Anda di halaman 1dari 15

REVIEW BUKU

SAINS DAN PERADABAN DALAM ISLAM

Diajukan sebagai Salah Satu Tugas Ujian Tengah Semester (UTS)

Mata Kuliah Keterpaduan Islam dan Iptek

Dosen Pengampu: Edy Chandra, S.Si;M.A

HALIMATUS SA`DIAH JAYA

NIM. 1414162074

Biologi B/VII

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYKEH NURJATI CIREBON

2017
IDENTITAS BUKU

Judul Asli : Science and Civilization in Islam

Judul Terjemahan : Sains dan Peradaban di Dalam Islam

Pengarang : Seyyed Hossein Nasr

Alih Bahasa : J. Mahyudin

Tahun Terbit : 1986

ISBN :-

Kota Terbit : Bandung

Ukuran : 15,5 x 23 cm

Jumlah Halaman : xvii+ 366 halaman

Cetakan : Pertama
A. Garis Besar Isi Buku
Seyyed Hosen Nasr berpandangan bahwa zaman Peradaban Islam yang identik
dengan zaman abad kuno dan pertengahan akan terlahir kembali di masa yang akan datang.
Buku ini menggambarkan beberapa aspek sains Islam ditinjau dari pandangan Islam. Seni
dan sains dalam Islam memiliki kesatupaduan. Untuk memahami sains dalam Islam harus
memahami dasar-dasar dalam Islam juga. Islam mempunyai tiga tingkatan makna yakni
pertama, semua makhluk di alam adalah muslim yakni menyerah kepada kehendak illahi.
Kedua, semua manusia atas keinginannya menerima aturan wahyu yang suci karena sudah
menyerahkan dirinya untuk Islam. Ketiga, tingkat ilmu dan pengertian murni yaitu tingkat
perenungan yang merupakan tingkatan tertinggi.
Sebagai wujud refleksi terhadap sang pencipta. Semua yang ada di alam itu
merupakan bentuk simbol-simbol yang harus dipahami. Kata Intelektual identik dengan
pemikiran dan tetap menjadi dasar akal. Ilmu rasional secara alamiah mampu membimbing
orang mengakui keesaan Illahi. Kekuatan spiritual Islam selalu menjaga hierarki antara
intelek dan akal sehingga mencegah munculnya rasionalisme yang bebas dari wahyu. Reaksi
melawan rasionalis, tulisan Ghazali sebagai titik puncaknya. Dalam waktu yang hampir
bersamaan berkembang aliran Aristoteles di Barat yang menimbulkan serangkaian aksi
reaksi-Renaissance, reformasi, dan kontra reformasi- itulah yang terjadi di Barat, namun tak
pernah terjadi di dunia Islam.
Saat itu Barat mulai mengembangkan sains kealaman yang hanya memperhatikan
aspek kuantitatif saja dan aspek material benda. Sementara arus pemikiran Islam lebih pada
sesuau yang sakral dan mempelajari sains sacral ini memerlukan tiga pembeda yang jelas
yaitu kesatu yang berada dalam jangkauan setiap orang adalah hukum yang berasal dari Al-
quran dan dijelaskan oleh hadits dan jurisprodensi dari para sufi.
Sebagian besar sains kosmologis Kuno asal Grika, Kaldea, Persia, India dan China
mengungapkan keterpaduan alam dan hal tersebut selaras dengan semangat Islam. Dalam
mempelajari sains tersebut orang-orang muslim mengambil beberapa unsur dari masing-
masingnya yang kemudian diintegrasikan ke dalam struktur dasar yang diuraikan dari wahyu
Illahi dan menjadi bagian peradaban Islam. Iskandariah pada abad pertama SM merupakan
pusat sains sedangkan filsafat Grika menjadi titik pertemuan Hellenisme dengan pengaruh
Timur dan Mesir Kuno. Abad ke-3 M didirikan sekolah menurut model Iskandariah dan
Antiokia yang mengajarkan ilmu medis, matematika, astronomi, dan logika. Kebanyakan
teks dari Grika diterjemahkan ke bahasa Syiria, dan dimasukan unsur sains Persia dan India.
Sains Persia dan Sains China ikut berperan dalam pertumbuhan sains dalam Islam disamping
itu ada dugaan unsur Sains China dalam Islam terutama dalam alkhemi. Pengaruh China
terbesar terutama dalam seni dan teknologi.
Ajaran atau ilmu-ilmu yang berasal dari para ilmuwan di Grika memberikan
inspirasi pada para ilmuwan muslim untuk menggali hal-hal yang masih menjadi symbol.
Mengenai ajaran Grika kaum muslimin membedakan dua aliran berbeda pertama aliran
Hermetis-Ptthagoras dengan pendekatan metafisis, sains tentang alam-Nya tergantung pada
penafsiran simbolik dari fenomena dan matematika, aliran pertama menjadi bagian integral
