kognitif.

d. Pendekatan multidisipliner sebagai alternative pengembangan PAI


Pendekatan multidisipliner, yaitu penggabungan beberapa disiplin untuk
bersama-sama mengatasi masalah tertentu atau pendekatan dalam pemecahan
suatu masalah dengan menggunakan tinjauan berbagai sudut pandang banyak
ilmu yang relevan digunakan bisa dalam rumpun ilmu-ilmu kealaman (IIK),
rumpun Ilmu-Ilmu Sosial (IIS), atau rumpun Ilmu-Ilmu Humaniora (IIH) secara
alternative.

Penerapan paradigma multidisipliner dalam mengkaji Pendidikan Agama Islam


berarti bagaimana Pendidikan Agama Islam dikaji oleh berbagai sudut pandang
keilmuan tersebut.PAI merupakan bidang ilmu pokok yang menjadi satu
komponen yang tidak dapat dipisahkan dengan bidang ilmu lain yang bertujuan
untuk pengembangan moral dan kepribadian peserta didik.Maka, semua bidang
ilmu yang memiliki tujuan tersebut harus seiring dan sejalan dengan tujuan yang
ingin dicapai oleh ilmu bidang PAI.

B. Saran, dan kritik serta contoh-contohnya terhadap pembahasan KB 1,2,3 dan 4


a. Saran kab 1
Setelah membaca dan mempelajari materi Kegiatan belajar (KB.1) di modul struktur
keilmuan PAI dalam Islam ini banyak ilmu dan wawasan baru yang saya dapatkan. Pada
kegiatan belajar (KB.1) ini membahas tentang ilmu dalam Islam Masing-masing memiliki
landasan hukum dalam Al- Qur’an maupun hadis dan para ulama. Menurut saya pribadi
ilmu Islam sangan luas dan tak terbatas. Dan buat menyadarkan saya pribadi bahwa materi
ini dapat membuat saya merenung tentang kebesaran Allah Swt., memperbaiki diri serta
merasa rendah dihadapan sang pencipta (Khalik) serta memahamkan akan keluasan ilmu
Islam.
contohnya:

Hikmah Mempelajari ilmu dalam Islam


 Dapat menguatkan hati selalu mencintai ilmu dalam Islam dan meneladani para sosok
pemimpin islam yang tauladan.
 Sebagai bahan mengajak orang lain agar selalu mencintai, monontoh dan mengamalkan
sikap-sikap mulia dari ilmu dalam Islam yang benar di dalam kehidupan sehari-hari
untuk memperbaiki dan menyempurnakan amal ibadah sehingga dapat terhindar dari
kesalahan-kesalahan serta dapat meraih keselamatan dunia maupun akhirat

Kritik dan sarannya; pemaparan materi kedepannya agar di persingkat, dan


diperlengkap lagi agar lebih mudah difahami seperti dibubuhkan gambar-
gambar /skema pendukung yang lebih menarik para pelajar

a. Saran kb 2

Setelah membaca dan mempelajari materi Kegiatan belajar (KB.) di modul struktur
keilmuan PAI ini banyak ilmu dan wawasan baru yang saya dapatkan. Pada kegiatan
belajar (KB.2) ini membahas tentang konsep dan ruang lingkup keilmuan PAI Masing-
masing memiliki landasan hukum dalam Al- Qur’an maupun hadis dan para ulama.
Menurut saya pribadi konsep dan ruang lingkup keilmuan PAI sangat luas dan tak terbatas.
Dan buat menyadarkan saya pribadi bahwa materi ini dapat membuat saya merenung
tentang kebesaran Allah Swt., memperbaiki diri serta merasa rendah dihadapan sang
pencipta (Khalik) serta memahamkan akan keajaiban Mukjizat Al-Qur’an dan keluasan
Konsep dan ruang lingkup keilmuan PAI.

contohnya:

Pemaparan SKI pada KB 2 tentang konsep dan ruang lingkup keilmuan PAI,
sudah sangat baik dan jelas sehingga dengan menyimak pemaparannya akan
mendapatkan hikmah-hikmah berikut:

 Hikmah Mempelajari konsep dan ruang lingkup keilmuan PAI Dapat menguatkan
hati selalu mencintai dan meneladani perjuangan para pejuang Islam yang Mulia.
 Sebagai bahan mengajak orang lain agar selalu mencintai, mencontoh dan mengamalkan
sikap-sikap mulia konsep dan ruang lingkup keilmuan PAI yang benar di dalam
kehidupan sehari-hari untuk memperbaiki dan menyempurnakan amal ibadah sehingga
dapat terhindar dari kesalahan-kesalahan serta dapat meraih keselamatan dunia maupun
akhirat

