Anda di halaman 1dari 12

Pentingnya Pendidikan Islam

TUJUAN

RINCIAN BAHASAN
Makna dan Hakikat Pendidikan Islam Dalam bahasa Arab pendidikan Islam disebut AtTarbiyah Al-Islamiyah.
Secara bahasa, tarbiyah memiliki beberapa arti:
- Roba-Yarbu = tumbuh berkembang
- Robiya-Yarba = tumbuh secara alami
- Robba-Yarubbu = memperbaiki, meningkatkan
Berarti proses pendidikan Islam seharusnya menumbuhkembangkan secara alami, juga
sebagai proses perbaikan peningkatan diri bagi orang yang terlibat di dalamnya. Pendidikan
Islam bukan hal yang mengada-ada, dia memang ada.
Secara istilah makna tarbiyah adalah:
1. Menyampaikan sesuat sampai pada tingkat sempurna sedikit demi sedikit (Al-Baydowi)
2. Menumbuhkan sesuatu sedikit demi sedikit sampai dengan tahap sempurna (AlAsmahadi)

Mengapa pendidikan Islam diperlukan?

Melihat kondisi nyata umat Islam

- Umat Islam tidak memahami Islam itu sendiri


- Akibatnya: umat terjebak dalam kondisi kebodohan, kelemahan dan kehinaan
- Umat Islam berada dalam kerusakan
- Penyebabnya:
1. Kecintaan kepada dunia yang berlebihan dan takut mati
2. Saling berpecah-belah
3. Mengkotak-kotakkan ajaran Islam
4. Meninggalkan jihad

Hakikat jiwa manusia

- Memiliki kecenderungan untuk berbuat fujur (dosa)


- Terbuka untuk menerima hidayah (petunjuk)
Solusi Melihat kondisi umat saat ini serta memperhatikan hakikat jiwa manusia maka
dibutuhkan sebuah pendidikan Islam bagi umat Islam.
Pendidikan Islam (tarbiyah Islamiyah) tersebut harus bersifat:

Kontinu (Mustamiroh)

Membentuk syahsiyah Islamiyah bukan sekedar transfer ilmu (Takwiniyah)

Bertahap/terprogram
(Mutadarrijah)

Menyeluruh tidak parsial (Kaaffah)

Karakteristik Tarbiyah Islamiyah 1. Rabbaniyyah


Rabbaniyyah baik materi, tujuan, sasaran, motivasi, metode dan caranya.
Tujuan umum tarbiyah Islamiyah adalah beribadah hanya kepada Allah dan
memakmurkan bumi dengan aturan Allah. Sasarannya adalah terbentuknya manusiamanusia rabbani (QS. 3:19). Motivasi harus karena Allah semata. Sedangkan sumber
materi tarbiyah Islamiyah adalah ilmu Allah baik yang tertulis (wahyu) dan yang tidak
tertulis (ayat kauniyah).

2. Akhlak sebagai sarana (wasilah)


Islam menghendaki agar proses pendidikan berjalan sesuai dengan norma dan akhlak
Islam, baik dalam pendekatan ataupun dalam penggunaan sarana. Islam melarang
penggunaan sarana yang bertentangan dengan syar'i dan merusak fitrah manusia.
3. Syumuliyah
Obyek tarbiyah Islamiyah adalah manusia seutuhnya. Tarbiyah Islamiyah berusaha

menjaga keseimbangan pertumbuhan dan perkembangan potensi akal, jasad dan ruh
manusia. Dengan adanya keseimbangan diharapkan dapat membentuk manusia secara
utuh, manusia yang memiliki kepribadian kokoh, tahan menghadapi tantangan hidup dan
berguna bagi orang lain.