dari Islam. Kedua, aliran Syllogistis-rasionalistis dari pengikut Aristoteles yang lebih
bercorak filosofis dan rasional. Khayyam membagi orang yang mencari ilmu ke dalam empat
kategori yaitu:
1. Ahli teologi yang mau menerima bukti-bukti bertentangan dan yang memuaskan dan
menganggap pengetahuan seperti ini tentang al-khalik telah memadai.
2. Filosof dan orang terpelajar (pengaruh Grika) yang menggunakan alasan rasional dan
yang ingin mengetahui hukum logika, mereka tidak pernah puas hanya dengan argument.
3. Kaum Ismailiah (satu cabang Islam Syi`ah) bahwa jalan kepada ilmu adalah dengan
menerima penjelasan dari sumber yang alim dan yang dipercaya.
4. Kaum sufi yang mengejar ilmu tidak dengan cara meditasi atau pemikiran logis, tapi
dengan penyucian jiwa, pembersihan sifat dan pembawaan mereka.
Tokoh-tokoh sains Islam merupakan orang yang bijaksana atau hakim. Sebagian dari
mereka adalah ahli matematika, dokter atau zologis. Adapun tokoh-tokoh tersebut sebagai
berikut.
1. Jabir Ibn Hayyan ( 103 H/ 721 M-200 H/815 M)
Berasal dari suku Azd Arabia Selatanyang menetap di Kufa. Ayahnya seorang
Syi`ah menentang kaum umayyah di Khurasan. Dikenal sebagai ahli Al-khemi di Istana
Harun Al-Rasyid. Ia seorang sufi dan Syi`ah. Karya utama Jabir 112 buku
dipersembahkan untuk keluarga Barmak, 70 buku diterjemahkan ke dalam bahasa Latin
dan buku kesetimbangan yang membahas teori keseimbangan yang mendasari seluruh al-
khemi Jabir. Tulisan lain yaitu tentang logika, filsafat, ilmu medis, guna-guna (occult),
mekanikadan bidang ilmu lain. Ia mengemukakan satu filsafat alam yang khusus dan
satu metoda pengkajian berbagai sains yang cukup mempegaruhi semua ilmuan Al-
khemi.
2. Abu Yusuf Ya`qub ibn Ishaq al-Kindi ( 185/ 801 M-260 H/873 M)
Al-Kindi dijuluki Filosof Bangsa Arab yang berasal dari Kufa. Iamempelajari
agama, filsafat, dan matematika. Al-Kindi termasuk filosof Saintis Muslim pertama,
minatnya ensikloedik. Ia menulis sekitar 270 makalah tentang logika filsafat, fisika,
matematika, music, obat-obatan dan kehidupan binatang. Ia Pendiri aliran filsafat
Peripatetik Islam.
3. Hunain ibn Ishaq ( 194 H/ 810 M-263 H/877 M)
Memiliki nama latin Joannitius, seorang cendekiawan Kristen yang berpengaruh
bagi kebangkitan Sains Islam sebagai penerjemah dan penyalur sains Grika. Ia lahir di
Hira dan ayahnya seorang apoteker. Hunain adalah seorang dokter yang karyanya dikutip
berbagai pengarang Muslim kemudian. Karyanya yaitu dibidang astronomi, meteorology,
terutama filsafat. Karya terkenal A Forisma filosof dalam versi Ibrani sangat terkenal di
Barat.
4. Tsabit ibn Qurrah ( 211 H/ 826 M-221 H/836 M)
Berasal dari kaum Sabea di Harran tempat terdapatnya pemujaan agama terhadap
planet. Pemujaan yang menarik sekali dalam tradisi matematik dan mystiq Phytagoras.
Karena bertentangan dengan keyakinannya ia pindah ke Baghdad. Ia menulis banyak
naskah tentang astronomi, teori bilangan, fisika dan cabang ilmu matematika lainnya.
Pandangan ilmiahnya mengenai teori getaran terdengar sepanjang abad pertengahan di
Barat.
5. Muhhamad ibn Musa al-Khwarazmi (meninggal 294 H/ 863 M)
Seorang ahli matematika Muslim pertama yang dilahirkan di Khawarazm ,
sekarang Khiva. Ia mengembara ke India untuk mempelajari Sains India. Karyanya yang
paling hebat yaitu Al-Jabar (al-Jabr wal-Mu qabalah). Ia memperkenalkan bilangan
India kepada dunia Muslim dan melalui karya aritmatikanya, Barat mengenal bilangan
yang mereka namai bilangan Arab. Ia menulis karya besar Muslim pertama mengenai
geografi yang bayak memperbaiki karya Ptolemeus dan mebuat peta baru bumi dan
langit. Tabel Astronominya termasuk yang terbaik dalam astronomi Islam.
6. Muhammad ibn Zakariya al-Razi ( 251 H/ 865 M- 313 H/ 925 M)
Al-Razi seorang dokter klinis terbesar Islam. Dilahirkan di Rai, ia seorang seiman
music map memainkan kecapi, lalu pindah ke al-Khemi, karena penglihatan melemah
sehingga ia mencurahkan perhatiannya pada ilmu medis. Karyanya berjumlah 184.
Diantara karya medis yang terpenting adalah pengendalian diri (al-Hawi), naskah tentang