Kritik dan sarannya; pemaparan materi kedepannya agar di persingkat, dan


diperlengkap lagi agar lebih mudah difahami seperti dibubuhkan gambar-
gambar /skema pendukung yang lebih menarik para pelajar gunakan metode
singkat, padat dan tepat

b. Saran KB 3
Setelah membaca dan mempelajari materi Kegiatan belajar (KB.3) di modul STRUKTUR
KEILMUAN PAI ini banyak ilmu dan wawasan baru yang saya dapatkan. Pada kegiatan
belajar (KB.3) ini membahas tentang POLA PIKIR DAN KARAKTERISTIK KEILMUAN
PAI Masing-masing memiliki landasan hukum dalam Al- Qur’an maupun hadis dan para
ulama. Menurut saya pribadi POLA PIKIR DAN KARAKTERISTIK KEILMUAN PAI
sangat luas dan tak terbatas. Dan buat menyadarkan saya pribadi bahwa materi ini dapat
membuat saya merenung tentang kebesaran Allah Swt., memperbaiki diri serta merasa
rendah dihadapan sang pencipta (Khalik) serta memahamkan akan keluasan ilmu Islam
terutama ilmu POLA PIKIR DAN KARAKTERISTIK KEILMUAN PAI ..Contohnya:

Pemaparan pada KB 3 tentang STRUKTUR KEILMUAN PAI, sudah sangat


baik dan jelas sehingga dengan menyimak pemaparannya akan
mendapatkan hikmah-hikmah berikut:

 Hikmah Mempelajari STRUKTUR KEILMUAN PAI Dapat menguatkan hati selalu


mencintai dan meneladani perjuangan para pejuang Islam yang Mulia salah
 Sebagai pendidik perlu menjadikan materi ini sebagai modal baik untuk diri sendiri
maupun bagi peserta didik
 Pelajaran penting ini bisa sebagai bahan memuliakan diri sendiri, Allah, sesama
manusia dan makhluk lain
 Sebagai bahan mengajak orang lain agar selalu mencintai, mencontoh dan
mengamalkan sikap-sikap mulia para ulama yang benar di dalam kehidupan sehari-
hari untuk memperbaiki dan menyempurnakan amal ibadah sehingga dapat
terhindar dari kesalahan-kesalahan serta dapat meraih keselamatan dunia maupun
akhirat

Kritik dan sarannya; pemaparan materi kedepannya agar di persingkat, dan


diperlengkap lagi agar lebih mudah difahami seperti dibubuhkan gambar-
gambar /skema pendukung yang lebih menarik para pelajar seperti gambar
para wali dan para tokoh Islam lainnya.

c. Saran KB 4
Setelah membaca dan mempelajari materi Kegiatan belajar (KB.4) di modul
STRUKTUR KEILMUAN PAI ini banyak ilmu dan wawasan baru yang saya
dapatkan. Pada kegiatan belajar (KB.4) ini membahas tentang
PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI DI SEKOLAH Masing-masing
memiliki landasan hukum dalam Al- Qur’an maupun hadis dan para ulama. Menurut
saya PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI DI SEKOLAH sangat luas
dan tak terbatas. Dan buat menyadarkan saya pribadi bahwa materi ini dapat
membuat saya merenung tentang kebesaran Allah Swt., memperbaiki diri serta
merasa rendah dihadapan sang pencipta (Khalik) serta memahamkan akan keluasan
ilmu Islam terutama ilmu PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI DI
SEKOLAH
Contohnya:

Pemaparan pada KB 4 tentang STRUKTUR KEILMUAN PAI, sudah sangat


baik dan jelas sehingga dengan menyimak pemaparannya akan
mendapatkan hikmah-hikmah berikut:

 Hikmah Mempelajari STRUKTUR KEILMUAN PAI Dapat menguatkan


hati selalu mencintai dan meneladani perjuangan para pejuang Islam yang
 Sebagai bahan mengajak orang lain agar selalu mencintai, mencontoh dan
mengamalkan sikap-sikap mulia para ulama yang benar di dalam kehidupan
sehari-hari untuk memperbaiki dan menyempurnakan amal ibadah sehingga
dapat terhindar dari kesalahan-kesalahan serta dapat meraih keselamatan dunia
maupun akhirat

Kritik dan sarannya; pemaparan materi kedepannya agar di persingkat,


dan diperlengkap lagi agar lebih mudah difahami seperti dibubuhkan
gambar-gambar /skema pendukung yang lebih menarik para pelajar seperti
disajikan peta dunia sehingga ketepatan materi yang berkaitan semakin
bagus
C. Nilai-nilai yang bisa diterapkan dari materi KB1 ,2,3 dan 4 dalam membangun
moderasi di lingkungan Sekolah/ Madrasah hingga masyarakat.

