Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, keterampilan yang diperlukan dirinya dan

masyarakat (Departemen Pendidikan dan perpusatakaan, 2003:62). Sebagaimana

digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No. 20 tahun 2003 tentang

Sisdiknas) Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Berkaitan dengan pendidikan, belajar adalah aktivitas mental/ psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan sikap menurut

Winkel (dalam Purwanto, 2008: 13). Namun hal tersebut bertolak belakang

dengan kenyataan disekolah. Berdasarkan observasi peneliti dalam pembelajaran

yang sekarang ini dilakukan oleh guru kelas IV SDN -1 Tehang menggunakan

metode ceramah dan metode pembelajaran langsung. Menurut Sanjaya (2006:147)

metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui

1
penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa dan

Strategi pembelajaran langsung merupakan pembelajaran yang banyak diarahkan

oleh guru (Ngalimun, 2012: 10).

Menurut Direktorat PLP (dalam Amri, 2013:2) pembelajaran di tingkat

sekolah dasar text book oriented dan kurang terkait dengan kehidupan sehari-hari

siswa. Dengan menggunakan metode ceramah dan metode pembelajaran langsung

maka pembelajaran konsep yang diterima siswa cenderung abstrak, sehingga

konsep-konsep akademik kurang bisa atau sulit dipahami. Sementara itu

kebanyakan guru dalam mengajar masih kurang memperhatikan kemmapuan

berpikir siswa, atau dengan kata lain tidak melakukan pengajaran bermakna,

metode yang digunakan kurang bervariasi, dan sebagai akibat motivasi belajar

siswa menjadi sulit ditumbuhkan dan pola belajar cenderung menghafal dan

mekanistis. Hal tersebut mengakibatkan hasil belajar siswa rendah. Begitu juga

seperti data yang diperoleh peneliti pada materi Tema 4 (berbagai pekerjaan)

Subtema 1 (jenis-jenis pekerjaan) siswa kelas IV Tahun Ajaran 2018/2019 bahwa

terdapat 12 siswa yang sudah mencapai KKM dan terdapat 18 siswa yang belum

mencapai KKM. SDN -1 Tehang memiliki KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)

untuk semua mata pelajaran sebesar 73 dari skala 100. Hal ini berarti bahwa

masih ada 60% siswa yang belum mencapai KKM pada Tema 4 (berbagai

pekerjaan), subtema 1 (jenis-jenis pekerjaan). Berdasarkan uraian tersebut maka

peneliti memilih materi Tema 4 Subtema 1 dalam penelitian.

Pembelajaran yang monoton cenderung membuat siswa cepat bosan dan

tidak konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran, karena perkembangan pada anak

usia sekolah dasar menurut Piaget termasuk pada tahapan operasional konkret

2
(Amri, 2013: 36). Usia anak kelas IV sekolah dasar termasuk dalam tahapan

operasional konkret yang berarti belajar akan lebih berhasil apabila peserta didik

diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang

ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu pertanyaan tilikan dari

guru Piaget (dalam Amri, 2013: 44). Hal tersebut sejalan dengan pengamatan

yang dilakukan oleh peneliti di kelas IV ketika guru hanya menjelaskan materi

pembelajaran dengan menyuruh siswa menyimak apa yang dijelaskan oleh guru,

siswa cenderung cepat bosan.

Dari pengamatan yang dilakukan oleh peneliti bahwa dari 29 siswa

diantaranya masih ada 14 siswa yang mengobrol dengan temannya ketika guru

menjelaskan materi pelajaran, 5 siswa mencorat-coret buku, 4 siswa mengantuk,

dan hanya 6 siswa yang fokus mendengarkan penjelasan dari guru. Alasan guru

kelas menggunakan metode ceramah dan strategi pembelajaran langsung adalah

karena simpel dan ekonomis waktu dan biaya, selain itu juga jika menggunakan

metode ceramah maka materi pelajaran dapat diatur guru secara langsung, tidak

hanya itu menggunakan metode ceramah juga memudahkan guru untuk

mengontrol keadaan kelas. Namun hal itu menyebabkan siswa kurang

memperhatikan dan kurang antusias dalam pembelajaran. Sehingga menyebabkan

hasil belajar siswa menurun.