cacar dan campak, karya al-khemi rahasia segala rahasia. Namun karya tentang filosofis
dan etisnya kurang diakkui ahli teologi karena perasaan anti tuhan.
7. Abu Nasr al Farabi ( 258 H/870 M-339 H/ 950 M)
Filosof besar peripatetic kedua setelah Al-Kindi,lahir di daerah Farab
Transoxiana. Ia mengerti banyak bahasa seperti bahasa Arab, Persia, Turkidan dialek
Timur tengah. Ia tertarik pada filsafat dan sains dan tidak berminat pada ilmu medis. Al-
Farabi mengklasifikasikan sains seluruhnya, melukiskan batas masing-masing dan
mengukuhkan dasar tiap cabang ilmu. Ia merupakan guru kedua setelah Aristoteles yang
menyelesaikan tugas serupa. Karya-karyanya tentang fisika, matematika, etika dan
filsafat politik.
8. Abu al-Hasan al-Mas`udi (meninggal 345H/ 956 M)
Lahir di Baghdad, seorang sejarawan, ahligeografi, geologi dan zoologis yang
memiliki hobi mengembara. Karyanya Padang Rumput Emas dan Tembang Batu
Permata yang memuat banyak observasi ilmiah. Mas`udi menyusun buku indikasi dan
revisinya yang menyimpulkan filsafat kealaman tentang sintesa pengamatan alam dan
sejarah.
9. Abu Ali al-Husain Ibn Sina (370 H/ 980 M- 428 H/ 1037 M)
Avicenna dalam bahasa latin, diberi gelar kehormatan Syaikh al-Rais. Tokoh
paling berpengaruh dalam bidang umum seni dan sains. Lahir di Bukhara di tengah
keluarga yang sangat suka belajar. Karya yang paling masyhur ialah Qanun (aturan
pegobatan) yang merupakan ikhtisar pengobatan Islam yang diajarkan saat ini, buku
penyembuhan(Kitab Al-Syifa) dan diterjemahkan ke dalam bahasa Latin.
10. Abu Ali al-Hasan ibn al-Haitsam ( 354 H/965 M-430 H/ 1039 M)
Ahli fisika muslim terbesar dengan nama Barat Al-Hazen, lahir di Basra.
Karyanya hampir duaratus tentang matematika, fisika, astronomi dan ilmu medis. Namun
lebih mencolok sebagai ahli fisika.karya terbesarnya adalah optics yang mempengaruhi
optika dari Roger Bacon, Witelo dan Kepler.
11. Abu Raihan al-Biruni (326/973 M- 442 H/1051 M).
Lahir dekat Khawarzm dan sangat menguasai bidang matematika. Tulisannya
yang diketahui seratus delapan puluh. Naskah india mengenai agama Hindu dan adat
istiadat India merupakan karya terbaik. Tulisannya Kronologi Bangsa Kuno membahas
penanggalan dan hari-hari raya berbagai bangsa adalah unik. Ia menulis karya terkenal
mengenai fisika, geografi, matematika, mineralogy, astronomi dan astrologi.
12. Abu al-Qasim Maslamah al-Majrithi (meninggal 398 H/ 1007 M).
Berasal dari Andalusia yang memperkenalkan pengkajian sains terutama
matematika dan alkhemi kepada Islam bagian Barat. Karya di bidang alkhemi yaitu
Langkah Orang Bijak dan Tujuan Orang Arif. Naskah karya yang terakhir diterjemahkan
ke bahasa Latin dengan judul Picatrix.
13. Abu Hamid Muhammad al-Ghazali (450 H/ 1058 M-505 H/1111 M)
Alghazali nama latinnya Al-Gazel lahir di Thus. Menjadi masyhur sebagai ahli
theology dan sains agama. Karya rligiusnya yang terpenting adalah Penggalakan
Kembali Sains Religius (Ihya `ulumuddin) karya musim terkenal mengenai etika spiritual.
Dikenal baik sebagai tokoh filsafat Peripatetik.
14. Abu al-Fath Umar ibn Ibrahim al-Khayyami (Umar Khayyam) (lahi 429H/ 1038 M-440
H/ 1048 M, wafat 517 H/ 1123 M- 526 H/ 1132 M)
Umar Khayam panyair Persia terasyhur di dunia Barat. Dilahirkan dekat
Naisyapur. Menjadi ahli matematika dan berhasil memperbaharui kalender yang dikenal
sebagai Kalender Jalali yang masih digunakan di Persia lebih tepat dari kalender
Gregorius. Ia pengikut dari Ibnu Sina. Tulisannya yang terpenting adalah tentang Aljabar.
Ia menulis juga tentang geometri dan fisika, metafisika, kuatrainnya (Rubayyat).
15. Abu al-Walid Muhammad ibn Rusyd (520 H/ 1126 M- 595 H/ 1198 M)
Seorang pengikut termurni Aristoteles diantara Filosof Muslim. Lahir di Cordova
yang berasal dari keluarga ahli hukum dan sarjana keagamaan. Ibn Rusyd dijuluki Sang
Komentator karena merupakan komentator di abad pertengahan tentang Aristoteles. Ia
menulis karya perihal astronomi, fisika dan kedokteran.

