Kelas X Mipa 1
Nama Kelompok :
Ibnu Haitham lahir di Basra (kini Irak) pada 965 M dan dibesarkan di Basrah dan
Baghdad, dua kota yang menjadi pusat ilmu pengetahuan Abbasiyah pada masa itu. Ia
memulai pendidikan awalnya di Basrah, sebelum kemudian dilantik menjadi pegawai
pemerintah di kota kelahirannya.
Ibnu Al Haitham dikenal sebagai kamera pertama di dunia dan juga bapak optik modern.
Nama sebenarnya dari beliau adalah Abu All Muhammad al-Hassan ibnu al-Haitham.
Namun para sarjana dan kalangan ilmuwan Barat atau Eropa mengenalnya dengan nama
Alhazen
Dalam bukunya al-Manazhir yang telah di tanqih oleh Kamaluddin al-Farisi pada
akhir abad ke 13 M, dengan judul “Tanqih al-Manazhir” dan diakhiri Prof. Dr.
Mustahafa Nazhif pada pertengahan abad ini, dimana ia menulis buku berjudul “Al-
Hasan bin al-Haitsam” dalam dua bagian ini. Penulis menjelaskan bahwa, Ibnu al-
Haitsam mencetuskan revolusi besar-besaran dalam ilmu-ilmu optik ketika ia berhasil
merumuskan teori optik yang benar, yang kemudian dikembangkan dalam ilmu cahaya
modern, setelah melontarkan kritik terhadap berbagai teori klasik dan menganalisanya.
PENEMUAN KAMERA PERTAMA DI DUNIA
Gambar dibawah adalah Kamera Obscura atau dalam bahasa Latin berarti disebut
dengan kamera kamar gelap. Kamera Obscura Ini adalah kamera pengembangan hasil
penemuan Ibnu Al Haitham yang didasarkan atas prinsip menangkap pantulan cahaya
dari sebuah benda.
Selain sains, Ibnu Haitham juga banyak menulis mengenai falsafah, logika,
metafisik dan persoalan yang berkaitan dengan keagamaan. Beliau turut menulis ulasan
dan ringkasan terhadap karya-karya sarjana terdahulu.
Penulisan falsafahnya banyak bertumpu kepada aspek kebenaran dalam masalah yang
menjadi pertikaian.
Bagi Ibnu Haitham, falsafah tidak boleh dipisahkan dari matematika, sains dan
ketuhanan. Ketiga bidang dan cabang ilmu ini harus dikuasai dan untuk menguasainya
seseorang perlu menggunakan waktu muda sepenuhnya.
Maqalah fi Istikhraj Simat al Qiblah (tentang arah kiblat bagi para perantau)
Kajian Ibnu Haitham telah menyediakan landasan kepada perkembangan ilmu sains
dan pada masa tulisannya mengenai falsafah telah membuktikan keaslian pemikiran
sarjana Islam di bidang ilmu tersebut yang tidak dibelenggu oleh pemikiran falsafah
Yunani.
TEORI LENSA PEMBESAR
Ibnu Haitham juga turut melakukan percobaan terhadap kaca yang dibakar. Dan
dari situ ia kemudian menemukan teori lensa pembesar. Teori Ibnu Haitham ini telah
digunakan oleh para ilmuwan di Italia untuk menghasilkan kaca pembesar yang pertama
di dunia.
Yang lebih menakjubkan ialah Ibnu Haitham telah menemukan prinsip isi padu
udara. Ini jauh sebelum seorang ilmuwan yang bernama Trricella mengetahui hal itu 500
tahun kemudian.
Ibnu Haitham juga telah menemukan model tarikan gravitasi sebelum Sir Isaac
Newton mengetahuinya. Selain itu, teori Ibnu Hai-tham mengenai jiwa manusia sebagai
satu rentetan perasaan yang bersambung-sambung secara teratur. Ini kemudian
memberikan ilham kepada saintis barat untuk menghasilkan wayang gambar.
Teori Ibnu Haitham ini telah membawanya kepada penemuan gulungan film yang
kemudiannya disambung-sambung dan ditayangkan kepada para penonton sebagaimana
yang dapat kita lihat pada masa kini.
5 FAKTA MENARIK IBNU HAITSAM , BAPAK OPTIK MODERN