URGENSI TARBIYAH ISLAMIYAH


BY : UKKI UNSOED TEAM
Dalam kehidupan pribadi atau masyarakat, pendidikan (tarbiyah) menududki posisi yang
sangat penting. Sebab melalui proses pendidikan pribadi seorang dapat tumbuh dan
berkembang secara baik, sesuai yang diharapkan. Tarbiyah dapat membentuk kepribadian
seseorang selaras dengan nilai-nilai dan prinsip yang mendasarinya sehingga menjadi
kepribadian yang sepenuhnya mencerminkan nilai-nilai dan prinsip Islam.
Seseorang yang telah dididik dengan pola pendidikan Islam, sikap dan perilakunya akan
merupakan refleksi total dari keutuhan dirinya yang telah tersibghah nilai-nilai Islam.
Akibatnya integritas Islamnya kukuh dan gaya hidupnya Islami. Tidak akan terjadi split
personality (kepribadian pecah) yang mengakibatkan seorang muslim kehilangan
kepribadiannya dan terseret ke dalam arus gaya hidup yang lain.
Pendidikan Islam mengarahkan kehidupan seorang muslim berkembang dan terus semakin
matang. Sikap, perilaku, dan gaya hidupnya bersifat spesifik islami yang berinteraksi secara
posiif, baik internal maupun eksternal. Sehingga ia dapat memancarkan arus Islam si tengahtengah lingkungannya. Ia menjadi manusia yang tangguh yang tidak mudah diombangambingkan oleh berbagai arus kehidupan yang melandanya. Tegasnya ia menjadi muslim
yang muttaqin.
ARTI PENTING TARBIYAH ISLAMIYAH
Mengapa pendidikan Islam diperlukan?

Melihat kondisi nyata umat Islam

- Umat Islam tidak memahami Islam itu sendiri


- Akibatnya: umat terjebak dalam kondisi kebodohan, kelemahan dan kehinaan
- Umat Islam berada dalam kerusakan

- Penyebabnya:
1. Kecintaan kepada dunia yang berlebihan dan takut mati
2. Saling berpecah-belah
3. Mengkotak-kotakkan ajaran Islam
4. Meninggalkan jihad

Hakikat jiwa manusia

- Memiliki kecenderungan untuk berbuat fujur (dosa)


- Terbuka untuk menerima hidayah (petunjuk)
Solusi Melihat kondisi umat saat ini serta memperhatikan hakikat jiwa manusia maka
dibutuhkan sebuah pendidikan Islam bagi umat Islam.
Barangkali tidak akan ada yang menyangkal bahwa Muslim yang istiqomah dengan Islam
atau dengan kata lain yang berpegang teguh pada din Allah merupakan modal dasar
terbenuknya masyarakat Islam. Ia adalah batu bata yang dapat disusun menjadi bangunan.
Semakin tinggi dan besar suatu bangunan maka semakin memerlukan batu bata yang kuat
dan kukuh. Di sisi lain berpegang teguh dengan din Allah adalah dasar umum bagi
penyelesaian krisis keimanan yang melanda kaum muslimin terutama para pemudanyya.
Karena ittu peranan tarbiyah dalam upaya mengatai munculnya gejala krisis konfedensi di
kalangan kaum muslimin yang diakibatkan oleh derasnya arus ghazwl fikri (perang
pemikiran) semakin jelas. Secara ringkas urgensi dari tarbiyah Islamiyah ini terlihat jelas
pada peranannya dalam kehidupan ini.
1. Membentuk generasi yang Islami
Pendidikan islami (tarbiyah Islamiyah) adalah satu-satunya cara terbaik dalam membentuk
individu berkepribadian, masyarakat yang ideal dan peradaban kemanusiaan yang tinggi.
Hubungan ketiga aspek tersebut saling terkait, karena terbentuknya masyarakat ideal.
Sedangkan terbentuknya masyarakat ideal merupakan medium terbentunya peradabn
kehidupan manusia yang tinggi.
Apabila ketiga aspek tersebut terwujud maka akan melahirkan kebaikan-kebaikan dan
kebahagiaan hidup. Semua itu dapat diwujudkan melalui Tarbiyah Islamiyah.