1. Nilai-nilai yang bisa diterapkan dari materi KB1 , dalam membangun moderasi
di lingkungan Sekolah/ Madrasah hingga masyarakat adalah sebagai berikut:

a. Nilai kognitif, Pendidik bisa mengarahkan Peserta didik, di lingkungan


sekolah/madrasah/masyarakat hingga masyarakat dapat Mencari referensi
dengan cara mendonload berbagai video tentang hakikat Ilmu dalam Islam
yang benar dari youtube atau konten internet lainnya sehingga wawasan akan
hakikat Ilmu dalam Islam bisa dipahami dengan baik di semua kalangan baik
kalangan peserta didik di sekolah ataupun di masyarakat umum contoh
kongkritnya seperti;mengajar dengan menggunakan infokus serta di tayangkan
konten-konten video pembelajaran terkait yang sangat bagus dan dapat
menarik minat dan semangat belajar siswa.
b. Nilai apektif, Mengikuti kajian-kajian ilmiah tentang hakikat Ilmu dalam Islam
yang benar melalui sarana modern sperti tayangan TV, Yautube dan konten-
konten internet lainnya yang berkaitan hakikat Ilmu dalam Islam untuk bisa
diambil tauladan bagi kehidupan contoh kongkritnya; disajikan contoh para
tokoh Muslim yang dengan kegigihan belajarnya sehingga mereka dapat
mencapai keberhasilan yang sangat gemilang baik dalam kesuksesan duniawi
seperti mereka yang berhasil dalam mempelajari al-Qur’an dan setelah berhasil
mereka mendapatkan hadiah-hadiah, penghaargaan, nobel , kehormatan dll ,
maupun kesuksesan ukhrowi seperti dapat memudahkan seseorang masuk
surge ketika belajar ilmu bermanfaat diserta niat yang ikhlas sehingga dapat
meraih keridoan Allah SWT.
c. Nilai psikomotorik, Membeli buku-buku, media-media atau sarana belajar
tidak mesti ke toko buku tetapi bisa dengan melalui media online seperti lazada,
shofi , blibli dll sehingga para pendidik, peserta didik ataupun masyarakat akan
sangat mudah terbantu mempercepat wawasan hakikat Ilmu dalam Islam
serta dapat mengamalkan contoh positif dari para tauladan tokoh sejarah
muslim yang telah berhasil di dalam mencapai cita-cita terbaiknya.contoh
kongritnya; bagaimana para sahabat nabi atau generasi tabiin bahkan sampai
para ulama kekinian yang dengan kesemangatan belajar menuntut ilmu, hingga
mereka banyak hafal qur’an, hafal hadis, pandai berdakwah tetapi tetap tidak
melupakan dunia
b. Aspek sosial, yang bisa diterapkan dari materi KB1 dalam membangun moderasi
di lingkungan Sekolah/ Madrasah hingga masyarakat Memperluas wawasan
keilmuan tentang hakikat Ilmu dalam Islam yang benar yang diterapkan pada
peserta didik di dalam moderasi agama lainnya seperti:
 Mempelajari berbagai ilmu pengetahuan termasuk hakikat Ilmu dalam Islam
dengan tetap menjalin sikap tasamuh atau toleransi yang baik diantara para
peserta didik dengan saling menghormati , tidak membeda-bedakan antara
ras, suku dan keturunan contoh kongkritnya; ketika guru memperlakukan
semua siswa dengan mengedepankan kebersamaan tidak memperlihatakan
perbedaan dalam hal ikhwal ras, suku, keturunan, kekayaan dll
 Mengedapankan sikap-sikap positif seperti al-hayya, al-khauf, roja’ dll dia
atara para peserta didik baik di dunia nyata maupun di dunia maya atau media
sosial
 Menghindari sikap-sikap negativ seperti menghindari sifat anarkis, kekerasan,
dll ketika terjadi kontroversil di dalam mengemukakan berbagai pendapat
yang beragam dan berbeda-beda terutama masalah hakikat Ilmu dalam Islam
.
c. Pada KB ini tentunya membahas tentang hakikat Ilmu dalam Islam yang harus
tertanam dalam diri seorang pendidik karena berdasarkan UU seorang guru
dikatakan professional apabila telah memenuhi 4 aspek yang meliputi :aspek
kepribadian, aspek pedagogic, aspek professional, dan aspek sosial.Peran
penting guru PAI dalam menanamkan nilai-nilai moderasi beragama tidak bisa
dipisahkan dari faktor penguasaan materi agama Islam, keteladanan , sikap,
dan perilaku keseharian dalam mengimplementasiakan nilai moral moderasi
beragama.Faktor-faktor tersebut menjadi bagian tak terpisahkan dari
kompetensi yang harus dimiliki oleh guru agama Islam, yaitu profesionalitas
dan kepribadian. Kemudian dalam hubungannya dengan penguatan nilai-nilai
moderasi beragama dalam pelajaran agama Islam, seluruh muatan materi yang
diberikan kepada peserta didik senantiasa berorientasi penguatan prinsip-
prinsip nilai moderasi beragama sehingga penguatan dan pengembangan
moderasi beragama memiliki peran yang sangat penting terutama dalam hal
memotivasi dan mempelajari hakikat Ilmu dalam Islam dengan meningkatkan
kesemangatan mempelajari ilmu-ilmu islam baik yang menyangkut ilmu diniawi
maupun ukhrowi, sebagai contoh kongritnya, yaitu; menggencarkan atau
menyemarakan pendiikan baik pendidikan pormal seperti di sekolah-sekolah
umum/madrasah-madrasah ataupun pendidikan non pormal seperti
bimbingan pengajian-pengajian di rumah baik tingkat anak-anak, dewasa
maupun orang tua yang membutuhkan kemanfaatan ilmu serta pemanfaatan
teknologi . untuk mencetak generasi-generasi penerus yang berwawasan
lebih maju/berhasil dan beriman.
1. Nilai-nilai yang bisa diterapkan dari materi KB2 , dalam membangun moderasi di
lingkungan Sekolah/ Madrasah hingga masyarakat adalah sebagai berikut:

a. Nilai kognitif, Pendidik bisa mengarahkan Peserta didik, di lingkungan


sekolah/madrasah/masyarakat hingga masyarakat dapat Mencari referensi
dengan cara mendonload berbagai video tentang Konsep dan ruang lingkup
keilmuan PAI yang benar dari youtube atau konten internet lainnya sehingga
wawasan akan Konsep dan ruang lingkup keilmuan PAI bisa dipahami dengan
baik di semua kalangan baik kalangan peserta didik di sekolah ataupun di
masyarakat umum contoh kongkritnya seperti;mengajar dengan menggunakan
infokus serta di tayangkan konten-konten video pembelajaran terkait yang
sangat bagus dan dapat menarik minat dan semangat belajar siswa.
b. Nilai apektif, Mengikuti kajian-kajian ilmiah tentang Konsep dan ruang lingkup
keilmuan PAI yang benar melalui sarana modern sperti tayangan TV, Yautube
dan konten-konten internet lainnya yang berkaitan Konsep dan ruang lingkup
keilmuan PAI untuk bisa diambil tauladan bagi kehidupan contoh kongkritnya;
disajikan contoh para tokoh Muslim yang dengan kegigihan belajarnya sehingga
mereka dapat mencapai keberhasilan yang sangat gemilang baik dalam
kesuksesan duniawi seperti mereka yang berhasil dalam mempelajari al-Qur’an
dan setelah berhasil mereka mendapatkan hadiah-hadiah, penghaargaan,
nobel , kehormatan dll , maupun kesuksesan ukhrowi seperti dapat
memudahkan seseorang masuk surge ketika belajar ilmu bermanfaat diserta
niat yang ikhlas sehingga dapat meraih keridoan Allah SWT.
c. Nilai psikomotorik, Membeli buku-buku, media-media atau sarana belajar
tidak mesti ke toko buku tetapi bisa dengan melalui media online seperti lazada,
shofi , blibli dll sehingga para pendidik, peserta didik ataupun masyarakat akan
sangat mudah terbantu mempercepat wawasan Konsep dan ruang lingkup
keilmuan PAI serta dapat mengamalkan contoh positif dari para tauladan
tokoh sejarah muslim yang telah berhasil di dalam mencapai cita-cita
terbaiknya.contoh kongritnya; bagaimana para sahabat nabi atau generasi tabiin
bahkan sampai para ulama kekinian yang dengan kesemangatan belajar
menuntut ilmu, hingga mereka banyak hafal qur’an, hafal hadis, pandai
berdakwah tetapi tetap tidak melupakan dunia
d. Aspek sosial, yang bisa diterapkan dari materi KB1 dalam membangun moderasi
di lingkungan Sekolah/ Madrasah hingga masyarakat Memperluas wawasan
keilmuan tentang Konsep dan ruang lingkup keilmuan PAI yang benar yang
diterapkan pada peserta didik di dalam moderasi agama lainnya seperti:
 Mempelajari berbagai ilmu pengetahuan termasuk Konsep dan ruang lingkup
keilmuan PAI dengan tetap menjalin sikap tasamuh atau toleransi yang baik
diantara para peserta didik dengan saling menghormati , tidak membeda-
bedakan antara ras, suku dan keturunan contoh kongkritnya; ketika guru
memperlakukan semua siswa dengan mengedepankan kebersamaan tidak
memperlihatakan perbedaan dalam hal ikhwal ras, suku, keturunan, kekayaan
dll
 Mengedapankan sikap-sikap positif seperti al-hayya, al-khauf, roja’ dll dia
atara para peserta didik baik di dunia nyata maupun di dunia maya atau media
sosial
 Menghindari sikap-sikap negativ seperti menghindari sifat anarkis, kekerasan,
dll ketika terjadi kontroversil di dalam mengemukakan berbagai pendapat
yang beragam dan berbeda-beda terutama masalah Konsep dan ruang
lingkup keilmuan PAI.
a. Pada KB ini tentunya membahas tentang Konsep dan ruang lingkup keilmuan
