Anda di halaman 1dari 5

Nama : Risca Cahyani Agustin

NIM : 183112351650406
Prodi : Ilmu Komunikasi

TUGAS AGAMA ISLAM


“TOKOH FILSUF ISLAM PENEMU CAMERA OBSCURA”

Ibnu Haitham

Abu Ali Muhammad al-Hasan bin al-Haitsam (Bahasa Arab:‫عیل ابو‬، ‫بن حسن بن حسن‬
‫ )الهيثم‬atau Ibnu Haitsam (lahir di Bashrah,tahun 965 - dan meninggal
di Qahirah tahun 1039 pada umur 74 tahun), dunia barat lebih mengenal beliau
dengan nama Alhazen, yaitu seorang ilmuwan Islam yang ahli dalam
bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat. Ia banyak pula
melakukan penelitian mengenai cahaya, dan telah memberikan banyak inspirasi pada
ahli sains barat, seperti Roger Bacon, dan Kepler dalam
menciptakan mikroskop serta teleskop.

Sejarah

Masa ilmuwan-ilmuwan Islam


Sejarah telah membuktikan betapa dunia Islam telah melahirkan banyak sarjana dan
ilmuwan yang sangat hebat dalam bidang falsafah, sains, politik, kesusasteraan,
kemasyarakatan, agama, pengobatan, dan sebagainya. Salah satu ciri yang dapat
dilihat pada para tokoh ilmuwan Islam ialah mereka tidak sekadar dapat menguasai
ilmu tersebut pada usia yang muda, tetapi dalam masa yang singkat dapat menguasai
beberapa bidang ilmu secara bersamaan.
Walaupun Haitsam lebih dikenal dalam bidang sains dan pengobatan, tetapi dia juga
ahli dalam bidang agama, falsafah, dan astronomi. Salah seorang dari tokoh tersebut
ialah Ibnu Haitsam atau Abu Ali Muhammad al-Hasan bin al-Haitsam.
Perjalanan Hidup

Dikalangan cendikiawan Barat, Haitsam dikenal dengan nama Alhazen. Ibnu Haitsam
dilahirkan di Basrah pada tahun 354H atau 965 Masehi. Ia memulai pendidikan
awalnya di Basrah sebelum diangkat menjadi pegawai pemerintah ditempat
kelahirannya. Setelah beberapa lama bekerja dipemerintahan, Haitsam pergi
ke Ahwaz dan Mesir diperjalanan ke Ahwaz, Haytham menghasilkan beberapa karya
tulis yang luarbiasa.
Kecintaannya kepada ilmu pengetahuan, telah membawanya berhijrah ke Mesir.
Selama di Mesir Haytham melakukan beberapa penyelidikan mengenai aliran
Sungai Nil serta menyalin buku-buku mengenai matematika dan falak. Tujuannya
adalah untuk mendapatkan uang cadangan dalam menempuh perjalanan
menuju Universitas Al-Azhar.
Haitsam telah menjadi seorang yang mahir dalam bidang sains, falak, mate-
matika, geometri, pengobatan, dan falsafah. Tulisannya mengenai cara kerja mata
manusia, telah menjadi salah satu Referensi yang penting dalam bidang kajian sains di
Barat. Teorinya mengenai pengobatan mata masih digunakan hingga saat ini
diberbagai Universitas di seluruh dunia.

Karya dan penelitian

Sains
Ibnu Haitsam merupakan ilmuwan yang gemar melakukan penyelidikan.
Penyelidikannya mengenai cahaya telah memberikan ilham kepada ahli sains barat
seperti Boger, Bacon, dan Kepler mencipta mikroskop serta teleskop. Ia merupakan
orang pertama yang menulis dan menemukan berbagai data penting mengenai
cahaya.
Beberapa buah buku mengenai cahaya yang ditulisnya telah diterjemahkan ke dalam
bahasa Inggris, antara lain Light dan On Twilight Phenomena. Kajiannya banyak
membahas mengenai senja dan lingkaran cahaya di sekitar bulan dan matahari serta
bayang-bayang dan gerhana.
Menurut Ibnu Haitsam, cahaya fajar bermula apabila matahari berada di garis 19
derajat di ufuk timur. Warna merah pada senja pula akan hilang apabila matahari
berada di garis 19 derajat ufuk barat. Dalam kajiannya, dia juga telah berhasil
menghasilkan kedudukan cahaya seperti bias cahaya dan pembalikan cahaya.
Ibnu Haitsam juga turut melakukan percobaan terhadap kaca yang dibakar, dan dari
situ ditemukanlah teori lensa pembesar. Teori itu telah digunakan oleh para ilmuwan
di Itali untuk menghasilkan kaca pembesar yang pertama di dunia.
Yang lebih menakjubkan ialah Ibnu Haitsam telah menemui prinsip isi padu udara
sebelum seorang ilmuwan yang bernama Trricella yang mengetahui perkara itu 500
tahun kemudian. Ibnu Haitsam juga telah menemukan kewujudan tarikan gravitasi
sebelum Issaac Newton mengetahuinya. Selain itu, teori Ibnu Haitsam mengenai jiwa
manusia sebagai satu rentetan perasaan yang bersambung-sambung secara teratur
telah memberikan ilham kepada ilmuwan barat untuk menghasilkan wayang gambar.
Teori dia telah membawa kepada penemuan film yang kemudiannya disambung-
sambung dan dimainkan kepada para penonton sebagaimana yang dapat kita lihat
pada masa kini.

Salah satu karya besar Al-Haytham, antara lain, pada penemuan prinsip lensa cembung
dan cekung. Bahkan, inspirasi ini mendahului temuan serupa oleh ilmuwan Isaac
Newton (1642-1727). Karya fenomenal al-Haytham lainnya adalah kamera obscura.
Temuan ini menjadi cikal bakal pembuatan kamera fotografi masa kini.

Penemuan yang digarap bersama sahabatnya, Kamaluddin al-Farisi, ini berawal ketika
mereka mempelajari gerhana matahari. Saat itu, al-Haytham membuat lubang kecil
pada dinding yang memungkinkan citra matahari seminyata diproyeksikan melalui
permukaan datar. Oleh kamus Webster, fenomena ini secara harfiah diartikan sebagai
kamar gelap. Al-Hay tham mengabadikan pemikiran-pemikirannya dalam bukunya
bertajuk Kitab al-Manazir (Buku Optik).

Meski prinsip kamera sudah ditemukan pada waktu itu, tetapi hasilnya belum bisa
dicetak seperti pada saat ini. Pada 1660, seorang ilmuwan Inggris, Robert Boyle,
dibantu oleh Robert Hooke berhasil menciptakan kamera obscura jinjing yang lebih
kecil ketimbang kamera obscura ciptaan al-Haytham yang berukuran besar.
Setelah penemuan fenomenal al-Haytham ini, dunia Barat mulai terinspirasi untuk
membuat hal serupa. Cardano Geronimo (1501 -1576) misalnya, mengganti lubang
bidik lensa dengan lensa (kamera). Kemudian, Joseph Kepler (1571-1630) berupaya
meningkatkan fungsi kamera dengan menggunakan lensa negatif di belakang lensa
positif sehingga dapat memperbesar proyeksi gambar. Kemudian Robert Boyle (1627-
1691), menyusun kamera berbentuk kecil tanpa kabel pada 1665.

Setelah 900 tahun sejak penemuan al-Haytham, pelat-pelat foto pertama kali
digunakan secara permanen untuk menangkap gambar yang dihasilkan oleh kamera
obscura. Foto permanen pertama kali diambil oleh Joseph Nicephore Niepce di Prancis
pada 1827.

Pada 1855, Roger Fenton menggunakan pelat kaca negatif untuk mengambil gambar
dari tentara Inggris selama Perang Crimean. Lalu pada 1888, George Eastman
mengembangkan prinsip kerja kamera obscura ciptaan al-Haytham dengan baik sekali.
Eastman menciptakan kamera kodak. Sejak itulah, kamera terus berubah mengikuti
perkembangan teknologi.

Filsafat
Selain sains, Ibnu Haitsam juga banyak menulis mengenai falsafah, logika, metafisika,
dan persoalan yang berkaitan dengan keagamaan. Ia turut menulis ulasan dan
ringkasan terhadap karya-karya sarjana terdahulu.
Penulisan falsafahnya banyak tertumpu kepada aspek kebenaran dalam masalah yang
menjadi pertikaian. Padanya pertikaian dan pertelingkahan mengenai sesuatu perkara
berpunca daripada pendekatan yang digunakan dalam mengenalinya.
Dia juga berpendapat bahawa kebenaran hanyalah satu. Oleh sebab itu semua
dakwaan kebenaran wajar diragui dalam menilai semua pandangan yang sedia ada.
Jadi, pandangannya mengenai falsafah amat menarik untuk disoroti.
Bagi Ibnu Haitsam, falsafah tidak boleh dipisahkan daripada matematik, sains, dan
ketuhanan. Ketiga-tiga bidang dan cabang ilmu ini harus dikuasai dan untuk
menguasainya seseorang itu perlu menggunakan waktu mudanya dengan
sepenuhnya. Apabila umur semakin meningkat, kekuatan fisik dan mental akan turut
mengalami kemerosotan.
Karya
Ibnu Haitsam membuktikan bahwa ia bergairah mencari dan mendalami ilmu
pengetahuan pada usia mudanya, sehingga dia berhasil menulis banyak buku dan
makalah. Di antara buku hasil karyanya pada bidang optik sebagai berikut:

1. Risalah Fi Al-Ain Wa Al-Abshar


2. Risalah Fi Al-Maraya Al-Muhriqah Bi Ad-Dawa'ir
3. Risalah Fi In'ithaf Adh-Dhau
4. Risalah Fi Al-Maraya Al-Muhriqah Bi Al-Quthu
5. Kitab Fi Al-Halah Wa Qaus Qazah
Selain pada bidang optik, Ibnu Haitsam pun ahli dalam bidang astronomi, berikut
nama-nama buku yang ditulis oleh Ibnu Haistam dalam bidang Astronomi:

1. At-Tanbih Ala Ma Fi Ar-Rashdi Min Al-Ghalath


2. Irtifa' Al-Kawakib
3. Maqalah Fi Ab'ad Al-Ajram As-Samawiyyah wa Iqdar I'zhamiha wa Ghairiha
4. Kitab Fi Hai'ati Al-Alam
5. Risalah Fi Asy-Syafaq
Ibnu Haitsam pun sangat terampil dalam bidang matematika, berikut karyanya dalam
bidang matematika:

1. AL-Jami' Fi Ushul Al-Hisab


2. Ilal Al-Hisab Al-Hindi
3. Ta'liq Ala Ilm Al-Jabar
4. Al-Mukhtashar Fi Ilm Al-Handasah
5. Tarbi' Ad-Da'irah
6. Al-Asykal Al-Hilaliyah
Sumbangan Ibnu Haitsam kepada ilmu sains dan filsafat amat banyak. Kerana itulah
Ibnu Haitsam dikenali sebagai seorang yang miskin dari segi material tetapi kaya
dengan ilmu pengetahuan. Beberapa pandangan dan pendapatnya masih relevan
hingga saat ini

Referensi:
1. https://id.wikipedia.org/wiki/Ibnu_Haitham
2. https://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/prrda3313/mengenal-
ibnu-alhaytham-sang-penemu-prinsip-optik-
kamera#targetText=Setelah%20900%20tahun%20sejak%20penemuan,Niepce%20di%20Pran
cis%20pada%201827.

Anda mungkin juga menyukai