2. Merupakan kebutuhan manusia


Manusia adalah makhluk Allah yang mempunyai insting, watak, dan kecenderungan yang
berbeda-beda. Ada orang yang didalam kehidupannya dijajah oleh nafsu. Perilaku tersebut
tidak ubahnya seperti binatang. Tetapi ada pula manusia yang mampu meningkatkan
derajadnya ke tingkat yang paling tinggi. Namun ada juga manusia yang mengikuti kehendak
syetan.
Jika manusia dibiarkan dengan kecenderungan dan watak masing-masing tanpa ada upaya
pembentukan melalui media pendidikan yang sesuai dengan fitrah kejadiannya, niscaya
panorama bumi akan diwarnai dengan kezaliman dan permusuhan.
Sehubungan dengan itu satu-satunya media untuk menyelamatkan manusia dari kenistaan dan
jeratan konflik akibat adanya pertentangan ialah tarbiyah islamiyah yang menyeluruh
terutama pembinaan iman dan keyakinan.
3. Tarbiyah Islamiyah adalah suatu kewajiban agama
Pendidikan islam adalah wajib, karena ia merupakan sarana terlaksananya kewajiban din
yaitu ibadah. Talim adalah bagian dari tarbiyah dan ibadah tidak sah tanpa mengetahui
hokum dan syarat sahnya ibadah. Atas dasar tersebut Rasulullah SAW bersabda Menuntut
ilmu itu ajib bagi setiap Muslim.
Itulah beberapa bukti dan pertimbangan yang memastikan urgensi tarbiyah islamiyah salam
kehidupan. Tetapi perlu kita sadari bahwa tanpa adanya tarbiyah yang terarah dan sistemik
mustahil akan mencetak insan yang memiliki Syakhsiyah Islamiyah.
PENGERTIAN TARBIYAH ISLAMIYAH
Dari segi bahasa tarbiyah islamiyah bermakna: Rabba-yarbu (tumbuh berkembang), rabbiyayarba (tumbuh secara alami), rabba-yarabbu (memperbaiki, meningkatkan). Sedangkan
secara istilah Tarbiyah Islamiyah adalah memperbaiki sesuatu, menjaga serta memeliharanya.
Tarbiyaah memiliki pengertian cara ideal dalam berinteraksi dengan fitrah manusia, baik
secara langsung (dengan kata-kata) ataupun secara tidak langsung (dengan keteladanan)
untuk memproses perubahan dalam diri manusia menuju kondisi yang lebih baik.
Tarbiyah Islamiyah berarti proses mempersiapkan orang dengan persiapan yang menyenuh
seluruh aspek kehidupan meliputi jasmani, ruhani, dan akal pikiran. Demikian juga dengan
kehidupan duniawinya, dengan segenap aspek hubungan dan kemaslahatan yang
mengikatnya, dan kehidupan akhirat dengan segala amal yang sihisabnya yang membuat

Allah ridha atau murka.


Jadi secara ringkas tarbiyah islamiyah adalah proses penyiapan manusia yang saleh, yakni
agar tercipta suatu keseimbangan dalam potensi, tujuan, ucapan, dan tindakannya secara
keseluruhan. Keseimbangan potensi yang dimaksud adalah hendaknya jangan sampai
kemunculan potensi menyebabkan lenyapnya potensi yang lain atau suatu potensi sengaja
dimandulkan agar muncul potensi yang lain.
Juga keseimbangan antara potensi ruhani, jasmani, dan akal pikiran, keseimbangan antara
kebutuhan primer dan sekundernya, antara cita-cita dan realitasnya, antara jiwa ambisi
pribadi dan jiwa kebersamaannya, antara keyakinan kepada alam ghaib dan keyakinan pada
alam kasat mata, keseimbangan antara makan, minum, pakaian, dan tempat tinggalnya, tanpa
adanya sikap berlebih-lebihan si satu sisi dan pengabaian di sisi yang lain. Benar-benar
keseimbangan yang mengantarkan pada sikap yang adil dalam segala hal.
TUJUAN TARBIYAH ISLAMIYAH
Secara umum terbiyah islamiyah bertujuan membentuk manusia yang hanya beribadah
kepada Allah SWT dan memakmurkan bumi hanya dengan aturan-aturan Allah baik yang
berupa wahyu atau pun sunatullah, sehingga lahir suasana kehidupan yang islami di bumi ini.
Dalam rangka mewujudkan hal tersebut dijabarkan dalam tiga tujuan utama dari tarbiyah
islamiyah, yaitu:
1. Terbentuknya Tashawur (persepsi) Islami yang jelas.
Islam sebagai din, sebagai pedoman hidup dari Allah SW mencakup seluruh aspek kehidupan
dan perilaku untuk seluruh zaman dan ummat manusia. Ketidakmenyeluruhan persepsi
terhadap Islam akan mengakibatkan Islam terisolasi dari pentas kehidupan, juga menjadi
sumber bidah, khurafat, takhayul, dan tradisi jahiliyah serta berbagai kontradiksi. Bahaya
persepsi yang parsial (JuzI) dijelaskan dalam firman Allah Q.S. Al Baqarah:85 sedangkan
kejelasan dan keuniversalan Islam terlihat pada firman Allah Q.S. An-Nisaa:89.
2. Membentuk Syakhsiyah Islamiyah (pribadi yang Islami)
Pribadi yang Islami adalah pribadi yang menjadikan nilai-nilai Islam sebagai bahan utama
pembentuk kepribadiannya, sehingga identitas dirinya benar-benar mencerminkan
keislamannya.
Komponen dasar bagi terbentuknya kepribadian seseorang adalah keyakinan, pendirian,
perasaan, pemikiran, watak, performa, dan perilaku. Dan akidah islamiyah adalah dasar
pembentukan dari semua komponen tersebut.
Tarbiyah ilamiyah diharapkan menghasilkan buah yang baik. Buah yang diharapkan dari