PAI yang harus tertanam dalam diri seorang pendidik karena berdasarkan UU
seorang guru dikatakan professional apabila telah memenuhi 4 aspek yang meliputi
:aspek kepribadian, aspek pedagogic, aspek professional, dan aspek sosial.Peran
penting guru PAI dalam menanamkan nilai-nilai moderasi beragama tidak bisa
dipisahkan dari faktor penguasaan materi agama Islam, keteladanan , sikap, dan
perilaku keseharian dalam mengimplementasiakan nilai moral moderasi
beragama.Faktor-faktor tersebut menjadi bagian tak terpisahkan dari kompetensi
yang harus dimiliki oleh guru agama Islam, yaitu profesionalitas dan kepribadian.
Kemudian dalam hubungannya dengan penguatan nilai-nilai moderasi beragama
dalam pelajaran agama Islam, seluruh muatan materi yang diberikan kepada
peserta didik senantiasa berorientasi penguatan prinsip-prinsip nilai moderasi
beragama sehingga penguatan dan pengembangan moderasi beragama memiliki
peran yang sangat penting terutama dalam hal memotivasi dan mempelajari
Konsep dan ruang lingkup keilmuan PAI dengan meningkatkan kesemangatan
mempelajari ilmu-ilmu islam baik yang menyangkut ilmu diniawi maupun
ukhrowi, sebagai contoh kongritnya, yaitu; menggencarkan atau
menyemarakan pendiikan baik pendidikan pormal seperti di sekolah-sekolah
umum/madrasah-madrasah ataupun pendidikan non pormal seperti
bimbingan pengajian-pengajian di rumah baik tingkat anak-anak, dewasa
maupun orang tua yang membutuhkan kemanfaatan ilmu serta pemanfaatan
teknologi . untuk mencetak generasi-generasi penerus yang berwawasan lebih
maju/berhasil dan beriman.
2. Nilai-nilai yang bisa diterapkan dari materi KB3 , dalam membangun moderasi di
lingkungan Sekolah/ Madrasah hingga masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Konsep membangun paradigma pendidikan Agama Islam berbasis inklusif dalam
kehidupan mulikultural, yakni dengan cara mengedepankan persamaan
derajat ,manusia di hadapan Tuhan seperti nilai-nilai ketaqwaan seseorang, tidak
membeda-bedakan ras, suku dan keturunan dengan demikian siapapun dan orang
manapun diberi keleluasaan untuk mengenyam pendidikan Agama Islam untuk
satu tujuan yaitu memanusiakan manusia, membangun keimanan yang kokoh,
karaketr akhlak yang terpuji dan budi pekerti yang luhur untuk meraih kesuksesan
dunia dan akhirat.Contoh kongkrit di lingkungan sekolah/madrasah atau
masyarakat ialah;
 Disajikan contoh kongrit kejadian nyata kepada siswa atau masyarakat bahwa
ternyata semua manusia asalnya sama sepeti sama asalnya bayi yang tidak
bisa apa-apa dan tidak punya apa-apa begitupun ketika manusia meninggal
dunia tidak berdaya apa-apa dan tidak bisa apa-apa selain amaliah mereka
baik atau buruk
 Diberi pemahaman bahwa, semua manusia diberikan waktu yang sama yaitu
sehari semalam 24 jam tetapi diantara manusia itu ada yang sukses ada pula
yang gagal, ada yang baik ads pula yang buruk itu disebabkan bukan masalah
jumlah waktunya, tetapi bagaimana seseorang memanfaatkan waktunya
tersebut.
2. Konsep epistemologi dan term penting yang menyentuh wacana keagamaan,
sosial maupun politik berdasarkan sumber-sumber ajaran Islam, yakni pandai
beradaptasi dengan perkembangan jaman yang semakin pesat seperti saran dan
pasilitas yang sangat canggih tetapi tetap mengedepankan konsep sumber pokok
