Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SISTEM DAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN DI AUSTRALIA

Mata Kuliah Ilmu Perbandingan pendidikan

Disusun oleh :

Kelompok 6

Alawiyah Mizanatul Jannah NPM. 19250001

Nur Citra Qomariyah NPM. 19250029

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

FAKULTAS AGAMA ISLAM

2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan, curahan, dan rahmat-Nya
kepada kita. Shalawat beserta salam marilah kita haturkan kepada Nabi akhir zaman yang telah
membawa umatnya dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang yakni Nabi Muhammad
SAW.

Alhamdulillah atas limpahan rahmat dan taufik-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya, makalah yang kami susun ini berjudul “Siatem Dan Kebijakan Pendidikan Di
Singapura” Dalam penyusunan makalah ini.Penulis tidak dapat menyelesaikan makalah ini tanpa adanya
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.Oleh karena itu,penulis sangat berterima kasih kepada
Dosen Mata Kuliah Perbandingan Pendidikan, ibu Iswati M. PD. I yang telah mendukung pembuatan
makalah ini.

Sungguh merupakan suatu kebangaan dari penulis apabila makalah ini dapat terpakai sesuai
fungsinya,dan pembacanya dapat mengerti dengan jelas apa yang di bahas di dalammya.Tidak lupa juga
penulis menerima kritikan dan saran yang membangun,yang sangat diharapkan demi memperbaiki
pembuatan makalah di kemudian hari.

Wassalamu’alaikum wr.wb

2
Daftar isi

KATA PENGANTAR.............................................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang.....................................................................................................................4

Rumusan Masalah...............................................................................................................4

Tujuan.....................................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

Latar Belakang Dan Kondisi Australia..........................................................................5

Tujuan Pendidikan Di Australia......................................................................................8

Dasar Dan Sistem Pendidikan Di Australia..................................................................8

Struktur, Jenis, Dan Jenjang Pendidikan Di Australia..............................................9

Kurikulum pendidikan Di Australia..............................................................................10

Standar Tenaga Pendidik/ guru....................................................................................12

Menejemen pendidikan Australia..................................................................................12

Isu-Isu Dan Reformasi Pendidikan Di Australia.......................................................14

Komparasi Pendidikan Di Indonesia Dan Australia................................................15

BAB III PENUTUP

Kesimpulan.........................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah kunci keberhasilan sebuah negara, bahkan kemajuan sebuah negara salah satunya
tergantung dengan bagaimana pemerintahan sebuah negara memuliakan pendidikan dan
pemerataannya, karena pendidikan merupakan hak asasi setiap warga negara. Setiap warga negara
Indonesia berhak mendapatkan pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat tanpa
memandang gender, status sosial, statusekonomi, suku, etnis dan agama. Untuk memenuhi tujuan-
tujuan pendidikan diatas, dan sebagai tolak ukur mutu dan keberhasilan di negara kita, kita dapat
melakukan perbandingan sistem pendidikan negara lain, dalam hal ini salah satu negara yang dapat kita
perbandingkan sistem pendidikannya dengan negara Indonesia adalah negara Australia.

Kita dapat megetahui informasi tentang sistem pendidikan negara Australia dengan berbagai cara, dan
salah satunya melalui makalah yang sangat sederhana ini, dalam makalah ini dipaparkan sedikit tentang
sistem pendidikan Australia dan dapat kita pahami sebagai bahan untuk sedikit memperbaiki sistem
pendidikan di Indonesia.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana latar belakang dan kondisi Australia?


2. Bagaimana dasar dan sistem pendidikan di Australia?
3. Bagaimana tujuan pendidikan di Australia?
4. Bagaimana struktur, jenis, dan jenjang pendidikan di Australia?
5. Baaimana kurikulum pendidikan di Australia?
6. Apa isu-isu dan reformasi pendidikan di Australia?
7. Apa saja komparasi pendidikan di Indonesia dan Australia?

C. Tujuan

1. Agar mengetahui latar belakang dan kondisi Australia.


2. Agar mengetahui dasar dan sistem pendidikan di Australia.
3. Agar mengetahui tujuan pendidikan di Australia.
4. Agar mengetahui struktur, jenis, dan jenjang pendidikan di Australia.
5. Agar mengetahui kurikulum pendidikan di Australia.
6. Agar mengetahui isu dan reformasi pendidikan di Australia.
7. Agar mengetahui komparasi pendidikan di Indonesia dan Australia.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Sejarah Australia


Banyak yang telah berubah di Australia sejak penduduk aslinya yang disebut kaum Aborigin Australia
hidup dalam sistem sosial yang kompleks, dengan tradisi yang mencerminkan hubungan yang kuat
dengan tanah air dan lingkungannya. Sejak masa itu sampai kedatangan penjelajah Eropa pertama, para
narapidana, pemukim bebas dan para imigran yang lebih baru datang, Australia telah mengalami masa
depresi, perang dan skandal politik; menciptakan kota-kota yang dinamis dan legenda “the
bush”(pedalaman) serta “Aussie battler” (pejuang Australia); menyediakan kehidupan baru bagi orang-
orang dari seluruh belahan dunia; dan mengalami penurunan serta kebangkitan kembali budaya
penduduk aslinya.