pembinaan islami (tarbiyah islamiyah) adalah terciptanya sosok pribadi Muslim yang ideal,
pribadi muslim yang kaffah. Yaitu pribadi muslim yang mengimplemetasikan nilai-nilai Islam
secara keseluruhan, tidak hanya bagian per bagian.
Beberapa deskripsi tentang pribadi muslim yang kaffah yang harus diketahui oleh seorang
muslim, antara lain:
1. Lurus aqidahnya
Kelurusan akidah merupakan pokok terpenting bagi pribadi muslim. Demikian pula yang
dilakukan Rasulullah SAW pertama kali dapat ditelusuri bahwa ayat-ayat Al Quran
Makiyyah turun selama 13 tahun yang menjelaskan kalimat Laailaaha illallah. Yang demikian
itu karena din ini seluruhnya tegak di atas kalimat Laa ilaaha illallah. Memahamkan pada
manusia bukan membuat tertarik pada cabang-cabang Islam saja, namun dengan pemahaman
akidah dalam hati mereka yang kemudian secara otomatis akan melaksanakan segala
syariatnya.
2. Benar Ibadahnya
Ibadah adalah segala sesuatu yang dicintai dan diridhai Allah SWT, baik berupa perkataan,
kepasrahan, dan ketundukan yang sempurna serta membebaskan diri dari segala yang
bertentangan. Dengan demikian serang muslim harus paham bahwa ibadah kepada Allah
merupakan kebutuhan dan kepentingan manusia, baik ibadah khusus (khashah), shalat, puasa,
zakat, dsb. Ataupun ibadah umum (ammah), menuntuk ilmu, jual beli, dsb. Seorang muslim
dalam beribadah haruslah benar yaitu niat ikhlas karena Allah dan berdasar atas syariat Islam.
3. Terpuji Akhlaknya
Islam mengatur dalam segala aspek dari mulai bangun tidur smpai pada pagi berikutnya.
Sehingga gerak langkah seorang muslim senantiasa indah karena mengikuti irama kehidupan
yang diatur oleh Allah SWT. Seorang muslim yang berakhlak membawa dampak tidak hanya
pada dirinya sendiri tapi juga lingkungan sekitar. Sehingga nantinya akan tercipta umat yang
berakhlak mulia. Kesempurnaan iman seseorang dapat dilihat dari kualitas akhlaknya.
4. Berwawasan Luas
Wawasan disini bermaksud senantiasa memikirkan sesuatu yang membangun, memperbaiki
bukan membuat hal yang tidak berguna, dan menjauhkan diri dari sifat yang merendahkan.
Karena pentingnya berwawasan luas inilah maka setiap muslim diwajibkan untuk senantiasa
menuntut ilmu, baik ilmu keagamaan maupun ilmi-ilmu alam dan ilmu yang lainnya.
5. Kuat Fisiknya
Rasulullah bersabda Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada
mukmin yang lemah pada keduanya ada kebajikan (HR. Muslim)

Rasulullah telah menegaskan pentingnya pembentukan badan yang sehat dan menjaga dari
berbagai penyakit. Kewajiban dan tanggung jawab pribadi muslim ideal tidak akan terlaksana
dengan baik tanpa adanya badan/fisik yang sehat.
ALASAN PERLU TARBIYAH : DARI ASPEK INTERNAL AJARAN ISLAM

Ar-Rasul membimbing umat manusia untuk keluar dari kebodohan.Dengan ciri-ciri :


kebodohan (ajahl), kehinaan (Dzillah), kemiskinan (faqr) dan perpecahan (tanafur).
Kondisi umat Islam sekarang tidak memahami Islam itu sendiri sehingga akhirnya
terjebak dalam kondisi kejahiliyahan modern dengan kesesatan yang lebih dahsyat
dan nyata (QS.3:164) sehingga umat Islam berada pada tahap pengkeroposan yang
diakibatkan oleh : a). kecintaan pada dunia yang berlebihan dan takut mati. b).
saling berpecah belah c). mengkotak-kotakan ajaran Islam d). penyimpangan ajaran
Islam seperti meng-sipilis-mekan (sekularesme,pluralisme dan liberalisme) Islam e).
terbelenggu sinkritisme berbau TBC (tahayul, bidah & churofat) f). meninggalkan
jihad.
Jalan keluar dari kesesatan salah satunya melalui pembinaan yang didalamnya
diajarkan tilawah (dibaca & dibacakan), tazkiyah (pembersihan diri) dan talimul
kitab wal hikmah (belajar Al-quran dan hadits) (QS. 2:151). Sehingga akan
memperoleh nikmat yang akan mengantarkan kepada khoiru ummah (QS.3:110)
dengan ciri-ciri : berpengetahuan (ilmu), terhormat (izzah), kekayaan (ghina) dan
persaudaraan (ukhuwah).

DARI ASPEK INDIVIDU.


Hakikat jiwa yang membutuhkan pembinaan (QS.91:8-10), hakikat jiwa tersebut
menghadapi persoalan : secara fitrah jiwa yang pada dirinya terdapat
kecenderungan kepada taqwa dan kecenderungan kepada dosa.
Adanya musuh bebuyutan (2:168-169) yang tidak hanya membuat perencanaan yang
matang tapi juga merealisasikan (5:82) yang keduanya bagian dari langkah syetan
(35: 6). Untuk menangkal serangan musuh diperlukan amal jamai dikalangan kaum
muslimin tak akan terjadi kecuali jika didahului oleh tarbiyah.
PERANAN TARBIYAH DALAM KEHIDUPAN
Peranannya dalam penerapan system Islam.(4:65)
Menjamin konsistensi muslim terhadap jamaahnya. (18:28)
Membentuk generasi Islami, keluarga Islami dan peradaban Islami. (3:110,
2:143,3:104)
Menumbuhkan kemakmuran yang penuh berkah (QS 7:96).
Mewujudkan ketentraman dan kestabilan masyarakat.(QS.106:3-4, 89:27-28)
Kebutuhan kemanusiaan.
Kewajiban agama.(9:122,2:174, 17:36,58:11, 66:6)
CIRI-CIRI TARBIYAH

Apa yang dilakukan semata-mata mencari ridho Allah dan memakmurkan bumi
dengan aturan Allah (Rabbaniyah).
Menggunakan sarana dan akhlak islami (Akhlaqiyyatu al-wasail).
Pembinaan secara menyeluruh antara potensi akal, jasad dan ruh manusia
(Syumuliyah)

TUJUAN TARBIYAH :
Memahami gambaran yang jelas mengenai Islam yang sempurna dan benar.
Membentuk kepribadian muslim secara utuh.
Menumbuhkan harga diri dan pribadi yang tidak mudah dipecah belah
Keimanan dan ketakwaan penduduk merupakan asas terwujudnya kemakmuran yang
penuh berkah.
Mewujudkan ketentraman dan kestabilan masyarakat.