artinya tidak keluar dari konteks sumber hukum Islam yang utama yakni al-
Qur’an, Alhadis, Ijma,Qiyas, fatwa dll. Contoh kongkrit di lingkungan
sekolah/madrasah atau masyarakat ialah;
a. Nilai kognitif, Pendidik bisa mengarahkan Peserta didik, di lingkungan
sekolah/madrasah hingga masyarakat dapat Mencari referensi dengan cara
mendonload berbagai video tentang Pendidikan Agama Islam berbasis
inklusif yang benar dari youtube atau konten internet lainnya sehingga
wawasan akan bisa dipahami dengan baik di semua kalangan baik kalangan
peserta didik di sekolah ataupun di masyarakat umum
b. Nilai apektif, Mengikuti kajian-kajian ilmiah tentang Pendidikan Agama
Islam berbasis inklusif yang benar melalui sarana modern sperti tayangan
TV, Yautube dan konten-konten internet lainnya yang berkaitan dengan
pengembangan pembelajaran Pendidikan Agama Islam berbasis inklusif bagi
problem masyarakat Indonesis yang majemuk
c. Nilai psikomotorik, Membeli buku-buku, media-media atau sarana belajar
tidak mesti ke toko buku tetapi bisa dengan melalui media online seperti
lazada, shofi , blibli dll sehingga para pendidik, peserta didik ataupun
masyarakat akan sangat mudah terbantu mempercepat wawasan
pengembangan pembelajaran Pendidikan Agama Islam berbasis inklusif bagi
problem masyarakat Indonesis yang majemuk serta dapat mengamalkan
contoh positif dari para tauladan tokoh sejarah dalam kehidupan sehari-hari.
e. Aspek sosial, yang bisa diterapkan dari materi KB3 dalam membangun
moderasi di lingkungan Sekolah/ Madrasah hingga masyarakat Memperluas
wawasan keilmuan tentang Pendidikan Agama Islam berbasis inklusif yang
benar yang diterapkan pada peserta didik di dalam moderasi agama seperti:
 Mempelajari dengan tetap menjalin sikap tasamuh atau toleransi yang baik
diantara para peserta didik dengan saling menghormati , tidak membeda-
bedakan antara ras, suku dan keturunan
 Mengedapankan sikap-sikap positif seperti al-hayya, al-khauf, roja’ dll dia
atara para peserta didik baik di dunia nyata maupun di dunia maya atau
media sosial
 Menghindari sikap-sikap negativ seperti menghindari sifat anarkis, kekerasan,
dll ketika terjadi kontroversil di dalam mengemukakan berbagai pendapat
yang beragam dan berbeda-beda terutama masalah pengembangan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam berbasis inklusif bagi problem masyarakat
Indonesis yang majemuk
3. Konsep nilai keadilan, yaitu konsep meletakan sesuatu sesuai pada tempatnya
seperti meletakan kodrat manusia sebagai makhluk Tuhan yang sama-sama
dimuliakan kemudian berupaya agar manusia bisa bersikap dan bertindak sesuai
dengan kodrat manusia itu sendiri untuk apa ia diciptakan? Ternyata hanya untuk
bisa mengabdi atau beribadah kepada Tuhannya untuk menggapai kebahagiaan
dinia dan akhirat. Contoh kongkrit di lingkungan sekolah/madrasah atau
masyarakat ialah;
 Diberikan gambaran seperti dalam sebuah cerita filem sinetron bahwa
meskipun peran di dalam sinetron tersebut berbeda-beda seperti ada yang
miskin, ada yang kaya tetapi tetap semuanya disayangi oleh sutradara
begitulah perumpamaan manusia dihadapan tuhan bahwa meskipun miskin
ataupu kaya duaduanyaadalah makhluk yang diciptakan dan disayangi Tuhan
 Disajikan gambaran filem sebuah cerita bahwa bagaimana akibat perilaku bai
dan buruk ketika akhir sebua cerita tersebut? Ternyata semua tindak kebaikan