1) Australia Sebelum Abad ke 20

Penduduk asli Australia yang dikenal sebagai kaum Aborigin Australia, memiliki sejarah budaya yang
terpanjang di dunia, sejak zaman es yang terakhir. Meskipun misteri dan perdebatan mengaburkan
banyak aspek dalam prasejarah Australia, secara umum diakui bahwa manusia pertama berkelana
melintasi lautan dari Indonesia sekitar 70.000 tahun yang lalu.
Bangsa Eropa mulai menjelajahi Australia di abad 16; pertama para navigator Portugis diikuti oleh para
penjelajah Belanda dan disusul oleh pengusaha sekaligus bajak laut Inggris William Dampier. Kapten
James Cook berlayar menelusuri seluruh panjang pantai timur di tahun 1770, lalu berhenti di Botany Bay
di tengah perjalanannya; dan tak lama kemudian ia mengklaim benua ini untuk Inggris dan
menamakannya New South Wales.
Di tahun 1779, Joseph Banks (seorang naturalis dalam armada Kapten Cook) mengusulkan cara agar
Inggris dapat mengatasi masalah kepadatan di penjara-penjaranya dengan mengirimkan narapidana ke
New South Wales. Di tahun 1787, armada pertama berlayar menuju Botany Bay, terdiri dari 11 kapal dan
750 narapidana pria maupun wanita. Armada ini tiba tanggal 26 Januari 1788, tapi segera berpindah ke
utara ke Sydney Cove, yang memiliki tanah serta air yang lebih baik. Bagi para pendatang baru ini, New
South Wales merupakan tempat yang panas, keras dan buruk, dan ancaman kelaparan menghantui
koloni ini selama bertahun-tahun. Untuk berjuang melawan alam dan pemerintah yang penuh tekanan,
orang-orang Australia baru ini membentuk sebuah budaya yang kemudian menjadi dasar dari legenda
“Aussie battler”.
Dalam beberapa dekade kemudian, datanglah para pemukim bebas yang tertarik ke Australia, tapi
penemuan emas di 1850-anlah yang secara permanen mengubah koloni ini. Arus imigran yang besar dan
beberapa penemuan emas yang besar mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengubah struktur sosial
di koloni. Kaum Aborigin terusir paksa dari tanah suku mereka, saat para pendatang merebut tanah
untuk pertanian atau pertambangan.
Di akhir abad ke 19, banyak orang yang mengagungkan daerah pedalaman atau “the bush” (yaitu daerah

5
yang jauh dari kota) dan orang-orangnya. Forum besar untuk 'nasionalisme pedalaman' ini adalah
majalah Bulletin yang sangat populer. Halamanhalamannya penuh dengan humor dan sentimen
terhadap kehidupan sehari-hari dan para penulis yang terkenal adalah legenda pedalaman Henry
Lawson dan Banjo Paterson.
2) Australia Abad ke Dua Puluh
Australia menjadi negara saat federasi dari koloni-koloni yang terpisah terbentuk pada tanggal 1 Januari
1901. Tentara Australia turut berperang bersama Inggris dalam Perang Boer dan Perang Dunia I. Negara
ini terpukul berat oleh masa depresi, saat harga untuk wol dan gandum (dua produk utama dalam
ekonomi) jatuh. Di tahun 1931, hampir sepertiga pencari nafkah menjadi pengangguran, dan kemiskinan
pun merajalela. Namun, di tahun 1933, perekonomian Australia mulai pulih. Saat Perang Dunia II pecah,
balatentara Australia turut berjuang bersama Inggris di Eropa, namun Amerika Serikat-lah yang
membantu melindungi Australia dari serbuan pasukan udara Jepang, dengan mengalahkan mereka di
Perang Laut Coral. Perang Dunia II, datanglah arus imigrasi dari Eropa, yang memberikan sumbangsih
besar terhadap negara, menghidupkan kembali budaya dan memperluas wawasan pandang Australia.
Era pasca perang ini merupakan saat-saat booming di Australia, karena adanya permintaan yang tinggi
terhadap bahan baku mentah. Australia mengikuti Amerika Serikat dalam Perang Korea, dan di tahun
1965 mengirimkan pasukan untuk membantu AS di Perang Vietnam, meskipun dukungan terhadap
keterlibatan Australia ini tidaklah menyeluruh. Masalah bagi banyak pemuda Australia adalah wajib
militer yang diterapkan dalam tahun 1964.

Kerusuhan akibat wajib militer ini merupakan salah satu faktor naiknya partai Buruh Australia (Labor
Party) ke jenjang kekuasaan di tahun 1972, di bawah kepemimpinan Gough Whitlam. Pemerintahan
Whitlam menarik pasukan Australia dari Vietnam, menghapuskan biaya pendidikan tinggi dan dinas
nasional, menerapkan sistem perawatan kesehatan yang gratis dan tersedia untuk umum, serta
mendukung hak tanah bagi masyarakat Aborigin.
Namun demikian, pemerintahan ini mendapat tentangan dari Senat dan berkembangnya isu salah
manajemen. Tanggal 11 November 1975, gubernur jenderal (perwakilan kerajaan Inggris di Australia)
membubarkan parlemen dan membentuk pemerintah sementara yang dipimpin oleh ketua Partai
Liberal, Malcolm Fraser. Langkah ini merupakan yang pertama kali dilakukan oleh gubernur jenderal.
Koalisi partai Liberal yang konservatif dengan Partai Tanah Air Nasional memenangkan pemilu
berikutnya. Pemerintahan partai Buruh baru kembali di tahun 1983, saat mantan pemimpin serikat
pekerja, Bob Hawke, berhasil memenangkan partainya.
3) Australia masa kini
Setelah menjabat selama 11 tahun di pemerintahan, Partai Liberal Australia yang dipimpin oleh John
Howard tidak terpilih lagi di Pemilu 2007. Dari Partai Buruh, Kevin Rudd dilantik sebagai Perdana
Menteri Australia yang ke-26 pada tanggal 3 Desember 2007.
Australia memiliki sistem pemerintahan parlemen dua tingkat, berdasarkan sistem Westminster.
Terdapat tiga tingkat pemerintahan: federal, negara bagian dan lokal. Parlemen federal terdiri dari
Dewan Perwakilan (House of Representatives) dan Senat. Partai yang menduduki jumlah kursi terbanyak
di Dewan Perwakilan akan membentuk pemerintahan. Di paro terakhir abad 20, satu bagian dari budaya
dan sejarah Australia yang kurang dikenal mulai muncul dan mendapatkan pengakuan yang lebih luas,
khususnya melalui seni, sastra dan film; dan sebagai akibatnya, ikon “ Australian battler‟ menjadi