16. Nashiruddin al-Thusi (597 H/ 1201 M- 672 H/ 1274)


Lahir di Thus dan dikenal sebagai ahli astronomi. Nashiruddin banyak menulis
dalam bahasa Arab maupun Persia. Ia menulis komentar perihal seluruh siklus teks
matematika Grika dari Euclides hingga Ptolemeus. Ia juga menulis karya bebas dalam
matematika dan astronomi, ia mengkritik Ptolemeus dan malah meyarankan model planet
baru.
17. Quthbuddin al-Syirazi (634 H/ 1236 M- 710 H/ 1311 M)
Quthbuddin adalah seorang murid dari Nasharuddin al-Thusi. Lahir di Syiraz dari
keluarga dokter. Ia seorang komentator uama mengenai karya medis Ibnu Sina. Ia
menulis komentar tentang Qanun, mengarang banyak karya mengenai optika, geometri,
astronomi, geografi, filsafat, dan ilmu agama.
18. Abdul Rahman Abu Zaid ibn Khaldun ( 732 H/ 1322 M- 808 H/ 1406 M)
Ibn Khaldun mempunyai nama sebagai filosof sejarah dan cendekiawan sains
tentang perilaku manusia. Ia lahir di Tunis. Ia menulis karya tentang matematika,
theology dan metafisika, tapi karya terbaiknya adalah tentang sejarah, Karyanya kitab
aljabr.
19. Baharuddin al-Amili (953 H/ 1546 M- 1030 H/ 1621 M)
Lahir di Baalbek, sekarang Libanon. Ia menjadi seorang ahli agama termahsyur
sebagai Syaikh al-Islam. Bukan saja sebagai ahli theology dan sufi tetapi juga sebagai
ahli matematika, arsitek, ahli kimia, dan ahli guna-guna yang terkenal.
Klasifikasi sains yang paling berpengaruh adalah yang dibuat al-Farabi dan hanya
dilakukan sedikit perubahan oleh ibn Sina, Al-Ghazali dan Ibn Rusyd. Klasifikasinya dalam
perincian sains disimpulkan sebagai berikut.
1. Ilmu Bahasa : Syintaksis, gramatika, pengucapan dan tuuran, puisi.
2. Logika : pembagian, definisi dan komposisi gagasan-gagasan yang sederhana. Bagian-
bagian logika setelah didefinisikan ada lima:
a. Syarat-syarat yang perlu bagi premis-premis yang akan menuju sylogisme untuk ilmu
tertentu.
b. Definisi sylogisme yang berguna dan cara untuk menemukanbukti dialektikal.
c. Peneitian kesalahan dalam bukti-bukti, penelitian atas hal-hal yang dilewatkan dan
kesalahan-kesalahan yang dilakukan dalam penalaran dan cara-cara untuk
mencegahnya.
d. Definisi oratori : sylogisme yang digunakan untuk membawakan pembahasan di
depan public.
e. Studi mengenai puisi, bagaimana harus menyesuaikan dengan tiap subyek, kesalahan,
dan ketidaksempurnaannya.
3. Sains Persiapan:
a. Aritmetika: praktis, teoritis
b. Geometri : praktis, teoritis
c. Optika
d. Sains tentang langit: Astrologi, gerak dan sosok benda-benda langit.
e. Musik: praktis, teoritis
f. Ilmu tentang timbangan.
g. Ilmu membuat alat-alat (pembuatan mesin-mesin dan instrumen-instrumen sederhana
untuk digunakan dalam berbagai seni dan sain, seperti astronomi dan music.
4. Fisika (Sains kealaman)
Metafisika (Sains yang berhubungan dengan Tuhan dan Prinsip-prinsip Benda).
Fisika:
a. Ilmu tentang Prinsip-Prinsip yang mendasari benda-benda alam.
b. Ilmu tentang sifat dan cirri elemen, dan prinsip yang mengatur kombinasi elemen
menjadi benda.
c. Ilmu tentang pembentukan dan kerusakan benda.
d. Ilmu tentang reaksi yang terjadi pada elemen-elemen dalam membentuk ikatan.
e. Ilmu tentng benda-benda ikatan yang terbentuk dari empat elemen dan sifat-sifatnya.
f. Ilmu mineral.
g. Ilmu tumbuhan.
h. Ilmu Hewan.
Metafisika:
a. Ilmu tentang hakikat benda.
