Anda di halaman 1dari 118

BAB I

PENDAHULUAN
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (PJOK) merupakan bagian

yang sangat penting bagi proses pendidikan untuk mendorong perkembangan

motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai

(sikap, mental, emosional, spiritual, dan sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat

yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang

seimbang seperti yang dikatakan Rusli Lutan (2001:1) bahwa PJOK adalah proses

pendidikan melalui aktivitas jasmani untuk mencapai tujuan pendidikan sama

halnya dengan mata pelajaran lainnya melalui proses pengajaran diharapkan

terjadi perubahan perilaku pada siswa kita, (Rusli Lutan,2001:1).

Pembelajaran PJOK nantinya diharapkan dapat menambah pengalaman

siswa untuk mengungkapkan kesan pribadi yang menyenangkan meningkatkan

dan memelihara kebugaran jasmani serta pemahaman terhadap gerak manusia.

Guru PJOK dituntut megajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan

strategi permainan/olahraga, interaksi nilai-nilai sportivitas, kejujuran, kerjasama,

empati, sehingga siswa dapat memperoleh berbagai pengalaman untuk

mengungkapkan kepribadian yang menyenangkan, kreatif, inovatif, terampil,

1
2

meningkatkan memelihara kebugaran jasmani serta pemahaman terhadap gerak

manusia (Depdiknas 2003:2).

Hasil obsevasi yang dilakukan pada tanggal 7 pebruari 2018 di SMP Negeri

4 Sukasada khususnya pada materi teknik dasar passing bawah bola voli

ditemukan bahwa siswa belum sepenuhnya mampu menerapkan tugas gerak yang

sesuai dengan karakteristik siswa.

Berdasarkan kriteria ketuntasan minimum (KKM) mata pelajaran PJOK

yaitu 70. Sedangkan untuk mengetahui hasil belajar siswa dapat dilihat dari data

hasil belajar ulangan harian dari keseluruhan kelas dengan jumlah 163 siswa, yang

nilainya tuntas hanya sebanyak 31 orang (19,01%) dan siswa yang tidak tuntas

berjumlah 132 orang (80,98%). Sehingga dapat disimpulkan pembelajaran PJOK

khususnya materi passing bola voli pada siswa dikatakan belum berhasil untuk

meningkatkan hasil belajar.

Berdasarkan permasalahan di atas peneliti mencoba memberikan salah satu

solusi dalam menerapkan salah satu model pembelajaran. Pembelajaran tersebut

adalah model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Ciri-ciri model pembelajaran

kooperatif adalah: (1) belajar bersama dengan teman, (2) selama proses belajar

terjadi tatap muka antar teman, (3) saling mendengarkan pendapat di antara

anggota kelompok, (4) belajar dari teman sendiri dalam kelompok, (5) belajar

dalam kelompok kecil, (6) produktif berbicara atau saling mengemukakan

pendapat, (7) keputusan tergantung pada siswa sendiri, dan (8) siswa aktif. NHT

pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen. Pembelajaran kooperatif tipe

NHT guru menggunakan struktur empat fase sebagai sintaks NHT yaitu: fase I

penomoran, dalam fase ini guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau
3

tim yang beranggotakan 3 hingga 5 orang dan memberikan mereka nomor

sehingga setiap siswa dalam tim tersebut memiliki nomor yang berbeda. Fase II

mengajukan pertanyaan, guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa,

pertanyaan tersebut bisa dalam bentuk kalimat tanya atau bentuk arahan. Fase III

berpikir bersama, siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan

itu, dan meyakinkan setiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim. Fase

IV menjawab, guru memanggil satu nomor tertentu, kemudian siswa yang

nomornya sesuai mengancungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan

untuk seluruh kelas.

Penelitian yang berkaitan hasil analisis data yang telah diteliti antara lain

oleh Gunadi, (2017: 85) menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT berpengaruh sangat signifikan (p<0,05) terhadap

peningkatan hasil belajar teknik dasar passing bola voli (passing bawah) pada

siswa kelas VII SMP Negeri 5 Singaraja tahun ajaran 2017/2018 dan penelitian

Kusuma,(2016: 56) menyimpulkan bahwa hasil analisis gerakan dan pembahasan

dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasisis masalah berpengaruh

signifikan terhadap hasil belajar passing bawah bola voli pada siswa kelas VII

SMP Negeri 1 Sukasada tahun ajaran 2016/2017.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head

Together terhadap Hasil Belajar passing Bola Voli pada Siswa Kelas VII SMP

Negeri 4 Sukasada Tahun Ajaran 2017/2018.


4

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka

dapat ditentukan identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran PJOK yang dilakukan pada umumnya masih berpusat pada

guru.

2. Penggunaan prasarana tidak efektip di karenakan oleh tidak seimbangnya

jumlah siswa dengan sarana prasarana yang ada.

3. Siswa dalam proses pembelajaran PJOK masih pasif sebagai penerima

informasi.

4. Pengetahuan awal siswa yang lebih akan mempengaruhi hasil belajar yang

lebih tinggi terhadap passing bola voli.

5. Metode pembelajaran yang di gunakan oleh guru pada pembelajaran akan

mempengaruhi hasil belajar passing bola voli.

6. Keterampilan siswa mempengaruhi hasil belajar passing bola voli

7. Hasil belajar passing bola voli siswa kelas VII SMP Negeri 4 Sukasada

masih rendah akibat kurang memahami materi.

1. 3 PEMBATASAN MASALAH

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah di uraikan, untuk mencegah

luasnya penelitian yang di lakukan sehingga tidak tercukupinya waktu penelitian

ini. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah upaya untuk meningkatkan

hasil belajar teknik dasar passing bola voli melalui model pembelajaran kooperatif

tipe NHT pada siswa kelas VII SMP N 4 Sukasada tahun ajaran 2017/2018.
5

1. 4 RUMUSAN MASALAH PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka permasalahan yang di

teliti dalam penelitian ini adalah Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran

kooperatif Tipe NHT terhadap hasil belajar passing bola voli pada siswa kelas

VII SMP Negeri 4 Sukasada?

1. 5 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka tujuan penelitian ini

adalah mengetahui pengaruh model pembelajaran kooferatif Tipe NHT terdapat

hasil belajar passing bola voli pada siswa kelas VII SMP Negeri 4 Sukasada.

1. 6 MANFAAT HASIL PENELITIAN

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian adalah :

1.6.1 Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini dapat menambah teori tentang model pembelajaran

kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran teknik dasar passing bola voli

yang lebih relevan dengan kondisi kontekstual siswa.

b. Hasil penelitian akan dapat digunakan sebagai salah satu cara dalam

memberi solusi terhadap rendahnya hasil belajar siswa dalam PJOK

khususnya pada pembelajaran bola voli (passing bawah dan passing atas).

1.6.2 Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

1. Membantu siswa untuk menguasai materi bola voli (passing bawah dan

passing atas).

2. Agar hasil belajar meningkat.


6

3. Membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar passing bola voli

dengan model pembelajaran kooperatif Tipe NHT.

a. Bagi Guru

1. Menambah pengetahuan guru PJOK tentang model pembelajaran

kooperatif Tipe NHT.

2. Menambah model pembelajaran yang akan dipakai oleh guru dalam

PJOK.

3. Untuk menambah keterampilan guru dalam penerapan model

pembelajaran kooperatif Tipe NHT.

b. Bagi Peneliti

1. Memberikan pengalaman dalam menghadapi situasi dan kondisi dalam

proses pembelajaran dan menambah wawasan bagi peneliti mengenai

penerapan pembelajaran kooperatif Tipe NHT dalam PJOK.

2. Dapat menambah wawasan bagi peneliti mengenai penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT.

3. Menambah keterampilan dalam penerapan model pembelajaran

kooperatif Tipe NHT

c. Bagi Sekolah

Membantu sekolah meningkatkan pemberdayaan kecakapan hidup para

siswanya sehingga diharapkan lebih dapat bersaing dalam kompetensi antar

sekolah baik untuk terjun ke masyarakat maupun untuk kepentingan melanjutkan

studi ke jenjang yang lebih tinggi.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Deskripsi Teoritis

2.1.1 Hasil Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3), “dengan berakhirnya suatu

proses belajar, maka siswa memperoleh suatu hasil belajar. Hasil belajar

merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar”. “Hasil

belajar tersebut dapat dibedakan menjadi dampak pengajaran dan dampak

pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil yang dapat diukur dengan segera atau

secara langsung, sedangkan dampak pengiring adalah hasil belajar siswa yang

tampak secara tidak langsung atau merupakan transfer hasil belajar” (Dimyati dan

Mudjiono, 2006: 295).

Menurut Suprijono (2009: 5), “hasil belajar adalah pola-pola perbuatan,

nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan”.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 26), “siswa yang belajar berarti

menggunakan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor untuk berinteraksi

terhadap lingkungannya dalam melakukan kegiatan belajar”. Berdasarkan uraian

di atas di dalam taksonomi instruksional, Bloom, dkk (dalam Dimyati dan

Mudjiono, 2006: 26) “mengkategorikan jenis perilaku dan kemampuan internal

7
8

akibat belajar, antara lain: a) ranah kognitif, b) ranah afektif, dan c) ranah

psikomotor”. Adapun penjelasan dari ketiga ranah di atas sebagai berikut.

a. Ranah Kognitif

Ranah kognitif terdiri dari enam jenisperilaku antara lain sebagai berikut.

1) Pengetahuan yakni pencapaian kemampuan ingatan tentang hal yang telah

dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan ini berkenaan dengan

fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip dan metode.

2) Pemahaman yang mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang

yang dipelajari.

3) Penerapan yang mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah

untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.

4) Analisis yang mencakup kemampuan terperinci suatu kesatuan ke dalam

bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.

5) Sintesis yang mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.

6) Evaluasi yang mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa

hal berdasarkan kriteria tertentu.

Berdasarkan uraian diatas dalam ranah kognitif, peneliti menekankan C1

untuk menunjang proses penelitian

b. Ranah Afektif

1) Penerimaan yang mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan

memperhatikan.

2) Partisipasi yang mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan, dan

berpartisipasi dalam suatu kegiatan.


9

3) Penilaian dan penentuan sikap yang mencakup menerima suatu nilai,

menghargai, mengakui dan menentukan sikap.

4) Organisasi yang mencakup kemampuan membentuk suatu sistem nilai

sebagai pedoman dan pegangan hidup.

5) Pembentukan pola hidup yang mencakup kemampuan menghayati nilai

membentuknya menjadi nilai kehidupan pribadi.

Berdasarkan uraian diatas dalam ranah afektif, peneliti menekankan A3 untuk

menunjang proses penelitian.

c. Ranah Psikomotor

1) Persepsi yang mencakup kemampuan memilah hal-hal secara khas dan

menyadari akan adanya perbedaan yang khas tersebut.

2) Kesiapan yang mencakup kesiapan menempatkan diri dalam keadaan di mana

akan terjadinya suatu gerakan atau rangkaian gerak.

3) Gerakan terbimbing yang mencakup kemampuan melakukan gerakan sesuai

dengan contoh atau gerakan peniruan.

4) Gerakan yang terbiasa yang mencakup kemampuan melakukan gerakan tanpa

contoh.

5) Gerakan kompleks yang mencakup kemampuan melakukan gerakan atau

keterampilan yang terdiri dari banyak tahap secara lancar, efisien dan tepat.

6) Penyesuaian gerak yang mencakup kemampuan mengadakan perubahan dan

penyesuaian pola gerak-gerak dengan persyaratan khusus yang berlaku.

` Berdasarkan uraian diatas dalam ranah psikomotor, peneliti menekankan P4

untuk menunjang proses penelitian.


10

2.1.2 Permainan Bola Voli

Permainan bola voli termasuk jenis permainan yang mudah, meriah,

murah, menarik dan masal yang kini semakin digemari oleh seluruh lapisan

masyarakat. Permainan ini mudah untuk dipelajari baik cara bermainnya, teknik

dasarnya, maupun peraturannya. Permainan bola voli menjadi salah satu

permainan yang digemari karena permainannya relatifringan , teknik tekniknya

cukup sederhana tetapi dengan koordinasi gerak yang benar, aturan permainannya

tidak sangat rumit, dan tentu saja karena permainan tersebut enak ditonton. Di

samping itu biaya peralatannya tidak terlalu mahal. Permainan bola voli sebagai

salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan telah tersirat dalam mata

pelajaran pendidikan jasmani yang wajib diikuti oleh semua siswa. Prinsip dari

bermain bola voli adalah “satu regu (enam orang) paling banyak dapat memainkan

bola di lapangan sendiri tiga kali, dengan peraturan setiap pemain tidak

diperbolehkan memainkan bola di udara dua kali berturut-turut kecuali block

(Budhiarta, 2008:6).

Prinsip-prinsip pemainan bola voli adalah sebagai berikut (Budhiarta,

2008: 17)

1. Permainan bola voli menggunakan bola sebagai alat, sedangkan secara efektif

bola dimainkan menggunakan lengan dan tangan (telapak tangan, jari-jari

tangan, pergelangan tangan). Permaian bola voli ini dapat berlangsung atau

dapat dilakukan secara monovoli, yaitu memukul atau memainkan bola kian

kemari sewaktu bola masih di udara agar bola jangan sampai menyentuh lantai.

2. Keterampilan memainkan bola secara individu oleh masing-masing pemain

merupakan modal dasar dalam permainan bola voli. Setiap individu yang
11

melakukan permainan ini memiliki beberapa tujuan, di samping mendatangkan

kesenangan (rekreasi), juga ingin memperoleh kemenangan (prestasi).

3. Permainan bola voli merupakan permainan beregu (team).

4. Kemenangan dalam permainan bola voli ditentukan oleh banyaknya team

tersebut mengumpulkan poin atau nilai untuk memperoleh kemenangan dalam

satu set 25 poin kalau terjadi deuce (jus) harus mencari dua selisih nilai,

dengan setiap regu harus berhasil memenangka sampai 3 set.

5. Permainan dimulai sejak servis pertama dilakukan.

6. Tiap regu hanya bisa memainkan bola sebanyak tiga kali pukulan.

a. Teknik Dasar Permainan Bola Voli

Permainan bola voli merupakan suatu permainan yang kompleks yang tidak

mudah dilakukan oleh setiap orang. Sebab, dalam permainan bola voli dibutuhkan

koordinasi gerak yang benar benar bisa diandalkan untuk melakukan semua

gerakan yang ada dalam permainan bola voli.

Teknik adalah cara melakukan atau melaksanakan sesuatu untuk mencapai

tujuan tertentu secara efisien dan efektif. Dalam permainan bola voli ada beberapa

bentuk teknik dasar yang harus dikuasai. Teknik-teknik dalam permainan bola

voli terdiri atas servis, passing (passing atas dan passing bawah), block dan smash

(Budhiarta, 2008)

1. Servis

Servis adalah pukulan bola yang dilakukan dari belakang garis akhir

lapangan permainan melampaui net ke daerah lawan. Pukulan servis dilakukan

pada permulaan dan setelah terjadinya setiap kesalahan. Karena pukulan servis
12

berperan besar untuk memperoleh poin, maka pukulan servis harus

meyakinkan,terarah, keras, menyulitkan lawan.

Ada beberapa servis dalam permainan bola voli, di antaranya servis tangan

bawah (underhand service), servis tangan samping (side hand service), servis atas

kepala (over head service), servis mengambang (floating service), service topspin,

dan servisloncat (jump service).

1. Passing

Passing adalah upaya seorang pemain dengan menggunakan suatu teknik

tertentu untuk mengoper bola yang dimainkannya kepada teman seregunya untuk

dimainkan dilapangan sendiri (Budhiarta, 2008:31). Teknik dasar passing yang

terdiri dari passing atas dan passing bawah merupakan keterampilan yang paling

dasar dan paling penting dalam permainan bola voli.

2. Blocking

Block merupakan benteng pertahanan yang utama untuk menangkis

serangan lawan” (Budhiarta, 2008:40). “Bendungan/blok adalah upaya

menghadang bola dari arah lawan, dilakukan di depan atau dekat jaring oleh

seorang pemain atau lebih pemain depan. Jika ditinjau dari teknik gerakan, block

bukanlah merupakan teknik yang sulit. Namun persentase keberhasilan suatu

block relatife kecil karena arah bola smash yang akan di block dikendalikan oleh

lawan. Keberhasilan block ditentukan oleh ketinggian loncatan dan jangkauan

tangan pada bola yang sedang dipukul lawan.

Terdapat empat tahapan dalam melakukan teknik dasar bendungan, “yaitu:

sikap awalan, bergerak dan menolak, posisi lengan di udara, mendarat. Keempat

tahapan tersebut perlu dipelajari dengan benar karena akan menjadi fondamen
13

penting bagi pengembangan keterampilan block berikutnya” (Depdiknas,

2006:20). Block dapat dilakukan dengan pergerakan tangan aktif (saat melakukan

block tangan digerakkan ke kanan maupun ke kiri) atau juga pasif (tangan pemain

hanya dijulurkan ke atas tanpa digerakkan). Block dapat dilakukan oleh satu, dua

atau tiga pemain.

3. Smash

Smash adalah pukulan bola yang keras dari atas ke bawah, jalannya bola

menukik (Budhiarta, 2008: 43). Untuk mencapai keberhasilan yang gemilang

dalam melakukan smash, maka harus menguasai empat konsep dasar smash yaitu:

Awalan, tolakan, melompat, gerakan memukul dan mendarat (Depdiknas,

2006:20). Seluruh gerakan smash dalam permainan bola voli harus dilakukan

secara berurutan dari awalan sampai dengan mendarat dan tidak boleh terputus-

putus. Keterampilan teknik smash dasar merupakan yang paling sulit dari

keseluruhan teknik permainan bola voli dan membutuhkan koordinasi motorik

yang kompleks (Depdiknas, 2006:20).