berakhir dengan keberuntungan dan seebaliknya suatu tindakan kejahatan
akan berakhir dengan kenistaan
4. Konsep nilai persamaan, dengan menyadari bahwa meskipun kodrat manusia
berbeda dari segi ras, suku, keturunan , warna kulit, bahasa dll, namun tetap
dihadapan Tuhan manusia itu sama yakni makluk yang paling mulia sehingga
dengan prinsip nilai persamaan diharapkan semua manusia mampu untuk selalu
bersikap tasamuh, tawadu, dan ta’awun di dalam kebaikan. Contoh kongkrit di
lingkungan sekolah/madrasah atau masyarakat ialah;
 Dalam gambaran hukum Negara di dunia bahwa semua orang yang beakhlak
baik, mereka sangat dijaga dan dilindungi oleh Undang-Undang Pemerintah
yang berlaku, tetapi sebaliknya mereka yang melanggar diperlakukan
ancaman yang sama bahkan dimasukan kepada penjara tanpa melihat latar
belakang ras, suku maupun keturunan, artinya begitu pula manusia dihadapan
hukum sang Khalik meskipun manusia ketika di dunia hidup kaya raya tetapi
tidak beiman dan bertaqwa maka tempat kembalinya adalah neraka dan
sebaliknya meskipun manusia hidup sederhana tetapi memiliki iman dan
taqwa maka akhirnya akan masuk surga.
 Dilingkungan sekolah misalnya diperlakukan suatu aturan yang telah
disepakati untuk di taati bersama ketika ada salahsatu siswa yang
melanggarnya, maka mereka diberikan sangsi yang sama pula sebagi
konsekuensi hasil kesepakatan musyawarah bersama-sama. Misalnya siapa
saja yang tidak disiplin, atau membuang sampah sembarangan, maka
hukumannya harus bersih-bersih kelas , WC dll.
 Dimasyarakat misalnya diwajibkan untuk mengikuti sebuah kegiatan rligi
seperi soalt berjamaah atau pegajian nah ketika suatu saat ada salahsatu
masyarakat yang melanggar maka dikasih sangsi yang sesuai misalnya diberi
tugas siskamling dengan jadwal tambahan dll.
5. Konsep nilai demokrasi yakni kesadaran bahwa semua manusia yang memiliki hak
dan kewajiban yang sama , tidak otoriter sehingga dengan konsep nilai demokrasi
yang diterapkan kepada lingkungan pembelajaran di suatu lembaga, Maka lulusan
lembaga pendidikandan sarjana-sarjana alumni perguruan tinggi diharapkan
mampu bersaing dan bersanding secara positif dan konstruktif demi
pengembangan diri mereka untuk mencetak generasi penerus yang mumpuni.
Contoh kongkrit di lingkungan sekolah/madrasah atau masyarakat ialah;
 Di sekolah diperlakukan suatu aturan yang telah disepakati untuk di taati
bersama ketika ada salahsatu siswa yang melanggarnya, maka mereka
diberikan sangsi yang sama pula sebagi konsekuensi hasil kesepakatan
musyawarah demokrasi bersama-sama. Misalnya siap yang tidak disiplin, atau
membuang sampah sembarangan, maka hukumannya harus bersih-bersih
kelas dll
 Dimasyarakat, diperlakukan suatu aturan yang telah disepakati untuk di taati
bersama ketika ada salahsatu masyarakat yang melanggarnya, maka mereka
diberikan sangsi yang sama pula sebagi konsekuensi hasil kesepakatan
musyawarah demokrasi bersama-sama misalnya disuatu amasyarakat di
terapkan wajib sikamling maka, ketika ada salahatumasyarakat yang tidak
mentaati aturan tersebut diberikan sangsi pula seperti didenda dengan
sejumlah uang yang telah disepakati bersama hasil demokrasi musyawarah
mufakat sehingga akan tercipta suasana lingkungan masyarakat yang
harmonis, aman, tertib dan nyaman yang dapat dirasakan bersama-sama .