PENTINGNYA PENDIDIKAN ISLAM


I. Pendahuluan
Islam diturunkan sebagai rahmatan lil alamin. Untuk mengenalkan Islam ini diutus
Rasulullah SAW. Tujuan utamanya adalah memperbaiki manusia untuk kembali kepada Allah
SWT. Oleh karena itu selam kurang lebih 23 tahun Rasulullah SAW membina dan
memperbaiki manusia melalui pendidikan. Pendidikanlah yang mengantarkan manusia pada
derajat yang tinggi, yaitu orang-orang yang berilmu. Ilmu yang dipandu dengan keimanan
inilah yang mampu melanjutkan warisan berharga berupa ketaqwaan kepada Allah SWT.
Manusia mendapat kehormatan menjadi khalifah di muka bumi untuk mengolah alam beserta
isinya. Hanya dengan ilmu dan iman sajalah tugas kekhalifahan dapat ditunaikan menjadi
keberkahan dan manfaat bagi alam dan seluruh makhluk-Nya. Tanpa iman akal akan berjalan
sendirian sehingga akan muncul kerusakan di muka bumi dan itu akan membahayakan
manusia. Demikian pula sebaliknya iman tanpa didasari dengan ilmu akan mudah terpedaya
dan tidak mengerti bagaimana mengolahnya menjadi keberkahan dan manfaat bagi alam dan
seisinya.

Sedemikian pentingnya ilmu, maka tidak heran orang-orang yang berilmu mendapat posisi
yang tinggi baik di sisi Allah maupun manusia. (QS. Al Mujadilah (58) : 11)
Bahkan syaithan kewalahan terhadap orang muslim yang berilmu, karena dengan ilmunya, ia
tidak mudah terpedaya oleh tipu muslihat syaithan.
Muadz bin Jabal ra. berkata: Andaikata orang yang beakal itu mempunyai dosa pada pagi
dan sore hari sebanyak bilangan pasir, maka akhirnya dia cenderung masih bisa selamat dari
dosa tersebut namun sebaliknya, andaikata orang bodoh itu mempunyai kebaikan dan
kebajikan pada pagi dan sore hari sebanyak bilangan pasir, maka akhirnya ia cenderung tidak
bisa mempertahankannya sekalipun hanya seberat biji sawi.
Ada yang bertanya, Bagaimana hal itu bisa terjadi? Ia menjawab, Sesungguhnya jika
orang berakal itu tergelincir, maka ia segera menyadarinya dengan cara bertaubat, dan
menggunakan akal yang dianugerahkan kepadanya. Tetapi orang bodoh itu ibarat orang yang
membangun dan langsung merobohkannya karena kebodohannya ia terlalu mudah melakukan
apa yang bisa merusak amal shalihnya.
Kebodohan adalah salah satu faktor yang menghalangi masuknya cahaya Islam. Oleh karena
itu, manusia butuh terapi agar menjadi makhluk yang mulia dan dimuliakan oleh Allah SWT.
Kemuliaan manusia terletak pada akal yang dianugerahi Allah. Akal ini digunakan untuk
mendidik dirinya sehingga memiliki ilmu untuk mengenal penciptanya dan beribadah
kepada-Nya dengan benar. Itulah sebabnya Rasulullah SAW menggunakan metode
pendidikan untuk memperbaiki manusia, karena dengan pendidikanlah manusia memiliki
ilmu yang benar. Dengan demikian, ia terhindar dari ketergelinciran pada maksiat,
kelemahan, kemiskinan dan terpecah belah.
II. Pentingnya Pendidikan Islam
Pendidikan merupakan kata kunci untuk setiap manusia agar ia mendapatkan ilmu. Hanya
dengan pendidikanlah ilmu akan didapat dan diserap dengan baik. Tak heran bila kini
pemerintah mewajibkan program belajar 9 tahun agar masyarakat menjadi pandai dan
beradab. Pendidikan juga merupakan metode pendekatan yang sesuai dengan fitrah manusia
yang memiliki fase tahapan dalam pertumbuhan.
Pendidikan Islam memiliki 3 (tiga) tahapan kegiatan, yaitu: tilawah (membacakan ayat
Allah), tazkiyah (mensucikan jiwa) dan talimul kitab wa sunnah (mengajarkan al kitab dan al
hikmah). Pendidikan dapat merubah masyarakat jahiliyah menjadi umat terbaik disebabkan
pendidikan mempunyai kelebihan. Pendidikan mempunyai ciri pembentukan pemahaman
Islam yang utuh dan menyeluruh, pemeliharaan apa yang telah dipelajarinya, pengembangan