b. Ilmu tetang prinsip-prinsip sains khusus dan sains pengamatan (filsafat pertama
Aristoteles).
c. Ilmu tentang benda non asadi, kualitas-kualitas dan cirinya yang akhirnya menuju
kepada ilmu tentang kebenaran yaitu mengenai Allah (Al-Haq).
5. Ilmu Kemasyarakatan
a. Jurisprudensi
b. Retorika
Klasifikasi Sains menurt Ibn Khaldun disimpulkan sebagai berikut.
Sains filosofis dan intelektual (yang dapat dikaji secara alamiah oleh manusia dengan
penalaran dan intelegensi yang dimiliki sejak lahir.
1. Logika
2. Sains alam (Fisika): ilmu medis, ilmu pertanian
3. Sains tentang benda di luar alam (metafisika): sihir dan jimat, ilmu sifat-sifat tenung
yang terkandung dalam huruf-huruf alphabet, alkhemi.
4. Sains yang berhubungan dengan kuantitas: Aritmetika (sifat-sifat bilangan, cara
menghitung, aljabar, transaksi dagang, penghitungan warisan), music, astronomi
(pembuatan tabel astronomi, gerak benda-benda langit, astrologi).
Sains yang disampaikan:
1. Quran penafsiran dan pmbacaannya.
2. Hadits, ucapan rasul dan rantai sambungan penyampaiannya (isnad).
3. Jurisprudensi, fiqih.
4. Theology
5. Sufisme
6. Ilmu bahasa, umpama gramatika, leksikografi dan sastra.
Dalam buku ini mengungkapkan bahwa ajaran Islam dalam ilmu apa pun memiliki ciri
sakral, sehingga belajar tak dapat dipisahkan dari agama. Tempat pertama, dimana
pengajaran dilaksanakan dalam Islam adalah masjid, dan lembaga pengajaran tak dapat
dipisahkan dari masjid. Dengan semakin kukuhnya masyarakat Islam maka lembaga
pendidikan muncul yang berperan dalam perkembangan seni dan sains. Pusat utama yang
penting dibangun untuk filsafat serta sains kealaman dan matematika adalah Bait al-Hikmah,
perpustakaan, observatorium yang dibangun di Baghdad oleh Khalifah Ma`mun (200 H/ 815
M). Sekolah termasyhur ini tempat berkumpul para saintis dan sarjana serta para ahli
terjemah yang cakap, yang menerjemahkan hampir seluruh literatur ilmiah dan Filosofis
Grika ke Bahasa Arab. Pembangunan lembaga pendidikan tinggi terus berkembang di
berbagai tempat dan mencapai klimaks pada pertengahan akhir abad ke-5 H/ ke-11 M. ketika
Wazir Dinasti Seljuk, Nizam Al-Mulk mendirikan rantai perguruan tinggi atau mudaris di
Baghdad. Untuk keperluan kependidikan juga dibangun rumah sakit sebagai tempat
pengajaran ilmu medis klinik, selain itu dibangun juga pusat sufi sebagai tempat pertemuan
kaum sufi melakukan berbagai latihan spiritual.
Buku ini juga secara rinci menjelaskan mengenai ilmu-ilmu yang berkembang di masa
Islam yakni geografi, fisika, matematika, astronomi, ilmu medis, sains tetang manusia, tradisi
alkhemi, filsafat, pertentangan antara filsafat dan teologi aliran-aliran filsafat masa akhir
serta tradisi ma`rifat. Betapa ilmuan muslim saat itu memiliki kecerdasan yang sangat tinggi
dan semangat belajar yang tinggi Seperti berkembangnya geografi berawal dari pengembaran
melewati samudera-samudera atau dalam melakukan perjalanan haji yang memerlukan waktu
ber bulan-bulan, kesempatan itu digunakan para ilmuwan untuk mengamati batas-batas
wilayah atau geografi, kesempatan untuk saling bertukar pikiran antar kaum terpelajar. Ada
banyak hal yang didapat dalam engembaran tersebut seperti memperbaiki cara naviasi dan
seni kartografi. Ahli geografi Islam banya memanfaatkan geografinya Ptolemeus yang
menjadi landasan sains di kalangan Muslim.
Perkembangan ilmu kealaman di kalangan Muslim juga berkembang pesat, dalam
buku ini dijelaskan bagaimana ilmu zoology berkembang tokohnya Al-Jahiz. Terbitnya
Rishalah Ikhwanus shafa yang membahas semua sains yang dipadukan oleh bilangan
phytagoras, risalah tersebut membicarakan geologi, mineralogy, botani zoology yang
merupakan Ikhtisar sains Islam pada abad ke-4.H Pada abad ke-5 Bangsa Arab mampu
membangun pengairan yang rapi di spanyol. Pada abad ke-6 H ditulis naskah-naskah dasar
botani, bermula dengan naskah ramuan obat yang dibuat oleh Ibn Sarabi. Ilmu botani
semakin berkembang dengan ditulisnya naskah-naskah yang menggambarkan subyek atau
tanaman. Sedangkan penulisan naskah tentang hewan berlanjut hingga abad ke-8 H. Buku ini
menjelaskan secara detail pemikiran ilmuan Muslim tentang hewan-hewan yang dikaitkan
dengan Al-quran.
Perkembangan ilmu Fisika juga begitu pesat dengan ditemukannya prinsip momen
inersia / kekekalan, dan mengenai studi optika menjadi sains yang baru dilakukan oleh Al-
Haitsam. Konsep cermin yang kita pelajari saat ini ternyata dijelaskan oleh Al-Haitsam.
Dalam buku ini juga disajikan perdebatan antara Al-Biruni dengan Aristoteles, al-Biruni yang
membantah teori mengenai benda yang dapat dipisah-pisahkan sampai tak terhingga, karena
menurut Al-Biruni benda dapat dipisahkan menjadi bagian-bagian seperti persegi yang
membentuk diagonalnya, kesimpulannya pemisahan benda ada kuantitasnya, intinya tidak
berhingga karena pemisahanyang actual akan terhenti sebelum mencapainya.
Penemuan di bidang matematika juga cukup banyak seperti adanya aritmeika,
geometri, operasi penjumlahan, aljabar. Kesemua materi tersebut bahkan sampai saat ini
dipelajari di sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi. Hal tersebut menggambarkan begitu
cerdasnya ilmuwan muslim saat itu. Ikhwanush Shafa ketertarikannnya terhadap aspek
Phytagoras_-Hermetik warisan Grika.membuat ia menerbitkan satu ikhtisar seni dan sains
dalam 52 risalah. Al-khawarizmi yang berhasil menemukan ilmu aljabar dengan karya yang
ditulisnya Buku Kesimpulan Proses Kalkulasi untuk Paksaan dan Persamaan (Kitab Al-
mukhtashar fi Hisab al-jabr wa `lmuqabalah). Umar Khayam dengan aljabar yang
merupakan sau teks matematika terpenting diabad pertengahan merupakan hasil
pemikirannya.
Perkembangan ilmu di bidang astronomi saat itu dibawa oleh ilmuwan astronom India
yang menerjemahkan teks atronomi India menjadi bahasa Arab. Selain itu sejumlah teks
astronoomi dari Grika dan Persia juga diterjemahkan. Hasil dari pemikiran Muslim mengenai
astronomi adalah mengenai latitude dan longitude, pengukuran geodesi dan beberapa
kalkulasi astronom utama, gerakan planet dan gerakan bumi mengitari matahari sebagai
pusatnya dan terjadi penyempurnaan system Ptolemeus.
Perkembangan hasil pemikiran ilmuwan muslim di bidang medis merupakan
peradaban yang paling masyhur dan paling dikenal. Ilmu medis Islam lahir sebagai hasil
integrasi ilmu medis Grika tradisi hipokrates dan Galen dengan teori dan praktek bangsa
Persia dan India. Pemahaman yang berkembang mengenai anatomi, pembuluh darah, nadi,
susunan jantung, tentang berbagai macam penyakit dan penyembuhannya
Pemikiran muslim tidak hanya disibukan dengan sains alam tetapi juga tentang sains
manusia.Saat itu manusia dikaji kalangan muslim alam lingkungan social dan politiknya.
Studi masyarakat manusia dan sejarah dalam skala besar dilakukan oleh Ibn Khaldun.
Kehidupan awal manusia yang nomaden menjadi menetap dikaji berdasarkan factor alam dan
agama, etnis dan social. Al-Biruni membuat sebuah study tentang masyarakat Islam dan
masyarakat India.
Perkembangan mengenai tradisi alkhemi, alkhemi terdiri dari dua jenis yaitu alkhemi
spiritual dengan masalah pokok jiwa dan bertujuan untuk mentransformasikan jiwa.
Sedangkan alkhemi fisik berkaitan dengan berbagai zat, khususnya logam. Kedua alkhemi ini
menggunakan lambing dan symbol yang serupa dan bahasa yang sama.Alkhemi China dan
India menyerupai alkhemi Barat dan Islam. Aliran-aliran alkhemi yang berasal dari
Iskandariah dan kemudian menyatukan diri ke dalam aspek esoteric Islam dan Kristen terbagi
manjadi empat macam yaitu bizantium, Arab dan Persia (Islam), Latin dan Pasca abad
pertengahan.
Naskah bizantium sebagai manuskrip peninggalan Isandariah yang diulis dalam bahasa
Grika. Koleksi ini memuat sumber-sumber terpenting alkhemi bizantium maupun Arab dan
Latin, dan meliputi naskah-naskah khutbah sempurna dan Theban papyrus. Alkhemi Arab
atau Islam menghasilkan banyak naskah yang membahas fasa seni. Tulisan naskah yang
terpenting adalah karya Jabir Ibn Hayyan. Naskah alkhemi Arab diterjemahkan ke bahasa
Latin dan minat terhadap alkhemi tumbuh di Barat Latin yang menyebabkan dunia Barat
banyak mempelajari tentang alkhemi. Pasca abad pertengahan terakhir perhatian pada
Alkhemi terus berlanjut.
Bukti dari kejayaan pemikiran Islam di bidang alkhemi seperti Al-Razi menulis
tentang proses kimia seperti peleburan logam, sublimasi, larutan dalam kotoran, preparat
hewani, tentang larutan-larutan kimia seperti natrium karbonat, soda, garam soda dan kapur,
natrium dan ammonium sulfide dan arsenide, ammonia, penyabunan minyak zaitun,
penyulingan minyak zaitun.
Munculnya filsafat Islam pada abad ke-3 berawal dari penerjemahan teks Filsafat
Grika ke Bahasa Arab. Al-Kindi yang memprakarasai perumusan vokabuler filsafat Grika
dalam sorotan Islam. Filsafat Islam menjadikan dasar filsafat Peripatetik dan Iluminasionis
kukuh dalam Islam. Filsafat Peripatetik bertumpu pada metoda syllogism Aristoteles dan
beruapaya mencapai kebenaran dengan cara argument berdasarkan nalar, sedangkan filsafat
iluminasi (penerangan) mengambil doktrin dari ajaran Plato dan Parsi Kuno maupun wahyu
Islam sendiri. Sebagai metoda dasar yang harus diturust sertakan bersamaan penggunaan
nalar.
Terjadi pertentangan antara filsafat dan teologi aliran-aliran Filsafat di masa akhir
antara aliran Syi`ah, Sunni, peripatetic, skolastik yang memiliki pandangan berbeda. Di
kalangan Muslim teologi muncul sebagai upaya mempertahankan dalil-dalil agama terhadap
serangan penganut agama-agama lain. Aliran skolastik memakailogika yang dikembangkan
oleh Aristoteles dan alirannya, mereka mempunya spekulasi tentagsifat cahaya dan panas
yang berbeda dengan golongan peripatetic. Paham Sunni yang didoktrin Asy`ari menolak
paham kausalitas Aristoteles karena sega sesuati disebabkan oleh Tuhan. Api itu panas bukan
karena secara alami panas tapi karena Tuhan berkehendak demikian.
Bentuk pengetahuan tertinggi merupakan kesatupadua antara ilmu dengan iman,
karena sains dan iman memiliki keselarasan yang pada akhirnya terwujud ma`rifat. Ilmu akan
menerangi wujud keseluruhan ilmuwan. Gnostik (ma`rifat) memandang segala sesuatu
sebagai manifestasi Prinsip Illahi.
B. Kesimpulan
Perkembangan sains dalam Islam pada abad pertengahan mendapatkan pengaruh yang
cukup besar terutama dari bangsa Grika yang pada saat itu ilmu pengetahuan berkembang
lebih dahulu. Selain itu sains dalam Islam juga mendapatkan pengaruh dari peradaban Persia
dan India. Para cendekiawan Muslim memiliki semangat belajar yang tinggi dengan
bidangnya masing-masing dan manfaatnya bisa dirasakan umat manusia sekarang.
C. Analisis Buku
Buku ini menceritakan bagaimana awal berkembanganya sains di kalangan umat Islam
yang mendapat pengaruh besar dari peradaban Bangsa Grika yang paling utama, selain itu
juga mendapat pengaruh dari peradaban India dan Persia. Para ilmuwan Muslim
mendapatkan banyak inspirasi dari temuan-temuan besar bangsa Grika, yang tidak jarang
banyak sanggahan atau kritikan terhadap teori yang tidak sejalan dengan ajaran Islam dari al-
quran dan Hadist. Perkembangan ilmu di kalangan muslim meliputi ilmu geografi, fisika,
Botani, zoology, farmasi dan kedokteran, alkhemi, matematika, astrononomi, theology,
filsafat dan ma`rifat.
Buku ini menggambarkan bahwa sejak awal perkembangannya ilmu-ilmu sains dalam
Islam tidak terlepas dari Kalam Illahi, karena sains tanpa sentuhan Ketuhanan akan hampa.
Justru Kalamillahi sebagai petunjuk umum yang bisa dibuktikan oleh sains. Karena pada
dasarnya tidak ada pertentangan Islam dengan Sains, yang ada adalah pengintegrasian nilai-
nilai Ketuhanan. Dalam sejarhanya para ilmuwan Muslim telah mengintegrasikan nilai-nilai
Keislaman karena sisi Ketuhanan sebagai pengisi ruh yang dibutuhkan oleh manusia.
Meskipun perkembangan sains di kalangan Muslim mendapatkan pengaruh dari
peradaban bangsa lain yang dalam arti bangsa yang telah memulai peradaban lebih dahulu di
banding Islam, tapi penemuan-penemuan tersebut tidak kalah hebatnya bahkan banyak teori
yang dapat dipatahkan dan dibuktikan dengan penemuan yang lebih rasional dan mendalam.
Berdasarkan keterangan dari buku ini juga bahwa, antara ilmuwan Islam pada dasarnya tidak
ada pertentangan dalam sains Islam, justru pertentangan terjadi antara pendapat ilmuwan
Barat dengan Muslim. Antar ilmuwan muslim seirama saling melengkapi menuju kebenaran
teori. Pada akhir bab buku ini menjelaskan bagaimana seseorang yang telah mendapatkan
ilmu untuk berma`rifat sebagai bentuk tertinggi dari peradaban. Dengan ilmu maka seseorang
akan bertambah keimananya dan memiliki spiritual yang tinggi.
Saat ini sains modern mengalami krisis termasuk para ilmuwannya. Salah satu
penyebabnya adalah anggapan netralitas ilmu yang bermula ketika ilmu-ilmu Islam yang
diambil alih Barat pada sekitar abad X Hijriah dilepaskan dari konteks hikmat dan wahyu.
Dengan melihat kajayaan sains umat Islam pada abad pertengahan maka sudah tiba massanya
untuk mengevaluasi penyebab kemunduran Sains Islam. Kita harus siap membenahi diri
dalam menyerap sains Barat yang mendominasi dunia sekarang ini.

Anda mungkin juga menyukai