6
semakin kurang relevan. Para imigran membawa kisah, budaya dan mitos-mitos mereka sendiri, untuk
berbaur dengan kalangan kolonial Australia. Juga ada pengakuan yang sudah lama ditunggu, yaitu
Aborigin Australia merupakan fundamental dari definisi sejati budaya nasional masa kini.
“Impian Besar Australia‟ yaitu memiliki rumah, yang dimulai di masa keemasan di tahun 1950-an, terus
berlanjut dan menghasilkan suburbanisasi besar-besaran di kota-kota Australia, khususnya di Sydney
dan Melbourne. Arsitektur Australia masa kini sebenarnya tidak memiliki gaya yang khas, dan tren dari
luar negeri seringkali mendominasi proyekproyek pembangunan besar. Dalam banyak hal, bangunan
“modern‟ yang paling menarik sebenarnya merupakan daur ulang bangunan bergaya Victoria atau dari
era lainnya. Meskipun demikian tetap ada pengecualian, dan yang terkenal antara lain Convention
Centre di Darling Harbour Sydney, Melbourne Museum, serta Cultural Centre di UluruKata Tjuta
National Park di bagian tengah Australia, yang didesain sesuai konsultasi dengan dengan pemilik
tradisional cagar alam tersebut. Kompleks Federation Square Melbourne, dengan bentuk geometriknya
yang tajam, mencerminkan arsitektur modernyang penuh tantangan, tepat di jantung kota. Sehatnya
perekonomian saat ini terbukti dari dolar Australia yang relatif tinggi, peningkatan perdagangan dengan
Cina dan beberapa keuntungan yang tinggi dan mencetak rekor pada bisnis-bisnis setempat. Semua ini
dibarengi dengan inflasi dan angka pengangguran yang rendah. Namun, di sisi negatifnya adalah
meningkatnya defisit perdagangan negara sampai $20 miliar, hutang rumah tangga rata-rata yang
melonjak tinggi dan harga perumahan di pusat urban yang semakin tak terjangkau.

B. Pendidikan di Australia
Peringkat sistem pendidikan Australia menurut The Programme for International Student Assessment
(PISA) untuk tahun 2006 adalah pada skala dunia 6 untuk Membaca, 8 untuk Sains dan 13 untuk
Matematika. Education Index yang diterbitkan bersama dengan badan PBB Human Development Index
pada tahun 2008, berdasarkan data dari tahun 2006 tersebut, daftar Australia sebagai 0,993 di antara
yang tertinggi di dunia. Ranking Australia berdekatan dengan negara-negara ranking teratas yaitu
Denmark, Finlandia dan Selandia Baru.
Pendidikan di Australia merupakan tanggung jawab negara bagian dan teritori. Setiap negara bagian
atau wilayah pemerintah menyediakan dana dan mengatur sekolah negeri dan swasta dalam area
otonominya, pemerintah federal membiayai universitas, namun mereka menetapkan kurikulum mereka
sendiri. Secara umum, pendidikan di Australia mengikuti model tiga-lapis yang meliputi:
a. pendidikan dasar (primary schools)
b. pendidikan menengah (secondary schools/high schools)
c. pendidikan tinggi (universities dan atau TAFE Colleges).

C. Tujuan Pendidikan

Tujuan umum berbagai sektor pendidikan Australia digariskan dalam undang-undang yang membentuk
departemen pendidikan negara bagian, universitas, dan lembagalembaga pendidikan lainnya. Tujuan
umum ini biasanya dilengkapi dengan tujuan-tujuan yang lebih oleh badan-badan yang relevan. Tujuan
pendidikan ini mengisyaratkan perlunya pengembangan antara pelayanan kebutuhan individu dan
kebutuhan masyarakat melalui sistem pendidikan. Pada level sekolah, tekanan adalah pada

7
pengembangan potensi murid sebaik mungkin. Pada tingkat pendidikan tinggi, tekanan yang lebih besar
diarahkan pada pencapaian kebutuhan pendidikan untuk kepentingan ekonomi serta masyarakat secara
umum. Untuk mencapai tujuan umum ini, berbagai sektor pendidikan tinggi harus mempunyai fokus
program yang berbeda-beda. Misalnya, universitas lebih mengutamakan pengembangan ilmu
pengetahuan, sedangkan sektor pendidikan teknik dan pendidikan lanjutan lainnya lebih memusatkan
perhatian pada pendidikan kejuruan.
Pada dasarnya, pemerintah federal Australia tidak campur tangan langsung tentang tujuan pendidikan
kecuali hanya melalui tujuan umum yang dinyatakan dalam undangundang, tetapi pemerintah federal
menyediakan hampir seluruh dana pendidikan, danmemberikan arah pendidikan.