atas ilmu yang diperolehnya dan agar tetap pada rel syariah. Hasil dari pendidikan Islam akan
membentuk jiwa yang tenang, akal yang cerdas dan fisik yang kuat serta banyak beramal.
Pendidikan Islam berpadu dalam pendidikan ruhiyah, fikriyah (pemahaman/pemikiran) dan
amaliyah (aktivitas). Nilai Islam ditanamkan dalam individu membutuhkan tahpan-tahapan
selanjutnya dikembangkan kepada pemberdayaan di segala sektor kehidupan manusia.
Potensi yang dikembangkan kemudian diarahkan kepada pengaktualan potensi dengan
memasuki berbagai bidang kehidupan. (QS. Ali Imran (3) : 103)
Pendidikan yang diajarkan Allah SWT melalui Rasul-Nya bersumber kepada Al Quran
sebagai rujukan dan pendekatan agar dengan tarbiyah akan membentuk masyarakat yang
sadar dan menjadikan Allah sebagai Ilah saja.
Kehidupan mereka akan selamat di dunia dan akhirat. Hasil ilmu yang diperolehnya adalah
kenikmatan yang besar, yaitu berupa pengetahuan, harga diri, kekuatan dan persatuan.
Tujuan utama dalam pendidikan Islam adalah agar manusia memiliki gambaran tentang Islam
yang jelas, utuh dan menyeluruh.
Interaksi di dalam diri ini memberi pengaruh kepada penampilan, sikap, tingkah laku dan
amalnya sehingga menghasilkan akhlaq yang baik. Akhlaq ini perlu dan harus dilatih melalui
latihan membaca dan mengkaji Al Quran, sholat malam, shoum (puasa) sunnah,
berhubungan kepada keluarga dan masyarakat. Semakin sering ia melakukan latihan, maka
semakin banyak amalnya dan semakin mudah ia melakukan kebajikan. Selain itu latihan akan
menghantarkan dirinya memiliki kebiasaan yang akhirnya menjadi gaya hidup sehari-hari.
III. Kesinambungan dalam Pendidikan Islam
Pendidikan Islam dalam bahasa Arab disebut tarbiyah Islamiyah merupakan hak dan
kewajiban dalam setiap insan yang ingin menyelamatkan dirinya di dunia dan akhirat. Sesuai
dengan sabda Rasulullah SAW: Tuntutlah ilmu dari buaian sampai akhir hayat. Maka
menuntut ilmu untuk mendidik diri memahami Islam tidak ada istilah berhenti, semaki
banyak ilmu yang kita peroleh maka kita bertanggung jawab untuk meneruskan kepada orang
lain untuk mendapatkan kenikmatan berilmu, disinilah letak kesinambungan.
Selain merupakan kewajiban, kegiatan dididik dan mendidik adalah suatu usaha agar dapat
memiliki madzirah (alasan) untuk berlepas diri bila kelak diminta pertanggungjawaban di
sisi Allah SWT yakni telah dilakukan usaha optimal untuk memperbaiki diri dan mengajak
orang lain pada kebenaran sesuai manhaj yang diajarkan Rasulullah SAW.
Untuk menghasilkan Pendidikan Islam yang berkesinambungan maka dibutuhkan beberapa
sarana, baik yang mendidik maupun yang dididik, yaitu:
1. Istiqomah

Setiap kita harus istiqomah terus belajar dan menggali ilmu Allah, tak ada kata tua dalam
belajar, QS. Hud (11) : 112, QS. Al Kahfi (18) : 28
2. Disiplin dalam tanggung jawab
Dalam belajar tentu kita membutuhkan waktu untuk kegiatan tersebut. sekiranya salah satu
dari kita tidak hadir, maka akan mengganggu proses belajar. Apabila kita sering bolos
sekolah, apakah kita akan mendapatkan ilmu yang maksimal. Kita akan tertinggal dengan
teman-teman kita, demikian pula dengan guru, apabila ia sering membolos tentu anak
didiknya tidak akan maju karena pelajaran tidak bertambah.
3. Menyuruh memainkan peran dalam pendidikan
Setiap kita dituntut untuk memerankan diri sebagai seorang guru pada saat-saat tertentu,
memerankan fungsi mengayomi, saat yang lainnya berperan sebagai teman. Demikiannya
semua

peran

digunakan

untuk

memaksimalkan

kegiatan

pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai