Anda di halaman 1dari 9

PROBLEMATIKA DAN PEMECAHAN MASALAH BIDANG STUDI PKN DI

SEKOLAH DASAR

Muhammad Rif’an Fauzi1 (218620600109), M. Syayyid Nadlvi2 (218620600085),


Putri Maulidaturrohmah3 (218620600106), Tria Pebrianti4 (218620600099),
Ananda Suroya5 (218620600133)

Program Studi S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan


Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bakti Indonesia

binyowes11@gmail.com

ABSTRAK
Fokus dari penelitian ini adalah mengenai permasalahan bidang studi PKN di sekolah
dasar . metode penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan
data meliputi observasi dan wawancara guru kelas. Permasalahan bidang studi PKN di
sekolah dasar berdasarkan hasil observasi yaitu pembelajaran masih menggunakan metode
ceramah, banyak siswa yang kurang konsentrasi dalam pembelajaran, cara belajar yang
kurang tepat, pembelajaran kurang menarik dan membosankan, siswa kurang aktif dalam
mengikuti pelajaran, siswa sulit memahami materi,penataan bangku yang monoton, dan guru
belum menggunakan media yang menunjang untuk pembelajaran.
Kata kunci : permasalahan bidang studi PKN di SD
ABSTRACT
The focus of this research is on problems in the field of PKN studies in elementary
schools. This research method uses descriptive qualitative data collection techniques
including observation and interviews with class teachers. Problems in the field of PKN study
in elementary schools based on observation results are that learning still uses the lecture
method, many students lack concentration in learning, learning methods are not appropriate,
learning is less interesting and boring, students are less active in following lessons, students
have difficulty understanding the material, arrangement The chairs are monotonous, and the
teacher has not used media that supports learning.
Keywords: problems in the field of PKN studies in elementary school

1
2
3
4
5
PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu usaha seseorang dalam mencari dan menemukan


pengetahuan dan pengalaman yang dilakukan secara terencana dan keadaan sadar.
Pendidikan dapat dikatakan sebagai upaya dalam memenuhi rasa keingintahuan setiap
individu terhadap segala sesuatu. Pendidikan di Sekolah Dasar merupakan bentuk
pendidikan formal yang memberikan berbagai keterampilan dan menumbuhkan nilai-nilai
pendidikan karakter kepada setiap peserta didik.

Menurut Kementrian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan


Pusat menegaskan bahwa karakter merupakan suatu watak atau akhlak dan bisa dikatakan
sebagai kepribadian seseorang yang dapat terbentuk dari hasil internalisasi berbagai macam
kebajikan yang dipercaya menjadi dasar cara pandang seseorang dalam berpikir, bertindak,
dan bersikap yang sesuai dengan nilai, moral, dan norma yang berlaku.

Pendidikan karakter adalah suatu bentuk sistem pendidikan yang dirancang untuk
menanamkan nilai-nilai yang sesuai dengan budaya bangsa dengan berbagai komponen.
Komponen-komponen tersebut diantaranya aspek pengetahuan (cognitive), sikap perasaan
(affection felling), dan dengan tindakan. Dalam memenuhi setiap aspek dalam pendidikan
karakter, tentunya harus didukung oleh peran guru yang sangat penting.

Guru memiliki peranan dan tanggung jawab yang penting dalam mengoptimalkan
pendidikan karakter peserta didik terutama di sekolah dasar. Guru sebagai penentu utama
dalam pendidikan berkewajiban untuk membimbing dan mendidik peserta didik agar
menjadi manusia yang cerdas dan memiliki karakter yang terpuji. Selain membimbing dan
mendidik, guru juga memiliki peranan penting sebagai panutan bagi peserta didik dalam
berperilaku dan bertindak.

Penguatan pendidikan karakter di masa sekarang sangat penting untuk dilakukan.


Dalam penerapan pendidikan karakter tentunya tidak terlepas dari problematika yang
terjadi. Apalagi pada zaman sekarang, teknologi semakin berkembang dan tidak sedikit
individu yang terbawa arus negatif dari perkembangan teknologi. Oleh karena itu,
penguatan pendidikan karakter perlu diimplementasikan kepada anak sedini
mungkin dan dapat dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dalam
pengimplementasiannya di sekolah, pendidikan karakter dapat dilakukan melalui
pembelajaran yang diintegrasikan terutama dalam pembelajaran PKN. Namun, dalam
pengimplementasiannya tentunya tidak terlepas dari problematika yang muncul dalam
pelaksanaan pembelajaran.

Problematika adalah hal yang belum dapat dipecahkan masalahnya. Dalam Kamus
besar Bahasa Indonesia (2007:896) pengertian problematika adalah sesuatu yang masih
menimbulkan perdebatan, masih menimbulkan suatu masalah yang harus dipecahkan.
Permasalahan dapat juga diartikan sebagai sesuatu yang menghalangi tercapainya tujuan.
Berdasarkan Permendikbud No. 103 tahun 2014 yang dimaksud pembelajaran adalah
proses interaksi antarapeserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.

Pendidikan Kewarganegaraan adalah salah satu materi pelajaran yang diajarakan di


dalam sekolah, bahkan sudah ada sejak kita berada di sekolah dasar.Penting nya ada mata
pelajaran pendidikan kewarganegaraan sejak tingkat sekolah dasar adalah untuk
mengenalkan siswa dengan rasa Nasionalisme, membentuk kepribadian yang baik sesuai
dengan nilai-nilai yang ada didalam materi pembelajaran PKn, dan siswa dapat memahami
bahkan melaksanakan tentang Hak Asasi Manusia (HAM).

