Anda di halaman 1dari 5

IMPLEMENTASI PERAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN

BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMIAH


Putri Nur Mau Lisa
Program Studi Tadris IPA
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Email: putrinurmaulisa@gmail.com

Abstrak
Kegiatan pembelajaran di sekolah 1 khususnya pada pembelajaran IPA, guru berusaha
sekaligus berharap agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang baik dengan materi yang
dipelajarinya. Mengidentifikasi kesulitan belajar siswa sangat penting bagi guru agar harapan
siswa dalam belajar dapat terpenuhi. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar
siswa. Oleh karena itu, guru diharapkan mampu mengidentifikasi faktor-faktor penyebab
kesulitan belajar siswa serta mampu menemukan solusi yang tepat untuk memperbaiki proses
pembelajaran. Kajian identifikasi belajar pada pembelajaran IPA meliputi pengertian
ketidakmampuan belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar,
ketidakmampuan belajar pada pembelajaran IPA dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling.
Kata Kunci: Pembelajaran IPA , Bimbingan dan Konseling

Abstract
In learning activities at school, especially science learning, the teacher tries and hopes that
students can achieve good learning outcomes with the material they are studying. Identifying
student learning difficulties is very important for teachers so that students' expectations in
learning can be fulfilled. There are many factors that influence student learning difficulties.
Therefore, teachers are expected to be able to identify the factors that cause student learning
difficulties and be able to find appropriate solutions to improve the learning process. The
study of learning identification in science learning includes the understanding of learning
disabilities, learning disability diagnoses, factors that affect learning disabilities, learning
disabilities in science learning, and instructions for implementing guidance.
Keywords: Science Learning, Guidance and Counseling
PENDAHULUAN
Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, guru berusaha dan berharap agar siswa
dapat mencapai hasil belajar yang baik dengan materi yang dipelajarinya. Kenyataannya,
banyak siswa yang menunjukkan gejala tidak mampu mencapai hasil belajar yang
diharapkan. Beberapa siswa mendapat nilai rendah meskipun guru berusaha keras untuk
mengarahkan proses pembelajaran. Dalam melaksanakan proses pembelajaran guru sering
menemui kendala yaitu masih adanya siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar yang
berarti siswa tidak mengikuti pelajaran secara maksimal. Syaiful (2014) mengatakan
ketidakmampuan belajar adalah suatu keadaan dimana siswa tidak dapat belajar dengan baik.
yang disebabkan oleh ancaman, hambatan, atau gangguan saat belajar.
Guru sering merasa berhasil ketika nilai rata-rata siswa melebihi tingkat keterampilan
yang ditentukan melalui penilaian siswa. Mereka tidak menyadari bahwa tugas guru bukan
hanya mencari nilai rata-rata yang mendekati batas kesempurnaan; nilai rata-rata tidak selalu
menunjukkan keefektifan proses belajar mengajar. Warisan, lingkungan, dan hubungan antara
keduanya membentuk perkembangan siswa yang unik. Akibatnya, beberapa siswa mungkin
mengalami kesulitan belajar.
Banyak gejala yang menunjukkan kesulitan belajar, seperti prestasi akademik yang
buruk; hasil yang tidak sebanding dengan usaha; menyelesaikan tugas belajar secara
bertahap; ketidakpedulian, oposisi, kemunafikan, kebohongan, dan sebagainya (Arifin, 2020).
Ini menunjukkan perilaku yang tidak penting, seperti perilaku yang berbeda, dan gejala
emosional yang tidak biasa. Siswa mengalami kesulitan belajar ketika mereka mengalami
kegagalan atau kesulitan untuk mencapai keberhasilan akademik.
METODE
Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah metode studi literatur. Cara
ini biasanya digunakan saat mereview artikel berukuran besar dan kemudian menerbitkan
hasil review tersebut di artikel baru. Langkah-langkah dari metode ini adalah menentukan
rumus pencarian item yang akan dicari, dan setelah rumus pencarian ditentukan kemudian
menentukan kriteria inklusi dan eksklusi, kemudian mencari item sesuai dengan rumus yang
diterapkan, kemudian menganalisis item yang diperoleh. . Kemudian hapus item yang tidak
memenuhi kriteria yang ditentukan dan terakhir review hasil analisis item.