D.   Dasar dan  Sistem Pendidikan di Australia

Pemerintah Negara Bagian dan Teritori Australia memegang peranan penting dalam hal manajemen dan
administrasi pendidikan sektor sekolah. Setiap Negara Bagian dan Teritori mempunyai hukum dan
peraturan-peraturan terkait mengenai kurikulum, akreditasi program studi, ujian bagi siswa dan
penghargaan bagi siswa. Pemerintah Australia memegang peranan kepemimpinan secara nasional dan
bekerjasama dengan Pemerintah Negara-negara Bagian dan Teritori serta pihak-pihak industri dan
masyarakat untuk meningkatkan kualitas dan keefektipan sekolah. Pemerintah Australia juga
menyediakan subsidi yang cukup penting bagi sekolah-sekolah pemerintah maupun swasta. Di Australia,
tahun ajaran adalah dari akhir bulan Januari, atau awal bulan Februari, sampai dengan awal bulan
Desember. Kebanyakan Negara Bagian dan Teritori menggunakan sistem tahun ajaran yang mencakup
empat triwulan. Tasmania mempunyai sistem tahun ajaran yang terdiri dari tiga kuartalan. Terdapat dua
kategori besar sekolah-sekolah Australia. Sekolah-sekolah Negeri beroperasi di bawah tanggung jawab
langsung dari Pemerintah Negara Bagian atau Teritori. Sekolah-sekolah Negeri menerima pendanaan inti
dari Pemerintah Negara Bagian atau Teritori dan pendanaan tambahan dari Pemerintah Federal.
Sekolah-sekolah selain sekolah negeri menerima pendanaan tambahan dari Pemerintah Federal dan
Pemerintah Negara Bagian/Teritori, dan suatu proporsi pendanaan yang besar dari sumbangan swasta
dan biaya-biaya sekolah. Sekolah-sekolah selain dari Sekolah Negeri umumnya mempunyai afiliasi
agama atau gaya pengajaran yang khusus dan di Australia sejumlah besar sekolah-sekolah selain Sekolah
Negeri adalah sekolah Katolik dan ada juga sekolah islam yang keseluruhanya kepunyaan swasta.

Sistem Pendidikan Negeri dan Swasta

Sekolah Negeri di Australia disebut juga Sekolah Umum (Public School). Sekolah umum atau sekolah
Negeri ini diselenggarakan secara gratis. Sementara Lembaga pendidikan swasta yang dikelola oleh
masyarakat secara mandiri mengadakan pungutan bagi peserta didiknya.

Sekolah-sekolah di Australia dikelompokkan menjadi dua yaitu kelompok sekolah terbuka dan kelompok
sekolah terpilih. Sekolah terbuka menerima siswa mereka wilayah yang ditentukan oleh pemerintah.
Sekolah Negeri atau sekolah pemerintah menampung dan mendidik masyarakat Australia/ siswa
Australia sejumlah 65% dengan 34 % menempuh pendidikan di Sekolah Katolik dan Sekolah Swasta (Act,

8
2013). Anemo siswa masuk kesekolah Negeri masih tinggi karena kualitas terjamin dan masih memiliki
pilihan-pilihan yang bersifat umum. Sekolah non- pemerintah biasanya berciri khas tertentu. Sekolah-
sekolah swasta atau non-pemerintah didominasi oleh lembaga yang berciri khas agama.

Badan perwakilan non-pemerintah adalah badan yang disetujui oleh Pemerintah Australia, untuk antara
lain menerima dana berdasarkan Undang-Undang untuk mendukung pelaksanaan prioritas reformasi
pendidikan di Pemerintah Australia di sekolah-sekolah non-pemerintah. Badan perwakilan non-
pemerintah harus mematuhi Undang-undang dan Peraturan, termasuk persyaratan untuk mematuhi.
( Act, 2013). Lembaga yang memnuhi syarat yang telah ditetapkan undang-undang pendidikan Australia,
akan mendapat izin menyelenggarakan pendidikan dan diberi bantuan dana.

E. Penjenjangan Pendidikan

Pembagian jenjang pendidikan di Autralia terbagi menjadi tiga, yaitu Pendidikan Sekolah Dasar,
Pendidikan Sekolah Menengah, dan Pendidikan Tinggi. Secara umum Pendidikan Sekolah Dasar di
Australia terdiri dari Pendidikan Pra Sekolah (Taman Kanak-kanak) rentang usia 4-6 tahun dan
Pendidikan Sekolah Dasar yaitu kelas 1-6 atau kelas 1-7 tergantung pada kebijakan wilayah teritorial
masing-masing. Sehingga Pendidikan Dasar meliputi Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama.
(Education Departemen, 2013). Sumber lain menyebutkan bahwa nama-nama jenjang persekolahan di
Australia adalah Taman Kanak-kanak (Kindergarten) atau Prasekolah, Sekolah Dasar (Primary School),
dan Sekolah Menengah (Junior Secondary School dan Senior High School). (Breen, 2002)

Pendidikan sekolah menengah ditepuh dari kelas 6 atau 7 sampai kelas 10. Kemudian Pendidikan sekolah
menengah atas mencakup kelas 11 dan 12. Pendidikan sekolah menengah atas di Australia menawarkan
beberapa jenis program namun hasil-hasil pembelajarannya sama yaitu menyiapkan para siswa untuk
studi, pekerjaan dan kehidupan dewasa di masa depan.

Setelah sekolah menengah, jalur pelatihan biasanya berkembang menjadi pendidikan tinggi (Universitas)
dan pendidikan dan pelatihan kejuruan (VET). Program sertifikat di VET dapat berlanjut ke jenjang yang
lebih tinggi seperti Diploma, Advanced Diploma (Diploma Lanjutan), dan Bachelor Degree (Gelar S1).
Program level Diploma, Associate dan Bachelor Degree (Gelar S1) di Universitas (atau VET) dapat
berlanjut ke jenjang yang lebih tinggi seperti Graduate Certificate (Sertifikat Pascasarjana), Graduate
Diploma (Diploma Pascasarjana), Masters (Magister) dan Doctoral (Doktor). (Act, 2013)

F. Kurikulum

9
Suatu kecenderungan pada semua sistem sekolah negeri semenjak awal 1970-an adalah
pendelegasian tanggung jawab kurikulum kepada sekolah-sekolah. Pada beberapa Negara
bagian, pedoman kurikulum dibuat terpusat tetapi sekolah-sekolah dapat
mengadaptasikannya untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan lokal.