3. Nilai-nilai yang bisa diterapkan dari materi KB4 , dalam membangun moderasi di
lingkungan Sekolah/ Madrasah hingga masyarakat adalah sebagai berikut:
a. Pengembangan aspek Ideologis-Filosofis PAI

Pendidikan Agama Islam sesungguhnya menghadapi permasalahan yang sangat


serius dalam tatanan filosofis, karena wacana pengetahuan dan teknologi saat ini
berjalan tanpa kendali agama.Maka pengetahuan dan teknologi tak jarang
berkembang menjadi problematika yang sedikit banyak menyulitkan penganut
agama itu sendiri dalam hal ini Muslim.Pendidikan Agama Islam secara ideal
diharapkan mampu menjawab deskralisasi dan eksternalisasi dinamika scince dan
teknologi dari titik esensial transenden. Contoh kongkrit yang dapat diterapkan di
lingkungan sekolah/madrasah atau masyarakat adalah;

b. Nilai kognitif, Pendidik bisa meningkatkan kompetensi Peserta didik, di


lingkungan sekolah/madrasah hingga masyarakat dengan cara Mencari
referensi dengan cara mendonload berbagai video tentang
PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI DI SEKOLAH yang benar dari
youtube atau konten internet lainnya sehingga wawasan akan
PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI DI SEKOLAH bisa dipahami
dengan baik di semua kalangan baik kalangan peserta didik di sekolah
ataupun di masyarakat umum
c. Nilai apektif, Mengikuti kajian-kajian ilmiah , seminar-seminar workshop dll
tentang PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI DI SEKOLAH yang benar
melalui sarana modern sperti tayangan TV, Yautube dan konten-konten
internet lainnya yang berkaitan dengan untuk PENGEMBANGAN
KURIKULUM PAI DI SEKOLAH bisa diambil tauladan bagi kehidupan di
lingkungan pendidikan pormal ataupun nonpormal
d. Nilai psikomotorik, Membeli buku-buku, media-media atau sarana belajar
tidak mesti ke toko buku tetapi bisa dengan melalui media online seperti
lazada, shofi , blibli dll sehingga para pendidik, peserta didik ataupun
masyarakat akan sangat mudah terbantu mempercepat wawasan ilmu
PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI DI SEKOLAH serta
dapat mengamalkan hal positif dalam kehidupan sehari-hari.

e. Pengembangan PAI aspek budaya religius sekolah

Yakni sekolah berupaya menciptakan suasana yang religius serta menyediakan


sarana ibadah secara memadai. Jika sekolah telah berbenah dengan menyediakan
suasana yang kondusif bagi internalisasi nilai-nilai agama, dua dari tripusat
pendidikan lainnya yang merupakan kategori pendidikan luar sekolah , yaitu
keluarga dan masyarakat diharapkan juga dapat mengimbangi.

Jika kondisi dan suasana kondusif bisa diwujudkan , maka pendidikan Agama
Islam sebagai pioneer transfer ilmu agama dan pembentukan nilai tidak punya
alas an lagi untuk memaksimalisasikan pendidikan agamanya.

f. Pengembangan aspek kompetensi PAI

Perlu disadari bahwa pendidikan Agama Islam sebagaimana naturenya harus


lebih diarahkan untuk sampai pada proses internalisasi nilai menjadi sikap dan
kepribadian peserta didik.walaupun kita sadarai sepenuhnya bahwa proses
internalisasi itu harus didahului oleh proses transfer of knowledge , transfer of
competences jadi kecendrungan PAI hari ini dominan kognitif.

g. Pendekatan multidisipliner sebagai alternative pengembangan PAI

Pendekatan multidisipliner, yaitu penggabungan beberapa disiplin untuk


bersama-sama mengatasi masalah tertentu atau pendekatan dalam pemecahan
suatu masalah dengan menggunakan tinjauan berbagai sudut pandang banyak
ilmu yang relevan digunakan bisa dalam rumpun ilmu-ilmu kealaman (IIK),
rumpun Ilmu-Ilmu Sosial (IIS), atau rumpun Ilmu-Ilmu Humaniora (IIH) secara
alternative. Contoh kongkritnya;

Aspek sosial, yang bisa diterapkan dari materi KB4 dalam membangun moderasi
di lingkungan Sekolah/ Madrasah hingga masyarakat Memperluas wawasan
keilmuan tentang PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI DI SEKOLAH yang
benar yang diterapkan pada peserta didik di dalam moderasi agama seperti:

 Mempelajari dengan tetap menjalin sikap tasamuh atau toleransi yang baik
diantara para peserta didik dengan saling menghormati , tidak membeda-
bedakan antara ras, suku dan keturunan
 Mengedapankan sikap-sikap positif seperti al-hayya, al-khauf, roja’ dll dia
atara para peserta didik baik di dunia nyata maupun di dunia maya atau
media sosial

Menghindari sikap-sikap negativ seperti menghindari sifat anarkis, kekerasan, dll


ketika terjadi kontroversil di dalam mengemukakan berbagai pendapat yang beragam
dan berbeda-beda.

D.

Anda mungkin juga menyukai