PEMBAHASAN
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar
Menurut (Winanda, M. dan Kurniawan, 2016), ada beberapa faktor penyebab
kesulitan belajar, antara lain:
- Faktor fisiologis: terkait dengan disfungsi otak, sistem saraf, atau bagian tubuh
lainnya.
- Faktor Sosial : Terkait dengan sikap dan keadaan keluarga dan masyarakat sekitar
yang tidak memungkinkan siswa tersebut untuk belajar dengan sepenuh hati.
- Faktor psikologis : berkaitan dengan kurangnya dukungan terhadap perasaan (emosi)
siswa untuk belajar dengan sungguh-sungguh.
- Faktor Pendidikan : Terkait dengan ketidakmampuan lembaga pendidikan pada
umumnya.

2. Kesulitan belajar dalam mempelajari IPA


Karena topik IPA sulit dipahami, mengajarnya merupakan tantangan bagi siswa.
Menurut Hakiki (2018), integritas akademik adalah hal yang tidak dapat dihindari oleh siswa
selama proses belajar. Banyak faktor internal maupun eksternal bertanggung jawab atas
kesulitan belajar siswa. Seperti yang dinyatakan oleh Amaliyah et al. (2021), penyebab model
tersebut adalah sebagai berikut: siswa tidak memiliki keterampilan dasar yang diperlukan
untuk kegiatan belajar tertentu; siswa tidak memiliki keterampilan khusus yang diperlukan
untuk kegiatan belajar tertentu; siswa tidak memiliki keinginan atau keinginan untuk belajar,
terutama yang berkaitan dengan emosi mereka. Namun, faktor di luar diri sendiri, yaitu faktor
sekolah yang tidak mendukung pembelajaran, metode pembelajaran yang tidak tepat, sikap
guru, bahan ajar atau bahan ajar yang kurang, kekurangan bahan ajar, pengelolaan kelas,
waktu pelajaran, status sosial sekolah, dll.

3. Panduan Penyuluhan
Konseling secara umum dapat diartikan sebagai upaya atau program untuk
mengoptimalkan perkembangan siswa. Secara khusus, terdapat beberapa rumusan konsep
konseling yang dikemukakan oleh para ahli, dimana terdapat perbedaan antara rumusan-
rumusan individual tersebut, meskipun secara garis besar hampir sama . Konseling
merupakan suatu proses membantu individu secara terus menerus dan sistematis dalam
memecahkan masalah yang dihadapinya guna memperoleh kemampuan memahami diri
sendiri (self-understanding) (Hikmawati, 2016 ) .
Konseling adalah jenis layanan konseling, terutama bagi mereka yang secara pribadi
berinteraksi dengan konselor mereka untuk membantu mereka menemukan solusi untuk
masalah mereka. Intensitas interaksi antara konsultan dan klien bergantung pada
kompleksitas masalah klien; hubungan antara konsultan dan klien semakin kuat dan
sebaliknya. Tujuan bimbingan dan konseling pendidikan adalah untuk membantu siswa
mengatasi masalah mereka, termasuk masalah sosial, pribadi, pendidikan, pembelajaran,
karir, dan pengajaran.
4. Hasil review jurnal
Berdasarkan hasil review beberapa jurnal peer-reviewed, diketahui bahwa penerapan
bimbingan dalam pembelajaran IPA dimungkinkan. dilakukan dengan menggunakan metode
yang berbeda. Penelitian oleh (Sukri, 2019) berjudul “Pemecahan Masalah dan Peningkatan
Prestasi Belajar IPA Melalui Konseling Pilihan dengan Perilaku Kekinian pada Siswa VIII
B2 Semester Gasal Tahun Pelajaran 2018/2019 SMP Negeri 6 Singaraja” menyatakan bahwa
konseling dilakukan dengan cara siswa menggunakan teknik . Mata kuliah pilihan sangat
efektif dalam memecahkan masalah yang dihadapi mahasiswa, khususnya mata kuliah IPA.
Oleh karena itu disarankan kepada guru BK untuk menggunakan teknik elektif sebagai salah
satu teknik dalam melakukan musyawarah. Selain itu, pada saat melaksanakan proses belajar
mengajar di kelas, guru IPA hendaknya memperhatikan kondisi siswa terutama dalam hal
penerapan metode pembelajaran, menjaga suasana kelas, keterhubungan, kenyamanan, dan
menjaga konduktivitas kelas.
Kemudian temuan penelitian (Pariasih, 2017) yang berjudul “Pelaksanaan Konseling
Kelompok untuk Meminimalkan Kesulitan Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 Semester 1 SMAN
1 Sukasada” menyatakan bahwa hal tersebut dapat diminimalisir melalui konseling kelompok
sehingga pada siklus I ketika mereka masih malu ketika harus mengungkapkan masalah,
setelah pendekatan, siswa menjadi komunikatif dan mau bercerita kepada konselor sehingga
konselor dapat mendorong mereka berpikir lebih rasional dan mengatasi kesulitan belajarnya.
Pada Siklus I terjadi perubahan siswa yaitu dari 8 siswa yang mengalami kesulitan belajar
sangat berat setelah dilakukan konseling kelompok, berkurang menjadi 2 siswa yang masih
mengalami kesulitan belajar berat sehingga dilanjutkan ke Siklus II. Pada Siklus II siswa
sudah mulai mengungkapkan permasalahannya secara komunikatif dan pada tahap ini kedua
siswa yang masih memiliki ketidakmampuan belajar mayor sudah berhasil menurunkan
ketidakmampuan belajarnya sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai.
Selanjutnya penelitian oleh (Zuhdi, 2021) berjudul Strategi Guru Bimbingan
Konseling Untuk Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa SMP Negeri 46 Kerinci menyebutkan
bahwa dalam peran tersebut guru bimbingan konseling diharapkan mampu memberikan
nasihat/kata-kata bijak yang dapat menyemangati diri sendiri. - kesadaran peserta didik untuk
dapat berubah ke arah yang lebih baik. Jelaskan kepada siswa secara detail bahwa dibalik
kekurangan siswa tersebut masih terdapat kelebihan, keterampilan dan potensi yang harus
selalu digali guna mencapai tujuan yang diinginkan oleh siswa tersebut guna meminimalisir
kesulitan belajar itu sendiri. Selain itu, konselor bimbingan berkonsultasi dengan guru IPA
dan pemangku kepentingan tentang pentingnya media pembelajaran dan penggunaan magang
IPA agar siswa dapat lebih memahami dan meningkatkan hasil belajarnya.