Pada beberapa Negara bagian, pejabat-pejabat dipusat menyusun tujuan umum dan sekolah
menjabarkannya ke dalam kurikulum yang lebih rinci, tetapi tetap berada dalam
kerangka tujuan umum yang telah di tetapkan.Pengecualian yang agak besar terjadi pada
kurikulum sekolah menengah untuk kelas-kelas terakhir, detail kurikulum disusun
secara terpusat untuk kepentingan ujian eksternal. Pada kedua territories, the
Autralian Capital erritory (ACT) dan the Northern Territory, sekolah relative
memiliki otonomi yang lebih luas dan dapat mengembangkan kurikulumnya atas dasr
tujuan umum yang ditentukan di tingkat sekolah.

Terdapat variasi dalam hal tanggung jawab pengemembangan kurikulum, maka terdapat
pula perbedaan dalam pengimplementasiannya. Dalam hal kurikulum di susun berdasarkan
pedoman dan materi pelajaran dari pusat, pejabat-pejabat senior dari pusat secara
teratur mengunjungi sekolah-sekolah untuk memonitor pelaksanaan kurikulum.

Tahun akademik di Australia dimulai pada akhir bulan Januari dan berakhir pada pertengahan bulan
Desember. Tahun akademik dibagi ke dalam empat term di mana setiap term yang lamanya kurang lebih
10 minggu. Pada akhir setiap term, para murid mendapatkan dua minggu liburan, namun pada akhir tahun
semua murid mendapatkan liburan selama kurang lebih enam minggu. (Syaifullah, 2014)

Terdapat 8 Bidang Pembelajaran yang penting yang merupakan fokus pengajaran di semua sekolah
Australia. Bidang-bidang tersebut memberikan kepada para pelajar suatu pendidikan yang utuh dan
keterampilan bermasyarakat (sosialisasi). Bidang-bidang ini didukung dan ditopang oleh semua level
Pemerintah Australia. Semua sekolah yang menerima pelajar Internasional akan mengajar sesuai dengan
8 Bidang Pembelajaran yang Penting itu, seperti (Syaifullah, 2014)

1) Seni
2) Bahasa Inggris
3) Pendidikan Kesehatan dan Jasmani
4) Bahasa selain Bahasa Inggris
5) Matematika
6) Ilmu Pengetahuan

10
7) Kajian Penduduk dan Lingkungan
8) Teknologi
Selain dari 8 Bidang Pembelajaran yang Penting tersebut, para pelajar dapat memilih dari sederetan luas
mata pelajaran pilihan, yang memastikan keanekaragaman di pendidikan sekolah Australia. Contoh-
contoh termasuk memakai komputer, perniagaan, undang-undang (hukum), pertanian, psikologi, drama,
desain grafis,penerbangan dan masih banyak lagi.

Perbedaan yang sangat mencolok terletak pada bidang agama dan budi pekerti, Indonesia mengkhususkan
bidang tersebut dalam salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh peserta didik. Hal ini
menunjukkan bahwa Indonesia masih menjunjung tinggi nilai pendidikan agama dan budi pekerti.

G. Standar Tenaga Pendidik/ guru

Hampir semua guru prasekolah dan pendidikan dasar serta kebanyakan guru-guru sekolah menengah
dididik pada CAE (Colleges of Advanced Education); sejumlah guru-guru sekolah menengah, dan
beberapa orang guru pendidikan dasar mendapat pendidikan di universitas. Sebagian guru-guru swasta
mendapat pendidikan pada sekolah-sekolah pendidikan guru yang dikelola oleh badan-badan
keagamaan.

Lamanya pendidikan bagi guru-guru prasekolah dan pendidikan dasar biasanya empat tahun. Semua
sistem sekolah memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk mendapatkan pendidikan dalam
jabatan (inservice education), termasuk peningkatan kualifikasi atau ijazah dengan menyelesaikan
kuliah-kuliah yang disetujui terlebih dahulu.

Pendidikan berkualitas yang dicanangkan oleh Pemerintah Australia secara otomatis berdampak pada
seleksi tenaga pendidik/ guru. Standar yang harus dimiliki oleh seorang guru di Australia adalah memiliki
pendidikan tinggi yang ditempuh empat tahun dan harus memiliki sertifikat pendidik. Kualitas
intelektual juga dijadikan syarat untuk menjadi guru. AEU telah mendesak adanya standar masuk
minimum bagi jurusan pendidikan di universitas ditingkatkan dengan nilai ATAR 70 atau diatasnya
(Hytrop, 2015).

Kedisiplinan tenaga pendidik di Australia menjadi ciri khas tersendiri. Para guru diwajibkan untuk datang
ke kelas lebih awal sebelum murid masuk. Dengan budaya dusiplin ini tenaga pendidik telah
mengajarkan dengan metode tauladan kepada peserta didik akan konsep disiplin.

11
H. Menejemen pendidikan Australia

a. Program Wajib Belajar di Australia

Di Australia program wajib belajar diikuti oleh anak usia 6 tahun 6 bulan–17 tahun 6 bulan (7-18 tahun),
yakni program wajib belajar 12 tahun. Hal ini menjadi Di Indonesia awalnya hanya program wajib
belajar 9 tahun (SD-SMP), namun sekarang sudah menjadi program wajib belajar 12 tahun (SD, SMP,
SMA).

Murid di Australia mulai sekolah pada umur 4,5 tahun sampai 5,5 tahun (kindergarten). Orang tua murid
wajib menyekolahkan anaknya sampai dengan usia 15 atau 16 tahun (tergantung pada negara
bagiannya). Jika anaknya tidak rajin masuk sekolah, orang tua dikenakan denda/sanksi. Pada tingkat high
school, semakin tinggi tingkat sekolah, murid semakin bebas memilih mata pelajaran yang akan diambil.
Pada tingkat senior secondary school, murid boleh memilih hampir semua mata pelajaran sesuai dengan
keinginannya. Sebagaian besar dari high school dan senior secondary school juga menawarkan mata
pelajaran yang bersifat kejuruan, seperti perhotelan, turisme, muatan lokal; teknik kayu, teknik logam
(hospitality, tourism, woodworking, metal working). Pada akhir kelas 12, murid sekolah mendapatkan
Year 12 certificate. Piagam tersebut disertai transkrip nilai mata pelajaran yang telah diambil dengan
nilai yang diraih.Untuk sebagian besar dari mata pelajaran pada tingkat kelas 12, nilai siswa dihitung dari
tugas sekolah serta hasil ujian di negara bagian yang dilakukan pada akhir tahun. Nilai tersebut dapat
langsung digunakan untuk mendaftar ke universitas, tanpa perlu diuji lagi.

Di Australia, terdapat public schools (sekolah-sekolah negeri) dan private schools (sekolah-sekolah
swasta). Kurang lebih dua pertiga dari murid bersekolah di sekolah negeri, sedangkan sisanya bersekolah
di sekolah swasta. Private schools di Australia dibagi menjadi dua kelompok: yang berafiliasi pada agama
(biasanya Katolik atau Protestan, tetapi ada juga sekolah Islam) dan yang tidak berafiliasi kepada agama
(independent schools).

b. Sistem Pembiayaan Pendidikan

Australia meyakini bahwa pendidikan mampu membawa kesuksesan masadepan bangsa. Hal ini dikenal
dengan semboyan masyarakat Australia " Ayo didik anak kita untuk menjadi penguasa dunia di abad ke
21" ( Saifullah, 2014). Dengan dasar ini, maka Australia memusatkan pendanaan pendidikan untuk
warganya secara serius. Sistem pembiayaan pendidikan di atur dalam undang-undang Australia nomor
67 pasal 96 dan pasal 122 ( Act, 2013). Dana operasional Pendidikan pada Sekolah Dasar dibebankan
kepada Negara bagian. Sedangkan Pemerintah pusat menjamin pembiayaan pendidikan tinggi.

Besaran biaya pendidikan yang dialokasikan untuk sekolah terdiri dari biaya dasar yang dihitung per-
siswa yang dikenal dengan dana SRS dan biaya tambahan khusus. (Act, 2013). Semua sekolah-sekolah
negeri dibebaskan dari penarikan biaya pendidikan. Sekolah non-pemerintah diberikan hak untuk
menarik biaya pendidikan.

12
Pembiayaan sekolah non-pemerintah selain dari partisipasi oarang tua siswa atau lembaga lain yang
menjadi donatur, pemerintah juga memberikan andil untuk pembiayaan sekolah swasta. dalam undang-
undang Pendidikan pemerintah Australia, diatur bahwa pemerintah memberikan bantuan dana bagi
sekolah swasta dalam bentuk dana modal atau pendanaan modal dan bantuan khusus. (Act, 2013)

Pendidikan lanjutan atau Pendidikan Tinggi mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat Negara
Australia. Kebijakan pemerintah Australia untuk meningkatkan mutu masyarakatnya adalah dengan
memberikan akses seluas-luasnya untuk mengikuti pendidikan di Perguruan Tinggi di berbagai jurusan.
Kemudahan yang diberikan itu berupa penghapusan biaya kuliah, penyediaan fasilitas yang baik, dan
layanan khusus bagi mahasiswa yang kuliah dalam jabatan atau mahasiswa paruh waktu (part time
student)

Fungsi pemerintah dalam pengadaan pendidikan tercermin pada sumber dan system pendanaan.
Misalnya, dari pengeluaran sebesar A$7,700 juta untuk biaya pendidikan dalam tahun 1980-1981,
sekitar 94% bersumber dari pemerintah, baik dari commonwealth atau Negara bagian. (Agustiar, 2001)

Meskipun pendidikan secara konstitusional menjadi tanggung jawab pemerintah Negara bagian, tetapi
pada prakteknya pendanaan pendidikan itu merupakan tanggung jawab yang bersifat amalgam, yaitu
gabungan dari berbagai sumber dana. Negara bagian punya tanggung jawab utama membiayai
pendidikan prasekolah, sekolah dasar dan menengah negeri dan TAFE, serta menyediakan bantuan bagi
sekolah-sekolah swasta termasuk prasekolah swasta (Taman Kanak-kanak).Pemerintah commonwealth
punya tanggung jawab penuh atas pembiayaan universitas dan institusi CAE, dan memberikan dana-
dana tambahan bagi pendidikan prasekolah, sekolah negeri dan swasta serta TAFE. (Agustiar, 2001).

Mahasiswa purnawaktu tingkat Sarjana Muda (Strata-1) berhak mendapat bantuan biaya hidup.Kira-kira
sepertiga dari mahasiswa menerima bantuan jenis ini. Mahasiswa pascasarjana purnawaktu berhak
mendapatkan bantuan (award) yang sifatnya kompetitif yang jumlahnya A$6,900 per tahun di tambah
bantuan untuk tanggungan. Bantuan ini mencapai 30% dari mahasiswa pascasarjana yang berhak
menerima.

