Anda di halaman 1dari 6

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Fisika Modern Diniya, M.Pd

Ilmuwan Muslim Penemu Fisika Modern

Disusun Oleh

Putri Nur Mau Lisa

(12011124477)

JURUSAN TADRIS IPA 6B

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2023
ILMUWAN ISLAM PENEMU FISIKA MODERN

1. Ibn Al – Haytham
Ibn al-Haytham dilahirkan di Basrah pada tahun 354 H bertepatan dengan 965 M. Ia
memulai pendidikan awalnya di Basrah. Ibn al-Haytham merupakan ilmuwan yang gemar
melakukan penyelidikan. Penyelidikannya mengenai cahaya telah memberikan ilham kepada
ahli sains Barat seperti Boger Bacon, dan Kepler, pencipta mikroskop serta teleskop. Ia
merupakan orang pertama yang menulis dan menemukan berbagai data penting mengenai
cahaya.
Beberapa percobaan dilakukan oleh Ibn al-Haytham, di antaranya percobaan terhadap
kaca yang dibakar, dan dari situ ditemukanlah teori lensa pembesar. Teori itu telah
digunakan oleh para ilmuwan di Itali untuk meng-hasilkan kaca pembesar yang pertama di
dunia dan prinsipnya tetap diadopsi oleh ilmuwan-ilmuwan setelahnya.
Demikian pula dengan prinsip padu udara yang ternyata lebih menakjub- kan, Ibn al-
Haytham telah menemukan dan memperkenalkannya jauh sebelum seorang ilmuwan yang
bernama Tricella yang mengetahui masalah itu 500 tahun kemudian. Ibn al-Haytham juga
disinyalir telah menyampaikan keberada-an gaya tarik bumi atau gravitasi sebelum Issaac
Newton mengetahuinya. (Jailani, 2018).
Ibnu Haitam telah menulis buku hasil buah pikirannya sekitar 200 Buku. Maka tak
heran dan tak salah jika dia disebut sebagai "Bapak Optik Modern, Bapak Fisika Modern, dan
Bapak Metodologi Ilmiah". (Lindawati, n.d.)

2. Al kindi ((801-873)
Al-Kindi merupan orang yang berjasa dalam memprakarsai masuknya ilmu filsafat
dan ilmu lain dari Yunani kedaerah Arab, karena jasanya dalam mentrnformasikan disiplin
ilmu filsafat, ia mendapat julukan “filsuf Arab”, julukan ini disebutkan dalam al fihrasat yang
dikarang oleh Ibn al ndym pada tahun 987 M. Al-Kindi berasal dari kalangan bangsawan,
dari Irak. Ia berasal dari suku Kindah, hidup di Basra dan meninggal di Bagdad pada tahun
873. Ia merupakan seorang tokoh besar dari bangsa Arab yang mengadopsi pemikiran
Aristoteles, yang selanjutnya mempengaruhi konsep al Kindi dalam berbagai doktrin
pemikiran dalam bidang sains dan psikologi.
Al Kindi menuliskan banyak karya dalam berbagai bidang, geometri, astronomi,
astrologi, aritmatika, musik(yang dibangunnya dari berbagai prinip aritmatis), fisika, medis,
psikologi, meteorologi, dan politik. Jumlah keseluruhan karya yang dihasilkan Al Kindi
diperselisihkan, menurut Ibn nadym karya yang dihasilkan Al Kindi sebenyak 241, menurut
al qafit}y 228, sedangkan menurut Ibn Aby Ushabyah adalah 281. Dalam pemikiran
filsafatnya, ia membedakan antara intelek aktif dengan intelek pasif yang diaktualkan dari
bentuk intelek itu sendiri. Argumen diskursif dan tindakan demonstratif ia anggap sebagai
pengaruh dari intelek ketiga dan yang keempat. Dalam ontologi dia mencoba mengambil
parameter dari kategori-kategori yang ada, yang ia kenalkan dalam lima bagian: zat(materi),
bentuk, gerak, tempat, waktu, yang ia sebut sebagai substansi primer. (Hakim, 2013)

3. Ibnu Sina
Ibnu Sina atau yang dikenal dengan panggilan Avicenna di Barat merupakan dokter
Muslim, yang terkenal dan memiliki pengaruh di antara filosof-ilmuwan muslim abad
pertengahan. Dia sangat terkenal karena kontribusinya di bidang filsafat dan kedokteran.
Dia menyusun Kitāb Al-Shifāʾ (Kitab Penyembuhan), sebuah ensiklopedia filosofis dan
ilmiah yang luas, dan Al-Qānūn fī al-Tibb (The Canon of Medicine), yang merupakan salah
satu buku paling terkenal dalam sejarah kedokteran.(Flannery, t.t.).
Menurut catatan pribadi tentang hidupnya, Ibnu Sina telah menghafal seluruh Al
Quran pada usia 10 tahun. Pada usia 16 tahun, ia belajar mengenai kedokteran, sebuah
disiplin ilmu yang menurutnya "mudah". Ia telah menulis sekitar 240 judul kitab dengan
berbagai disiplin ilmu seperti matematika, geometri, astronomi, fisika, metafisika, filologi,
musik, dan puisi. (Subagiya, 2022)

4. Ali Musthafa Musyarrafah

Ali Musthafa Musyarfah menulis 26 buku tentang ilmu fisika. Sebagian besar buku-
buku tersebut berisi komentar-komentar ilmiah Ali Musthafa dari berbagai sudut pandang.
Melalui buku-bukunya inilah Ali Musthafa dianggap sebagai peletak dasar-dasar modern bagi
ilmu fisika teori. Di samping itu, dia juga dikenal sebagai tokoh ilmu fisika terapan sehingga
berpadu lah dua hal menjadi satu--yaitu ilmu fisika teori dan ilmu fisika terapan--dalam diri
Ali Musthafa. Salah satu kajian dalam ilmu fisika terapan adalah teori-teori elektromagnetik.
Ali Musthafa melakukan penelitian tentang teori hubungan dan gelombang elektromagnetik.

Sebagian besar penelitian yang dilakukan Ali Musthafa adalah mengenai Teori Fisika
Quantum. Penelitian kemudian dilanjutkan dengan pengamatan tentang perubahan-perubahan
yang terjadi ketika dilakukan pengaturan tegangan setiap kali kecepatannya bertambah.
(Madjid, 2019)

5. Al-Khawarizmi, Penemu Algoritma

Istilah algoritma, mungkin bukan sesuatu yang asing bagi kita. Ditinjau dari asal-usul
katanya, kata ‘Algoritma’ mempunyai sejarah yang agak aneh. Orang hanya menemukan kata
Algorism yang berarti proses menghitung dengan angka Arab. Seseorang dikatakan
‘Algorist’ jika menghitung menggunakan angka Arab. Para ahli bahasa berusaha menemukan
asal kata ini namun hasilnya kurang memuaskan. Akhirnya para ahli sejarah matematika
menemukan asal kata tersebut yang berasal dari nama penulis buku Arab terkenal, yaitu Abu
Abdullah Muhammad Ibnu Musa Al-Khawarizmi dibaca orang barat menjadi Algorism.

6. Al-Battani

Al Battani (sekitar 850– 923) adalah seorang ahli astronomi dan matematikawan dari
Arab. nama lengkap: Abū Abdullāh Muhammad ibn Jābir ibn Sinān ar-Raqqī al-Harrani as-
Sabi’ al-Battānī), lahir di Harran dekat Urfa. Salah satu pencapaiannya yang terkenal adalah
tentang penentuan tahun matahari sebagai 365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24 detik.

Al Battani juga menemukan sejumlah persamaan trigonometri:

Beliau juga memecahkan persamaan sin x = a cos x dan menemukan rumus:


dan menggunakan gagasan al-Marwazi tentang tangen dalam mengembangkan persamaan-
persamaan untuk menghitung tangen, cotangen dan menyusun tabel perhitungan tangen.

7. Ibnu Bajjah

Namanya Abu-Bakr Muhammad Ibnu Yahya Ibnu Al-Sayigh. Tapi ia biasa dipanggil
Ibnu Bajjah yang berarti “anak emas”. Ibnu Bajjah lahir di Saragoza, Spanyol, pada tahun
1082 dan wafat pada 1138 M. Ia mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan di zaman
kekuasaan Dinasti Murabbitun. ”Avempace” –sebutan Barat untuk Ibnu Bajjah. Sebagaimana
Al-Haitham, karya Ibnu Bajjah dalam bidang fisika banyak mempengaruhi fisikawan Barat
abad pertengahan seperti Galileo Galilei. Ibnu Bajjah menjelaskan tentang hukum gerakan.

Menurutnya, kecepatan sama dengan gaya gerak dikurangi resistensi materi. Prinsip-
prinsip yang dikemukakannya ini menjadi dasar bagi pengembangan ilmu mekanika modern.
Karena itu tidak mengherankan jika hukum kecepatan yang dikemukakan Galileo sangat
mirip dengan yang dipaparkan Ibnu Bajjah. Dalam bidang optik, ia berhasil merevisi teori
pembiasan cahaya yang dicetuskan para ahli fisika sebelumnya.
REFERENSI
Hakim, S. (2013). Pemikiran dan Penemuan Ilmuwan Muslim. Al Hikmah: Jurnal Studi
Keislaman, 3(2), 4.
Jailani, I. A. (2018). Kontribusi Ilmuwan Muslim dalam Perkembangan Sains Modern. Jurnal
Theologia, 29(1), 165–188.
Lindawati, L. (n.d.). Tujuh Ilmuwan Muslim Perintis Laboratorium Modern. Integrated Lab
Journal, 9(2), 80–92.
Madjid, N. (2019). Khazanah Intelektual Islam. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Subagiya, B. (2022). Ilmuan muslim polimatik di abad pertengahan. Ta’dibuna: Jurnal
Pendidikan Islam, 11(1), 112–125.

Anda mungkin juga menyukai