KESIMPULAN

Konseling Konseling atau sering disingkat BK adalah rangkaian kegiatan berupa


pendampingan yang dilakukan oleh seorang ahli konseling personal baik secara individu
maupun kelompok melalui pemberian ilmu tambahan. Konselor juga berperan dalam
membantu siswa mengatasi kesulitan belajar khususnya pada mata pelajaran IPA. Ada
berbagai cara yang dapat diterapkan, seperti: B. Menggunakan teknik voting, melakukan
bimbingan kelompok, serta memberikan motivasi dan bimbingan dengan harapan dapat
membangun rasa percaya diri siswa sehingga dapat berubah ke arah yang lebih baik.

REFERENSI
Amaliyah, M., Suardana, IN, & Selamet, K. (2021). Analisis kesulitan belajar dan faktor
penyebab kesulitan belajar IPA di SMP Negeri 4 Singaraja. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI) , 4 (1), 90–101.
Arifin, MF (2020). Kesulitan belajar siswa dan penanganannya saat belajar matematika di
sekolah dasar dan menengah. Jurnal Inovasi Riset , 1 (5), 989-1000.
Haqiqi, AK (2018). Analisis faktor penghambat pembelajaran IPA siswa SMP di Kota
Semarang. EduScience: Jurnal Sains dan Pendidikan Matematika , 6 (1), 37-43.
Hikmawati, F. (2016). bimbingan dan nasehat . Pers Elang.
Pariasih, NLKO (2017). Pelaksanaan Konseling Kelompok Untuk Meminimalkan Kesulitan
Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 Semester 1 SMAN 1 Sukasada . Daiwi Widya , 4 (3), 63–
82.
Sukri, M. (2019). Mengatasi permasalahan dan meningkatkan keberhasilan pembelajaran
saintifik melalui konseling pilihan dengan perilaku kehadiran siswa VIII B2 Semester
Gasal Tahun Pelajaran 2018/2019 SMP Negeri 6 Singaraja. Jurnal IKA , 17 (1), 18-33.
Syaiful, B. (2014). Guru dan Siswa dalam Interaksi Pendidikan . Rineka Cipta.
Winanda, M. dan Kurniawan, R. (2016). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan
belajar. Jurnal Pendidikan Ekonomi (JUPE) , 2 (2), 165–184.
Zuhdi, A. (2021). Bimbingan dan nasehat guru tentang strategi mengatasi kesulitan belajar di
SMP Negeri 46 Kerinci. Qawwam: Tulisan Para Pemimpin , 2 (1), 1–12.

Anda mungkin juga menyukai