Bantuan keuangan bagi siswa pendidikan menengah yang purna waktu diberikan kepada siswa yang
berusia dibawah 19 tahun, besar bantuan maksimal per tahun adalah A$1000, dan 25,000 siswa dari
keluarga berekonomi lemah mendapat bantuan ini.

I. Isu-Isu Pendidikan di Australia

Australia merupakan Negara yang dipandang sebagai Negara yang memiliki sistem pendidikan yang
sudah maju. Kualifikasi guru, dana pendidikan, sarana pendidikan dan partisipasi masyarakat sudah kuat
yang dibuktikan dengan keterlibatan masyarakat dalam pembuatan keputusan pendidikan. Namun
bukan berarti tidak menemui masalah penting yang menghadang pendidikan Australia yang tidak mudah
dipecahkan dalam waktu yang dekat. Masalah pendidikan yang dihadapi oleh Negara Australia, yaitu:

13
Pertama, angka partisipasi pendidikan orang dewasa realtif masih rendah, dan ada kerisauan bahwa
program-program pendidikan pada tingkat pendidikan menengah tidak memenuhi kebutuhan generasi
muda. Keresahan ini semakin terasa dengan tingginya tingkat pengangguran. Usaha-usaha untuk
menjawab tantangan ini telah dilakukan antara lain dengan memberikan dukungan yang lebih besar
pada program akhir pendidikan menengah yang menawarkan berbagai alternative sebagai persiapan ke
pendidikan tinggi, dan di samping itu dilakukan peningkatan dana untuk pemagangan dan program
sekolah tinggi TAFE (Technical and Further Education).

Kedua, penurunan jumlah siswa pada beberapa sector pendidikan mengancam hak hidup sejumlah
lembaga pendidikan, dan kemungkinan diberlakukannya oleh pihak berwenang program rasionalisasi di
bidang kepegawaian. Sunguhpun ini umumnya menyangkut pada lemabaga CAE (Colleges of Advanced
Education) yang menyelenggarakan pendidikan guru, tetapi lembaga-lembaga pendidikan lainnya juga
akan mengalami nasib serupa dan terancam penutupan dalam beberapa tahun mendatang.

Ketiga, pertumbuhan yang cepat dalam sector pendidikan semenjak tahun 1950 telah menimbulkan
masalah dalam membuat perencanaan dan koordinasi yang efektif. Pada beberapa Negara bagian,
keadaan ini menyebabkan berkembangnya badan-badan koordinasi serta penstrukturan kembali
manajemen departemen pendidikan Negara bagian.

Keempat, diperlukan kurikulum yang mampu mengembangkan generasi muda sehingga mereka dapat
menciptakan hidup yang efektif dan menyenangkan di masa depan. Kebutuhan ini sejalan pula
dengankebutuhan untuk menyusun struktur dan kebijakan yang memperluas kesempatan belajar
kembali bagi anggota masyarakat yang menginginkan kembali bangku sekolah atau kembali ke kampus.

Kelima, pencarian sumber dana untuk mendukung pengembangan pendidikan pada tingkat menengah
dan pendidikan tinggi masih masih tetap menjadi maslah pemerintah. Sejak awal tahun 1990-an
perguruan tinggi Australia telah dibanjiri mahasiswa sehingga kelas menjadi penuh dan bahkan ada
mahasiswa yang berdesak-desakan dalam satu ruang kuliah. Keadaan ini menyebabkan terjadinya
kekurangan staf pengajar pada bidang-bidang ilmu yang sangat pokok. Di samping itu, staf akademik
memerlukan ilmu dan keterangan baru agar mampu membantu mahasiswa dalam mengantisipasi
berbagai perubahan. Sementara itu, peningkatan imbalan staf akademik pendidikan tinggi kelihatannya
juga menjadi masalah dalam tahun-tahun mendatang.

Keenam, masalah perimbangan penyediaan dana antara pemerintah Commonwealth dan Negara
biasanya menjadi persoalan politik yang selalu hangat, dan kelihatannya hal ini akan tetap demikian
untuk tahun-tahun mendatang.

J. . Komparasi pendidikan Australia dan Indonesia

a. Tingkat Kesulitan Mata Pelajaran

14
Standar pendidikan dasar di Indonesia jika dilihat dari bobot dan tingkat kesulitan materi pelajaran,
Indonesia jauh lebih tinggi tingkatannya. Jika di Indonesia, siswa-siswa kelas dua SD sudah mendapatkan
banyak pelajaran dan berbagai pekerjaan rumah serta ulangan atau ujian, tetapi siswa-siswa setaraf kelas
1 – 2 SD di Australia belum diwajibkan untuk membaca. Bahkan di Indonesia, siswa TK nol besar
diwajibkan lancar membaca dan berhitung, apalagi jika orangtua mereka berniat mendaftarkan mereka ke
Sekolah Dasar unggulan yang diwajibkan mereka lolos ujian tulis sebagai syarat pendaftaran masuk.

Kondisi pembelajaran di Australia berbeda sama sekali. Pendidikan di TK justru ditampilkan seperti
istana bermain di mana mereka bebas bermain, mengembangkan kreatifitas dan bersosialisasi. Pendidikan
dasar di Australia lebih ditekankan sebagai pondasi untuk belajar mengenal diri sendiri, lingkungan serta
pengembangkan sikap (character building). Mengajarkan hal-hal sederhana secara praktis lebih
ditekankan dibanding teori-teori di kelas. Karena itu, tidak heran jika di Australia, sering terlihat siswa-
siswa SD yang sedang belajar mengukur kepadatan mobil di jalan raya atau di lain waktu mereka tengah
melakukan kegiatan di luar kelas (excursion), seperti ke pasar, perkebunan, peternakan kadang mereka
belajar juga mengantri, melakukan transaksi jual beli dan sebagainya. Sebuah pengajaran yang aplikatif
serta bisa langsung diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Tingkat kesulitan pembelajaran di Australia terlihat lebih ringan, akan tetapi itu sesuai dengan
perkembangan. Pendidikan yang diberikan sesuai dengan perkembangan fisik dan psikologi anak akan
lebih mudah diikuti oleh anak sebagai peserta didik.

b. Proses Pembelajaran di Australia

Suasana belajar di sekolah-sekolah dasar di Australia terlihat sangat kondusif. Beberapa hal yang
menunjang proses pembelajaran adalah jumlah siswa di dalam kelas yang tak lebih dari 20 siswa, media,
kumpulan portofolio, dan alat-alat peraga pembelajaran yang lengkap, dinding kelas yang ‘ramai’
ditempeli dan digantung berbagai macam gambar, tulisan, hasil karya siswa maupun media buatan guru.
Kebanyakan dinding kelas sekolah di Australia dilapisi papan lunak (softboard), sehingga dapat
digunakan untuk menempel hasil karya siswa dan media belajar. (Departemen of Education, 2013)

Hal tersebut jarang terlihat di kelas sekolah di Indonesia yang terlihat ‘bersih’ dan tampaknya masih
kurang media serta alat peraga yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Selain itu, jumlah siswa
yang sedikit ini memungkinkan bentuk formasi bangku yang diatur melingkar sehingga para siswa dapat
belajar, berdiskusi dalam kelompok juga bersosialisasi. Namun bisa kita pahami, hal ini kurang bisa
diterapkan di semua sekolah di Indonesia yang lebih banyak memiliki kelas-kelas besar, karena jumlah
penduduk yang jauh lebih besar dibandingkan Australia.

15
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari catatan sejarah dapat disimpulkan bahwa Pendidikan di Australia justru dimulai dengan lembaga
pendidikan swasta yang dikelola oleh non-pemerintah. hal ini dipahami karena Sekolah-sekolah yang
statusnya bukan negeri merupakan bagian yang sangat penting dalam sistem pendidikan Australia, dan
sekolah-sekolah swasta ini menampung 24% dari seluruh siswa dalam tahun 1982, jumlah yang terus
meningkat semenjak awal 1970-an.

Sistem penyelenggaraan pendidikan di Australia dilaksanakan oleh lembaga pendidikan Negeri dan
swasta. Negara hanya menyusun tujuan umum pendidikan, sementara pelaksanaan teknis dan tujuan
khusus dirumuskan oleh mentri pendidikan bersama jajarannya pada negara bagian yang
menyelenggarakan pendidikan. Dengan pendanaan yang cukup baik, Australia mampu memastikan
kualitas guru, sarana dan sistem manajemen sekolah yang baik pula. Suasana belajar yang kondusif
dengan jumlah siswa perkelas tidak lebih dari 20 siswa. Semetara sistem penilaian diberikan
kepadainternal lembaga pendidikan.

Posisi sekolah negeri dan swasta di Australia pada dasarnya sama yaitu untuk menyelenggarakan
amanat warga negara yaitu melakasanakan pendidikan untuk anak-anak Australia khususnya dan
seluruh pelajar yang menempuh pendidikan di Australia, hanya saja porsinya yang terbagi yakni Sekolah
Negeri atau sekolah pemerintah menampung dan mendidik masyarakat Australia/ siswa Australia
sejumlah 65% dengan 34 % menempuh pendidikan di Sekolah Katolik dan Sekolah Swasta (Act, 2013).

Pembagian jenjang pendidikan di Autralia terbagi menjadi tiga, yaitu Pendidikan Sekolah Dasar,
Pendidikan Sekolah Menengah, dan Pendidikan Tinggi. Secara umum Pendidikan Sekolah Dasar di
Australia terdiri dari Pendidikan Pra Sekolah (Taman Kanak-kanak) rentang usia 4-6 tahun dan
Pendidikan Sekolah Dasar yaitu kelas 1-6 atau kelas 1-7 tergantung pada kebijakan wilayah teritorial
masing-masing. Sehingga Pendidikan Dasar meliputi Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama.

16
(Education Departemen, 2013). Sumber lain menyebutkan bahwa nama-nama jenjang persekolahan di
Australia adalah Taman Kanak-kanak (Kindergarten) atau Prasekolah, Sekolah Dasar (Primary School),
dan Sekolah Menengah (Junior Secondary School dan Senior High School). (Breen, 2002)

Daftar Pustaka

Hafidzi, Anwar. 2016. Sistem Pendidikan di Australia dan Korelasinya dengan Mutu Pendidikan di
Indonesia. IAIN Antasari Banjarmasin: Jurnal

http://www.atdiknas-canberra.org/sekolah-sd-sma/sistem-pendidikan-di Australia.html;

http://www.scribd.com/doc/8583903/Sistem-Pendidikan-Australia

Saifullah. “Pendidikan Jerman dan Australia.” Jurnal Ilmiah Peuradeun (International Multidisciplinary
Journal), 2014. Vol 2. Nomor 2. hal.275.

http://www.atdiknas-canberra.org/sekolah-sd-sma/sistem-pendidikan-di-australia. html;

http://ilmiahamaliah.blogspot.com/2008/12/reformasi-dan-reformasi-dan-isu-isu.html?m=1

17

Anda mungkin juga menyukai