Dalam penelitian ini kami melakukan observasi ke sekolah dasar dan menemukan
beberapa masalah dan problematika bidang studi PKN antara lain ; pembelajaran masih
menggunakan metode ceramah, banyak siswa yang kurang konsentrasi dalam
pembelajaran, cara belajar yang kurang tepat, pembelajaran kurang menarik dan
membosankan, siswa kurang aktif dalam mengikuti pelajaran, siswa sulit memahami
materi,penataan bangku yang monoton, dan guru belum menggunakan media yang
menunjang untuk pembelajaran.
METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sugiyono (2012:9)


mengemukakan penelitian kualitatif sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat post positivisme, yaitu digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah,
dimana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dengan triangulasi,
analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif. Penilitihan
dilakukan di beberapa sekolah dasar yang ada di banyuwangi, sumber data dari guru wali
kelas 4 dan 5. Pada penilitian ini mengunakan metode observasi dan wawancara.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil observasi yang kami lakukan dalam wawancara di SD N 2 Tegalrejo, SD N 4


Wringinagung, SD N 1 Bayu, SD N 2 Sukomaju, dan SD N 1 Singojuruh menemukan
beberapa masalah yang di alami oleh guru dan peserta didik diantaranya pembelajaran
masih menggunakan metode ceramah, banyak siswa yang kurang konsentrasi dalam
pembelajaran, cara belajar yang kurang tepat, pembelajaran kurang menarik dan
membosankan, siswa kurang aktif dalam mengikuti pelajaran, siswa sulit memahami
materi, guru belum menggunakan media yang menunjang untuk pembelajaran.

Adapun data hasil wawancara sebagai berikut:

1. SDN 2 Tegalrejo

Hasil wawancara guru kelas 4 di SDN 2 Tegalrejo yaitu dalam pembelajaran PKN
guru kesulitan dalam memusatkan konsentrasi siswa dikarenakan masih banyak siswa
yang ramai pada saat pembelajaran berlangsung, dan masih banyak peserta didik yang
sulit memahami materi yang diajarkan dan guru masih menggunakan metode
pembelajaran yang kurang tepat sehingga peserta didik kurang antusias dalam
mengikuti pembelajaran.

2. SDN 4 Wringinagung

Hasil wawancara guru kelas 4 SDN 4 Wringinagung mengenai permasalahan bidang


studi PKN yaitu pelajaran PKN kurang diminati siswa, pembelajaran kurang menarik
bagi siswa, peserta didik sulit memahami materi dan pembelajaran yang
membosankan.

3. SDN 1 Bayu
Berdasarkan hasil wawancara kelas 4 di SDN 1 Bayu mengenai permasalahan studi
PKN di SD yaitu siswa kurang konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran, siswa sulit
memahami materi, metode pembelajaran kurang cocok, dan belum menggunakan
media yang menunjang pembelajaran.

4. SDN 2 Sukomaju

Hasil wawancara di SDN 2 sukomaju dalam pembelajaran PKN masih menggunakan


metode ceramah sehingga kurang diminati oleh siswa, dan siswa sulit memahami
materi yang diajarkan, ruang kelas dan tatanan bangku yang monoton dan siswa
kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran.

5. SDN 1 Singojuruh

Hasil wawancara guru kelas 5 SDN 1 Singojuruh mengenai problematika dan masalah
bidang studi PKN yaitu pembelajaran masih monoton sehingga PKN kurang diminati
oleh siswa
KESIMPULAN

Pendidikan Kewarganegaraan adalah salah satu materi pelajaran yang diajarakan di


dalam sekolah, bahkan sudah ada sejak kita berada di sekolah dasar.Penting nya ada mata
pelajaran pendidikan kewarganegaraan sejak tingkat sekolah dasar adalah untuk
mengenalkan siswa dengan rasa Nasionalisme, membentuk kepribadian yang baik sesuai
dengan nilai-nilai yang ada didalam materi pembelajaran PKn, dan siswa dapat memahami
bahkan melaksanakan tentang Hak Asasi Manusia (HAM).

Dalam penelitian ini kami melakukan observasi ke sekolah dasar dan menemukan
beberapa masalah dan problematika bidang studi PKN antara lain ; pembelajaran masih
menggunakan metode ceramah, banyak siswa yang kurang konsentrasi dalam
pembelajaran, cara belajar yang kurang tepat, pembelajaran kurang menarik dan
membosankan, siswa kurang aktif dalam mengikuti pelajaran, siswa sulit memahami
materi,penataan bangku yang monoton, dan guru belum menggunakan media yang
menunjang untuk pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono.2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Cv. Alfabeta. 009,


Metode Penelitian

Dekdibud. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Bulan Bintang.

Ramadhani Lastari ANALISIS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN


KEWARGANEGARAAN PADA SISWA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI 8
LANGKAT Volume 4 No 2 , April 2023. https://jurnal.umsu.ac.id ISSN: 2715-9213
Kamus Besar Bahasa Indonesia hal.896 tahun 2007
Permendikbud No. 103 tahun 2014
DOKUMENTASI

1. SDN 2 Tegalrejo

2. SDN 1 BAYU

3. SDN 1 Singojuruh
4. SDN 4 Wringinagung

6. SDN 2 Sukomaju

Anda mungkin juga menyukai