Macam macam teknik smash pada permainan bola voli (Budhiarta, 2008:

54)

1. Berdasarkan arah bola hasil pukulan:

a. Cross court smash

b. Straight smash

2. Berdasarkan kecepatan/kurva jalannya bola hasil pukulan:

a. Strong smash

b. Lob

c. Drive
14

3. Berdasarkan tingginya umpan

a. Open smash

b. Quick smash

c. Semi smash

d. Push smash

Dalam penelitian ini teknik dasar yang akan diteliti adalah teknik dasar

passingdalam permainan bola voli. Passing merupakan teknik dasar yang paling

penting dalam permainan bola voli. Oleh karena itu dalam belajar keterampilan

bola voli, yang pertama harus dikuasai adalah teknik dasar passing. Teknik dasar

passing dalam permainan bola voli ada dua yaitu passing atas dan passing bawah.

b) Passing Bawah

Passing bawah merupakan cara terbaik untuk menerima service dan spike

yang keras, di samping itu, passing bawah dipergunakan dalam hal menerima bola

yang jatuh hampir diluar jangkauan pemain. Memainkan bola dengan sisi dalam

lengan bawah merupakan teknik bermain yang cukup penting.

Kegunaan teknik lengan bawah antar lain (Budhiarta, 2008: 33).

a. Untuk penerimaan bola servis

b. Untuk penerimaan bola dari lawan yang berupa serangan/smash

c. Untuk pengambilan bola setelah terjadi block atau bola dari pantulan net

permainan

d. Untuk menyelamatkan bola yang kadang-kadang terpental jauh di luar

lapangan permainan

e. Untuk pengambilan bola yang rendah dan mendadak datangnya


15

Dalam suatu permainan yang dinamis, bola dimainkan secara cepat dan tak

terduga arahnya. Sehingga untuk menguasai bola agar tetap berada dalam

permainan dibutuhkan kemampuan mengembalikan bola sambil bergerak,

melompat, rol, meluncur dan sebagainya. Tujuan pengembalian bola semata-mata

hanya untuk menyelamatkan bola agar tetap dalam permainan. Teknik passing

bawah adakalanya harus dilakukan dengan satu tangan, yang mana posisi bola

tidak memunggkinkan untuk di passing dengan dua tangan. Hal ini biasanya bola

jatuh jauh dari pemain baik di samping atau di depan. Berikut akan dikemukakan

beberapa teknik passing bawah dengan satu tangan, (1) passing bawah dengan

satu tangan sambil menjatuhkan diri ke samping, teknik ini dilakukan dilakukan

apabila bola akan jatuh di samping pemain hingga hanya memungkinkan

dijangkau dengan satu tangan, (2) passing bawah dengan satu tangan sambil

menjatuhkan diri ke depan, teknik ini dilakukan dengan teknik menjangkau bola

ke depan atau dengan diving, karena bola akan jatuh jauh di depan pemain dan

tidak mungkin dikembalikan dengan passing bawah biasa.

Adapun teknik melakukan passing bawah adalah sebagai berikut:

1. Sikap awal

a) Kedua lutut ditekuk 45o dengan badan sedikit dicondongkan ke depan.

b) Berat badan menumpu pada telapak kaki bagian depan untuk mendapatkan

suatu keseimbangan labil agar dapat lebih mudah dan lebih cepat bergerak ke

segala arah.

c) Kedua tangan saling berpegangan yaitu: punggung tangan kanan diletakkan di

atas telapak tangan kiri kemudian saling berpegangan.


16

2. Sikap Pelaksanaan

a) Ayunkan kedua lengan ke arah bola, dengan sumbu gerak pada persendian

bahu dan siku betul-betul dalam keadaan lurus.

b) Perkenaan bola pada bagian proksimal dari lengan, di atas dari pergelangan

tangan.

c) Pada waktu lengan membentuk sudut sekitar 45º dengan badan, lengan

diayunkan dan diangkat hampir lurus.

d) Koordinasikan gerak tangan, lengan, badan, lutut dan kaki secara serempak

hingga menciptakan rangkaian gerak yang harmonis.

3. Sikap akhir

a. Setelah ayunan lengan mengenai bola, kaki belakang melangkah ke depan

untuk mengambil posisi siap kembali.

b. Ayunan lengan ke depan untuk passing bawah ke depan tidak melebihi sudut

45º dengan bahu depan.

c. Pandangan mengikuti arah bola


17

Gambar 2.1
Teknik Dasar Passing Bawah Bola Voli
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, dengan model: I wayan andi suandika, dibuat
pada minggu, 18 Februari 2018 diLapangan Bola Voli Undiksha)

c) Passing Atas

Dalam permainan bola voli passing atas merupakan passing yang

terpenting, dan harus dikuasai oleh setiap pemain. Dengan melakukan passing

atas maka bola yang dimainkan akan terarah baik dan sering memenuhi

sasarannya.Selain merupakan cara terbaik untuk mengirimkan bola ke arah

pemain yang berada dekat net (set-uper). Cara ini juga berlaku dalam memberikan

umpan kepada spiker yang akan melancarkan serangan. Cara melakukan teknik

passing atas adalah jari-jari terbuka lebar dan kedua tangan membentuk mangkuk

hampir saling berhadapan. Sebelum menyentuh bola, lutut sedikit ditekuk hingga

tangan berada di muka setinggi hidung. Sudut antara sikut dan badan ± 45º. Bola

disentuhkan dengan cara meluruskan kedua kaki dengan lengan. Sikap

pergelangan tangan dan jari jari tidak berubah (Budhiarta, 2008).


18

Adapun teknik melakukan passing atas adalah sebagai berikut:

1. Sikap awal

a) Kedua kaki berdiri dibuka selebar bahu, berat badan menumpu pada telapak

kaki bagian depan.

b) Lutut ditekuk 45odengan badan merendah, dengan kedua tangan diangkat

lebih tinggi dari dahi.

c) Jari-jari tangan terbuka lebar membentuk cekungan seperti setengah lingkaran

atau menyerupai mangkuk

2. Sikap Pelaksanaan

a) Tepat pada saat bola berada di atas dan sedikit di depan dahi lengan

diluruskan dengan gerakan agak eksplosif untuk mendorong.

b) Perkenaan bola pada permukaan jari-jari ruas pertama dan kedua, yang

dominan mendorong bola adalah ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah.

c) Pada waktu perkenaan dengan bola, jari-jari agak ditegangkan, kemudian

diikuti dengan gerakan pergelangan tangan agar bola dapat memantul dengan

baik.

d) Koordinasi gerak tangan, lengan, badan, lutut dan kaki secara serempak

hingga menciptakan rangkaian gerakan yang harmonis.

3. Sikap akhir

a) Setelah bola memantul dengan baik, lanjutkan dengan meluruskan lengan ke

depan atas sebagai suatu gerakan lanjutan.

b) Memindahkan berat badan ke depan dengan melangkahkan kaki belakang ke

depan.

c) Pandangan mengikuti arah bola.


19

Gambar 2.2
Teknik Dasar Passing Atas Bola Voli
(Sumber: Dokumentasi pribadi, dengan model: I wayan andi suandika, dibuat
pada minggu, 18 Februari 2018 diLapangan Bola Voli Undiksha)

2.1.3 Pembelajaran PJOK

Dalam proses pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah

mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan prilaku bagi

peserta didik”. Trianto (2009:17). Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang

tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan

prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran” Trianto

(2009:17). Pembelajaran adalah “suatu sistem yang diterapkan, yang terdiri atas

berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen

tersebut meliputi: tujuan, materi, metode, dan evaluasi”.


20

Berdasarkan pendapat di atas, maka pembelajaran pada hakikatnya adalah

suatu proses belajar dan mengajar yang merupakan interaksi peserta didik dengan

pendidik sehingga siswa dapat menunjukkan aktivitas belajarnya. Pembelajaran

PJOK merupakan suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang

mengembangkan manusia seutuhnya yang didesain untuk meningkatkan

kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan

prilaku hidup sehat.

Menurut Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 mengungkapkan,

penjasorkes adalah bagian integral dari sistem pendidikan nasional secara


keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran
jasmani, keterampilan berpikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan
sosial, penalaran, dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani dan
olahraga.

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi pada hakikatnya adalah

“proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan

perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental serta

emosional. Dalam perkembangannya dan hakikatnya PJOK adalah “proses

pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik dan kesehatan untuk menghasilkan

perubahan holistik baik dalam hal fisik, mental, serta emosional” (Husdarta,

2009:3). PJOK merupakan suatu proses seseorang sebagai individu maupun

anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai

kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani,

pertumbuhan, kecerdasan, dan pembentukan watak. Berdasarkan hal tersebut di

atas, dapat ditegaskan PJOK adalah sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari

pendidikan secara keseluruhan memiliki peran sebagai pondasi bagi tumbuh

kembang anak. Dengan demikian, PJOK dapat mengembangkan seluruh potensi


21

yang dimiliki anak yakni aspek organis, perseptual, pengetahuan, sosial dan

emosional yang direncanakan secara sistematik dalam ruang lingkup PJOK.

Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung

seumur hidup. Pembelajaran PJOK yang diajarkan di satuan pendidikan formal

penyelenggara pendidikan kesetaraan memiliki peranan sangat penting, yaitu

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam

berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan

yang terpilih yang dilakukan secara sistematis.Pembekalan pengalaman belajar itu

diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih

baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat.

Pendidikan memiliki sasaran pedagogis, oleh karena itu pendidikan kurang

lengkap tanpa adanya pembelajaran PJOK, karena gerak sebagai aktivitas jasmani

adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara

alami berkembang searah dengan perkembangan zaman.

2.1.4 Sistematika Pembelajaran dalam PJOK

Sistematika pembelajaran dalam PJOK berdasarkan PERMENDIKBUD

Nomor 22 Tahun 2016 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah

sebagai berikut: (a) kegiatan pendahuluan, (b) kegiatan inti, dan (c) kegiatan

penutup.

a. Kegiatan Pendahuluan

Dalam kegiatan pembelajaran seorang guru wajib :

1) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses

pembelajaran;
22

2) Memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesuai manfaat dan

aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh

dan perbandingan lokal, nasional dan internasional, serta disesuaikan dengan

karakteristik dan jenjang peserta didik;

3) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengtahuan

sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.

4) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.

5) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

b. Kegiatan Inti

Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran,

media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik

peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik dan /atau tematik

terpadu dan/atau saintifik dan/atau inkuiri dan penyikapan (discovery) dan/atau

pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project

based learning) disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang

pendidikan. Dalam kurikulum baru yaitu K13 setiap kegiatan inti dalam

pembelajaran harus menyertai aspek 5M, yaitu mengamati, menanya,

mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.

1) Mengamati

Dalam kegiatan mengamati, guru membaca secara luas dan bervariasi

kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat,

menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk

melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperthatikan (melihat,

membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek.
23

2) Menanya

Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada

peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dan

dibaca. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan

pertanyaan tentang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang

lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang

bersifat hipotetik.

Dari situasi dimana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari

guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai

tingkat di mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari

kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya

dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya

maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan tersebut menjadi

dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang

ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam.

3) Mengumpulkan informasi

Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi

dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat

membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang

lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul

sejumlah informasi.

4) Mengasosiasi

Kegiatan berikutnya yaitu memproses informasi untuk menemukan

keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari


24

keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang

ditemukan.

5) Mengkomunikasikan Hasil

Kegiatan berikutnya adalah menuliskan dan menceritakan apa yang

ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasi, dan menemukan

pola. Hal tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar

peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut.

4. Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru bersama peserta didik baik secara individual

maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi :

1) Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk

selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak

langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung;

2) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

3) Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas

individual maupun kelompok; dan

4) Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan

berikutnya.

2.1.5 Model-model Pembelajaran

Model pembelajaran sangat berperan penting dalam mencapai tujuan

pembelajaran yang telah ditentukan. Penerapan model pembelajaran yang tepat

akan menciptakan kondisi belajar yang kondusif, efektif dan efisien. Trianto

(2007 :5) menyatakan,Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu

pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di


25

kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-

perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, komputer,

kurikulum, dan lain-lain. Model pembelajaran merupakan “landasan praktik

pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang

dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan

implikasinya pada tingkat operasional dikelas” (Suprijono 2009 :45-46). Isi yang

terkandung di dalam model pembelajaran adalah berupa strategi pengajaran yang

digunakan untuk mencapai tujuan intruksional. Berdasarkan penjelasan mengenai

model pembelajaran di atas bahwa, model pembelajaran adalah suatu perencanaan

atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan

pembelajaran.

Adapun model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran

adalah sebagai berikut:

a. Model Pembelajaran Langsung

Pembelajaran langsung atau direct instruction dikenal dengan sebutan active

teaching. Penyebutan itu mengacu pada gaya mengajar di mana guru terlibat aktif

dalam mengusung isi pelajaran kepada peserta didik dan mengajarkanya secara

langsung kepada suluruh kelas.

b. Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis

kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang dipimpin oleh guru atau diarahkan

oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh

guru, di mana guru menetapkan tugas dan pertanyan-pertanyan serta menyediakan


26

bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik

menyelesaikan masalah yang dimaksud.

c. Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Model pembelajaran berbasis masalah dikembangkan berdasarkan konsep-

konsep yang dicetuskan oleh Jerome Bruner. Konsep tersebut adalah belajar

penemuan atau discovery learning. Proses belajar penemuan meliputi proses

informasi, transformasi, dan evaluasi. Belajar penemuan menekankan pada

berpikir tingkat tinggi.

Berdasarkan model pembelajaran yang diuraikan diatas, peneliti memilih

model pembelajaran kooperatif karena model pembelajaran kooperatif merupakan

model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa belajar dalam

kelompoknya. Dimana dalam penyesuaian tugas kelompok, siswa bekerjasama

memecahkan suatu permasalahan melalui interaksi sosial dengan teman

sebayanya dan setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas keberhasilan

kelompoknya sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Jadi

dengan pendapat tersebut maka permasalahan yang dihadapi dalam proses

pembelajaran teknik dasar passing bola voli siswa kelas VII SMP Negeri 4

Sukasada diharapkan dapat ditanggulangi melalui penerapan model pembelajaran

kooperatif.

2.1.6 Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Nurhadi, (2004: 60) “pembelajaran kooperatif merupakan model

pengajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam

memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar. Menurut Eggen

and Kauchak (dalam Trianto,2007; 42) pembelajaran kooperatif merupakan


27

sebuah kelompok srategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara

berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Terdapat lima unsur dasar dalam

pembelajaran kooperatif (Santyasa, 2005: 89-96) yaitu: a) saling ketergantungan

positif, b) interaksi tatap muka, c) keterampilan-keterampilan kolaboratif, d)

pemrosesan interaksi-interaksi kelompok, e) tanggung jawab individu. Penjelasan

dari kelima unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut.

a. Saling Ketergantungan Secara Positif

Saling ketergantungan secara positif adalah perasaan antar kelompok siswa

untuk membantu setiap orang dalam kelompok tersebut. Cara-cara

mempromosikan saling ketergantungan secara positif dalam kelompok meliputi:

tujuan, penghargaan, peranan, sumber dan identitas.

b. Interaksi Tatap Muka

Interaksi tatap muka menuntut para siswa dalam kelompok dapat saling

bertatap muka sehingga mereka dapat melakukan dialog, tidak hanya dengan

guru, tetapi juga dengan sesama siswa. Interaksi semacam itu memungkinkan para

siswa dapat saling menjadi sumber belajar sehingga sumber belajar lebih

bervariasi.

c. Keterampilan-keterampilan Kolaboratif

Keterampilan-keterampilan kolaboratif yang baik adalah sangat penting

tidak hanya untuk sukses di luar sekolah dengan teman dan keluarga, tetapi juga

dalam karir. Guru memilih suatu keterampilan kolaboratif hendaknya lebih

menekankan pada kesesuaian dengan karakteristik masing-masing pelajaran.

Namun tidak menutup kemungkinan bahwa akan terdapat keterampilan yang sama

untuk beberapa pelajaran.


28

d. Pemrosesan Interaksi-interaksi Kelompok

Sebagai bagian dari masing-masing unit di mana pembelajaran kooperatif

digunakan, waktu hendaknya direncanakan paling tidak sekali untuk para siswa

mendiskusikan bagaimana sebaiknya kelompok mereka bekerja bersama.

Pemrosesan interaksi kelompok memiliki dua aspek. Pertama, menjelaskan

tentang keberfungsian kelompok. Kedua, kelompok akan mendiskusikan apakah

interaksi mereka perlu diperbaiki. Pemrosesan interaksi kelompok ini membantu

kelompok belajar bagaimana berkolaborasi dengan lebih efektif, di mana dapat

ditetapkan selama atau diakhir kegiatan.

e. Tanggung Jawab Individu

Satu hal yang paling umum bagi siswa bekerja dalam kelompok adalah

bahwa beberapa anggota kelompok akan mengakhiri semua pekerjaan dan semua

pembelajaran. Jadi, mendorong setiap orang dalam kelompok untuk berpartisipasi

dan belajar merasakan bertanggung jawab secara individual untuk keberhasilan

kelompok mereka.

Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif dapat dilihat pada tabel

01 berikut (Trianto, 2007:48)

Tabel 2.1
Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

No Fase Tingkah Laku Guru


1 Fase-1 Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran
Menyampaikan tujuan yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut
dan memotivasi siswa dan memotivasi siswa dalam belajar.

2 Fase-2 Guru menyajikan informasi kepada siswa


Menyajikan informasi dengan menggunakan sarana dan prasarana
yang tersedia.
29

No Fase Tingkah Laku Guru


3 Fase-3 Guru membagi siswa ke dalam kelompok
Mengorganiasikan belajar yang setiap kelompok terdiri dari 5-6
Siswa ke dalam orang siswa dan dipilih secara heterogen
Kelompok kooperatif
4 Fase-4 Guru membimbing kelompok-kelompok
Membimbing belajar dengan menggunakan sarana dan
Kelompok bekerja dan prasarana yang tersedia
belajar
5 Fase-5 Guru mengevaluasi hasil belajar tentang
Evaluasi materi yang telah dipelajari kemudian
masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya.

6 Fase-6 Guru mencari cara untuk memberikan


Memberi penghargaan kepada siswa, baik secara
penghargaan/penguatan individu/kelompok

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

kooperatif adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dalam

kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 5-6 orang siswa yang memiliki tingkat

kemampuan yang berbeda (heterogen) dalam menyelesaikan tugas kelompok,

setiap anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu materi

pelajaran, memeriksa dan memperbaiki jawaban temannya yang salah, serta

aktivitas lainnya dengan tujuan untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi.

2.1.7 Tipe-tipe Model Pembelajaran Kooperatif

Ada 4 (empat) model pembelajaran kooperatif yang digunakan oleh guru

menurut Arends (dalam Nurhadidkk, 2004: 64) yaitu: 1) Tipe student teams

achievement divisions (STAD), 2) Jigsaw, 3) Group Investigations (GI), 4) Tipe

Struktural. Adapun penjelasan keempat tipe pembelajaran kooperatif yang

tersebut adalah sebagai berikut:


30

a. Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)

Tipe ini dipandang sebagai yang paling sederhana dan paling langsung dari

pendekatan pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran STAD digunakan untuk

mengajarkan informasi akademis baru kepada siswa setiap minggu, baik melalui

penyajian verbal maupun tertulis. Para siswa di dalam kelas dibagi menjadi

beberapa kelompok/tim, masing-masing terdiri dari 4-5 anggota kelompok. Tiap-

tiap kelompok memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik

maupun kemampuannya.

b. Tipe Jigsaw

Tipe Jigsaw, kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya 5-6 orang

siswa dengan karakteristik yang heterogen. Bahan akademik disajikan kepada

siswa dalam bentuk teks dan tiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari

suatu bagian dari sekian akademik tersebut. Para anggota dari berbagai tim

berbeda memiliki tanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian akademik yang

sama dan selanjutnya berkumpul untuk saling membantu mengkaji bagian bahan

tersebut.

c. Tipe Group Investigations (GI)

Tipe GI menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam

berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Para guru yang

menggunakan tipe GI umumnya membagi kelas dalam beberapa kelompok yang

beranggotakan 5-6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Pembagian

kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat

terhadap suatu topik tertentu. Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari,

mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah


31

dipilih,kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara

keseluruhan.

d. Tipe Struktural

Tipe struktural menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang

untuk mempengaruhi pola-pola interaksi siswa. Struktur tersebut dikembangkan

dengan maksud agar menjadi alternatif dari berbagai struktur kelas yang lebih

tradisional. Struktur-struktur menghendaki agar para siswa bekerja sama saling

bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif.

Bagian-bagian tipe truktural yaitu:

1. Think-Pair-Share (TPS)

Strategi TPS atau berpikir berpasangan berbagi adalah merupakan jenis

pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi

siswa. Strategi TPS ini berkembang dari penelitian belajar kooperatifdan waktu

tunggu. Model pembelajaran ini pertama kali dikembangkan oleh Frank Lyman

dan koleganya di Universitas Maryland sesuai yang dikutip Arends dalam Trianto

(1997) menyatakan bahwa TPSmerupakan suatu cara yang efektif untuk membuat

variasi suasana pola diskusi kelas. Model pembelajaran TPS terbagi dalam tiga

langkah-langkah (fase) yaitu: (1) Berpikir (Thinking), (2) Berpasangan (Pairing)

dan (3) Berbagi (Sharing) (Trianto,2007:61).

2. Numbered Head Together (NHT)

NHT atau penomoran berpikir bersama merupakan jenis pembelajaran

yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif

terhadap kelas tradisional. NHT pertama kali dikembangkan oleh Spencer Kagan

pada tahun 1993 untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi
32

yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap

isi pelajaran tersebut (Trianto, 2007).

Pendekatan struktural tipe NHT, yang dikembangkan oleh Spencer Kagan

terancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa sebagai alternatif terhadap

struktural kelas tradisional. Menurut Nurhadi dkk (2004: 67), sebagai pengganti

dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas, guru menggunakan struktural

empat langkah berikut ini: a) penomoran, b) pengajuan pertanyaan, c) berpikir

bersama, d) pemberian jawaban”.

a. Langkah 1 : Penomoran

Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang

beranggotakan 3-5 orang dan memberikan mereka nomor sehingga setiap siswa

dalam tim tersebut memiliki nomor berbeda.

b. Langkah 2 : Pengajuan Pertanyaan

Guru mengajukan suatu pertanyaan kepada para siswa. Pertanyaan dapat

bervariasi, dari yang bersifat spesifik hingga yang bersifat umum.

c. Langkah 3: Berpikir bersama

Para siswa berpikir bersama di masing-masing kelompoknya untuk

menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban

tersebut.

d. Langkah 4: Pemberian jawaban

Guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor

yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.
33

2.1.8 Keunggulan Model Pembelajaran Kooperatif

Hasil penelitian dengan metode meta-analisis yang dilakukan oleh Johnson

(1984), menunjukkan adanya berbagai keunggulan pembelajaran kooperatif

(dalam Nurhadi, dkk 2004:63-64), sebagai mana yang telah diuraikan berikut:

1. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial.

2. Mengembangkan kegembiraan belajar yang sejati.

3. Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan,

informasi, perilaku sosial, dan pandangan.

4. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilaisosial dan komitmen.

5. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois.

6. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial.

7. Meningkatkan keterampilan metakognitif.

8. Menghilangkan siswa dari penderitaan akibat kesendirian atau ketersaingan.

9. Meningkatkan motivasi belajar intrinsik.

10. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih

baik.

11. Meningkatkan keyakinan terhadap idea atau gagasan sendiri.

12. Meningkatkan perasaan penuh makna mengenai arah dan tujuan hidup.

13. Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai

perspektif.

14. Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia.

15. Berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan

saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktikkan.

16. Menimbulkan perilaku rasional di masa remaja.


34

17. Mencegah terjadinya kenakalan di masa remaja.

18. Mencegah timbulnya gangguan kejiwaan.

19. Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa.

20. Dapat menjadi acuan bagi perkembangan keperibadian yang sehat dan

terintegrasi.

2.1.9 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together (NHT)

Model pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan suatu pendekatan

yang dikembangkan oleh Spencer Kagan dengan melibatkan para siswa dalam

mereview bahan pelajaran danmemeriksa pemahaman mereka mengenai isi

pelajaran tersebut. Teori pembelajaran kooperatif menekankan bahwa siswa

belajar saling mendorong dan membimbing satu sama lain, memiliki tanggung

jawab perseorangan, masing-masing siswa memberikan partisipasinya secara

maksimal dan terdapat kesepakatan aktif dan interakif.

Struktur yang dikembangkan oleh Kagan ini menghendaki siswa bekerja

saling membantu dalam kelompok kecildan lebih dicirikan oleh penghargaan

kooperatif daripada penghargaan individual. Salah satu kunci manfaat pendekatan

struktural adalah pendekatan ini dirancang untuk mengembangkan indikator-

indikator kunci pembelajaran kooperatif yang meliputi saling ketergantungan

positif, tanggung jawab perseorangan, dan partisipasi yang merata. Dalam

pendekatan struktural, tujuan kognitif yang hendak dicapai adalah berupa

informasi akademik sederhana, sedangkan tujuan sosialnya adalah keterampilan

kelompok dan keterampilan sosial. Struktual tim beranggotakan 3-5 orang tiap

kelompok.Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah

sebagai berikut sesuai tabel 02.


35

Tabel 2.2
Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

No Fase Tingkah Laku


1 Fase-1 Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang
Menyampaikan ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan
tujuan dan memotivasi siswa belajar
memotivasi siswa
2 Fase-2 Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan
Menyajikan menggunakan sarana dan prasarana yang tersedia
informasi
3 Fase-3 Guru membagi siswa ke dalam kelompok belajar
Mengorganisasikanyang terdiri dari 3-5 orang siswa dan masing-
siswa ke dalam masing siswa di dalam anggota kelompok diberikan
kelompok- nomor
kelompok belajar Penomoran (NHT)
Guru memberikan setiap anggota kelompok nomor
yang berbeda sesuai jumlah anggota kelompok
5 Fase-5 Guru mengajukan pertanyaan yang bervariasi dan
Mengajukan spesifik kepada kelompok siswa
pertanyaan (NHT) Pengajuan Pertanyaan (NHT)
dan Guru mengawasi kerja masing-masing kelompok
Membimbing agar dapat diketahui partisipasi masing-masing
kelompok bekerja anggota kelompok dan tetap memberikan
dan belajar bimbingan kepada siswa apabila ada yang
mengalami kesulitan
Bepikir bersama (NHT)
Siswa berpikir secara bersama-sama dengan
anggota kelompok nya untuk memecahkan masalah
atau mendiskusikan terkait materi yang dipelajari
6 Fase-6 Pemberian jawaban (NHT)
Evaluasi Siswa ditunjuk secara acak untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di
depan kelas sedangkan anggota kelompok lain yang
tidak ditunjuk tidak boleh membantu temannya.
7 Fase-7 Guru mencari cara untuk menghargai baik upaya
Memberikan maupun hasil belajar individu dan kelompok
penghargaan

2.2 Penelitian Yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh Gunadi (2017) menemukan bahwa pembelajaran dengan


36

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT memberikan pengaruh

yang signifikan terhadap hasil belajar passing bola voli pada siswa kelas VII

SMP NEGERI 4 Sukasada dengan nilai thitung 15,8666>ttabel2,032 dengan taraf

signifikan 0,05.

Penelitian yang dilakukan oleh kusuma (2016) juga menemukan model

pembelajaran berbasisis masalah berpengaruh signifikan(p<0,05) terhadap hasil

belajar passing bawah bola voli pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sukasada

tahun ajaran 2016/2017.

Penelitian yang dilakukan oleh Pramulia dan Sudarso (2014) menemukan

bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

NHT memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar chest pass bola

basketpada siswa kelas X SMKN 10 Surabaya dengan nilai thitung 18,58 >ttabel 1,69.

2.3 Kerangka Berpikir

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti kepada guru

kelas VII SMP Negeri 4 Sukasada selama ini proses pembelajaran yang diberikan

guru masih bersifat konvensional/tradisional. Hal ini dapat dilihat dari proses

pembelajaran yang masih dilakukan secara klasikal atau kelompok besar, dimana

proses pembelajaran ini dilakukan tanpa memperhatikan karakteristik siswa.

Peranan guru juga masih dominan dalam proses pembelajaran yaitu guru

memiliki kekuasaan penuh untuk mengatur dan menentukan proses pembelajaran

sehingga menyebabkan siswa kurang dapat mengembangkan kemampuan

berpikirnya. Masalah lain yang ditemui yaitu kurangnya penerapan model

pembelajaran yang lebih banyak melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.


37

Untuk mengatasi hal itu maka diperlukan suatu model pembelajaran yang

dapat memperagakan proses gerak dengan baik dan benar yang sesuai dengan

tuntutan kurikulum. Maka dari itu peneliti mencoba melakukan suatu penelitian

untuk mendapatkan perbaikan dari proses pembelajaran khususnya pada

pendidikan jasmani yaitu dengan diperlukan cara penyajian materi pelajaran

permainan bola voli ini atau metode penyampaian materi yang mampu

mengembangkan cara belajar siswa aktif, berpikir analisis dan mampu

memecahkan masalah yang di hadapi, diantaranya dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT.

Model pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan model pembelajaran

yang sangat sederhana dengan membagi siswa belajar ke dalam kelompok-

kelompok kecil yang heterogen. Pembelajaran dengan model ini lebih

menekankan pada tanggung jawab, partisipasi aktif, kerjasama, dan memberi

kesempatan pada siswa untuk mengemukakan ide-ide pada kelompok belajarnya.

Dengan adanya penomoran dalam model pembelajaran ini, memungkinkan siswa

untuk bertanggung jawab pada dirinya sendiri terkait pemahaman materi yang

diajarkan. Guru sebagai pembimbing membantu memecahkan masalah dalam

kegiatan pembelajaran sehingga pembelajaran yang didominasi oleh guru akan

berkurang sebaliknya kegiatan pembelajaran akan lebih didominasikan oleh siswa.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat diduga bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe NHT mampu mendorong siswa agar lebih

bertanggung jawab, partisipasi, aktif, dan mampu bekerja sama. Sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.


38

Siswa Kelas VII SMPN 4


Sukasada

Model Pembelajaran Model Pembelajaran Inovatif


Konvensional

Ceramah, Model Pembelajaran


Demonstrasi,Penugasan Kooperatif tipe NHT

Berpusat pada guru Berpusat pada siswa

Siswa Pasif Siswa Aktif

Hasil Belajar Hasil Belajar

Hasil belajar Tetap Hasil belajar meningkat

Gambar 2.3
Kerangka berpikir

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkankerangka berpikir diatas, maka dapat diajukan hipotesisya itu,

model pembelajaran kooperatif tipe NHT Berpengaruh terhadap hasil belajar

teknik dasar passing bola voli pada siswa kelas VII SMP Negeri 4 Sukasada

tahunajaran 2017/2108.
BAB III
METODE PENELITIAN
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat :

Penelitian ini dilaksanakan dilapangan olahraga SMP N 4 Sukasada.

2. Waktu :

Penelitian ini akan dilakukan mulai bulan april hingga mei 2018 sampai

selesainya penelitian.

3.2 Rancangan Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen

sungguhan (true experimental).

Kanca (2010:93) menyatakan,

Penelitian eksperimen sungguhan bertujuan untuk menyelidiki

kemungkinan saling berhubungan sebab akibat dengan cara mengenakan satu atau

lebih kelompok experimental satu atau lebih kondisi perlakuan dan

membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak

dikenal kondisi perlakuan.

Rancangan penelitian adalah “rencana tentang bagaimana cara

mengumpulkan, menyajikan, dan menganalisis data untuk memberi arti terhadap

data tersebut secara efektif dan efisien (Kanca, 2010:55).

39
40

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 4 Sukasada pada kelas VII

tahun ajaran 2017/2018. Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap hasil belajar teknik

dasar passing bola voli pada siswa kelompok eksperimen sedangkan kelompok

kontrol diberikan pembelajaran dengan model konvensional.

Rancangan pada penelitian ini adalah rancangan the randomize pretest-

posttest control group the same subject design,seperti pada gambar 08 berikut:

X
T1 T2

P R S 1
T1 T2
O
1
Gambar 3.1
Rancangan Penelitian

Keterangan:

P : Populasi
S : Sampel
T1 : Tes Awal (pretest)
T2 : Tes Akhir (posttest)
X : kelompok Eksperimen menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT
O : Kelompok Kontrol menggunakan model pembelajaran
konvensional (ceramah, demonstrasi, pemberian tugas)

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian


3.3.1 Populasi

Penelitian tentu harus ada sampel dan populasi. Populasi menentukan

sampel yang akan diambil, “Populasi adalah keseluruhan atau himpunan objek

dengan ciri yang sama” (Kanca, 2010: 19).


41

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah seluruh siswa-

siswi kelas VII SMP Negeri 4 Sukasada tahun pelajaran 2017/2018 yang terdiri

dari 5 kelas yaitu: VII A 32 orang, VII B 32 orang, VII C 32 orang, VII D 32

orang, dan VII E 35 orang, sehingga keseluruhan jumlah populasi penelitian

adalah 163 orang.

3.3.2 Sampel (Simple Random Sampling)

Simple random sampling digunakan apabila populasi dianggap homogen.

Tersedia daftar (list) dari semua unit populasi, berikut nomor urut dari semua unit

populasi. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan bantuan atau melalui lotre

(undian) bilangan random”(Kanca, 2010: 24).

Berdasarkan hasil pengundian diperoleh sampel penelitian untuk masing-

masing perlakuan seperti tertera pada tabel 04 dibawah ini.

Tabel 3.1
Sampel Penelitian pada Masing-masing Perlakuan

Jumlah Siswa
No Kelas Sampel Metode Pembelajaran
(orang)
1 VII B Kooperatif tipe NHT 32
2 VII D Konvensional 32
Jumlah Total 64

Tabel 3.2
Rancangan Perlakuan Kelompok Eksperimen

Aktivitas Peneliti Aktivitas Siswa


Fase
Peneliti menyampaikan semua Siswa menyimak
Fase-1 tujuan pelajaran yang ingin tujuan pembelajaran
dicapai pada pelajaran tersebut yang akan dicapai pada
Menyampaikan dan memotivasi siswa belajar proses pembelajaran
tujuan dan
memotivasi siswa
Fase-2 Peneliti menyajikan informasi Siswa mendengarkan
Menyajikan kepada siswa dengan dan memerhatikan
42

Aktivitas Peneliti Aktivitas Siswa


Fase
informasi menggunakan sarana dan materi yang dijelaskan
prasarana yang tersedia oleh peneliti
Fase-3 Peneliti membagi siswa kedalam Di dalam kelompok
Mengorganisasikan kelompok belajar yang terdiri siswa mengingat
siswa kedalam dari 5-6 orang siswa dan nomornya masing-
kelompok- masing-masing siswa di dalam masing.
kelompok belajar anggota kelompok diberikan
nomor
Penomoran (NHT)
Peneliti memberikan setiap
anggota kelompok nomor yang
berbeda sesuai jumlah anggota
kelompok
Mengajukan Peneliti mengajukan pertanyaan Siswa mengerjakan
Pertanyaan kepada siswa agar didiskusikan tugas atau menjawab
di kelompoknya masing-masing pertanyaan dan beskusi
dengan kelompoknya.
Fase-5 Peneliti mengawasi kerja Melalui diskusi siswa
Membimbing masing-masing kelompok agar diberikan kesempatan
kelompok bekerja dapat diketahui partisipasi untuk menemukan
dan belajar masing-masing anggota konsep/prinsip yang
kelompok dan tetap memberikan terkait dalam materi.
bimbingan kepada siswa apabila
ada yang mengalami kesulitan
Befikir bersama (NHT)
Siswa berfikir secara bersama-
sama dengan anggota kelompok
nya untuk memecahkan masalah
atau mendiskusikan terkait
materi yang dipelajari
Fase-6 Pemberian jawaban (NHT) Siswa yang nomornya
Evaluasi peneliti mengevaluasi tugas dipanggil
siswa dengan menunjuk siswa mempresentasikan
secara acak untuk hasil diskusi
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
kelompoknya di depan kelas
sedangkan anggota kelompok
lain yang tidak ditunjuk tidak
boleh membantu temannya
Fase-7 Peneliti memberikan Siswa memberikan
Memberikan penghargaaan baik upaya tepuk tangan kepada
penghargaan maupun hasil belajar individu kelompok maupun
dan kelompok individu untuk
menghargai upaya
maupun hasil belajar
yang diraih
43

Tabel 3.3
Rancangan Perlakuan Kelompok Kontrol (Model Pembelajaran
Konvensional)

Fase Aktivitas Peneliti Aktivitas Siswa


Apersepsi Menyampaikan pokok bahasan Mendengarkan informasi yang
atau materi yang akan diberikan. disampaikan dan menerima
informasi baru.
Kegiatan Memberikan pertanyaan terkait Mencatat pertanyaan atau soal
Inti materi yang diajarkan. terkait materi yang diajarkan.
Mendemonstrasikan terkait Memperhatikan materi yang
materi yang diberikan. didemonstrasikan peneliti.
Menugaskan siswa melakukan Melakukan tugas gerak yang
gerakan terkait materi yang diberikan oleh peneliti
diajarkan.
Penutup Menyimpulkan bahan ajar yang Mendengarkan kesimpulan
diberikan. yang disampaikan peneliti.

3.4. Metode dan Instrumen Pengumpulan data

Pada penelitian ini, data yang diperoleh adalah berdasarkan hasil penilaian

asesmen teknik dasar passing bola voli (passing atas dan passing bawah) yang

diisi oleh 2 orang evaluator dari guru PJOK SMP Negeri 4 Sukasada. Prosedur

pengumpulan data dilakukan dengan memberikan pretest sebelum perlakuan dan

posttest setelah perlakuan. Tes yang diberikan pada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol adalah tes yang sama.

a. Teknik Pengumpula Data

1. Penilaian aspek kognitif teknik dasar passing bola voli (passing atas dan

passing bawah) dilakukan oleh peneliti dengan cara memberikan

pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk isian dengan materi pembelajaran pada

saat akhir pembelajaran.


44

2. Penilaian aspek afektif dilakukan oleh 2 evaluator berdasarkan perilaku

yang ditunjukkan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan

lembar pengamatan.

3. Penilaian aspek psikomotor dilakukanoleh peneliti berdasarkan unjuk kerja

siswa dalam melakukan teknik dasar passing bola voli (passing atas dan

passing bawah).

3.4.1 Instrumen Variabel Terikat

1) Definisi Konseptual

Untuk memperjelas definisi konseptual variable yang dibahas dalam

rancangan penelitian ini, adalah hasil belajar yang telah dicapai siswa dalam

proses kegiatan belajar mengajar dengan teknik dasar passing bola voli. Hasil

belajar siswa dapat berupa apa yang diperoleh siswa setelah proses belajar

mengajar seperti misalnya perubahan kemampuan-kemampuan pada siswa baik

kemampuan berfikir, keterampilan gerak, maupun perubahan sikap.

2) Definisi Operasional

Hasil belajar yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah hasil belajar

teknik dasar passing bola voli menggunakan passing atas dan passing bawah pada

aspek kognitif, dan psikomotor yang diperoleh siswa melalui tes akhir (posttest)

setelah selesai pembelajaran.

3.4.2 Instrumen Variabel Bebas

1. Definisi Konseptual

a. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

Model pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan model pembelajaran

yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa yang diorganisasikan


45

kedalam kelompok-kelompok kecil. Pembelajaran dengan model ini lebih

menekankan pada tanggung jawab, partisipasi aktif, kerjasama, dan memberi

kesempatan pada siswa untuk mengemukakan ide-ide pada kelompok belajarnya.

Dengan adanya penomoran dalam model pembelajaran ini, memungkinkan siswa

untuk bertanggung jawab pada dirinya sendiri terkait pemahaman materi yang

diajarkan.

2. Definisi Operasional

a. Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT

Model pembelajaran yang mengorganisasikan siswa kedalam kelompok

kecil, dimana siswa kelas VII B yang terdiri dari 32 siswa akan dibagi menjadi 8

kelompok yaitu dimasing-masing kelompok terdiri 4 orang siswa secara

heterogen, kemudian masing-masing siswa di berikan nomor 1-4 dalam setiap

kelompok dan serta memberikan nama kelompok yang berlainan.

3.4.2.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Dalam memperoleh data yang sesuai dengan tujuan peneliti, instrumen yang

akan digunakan adalah asesmen teknik dasar passing bola voli pantulan. Data

tentang hasil belajar siswa dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa

asesmen hasil belajar teknik dasar passing bola voli.

Asesmen yang digunakan adalah dengan menggunakan format pengamatan

sesuai dengan aspek yang diamati dalam pembelajaran teknik dasar passing bola

voli. Adapun bentuk lembar observasi dan asesmen yang digunakan yaitu sebagai

berikut:

1) Penilaian Aspek Kognitif


46

Penilaian aspek kognitif teknik dasar passing bola voli dilaksanakan dengan cara

memberikan pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk isian dengan materi

pembelajaran. Penilaian aspek ini mempunyai bobot 20

Tabel 3.4
Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Keterampilan Bola Voli Aspek Kognitif

Kompetensi Nomor
Materi Indikator Aspek Jumlah
Dasar Butir
1. Teknik Melakukan Teknik C2, .11,
Dasar Dasar Passing bola C1, 12,
Passing voli C1, 14,
Bola Voli C1, 15, 7
C1, 17,
C1, 18,
C1, 19.
2. Teknik Melakukan C3, 1,
Dasar Teknik Dasar C3, 2,
Teknik Dasar Passing Passing Atas Bola C3, 3,
Passing Bola Atas Bola Voli C3, 4,
Voli Voli C3, 5, 9
C3, 6,
C3, 10,
C3, 16,
C3 20.
3. Tenik Melakukan C3, 7,
Dasar Teknik Dasar C3, 8,
Passing Passing Bawah C3, 9, 4
Bawah Bola Voli C3 13
Bola Voli

Jumlah 20

Tabel 3.5
Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Keterampilan Bola Voli Aspek Psikomotor

Skor
No Indikator Deskripsi
1 2 3

1. Kedua lutut ditekuk 45o dengan badan sedikit


dicondongkan ke depan.
1 Sikap Awal 2. Berat badan menumpu pada telapak kaki
bagian depan untuk mendapatkan suatu
keseimbangan labil agar dapat lebih mudah
47

dan lebih cepat bergerak ke segala arah.


3. Kedua tangan saling berpegangan yaitu:
punggung tangan kanan diletakkan di atas
telapak tangan kiri kemudian saling
berpegangan.
1. Ayunkan kedua lengan ke arah bola, dengan
sumbu gerak pada persendian bahu dan siku
betul-betul dalam keadaan lurus.
2. Perkenaan bola pada bagian proksimal dari
Sikap lengan, di atas dari pergelangan tangan.
2 3. Pada waktu lengan membentuk sudut sekitar
Pelaksanaan
45º dengan badan, lengan diayunkan dan
diangkat hampir lurus.
4. Koordinasikan gerak tangan, lengan, badan,
lutut dan kaki secara serempak hingga
menciptakan rangkaian gerak yang harmonis.
1. Setelah ayunan lengan mengenai bola, kaki
belakang melangkah ke depan untuk
Sikap mengambil posisi siap kembali.
3 2. Ayunan lengan ke depan untuk passing
Akhiran
bawah ke depan tidak melebihi sudut 45º
dengan bahu depan.
3. Pandangan mengikuti arah bola
Jumlah 42

a. Penilaian Aspek Kognitif (N1)

Penilaian aspek kognitif teknik dasar passing bola voli dilaksanakan dengan

cara memberikan pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk isian dengan materi

pembelajaran. Penilaian aspek ini mempunyai bobot 20. Adapun pertanyaan,

jawaban, serta skor masing-masing pertanyaan.

Tabel 3.6
Asesmen Penilaian Aspek Kognitif Teknik Dasar Passing Bola Voli Passing
Atas dan Passing Bawah

No Pertanyaan Jawaban Skor


1 Bagaimana a. Pemain melakukan sikap siap 1
sikap awalan b. Berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar 1
passing atas bahu diikuti kedua lutut direndahkan.
bola voli ! c. Kedua telapak tangan dan jari-jari 1
direnggangkan membentuk setengah
lingkaran.
48

No Pertanyaan Jawaban Skor


2 Bagaimana a. Badan dijulurkan ke atas dengan meluruskan 1
sikap tungkai, bersamaan dengan menjulurkan
pelaksanaan kedua tangan ke atas.
passing atas b. sikap jari seperti hendak merangkum bola. 1
bola voli ! c. Tungkai ditekuk kembali sampai lutut
membuat sudut 135º. 1

3 Bagaimanakah a. Tungkai dijulurkan kembali sampai berjingkat 1


sikap akhir b. Bola dilambungkan kedepan atas dengan jari
passing atas dan bantuan lengan yang digerakkan sampai 1
bola voli ! lurus keatas. 1
c. Kembali kepada sikap siap dengan pandangan
mengikuti arah gerak bola.
4 Bagaimanakah a. Ambil sikap siap normal lalu berdiri dengan 1
sikap awalan kedua kaki ditekuk dan dibuka selebar bahu.
passing bawah b. Kedua lutut direndahkan lalu kedua tangan
bola voli ! saling berpegangan dengan punggung tangan 1
kanan diletakkan di atas telapak tangan kiri,
posisi ibu jari sejajar sama panjang.
c. Kedua tangan lengan rapat membentuk seperti 1
papan, siku terkunci, pandangan kearah bola.
5 Bagaimanakah a. Ayunkan kedua lengan ke arah bola dengan 1
sikap sumbu gerak pada pesendian bahu dan siku
pelaksanaan benar-benar lurus.
passing bawah b. Lutut mengikuti tungkai kaki lurus 1
bola voli ! c. Perkenaan bola tepat pada proksimaldari 1
lengan diatas dari pergelangan tangan.
6 Bagaimanakah a. Jari tangan tetap di genggam siku tetap 1
sikap akhir dikunci.
passing bawah b. Landasan tetap mengikuti bola ke sasaran. 1
bola voli ! c. Pindahkan berat badan ke arah sasaran dengan
tumit diangkat. 1
Total Skor 18
Keterangan:
- Dihitung skor 1 apabila setiap deskripsi terpenuhi.

Tabel 3.7
Format Lembar Penilaian Aspek Kognitif Teknik Dasar Passing Bola Voli

Pertanyaan ke-
Jumlah
No Nama Soal 1 Soal 2 Soal 3 Skor
a b c b b c a b c
1
2
49

3
Dst

Pertanyaan ke-
Jumlah
No Nama Soal 4 Soal 5 Soal 6 Skor
a b c a b c a b c
1
2
3
Dst
Keterangan :
1. Pada kriteria terpenuhi beri tanda centang (√) yang berarti skor 1.
2. Pada kriteria tidak terpenuhi dikosongkan.
3. Jumlah skor maksimal : 9
a. Pertanyaan Ke-1 : 3
b. Pertanyaan Ke-2 : 3
c. Pertanyaan Ke-3 : 3
d. Pertanyaan Ke-4 : 3
e. Pertanyaan Ke-5 : 3
f. Pertanyaan Ke-6 : 3
Jumlah :18

Tabel 3.8
Format Asesmen Hasil Belajar Teknik Dasar Passing bola voli (Passing Atas)

Sikap Sikap Sikap


Awal Pelaksanaan Akhir Nilai
No Nama Skor Praktik
a b c a b c a b c
1
2
3
Dst
Keterangan:
1. Pada kriteria terpenuhi beri tanda (√) yang berarti skor 1
2. Pada kriteria tidak terpenuhi dikosongkan
3. Jumlah skor maksimal : 9
50

Tabel 3.9
Format Asesmen Hasil Belajar Teknik Dasar Passing Bola Voli (Passing
Bawah)

Sikap Sikap Sikap


Awal Pelaksanaan Akhir Nilai
No Nama Skor Praktik
a b c a b c a b c
1
2
3
Dst
Keterangan:
1. Pada kriteria terpenuhi beri tanda (√) yang berarti skor 1
2. Pada kriteria tidak terpenuhi dikosongkan
3. Jumlah skor maksimal : 9

Tabel 3.10
Format Rekapitulasi Lembar Penilaian Aspek Praktik Teknik Dasar
Passing Bola Voli

Jumlah skor
Jumlah skor
aspek praktik
aspek praktik Total Nilai
No Nama passing Ket.
passing atas skor Praktik
bawah
1
2
3
Dst
Keterangan:
a. Passin gatas :9
b. Passing bawah :9
Jumlah : 18

Rumus penilaian Praktik :


N3 = Jumlah skor yang diperoleh x 100
Jumlah skor maksimal
51

Tabel 3.11
Deskriptor Penilaian Passing Atas Bola Voli

1. Sikap Awal teknik dasar passing atas bola voli


Skor Deskripsi
3 a. Pemain melakukan sikap siap
b. Berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar bahu diikuti kedua
lutut direndahkan.
c. Kedua telapak tangan dan jari-jari direnggangkan membentuk
setengah lingkaran.
2 Jika siswa dapat melakukan 2 (dua) diskriptor
1 Jika siswa dapat melakukan 1 (satu) diskriptor

2. Sikap Pelaksanaan teknik dasar passing atas bola voli


Skor Deskripsi
3 a. Badan dijulurkan ke atas dengan meluruskan tungkai, bersamaan
dengan menjulurkan kedua tangan ke atas.
b. Sikap jari seperti hendak merangkum bola.
c. Tungkai ditekuk kembali sampai lutut membuat sudut 135º.
2 Jika siswa dapat melakukan 2 (dua) diskriptor
1 Jika siswa dapat melakukan 1 (satu) diskriptor

3. Sikap Akhir teknik dasar passing atas bola voli


Skor Deskripsi
3 a. Bola dilambungkan kedepan atas dengan jari dan bantuan lengan
yang digerakkan sampai lurus keatas.
b. Kembali kepada sikap siap dengan pandangan mengikuti arah
gerak bola.
c. Kembali kepada sikap siap dengan pandangan mengikuti arah
gerak bola
2 Jika siswa dapat melakukan 2 (dua) diskriptor
1 Jika siswa dapat melakukan 1 (satu) diskriptor

Tabel 3.12
Deskriptor Penilaian Passing Bawah Bola Voli

1. Sikap Awal teknik dasar passing bawah bola voli


Skor Deskripsi
3 a. Ambil sikap siap normal lalu berdiri dengan kedua kaki ditekuk
dan dibuka selebar bahu.
b. Kedua lutut direndahkan lalu kedua tangan saling berpegangan
dengan punggung tangan kanan diletakkan di atas telapak tangan
kiri, posisi ibu jari sejajar sama panjang.
c. Kedua tangan lengan rapat membentuk seperti papan, siku
terkunci, pandangan kearah bola.
52

2 Jika siswa dapat melakukan 2 (dua) diskriptor


1 Jika siswa dapat melakukan 1 (satu) diskriptor

2. Sikap Pelaksanaan teknik dasar passing bawah bola voli


Skor Deskripsi
3 a. Ayunkan kedua lengan ke arah bola dengan sumbu gerak pada
pesendian bahu dan siku benar-benar lurus.
b. Lutut mengikuti tungkai kaki lurus
c. Perkenaan bola tepat pada proksimaldari lengan diatas dari
pergelangan tangan.
2 Jika siswa dapat melakukan 2 (dua) diskriptor
1 Jika siswa dapat melakukan 1 (satu) diskriptor

3.Sikap Akhir teknik dasar passing bawah bola voli


Skor Deskripsi
3 a. Jari tangan tetap di genggam siku tetap dikunci.
b. Landasan tetap mengikuti bola ke sasaran.
c. Pindahkan berat badan ke arah sasaran dengan tumit diangkat.
2 Jika siswa dapat melakukan 2 (dua) diskriptor
1 Jika siswa dapat melakukan 1 (satu) diskriptor

3.4.2.2 Pengujian Validitas dan Penghitungan Reliabilitas

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, terlebih dulu dari

pengujian validitas dan reliabilitas.

1. Pengertian Validitas

Suatu tes dapat dilakukan memiliki validitas yang tinggi jika tes tersebut

menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang tepatdan akurat

sesuai dengan maksud digunakannya tes tersebut. Suatu tes menghasilkan data

yang tidak relevan dengan tujuan diadakannya pengukuran dikatakan sebagai tes

yang memiliki validitas rendah.

“Validitas merupakan taraf sejauh mana perangkat tes itu mengukur apa yang

seharusnya diukur. Makin tinggi kesahihan suatu tes itu dapat dikatakan semakin

mengenai sasaran, menunjuk apa yang seharusnya diukur”. (Dantes, 2012: 125)
53

a. Jenis-jenis Validitas

1) Face Validitas

2) Content Validity

3) Contruct Validity

4) Predictive Validity

5) Concurrent Validity

Dalam penelitian ini, validitas yang digunakan adalah validitas isi yaitu

meminta pendapat pakar yang melakukan validitas kesesuaian isi materi. Kriteria

pakar yang memberikan validasi isi adalah sabagai berikut.

a) Kualifikasi akademik pakar minimal Magister dan pernah mengampu mata

kuliah bola voli.

b) Pengalaman mengajar minimal 5 tahun.

c) Dosen yang professional.

Adapun lembar validasi terlampir pada lampiran.

b. Perngitungan Reliabilitas

2. Validitas isi

Untuk mengetahui validitas isi tes hasil belajar teknik dasar passing bawah

dan passing atas pada bola voli digunakan penilaian rater atau dengan teknik

moderator. Dua orang ahli dalam menentukan validitas tampilan diminta sebagai

rater untuk menentukan validitas isi instrumen hasil belajar keterampilan passing

bawah dan passing atas pada bola voli. “Hasil penilaian dari dua orang rater

tersebut dianalisis dengan teknik dari Gregory yang kemudian disubstitusi ke

dalam tabulasi silang (2x2) yang terdiri dari empat kolom sebagai berikut.”

(dalam Artanayasa, I Wayan, 2016: 114)


54

Tabel 3.13
Tabulasi Silang
Penilai 1
Kurang Relevan Sangat Relevan
(skor 1-2) (skor 3-4)
Kurang
Relevan A B
(skor 1-2)
Penilai 2
Sangat
Relevan C D
(skor 3-4)

Rumus untuk menghitung validitas isi adalah:

VI/VK = D
A+B+C+D
Keterangan:
A = Sel yang menunjukkan ketidaks etujuan antara kedua penilaian.
B dan C = Sel menunjukkan perbedaan pandangan antara ahli pertama dan
penilaian kedua.
D = Sel yang menunjukan persetujuan yang valid antara kedua
peneliti.

Kriteria validasi isi :


0,80 - 1,00 : Validasi isi sangat tinggi
0,60 - 0,79 : Validadi isi tinggi
0,40 - 0,59 : Validasi isi sedang
0,20 - 0,39 : Validasi rendah
0,00 - 0,19 : Validasi sangat rendah

Tabel :3.14
Hasil Uji Validitas Isi
No Aspek Peneliti Uji Validitas Keterangan
1 Pengetahuan 0,9 Validitas isi sangat tinggi
Keterampilan 1 Validitas isi sangat tinggi
3 a. Passing Bawah
b. Passing Atas 1 Validitas isi sangat tinggi
55

(Budiarta, 2013) validitas yang digunalan pada penelitian ini di SMP N 4

Sukasada berada pada kategori validitas isi sangat tinggi (0,80– 1,00).

3. Prosedur Pengambilan Data

Teknik pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan oleh satu orang

evaluator guru penjasorkes SMP Negeri 4 Sukasada dengan pretest dan posttest.

Adapun aspek yang dinilai terbatas pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor

disesuaikan dengan lembar asesmen yang telah dibuat. Dengan penjabaran

sebagai berikut

Adapun tahap penilaan sebagai berikut:

a. Aspek Kognitif

1) Ketua kelas mengumpulkan siswa.

2) Dilanjutkan dengan membagikan soal.

3) Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru.

4) Setelah siswa selesai mengerjakan tugas dikumpulkan.

5) Guru memeriksa tugas disesuaikan dengan lembar penilaian dan deskriptor

yang telah dibuat.

6) Guru memberi nilai dengan rumus penilaian aspek kognitif.

b. Aspek Psikomotor

Penilaian aspek psikomotor dilakukan dengan cara siswa melakukan unjuk

kerja passing bawah dan passing atas bola voli sesuai dengan lembar hasil

ulangan harian penilaian aspek psikomotor. Adapun tahap penilaian aspek

psikomotor tekhnik dasar passing bawah dan passing atas bola voli adalah sebagai

berikut.
56

1) Guru memanggil siswa secara berpasangan sesuai dengan nomor absen

siswa.

2) Siswa melakukan passing bola voli (passing bawah dan passing atas)

secara berpasangan.

3) Guru mengamati gerakan teknik dasar passing yang dilakukan oleh siswa.

4) Guru mengisi formata asesmen hasil belajar teknik dasar passing bola voli

sesuai dengan unjuk kerja yang ditunjukkan siswa berdasarkan deskriptor

teknik dasar passing bola voli.

5) Guru melakukan rekapitulasi sesuai dengan format rekapitulasi lembar

penilaian aspek psikomotor teknik dasar passing bola voli.

Setelah guru melakukan penilaian aspek kognitif, afektif, psikomotor guru

merekapitulasi nilai sesuai dengan rumus penilaian yang telah ditentukan.

3.5 Metode dan Teknik Analisis Data

Sebelum dilakukan pengujian untuk mendapatkan simpulan, data yang

diperoleh perlu diuji normalitas dan homogenitasnya. Analisi data pada penelitian

ini akan menggunakan program SPSS 16.0 for Windows.

1. Uji Normalitas Sebaran Data

Uji normalitas digunakan untuk menentukan data dalam kelompok sampel

berdistribusi normal atau tidak. Apabila data berdistribusi normal, maka uji

hipotesis dapat dilakukan. Pengujian normalitas sebaran data dengan menerapkan

teknik Kolmogorov-Smirnov. Uji Kolmogorov-Smirnov dapat digunakan untuk

sampel besar maupun sampel kecil dan berupa data interval. Hipotesis statistika

yang digunakan adalah sebagai berikut.


57

data hasil belajar passing bola voli siswa berasal dari populasi yang

berdistribusi normal.

data hasil belajar passing bola voli siswa berasal dari populasi yang

tidak berdistribusi normal.

Uji normalitas untuk hasil belajar passing bola voli siswa digunakan uji

Kolgomorov Smirnov pada taraf signifikansi 5%. Apabila nilai signifikansi lebih

besar nilainya dari atau sama dengan 0,05maka yang menyatakan bahwa data

berasal dari populasi yang berdistribusi normal dapat diterima

2. Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas dilakukan untuk memperlihatkan bahwa data pemahaman

hasil belajar siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT

dan model pembelajaran konvensional memiliki varian yang sama atau tidak. Uji

homogenitas varian antara kelompok belajar juga digunakan untuk memastikan

bahwa perbedaan yang terjadi pada uji hipotesis memang benar akibat adanya

perbedaan dalam kelompok. Uji homogenitas varian antar kelompok

menggunakan Levene’s Test of Equality of Error Variance. Uji Levene dilakukan

dengan menghitung nilai W.Kriteria pengujian yang digunakan adalah apabila

angka signifikansi yang diperoleh lebih besar dari atau sama dengan 0,05 maka

data memiliki varian yang sama (homogen). Sedangkan jika angka signifikasi

yang diperoleh lebih kecil dari 0,05 maka varian sampel tidak sama (tidak

homogen).
58

3. Uji Hipotesis

Uji Hipotesis menggunakan uji-t dengan rumus polled varians. Rumus uji-t dengan

rumus polled varians digunakan bila jumlah anggota sampel sama n1=n2 dan varians

homogen. Rumus uji-t dengan rumus polled varians sebagai berikut:

X1  X 2
t 
(n1  1) s1  (n 2  1) s 2
2 2
1 1 
  
n1  n 2  2  n1 n 2 

(Sugiyono, 2016:273)

Keterangan :

X1 = rata-rata nilai akhirkelas eksperimen

X 2 = rata-rata nilai akhir kelas control

S12 = varian kelas eksperimen

S 22 = varian kelas control

n1 = jumlah kelompok eksperimen

n2 = jumlah kelompok control

Sesuai dengan hipotesis penelitian yang telah diajukan sebelumnya, dapat

dirumuskan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha) berikut.

H0:1=2 melawan Ha:1>2

1. Ho : 1   2 yaitu hasil belajar passing bola voli siswa yang dibelajarkan

dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT tidak memiliki perbedaan

dengan hasil belajar passing bola voli siswa yang dibelajarkan dengan

pembelajaran konvensional.
59

3.6 Hipotesis Statistika

Sesuai dengan hipotesis penelitian yang telah diajukan sebelumnya, dapat

dirumuskan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha) berikut.

H0:1=2 melawan Ha:1>2

Ho : 1   2 yaitu hasil belajar passing bola voli siswa yang dibelajarkan

dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT tidak memiliki perbedaan

dengan hasil belajar passing bola voli siswa yang dibelajarkan dengan

pembelajaran konvensional.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
DAN PEMBAHASAN
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data

Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan pada dua kelompok, yaitu

kelompok eksprimen dan kelompok kontrol. Dalam penelitian ini kelompok

eksperimen diberikan perlakuan berupa model pembelajaran kooperatif tipe NHT

dan pada kelompok kontrol diberikan perlakuan berupa model pembelajaran

konvensional. Pemberian perlakuan pada kedua kelompok dilakukan pada Rabu,

28 April-9 Mei 2018. Kegiatan penelitian dilakukan di lapangan olahraga SMP

Negeri 4 Sukasada. Data berupa nilai diperoleh dari pretest dan posttest.

Kemudian nilai-nilai tersebut dianalisis dalam SPSS 16.00 for Window.

didapatkan hasil seperti Tabel 4.1:

Tabel 4.1
Rangkuman Data Hasil Belajar Bola Voli (Passing Bawah dan Passing Atas)

Variabel Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen


Banyak Siswa (orang) 32 32
Rata-rata Pretest 62,96 63,28
Rata-rata Posttest 65,46 73,75
Rata-rata Gain Score 0,115 0,389

60
61

Histogram

Gambar 4.1
Data Gain Score Kelompok Eksperimen
(Disertai Curva Normal)

Histogram

Gambar 4.2
Data Gain Score Kelompok Kontrol
(Disertai Curva Normal)
62

Berdasarkan Tabel 4.1 tentang hasil belajar bola voli (passing bawah dan

passing atas) kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan jumlah masing

- masing 32 orang diperoleh rata-rata nilai pretest kelompok eksperimen 63,28

sedangkan kelompok kontrol 62,96. Rata-rata nilai posttest pada kelompok

eksperimen adalah 73,75 sedangkan kelompok kontrol 65,46. Rata- rata gain

score untuk kelompok eksperimen sebesar 0,389 dan rata-rata Gain score untuk

kelompok kontrol sebesar 0,115.

4.2 Pengujian Asumsi

Untuk mengetahui data dari sampel penelitian dibutuhkan asumsi atau

prasyarat untuk menganalisis data yaitu:

4.2.1 Hasil Uji Normalitas Sebaran Data

Pengujian normalitas sebaran data dilakukan untuk meyakinkan bahwa

subjek penelitian berdistribusi normal. Untuk mengetahui normalitas sebaran data

digunakan rumus Kolmogorov-Smirnov pada signifikansi 0,05. Jika sig> 0,05 data

berdistribusi normal, sebaliknya jika sig< 0,05 data tidak berdistribusi normal.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.00 for

Windows didapatkan hasil seperti Tabel 4.2:

Tabel 4.2
Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Berdasarkan Tabel 4.2, terlihat bahwa untuk semua variabel signifikansi

pada uji Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05, dengan rincian signifikansi
63

kelompok eksperimen 0,103 dan signifikansi kelompok kontrol 0,200. Dengan

demikian maka semua sebaran data berdistribusi normal.

4.2.2 Hasil Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas varian dilakukan dengan pengelompokan berdasarkan

model pembelajaran, yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head

Together (NHT) dengan model pembelajaran konvensional. Uji homogenitas

varians antar kelompok dilakukan dengan bantuan SPSS 16.00 for Windows

dengan menggunakan Levene’s Test Of Equality Error Variance. Hipotesis

statistik yang diuji dalam pengujian homogenitas adalah sebagai berikut.

Ho : variansi pada setiap kelompok adalah sama (homogen)

Ha : variansi pada setiap kelompok tidak sama (tidak homogen)

Dengan kriteria pengujian yang digunakan adalah terima Ho jika nilai sig>

0,05 dimana data memiliki varians yang sama apabila angka signifikansi yang

dihasilkan lebih dari 0,05.

Rangkuman hasil perhitungan homogenitas data menggunakan SPSS 16.00

for Windows dapat dilihat pada Tabel 4.3:

Tabel 4.3
Uji Homogenitas Varians Test of Homogeneity of Variances

Berdasarkan Tabel 4.3, hasil uji Levene’s menunjukkan bahwa untuk hasil

belajar bola voli (passing bawah dan passing atas) dengan taraf signifikansi 0,301
64

lebih besar dari 0,05. sehingga dapat disimpulkan bahwa variansi pada setiap

kelompok adalah sama (homogen).

4.3 Pengujian Hipotesis

Sebelum uji hipotesis dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pengujian

prasyarat terhadap sebaran data yang meliputi uji normalitas sebaran data dan uji

homogenitas varians. Berikut ini diuraikan mengenai hasil pengujian uji hipotesis

Uji Independent Sample Test. Hipotesis penelitian yang telah dikemukakan

menyatakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar bola voli pada siswa yang

dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan

siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional.

Pengujian hipotesis menggunakan uji t dengan bantuan SPSS 16.00 for Windows.

Hasil analisis dengan uji independent sample Test disajikan pada Tabel

4.4:

Tabel 4.4
Lavene’s Test
Equaliti of t-test for Equality of Means
Variances
95 % Confidence
Sig (2- Mean Std. Error Interval of the
F Siq t df Difference
tailed) Difference Difference
Lower Upper
Equal
Variances 1.089 301 3.560 62 001 8.281 2.631 3.631 12.931
Assumed

Berdasarkan Tabel 4.4 diperoleh nilai signifikansi = 0,001 maka sig<0,05.

Hasil ini dijadikan dasar dalam mengambil keputusan. Adapun keputusan yang

diambil adalah tolak Ho dan terima Ha. Hasil ini menyatakan bahwa terdapat

perbedaan hasil belajar bola voli (passing bawah dan passing atas) antara siswa

yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan

siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional.

Berdasarkan angka rata-rata terlihat bahwa rata-rata peningkatan hasil belajar


65

pada kelompok eksperimen lebih besar daripada kelompok kontrol. Dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar pada siswa yang dibelajarkan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih tinggi daripada siswa yang

dibelajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa terdapat perbedaan hasil

belajar antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe

NHT dengan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional,

ini berarti model pembelajaran kooperatif tipe NHT berpengaruh terhadap hasil

belajar bola voli (passing bawah dan passing atas) siswa.

Dalam penelitian ini masing-masing kelompok penelitian diberikan perlakuan

yang berbeda, dimana kelompok eksperimen diberikan perlakuan berupa model

pembelajaran kooperatif tipe NHT sedangkan pada kelompok kontrol diberikan

perlakuan model pembelajaran konvensional. Pembelajaran koperatif tipe NHT

menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok kecil. Struktual tim

beranggotakan 4 orang tiap kelompok dan menjalankan proses pembelajaran yang

inovatif. Dalam pembelajaran kelompok kontrol yang dibelajarkan menggunakan

model pembelajaran konvensional menekankan pada guru sebagai pusat informasi

dan siswa sebagai penerima informasi. Situasi kelas sebagian besar masih

berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, serta pengguanaan model

ceramah sebagai pilihan utama strategi belajar mengajar.

Berdasarkan pada saat proses pembelajaran di kelompok eksperimen,

pembelajaran diarahkan untuk memberikan perhatian terhadap pemahaman siswa

tentang materi bola voli (passing bawah dan passing atas) di dalam mengikuti
66

pelajaran. Aktivitas siswa yang lebih positif dalam menelaah materi suatu

pelajaran pada kegiatan belajar menjadi salah satu faktor yang membuat rata-rata

skor yang diperoleh siswa pada kelompok eksperimen lebih besar daripada rata-

rata skor yang diperoleh siswa pada kelompok kontrol. Hal ini sejalan dengan

pernyataan Trianto tentang pembelajaran NHT. Penelitian sebelumnya yang

dilakukan Gunadi, (2017:85) menyimpulkan bahwa penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT berpengaruh sangat signifikan (p<0,05)

terhadap peningkatan hasil belajar teknik dasar passing bola voli (passing

bawah) pada siswa kelas VII SMP Negeri 5 Singaraja tahun ajaran 2017/2018 dan

penelitian Kusuma,( 2016:56) menyimpulkan bahwa hasil analisis gerakan dan

pembahasan dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasisis masalah

berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar passing bawah bola voli pada siswa

kelas VII SMP Negeri 1 Sukasada tahun ajaran 2016/2017.

Pembelajaran yang dilaksanakan di kelompok kontrol dilaksanakan dengan

menerapkan model pembelajaran konvensional. Pembelajaran dikelompok kontrol

dilakukan dengan model ceramah oleh guru dalam penyampaian materi kemudian

mendemonstrasikan materi pelajaran dan menugaskan siswa untuk

mempraktikkan materi yang diajarkan. Melalui penugasan tersebut diharapkan

siswa mampu memahami dan melakukan gerakan dengan benar.

Berdasarkan pengamatan peneliti pada saat pembelajaran berlangsung, model

konvensional yang diterapkan di kelompok kontrol pada dasarnya telah menuntun

siswa untuk dapat memahami dan mempraktikan gerakan dengan benar. Namun

dengan penggunaan model ceramah dalam penyampaian materi pelajaran

menyebabkan pembelajaran berpusat pada guru dan masih banyak siswa yang
67

kurang aktif. Hal ini mengakibatkan kurangnya partisipasi siwa secara

menyeluruh dalam proses belajar mengajar atau hanya siswa yang memiliki

kemampuan lebih saja yang mau aktif dalam proses pembelajaran, sehingga

pemahaman dan keterampilan siswa dalam melakukan teknik passing bola voli

menjadi terhambat dan tidak merata. Hal ini berbeda dengan pembelajaran pada

kelompok eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

NHT dimana siswa yang dibelajarkan melalui kelompok-kelompok kecil yang

setiap anggota di dalam kelompoknya diberikan nomor per orang yang akan

digunakan guru menunjuk salah satu siswa pada masing-masing kelompok untuk

menjelaskan hasil diskusi kelompoknya. Hal tersebut dapat memberikan tanggung

jawab pada seluruh anggota kelompok untuk memahami materi yang diajarkan

sehingga akan melibatkan partisipasi seluruh siswa. Faktor-faktor tersebutlah

yang mengakibatkan pembelajaran yang berlangsung di kelompok eksperimen

mendapat respon yang lebih baik dari siswa sehingga rata-rata skor siswa di

kelompok eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata skor siswa pada kelompok

kontrol.

Dari uraian diatas memberikan gambaran bahwa model pembelajaran

kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran passing bola voli berpengaruh positif

terhadap hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini memberikan implikasi bahwa

terdapat perbedaan hasil belajar passing bola voli antara siswa yang dibelajarkan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan siswa yang

dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.


68

4.5 Implikasi

Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa hasil belajar passing bola voli

pada kelompok perlakuan yang diberikan model pembelajaran kooperatif tipe

NHT lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol yang diberikan model

pembelajaran konvensional. Keberhasilan dalam proses pembelajaran tersebut

sangat tergantung pada kemampuan guru untuk memilih model pembelajaran

kooperatif salah satu nya adalah pembelajaran kooperatif tipe NHT, disamping itu

guru harus menyesuaikan model pembelajaran dengan karakteristik peserta didik.

Oleh karena itu hasil penelitian ini dapat berimplikasi pada beberapa hal sebagai

berikut.

Pertama, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar passing bola

voli pada kelompok perlakuan yang diberikan model pembelajaran kooperatif tipe

NHT secara signifikan lebih tinggi daripada kelompok kontrol yang diberikan

model pembelajaran konvensional. Berdasarkan temuan ini, maka untuk

meningkatkan kualitas dan hasil belajar passing bola voli dapat dilakukan dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Implikasi dari hasil

penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif NHT hendaknya

dapat dikembangkan dan ditingkatkan penggunanya dalam proses pembelajaran

passing bola voli.

Kedua, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam proses

pembelajaran dimaksudkan untuk membiasakan siswa bekerja sama dengan

kelompoknya, aktif dan antusias yang baik dalam pembelajaran, sedangkan

sebaliknya pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional

membuat siswa kurang dapat mengembangkan pola berfikirnya karena hanya guru
69

yang aktif dalam proses pembelajaran. Implikasinya adalah guru harus dapat

memilih model pembelajaran yang sesuai dengan karakter peserta didik, salah

satunya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.


BAB V
PENUTUP
BAB V

PENUTUP

5.1 Rangkuman

Materi bola voli merupakan salah satu materi yang diajarkan kepada

kelas VII E SMP Negeri 4 Sukasada. Melalui materi ini diharapkan siswa dapat

mencapai hasil belajar yang maksimal. Hasil belajar yang diperoleh dari nilai

ulangan harian materi bola besar (bola voli) pada kelas VII SMP Negeri 4

Sukasad dengan jumlah 374 siswa yang nilainya tuntas hanya sebanyak 94 orang

(25,13%) dan siswa yang tidak tuntas berjumlah orang (74,87%), sehingga dapat

disimpulkan pembelajaran PJOK materi passing bola voli pada siswa dikatakan

belum berhasil untuk meningkatkan hasil belajar.

Dengan demikian peneliti mengadakan penelitian dengan judul

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT)

Terhadap Hasil Belajar PJOK Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Sukasada

Tahun Pelajaran 2017/2018.

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimen the

randomized pre test-post test control group the same subjec design dimana diawal

peneliti mengadakan pretest untuk mengetahui nilai awal siswa, kemudian

diberikan perlakuan sebanyak dua kali, selanjutnya peneliti memberikan post test

yang sama dengan pretest di awal.

70
71

Hasil penelitian tersebut didapatkan bahwa hasil belajar siswa yang

diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

NHT lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol yang diberikan model

pembelajaran konvensional.

5.2 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan

bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berpengaruh sangat

signifikan (p<0,05) terhadap peningkatan hasil belajar teknik dasar passing bola

voli (passing bawah) pada siswa kelas VII SMP Negeri 4 Sukasada tahun

pelajaran 2017/2018.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil analis data dan pembahasan, maka dapat diajukan

beberapa saran untuk proses pembelajaran dan penelitian lebih lanjut sebagai

berikut.

1. Bagi guru PJOK, model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat dijadikan

salah satu alternatif pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas.

2. Penelitian ini dilaksanakan pada pokok bahasan teknik dasar passing bola voli

(passing bawah) di kelas VII SMP Negeri 4 Sukasada, sehingga untuk

memperoleh bukti-bukti yang lebih umum dari penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT diharapkan peneliti lain untuk mencoba pada pokok

bahasan lain untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran PJOK secara lebih mendalam.

3. Penelitian ini hanya mengukur ada atau tidaknya pengaruh dari model

pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap hasil belajar teknik dasar passing
72

bola voli tanpa meneliti lebih jauh arah pengaruh yang diberikan. Di waktu

mendatang dapat dilakukan suatu penelitian untuk meneliti sejauh mana arah

pengaruh yang diberikan oleh model pembelajaran kooperatif tipe NHT

terhadap hasil belajar Penjasorkes siswa.


73

DAFTAR RUJUKAN

Budhiarta, I Made Danu. 2008. Teori Praktik Permainan Bola Voli dan Bola Voli
Pantai. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Gunadi, 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Terhadap
Hasil Belajar Penjasorkes Melalui Materi Bola Voli Pada Siswa Kelas
VIII Di SMP Negeri 5 Singaraja Tahun Ajaran 2016/2017. Tersedia
pada https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJP. (diakses pada
tanggal 10 Juni 2018).

Kanca, I Nyoman. 2010. Metodologi Penelitian Pengajaran Pendidikan Jasmani


dan Olahraga. Singaraja : Universitas Pendidikan Ganesha.

Nurhadi dkk, 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK.


Malang: Universitas Negeri Malang.
Lutan, Rusli. 2001. Asas – Asas Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdiknas-Ditjora.
Permendiknas no 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah, 2006. Jakarta.
Santyasa, I W. 2005. Pembelajaran Inovatif. Singaraja: Universitas
Pendidikan Ganesha

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Suprijono, A. 2009. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM.


Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktif.


Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,
Landasan, dan Implementasi pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Edisi Pertama, Cetakan ke-1. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Kusuma, Wijaya. 2017. “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Terhadap Hasil Belajar Passing Bawah Bola Voli”. Tersedia pada
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJP/article/view/11265.
(diakses pada tanggal 10 Juni 2018).
LAMPIRAN
81

Daftar Nama Siswa


Kelas VII SMP N 4 Sukasada

NO NAMA SISWA JENIS KELAMIN KODE


1 Gede Sutama L E1
2 Gede Agus Sumerta Putra L E2
3 I Made Merta Widiarta L E3
4 I Putu Ade Aprilianra L E4
5 I Putu Angga Pratamayasa L E5
6 Ketut Sumartawan L E6
7 Kadek Dio Sumerta Di Guna L E7
8 Kadek Tirta Widiana L E8
9 Kadek Wiraspati Wijaya L E9
10 Komang Arya Fendi Pratama L E10
11 Kadek Mardikayasa L E11
12 Kadek Joni Arta Hendrawan L E12
13 Kadek Tri Abdi Mukti P E13
14 Komang Ending Widiastuti P E14
15 Kadek Lina Septiani P E15
16 Ketut Yuni Sutarningsih P E16
17 Kadek Tri Utami P E17
18 Luh Dita P E18
19 Luh Nyeneng Juli Antini P E19
20 Luh Surya P E20
21 Luh Juli Artini P E21
22 Luh Sri Astini P E22
23 Made Mertayasa L E23
24 Made Joni Susilayasa L E24
25 Ni Putu Nia Suryastini P E25
26 Ni Luh Kendran P E26
27 Ni Luh Resti Armini P E27
28 Putu Riskayanti L E28
29 Putu Agus Merta L E29
30 Putu Adi Arimbawa L E30
31 Putu Suputra L E31
32 Putu Dina Maharani P E32

Keterangan:
L (Laki-laki) : 18
P (Perempuan) : 14
Jumlah : 32
Kls :B
82

Daftar Nama Siswa


Kelas VII SMP N 4 Sukasada

JENIS
NO NAMA SISWA KODE
KELAMIN
1 Gede Sukarena L K1
2 Kadek Mariani P K2
3 Kadek Mahendra Setia. P L K3
4 Kadek Sumaryasa L K4
5 Kadek Redita L K5
6 Kadek Agus Putra Widiasa L K6
7 Kadek Riantini P K7
8 Kadek Restawan L K8
9 Komang Lia Dewi Antari P K9
10 Komang Agus Supriadi L K10
11 Komang Novin Rina. P P K11
12 Ketut Martini P K12
13 Ketut Sukerena Yasa L K13
14 Ketut Susila Marga Yasa L K14
15 Ketut Nori Astuti P K15
16 Luh Taman Yuliastini P K16
17 Luh Putu Herlina P K17
18 Luh Sariyani P K18
19 Luh Sriasih P K19
20 Luh Nyeneng Arini P K20
21 Luh Shinta Pradnyani P K21
22 Made Pasek L K22
23 Made Bilan Merta. A L K23
24 Nyoman Wahyudi L K24
25 Putu Krisna L K25
26 Putu Eka Sudarsini P K26
27 Putu Silvano Bagiada L K27
28 Putu Darmawan L K28
29 Putu agus widiyasa L K29
30 Putu Lia Darmayanti P K30
31 Putu Merta Aprilia. A P K31
32 Putu Ayu Sukerti P K32

Keterangan:
L (Laki-laki) : 16
P (Perempuan) : 16
Jumlah : 32
Kls :D
82

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 4 Sukasada


Mata Pelajaran : PJOK
Kelas/semester : VII /Genap
Materi Pokok : Bola Besar (Bola Voli)
Alokasi Waktu : 3 X pertemuan (40 menit)

A. Tujuan Pembelajaran
3.1 Siswa mampu memahami konsep variasi gerak spesifik dalam berbagai
permainan bola besar sederhana dan atau tradisional
4.1 Siswa dapat mempraktikkan variasi gerak spesifik dalam berbagai
permainan bola besar sederhana dan atau tradisional

B. KD dan Indikator Pencapaian Kompetensi


3.1 Memahami konsep variasi gerak spesifik dalam berbagai permainan bola
besar sederhana dan atau tradisional
3.1.1 Mengidentifikasikan gerakan Pasing atas dan passing Bawah bola
Voli
3.1.2 Menjelaskan gerakan passing atas dan Passing bawah bola voli
3.1.3 Menjelaskan cara melakukan gerakan Passing atas dan Passing
bawah Bola Voli
4.6 Mempraktikkan variasi gerak spesifik dalam berbagai permainan bola
besar sederhana dan atau tradisional
4.6.1 Melakukan gerakan Passing atas dan passing bawag Bola Voli

C. Materi Pembelajaran
Permainan bola voli termasuk jenis permainan yang mudah, meriah, murah,
menarik dan masal yang kini semakin digemari oleh seluruh lapisan masyarakat.
Permainan ini mudah untuk dipelajari baik cara bermainnya, teknik dasarnya,
maupun peraturannya. Permainan bola voli menjadi salah satu permainan yang
digemari karena permainannya relatif ringan , teknik tekniknya cukup sederhana
tetapi dengan koordinasi gerak yang benar, aturan permainannya tidak sangat
rumit, dan tentu saja karena permainan tersebut enak ditonton. Di samping itu
83

biaya peralatannya tidak terlalu mahal. Permainan bola voli sebagai salah satu alat
untuk mencapai tujuan pendidikan telah tersirat dalam mata pelajaran pendidikan
jasmani yang wajib diikuti oleh semua siswa. Prinsip dari bermain bola voli
adalah “satu regu (enam orang) paling banyak dapat memainkan bola di lapangan
sendiri tiga kali, dengan peraturan setiap pemain tidak diperbolehkan memainkan
bola di udara dua kali berturut-turut.

1. Passing atas Bola Voli


a. Tahap persiapan atau awalan
1) Kedua kaki berdiri dibuka selebar bahu, berat badan menumpu pada
telapak kaki bagian depan.
2) Lutut ditekuk 45o dengan badan merendah, dengan kedua tangan diangkat
lebih tinggi dari dahi.
3) Jari-jari tangan terbuka lebar membentuk cekungan seperti setengah
lingkaran atau menyerupai mangkuk.
b. Tahap pelaksanaan
1) Tepat pada saat bola berada di atas dan sedikit di depan dahi lengan
diluruskan dengan gerakan agak eksplosif untuk mendorong.
2) Perkenaan bola pada permukaan jari-jari ruas pertama dan kedua, yang
dominan mendorong bola adalah ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah.
3) Pada waktu perkenaan dengan bola, jari-jari agak ditegangkan, kemudian
diikuti dengan gerakan pergelangan tangan agar bola dapat memantul
dengan baik.
c. Tahap akhiran
1) Setelah bola memantul dengan baik, lanjutkan dengan meluruskan lengan
ke depan atas sebagai suatu gerakan lanjutan.
2) Memindahkan berat badan ke depan dengan melangkahkan kaki belakang
ke depan.
3) Pandangan mengikuti arah bola.
84

2. Passing Bawah Bola Voli


a. Tahap persiapan/awalan dalam melakukan passing bawah permainan bola
voli.
1. Berdiri dengan kaki dibuka selebar bahu, lutut ditekuk, dan badan agak
condong kedepan.
2. Bola dipegang dengan kedua tangan di depan dada siku agak ditekuk dan
dibuka.
3. Pandangan ke arah sasaran.
b. Tahap gerakan/pelaksanaan passing bawah permainan bola Voli
1. Ayunkan kedua lengan ke arah bola, dengan sumbu gerak pada persendian
bahu dan siku betul-betul dalam keadaan lurus.
2. Perkenaan bola pada bagian proksimal dari lengan, di atas dari pergelangan
tangan.
3. Pada waktu lengan membentuk sudut sekitar 45º dengan badan, lengan
diayunkan dan diangkat hampir lurus.
c. Tahap akhir gerakan passing bawah permainan bola voli :
1. Setelah ayunan lengan mengenai bola, kaki belakang melangkah ke depan
untuk mengambil posisi siap kembali.
2. Ayunan lengan ke depan untuk passi ng bawah ke depan tidak melebihi
sudut 45º dengan bahu depan.
3. Pandangan mengikuti arah bola..
4.
D. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan Scientific.
2. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT ( Numbered Head Together )

E. Media dan Alat Pembelajaran


1. Media : Model siswa atau guru yang memperagakan gerak spesifik
Passing Atas dan Passing bawag bola Voli
2. Alat dan Bahan :
a. Lapangan permainan bola voli atau lapangan sejenisnya (lapangan
sepak bola, halaman sekolah atau lapangan terbuka).
85

b. Peluit dan Stopwatch.

F. Sumber Belajar
1. Buku guru dan siswa pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan ( PJOK
2014)

G. Langkah-langkah Pembelajaran
Fase Langkah-langkah pembelajaran Waktu
Pesiapan Persiapan Guru sebelum melakukan
pembelajaran penjasorkes
1. Menyiapkan perangkat pembelajaran
(Silabus, RPP, lembar presensi, lembar
pengamatan, dan instrumen penilaian)
2. Menyiapkan peralatan (kun, stopwatch,
peluit)
Pembelajaran Pendahuluan
Fase I: 1. Menyiapkan peserta didik dalam barisan 15 Menit
bersap (semua peserta didik dapat melihat
Menyampaikan
guru).
tujuan dan
2. Memimpin doa untuk keselamatan dalam
Memotivasi siswa.
pembelajaran dan bermanfaat.
3. Mengecek kehadiran semua peserta didik
dan menanyakan kesehatan mereka secara
umum.
4. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.
5. Memotivasi siswa dengan menjelaskan
manfaat olahraga Passing Atas dan Passing
bawah bola basket
6. Melakukan pemanasan statis dan dinamis
serta dalam bentuk bermain aksi reaksi,
penguluran, pelemasan, penguatan
diutamakan untuk otot-otot yang akan
banyak digunakan untuk melakukan
aktivitas gerak lari jarak pendek.
Pembelajaran Inti
Fase II: 1. Guru menyajikan materi teknik dasar 20
Menyajikan
86

Fase Langkah-langkah pembelajaran Waktu


Informasi. Passing atas dan Passing bawah bola voli Menit
kemudian mendemonstrasikan
keterampilan yang benar. Mulai dari sikap
awal, sikap pelaksanaan, dan sikap akhir
dan siswa mengamati yang telah
diperaktikkan guru (Mengamati)
2. Penomoran (Kooperatif NHT), yaitu:
guru memberikan penomoran kepada
masing-masing siswa sesuai dengan
kelompok yang telah guru tentukan
sebelumnya.
(Menanya)/mengajukan pertanyaan
(NHT) Guru memberikan pertanyaan
mengenai teknik dasar Passing atas dan
passing bawah bola voli yaitu:
a) Ada berapa macam teknik dasar passing
dalam bola voli yang kalian ketahui?

Fase III: 4. Guru mengorganisasikan siswa ke dalam 30 Menit


kelompok yang heterogen baik jenis
Mengorganisasikan kelamin, ras, etnik maupun kemampuan.
siswa ke dalam Serta guru mengarahkan siswa untuk
kelompok- berpasangan dalam satu kelompok.
kelompok belajar. Mencoba (pendekatan Saintifik)
5. Siswa mempelajari dan mendiskusikan
gerakan teknik passing atas dan passing
bawah bola voli dalam kelompoknya, dan
saling mengoreksi gerakan yang dilakukan
oleh temannya.
6. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mempraktikan teknik Passing
atas dan passing bawah bola voli dalam
kelompoknya dan saling mengoreksi
gerakan yang dilakukan.
7. Melakukan aktivitas teknik passing atas
dan passing bawah bola voli secara
bergantian dalam satu baris secara
bergantian
8. Melakukan teknik passing atas dan passing
bawah bola voli dengan berpasangan.
Fase IV: 9. Berpikir bersama (NHT)/ 30 Menit
87

Fase Langkah-langkah pembelajaran Waktu


Membimbing Mengkomunikasikan (pendekatan
kelompok bekerja saintifik), dimana tiap-tiap kelompok
dan belajar ditugaskan untuk saling berdiskusi,
tujuannya untuk menggali pengetahuan
siswa, melatih siswa untuk berpikir kritis,
dan memancing respons siswa terhadap
materi yang dibahas, dan kerjasama dalam
kelompok. Kemudian siswa menyatukan
pendapat dalam kelompoknya dan
meyakinkan setiap anggota kelompok
memahami pendapat tersebut.
10. Menemukan hubungan aktivitas
keterampilan gerak.
(Menalar/Mengasosiasi)
11. Pemberian jawaban (NHT), dimana guru
menyebut satu nomor dan para siswa dari
tiap kelompok dengan nomor yang sama
mengangkat tangan dan menyiapkan
jawaban untuk seluruh kelas atas
pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Fase V: 1. Guru memonitor dan evaluasi tugas gerak 15 Menit
yang dilakukan oleh siswa yang diberikan
Evaluasi
kepada kelompoknya, dengan
mempraktekkan teknik Passing atas dan
passing bawah bola voli dari sikap awal,
sikap pelaksanaan, dan sikap akhir.
2. Guru memberikan feedback, yang berupa
kebenaran gerakan teknik passing atas dan
passing bawah bola voli serta
kesesuaiannya dengan tujuan pembelajaran.
Pembelajaran Penutup
Fase VI: 1. Memberikan penghargaan atau hasil kerja 10 Menit
siswa baik kelompok atau individu.
Pemberian
2. Evaluasi umum terhadap proses dan hasil
Penghargaan
belajar siswa (pengetahuan sikap dan
pengetahuan keterampilan)
3. Pendinginan.
4. Tindak lanjut (pembiasaan dalam
kehidupan sehari-hari dan kegiatan
pembelajaran berikutnya)
88

Fase Langkah-langkah pembelajaran Waktu


5. Doa Penutup, guru memimpin siswa berdoa
menurut agama dan kepercayaan masing-
masing dan setelah itu siswa dapat
dibubarkan.
120
Jumlah
Menit

H. Penilaian

INSTRUMEN PENILAIAN ASPEK PENGETAHUAN


Butri Pertanyaan dan Kunci Jawaban
No Butir ertanyaan Kunci jawaban Skor
1 Jelaskan tahap 1. Kedua kaki berdiri dibuka selebar
persiapan/awalan dalam bahu, berat badan menumpu pada
melakukan passing atas telapak kaki bagian depan.
permainan bola voli! 2. Lutut ditekuk 45o dengan badan
merendah, dengan kedua tangan
3
diangkat lebih tinggi dari dahi.
3. Jari-jari tangan terbuka lebar
membentuk cekungan seperti
setengah lingkaran atau menyerupai
mangkuk
2 Jelaskan tahap a) Tepat pada saat bola berada di atas
gerakan/pelaksanaan dan sedikit di depan dahi lengan
passing atas permainan diluruskan dengan gerakan agak
bola Voli eksplosif untuk mendorong.
b) Perkenaan bola pada permukaan
jari-jari ruas pertama dan kedua,
yang dominan mendorong bola
3
adalah ibu jari, jari telunjuk dan
jari tengah.
c) Pada waktu perkenaan dengan
bola, jari-jari agak ditegangkan,
kemudian diikuti dengan gerakan
pergelangan tangan agar bola
dapat memantul dengan baik.
3 Jelaskan tahap akhir 1. Setelah bola memantul dengan
gerakan passing atas baik, lanjutkan dengan meluruskan
permainan bola voli lengan ke depan atas sebagai suatu
gerakan lanjutan. 3
2. Memindahkan berat badan ke
depan dengan melangkahkan kaki
belakang ke depan.
89

3. Pandangan mengikuti arah bola.

Keterangan
1. Skor total apabila semua jawaban benar adalah 9.
2. Nilai peserta didik menggunakan rumus:

Jumlah skor yang diperoleh


N = x 100
Jumlah skor maksimal

Butri Pertanyaan dan Kunci Jawaban


No Butir pertanyaan Kunci jawaban skor
o
1 Jelaskan tahap 1. Kedua lutut ditekuk 45 dengan
persiapan/awalan dalam badan sedikit dibongkokkan ke
melakukan passing depan.
bawah permainan bola 2. Berat badan menumpu pada telapak
voli kaki bagian depan untuk
mendapatkan suatu keseimbangan
3
labil agar dapat lebih mudah dan
lebih cepat bergerak ke segala arah.
3. Kedua tangan saling berpegangan
yaitu: punggung tangan kanan
diletakkan di atas telapak tangan kiri
kemudian saling berpegangan
2 Jelaskan tahap 1. Ayunkan kedua lengan ke arah bola,
gerakan/pelaksanaan dengan sumbu gerak pada
Passing bawah permainan persendian bahu dan siku betul-betul
bola voli dalam keadaan lurus.
2. Perkenaan bola pada bagian
proksimal dari lengan, di atas dari 3
pergelangan tangan.
3. Pada waktu lengan membentuk
sudut sekitar 45º dengan badan,
lengan diayunkan dan diangkat
hampir lurus.
3 Jelaskan tahap akhir 1. Setelah ayunan lengan mengenai
gerakan Passing Bawah bola, kaki belakang melangkah ke
permainan bola voli depan untuk mengambil posisi siap
kembali.
3
2. Ayunan lengan ke depan untuk
passi ng bawah ke depan tidak
melebihi sudut 45º dengan bahu
depan.
90

3. Pandangan mengikuti arah bola.

Keterangan
3. Skor total apabila semua jawaban benar adalah 9.
4. Nilai peserta didik menggunakan rumus:

Jumlah skor yang diperoleh


N = x 100
Jumlah skor maksimal

Penilaian Aspek Pengetahuan

No Nama Soal 1 Soal 2 Soal 3 Skor Nilai

Dst.

INSTRUMEN PENILAIAN ASPEK KETERAMPILAN


Indikator Penilaian Passing atas Permainan Bola Voli
A. Tahap persiapan/awalan dalam melakukan Passing atas permainan bola voli.

1. Kedua kaki berdiri dibuka selebar bahu, berat badan menumpu pada telapak
kaki bagian depan.
2. Lutut ditekuk 45o dengan badan merendah, dengan kedua tangan diangkat
lebih tinggi dari dahi.
3. Jari-jari tangan terbuka lebar membentuk cekungan seperti setengah
lingkaran atau menyerupai mangkuk.
B. Tahap gerakan/pelaksanaan passing atas permainan bola Voli.
1. Tepat pada saat bola berada di atas dan sedikit di depan dahi lengan
diluruskan dengan gerakan agak eksplosif untuk mendorong.
91

2. Perkenaan bola pada permukaan jari-jari ruas pertama dan kedua, yang
dominan mendorong bola adalah ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah.
3. Pada waktu perkenaan dengan bola, jari-jari agak ditegangkan, kemudian
diikuti dengan gerakan pergelangan tangan agar bola dapat memantul
dengan baik.
C. Tahap akhir gerakan passing atas permainan bola voli
1. Setelah bola memantul dengan baik, lanjutkan dengan meluruskan lengan ke
depan atas sebagai suatu gerakan lanjutan.
2. Memindahkan berat badan ke depan dengan melangkahkan kaki belakang
ke depan.
3. Pandangan mengikuti arah bola.
Instrumn Penilaian Aspek Keterampilan
Penilaian teknik dasar passing
atas permainan bola Voli
Nama siswa 1 2 3 Skor
No
1 2 3 1 2 3 1 2 3

Dst.

Keterangan :
1. Beri tanda centang (√) jika indikator dapat dilakukan dengan baik.
2. Kosongkan jika indikator tidak dapat dilakukan.
3. Skor maksimal 9.
4. Nilai peserta didik menggunakan rumus:

Jumlah skor yang diperoleh


N = x 100
Jumlah skor maksimal
Indikator Penilaian passing bawah Permainan Bola Voli
A. Tahap persiapan/awalan dalam melakukan passing bawah permainan bola voli.
4. Berdiri dengan kaki dibuka selebar bahu, lutut ditekuk, dan badan agak
condong kedepan.
92

5. Bola dipegang dengan kedua tangan di depan dada siku agak ditekuk dan
dibuka.
6. Pandangan ke arah sasaran.
B. Tahap gerakan/pelaksanaan passing bawah permainan bola Voli
1. Ayunkan kedua lengan ke arah bola, dengan sumbu gerak pada persendian
bahu dan siku betul-betul dalam keadaan lurus.
2. Perkenaan bola pada bagian proksimal dari lengan, di atas dari pergelangan
tangan.
3. Pada waktu lengan membentuk sudut sekitar 45º dengan badan, lengan
diayunkan dan diangkat hampir lurus.
C. Tahap akhir gerakan passing bawah permainan bola voli :
5. Setelah ayunan lengan mengenai bola, kaki belakang melangkah ke depan
untuk mengambil posisi siap kembali.
6. Ayunan lengan ke depan untuk passi ng bawah ke depan tidak melebihi
sudut 45º dengan bahu depan.
7. Pandangan mengikuti arah bola..

Instrumen Penilaian Aspek Keterampilan


Penilaian Teknik Dasar passing
Skor
bawah Permainan Bola Voli
Nama siswa Awalan Pelaksanaan Akhiran
No
1 2 3 1 2 3 1 2 3

Dst.

Keterangan :
1. Beri tanda centang (√) jika indikator dapat dilakukan dengan baik.
2. Kosongkan jika indikator tidak dapat dilakukan.
3. Skor maksimal 9.
4. Nilai peserta didik menggunakan rumus:
93

Jumlah skor yang diperoleh


N = x 100
Jumlah skor maksimal

Singaraja, 18 April 2018

Mengetahui/Menyetujui, Mahasiswa Praktikum


Guru Pamong

NYOMAN KARTANA, S.Pd I Wayan Andi Suandika


NIP. 19650421 200801 1 011 Nim. 1416011026

Mengetahui/ Menyetujui,
Kepala Sekolah SMPN 4 Sukasada

Putu Astabawa, S.Pd.,M.Pd.


NIP. 19720212 199802 1 009
94

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Identitas sekolah :SMP Negeri 4 SukasadaSingaraja


Identitas Mata Pelajaran :PJOK
Kelas/Semester :VII/ Genap
MateriPokok : Bola voli
Alokasi Waktu : 3 X 45 menit
A. KompetensiInti

K : Menghargaidanmenghayatiajaran agama yang dianutnya.


I
1
K : Menghayatidanmengamalkanperilakujujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotongroyong, kerjasama, toleran, damai) santun, responsifdan pro-
I
aktifdanmenunjukansikapsebagaibagiandarisolusiatasberbagaipermasalahanbangsad
2 alamberinteraksisecaraefektifdenganlingkungansosialdanalamsertadalammenempat
kandirisebagaicerminanbangsadalampergaulandunia.
K : Memahami,menerapkandanmenganalisispengetahuanfaktual, konseptual,
proseduraldanmetakognitifberdasarkan rasa ingintahunyatentangilmupengetahuan,
I
teknologi, seni, budaya, danhumanioradenganwawasankemanusiaan, kebangsaan,
3 kenegaraan, danperadabanterkaitfenomenadankejadian,
sertamenerapkanpengetahuanproseduralpadabidangkajian yang
spesifiksesuaidenganbakatdanminatnyauntukmemecahkanmasalah.
K : Mengolah, menalar,
danmenyajidalamranahkonkretdanranahabstrakterkaitdenganpengembangandari
I
yang dipelajarinya di sekolahsecaramandiri, bertindaksecaraefektifdankreatif,
4 sertamampumenggunakanmetodesesuaikaidahkeilmuan.

B. TujuanPembelajaran
1. Melaluipembelajarantekningpassing atasdanpassing bawahpermainan bola
volipesertadidikmampumempraktekanketerampilangerakpassing bola
voliuntukmenghasilkankoordinasigerak yang baik.
2. Melaluipembelajaranvariasidankombinasipermainan bola
volipesertadidikmampumenganalisiskombinasiketerampilangerakbolavoliuntukmengh
asilkankoordinasigerak yang baik.
95

3. Melaluipembelajaranvariasidankombinasipermainan bola
volipesertadidikmampumempraktikkanvariasiketerampilanbolavolidengankoordinasig
erak yang baik.
4. Melaluipembelajaranvariasidankombinasipermainan bola
volipesertadidikmampumempraktikkankombinasiketerampilanbolavolidengankoordin
asigerak yang baik

C. Kompetensi Dasar danIndikator


KompetensiDasar Indikator
3.1 Menganalisisvariasidankombinasike 3.1.1 Menganalisisvariasiketerampilan
terampilangeraksalahsatupermainan gerakbolavoliuntukmenghasilkan
bola koordinasigerak yang baik.
besaruntukmenghasilkankoordinasi 3.1.2 Menganalisiskombinasiketeramp
gerak yang baik. ilangerakbolavoliuntukmenghasil
kankoordinasigerak yang baik.

4.1 Mempraktikkanvariasidankombinas 4.1.1 Mempraktikkanvariasiketerampil


iketerampilandalammemainkansala anbolavolidengankoordinasigera
hsatupermainan bola k yang baik.
besardengankoordinasigerak yang 4.1.2 Mempraktikkankombinasiketera
baik. mpilanbolavolidengankoordinasi
gerak yang baik.

D. MateriPembelajaran
a. Fakta
Bola voliadalahsalahsatucontohpermainan bola besar
b. Konsep
Sejarahperkembangan bola voli, Pengertian bola voli, saranadanprasaranapermainan
bola voli
c. Prinsip
-
d. Prosedur
1. Passing atasdanbawahbergerakmaju-mundurdankekiri-
kanandapatdilakukansebagaiberikut:

Gambar 01.passingatasdanbawahsecaraberpasangan
96

a) Pilihpasangan yang seimbang, kemudianberdirisalingberhadapandenganjarak ± 4 m.


b) Bola dilambungolehtemandaridepan.
c) Dilakukanberpasangan/berkelompok.
d) Lakukanberulang-ulangdanbergantian.
e) Lakukanketerampilangerakuntukmenemukanjawabanpertanyaan.
f) Selamamelakukanlatihankembangkannilai-nilaikerjasamadandisiplin
g) Setelahpesertadidikmerasakankemajuanketerampilan,
mintamerekauntukmenerapkanketerampilantesebutdalambentukpertandingansecarabere
gu.
2. Passing atasdanbawahmenggunakandua bolavoli
Pelaksanaannyasebagaiberikut:

Gambar 02.passingatasberegumelewati net

3. Bermain bola volimenggunakan passing bawah


Pelaksanaannyadapatdilakukansebagaiberikut:
1) Berdirisalingberhadapandenganjarak ± 3 m
2) Permainandimulaidenganpukulanservisatasmelaluiatas net.
3) Bola harusditangkapdansegeradiserviskembalikeseberanglapangan.
4) Pemenangadalahregu yang terlebihdahulumencapai 15 angka.
5) Kesalahan yang mengakibatkanperolehanangkabagilawan.
a) Bola menyentuhtanah/lantai.
b) Bola keluarlapangandanPemainmenyentuhtali/net.
c) Pemainmenginjaklapanganlawan.
6) Jumlahpemain 4-5 orang/regu.
7) Luaslapangandapatdisesuaikan, misalnya 4 x 6 m atau 8 x 9 m.
8) Tinggi net dua meter ataudisesuaikan.
97

Gambar 06.Bermaianbolavolimenggunakanketerampilan passing bawah

4. Bermainbolavolimenggunakan passing atas


Pelaksanaannyadapatdilakukansebagaiberikut :
1) Bentukpesertadidikmenjadiduakelompok
2) Permainandimulaidenganlemparanmelaluiatas net.
3) Bola yang dilemparlawanharusditangkapdenganposisi passing
atasdanditolakkankeatas.
4) Lakukan passing atas/bawah 2x gerakan (sentuhan)
kemudiandiumpankearahtemansatulapangan.
5) Setelah bola dimainkanoleh 3 orang padasatulapangan, seberangkan bola
kelapanganlawan.
6) Dilakukanuntukmenanamkannilai-nilaikerjasama, keberanian,
sportivitasdankompetitif.

Gambar 07.Bermainbolavolimenggunakanketerampilan passing bawah

E. Model Pembelajaran
98

1. Model pembelajaran : Numbered Head Together (NHT)

F. Media Pembelajaran
1. Media : Gambarpassing bolavoli
2. Sarana : Stopwatch, peluitdan bola voli
3. Prasarana : Lapangandatar/lapanganvoli

G. SumberBelajar
KementerianPendidikandanKebudayaan. 2014. Buku Guru PendidikanJasmani, Olahraga,
danKesehatan SMA/MA,SMK/MA Kelas X. Cetakan Ke-1. Jakarta:
PusatKurikulumdanperbukuan, Balitbang..

H. Langkah-langkahPembelajaran
Tabel 01
Langkah-LangkahPembelajaran
No Fase Langkah-Langkah

1 PersiapanAwal Persiapan

 Menyiapkanpeluit, bola basket dan lain sebagainya.


 Menyiapkanperangkatpembelajaran (silabus, RPP,
lembarpresensi, instrument penilaian)
2 KegiatanPendahul KegiatanAwal
uan
 Berbaris
 Berdoa
 Presensi
 Menyampaikanruanglingkupmateri bola voli
1. Guru menyampaikanmateri pembelajaran pada
teknikdasarpassingatasdanpassingbawah.
2. Guru mendemonstrasikan materi passing atas dan
passing bawah bola voli
2 3. Guru menginstrusikan siswa melakukan teknik passing
KegiatanInti atas dan passing bawah bola voli

3 KegiatanPenutup  Pendinginan
 Sebagaitindaklanjutdari proses pembelajaran guru
memberikantugasberupabelajar di
rumahtentangteknikdasaryang telahdipelajari.
 Berdoa
99

I. Penilaian
LampiranPenilaian
1. PenilaianKompetensiSikap
A. PetunjukUmum
1. Instrumeninidiisioleh guru yang mengajarpesertadidik yang dinilai.

B. PetunjukPengisian
Berdasarkan pengamatan guru selama pembelajaran, nilailah sikap setiap peserta didik
dengan memberi skor 3, 2, atau 1 pada lembar observasi dengan ketentuan sebagai
berikut:
3 = sangatbaik
2 = baik
1 = cukup

C. LembarObservasi
LEMBAR OBSERVASI
Kelas :VII
Semester : Ganjil
TahunPelajaran : 2017/2018
Periode Pengamatan :
Butir Nilai : Selaluberusaha secara maksimal dan tawakaldenganhasilakhir.

1. PenilaianKompetensiPengetahuan
A. PetunjukUmum
1. Instrumenpenilaiankompetensipengetahuanberupasoal objektif
2. Instrumeninidiisiolehpesertadidik.
100

B. PetunjukPengisian
Kerjakansoalobjektif berikut denganbenar!

2. PenilaianKompetensiKeterampilan
A. PetunjukUmum
1. Instrumenpenilaiankompetensiketerampilaniniberupalembarobservasi.
2. Instrumeninidiisioleh guru yang mengajar, pesertadidik yang dinilai.

B. LembarObservasi
Tabel 08
Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Keterampilan Bola Voli Aspek Keterampilan

Indikator Diskriptor Nomor Ju


Dimensi Butir mla
h
1. Passingatas Sikapawa a. Pemainmelakukansikapsiap 1 3
bola voli l b. Berdiri dengan kedua kaki dibuka
selebar bahu diikuti kedua lutut 2
direndahkan.
c. Kedua telapak tangan dan jari-jari 3
direnggangkan membentuk
setengah lingkaran.
SikapPela a. Badan dijulurkan ke atas dengan 4 3
ksanaan meluruskan tungkai, bersamaan
dengan menjulurkan kedua tangan
ke atas.
b. sikap jari seperti hendak 5
merangkum bola. 6
c. Tungkaiditekukkembalisampailutu
tmembuatsudut 135º.
SikapAkh a. Tungkaidijulurkankembalisampai 7 3
iran berjingkat
b. Bola 8
dilambungkankedepanatasdenganj
aridanbantuanlengan yang
digerakkansampailuruskeatas.
c. Kembalikepadasikapsiapdenganpa 9
ndanganmengikutiarahgerak bola
101

Indikator Diskriptor Nomor Ju


Dimensi Butir mla
h
1. Passingbawahp SikapAw a. Ambil sikap siap normal lalu 10 3
ermainan bola al berdiri dengan kedua kaki ditekuk
voli dan dibuka selebar bahu.
b. Kedua lutut direndahkan lalu 11
kedua tangan saling berpegangan
dengan punggung tangan kanan
diletakkan di atas telapak tangan
kiri, posisi ibu jari sejajar sama
panjang. 12
c. Kedua tangan lengan rapat
membentuk seperti papan, siku
terkunci, pandangan kearah bola.
SikapPela a. Ayunkan kedua lengan ke arah 13 3
ksanaan bola dengan sumbu gerak pada
pesendian bahu dan siku benar-
benar lurus.
b. Lutut mengikuti tungkai kaki lurus 14
c. Perkenaan bola tepat pada
proksimaldari lengan diatas dari 15
pergelangan tangan.
SikapAkh a. Jari tangan tetap di genggam siku 16 3
ir tetap dikunci.
b. Landasan tetap mengikuti bola ke 17
sasaran.
c. Pindahkan berat badan ke arah
sasaran dengan tumit diangkat. 18

Tabel 09
Format AsesmenHasilBelajarTeknikDasarPassing bola voli
(PassingAtas)

SikapAwa SikapPelaks SikapAkhi


l anaan r NilaiPrakt
No Nama Skor ik
a b c a b c a b c
1
2
3
Dst
Keterangan:
1. Pada criteria terpenuhi beri tanda (√) yang berarti skor 1
2. Pada criteria tidakterpenuhidikosongkan
102

3. Jumlahskormaksimal = 9
Tabel10
Format AsesmenHasilBelajarTeknikDasarPassingBola Voli
(PassingBawah)

SikapPelaksa SikapAkh
SikapAwal
naan ir NilaiPra
No Nama Skor ktik
a b c a b c a b c
1
2
3
Dst
Keterangan:
1. Pada criteria terpenuhi beri tanda (√) yang berarti skor 1
2. Pada criteria tidakterpenuhidikosongkan
3. Jumlahskormaksimal = 9
Tabel 11
Format Rekapitulasi Lembar Penilaian Aspek Praktik Teknik Dasar
PassingBola Voli

Tot
Jumlahskoraspekpraktikp Jumlahskoraspekpraktikpas
N Na al NilaiPra Ke
assingatas singbawah
o ma sko ktik t.
r
1
2
3
D
st
Keterangan:
a. Passingatas :9
b. Passingbawah :9
Jumlah : 18
RumuspenilaianPraktik :

N3 = Jumlahskoryangdiperoleh x 100
Jumlahskormaksimal

NA = Nilai Akhir (NA) = N1+N3


2
103

Singaraja, 18 April 2018


Mahasiswa

I WayanAndiSuandika
Nim. 1416011026
104

Rekapitulasi Data Hasil Belajar kelas VII B (Kelompok Eksperimen)


Teknik Dasar Passing Bola Voli (Passing Atas dan Passing Bawah)

Nilai Prettest (Kelompok Eksperimen)


Kode Kognitf Psikomotor
No Nilai Akhir
Siswa (N1) (N3)
1 E1 75 65 70
2 E2 60 70 65
3 E3 50 60 55
4 E4 75 65 70
5 E5 60 70 65
6 E6 30 50 40
7 E7 75 65 70
8 E8 70 80 75
9 E9 85 75 80
10 E10 90 80 85
11 E11 80 70 75
12 E12 40 60 50
13 E13 60 50 55
14 E14 30 50 40
15 E15 75 65 70
16 E16 50 70 60
17 E17 80 60 70
18 E18 50 40 50
19 E19 45 65 55
20 E20 30 50 40
21 E21 75 65 70
22 E22 30 50 40
23 E23 50 70 60
24 E24 80 70 75
25 E25 60 80 75
26 E26 60 80 70
27 E27 80 70 75
28 E28 75 65 70
29 E29 70 80 75
30 E30 60 80 70
31 E31 40 70 55
32 E32 40 60 50
Jumlah 2,025
Rata-rata 63.28125
105

Nilai Posttest (Kelompok Eksperimen)

Kode Kognitf Psikomotor


No Nilai Akhir
Siswa (N1) (N3)
1 E1 70 80 75
2 E2 80 90 85
3 E3 55 75 65
4 E4 70 80 75
5 E5 60 80 70
6 E6 60 70 65
7 E7 70 90 80
8 E8 75 85 80
9 E9 80 90 85
10 E10 85 95 90
11 E11 75 95 85
12 E12 55 65 60
13 E13 50 70 60
14 E14 55 75 65
15 E15 70 80 75
16 E16 60 80 70
17 E17 80 70 75
18 E18 60 70 65
19 E19 65 75 70
20 E20 55 65 60
21 E21 80 70 75
22 E22 50 70 60
23 E23 65 75 70
24 E24 90 70 80
25 E25 85 75 80
26 E26 70 80 75
27 E27 90 80 85
28 E28 85 75 80
29 E29 80 90 85
30 E30 70 80 75
31 E31 75 65 70
32 E32 60 80 70
Jumlah 2,360
Rata-rata 73.75
106

Rekapitulasi Data Hasil Belajar kelas VII D (Kelompok Kontrol)


Teknik Dasar Passing Bola Voli (Passing Atas dan Passing Bawah)

Nilai Prettest (Kelompok Kontrol)


Kode Kognitf Psikomotor
No Nilai Akhir
Siswa (N1) (N3)
1 K1 70 90 80
2 K2 35 55 45
3 K3 85 75 80
4 K4 55 65 60
5 K5 45 65 55
6 K6 60 70 65
7 K7 60 80 70
8 K8 75 65 70
9 K9 60 70 65
10 K10 70 90 80
11 K11 70 60 65
12 K12 75 55 65
13 K13 60 70 65
14 K14 45 55 50
15 K15 40 60 50
16 K16 45 65 55
17 K17 65 75 70
18 K18 85 65 75
19 K19 55 65 60
20 K20 60 70 65
21 K21 45 65 55
22 K22 75 65 70
23 K23 70 80 75
24 K24 50 60 55
25 K25 55 65 60
26 K26 75 65 70
27 K27 40 60 50
28 K28 60 70 65
29 K29 35 45 40
30 K30 80 70 75
31 K31 50 60 55
32 K32 45 65 55
Jumlah 2,015
Rata-rata 62.96875
107

Nilai Posttest (Kelompok Kontrol)

Kode Kognitf Psikomotor


No Nilai Akhir
Siswa (N1) (N3)
1 K1 90 80 85
2 K2 65 45 55
3 K3 70 90 80
4 K4 60 70 65
5 K5 65 55 60
6 K6 50 70 60
7 K7 80 70 75
8 K8 80 60 70
9 K9 75 65 70
10 K10 90 70 80
11 K11 40 60 50
12 K12 65 75 70
13 K13 70 60 65
14 K14 45 55 50
15 K15 40 60 50
16 K16 50 60 55
17 K17 80 70 75
18 K18 70 80 75
19 K19 45 65 55
20 K20 55 65 60
21 K21 50 60 55
22 K22 70 80 75
23 K23 80 70 75
24 K24 70 60 65
25 K25 75 55 65
26 K26 80 70 75
27 K27 70 60 65
28 K28 65 75 70
29 K29 45 65 55
30 K30 70 80 75
31 K31 70 60 65
32 K32 60 40 50
Jumlah 2,095
Rata-rata 65.46875
108

Rekapitulasi Data Hasil Belajar (Gain Score)


Teknik Dasar Passing Bola Voli (Passing Atas dan Passing Bawah)
kelas VII D (Kelompok Kontrol)

No Kode Nama Siswa Nilai Akhir Gain Score


Siswa Pretest Posttest Normalisasi
1 K1 Gede Sukarena 80 85 1
2 K2 Kadek Mariani 45 55 0,25
3 K3 Kadek Mahendra Setia.P 75 80 0,5
4 K4 Kadek Sumaryasa 60 65 0,2
5 K5 Kadek Redita 55 60 0,16
6 K6 Kadek Agus Putra Widiasa 40 60 0,44
7 K7 Kadek Riantini 70 75 0,33
8 K8 Kadek Restawan 70 70 0
9 K9 Komang Lia Dewi Antari 65 70 0,25
10 K10 Komang Agus Supriadi 80 80 0
11 K11 Komang Novin Rina.P 30 50 0,36
12 K12 Ketut Martini 65 70 0,25
13 K13 Ketut Sukarena Yasa 65 65 0
14 K14 Ketut Susila Marga Yasa 45 50 0,12
15 K15 Ketut Nori Astute 30 50 0,36
16 K16 Ketut Taman Yuliastini 55 55 0
17 K17 Luh Putu Herlina 70 75 0,33
18 K18 Luh Sariyani 75 75 0
19 K19 Luh Sriasih 35 55 0,4
20 K20 Luh Nyeneng Arini 45 60 0,37
21 K21 Luh Shinta Pradnyani 50 55 0,14
22 K22 Made Pasek 70 75 0,33
23 K23 Made Bilan Merta. A 75 75 0
24 K24 Nyoman Wahyudi 45 65 0,5
25 K25 Putu Krisna 60 65 0,2
26 K26 Putu Eka Sudarsini 70 75 0,33
27 K27 Putu Silvano Bagiada 40 65 0,5
28 K28 Putu Darmawan 65 70 0,25
29 K29 Putu Agus Widiyasa 30 55 0,45
30 K30 Putu Lia Darmayanti 70 75 0,33
31 K31 Putu Merta Aprilia.A 45 65 0,5
32 K32 Putu Ayu Sukerti 30 50 0,36
Max 80 85
Rata-rata 56,40625 65,46875 0,291301407
109

Rekapitulasi Data Hasil Belajar (Gain Score)


Teknik Dasar Passing Bola Voli (Passing Atas dan Passing Bawah)
kelas VII B (Kelompok Eksperimen)

No Kode Nama Siswa Nilai Akhir Gain Score


Siswa Pretest Posttest Normalisasi
1 E1 Gede Sutama 70 75 0,25
2 E2 Gede Agus Sumerta Putra 65 85 0,8
3 E3 I Made Merta Widiarta 55 65 0,28
4 E4 I Putu Ade Aprilianra 70 75 0,25
5 E5 I Putu Angga Pratamayasa 65 70 0,2
6 E6 Ketut Sumartawan 40 65 0,5
7 E7 Kadek Dio Sumerta Di Guna 70 80 0,5
8 E8 Kadek Tirta Widiana 75 80 0,33
9 E9 Kadek Wiraspati Wijaya 80 85 0,5
10 E10 Komang Arya Fendi Pratama 85 90 1
11 E11 Kadek Mardikayasa 80 85 0,5
12 E12 Kadek Joni Arta Hendrawan 50 60 0,25
13 E13 Kadek Tri Abdi Mukti 55 60 0,14
14 E14 Komang Ending Widiastuti 40 65 0,5
15 E15 Kadek Lina Septiani 70 75 0,25
16 E16 Ketut Yuni Sutarningsih 60 70 0,33
17 E17 Kadek Tri Utami 70 75 0,25
18 E18 Luh Dita 50 65 0,37
19 E19 Luh Nyeneng Juli Antini 55 70 0,42
20 E20 Luh Surya 40 60 0,4
21 E21 Luh Juli Artini 70 75 0,25
22 E22 Luh Sri Astini 40 60 0,4
23 E23 Made Mertayasa 60 70 0,33
24 E24 Made Joni Susilayasa 75 80 0,33
25 E25 Ni Putu Suryastini 80 80 0
26 E26 Ni Luh Kendran 70 75 0,25
27 E27 Ni Luh Resti Armini 75 85 0,66
28 E28 Putu Riskayanti 70 80 0,5
29 E29 Putu Agus Merta 80 85 0,5
30 E30 Putu Adi Arimbawa 70 75 0,25
31 E31 Putu Suputra 55 70 0,42
32 E32 Putu Dina Maharani 50 70 0,5
Max 85 90
Rata-rata 63,75 73,75 0,389397
100

DOKUMENTASI PENELITIAN KELOMPOK EKSPERIMEN


101

DOKUMENTASI PENELITIAN KELOMPOK KONTROL


102

RIWAYAT PENELITI

I Wayan Andi Suandika Lahir di cegeng, pada tanggal 23

nopember 1995. Peneliti lahir dari pasangan suami istri

Bapak Iwayan Sukra dan Ni Nengah Nuriani. Peneliti

berkebangsaan Indonesia dan beragama Hindu. Kini peneliti

tinggal di Dusun cegeng, Kecamatan Sidemen, Kabupaten

Karangasem, Bali.
Peneliti menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 2 Kertabuana dan kemudian

melanjutkan di SMPN 2 Sidemen dan lulus pada tahun 2011. Dilanjutkan pada tahun

2014 peneliti lulus di SMA Pariwisata Saraswati Klungkung dan dilanjutkan

menempuh pendidikan sarjana di jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan

Rekreasi Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha di

Singaraja Bali. Pada akhir semester akhir 2018, peneliti telah menyelesaikan tugas

akhir Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered

Head Together terhadap Hasil Belajar passing Bola Voli pada Siswa Kelas VII SMP

Negeri 4 Sukasada Tahun Ajaran 2017/2018”.

Anda mungkin juga menyukai