Data tersebut peneliti peroleh pada wawancara yang dilakukan terhadap

guru kelas IV pada tanggal 1 Oktober 2018.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Kelas, beliau juga menjelaskan

bahwa anak- anak yang sekarang lebih banyak yang bermain game online atau

komputer dan cenderung mengabaikan permainan tradisional yang merupakan

3
warisan nenek moyang. Pada kenyataannya permainan tradisional dapat

digunakan sebagai sarana pendidikan anak karena dapat membantu perkembangan

keterampilan anak, baik keterampilan sosial maupun pengetahuan. Hal tersebut

sepadan yang disampaikan oleh Direktorat Nilai Budaya (dalam Kurniati, 2016:

3) mengatakan bahwa setiap permainan rakyat tradisional sebenarnya

mengandung nilai-nilai yang dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan anak-anak.

Permainan tradisional yang sarat dengan nilai-nilai budaya mengandung unsur

rasa senang, dan hal ini akan membantu perkembangan anak ke arah lebih baik

(Kurniati, 2016:3).

Mencermati hal diatas perlu adanya perubahan dan pembaharuan inovasi

dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran

hendaknya lebih bervariasi dalam penggunaan metode maupun strateginya guna

mengoptimalkan potensi siswa (Amri, 2013: 2). Hal itu sejalan dengan yang

disampaikan oleh Winkel (dalam Purwanto 2008: 14) Belajar akan lebih

bermakna jika anak mengalami langsung apa yang dipelajarainya dengan

mengaktifkan lebih banyak indera dari pada hanya mendengarkan orang/ guru

menjelaskan. Penggunaan strategi pembelajaran langsung dirasa kurang efektif

dalam kegiatan pembelajaran karena peran siswa disini hanya mengikuti instruksi

guru dan cenderung hanya mendengarkan penjelasan dari guru saja. Hal tersebut

juga sepadan dengan pendapat Vygotsky (dalam Kurniati, 2016: 7) memaparkan

bahwa kontribusi bermain terhadap perkembangan sejumlah fungsi mental yang

tinggi antara lain yaitu bermain membantu perkembangan kemampuan anak untuk

bernalar, suasana bermain dapat menghasilkan ingatan yang lebih baik lagi bagi

anak daripada sekadar dalam tugas menamai atau menyentuh objek, dan bermain

4
juga melibatkan interaksi dengan orang lain, hal tersebut sangatlah memfasilitasi

perkembangan bahasa anak. Selain itu Vygotsky (Kurniati, 2016: 23) berpendapat

bahwa permainan tradisional mampu merangsang berbagai aspek perkembangan

anak, baik perkembangan aspek keterampilan, sosial, dan afektif.

Berdasarkan uraian diatas mengenai hasil belajar pada materi Tema 4

Subtema 1 dan hasil wawancara kepada guru kelas terhadap pentingnya menjaga

kelestarian budaya bangsa dan perkembangan usia anak maka peneliti tergerak

menggunakan permainan tradisional sebagai strateginya guna meningkatkan hasil

belajar siswa. Sehingga penelitian ini berjudul “Meningkatkan Hasil dan Minat

Belajar Siswa pada Materi Tema 4 Subtema 1 dengan Menggunakan Metode

Permainan Tradisional Pada Siswa Kelas IV SDN -1 Tehang”.

1.2 Identifikasi Masalah

Peneliti menemukan adanya permasalahan dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

identifikasi masalah dari uraian latar belakang diatas yakni :

1.2.1 Strategi pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran pada

Tema 4 subtema 1 di SDN -1 Tehang kurang bervariasi, cenderung

menggunakan metode ceramah

1.2.2 Guru mengalami kesulitan dalam memilih strategi yang cocok untuk

pembelajaran

1.2.3 Guru mengalami kesulitan dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada

Tema 4 subtema 1

1.3 Batasan masalah

Penelitian ini hanya terbatas meneliti tentang peningkatan hasil belajar

5
siswa menggunakan metode permainan tradisional pada Tema 4 (Berbagai

Pekerjaan), Subtema 1 (Jenis-Jenis Pekerjaan). Hasil penelitian ini hanya berlaku

terbatas di SDN -1 Tehang pada materi Berbagai Pekerjaan.

1.4 Rumusan masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimana

penerapan metode permainan tradisional dalam rangka meningkatkan hasil belajar

Tema 4 Subtema 1 pada siswa kelas IV SDN -1 Tehang?

1.5 Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Penelitian ini diharapkan

dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak diantaranya adalah bagi peneliti,

siswa, guru, sekolah, dan dunia pengetahuan.

1.5.1 Bagi siswa

Manfaat penelitian bagi siswa adalah a) pemahaman , penghayatan,

dan pelaksanaan sikap menghargai melalui pembelajaran di SD meningkat,

b) siswa mendapatkan pengalaman belajar yang menyenangkan dengan

metode yang digunakan

1.5.2 Bagi guru

Manfaat penelitian ini bagi guru adalah a) guru mendapat tambahan

wawasan tentang metode yang cocok untuk pembelajaran bagi siswa

dengan pemahaman, penghayatan, dan pelaksanaan sikap menghargai

yang meningkat, b) guru mendapat inspirasi untuk membuat pembelajaran

dengan strategi lain agar pembelajaran dikelas semakin meningkat

6
1.5.3 Bagi sekolah

Manfaat penelitian ini bagi sekolah adalah sekolah bisa mendapatkan

sumbangan positif bagi kemajuan sekolah karena guru mendapat wawasan

yang lebih banyak tentang metode pembelajaran yang dapat diterapkan

dikelas dan meningkatkan prestasi sekolah untuk meningkatkan

pemahaman, penghayatan, dan pelaksanaan dalam belajar.

1.5.4 Bagi peneliti

Manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah a) peneliti dapat memiliki

pengalaman dalam melakukan penelitian sehingga dapat termotivasi

mengembangkan penelitian tindakan kelas yang lain, b) peneliti dapat

mengetahui cara meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan

pelaksanaan dalam pembelajaran, c) peneliti dapat menambah wawasan

tentang strategi yang digunakan untuk meningkatkan sikap menghargai

siswa

1.6 Definisi operasional

1.6.1 Permainan Tradisional

Permainan tradisional adalah permainan yang berkembang dan dimainkan

anak-anak dalam lingkungan masyarakat umum dengan menyerap segala

kekayaan dan kearifan lingkungannya.

1.6.2 Aspek Pengetahuan

Aspek Pengetahuan adalah pengalaman dan berbagai macam latihan juga

menunjang perkembangan pemikiran seorang anak. Interaksi sosial juga

mempunyai peran dalam perkembangan pengetahuan siswa.

7
1.6.3 Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara

berkelompok. Siswa belajar bekerjasama dalam satu tim untuk mengatasi suatu

masalah, menyelesaikan tugas, atau mencapai satu tujuan bersama.

1.6.4 Student Team Achievement Division (STAD)

Student Team Achievement Division (STAD) adalah salah satu metode dari

model pembelajaran kooperatif

1.6.5 Hasil Belajar

Hasil belajar adalah terbentuknya konsep, yaitu kategori yang kita berikan

pada rangsangan yang ada di lingkungan, yang menyediakan skema yang

terorganisasi untuk mengasimilasi rangsangan-rangsangan baru dan pengalaman

baru yang kita peroleh.

1.6.6 Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 adalah sebuah kurikulum yang dikembangkan untuk

meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan soft skills dan hard kills yang

berupa sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

1.6.7 Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu

tema tertentu yang mengaitkan dengan pokok bahasan lain, konsep tertentu

dikaitkan dengan konsep lain.

1.6.8 Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik adalah pendekatan yang menggunakan indra dan

akal pikiran sendiri sehingga siswa mengalami secara langsung dalam proses

mendapatkan ilmu pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai