PENDAHULUAN
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No. 20 tahun 2003 tentang
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
Winkel (dalam Purwanto, 2008: 13). Namun hal tersebut bertolak belakang
yang sekarang ini dilakukan oleh guru kelas IV SDN -1 Tehang menggunakan
1
penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa dan
sekolah dasar text book oriented dan kurang terkait dengan kehidupan sehari-hari
berpikir siswa, atau dengan kata lain tidak melakukan pengajaran bermakna,
metode yang digunakan kurang bervariasi, dan sebagai akibat motivasi belajar
siswa menjadi sulit ditumbuhkan dan pola belajar cenderung menghafal dan
mekanistis. Hal tersebut mengakibatkan hasil belajar siswa rendah. Begitu juga
seperti data yang diperoleh peneliti pada materi Tema 4 (berbagai pekerjaan)
terdapat 12 siswa yang sudah mencapai KKM dan terdapat 18 siswa yang belum
untuk semua mata pelajaran sebesar 73 dari skala 100. Hal ini berarti bahwa
masih ada 60% siswa yang belum mencapai KKM pada Tema 4 (berbagai
usia sekolah dasar menurut Piaget termasuk pada tahapan operasional konkret
2
(Amri, 2013: 36). Usia anak kelas IV sekolah dasar termasuk dalam tahapan
operasional konkret yang berarti belajar akan lebih berhasil apabila peserta didik
ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu pertanyaan tilikan dari
guru Piaget (dalam Amri, 2013: 44). Hal tersebut sejalan dengan pengamatan
yang dilakukan oleh peneliti di kelas IV ketika guru hanya menjelaskan materi
pembelajaran dengan menyuruh siswa menyimak apa yang dijelaskan oleh guru,
diantaranya masih ada 14 siswa yang mengobrol dengan temannya ketika guru
dan hanya 6 siswa yang fokus mendengarkan penjelasan dari guru. Alasan guru
karena simpel dan ekonomis waktu dan biaya, selain itu juga jika menggunakan
metode ceramah maka materi pelajaran dapat diatur guru secara langsung, tidak
bahwa anak- anak yang sekarang lebih banyak yang bermain game online atau
3
warisan nenek moyang. Pada kenyataannya permainan tradisional dapat
sepadan yang disampaikan oleh Direktorat Nilai Budaya (dalam Kurniati, 2016:
rasa senang, dan hal ini akan membantu perkembangan anak ke arah lebih baik
(Kurniati, 2016:3).
mengoptimalkan potensi siswa (Amri, 2013: 2). Hal itu sejalan dengan yang
disampaikan oleh Winkel (dalam Purwanto 2008: 14) Belajar akan lebih
mengaktifkan lebih banyak indera dari pada hanya mendengarkan orang/ guru
dalam kegiatan pembelajaran karena peran siswa disini hanya mengikuti instruksi
guru dan cenderung hanya mendengarkan penjelasan dari guru saja. Hal tersebut
tinggi antara lain yaitu bermain membantu perkembangan kemampuan anak untuk
bernalar, suasana bermain dapat menghasilkan ingatan yang lebih baik lagi bagi
anak daripada sekadar dalam tugas menamai atau menyentuh objek, dan bermain
4
juga melibatkan interaksi dengan orang lain, hal tersebut sangatlah memfasilitasi
perkembangan bahasa anak. Selain itu Vygotsky (Kurniati, 2016: 23) berpendapat
Subtema 1 dan hasil wawancara kepada guru kelas terhadap pentingnya menjaga
kelestarian budaya bangsa dan perkembangan usia anak maka peneliti tergerak
belajar siswa. Sehingga penelitian ini berjudul “Meningkatkan Hasil dan Minat
1.2.2 Guru mengalami kesulitan dalam memilih strategi yang cocok untuk
pembelajaran
1.2.3 Guru mengalami kesulitan dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada
Tema 4 subtema 1
5
siswa menggunakan metode permainan tradisional pada Tema 4 (Berbagai
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak diantaranya adalah bagi peneliti,
6
1.5.3 Bagi sekolah
siswa
7
1.6.3 Pembelajaran Kooperatif
berkelompok. Siswa belajar bekerjasama dalam satu tim untuk mengatasi suatu
Student Team Achievement Division (STAD) adalah salah satu metode dari
Hasil belajar adalah terbentuknya konsep, yaitu kategori yang kita berikan
meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan soft skills dan hard kills yang
tema tertentu yang mengaitkan dengan pokok bahasan lain, konsep tertentu
akal pikiran sendiri sehingga siswa mengalami secara langsung dalam proses